• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. Analisis Hasil Perhitungan dan Pengukuran Rugi Rugi Sistem Komunikasi Optik Untuk Perumahan Berbasis GUI MATLAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR. Analisis Hasil Perhitungan dan Pengukuran Rugi Rugi Sistem Komunikasi Optik Untuk Perumahan Berbasis GUI MATLAB"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Analisis Hasil Perhitungan dan Pengukuran Rugi – Rugi Sistem Komunikasi Optik Untuk Perumahan Berbasis GUI MATLAB

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Teknik Telekomunikasi Oleh

ISNAINAL ASWIN RAMADHAN NIM. 140402026

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Peningkatan teknologi dalam sistem komunikasi serat optik yang memanfaatkan cahaya sebagai gelombang informasi yang akan dikirmkan.

Peningkatan bandwith dan kecepatan transfer data yang tinggi mendorong pengembangan jaringan berbasis serat optik hingga ke layanan rumahan FTTH (Fiber to the Home) yang meliputi salah satunya proses perhitungan link budget.

FTTH (Fiber to the Home) merupakan jaringan yang dapat mengakses langsung ke pelanggan rumahan dimana PT. Telkom saat ini sebagai layanannya.

Pada tugas akhir ini telah dibuat perhitungan menggunakan software MATLAB. Dari hasil analisa didapat perhitungan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh alat yang digunakan, daya output dan daya input. Dalam perhitungan dengan menggunakan GUI Matlab didapat nilai daya ONT Sebesar - 21.6757 dBm dimana ini mengindikasikan bahwa tidak mengalami gangguan.

Standar yang akan mengacu pada sistem FTTH yang diterapkan secara nyata bagi salah satu rumah pelanggan.

Kata Kunci : FTTH, Daya Optik, Matlab

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1) di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul tugas akhir ini adalah :

“Analisis Hasil Perhitungan dan Pengukuran Rugi – Rugi Sistem Komunikasi Optik Untuk Perumahan Berbasis GUI MATLAB”

Selama penulis menjalani perkuliahan hingga terselesaikannya tugas akhir ini penulis juga banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih sebesar- besarnya kepada :

1. Ibu Naemah Mubarakah, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing tugas akhir yang selalu bersedia memberikan nasihat, motivasi, bimbingan dan bantuan dalam masa perkuliahan maupun dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Ir. Raja Harahap,MT sebagai Dosen Pembimbing Akademik penulis.

3. Bapak Suherman ST., M.Comp., Ph.D sebagai Ketua Departemen Teknik Elektro FT-USU.

4. Bapak Soeharwinto ST., MT. sebagai Sekretaris Departemen Teknik

Elektro FT-USU.

(6)

iii

5. Bapak Dr Ali Hanafiah Rambe, ST, MT dan Bapak Rahmad Fauzi, ST, MT sebagai Dosen Penguji penulis yang memberikan saran dan masukan pada Tugas akhir ini.

6. Seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Departemen Teknik Elektro FT-USU.

7. Kedua Orang Tua penulis yang selalu mendoa-kan, memberikan dukungan moril dan materil yang tak ternilai kepada penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.

8. Kakak dan adik tercinta, Nuzli dan Safbrina yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

9. Pakde penulis H. Maswar Koto yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan penuh kepada penulis.

10. Teman-teman SMA penulis yang telah memberikan dukungan dan hiburan selama masa studi.

11. Teman-teman seperjuangan, Luthfi Asri, Gerry Nouvan Hermanto, Ali Syah Sukri, Mega Nanda, Irfan Dharmawan, Agustiar Widodo, Kelfin Yonathan, Samuel Angga Wijaya, Ahmad Nadirsyah, Munayudi, Bani atas seluruh perjuangan baik suka maupun duka dalam masa studi.

12. Seluruh teman-teman seperjuangan di Departemen Teknik Elektro FT-USU angkatan 2014.

13. Seluruh senior dan junior di Departemen Teknik Elektro FT-USU.

14. Seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam

pengerjaan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(7)

iv

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2021 Penulis

Isnainal Aswin Ramadhan

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Batasan Masalah ... 3

1.6 Tahapan Penelitian ... 3

1.7 Sistematika Penulisan... 4

BAB II DASAR TEORI ... 6

2.1 Transmisi Serat Optik ... 6

2.2 Komunikasi Serat Optik ... 7

2.3 Struktur Serat Optik ... 7

2.4 Rugi – Rugi Serat Optik ... 9

2.5 Link Budget ... 13

2.6 Arsitektur dan Topologi FTTx ... 15

2.7 Komponen – Komponen yang Digunakan pada Jaringan FTTx ... 18

2.8 Teknis Instalasi FTTH ... 23

2.9 Matlab ... 25

2.9.1 Matlab GUI (Graphical User Interface) ... 26

BAB III PERANCANGAN PERHITUNGAN ... 28

3.1 Umum ... 28

3.2 Studi Awal... 28

(9)

vi

3.2.1 Tahapan Penelitian ... 28

3.2.2 Standar Komunikasi Optik PT.Telkom ... 30

3.2.3 Data Pelanggan Indihome PT. Telkom ... 32

3.3 Perancangan perhitungan menggunakan Software Matlab ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Umum ... 36

4.2 Analisis Data Pelanggan FTTH PT. Telkom... 36

4.3 Analisis Perhitungan Sampel Pelanggan Secara Teori ... 36

4.4 Analisis Menggunakan Software Matlab ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 45

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Dasar Serat Optik ... 8

Gambar 2.2 Penyerapan Pada Serat optik ... 9

Gambar 2.3 Penghamburan pada Serat Optik ... 10

Gambar 2.4 Rayleigh Scattering pada Serat Optik ... 10

Gambar 2.5 Microbending pada Serat Optik ... 10

Gambar 2.6 Pembengkokan (Macrobending) ... 12

Gambar 2.7 Pemantulan Fresnell di Setiap Batas ... 13

Gambar 2.8 Mode Coupling ... 13

Gambar 2.9 Segmen Catuan Fiber Optic ... 15

Gambar 2.10 Arsitektur dan Topologi jaringan FTTx ... 16

Gambar 2.11 Optical Distribution Cabinet (ODC) ... 19

Gambar 2.12 Optical Distribution Point; (a) ODP Pedestal, (b) ODP Wall, (c) ODP Closure... 21

Gambar 2.13 Roset (a) Jenis Tempel dan (b) Jenis Tanam ... 22

Gambar 2.14 Optical Network Terminal ... 22

Gambar 2.15 Diagram Alir Prosedur Kerja Teknisi PT. Telkom []. ... 23

Gambar 2.16 Tampilan Awal Matlab ... 26

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 29

Gambar 3.2 Lokasi Pelanggan Indihome Jl. Pasar 1 ... 32

Gambar 3.4 Pengukuran Data Pelanggan Pada (a) ODC dan (b) ODP .... 33

Gambar 3.5 Pengukuran ONT (Rx Optical Power) dan OLT (Tx Optical Power) Melalui ONT Configuration Website Based by IP. ... 34

Gambar 4.1 Tampilan Hasil Perhitungan Berbasis Data Pelanggan FTTH

PT. Telkom ... 39

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lebar Spektral Beberapa Sumber-Sumber Cahaya11Tabel 4. 1 Data Sampel Pelanggan FTTH PT.Telkom……… 36

