• Tidak ada hasil yang ditemukan

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 e-ISSN 2550-0244 Volume 11 Nomor 1, April 2020 15

REKAYASA PEMBUATAN BIOETANOL BERBAHAN BAKU LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PERLAKUAN LAMA FERMENTASI DAN DOSIS RAGI DENGAN METODE HOT COMPRESSED-

WATER TEMPERATUR 220

O

C

MAKING BIOETHANOL TECHNIQUE MADE FROM OIL EMPTY FRUIT TUBES IN TREATMENT OF YEAR FERMENTATION AND YEAR DOSAGE

WITH HEAT TEMPERATURE COMPRESSION OF 220

O

C METHOD

J Purnomo1a, Irianto1

1Politeknik Negri Ketapang Program Studi Teknik Pertambangan, Indonesia.

a Korespondensi:Julian Purnomo, E-mail: [email protected] (Diterima: 13-12-2019; Ditelaah: 15-12-2019; Disetujui: 12-03-2020)

ABSTRACT

Nowadays, biofuels are increasingly developed in the form of bioethanol which is gained from cassava. As the time passes by, however, this solution raises another issue as the excessive use of biofuels may create a competition between the needs for fuel and food. Waste empty bunch of palm oil (WEBP) constitutes as a cellulose material which is quite potential to be developed as raw materials for ethanol. So far, the WEBP is available in large quantities and it seems that the WEBP remains underused. In fact, it contains a high concentration of cellulose (45%). For that reason, this research attempted to gather an optimal formula of yeast dosage and the length of fermentation in order to produce standardized and high quality ethanol. The quality standards covered ethanol level (SNI17390:2008), methanol level (SNI7390:2008), acidity as CH

3

COOH (SNI7390:2008), pHe (SNI7390:2008, and appearance (visual observation) (SNI7390:2008). Therefore, they could be used to suffice alternative energy needs which were renewable and environmentally friendly. In detail, the present research aimed at identifying 1) the effect of the fermentation length, 2) understanding the effect of added dosage of the yeast, and 3) identifying the interaction between the fermentation length treatment and the treatment of added dosage of yeast. Results of the discussion indicated that the length of fermentation treatment had a significant effect as the longer the fermentation, the higher the ethanol level value. In addition, the ethanol level tended to increase, the sugar level tended to decline, and the pH value seemed to fall.

Keywords: Bioethanol, empty fruit bunch, palm oil.

ABSTRAK

Saat ini, banyak dikembangkan bahan bakar nabati berupa bioetanol yang berasal dari

singkong. Namun seiring berjalannya waktu ternyata solusi tersebut menimbulkan masalah,

karena dikhawatirkan akan terjadi persaingan antara kebutuhan bahan bakar dan bahan

pangan. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan bahan berselulosa yang cukup

potensial dikembangkan sebagai bahan baku bioetanol. TKKS tersedia cukup melimpah dan

selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal selain itu juga kandungan selulosanya cukup

tinggi (45%). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi dosis ragi yang optimum

dan lama fermentasi yang baik agar dapat menghasilkan bioetanol sesuai standar mutu

diantaranya: kadar etanol (SNI7390:2008), kadar methanol (SNI7390:2008), keasaman

(2)

sebagai CH

3

COOH (SNI7390:2008), pHe (SNI7390:2008), dan tampakan (pengamatan visual) (SNI7390:2008), sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi alternatif yang bersifat terbarukan dan ramah lingkungan. Tujuan lebih rinci dari penelitian ini, diantaranya : (1) mengetahui pengaruh perlakuan lama fermentasi, (2) mengetahui pengaruh perlakuan dosis ragi yang ditambahkan, dan (3) mengetahui interaksi antara pengaruh perlakuan lama fermentasi dengan pengaruh perlakuan dosis ragi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan lama fermentasi memberikan pengaruh yang signifikan, dimana semakin lama perlakuan fermentasi kadar nilai kadar etanol cenderung semakin meningkat, nilai kadar gula cenderung menurun, dan nilai pH menurun.

Kata Kunci : Bioetanol, tandan kosong, kelapa, sawit.

