• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan melalui suatu media dan disampaikan kepada khalayak umum. Komunikasi itu adalah ilmu yang mempelajari pernyataan antar manusia di mana pernyataan tersebut dijelaskan dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol yang berarti bagi komunikator maupun komunikan (Jampel, Suditha, & Suartama, 2016). Komunikasi massa memiliki banyak definisi dari berbagai aspek namun definisi komunikasi massa secara umum adalah kegiatan komunikasi melalui media massa baik dalam bentuk cetak, elektronik, maupun online.

Massa adalah sebuah golongan atau khalayak besar. Pada konteks komunikasi maka massa merupakan suatu golongan atau khalayak besar yang menerima pesan dari suatu organisasi maupun media. Massa yang dimaksud dalam konteks komunikasi yakni khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca, beberapa istilah yag telah disebutkan ini berkaitan dengan media massa (Nurudin, 2011).

Komunikasi massa menggunakan media massa sebagai penyampai pesan.

Media massa dapat berupa media cetak, elektronik, maupun online. Seiring berkembangnya zaman maka media massa pun berkembang pesat. Media massa yang dimaksud yakni antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku, dan film (Nurudin, 2011). Salah satu media massa yang akan dibahas pada penelitian ini yakni film. Komunikasi massa berfokus pada lembaga maupun institusi yang memiliki tugas menyampaikan pesan kepada khalayaknya. Cara lembaga dalam mengolah pesan dan media ini akan berpengaruh terhadap bagaimana pemerima pesan menerima dan memahaminya.

Dalam komunikasi massa film merupakan bagian dari media massa. Media massa dirtikan sebagai sebuah media komunikasi dan sarana informasi yang

(2)

24 bisa melakukan penyebaran informasi secara massal dan serta dapat diakses oleh masyarakat secara luas, apabila dilihat dari segi makna, media massa adalah alat atau sebuah sarana untuk menyebarluaskan isi dari sebuah berita, opini, komentar, maupun hiburan, dan lain sebagainya (Habibie, 2018). Film menjadi media massa yang dapat dirasakan dengan indra penglihat dan indra pendengar. Film menyampaikan pesan melalui visual dan alur cerita yang ada.

Penonton menjadi khalayak komunikasi massa pada film. Pesan yang disampaikan dipengaruhi oleh bagaimana pembawaan cerita dari film dan bagaimana visual yang disuguhkan mampu menyampaikan pesannya kepada penonton.

Film bisa menjadi bagian dari komunikasi massa dikarenakan film bisa mencakup khalayak yang luas dengan cepat. Khalayak yang dimaksud yakni penonton film tersebut. Film merupakan media elektronik yang mengikuti perkembangan teknologi dalam proses pra produksi hingga post produksi.

Berkembangnya teknologi ini membuat khalayak semakin mudah dalam mengakses film yang akan ditonton sehingga membuat film turut berkembang sebagai media komunikasi massa.

2.1.1 Elemen-Elemen Komunikasi Massa

Berikut adalah elemen-elem yang ada pada komunikasi massa : 1. Komunikator

Komunikator yang ada pada komunikasi massa berbeda dengan komunikator lainnya. Komunikator pada komunikasi massa merupakan individu-individu yang berada pada suatu lembaga media massa. Komunikator bertugas sebagai penyampai pesan kepada khalayaknya. Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan bahwa ada lima ciri-ciri komunikasi massa diantaranya adalah : 1) daya saing, 2) ukuran dan kompleksitas, 3) industrialisasi, 4)spesialisasi, 5) perwakilan (Nurudin, 2011).

2. Isi

(3)

25 Pengolahan isi pada media massa berbeda beda dan memiliki banyak jenis. Media massa memiliki kebijakan-kebijakan yang sudah ditentukan oleh lembaganya. Ray Eldon Hiebert dkk (1985) menyebutkan bahwa isi dari media dibagi menjadi lima kategori diantaranya adalah : 1) berita dan informasi, 2) analisis dan interpretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi, 4) hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan ataupun sesuatu yang dapat menjual, 6) hiburan (Nurudin, 2011).