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Sampel Pelanggan FTTH PT. Telkom…..…... 39

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi serat optik mengalami peningkatan yang cukup pesat. Teknologi ini tidak hanya digunakan dalam bidang telekomunikasi saja, melainkan banyak bidang yang telah menggunakan tekologi ini. Secara umum, kegunaan media transmisi ini adalah menjadi alat dalam berkomunikasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Kelebihan dari alat transmisi ini adalah mampu mentransmisikan data yang besar serta yang berkeceptan tinggi. Salah satu yang paling penting dalam dunia telekomunikasi adalah menyediakan media komunikasi dengan baik pelayanannya. Dengan sistem serat optik maka dapat meminimalisir rugi daya yang terjadi. Hal ini terpengaruh dengan jarak maksimum yang diperbolehkan antara transmiter satu dan yang lainnya. Salah satu yang sering terjadi masalah pada serat optik adalah karena keadaan kotor pada bagian fibernya.

Itu terjadi karena ada zat yang masuk kedalam fiber, mungkin karena pembungkusnya sudah rusak ataupun pada saat pemasangan ada kotoran yang masuk[1].

Link budget merupakan suatu perhitungan untuk menghitung rugi – rugi yang dialami di dalam sistem optik yang dilalui. Dari segi kebutuhannya, Power Link Budget memiliki kelebihan yaitu menjaga keseimbangan gain dan loss guna mendapat Signal to noise Ratio (SNR) yang diinginkan Receiver, dan juga untuk mendapatkan kualitas sinyal downlink maupun sinyal uplink.

Dalam Tugas Akhir ini, penulis menganalisis jaringan Fiber to The Home

di suatu perumahan. Tugas Akhir ini menganalisis di sisi daya penerimaan

(13)

2

pelanggan menggunakan metode Link Budget serat optik. Bergerak dari perkembangan teknologi serat optik mengalami peningkatan yang cukup pesat, penulis tertarik untuk membuat sebuah Software perhitungan yang cepat, mudah, dan dapat diakses dimana saja.

Perhitungan rugi – rugi sistem komunikasi optik berbasis GUI MATLAB ini dianggp sebagai pendekatan yang baik untuk mendapatkan nilai spesifikasi dari setiap perangkat penyusun sistem komunikasi optik yang efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana merancang perhitungan rugi – rugi sistem komunikasi optik untuk perumahan berbasis GUI MATLAB.

2. Bagaimana analisis parameter kinerja jaringan berdasarkan hasil pengukuran langsung terhadap Standar yang telah ditetapkan.

3. Bagaimana mendapatkan nilai spesifikasi dari setiap perangkat penyusun sistem komunikasi optik yang efisien untuk instalasi Rumah menggunakan software GUI MATLAB.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:

1.

Menghasilkan rancangan perhitungan sistem komunikasi optik menggunakan Software Matlab.

2.

Menghasilkan Software Matlab yang dibuat sebagai media pembelajaran.

(14)

3

1.4 Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat penelitian dari Tugas Akhir ini adalah:

1. Menjadi referensi bagi peneliti dalam merancang perhitungan sistem komunikasi optik.

2. Dapat dilakukan studi sistem komunikasi optik menggunakan Software yang dirancang sehingga dapat menjadi pembelajaran.

1.5 Batasan Masalah

Agar isi serta pembahasan skripsi ini terarah, maka penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah pada penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Software dibatasi hanya untuk menghitung dan menentukan spesifikasi instalasi sistem komunikasi serat optik dalam suatu perumahan.

2. Perancangan hanya dilakukan berdasarkan Power Link Budget.

3. Parameter yang dianalisis adalah hasil keluaran dari software.

4.

Perancangan ini menggunakan bantuan software MATLAB.

1.6 Tahapan Penelitian

Adapun ahapan penelitian yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur

(15)

4

Dengan membaca teori – teori yang berkaitan dengan topik Tugas Akhir yang terdiri dari buku – buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis dan juga dari artikel – artikel, jurnal, layanan internet, dan lain – lain.

2. Pengambilan Data

Mengambil data dari pengukuran langsung instalasi optik perumahan.

3. Perancangan Software

Merancang perhitungan rugi – rugi sistem komunikasi optik untuk perumahan menggunakan software GUI MATLAB.

4. Analisis Menggunakan Software

Menganalisis nilai parameter penyusun sistem komunikasi optik untuk perumahan yang ditentukan menggunakan Software yang dirancang.

5. Kesimpulan dan Saran

Merangkum kesimpulan selama analisis dan Software serta memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini ditulis dan disusun dalam urutan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, serta tahapan penulisan.

(16)

5

BAB II. LANDASAN TEORI

Menyajikan teori dasar untuk penyelasian Tugas Akhir ini. Teori yang disajikan meliputi: Serat Optik, Rugi - rugi serat optik, serta link budget.

BAB III. PERANCANGAN SOFTWARE

Bab ini menjelaskan tentang perancangan perhitungan sistem komunkasi optik menggunakan software MATLAB.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang bagaimana hasil dari perhitungan rugi – rugi serat optik di perumahan.

BAB V. KESIMPULAN & SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari Tugas Akhir dan saran penulis

kepada pembaca.

(17)

6

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Transmisi Serat Optik

Serat optik merupakan sebuah media transmisi informasi yang terbuat dari kaca yang memiliki kapasitas besar. Serat optik mentransmisikan sinyal cahaya dari transmitter kepada receiver, cahaya yang disalurkan pada serat optik sanga sulit keluar dari kabel tersebut dikarenakan indeks bias kaca lebih besar daripada indeks bias udara. Serat optik tersendiri terdiri dari dua bagian yaitu core sebagai inti dari serat optik dan cladding sebagai pelindung dari inti serat optik tersebut [1].Serat optik menurut pembagiannya adalah:

1. Menurut mode yang di rambatkan:

a) Single Mode : Serat optik yang memiliki diameter core mendekati panjang gelombang, sehingga cahaya yang masuk tidak terpantul- pantul dalam mengirimkan informasi.

b) Multimode : Serat optik memiliki diameter core besar yang membuat cahaya di dalamnya akan terpantul-pantul.

2. Menurut indeks bias core:

a) Step indeks : core serat optik memiliki indeks bias yang homogen.

b) Graded indeks : Indeks bias semakin ke pinggir makan semakin

ringan sehingga pelebaran pulsa dapat diminimalisir.

(18)

7

2.2 Komunikasi Serat Optik

Komunikasi serat optik merupakan suatu metode untuk mentransmisikan sebuah informasi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mengirimkan sinar atau cahaya melalui serat optik. Cahaya ini membentuk gelombang elektromagnetik yang dimana termodulasi untuk membawa informasi. Karena keunggulannya, jika dibandingkan dengan transmisi listrik, sebagian besar dari serat optik telah menggantikan jaringan inti dari kawat tembaga di negara maju.

Serat optik juga sudah digunakan oleh berbagai perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk mengirimkan sinyal telepon, komunikasi Internet, dan sinyal televisi kabel [2].