Purnomo. J., & Irianto. (2020). Rekayasa Pembuatan Bioetanol Berbahan Baku Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada Perlakuan Lama Fermentasi dan Dosis Ragi Dengan Metode Hot Comperessed Water Temperatur 220

O

C. Jurnal Pertanian, 11(1) 15-20.

PENDAHULUAN

Saat ini, banyak dikembangkan bahan bakar nabati berupa bioetanol yang berasal dari singkong. Namun seiring berjalannya waktu ternyata solusi tersebut menimbulkan masalah.

Bioetanol mengundang pro dan kontra karena bioetanol tersebut berbahan baku bahan pangan (singkong) dikhawatirkan akan terjadi persaingan antara kebutuhan bahan bakar dan bahan pangan. Maka dari itu perlu dikembangkan bahan bakar alternatif sumber bioetanol dari bahan non-pangan agar kepentingannya tidak bertolak belakang dengan kebutuhan pangan. Selain bahan berpati, bahan lain yang juga tepat untuk pembuatan bioetanol adalah bahan berselulosa TKKS tersedia cukup melimpah dan selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal selain itu juga kandungan selulosanya cukup tinggi (45%).

Bioetanol dapat diperoleh melalui konversi biomasa seperti serealia, umbi akar dan molase dengan menggunakan teknologi fermentasi dan oleh aktivitas mikroba. Saat ini sedang dintensifkan penelitian untuk mencapai mikroba fermentasi yang efisien, substrat dengan harga murah dan kondisi yang optimum untuk fermentasi. Beberapa manfaat yang diperoleh dari bioetanol yaitu : (1) sebagai bahan baku dalam pembuatan senyawa-senyawa organik misalnya asam asetat, eter dan khloroform, (2) pelarut dalam pembuatan pernis dan sebagai pelarut bahan organik lainnya seperti minyak wangi, (3) bahan bakar setelah didenaturasikan terlebih dahulu, dan (4) salah satu komponen dalam kosmetik (Restiani, 2005).

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi dosis ragi yang optimum dan lama fermentasi yang baik agar dapat menghasilkan bioetanol sesuai standar mutu diantaranya:

kadar etanol, pHe, kadar gula dan tampakan (pengamatan visual), sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi alternatif yang bersifat terbarukan dan ramah lingkungan.

Tujuan lebih rinci dari penelitian ini, diantaranya : (1) mengetahui pengaruh perlakuan lama fermentasi, (2) mengetahui pengaruh perlakuan dosis ragi yang ditambahkan, dan (3) mengetahui interaksi antara pengaruh perlakuan lama fermentasi dengan pengaruh perlakuan dosis ragi.

MATERIALS AND METHODS Lokasi dan Waktu

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Rekayasa Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Ketapang,

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : alat penghancur tandan kosong kelapa sawit, tangki hidrolisa yang dilengkapi pengaduk, koil pemanas dan termostat serta tangki fermentasi dengan fermentor lock, selang, erlenmeyer dan aerator, alat analisis HPLC/GC, autoklaf, kertas (NPK dan Urea) dan beberapa reagen untuk analisis, aquades, ammonium sulfat, ammonium karbonat, ammonium dihidrogen fosfat, kalium dihidrogen fosfat, larutan serik nitrat, magnetsium sulfat, HCl, H SO , KH PO , (NH ) SO , fermip aquadest, NaOH, DNS, dan KOH.

(3)

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktorial dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Perlakuan lama fermentasi (P) : P1=5 hari, P2=10 hari, dan P3=15 hari. Perlakuan dosis ragi (L) : L1 = 10/500 g, L2 = 15/500 g, dan L3 = 20/500 g.

Untuk menganalisis data hasil pengamatan, dilakukan analisis of varians (ANOVA) model analisis, sebagai berikut :

Y

ijk

= µ + A

i

+ B

k

+ AB

ik

+ Є

ijk

Dimana : Yijk = µ

= Ai = Bk = ABik =

Єijk =

Nilai pengamatan.

Nilai tengah populasi.

Pengaruh perlakuan lama fermentasi pada taraf ke-i.

Pengaruh perlakuan dosis ragi pada taraf ke-k.

Pengaruh interaksi lama fermentasi pada tarak ke-i dengan dosis ragi pada taraf ke-k.

Penaruh galat percobaan lama fermentasi pada taraf ke-i, dosis ragi pada taraf ke-k ulangan ke j, dimana : i = 1, 2, 3, 4, 5…,a; j = 1, 2,

….u; dan k = 1, 2, 3, 4 ….b.

