• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Atas Kekayaan Intelektual HAKI MAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hak Atas Kekayaan Intelektual HAKI MAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS ETIKA PROFESI

HAK ATAS KEKAYAAN ALAM (HAKI)

Disusun Oleh

Palma Bernardo Alexius Hutabarat 11320053

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER MEDAN BUSSINESS POLYTECNIC

(2)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………...………ii

I. Hak Atas Kekayaan Intelektual ( HAKI ) ... 1

Pengertian HAKI ... 1

Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual ... 2

Klasifikasi dan Kekayaan Intelektual ... 3

1. Hak Cipta ... 3

2. Hak Kekayaan Industri ... 6

II. Contoh Tindakan yang Melanggar Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ... 10

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ... 10

(3)

1 I. Hak Atas Kekayaan Intelektual ( HAKI )

Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.) merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights

(IPR). Organisasi Internasional yang mewadahi bidang H.K.I. yaitu WIPO (World

Intellectual Property Organization).

Istilah yang sering digunakan dalam berbagai literatur untuk Hak Kekayaan Intelektual:

 Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.)

 Intellectual Property Rights (IPR)

 Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

 Hak Milik Intelek

Pengertian HAKI

Hak adalah benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat

sesuatu ( karena telah ditentukan oleh undang-undang ), atau wewenang menurut

hukum.

Kekayaan adalah perihal yang ( bersifat, ciri ) kaya, harta yang menjadi milik

orang, kekuasaan.

Intelektual adalah cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu

pengetahuan, atau yang mempunyai kecerdasan tinggi, cendikiawan, atau totalitas

pengertian atau kesadaran terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hak Atas Kekayaan Intelektual

( HAKI ) adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan

daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai

bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan

manusia, juga mempunyai nilai ekonomis.

Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk.

Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda, yaitu benda

tidak berwujud (benda imateriil).

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda

(4)

2 sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra,

keterampilan dan sebaginya, yang tidak mempunyai bentuk tertentu.

Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual

a. Prinsip Keadilan (The Principle of Natural Justice)

Berdasarkan prinsip ini, hukum memberikan perlindungan kepada pencipta

berupa suatu kekuasaan untuk bertindak dalam rangka kepentingan yang

disebut hak. Pencipta yang menghasilkan suatu karya bedasarkan

kemampuan intelektualnya wajar jika diakui hasil karyanya.

b. Prinsip Ekonomi (The Economic Argument)

Berdasarkan prinsip ini HAKI memiliki manfaat dan nilai ekonomi serta

berguna bagi kehidupan manusia. Nilai ekonomi pada HAKI merupakan

suatu bentuk kekayaan bagi pemiliknya, pencipta mendapatkan keuntungan

dari kepemilikan terhadap karyanya seperti dalam bentuk pembayaran

royalti terhadap pemutaran musik dan lagu hasil ciptanya.

c. Prinsip Kebudayaan (The Cultural Argument)

Berdasarkan prinsip ini, pengakuan atas kreasi karya sastra dari hasil ciptaan manusia diharapkan mampu membangkitkan semangat dan minat untuk

mendorong melahirkan ciptaan baru. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

dan perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra sangat berguna bagi

peningkatan taraf kehidupan, peradaban dan martabat manusia. Selain itu,

HAKI juga akan memberikan keuntungan baik bagi masyarakat, bangsa

maupun negara.

d. Prinsip Sosial (The Social Argument)

Berdasarkan prinsip ini, sistem HAKI memberikan perlindungan kepada

pensipta tidak hanya untuk memenuhi kepentingan individu, persekutuan

atau kesatuan itu saja melainkan berdasarkan keseimbangan individu dan

masyarakat. Bentuk keseimbangan ini dapat dilihat pada ketentuan fungsi

(5)

3

Klasifikasi dan Kekayaan Intelektual

Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori yaitu:

1. Hak Cipta.

2. Hak Kekayaan Industri, meliputi:

a. Paten

b. Merek

c. Desain Industri

d. Rahasia Dagang

1. Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak cipta

untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tujuan dibuatnya hak cipta adalah untuk memberikan perlindungan atas

hak cipta dan untuk mendukung serta memberikan penghargaan atas buah

kreativitas.