Proses komunikasi serat optik meliputi beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat sinyal optik yang melibatkan penggunaan pemancar, biasanya dari suatu sinyal listrik.

2. Menyampaikan sinyal disepanjang fiber, memastikan bahwa sinyal tersebut tidak terlalu menyimpang atau lemah.

3. Menerima sinyal optik.

4. Mengubah menjadi sinyal lsitrik.

2.3 Struktur Serat Optik

Karena sifatnya yang sangat rapuh, serat kaca ini membutuhkan beberapa

lapisan sebagai pelindungnya. Di dalam sebuah fiber optik sendiri, terdapat

(19)

8

beberapa lapisan yang memiliki fungsi masing-masing. [2] Struktur serat optik biasanya terdiri atas tiga bagian atau lapisan (Gambar 2), yaitu:

a. Bagian yang paling utama dinamakan inti (core)

Gelombang cahaya yang dikirim akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar dari lapisan kedua, dan terbuat dari kaca. Inti (core) mempunyai diameter yang bervariasi antara 5 – 50 μm tergantung jenis serat optiknya.

b. Bagian kedua dinamakan lapisan selimut/selubung (cladding)

Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca.

c. Bagian ketiga dinamakan jacket (coating)

Bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastik. Untuk beberapa fiber optik seperti untuk instalasi bawah tanah, terdapat sampai 3 lapis coating yaitu primary, secondary, dan protective coating.Struktur dari fiber optik ini diperlihatkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Dasar Serat Optik [1]

(20)

9

2.4 Rugi – Rugi Serat Optik

Secara garis besar rugi-rugi yang terjadi diakibatkan oleh faktor intrinsik (dari serat itu sendiri) dan faktor ekstrinsik (terjadi karena instalasi kabel optik).[3]

1. Faktor Intrinsik

Rugi-rugi intrinsik adalah rugi–rugi yang disebabkan oleh serat itu sendiri.

Rugi–rugi intrinsik terdiri dari: rugi-rugi penyerapan, penghamburan, Rayleigh, microbending, dan variasi ukuran core.

a. Penyerapan (absorption loss)

Disebabkan karena adanya molekul-molekul air yang terperangkap di dalam core (inti) serat optik, pada saat pembuatan serat optik, hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.2

.

b. Penghamburan (scaterring loss)

Disebabkan karena adanya facet-facet yang memantulkan dan membiaskan cahaya. Peristiwa tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3

OH

-

Gambar 2.2 Penyerapan Pada Serat optik

(21)

10

Gambar 2.3 Penghamburan pada Serat Optik

c. Rayleigh scattering

Rayleigh scattering terjadi pada seluruh serat, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.4

d. Microbending

Microbending yaitu pembengkokan serat optik untuk memenuhi persyaratan ruangan. Namun pembengkokan dapat pula terjadi secara tidak sengaja seperti misalnya serat optik yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang merambat di dalamnya akan berbelok dari arah transmisi dan hilang. Hal ini menyebabkan terjadinya rugi-rugi. Fenomena ini dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Microbending pada Serat Optik

Gambar 2.4 Rayleigh Scattering pada Serat Optik

(22)

11

e. Dispersi bahan

Dalam prakteknya sumber optik tidak hanya memancarkan cahaya pada satu panjang gelombang (frekuensi) saja, tetapi pada suatu rentang panjang-gelombang yang disebut lebar spektral. Makin kecil lebar spektral, sumber semakin koheren.

Sumber yang memancarkan cahaya pada satu panjang-gelombang (lebar-spektral nol) adalah monokhromatis sempurna. Lebar spektral khas untuk sumber-sumber yang umum, terlihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Lebar Spektral Beberapa Sumber-Sumber Cahaya

Sumber Lebar Spektral (

𝛥𝜆)

Diode pancar cahaya (LED) 20-100 nm

Diode laser (LD) 1-5 nm

Laser Nd: YAG 0.1 nm

Laser HeNe 0.002 nm

Konversi antara lebar spektral (Δλ) dalam panjang gelombang dan lebar bidang frekuensi Δf adalah:

𝛥𝑓 . 𝜆 = 𝛥𝜆 . 𝑓 (2.1)

Dimana : f : frekuensi tengah

λ : panjang gelombang tengah

(23)

12

2. Faktor Ekstrinsik

Rugi - rugi ekstrinsik adalah rugi–rugi yang disebabkan oleh kesalahan dalam instalasi. Rugi–rugi ekstrinsik terdiri dari: rugi-rugi pembengkokan (bending losses) dan rugi-rugi penyambungan.

a. Rugi – rugi Pembengkokan

Ada dua jenis pembengkokan yang menyebabkan rugi – rugi dalam fiber, yaitu pembengkokan mikro (microbending) dan pembengkokan makro (macrobending). Bentuk dari pembengkokan makro ditunjukkan pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Pembengkokan (Macrobending)

b. Rugi – rugi Pemantulan Fressnell

Pantulan Fressnell terjadi bila cahaya melewati antara dua buah material

dengan indeks bias yang berbeda. Cahaya yang tegak lurus pada sebuah permukaan

tidak dapat seluruhnya, melampaui permukaan tersebut, sebagian cahaya akan

direfleksikan. Pantulan Fressnell dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7

(24)

13

Gambar 2.7 Pemantulan Fresnell di Setiap Batas

c

.

Rugi–rugi Mode Coupling

Rugi–rugi karena mode coupling terjadi bila sudut sebuah mode yang dipantulkan berubah karena perubahan diameter inti, pada kasus ini beberapa mode menyatu (couple). Mode coupling terjadi pada sambungan serat bila ujung fiber disatukan. Bentuk dari mode coupling ditunjukkan oleh Gambar 2.8

Gambar 2.8 Mode Coupling

2.5 Link Budget

Link budget merupakan perhitungan daya yang dilakukan pada sistem

transmisi yang didasarkan pada karakteristik saluran redaman serat optik,

sensitivitas detector, dan sumber optik[6]. Perhitungan daya penerima dirumuskan

dengan persamaan :

(25)

14

➢ Loss konektor (L

c

)

𝛼

𝑐

= 𝑁

𝑐

× 𝐿

𝑐

(2.2)

𝛼

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

= 𝛼

𝑓

− 𝛼

𝑠

− 𝛼

𝑐

(2.3) Keterangan :

Nc = Jumlah connector (Buah) Lc = Loss connector (dB)

𝛼

𝑐

= Redaman connector (dB/Km) 𝛼

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

= Redaman total

➢ Loss splice (L

s

)

𝛼

𝑠

= 𝑁

𝑠

× 𝐿

𝑠

(2.4) Keterangan :

𝛼

𝑠

= Redaman Splice (dB) 𝑁

𝑠

= Jumlah sambungan (Buah) 𝐿

𝑠

= Loss Splice (dB)

➢ Loss fiber (L

f

)

𝛼

𝑓

= 𝐿 × 𝐿

𝑓

(2.5)

Keterangan :

𝛼

𝑓

= Redaman fiber (dB/Km)

𝐿 = Panjang saluran (Km)

𝐿

𝑓

= Loss Fiber (dB)

(26)

15

sedangkan perhitungan power link budget dapat digunakan pada persamaan (2.6).