Prosedur penelitian

Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian diantaranya kadar etanol (SNI7390:2008), kadar gula (Sudarmadji et al., 1997), pH (SNI7390:2008), dan tampakan (pengamatan visual).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan lama fermentasi (P) dan perlakuan dosis ragi (L), serta interaksi antara keduanya (P x L) terhadap nilai kadar etanol, kadar gula, nilai pH dan penampakan secara visual.

Tabel 1. Hasil Analisis Ragam

No Variabel Perlakuan

PxL 1

2 3 4

Kadar etanol Kadar gula Nilai pH

Penampakan secara visual

**

**

tn tn

Keterangan : P = Perlakuan lama fermentasi, L = Perlakuan dosis ragi, Interaksi antara keduanya (P x L), ** = Berpengaruh sangat nyata, tn = Berpengaruh tidak nyata

Kadar Etanol

Makin tinggi konsentrasi etanol makin baik nilai angka oktan dan calorific value. Makin tinggi konsentrasi etanol, maka semakin kecil zat pengotor (impurities) dalam bioetanol. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa interaksi antara lama fermentasi dengan dosis ragi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar etanol dan kadar gula bioetanol, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH dan penampakan secara visual. Dengan meningkatnya dosis ragi dan semakin lama fermentasi, maka kadar etanol dari bioetanol semakin meningkat.

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (p < 0,05) nilai rata-rata kadar etanol tertinggi berada pada perlakuan fermentasi 15 hari dengan dosis ragi 20/500 gram yaitu 9,53. Kurva persamaan pengaruh dosis ragi dan lama fermentasi terhadap kadar etanol dari bioetanol.

Dilakukan pengujian : Uji kadar etanol (SNI7390:2008) Uji kadar gula (Sudarmadji et all., 1997) Uji pH(SNI7390:2008)

Uji tampakan (pengamatan visual) Tandan kosong

kelapa sawit

Dilakukan pemotongan

Dilakukan pengeringan

Dilakukan penggilingan

Dilakukan perendaman dengan larutan NaOH 5%, selama 2 jam dan disertai pemanasan

pada suhu 220oC

Dihidrolisis dengan enzim selulase

Lignin Ampas

Glukosa

Etanol Difermentasi dengan khamir Saccharomyces cereviseae denganlama fermentasi 5 hari, 10 hari; dan 15 hari,dengan dosis ragi 10/500 g;

/500 g; dan 20/500 g

15 )

Dilakukan destilasi

Bioetanol Kasar

Dilakukan dehidrasi

Bioetanol Murni

(4)

Gambar 1. Grafik Nilai Kadar Etanol

Gambar 2. Garafik Nilai Rerata Kadar Etanol

Nilai Etanol

Keterangan :

P1 = Perlakuan lama fermentasi 5 hari

P2 = Perlakuan lama fermentasi 10 hari

P3 = Perlakuan lama fermentasi 15hari

L1 = Perlakuan dosis ragi 10/500 gram

L2 = Perlakuan dosis ragi 15/500 gram

L3 = Perlakuan dosis ragi 15/500 gram

Kadar Gula

Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa interaksi antara lama fermentasi dengan dosis ragi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar

gula bioetanol. Dengan meningkatnya dosis ragi dan semakin lama fermentasi, maka kadar gula dari bioetanol semakin menurun.

Gambar 3. Grafik nilai kadar gula.

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (p < 0,05) nilai rata-rata kadar gula tertinggi berada pada perlakuan fermentasi 15 hari dengan dosis ragi 10/500 gram yaitu 0,12. Peningkatan dosis ragi dengan fermentasi yang semakin lama menyebabkan penurunan kadar gula secara linier (p < 0,05) dengan persamaan Y=0,16-0,04X, koefisien determinasi (R2) sebesar 97%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar gula bioetanol sebesar 97% dipengaruhi oleh dosis ragi dan fermentasi. Kurva persamaan pengaruh dosis ragi dan lama fermentasi terhadap kadar gula bioethanol. Nilai Rata –rata Kadar Gula pada berbagai perlakuan.