Menurut dasar hukum UU No. 19 Tahun 2002, Hak cipta mengandung:

o Hak moral

Contohnya: lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang diakui menjadi ciptaan

saya.

o Hak ekonomi

Hak ekomoni berhubungan dengan bisnis atau nilai ekonomis. Contohnya:

mp3, vcd, dvd bajakan.

Sifat hak cipta:

o Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak dan tidak berwujud

(6)

4 o Hak cipta tidak dapat disita, kecuali jika diperoleh secara melawan hukum

o Ciptaan tidak wajib didaftarkan karena pendaftaran hanya alat bukti bila ada pihak lain ingin mengakui hasil ciptaannya di kemudian hari.

Jangka waktu perlindungan hak cipta:

o Selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia.

o 50 tahun sejak diumumkan/diterbitkan untuk program komputer, sinematografi, fotografi, data base dan karya hasil pengalihwujudan,

perwajahan karya tulis, buku pamflet, dan hasil karya tulis yang dipegang

oleh badan hukum.

o Tanpa batas waktu: untuk pencantuman dan perubahan nama atau nama samaran pencipta.

Subyek Hak Cipta:

o Pencipta

Seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,

keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan

bersifat pribadi.

o Pemegang Hak Cipta

Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang lain yang menerima lebih

lanjut hak dari orang tersebut diatas.

Hak Cipta:

o Ciptaan

yaitu hasil setiap karya Pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukkan

keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Ciptaan yang

(7)

5 Undang-Undang yang mengatur Hak Cipta

o UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

o UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982 Nomor 15)

o UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)

o UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987

(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

Ciptaan yang dilindungi UU hak cipta (pasal 12), antara lain:

o Buku, program computer, pamflet, susunan perwajahan, karya tulis yang diterbitkan, dan karya tulis lainnya.

o Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

o Ciptaan atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk karawitan dan rekaman

suara.

o Seni rupa dalam segala bentuk, seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, seni kolase, seni kerajinan tangan.

o Fotografi dan sinematografi.

o Peta dan karya arsitektur.

o Seni batik;

o Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengaliwujudan.

Pembatasan Hak Cipta berdasarkan Pasal 14

Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:

(8)

6 o Pengumuman dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan/atau diperbanyak oleh atau atas nama Pemerintah, kecuali apabila Hak

Cipta itu dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan

maupun dengan pernyataan pada Ciptaan itu sendiri atau ketika Ciptaan itu

diumumkan dan/atau diperbanyak; atau

o Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan

ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap.

2. Hak Kekayaan Industri

a. Patent (Hak Paten)

Hak paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada

inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu

tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan

persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Dasar hukum hak paten : UU No. 14 tahun 2001

Jangka waktu paten: 20 tahun, paten sederhana: 10 tahun. Paten tidak diberikan untuk invensi:

o bertentangan dengan UU, moralitas agama, ketertiban umum, kesusilaan.

o metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan.

o teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.

o makhluk hidup dan proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan.

o contohnya: Ballpoint, untuk masalah teknologi tinta.

Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu

pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten,

dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan

(9)

7 Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten

(UUP).

Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu

penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan

adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang

berupa :

 proses;

 hasil produksi;

 penyempurnaan dan pengembangan proses;

 penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi

Undang-Undang yang mengatur Hak Paten :

o UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)

o UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)

o UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 109)

Paten memberikan perlindungan terhadap pencipta atas penemuannya.

Perlindungan tersebut diberikan untuk periode yang terbatas, biasa-nya 20

tahun. Perlindungan yang dimaksud di sini adalah penemuan tersebut tidak

dapat secara komersil dibuat, digunakan, disebarkan atau di jual tanpa izin

dari si pencipta.

b. Trademark (Hak Merek)

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama

(10)

8 Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan

oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum

untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa

dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang

atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang

atau jasa sejenis lainnya.

Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada

pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka

waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin

kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan

hukum untuk menggunakannya.

Untuk mendapatkan hak atas merek harus mendaftarkan mereknya pada

Direktorat Jenderal HAKI, Departemen Kehakiman. Proteksi terhadap

merek yang telah didaftarkan tidak dibatasi masa berlakunya.

Undang-Undang yang mengatur Merek:

o UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81)

o UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31)

o UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110)

c. Industrial Design (Hak Produk Industri)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain

Industri: Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,

atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan

daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang

(11)

9 atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,

barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. (Pasal 1 Ayat 1).