P

r

= P

t

− 𝛼

𝑓

− 𝛼

𝑠

− 𝛼

𝑐

(2.6)

Keterangan:

P

r

= Daya Receiver (dBm) P

t

= Daya transmit (dBm) 𝛼

𝑓

= Redaman fiber (dB) 𝛼

𝑠

= Redaman splice (dB) 𝛼

𝑐

= Redaman connector (dB)

2.6 Arsitektur dan Topologi FTTx

Gambar 2.9 merupakan elemen dan network FTTH, berupa jalur transmisi mulai dari server hingga ke pelanggan.

Gambar 2.9 Segmen Catuan Fiber Optic [3]

(27)

16

Secara umum jaringan FTTH/B dapat dibagi menjadi empat Segmen catuan kabel selain perangkap aktif seperti OLT (Optical Line Terminal) dan ONU/ONT (Optical Network Termination) yaitu sebagai berikut:

• Segmen A: Catuan kabel feeder.

• Segmen B: Catuan kabel distribusi.

• Segmen C: Kabel penanggal Drop Core.

• Segmen D: Kabel rumah/ gedung.

Pada topologi jaringan FTTx, dimana terdapat sambungan FTTx, yaitu FTTB (Fiber To The Building), FTTH (Fiber To The Home),dan FTTT (Fiber To The Tower). Dalam pendistribusian melalui berbagai tahapan. Gambar 2.10 merupakan skema ataupun gambaran dari arsitektur/topologi jaringan Fiber Optic FTTx.

Gambar 2.10 Arsitektur dan Topologi jaringan FTTx [4]

(28)

17

Pada Server FTM tedapat berbagai komponen seperti Metro E, OLT, IMS soft switch dan Broadcast HE. Pada FTTB dari FTM di salurkan ke ODC (Optical Distribution cabinet) didalam ODC dilakukan pembagian jalur menggunakan splitter 1:4, 1:8, 1:16, 1:32 kemudian disalurkan ke pelanggan, dan ada juga FTM yang langsung mendistribusikannya ke gedung. Pada FTTH, FTM menyalurkan ke ODC, kemudian ke ODP (Optical Distribution Point) yang terdapat pada tiang yang merupakan titik distribusi kepelanggan rumah. Dan untuk FTTT sama hal nya dengan FTTB dan FTTH, FTTT mendapat catuan melalui ODC (Optical Distribution Cabinet) yang langsung mengarah ke tower dan ada juga yang melalui ODP terlebih dahulu sebelum dihubungkan ke tower tergantung lokasi tower tersebut berada. Untuk FTTT dikenal dengan Node B.Pada jaringan FTTx terdapat batasan redaman yang telah ditentukan [4]. Yaitu sebagai berikut.

• Power transmit OLT = 1.5 s/d 5 dBm.

• Berlaku sampai redaman ke ODC tergantung splitter yang digunakan pada ODC Splitter 1:4 = 7.25 dBm, splitter 1:8 = 10.38 dBm.

• Sensitifitas ONT yang merupakan modem pelanggan = -27 dBm.

Tergantung pada jumlah splitter yang terdapat pada ODP. Splitter 1:4 = 7.25 dBm, splitter 1:8 = 10.38 dBm.

• Saturasi = -8 dBm

• Redaman min -13 dBm s/d max -28 dBm yang terukur di ONT/modem

pelanggan.

(29)

18

2.7 Komponen – Komponen yang Digunakan pada Jaringan FTTx

Pada jaringan FTTx terdapat berbagai komponen- komponen yang digunakan selama pentransmisian, mulai dari server hingga kepelanggan, sebagai berikut [3].

a. OLT (Optical Line Terminal)

Optical Line Terminal (OLT) atau biasa disebut juga dengan Optical Line Termination adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik akhir (end- point) dari layanan jaringan optik pasif. Perangkat ini mempunyai dua fungsi utama, antara lain melakukan konversi antara sinyal listrik yang digunakan oleh penyedia layanan dan sinyal optik yang digunakan oleh jaringan optik pasif dan untuk mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung jaringan, atau biasa disebut dengan Optical Network Terminal (ONT). OLT menyediakan interface antara sistem Passive Optical Network (PON) dengan penyedia layanan (service provider) data, video, maupun voice/telepon [4]. Perangkat OLT meliputi:

• DCS (Digital Cross-connect), yang melayani nonswitched dan non- locally switched TDM trafik ke jaringan telepon.

• Voice Gateway, yang melayani locally switched TDM/voice trafik ke PSTN.

• IP Routers atau ATM Edge Switch, yang melayani trafik data.

• Video Network Device, yang melayani trafik video.

(30)

19

b. Optical Distribution Frame (ODF)

Optical Distribution Frame (ODF) merupakan perangkat tempat terminasi kabel fiber optik. Selain itu juga sebagai tempat peralihan dari kabel fiber optikoutdoor dengan kabel fiber optikindoor dan sebaliknya.

c. Optical Distribution Cabinet (ODC)

Optical Distribution Cabinet (ODC) merupakan suatu perangkat pasif yang diinstalasi di-indoor atau outdoor. Perangkat ini berfungsi sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi (perhatikan Gambar 4.1), sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi (distribusi).

ODC merupakan tempat terletaknya splitter dan sebagai tempat penyambungan [4]. Gambar 2.11 merupakan gambaran dari ODC.

Gambar 2.11 Optical Distribution Cabinet (ODC) [4]

(31)

20

d. Optical Distribution Point (ODP)

Optical Distribution Point (ODP) merupakan perangkat terminasi akhir kabel distribusi dan terminasi awal penggunaan drop kabel. ODP berperan sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran kabel drop ke ONT. Di ODP terdapat juga splitter. Ditinjau dari lokasi dan tempat pemasangannya, ODP dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu [4]:

• ODP Wall, ODP jenis ini dipasang di dinding atau juga bias dipasang di tiang yang tentunya dipasang pada instalasi kabel drop atas tanah.

• ODP Pedestal, ODP jenis ini dipasang diatas permukaan tanah, ODP ini digunakan untuk instalasi kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa pvc 2 cm.

• ODP Closure, ODP ini sangat fleksibel dapat dipasang didekat tiang atau di antara dua tiang yang dipasang pada kabel distribusi aerial.

(a)

(32)

21

e. Optical Terminal Premises (OTP)

Optical Terminal Premises (OTP) merupakan perangkat pasif yang dipasang di rumah pelanggan yang berfungsi sebagai tempat terminasi akhir drop kabel. Merupakan tempat sambungan core optic atau peralihan dari kabel outdoor dengan indoor [4].

(b)

(c)

Gambar 2.12 Optical Distribution Point; (a) ODP Pedestal, (b) ODP Wall, (c)

ODP Closure [4].

(33)

22

f. Optical Indoor Outlet (Roset)

Roset merupakan perangkat pasif yang diletakkan di dalam rumah pelanggan yang menjadi titik terminasi akhir dari kabel indoor fiber optik, terdapat dua jenis roset yaitu roset jenis temple dan roset jenis tanam [4].

g. Optical Network Terminal (ONT)

Optical Network Terminal (ONT) merupakan perangkat aktif yang dipasang di sisi pelanggan indoor yang dilengkapai dengan port-port. ONT memiliki fungsi untuk mengubah sinyal optic menjadi sinyal elektrik dan sebagai alat demultiplex. Pihak Telkom telah bekerjasama dengan Huawei dan ZTE dalam supplying ONT pabrikan mereka. ONT di kalangan awam dapat juga disebut sebagai modem [5].