Gambar 4. Grafik Nilai Rerata Kadar Gula

P1) y = 1.25x

( + 4.8333

R² = 0.9868 + 7.6667 P2) y = 0.5x

(

R² = 0.75 P3) y = 0.5x + 7.8333 (

R² = 0.75

5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00 9.50 10.00

D1 D2 D3

Perlakuan dosis ragi Kadar etanol

L1 L 2 L 3

0.00 5.00 10.00 P1L1

P2L1 P3L1 P1L2 P2L2 P3L2 P1L3 P2L3 P3L3

6.03a

8.50c bc 8.50 7.53b

g 9.03 8.53def

de 8.50

9.03gh i 9.53

0 0.05 0.1 0.15 P1L1

P2L1 P3L1 P1L2 P2L2 P3L2 P1L3 P2L3 P3L3

0.07def defg 0.09

g 0.12 a

0.03

defg 0.09 def 0.07 abc 0.04

d 0.06 bcd 0.04

(5)

Nilai Kadar Gula

Keterangan :

P1 = Perlakuan lama fermentasi 5 L1 = Perlakuan dosis hari ragi 10/500 gram

P2 = Perlakuan lama fermentasi L2 = Perlakuan dosis

10 hari ragi 15/500 gram

P3 = Perlakuan lama fermentasi L3 = Perlakuan dosis

15hari ragi 15/500 gram

Nilai pH

pH merupakan indikator yang baik untuk mengetahui potensial korosi bioetanol sebagai bahan bakar. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa interaksi antara lama fermentasi dengan dosis ragi tidak berpengaruh sangat nyata terhadap nilai pH. Dengan meningkatnya dosis ragi dan semakin lama fermentasi, maka pH dari bioetanol semakin menurun. Nilai rata-rata pH tertinggi berada pada perlakuan fermentasi 10 hari dengan dosis ragi 10/500 gram dan dosis ragi 15/500 gram yaitu 4,15. Kurva pengaruh dosis ragi dan lama fermentasi terhadap pH dari bioetanol.

Gambar 5. Garafik Nilai pH.

Gambar 6. Grafik Nilai Rerata pH

Nilai pH

Keterangan :

P1 = Perlakuan lama fermentasi 5 L1 = Perlakuan dosis hari ragi 10/500 gram

P2 = Perlakuan lama fermentasi L2 = Perlakuan dosis

10 hari ragi 15/500 gram

P3 = Perlakuan lama fermentasi L3 = Perlakuan dosis

15hari ragi 15/500 gram

Uji Penampakan Visual

Kenampakan visual merupakan salah satu atribut mutu dari suatu produk yang dapat langsung dinilai dengan waktu yang relative singkat. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa interaksi antara lama fermentasi dengan dosis ragi tidak berpengaruh nyata terhadap penampakan secara visual. Grafik nilai pengaruh dosis ragi dan lama fermentasi terhadap penampakan visual dari bioetanol disajikan pada Gambar 3.7.

Gambar 7. Grafik Nilai Penampakan Visual

Perlakuan dosis ragi

Keterangan : 1. Warna keruh, 2. Warna agak keruh 3. Warna agak jernih, 4. Warna jernih 5. Warna sangat jernih

( P2) y = - 0.0125x + 4.1167

R² = 0.75

P1) y =

( - 0.05 x + 4.2 R² = 1 P3) y =

( - 0.025 x + 4.1833 R² = 0.75

3.98 4.00 4.02 4.04 4.06 4.08 4.10 4.12 4.14 4.16 4.18

D1 D2 D3

Perlakuan dosis ragi Nilai pH

L1 L 2 L 3

4.00 4.05 4.10 4.15 P1L1

P2L1 P3L1 P1L2 P2L2 P3L2 P1L3 P2L3 P3L3

4.10

4.15 4.15 4.10

4.10

4.15 4.08

4.05

4.10

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

D1 D D

Visual

F1 F2 F3

L1 L 2 L 3

P1 P2 P3

(6)

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan lama fermentasi memberikan pengaruh yang signifikan, dimana semakin lama perlakuan fermentasi kadar nilai kadar etanol cenderung semakin meningkat, nilai kadar gula cenderung menurun, dan nilai pH menurun. Perlakuan lama fermentasi (F) 15 hari dan perlakuan dosis ragi 20/500 gram merupakan perlakuan terbaik dengan nilai kadar etanol 9.5%, kadar gula 0.04%, pH 4.10, dan memiliki penampakan secara visual sangat jernih.