3. Khalayak

Audience atau khalayak merupakan suatu pihak yang menerima pesan dari komunikator. Pada komunikasi massa audience bisa disebut sebagai penonton film, iklan, dan sebagainya serta pembaca yang membaca berita, koran, majalah atau lainnya.

Menurut Hiebert dan kawan-kawan komunikasi massa memiliki lima karakter diantaranya adalah :

a. Audience merupakan individu-individu yang condong untuk berbagi sebuah pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara individu tersebut.

b. Audience cenderung besar. Besar di sini memiliki arti tersebar ke berbagai wilayah dengan jangkauan sasaran komunikasi massa

c. Audience cenderung heterogen. Heterogen disini dalam artian bahwa audience ini berasal dari berbagai macam dari sebuah kategori sosial.

d. Audience cenderung anonim, yakni dengan artian tidak mengenal atau mengetahui satu sama lain dikarenakan luasnya jangkauan dari khalayak komunikasi massa.

e. Audience secara fisik dapat dipisahkan dari komunikator.

Dimana audience dipisahkan oleh jarak dan waktu (Nurudin, 2011).

4. Umpan Balik (feedback)

(4)

26 Feedback merupakan suatu tanggapan yang diberikan oleh komunikan pada suatu kegiatan komunikasi setelah komunikator menyampaikan pesannya. Pada komunikasi massa komunikan yang dimaksud adalah audience atau khalayak. Feedback bisa terjadi dari dua cara yakni immediated feedback (umpan balik langsung dan delayed feedback (umpan balik tidak langsung). Pada komunikasi massa biasanya lebih banyak terjadi secara tidak langsung (delayed feedback).

Seperti halnya pembuat film dan penonton yang tidak bertemu secara langsung untuk melakukan komunikasi. Dalam artin bahwa komunikator tidak bisa mengetahui secara langsung apa umpan balik yang diberikan oleh penonton. Feedback yang diberikan dapat berupa komentar yang di berikan kepada akun media sosial film tersebut maupun video testimoni setelah menonton.

5. Gangguan

Gangguan pada komunikasi massa ada dua macam yaitu gangguan saluran dan gangguan semantik. Gangguan saluran merupakan suatu kesalahan yang terjadi pada media massa. Seperti halnya salah cetak pada surat kabar, subtitle telat pada film dan lain sebagainya. Setiap saluran memiliki gangguan, maka untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut suatu lembaga atau komunikator harus menyiapkan sebuah strategi apabila terjadi suatu gangguan pada proses penyampaian pesan.

Gangguan semantik merupakan suatu gangguan yang berhubungan dengan bahasa, keadaan budaya, ekonomi, dan keadaan sosialnya. Gangguan semantik dapat berupa kesalahan bicara yang dilakukan oleh reporter saat melaporkan suatu berita, penggunaan kata-kata yang memiliki makna tertentu pada suatu daerah yang dapat memicu keributan.

6. Gatekeeper

(5)

27 Gatekeeper merupakan orang-orang atau suatu lembaga yang memutuskan terbitnya atau rilisnya sebuah media massa.

Seperti contohnya adalah production house yang menaungi sebuah produksi film akan memantau semua proses kegiatan pembuatan film sebelum akhirnya film dapat didistribusikan kepada khalayak.

Nurudin menyebutkan dalam bukunya John R. Birttner (1996) mengistilahkan gatekeeper merupakan “individu-individu atau sekelompok orang yang memantau arus dari sebuah informasi dalam sebuah kegiatan komunikasi massa (Nurudin, 2011).

7. Pengatur

Pengatur merupakan pihak yang menjadi penjembatan antara pemerintah dan masyarakat. Pengatur dapat berupa pengiklan, narasumber, dan sebuah organisasi profesional. Pengatur pada komunikasi massa memiliki kebijakan-kebijakan dalam proses penyebaran media massa pada khalayak. Pengatur bukanlah pihak- pihak yang berasal dari media massa namun pihak-pihak yang berada diluar media massa.

Pengatur berbeda dengan gatekeeper. Wilayah dari gatekeeper di dalam media dapat mempengaruhi secara langsung kebijakan dari sebuah media, sedangkan pengatur itu sendiri berada di luar media biasanya merupakan masyarakat atau pemerintah , tetapi secara tidak langsung akan ikut mempengaruhi media (Nurudin, 2011).