Gambar 2.14 Optical Network Terminal [5]

(a) (b)

Gambar 2.13 Roset (a) Jenis Tempel dan (b) Jenis Tanam

(34)

23

2.8 Teknis Instalasi FTTH

Teknisi lapangan memiliki prosedur yang telah tersusun secara sistematis.

Teknisi lapangan memiliki peranan dalam instalasi komunikasi serat optik untuk FTTH. Langkah – langkah dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15 [5].

Mulai

Pembuatan Work Order

Broadcast WO ke teknisi

Teknisi menerima WO

Ticket

Teknisi m endatangi lokasi pelanggan

sesuai WO

Teknisi m elakukan pengecekan pada

ODP

Apakah terdapat slot kosong

pada ODP?

Menghubungi divisi mitra

Divis i mitra melakukan ins talasi

ODP baru Penarikan Drop

Core ke ONT pelangg an

Instalasi ONT pelanggan

Instalasi seles ai

Seles ai

Tidak

Ya

Gambar 2.15 Diagram Alir Prosedur Kerja Teknisi PT. Telkom [5].

(35)

24

Berdasarkan Gambar 2.15, Prosedur kerja teknisi PT. Telkom adalah sebagai berikut [5]:

1. Mulai: Pelanggan meminta {(request) untuk mengadakan instalasi ke pihak PT. Telkom.

2. Pembuatan Work Order (WO) Ticket: pihak kantor mengeluarkan Work order terkait laporan dari pelanggan.

3. Broadcast WO Ticket ke Teknisi: Teknisi akan mulai bergerak ke lokasi pelanggan. Pihak kantor juga akan broadcast WO ticket melalui aplikasi atau sosial media dan teknisi akan menerima WO ticket tersebut.

4. Ketika sudah sampai, teknisi akan melakukan pengecekan di ODP apakah terdapat slot kosong di splitter yang nanti digunakan untuk disambungkan ke rumah pelanggan.

5. Apabila terdapat slot kosong di ODP maka teknisi akan langsung menarik drop core ke rumah pelanggan. Setelah itu teknisi memasang roset dan ONT di rumah pelanggan serta membuat kata sandi dan nama pengguna bagi ONT yang dipasang.

6. Apabila tidak ada slot kosong di OPD, biasanya teknisi mencari ODP terdekat yang berjarak <500m sehingga masih bisa penarikan kabel drop core langsung. Bila tidak ada mereka akan menunda instalasi dan menghubungi divisi mitra untuk membangun ODP baru yang dekat dengan rumah pelanggan dan instalasi ke rumah pelanggan dapat dilakukan.

7. Teknisi akan konfirmasi bahwa instalasi telah selesai dan diberi laporan ke

pusat.

(36)

25

2.9 Matlab

MATLAB merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk pemrograman, analisis, serta komputasi teknis dan matematis berbasis matriks.

MATLAB adalah singkatan dari Matrix Laboratory karena mampu menyelesaikan masalah perhitungan dalam bentuk matriks. MATLAB versi pertama dirilis pada tahun 1970 oleh Cleve Moler. Pada awalnya, MATLAB didesain untuk menyelesaikan masalah-masalah persamaan aljabar linear. Seiring berjalannya waktu, program ini terus mengalami perkembangan dari segi fungsi dan performa komputasi.

Bahasa pemrograman yang kini dikembangkan oleh MathWorks Inc.

menggabungkan proses pemrograman, komputasi, dan visualisasi melalui lingkungan kerja yang mudah digunakan. MATLAB juga memiliki keunggulan umum lainnya, seperti analisis dan eksplorasi data, pengembangan algoritma, pemodelan dan simulasi, visualisasi plot dalam bentuk 2D dan 3D, hingga pengembangan aplikasi antar muka grafis. Dalam ruang lingkup perguruan tinggi, MATLAB digunakan sebagai alat pembelajaran pemrograman matematika, teknik, dan sains pada level pengenalan dan lanjutan, sedangkan dalam dunia industri, MATLAB dipilih sebagai alat penelitian, pengembangan, dan analisis produk industri.

MATLAB dapat dioperasikan pada sistem operasi Windows, Linux, maupun macOS. Selain itu, MATLAB juga bisa dihubungkan dengan aplikasi atau bahasa pemrograman eksternal lainnya, seperti C, Java, .NET, dan Microsoft Excel.

Dalam MATLAB tersedia pula kotak kakas (toolbox) yang dapat digunakan untuk

aplikasi-aplikasi khusus, seperti pengolahan sinyal, sistem kontrol, logika fuzzy,

(37)

26

jaringan saraf tiruan, optimasi, pengolahan citra digital, bioinformatika, simulasi, dan berbagai teknologi lainnya.

2.9.1 Matlab GUI (Graphical User Interface)

GUI adalah singkatan dari Graphical User Interface, sebuah aplikasi display dari MATLAB yang mengandung tugas, perintah, atau komponen program yang mempermudah user (pengguna) dalam menjalankan sebuah program dalam MATLAB.Kenapa sebaiknya menggunakan atau membuat GUI di MATLAB?

Ringkasnya, GUI akan membuat program di MATLAB menjadi lebih simpel dan praktis digunakan oleh para end-user. MATLAB adalah sebuah lingkungan perhitungan aritmatika sekaligus bahasa pemrograman. Dibuat oleh The Mathworks, MATLAB menyediakan fasilitas dan sarana dalam memanipulasi matriks, memplot data dan fungsi matematika, pembuatan UI (User Interface),

Gambar 2.16 Tampilan Awal Matlab

(38)

27

implementasi algoritma, serta antarmuka dengan bahasa-bahasa pemrograman lainnya.

Beberapa kelebihan MATLAB jika dibandingkan dengan program lain adalah sebagai berikut:

1. Mudah dalam memanipulasi struktur matriks dan perhitungan berbagai operasi matriks yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, invers dan fungsi matriks lainnya.

2. Menyediakan fasilitas untuk memplot struktur gambar (kekuatan fasilitas Grafik tiga dimensi yang sangat memadai).

3. Script program yang dapat diubah sesuai dengan keinginan user.

4. Jumlah routine-routine powerful yang berlimpah yang terus berkembang.

5. Kemampuan interface (antarmuka, misal dengan bahasa C, word dan Mathematica).

6. Dilengkapi dengan toolbox, simulink, stateflow dan sebagainya, serta mulai

melimpahnya source code di internet yang dibuat dalam MATLAB ( contoh

toolbox misalnya : signal processing, control system, neural networks dan

sebagainya).

(39)

28

BAB III

PERANCANGAN SOFTWARE

3.1 Umum

Pada bagian ini akan dirancang FTTH menggunakan software Matlab 2015, perhitungan ini dirancang berdasarkan suatu data pelanggan. Data pelanggan yang digunakan adalah pelanggan Indihome Jl. Pasar 1 Medan. Setelah itu nilai-nilai tiap komponen sampel FTTH dan perhitungan software akan dibandingkan.