DAFTAR PUSTAKA

Aryafatta. 2008. Mengolah Limbah Sawit Menjadi Bioetanol.

http://www.aryafatta.com/2008/06/01/men golah-limbah-sawit-jadi-bioetanol/. [12 Januari 2009]

Darnoko, 1992. Potensi Pemanfaatan Limbah Lignoselulosa Kelapa Sawit Melalui Biokonversi. Berita Penelitian Perkebunan, 2 (2): 85 – 87.

Kurniati, E. 2008. Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik 8 (2) : 96-103.

Manik, F.S. 2010. Pemanfaatan Spent Bleaching Earth dari Proses Pemucatan CPO

Sebagai Bahan Baku Briket. ITB. Bogor.

Margono, T., D. Suryati. Dan S. Hartinah. 1993. Buku Panduan Pangan. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI Bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation.

Mujdalipah, S. dan E. Hambali. 2008. Teknologi Bioenergi, Biodesel, Bioetanol, Biogas, Pure Plant Oil, Biobriket Dan Bio-oil. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Mulia, A. 2007. Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang.

Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan.

(Tidak dipublikasikan).

Naibaho, P. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Universitas Medan, Medan.

Onu, F., Sudrajat., dan M.D. Rahman. 2010. Pengukuran Nilai Kalor Bahan Bakar Briket Arang Kombinasi Cangkang Pala (Miristica fragon houtt L,) dan Limbah Sawit (Elaeis guenensis L,).

Seminar Nasional Teknik Mesin. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Prihandana, R, et al. 2006. Bioetanol Ubi Kayu: Bahan Bakar Masa Depan. IPB Press, Bogor.

Soerawidjaja. 2006. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.

Kanisisus, Yogyakarta.

Sugiyono, A. dan S. Boedoyo. 2009. Optimasi Suplai Energi Dalam Memenuhi Kebutuhan Tenaga Listrik Jangka Panjang di Indonesia. Kolokium Nasional Program Doktor. (Tidak dipublikasikan).

Wijayanti, D.S. 2009. Karakteristik Briket Arang dari Serbuk Gergaji dengan Penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit. Jurnal Media Teknik 4 (32) : 38-47.

Winarno, F. G. 1990. Kimia Pangan. Gramedia. Jakarta.

Yulistiani, F. 2009. Kajian Tekno Ekonomi Pabrik Konversi Biomassa Menjadi Bahan Bakar Fischer-Tropsch Melalui Proses Gasifiikasi.

Jurnal Teknik Pertanian 2 (5) : 58-71.

Zamaluddin, A., R. Hidayat. dan R. Rudiyanti. 2009.

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Masa Depan Yang Ramah Lingkungan, Skripsi, Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(Tidak dipublikasikan).

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisis Ragam
Gambar 1. Grafik Nilai Kadar Etanol

Referensi

Dokumen terkait

Majelis Jemaat dan seluruh warga Jemaat GPIB Bukit Benuas Balikpapan mengucapkan Selamat hari Kelahiran dan Hari Perkawinan bagi warga Jemaat “Bukit Benuas,” dari tanggal 12

Motor bensin 2 tak adalah komponen yang berfungsi sebagai sumber tenaga yang digunakan untuk menggerakan alat troli bermesin, dapat dilihat pada Gambar 3.5.. Gambar 3.5 Motor bensin

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai profitabilitas, likuiditas, dan pendanaan yang mempengaruhi

a) Multiplatform, Kelebihan utama dari java ialah dapat dijalankan di beberapa platform / sistem operasi komputer. b) OOP (Object Oriented Programming – Pemrograman Berorentasi

Penelitian yang dilakukan di perusahaan telah berhasil membuat rancangan perbaikan dan telah dilakukan implementasi perbaikan untuk 6 jenis cacat yang penting untuk

Pada awalnya Vipro-G memperkenalkan produknya sebagai salah satu minuman kesehatan yang ditujukan hanya untuk para perokok agar dapat menetralisir radikal bebas yang ada di

INTERA KSI MATER NAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi kesejahtera an dan tumbuh kembang janin (antenatal screening) INTERAKSI MATERNAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi

Unsur sensualitas sangat tergambar dari gambar di atas serta pada lirik lagu di atas yaitu pada kalimat “cinta-cinta lakukan dengan cinta bila kamu mau” makna dari