8. Filter

(Hiebert, Ungurait, dan Bohn 1985) menyebutkan filter dibagi menjadi tiga jenis : 1) filter psikologis, 2) filter fisik, dan 3) filter budaya. Ketiga filter ini akan mempengaruhi sebuah kuantitas dan kualitas dari pesan yang diterima dan respon yang dihasilkan.

Sementara itu, audience memiliki perbedaan filter satu sama lain (Nurudin, 2011).Filter bisa diibaratkan sebagai jalan mana yang

(6)

28 dugunakan oleh audience dalam menerima suatu pesan. Tiga filter diatas akan menentukan bagaimana tiap individu memaknai dan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2.1.2 Jenis-Jenis Media Massa

Media massa merupakan sebuah sarana yang memiliki fungsi menyampaikan pesan kepada khalayak atau audiencenya. Media massa dapat diartikan sebagai media komunikasi dan informasi yang dapat melakukan penyebaran informasi secara luas dan dapat diakses oleh masyarakat banyak, apabila dilihat dari segi makna, media massa adalah sebuah alat atau sarana untuk menyebarluaskan isi berita, opini, komentar, hiburan, dan lain sebagainya. Media massa menurut bentuknya terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya adalah :

1. Media Cetak

Media cetak merupakan media komunikasi yang yang dicetak dengan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan komunikasi. Media cetak terdiri dari : a) Majalah, b) koran, c) tabloid, dan d) buku.

2. Media Elektronik

Media elektronik merupakan media komunikasi yang pesaanya disampaikan menggunakan teknologi dan dapat menampilkan gambar maupun suara. Media elektronik terdiri dari : a) Film, b) radio, dan c) televisi.

3. Media Online

Media online merupakan media komunikasi yang penyampaian pesannya bisa diakses melalui internet menggunakan website ataupun aplikasi. Media online terdiri dari : a) Media sosial, b)situs berita,c)situs sebuah lembaga, dan d) blog.

(7)

29 2.2 Ruang Lingkup Film

2.2.1 Pengertian Film

Dalam konteks komunikasi film adalah media komunikasi yang yang terbentuk dari unsur audio dan visual. Film bisa memiliki banyak fungsi seperti sebagai sarana hiburan, media pendidikan, sebagai penyampai pesan dan lain sebagainya. Film akan berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang sudah menjadi budya dalam sebuah masyarakat, menawarkan cerita, panggung, musik, drama, humor, dan trik teknis bagi konsumsi populer (Mcquail, 2011). Film bisa disebut sebagai karya seni yang terdiri dari unsur naratik dan sinematik. Dua unsur ini yang mebuat film mampu menyampaikan pesan-pesanya secara audio dan visual.

Film merupakan hasil karya yang diproduksi secara khusus dan hasil produksi tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat luas atau yang biasa disebut sebagai penonton melalui berbagai macam saluran media massa seperti bioskop, televisi, dan untuk sekarang bisa diakses melalui teknologi digital seiring berkembangnya teknologi (Anisti, 2017). Film menjadi salah satu media massa yang sangat ikut berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Film sudah bisa diakses melalui berbagai platform resmi yang menayangkan film tersebut sehingga penonton bisa menontonnya kapan saja.

2.2.2 Genre Film

Genre film merupakan suatu sebutan untuk jenis atau kategori yang ada pada film. Film memiliki banyak genre yang memiliki penikmat masing-masing. Beberapa genre film yang dikenal yakni :

1. Aksi/Action

(8)

30 Film aksi bisa disebut juga dengan film laga. Film aksi merupakan film yang menonjolkan adegan-adegan perselisihan, perkelahian dengan menunjukkan kemampuan khusus dalam aksinya.

2. Film Komedi

Film komedi mrupakan film yang berisi adegan- adegan menyenangkan dan dapat menghibur penontonnya.

Poin utama yang digaris bawahi adalah film komedi mengandung humor yang dapat mengundang tawa selama menontonnya.