3.2 Studi Awal

Studi awal dilakukan untuk mengetahui standar yang digunakan oleh PT.

Telkom. Studi awal juga dilakukan untuk mengetahui salah satu data pelanggan yang menggunakan FTTH dari PT. Telkom. Setelah itu kita akan membuat perhitungannya pada GUI Matlab berdasarkan data yang diteliti dan akan membandingkan hasil yang diterima.

3.2.1 Tahapan Penelitian

Tahapan yang dilakukan untuk tercapainya tujuan penelitian, dilakukan

sesuai dengan alur yang terdapat pada Gambar 3.1

(40)

29 Mulai

Pengambilan Data

Mendesain simulasi pada software Matlab

Input Data

Membandingan hasil keluaran secara simulasi

dan Teori Apakah Simulasi

berjalan baik?

Ya

Periksa rangkaian simulasi pada software

Matlab Tidak

Selesai

Gambar 171 Diagram Alir Penelitian

(41)

30

3.2.2 Standar Komunikasi Optik PT.Telkom

PT. Telkom bekerja menggunakan standar yang telah mereka tetapkan sesuai dengan spesifikasi peralatan dan jaringan serta lokasi yang akan diinstal [3].

Standar – standar itu dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3. 1 Standar – Standar instalasi FTTH PT. Telkom [ 3]

Nama Bagian Satuan

Jumlah Titik terminasi

Jumlah titik sambung

Loss (dB)

Margin System (dBm)

Power Transmitter / Optical Line Terminal (OLT)

Unit - - - 1.5 s/d 5

Optical Distribution Frame (ODF) Set 2 1 1.5 -

Optical Distribution Cabinet (ODC) Set 2 2 1.5 -

Modular passive Splitter 1:4 Buah - - 7.25 -

Modular Passive Splitter 1:32 Buah - - 17.45 -

Optical Distribution Point (ODP) Set 1 1 0.8 -

(42)

31

PLC Passive Splitter 1:8 Buah - - 10.38 -

PLC Passive Splitter 1:16 Buah - - 13.25 -

Optical Termination Point Buah 1 - 0.7 -

Roset Buah 1 1 0.8 -

Optical Network Terminal (ONT) / Modem

Buah - - - -13.7 s/d -27.4

Patchcord (G-657 A2) Per Km - - 0.35 -

Feeder Cable (G-652 D) Per Km - - 0.35 -

Distribution Cable (G-652 D) Per Km - - 0.35 -

Dropcore Cable (G-657 A1) Per Km - - 0.35 -

Panjang Cahaya Uplink 1310 nm Downlink 1490 nm

(43)

32

3.2.3 Data Pelanggan Indihome PT. Telkom

Penelitian kali ini sudah dilakukan pengambilan data terhadap salah satu pelanggan Indihome yang beralamat di Jl. Pasar 1 Medan. Berikut denah lokasi pelanggan yang ditunjukkan pada Gambar 3.2

Setelah pengambilan data, diketahui letak komponen penyusun FTTH untuk pelanggan tersebut memiliki tempat seperti ditunjukkan pada gambar 3.3

Gambar 182 Lokasi Pelanggan Indihome Jl. Pasar 1

Gambar 3.3 Lokasi Komponen – Komponen Penyusun FTTH Pelanggan

(44)

33

Berdasarkan Gambar 3.3 diketahui jaringan FTTH untuk pelanggan ini mempunyai panjang sekitar 2.7 km. Jarak penerima (ONT) yang berada di rumah pelanggan ke ODP sepanjang 200 m. Jarak ODP ke ODC adalah sepanjang 1.4 km.

Sedangkan jarak ODC ke OLT transmitter yang berada di Telkom Padang Bulan adalah 1.1 km. Pada saat melakukan pengambilan data, didapat nilai daya optik yang diterima pada setiap komponen. Nilai daya optik yang diterima di setiap komponen adalah sebagai berikut:

Daya Transmit OLT : 2.02 dBm Daya di ODC : -2.22 dBm Daya di ODP : -7.27 dBm Daya di ONT : -15.61 dBm

Nilai – nilai diatas dapat dilihat pada pengukuran yang ditunjukkan pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

(a) (b)

Gambar 194 Pengukuran Sampel Pelanggan Pada (a) ODC dan (b)

ODP

(45)

34

3.3 Perancangan perhitungan menggunakan Software Matlab

Perancangan perhitungan dilakukan menggunakan software Matlab dengan membuat tiap komponen penyusun FTTH menjadi bidang – bidang yang terdiri dari beberapa komponen seperti konektor dan splitter. Langkah – langkah dalam merancang perhitungan menggunakan Software Matlab adalah sebagai berikut:

1. Buka Matlab.

2. Klik file > new > GUI > bank GUI (default) setelah itu maka akan muncul tampilan sebagai berikut:

Gambar 205 Pengukuran ONT (Rx Optical Power) dan OLT (Tx Optical Power)

Melalui ONT Configuration Website Based by IP.

(46)

35

3. Buat tampilan GUI dengan memberi nama pada Tombol-tombol yang akan digunakan. Agar semuanya rapi, klik kanan ikon yang ingin diganti lalu klik property inspector lalu pilih string dan ketik nama yang diinginkan.

4. Setelah itu memasukkan rumus dengan cara klik kanan tombol hitung >

view callbacks > callback. Lalu simpan figure. Akan diarahkan pada M- File figure.

5. Simpan M-File, kemudian kembali ke menu edit figure yang pertama, klik ikon segitiga miring warna hijau untuk running GUI.

6. Masukkan angka kemudian klik hitung, apabila pada kotak hasil muncul nilai berarti pembuatan GUI berhasil.

7. Atur figure sesuai keinginan. Setelah itu simpan GUI ke folder yang

diinginkan.

(47)

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Dalam bab ini akan dilakukan analisis komparasi perhitungan terhadap nilai daya optik data pelanggan, secara Software serta secara teori yang memodelkan jaringan FTTH sampel pelanggan PT.Telkom.

4.2 Analisis Data Pelanggan FTTH PT. Telkom

Seperti yang dapat dilihat pada subbab 3.2.3 Data dari sampel pelanggan FTTH PT. Telkom dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4. 1 Data Sampel Pelanggan FTTH PT.Telkom

Daya Transmit OLT 2.02 dBm Jarak ke ODC 1.1 km

ODC -2.22 dBm Jarak ke ODP 1.4 km

ODP -7.27 dBm Jarak ke ONT 200 m

Daya Terima ONT -15.61 Total Jarak ± 2.7 km

Alamat Jl. Setiabudi Pasar 1

4.3 Analisis Perhitungan Data Pelanggan Secara Teori

Apabila melakukan perhitungan secara langsung dengan menggunakan

rumus power link budget yang terdapat pada Persamaan 2.6, maka untuk sampel

(48)

37

pelanggan FTTH ini akan didapatkan nilai daya yang diterima pada ONT sebagai berikut:

P

r

= P

t

− 𝛼

𝑓

− 𝛼

𝑠

− 𝛼

𝑐

(4.1)

Diketahui:

Pt (Daya Transmit OLT) = 2.02 dBm

Jumlah Konektor dan Splice di OLT: 1 konektor dan 1 splice Jumlah Konektor dan Splice di ODC: 2 konektor dan 2 splice Jumlah Konektor dan Splice di ODP: 2 konektor dan 2 splice Jumlah Konektor dan Splice di ONT: 2 konektor dan 2 splice Jumlah Konektor dan Splice di Roset: 1 konektor dan 1 splice Loss konektor = 0.1 dB

Loss splicing = 0.2 dB

Maka, redaman konektor adalah:

𝛼

𝑐

= 0.2 𝑥 8 = 1.6 dB

dan redaman splice adalah:

𝛼

𝑠

= 0.1 𝑥 8 = 0.8 dB

(49)

38

Jarak OLT ke ODC = 1.1 km

Jarak ODC ke ODP = 1.4 km

Jarak ODP ke Roset = 200 m = 0.2 km Jarak Roset ke ONT = 2 m = 0.002 km Loss Fiber = 0.35 db/km

Maka redaman fiber adalah:

𝛼

𝑓

= 0.35 𝑥 (1.1 + 1.4 + 0.2 + 0.002) = 0.35 𝑥 2.702 = 0.9457 dB

Berdasarkan data standar PT. Telkom pada Tabel 3.1 diketahui:

Loss ODP = 1.5 dB Loss ODC = 0.8 dB Loss Roset = 0.8 dB

Loss Spliter ODP 1:8 = 10.38 dB Loss Splitter ODC 1:4 = 7.25 dB

Sehingga total loss komponen pasif adalah:

𝛼

𝑝

= 1.5 + 0.8 + 0.8 + 10.38 + 7.25 = 20.73 𝑑𝐵

(50)

39

Dengan menggunakan persamaan 2.6 didapat daya terima sebesar:

P

r

= P

t

− 𝛼

𝑓

− 𝛼

𝑠

− 𝛼

𝑐

− 𝛼

𝑝

P

r

= 2.02 − 0.9457 − 0.8 − 1.6 − 20.73 = −22.0557 𝑑𝐵𝑚

4.4 Analisis Menggunakan Software Matlab

Dengan menggunakan perhitungan yang telah dirancang pada software Matlab, dapat juga mengukur daya yang diterima pada ONT. Analisa perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan secara manual dengan Software yang telah dibuat. Berikut ini hasil perhitungan menggunakan Software Matlab:

Gambar 211 Tampilan Hasil Perhitungan Berbasis Data Pelanggan FTTH PT. Telkom

(51)

40

Sensitifitas ONT berdasarkan standar PT. Telkom adalah -13.7 dBm sampai dengan -28 dBm. Ketiga pengujian tersebut masih dapat diterima karena masih pada standar sensitifitas ONT yang ada yaitu pada nilai sebesar -13.7 dBm sampai dengan -28 dBm. Dari pengujian tersebut maka didapat hasil dari masing-masing pengujian yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut ini:

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Data Pelanggan FTTH PT. Telkom

Jenis Pengujian Besar Daya ONT (dBm)

Pengukuran langsung ke lapangan -15.61 dBm Perhitungan menggunakan teori -22.0557 dBm Perhitungan menggunakan MATLAB -21.6757 dBm

Daya ONT yang paling baik diterima adalah daya ONT pada Software di

MATLAB karena software akan otomatis melakukan optimasi ketika proses

kalkulasi dijalankan. Daya ONT pada perhitungan MATLAB memiliki daya yang

paling besar daripada hasil pengujian lainnya yakni sebesar -21.6757 dBm,

sedangkan jika melihat hasil dari pengukuran secara langsung ke lapangan

mendapatkan hasil -15.61 dBm yang tentu saja ini sudah sangat baik untuk

digunakan. Dapat dilihat adanya selisih daya sebesar 6.0657 dBm dimana ini bisa

terjadi karena gangguan teknis pada saat melakukan instalasi. [3]. Gangguan yang

dimaksud adalah:

(52)

41

1. Serat optik putus. Ada pengaruh mekanis dan pengaruh instalasi yang menyebabkan serat optik putus. Pengaruh mekanis diantaranya adalah Pohon tumbang yang menimpa jalur kabel udara, tiang roboh, jalur kabel terkena benang layang-layang. Sedangkan pengaruh instalasi diantaranya adalah penarikan kabel optik yang dilakukan dengan gaya tarik terlalu besar, serta radius serat optik yang terlalu kecil.

2. Kesalahan dalam alur penarikan kabel pada saat menarik kabel ke rumah pelanggan. Kesalahan alur penarikan ini mungkin dapat menyebabkan tekukan (bending) dan kerusakan kecil pada kabel optik tersebut.

3. Kesalahan pada alat ukur yang bernama OPM pada saat di lapangan tidak jarang lupa dilakukan kalibrasi oleh teknisi sehingga terjadi ketidak akuratan nilai yang didapat.

4. ODP sumber yang menjadi pangkal tarikan kabel ke ONT. Pelanggan biasanya menggunakan ODP paling dekat dimana sebelumnya ODP tersebut sudah diisi dengan tarikan kabel pelanggan lainnya.

Daya yang didapatkan dengan perhitungan menggunakan teori adalah daya

yang paling besar yaitu senilai -22.0557 dBm. Daya ONT yang didapat melalui

pengukuran di lapangan terjadi selisih daya senilai 6.4457 dBm.

(53)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil dengan menggunakan perhitungan MATLAB didapat sebesar -21.6757 dBm. Ini merupakan hasil daya yang paling baik karena mempunyai optimalisasi otomatis.

2. Hasil pengukuran daya ONT di lapangan didapat sebesar -15.61 dBm.

Sedangkan hasil pengukuran secara perhitungan MATLAB memiliki nilai sebesar -21.6757 dBm. Selisih antara pengukuran daya ONT di lapangan dengan perhitungan menggunakan MATLAB didapat sebesar 6.0657dBm.

3. Hasil keluaran perancangan secara MATLAB memiliki nilai-nilai yang mendekati dengan apa yang penulis harapkan.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan terhadap Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk perancangan selanjutnya, perhitungan menggunakan GUI MATLAB dapat ditambah fitur grafik agar hasil perhitungan dapat disajikan tidak hanya dalam bentuk angka, namun juga grafik.

2. Untuk perancangan selanjutnya diharapkan menggunakan Aplikasi yang

lain untuk mendapatkan hasil yang lebih beragam lagi.

(54)

43

DAFTAR PUSTAKA

[1] G.Keiser, Optical Fiber Communications, 4th edition. Singapore: McGraw- Hill Internatonal Edition, 2010.

[2] G.P. Agrawal, Fiber-Optic Communication System, 3rd edition. New York:

John Wiley & Sons, 2002.

[3] Hidajat, Saiful, Pedoman Instalasi Kabel Distribusi Jaringan Fiber Optik Terpadu (i-odn). Bandung: PT. Telekomunikai Indonesia Tbk, 2015

[4] Kartiria, Optimalisasi Jaringan Komunikai Serat Optik Melalui Analisa Power Budget (Studi Kasus PT. Telkom di STO Padang). Padang:

Institut Teknologi Padang, 2017.