Desain industri diterapkan pada berbagai jenis produk industri dan

kerajinan; dari instrumen teknis dan medis, jam tangan, perhiasan, dan

benda-benda mewah lainnya; dari peralatan rumah tangga dan peralatan

elektronik ke kendaraan dan struktur arsitektural; dari desain tekstil hinga

barang-barang hiburan. Agar terlindungi oleh hukum nasional, desain

industri harus terlihat kasat mata. Hal ini berarti desain in-dustri pada

prinsipnya merupakan suatu aspek estetis yang alami, dan tidak melindungi

fitur teknis atas benda yang diaplikasikan.

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk

jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat ber-bagai elemen dan

sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang

sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta di-bentuk secara terpadu di

dalam sebu-ah bahan semi-konduktor yang dimaksudkan untuk

menghasilkan fungsi elekronik. Desain tata letak adalah kreasi berupa

rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua

interkoneksi dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut

dimaksudkan untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu.

Indikasi Geografis merupakan suatu tanda yang digunakan pada

ba-rang-barang yang memiliki keaslian geografis yang spesifik dan memiliki

kualitas atau reputasi berdasar tempat asalnya itu. Pada umumnya, Indikasi

Geografis merupakan nama tempat dari asal barang-barang tersebut.

Produk-produk pertanian biasanya memiliki kualitas yang terbentuk dari tempat

produksinya dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal yang spesifik, seperti

iklim dan tanah. Berfungsinya suatu tanda sebagai indikasi geografis

(12)

10 d. Rahasia Dagang

Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia

Dagang: Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum

di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena

berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik

Rahasia Dagang.

II. Contoh Tindakan yang Melanggar Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

yang Pernah Terjadi

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

Secara garis besar UU ITE mengatur hal-hal sebagai berikut :

o Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework

Guidelines (pengakuan tanda tangan digital lintas batas).

o Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP.

o UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum

di Indonesia.

o Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual.

o Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37):

o Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)

o Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)

o Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)

o Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)

o Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)

o Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)

o Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))

(13)

11 Hampir semua aktivitas cyber crime membutuhkan aktivitas lainnya untuk

melancarkan aktivitas yang dituju. Karena itu UU ITE harus mampu mencakupi

semua peraturan terhadap aktivitas-aktivitas cybercrime, dan seharusnya masyarakat

dapat diperkenalkan lebih lanjut lagi mengenai UUD ITE supaya masyarakat tidak

rancu lagi mengenai tata tertib mengenai cyberlaw ini dan membantu mengurangi

kegiatan cybercrime di Indonesia

Isi UU ITE yang Membahayakan Kebebasan Pendapat Pengguna Online. Pasal

dalam Undang-undang ITE Pada awalnya kebutuhan akan Cyber Law di Indonesia

berangkat dari mulai banyaknya transaksi-transaksi perdagangan yang terjadi lewat

dunia maya. Dan dalam perkembangannya, UU ITE yang rancangannya sudah

masuk dalam agenda DPR sejak hampir sepuluh tahun yang lalu, terus mengalami

penambahan disana-sini, termasuk perlindungan dari serangan hacker, pelarangan

penayangan content.

Yang jelas, dengan adanya UU ITE ini, sudah ada payung hukum di dunia

maya.

Contoh Tindakan yang Melanggar Informasi dan Transaksi (ITE) yang

Pernah Terjadi

Kasus 1 : Erick J Adriansjah

Waktu: November 2008

Pekerjaan: Account Executive Equity di Bahana Securities di Jakarta (saat kasus

terjadi)

Media: e-mail terbatas, kemudian beredar di mailing-list

Substansi: Informasi pasar (rumor) yang belum dikonfirmasi

Motivasi: Informasi terbatas kepada klien

Konten: “Market news stated that several lndo bank is having a liquidty problem and fail to complete interbank transaction. These lndo banks include : Bank Panin

(14)

12 bahwa beberapa bank di lndonesia mendapat masalah likuiditas dan kegagalan

dalam menyelesaikan transaksi antarbank. Bank tersebut diantaranya : Bank Panin, Bank Bukopin, Bank Arta Graha, Bank CIC, dan bank Victoria)“. Keterangan: diambil dari isi e-mail Erick.