3. Film Horor

Film horor merupakan film yang berisi adegan- adegan menyeramkan, mencekam, dan penuh misteri. Film horor menekankan pada penonton untuk merasa emosi dan takut dengan adanya visual yang ditampilkan pada film.

4. Film Romantis

Genre romantis menjadi genre yang populer dikalangan seluruh penonton. Genre romantis merupakan film yang memnampilkan unsur-unsur cinta dalam sebuah hubungan. Era saat ini genre romantis hampir masuk dalam beberapa genre film lainnya sebagai penguat dalam film.

5. Film Thriler

Film thriler merupakan genre film yang berhubungan dengan kehidupan realistis dengan adanya misteri-misteri yang belum terungkap. Genre thriler menekankan pada teori- teori konspirasi yang ada pada kasus pembunuhan, kondisi psikis, maupun aliran-aliran sesat.

6. Film Fiksi Ilmiah

(9)

31 Film fiksi ilmiah merupakan film yang berisi tentang imajinasi-imajinasi yang dihubungkan dengan ilmu ilmiah.

Genre film ini biasanya menekankan pada suatu kecanggihan teknologi, kehidupan di masa depan, maupun kehidupan di luar angkasa atau planet-planet lain.

7. Film Komedi Hitam

Film dengan genre komedi hitam merupakan film yang mengandung lelucon atau candaan yang mengarah pada konten negatif seperti kekerasan,pornografi, sarkasme dan lain sebagainya. Film dengan genre komedi hitam akan dilabeli dengan batas usia diatas 18 tahun karna mengandung unsur-unsur bagi penonton orang dewasa.

2.2.3 Fungsi Film

Film memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh penontonya. Diantara fungsi film adalah sebagai berikut :

1. Pada konteks komunikasi film berfungsi sebagai media penyampai pesan dari pembuat film kepada penontonnya.

2. Film berfungsi sebagai media hiburan. Sebagai media massa film merupakan tempat bagi orang sebagai hiburan dengan adanya waktu istirahat, seperti waktu libur dari pekerjaan, dan sebuah jawaban tuntutan untuk cara menghabiskan waktu luang keluarga yang sifatnya terjangkau dan (biasanya) terhormat (Mcquail, 2011).

3. Film berfungsi sebagai media pendidikan dengan memberikan edukasi yang dimasukkan kedalam adegan- adegan yang ada pada film.

2.2.4 Unsur-Unsur Pembentuk Film

Film yang bagus dan dapat menyampaikan pesan kepada penontonnya tak luput dari unsur-unsur penting yang harus

(10)

32 diperhatikan. Unsur terbentuk dari dua unsur yakni unsur naratif.

Berikut adalah penjelasannya : 1. Unsur Naratif

Unsur naratif merupakan suatu bahan yang akan diolah menjadi film. Dengan kata lain unsur naratif merupakan apa alur cerita yang akan diolah menjadi sebuah film. Unsur naratif merupakan salah satu aspek penting untuk menggambarkan bagaimana film itu akan dibawakan dengan sentuhan sinematik.

2. Unsur Sinematik

Unsur sinematik merupakan sebuah cara apa yang digunakan dalam mengolah cerita yang sudah ada menjadi sebuah film. Dengan kata lain unsur sinematik merupakan gaya yang digunakan oleh pembuat film dalam mengolah film.

Sinematik sendiri mempunyai beberapa elemen penting yang harus ada di setiap proses produksi sebuah film diantaranya adalah :

a) Mise en scene, pada mise en scene sendiri terdapat empat unsur yakni : setting, tata cahaya, kostum dan make up, dan pergerakan pemain.

b) Sinematografi c) Editing d) Suara 2.3 Pesan Dalam Film

Pesan merupakan sesuatu yang disampaikan kepada penerima. Dalam film penerima pesan disebut sebagai penonton yang menonton film tersebut.

Pesan adalah sekumpulan simbol verbal maupun non verbal yang bisa mewakili perasaan atau hal yang ingin disampaikan oleh sumber kepada

(11)

33 khalayak. Pesan memiliki tiga komponen diantaranya adalah simbol, makna, dan bentuk dari organisasi pesan.