[5] Musta’in, Arief, Pedoman Desain Jaringan Distribusi Fiber Optik Terpadu (Desain-iodn). Bandung: PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, 2015.

[6] Telkom Akses Digital Life, Provisioning Indihome TA-PR-042. Jakarta:

Telkom Indonesia, 2016.

[7] Telkom Akses Fiber Academy, Overview Fiber to The Home. Jakarta: PT.

Telkom Akses, 2016.

(55)

44

[8] Telkom Indonesia, Program pelatihan mitra FTTH, Instalasi Kabel Rumah

dan Gedung. Jakarta: PT. Telkom Akses, 2016

[9] https://ww2.mathworks.cn/. Mathlab. Diakses Pada Tanggal (15 Agustus

2019)

(56)

45

LAMPIRAN

Lampiran 1 Script Program GUI Matlab

% INTERFACE_1 MATLAB code for interface_1.fig

% INTERFACE_1, by itself, creates a new INTERFACE_1 or raises the existing

% singleton*.

%

% H = INTERFACE_1 returns the handle to a new INTERFACE_1 or the handle to

% the existing singleton*.

%

% INTERFACE_1('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local

% function named CALLBACK in INTERFACE_1.M with the given input arguments.

%

% INTERFACE_1('Property','Value',...) creates a new INTERFACE_1 or raises the

% existing singleton*. Starting from the left, property value pairs are

% applied to the GUI before interface_1_OpeningFcn gets called. An

% unrecognized property name or invalid value makes property application

% stop. All inputs are passed to interface_1_OpeningFcn via varargin.

%

% *See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI allows only one

% instance to run (singleton)".

%

% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES

% Edit the above text to modify the response to help interface_1

% Last Modified by GUIDE v2.5 17-Aug-2019 07:56:53

% Begin initialization code - DO NOT EDIT gui_Singleton = 1;

gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...

'gui_Singleton', gui_Singleton, ...

'gui_OpeningFcn', @interface_1_OpeningFcn, ...

'gui_OutputFcn', @interface_1_OutputFcn, ...

'gui_LayoutFcn', [] , ...

'gui_Callback', []);

if nargin && ischar(varargin{1})

gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});

end

if nargout

[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});

else

gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});

(57)

46 end

% End initialization code - DO NOT EDIT

% --- Executes just before interface_1 is made visible.

function interface_1_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles, varargin)

% This function has no output args, see OutputFcn.

% hObject handle to figure

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% varargin command line arguments to interface_1 (see VARARGIN)

% Choose default command line output for interface_1 handles.output = hObject;

% Update handles structure guidata(hObject, handles);

% UIWAIT makes interface_1 wait for user response (see UIRESUME)

% uiwait(handles.figure1);

% --- Outputs from this function are returned to the command line.

function varargout = interface_1_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)

% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);

% hObject handle to figure

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% Get default command line output from handles structure varargout{1} = handles.output;

% --- Executes on button press in pushbutton1.

function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) close;

% --- Executes on button press in pushbutton2.

function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton2 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) close;

guidata(interface_2);

(58)

47

% --- Executes on button press in pushbutton3.

function pushbutton3_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton3 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) close;

guidata(interface_4);

% --- Executes on button press in pushbutton4.

function pushbutton4_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton4 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) close;

guidata(interface_3);

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function pushbutton1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

buttonIm = imread('04_Img.png');

buttonIm = imresize(buttonIm,.60);

set(hObject,'cdata',buttonIm,'string', '');

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function axes1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to axes1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

% Hint: place code in OpeningFcn to populate axes1 image = imread('tentang.png');

imshow(image);

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function axes2_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to axes2 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

% Hint: place code in OpeningFcn to populate axes2

(59)

48 image = imread('simulasi.jpg');

imshow(image);

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function axes3_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to axes3 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

% Hint: place code in OpeningFcn to populate axes3 image = imread('materi.jpg');

imshow(image);

% INTERFACE_2 MATLAB code for interface_2.fig

% INTERFACE_2, by itself, creates a new INTERFACE_2 or raises the existing

% singleton*.

%

% H = INTERFACE_2 returns the handle to a new INTERFACE_2 or the handle to

% the existing singleton*.

%

% INTERFACE_2('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local

% function named CALLBACK in INTERFACE_2.M with the given input arguments.

%

% INTERFACE_2('Property','Value',...) creates a new INTERFACE_2 or raises the

% existing singleton*. Starting from the left, property value pairs are

% applied to the GUI before interface_2_OpeningFcn gets called. An

% unrecognized property name or invalid value makes property application

% stop. All inputs are passed to interface_2_OpeningFcn via varargin.

%

% *See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI allows only one

% instance to run (singleton)".

%

% See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES

% Edit the above text to modify the response to help interface_2

% Last Modified by GUIDE v2.5 23-Jul-2020 15:45:14

% Begin initialization code - DO NOT EDIT gui_Singleton = 1;

gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ...

'gui_Singleton', gui_Singleton, ...

'gui_OpeningFcn', @interface_2_OpeningFcn, ...

(60)

49 'gui_OutputFcn', @interface_2_OutputFcn, ...

'gui_LayoutFcn', [] , ...

'gui_Callback', []);

if nargin && ischar(varargin{1})

gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});

end

if nargout

[varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});

else

gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});

end

% End initialization code - DO NOT EDIT

% --- Executes just before interface_2 is made visible.

function interface_2_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles, varargin)

% This function has no output args, see OutputFcn.

% hObject handle to figure

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% varargin command line arguments to interface_2 (see VARARGIN)

% Choose default command line output for interface_2 handles.output = hObject;

% Update handles structure guidata(hObject, handles);

% UIWAIT makes interface_2 wait for user response (see UIRESUME)

% uiwait(handles.figure1);

% --- Outputs from this function are returned to the command line.

function varargout = interface_2_OutputFcn(hObject, eventdata, handles)

% varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT);

% hObject handle to figure

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% Get default command line output from handles structure varargout{1} = handles.output;

% --- Executes on button press in pushbutton1.

function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) close;

(61)

50

% --- Executes on button press in pushbutton2.

function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton2 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) close;

guidata(interface_1);

% --- Executes on button press in pushbutton3.

function pushbutton3_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton3 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% --- Executes on button press in pushbutton4.

function pushbutton4_Callback(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton4 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA)

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function pushbutton1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton1 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

buttonIm = imread('04_Img.png');

buttonIm = imresize(buttonIm,.60);

set(hObject,'cdata',buttonIm,'string', '');

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function pushbutton2_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to pushbutton2 (see GCBO)

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

buttonIm = imread('01_Img.png');

buttonIm = imresize(buttonIm,.60);

set(hObject,'cdata',buttonIm,'string', '');

% --- Executes during object creation, after setting all properties.

function axes1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

% hObject handle to axes1 (see GCBO)

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Dasar Serat Optik [1]
Gambar 2.2 Penyerapan Pada Serat optik
Gambar 2.5 Microbending pada Serat OptikGambar 2.4 Rayleigh Scattering pada Serat Optik
Tabel 2.1 Lebar Spektral Beberapa Sumber-Sumber Cahaya
+7

Referensi

Dokumen terkait