Pelapor: Bank Indonesia dan Bank Artha Graha

Hasil: Erick ditahan Unit V Cyber Crime Mabes Polri karena dianggap melanggar

UU ITE, Pasal 27 ayat 3dan Pasal 28 ayat 1 (penyebaran berita bohong melalui

sistem elektronik). Erick diskors dari perusahaannya dan pemeriksaan kasus masih

berjalan, saat artikel ini diposting.

Kasus 2 : Prita Mulyasari

Waktu: Agustus 2008 – sekarang

Pekerjaan: Customer Care di Bank Sinar Mas di Jakarta (saat kasus terjadi)

Media: Surat Pembaca dan e-mail, kemudian beredar ke mailing-list

Substansi: Keluhan atas layanan publik

Motivasi: Penyampaian keluhan terbuka

Konten: “….. Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca

adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G,

dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi

perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak

mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini…..”. Keterangan: sebagian isi e-mail Prita.

Pelapor: Dokter Hengky Gozal dan Dokter Grace Hilza dari RS Omni Internastional

Tangerang

Hasil: Saat artikel ini diposting, Prita masih menjalani proses persidangan karena

dianggap melanggar UU ITE, Pasal 27 ayat 3 serta Pasal 310 dan 311 KUHP. Prita

sempat ditahan selama 20 hari di Lapas Wanita Tangerang. Kini statusnya adalah

(15)

13 Kasus 3 : Nur Arafah / Farah

Waktu: Juli 2009 – Sekarang

Pekerjaan: Pelajar SMA (saat kasus terjadi)

Media: Facebook

Substansi: Cacimaki

Motivasi: Marah lantaran cemburu

Konten: “Hai anjing lu nggak usah ikut campur gendut. Kayak tante-tante enggak bisa gaya, emang lu siapa. Urus saja diri lu yang jelek kayak babi. Sok cantik

enggak bisa gaya belagu. Nyokap lu nggak sanggup beliin baju buat gaya. Makanya

lu punya gaya gendut. Pantat besar lu kayak bagus aja. Emang lu siapanya UJ. Hai gendut bangsat ya lu anjing”. Keterangan: Isi postingan Farah.

Pelapor: Felly Fandini Julistin

Hasil: Saat artikel ini diposting, Farah masih menjalani proses pemeriksaan oleh

Mapolresta Bogor. Dia dianggap melanggar Pasal 310 dan 311 KUHP, serta

(16)

iii

DAFTAR PUSTAKA

Internet :

http://fikaamalia.wordpress.com/2011/04/09/klasifikasi-hak-kekayaan-intelektual/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/prinsip-prinsip-hak-kekayaan-intelektual-2/

http://www.blogger.com/feeds/313284340713631216/posts/default

https://www.academia.edu/

https://amikmbp.academia.edu/PalmaBhernardhowHutabarat

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi karena etanol termasuk pelarut polar yang memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, sehingga dapat menarik senyawa aktif dalam sorgum varietas super 2

Kewenangan secara khusus dapat dilihat pada Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah yang berbunyi:

Pakaian adat batak karo untuk laki-laki menggunakan uis nipes beka buluh atau kain sebagai penutup kepala, sertali rumah-rumah atu hiasan leher, sertali rumah- rumah

Komik yang berjudul One Piece karya Eiichiro Oda ini mengangkat tema yang menceritakan tentang kehidupan bajak laut Topi Jerami dengan kaptennya yang ingin menjadi raja bajak

mansoob karty hain ,hakeem tem tem hindi ka zamana tu pata nahe albata agr tem tem k laghwei maeny dekhy jain tu tem buzruge barai aur ala ko kehty hain dosry maney maal-e-basyaar

1) Pelat-pelat permukaan adalah pelat-pelat yang paling umum dipakai, terutama dengan mesin-mesin cetak yang lebih kecil dan duplikator-duplikator, bagian yang mencetak sepermukaan

Dengan memahami bahasa berdasarkan perspektif Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) dapat dideskripsikan konstruksi teks verbal dan teks visual citra gender dalam teks iklan

Berdasarkan hasil pendampingan dan pelatihan yang telah dilakukan di kelompok mitra dapat disimpulkan bahwa: (1) Tahap sosialisasi program IbM telah terlaksana dengan baik dengan