Pesan dapat dibedakan menjadi dua macam yakni : 1. Pesan Non Verbal

Pesan non verbal merupkan pesan yang disampaikan tidak melalui lisan maupun tulisan namun bisa dari gesture, ekspresi, dan gerakan- gerakan yang menunjukkan suatu tanda.

2. Pesan Verbal

Pesan verbal merupakan pesan yang disampaikan melalui lisan atau tulisan. Pesan verbal disampaikan dengan bahasa yang bia dimengerti oleh orang lain.

Pada film pesan merupakan suatu hal yang ingin disampaikan oleh sumber kepada khalayaknya dalam bentuk audio dan visual. Film merupakan salah satu bentuk media untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan komunikasi kepada khalayak (Asri, 2020).

2.4 Konstruksi Pesan

Konstruktivisme merupakan teori yang menjelaskan bahwa individu bisa menginterpretasikan dan beraksi sesuai dengan kategori konseptual yang ada di pikiran masing-masing individu. Realitas yang ada tidak selalu menggambarkan diri dari setiap individu namun bisa dipahami atau diteliti dengan bagaimana cara pandang seseorang kepada sebuah realitas.

Konstruktivisme melakukan pendekatakan pemahaman bagaimana sebuah pesan diproduksi melalui sistem kognitif dari individu itu sendiri (Sitompul &

Pohan, 2020).

Pesan merupakan salah satu elemen penting dalam terjadinya suatu kegiatan komunikasi. Pesan harus diproduksi secara baik agar pesan yang disampaikan pun bisa dipahami oleh komunikan. Konstruksi pesan merupakan penyusunan dari kumpulan realitas yang berkaitan satu sama lain untuk menyampaikan suatu pesan yang bisa dipahami maknanya oleh penerima pesan

(12)

34 (Saleh, 2015). Maka dengan kata lain bahwa konstruksi pesan merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

Konstruksi pesan tentunya tidak bisa lepas dari salah satu elemen komunikasi massa yakni komunikator, dimana komunikator dalam film merupakan sineas atau sebuah production house yang memproduksi film. Para sineas akan menggabungkan ide kreatif dengan realitas kehidupan yang ada dengan memasukkan tanda-tanda yang ada di masyarakat. Dengan begitu film merupakan realitas-realitas yang ada sehingga diangkat menjadi sebuah cerita dalam bentuk audio dan visual.

2.5 Kesenjangan Sosial Dalam Film Parasite

Kesenjangan sosial merupakan salah satu masalah yang biasanya dialami oleh negara berkembang. Kesenjangan sosial bisa disebabkan oleh berbagai faktor yakni faktor ekonomi, letak geografis, beberapa peraturan pemerintah, dan perbedaan sumber daya alam. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi penyebab adanya sebuah kesenjangan sosial di sebuah negara seperti perbedaan status sosial, ekonomi, dan gaya hidup manusia. Kesenjangan sosial yang lebar tidak hanya berdampak pada ekonomi tapi juga memiliki dampak yang besar terhadap keadaan psikologis bangsa, maka dapat disebutkan bahwa kesenjangan sosial merupakan bentuk ancaman yang meiliki risiko besar (Syawie, 2011).

Dalam film Parasite kesenjangan sosial ditunjukkan melalui beberapa scene yang ada dengan tanda-tanda yang bisa dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Film Parasite ingin menunjukkan bahwa dalam negara maju pun masih bisa mengalami suatu keadaan yang biasa disebut sebagai kesenjangan sosial. Dalam film Parasite ditunjukkan bahwa kesenjangan sosial yang dialami oleh keluarga miskin dan keluarga kaya melalui keadaan rumah, gaya hidup, dan status sosial.

Kesenjangan sosial yang ditunjukkan pada film ini yakni perbedaan kehidupan keluarga kaya dan miskin dimana keluarga kayak tinggal di lingkungan yang elite dengan keadaan lingkungan yang sehat dan bersih

(13)

35 berbeda dengan rumah yang dihuni oleh keluarga Ki Taek yang berada di basement dimana rumah tersebut sedikit sekali cahaya yang masuk serta sirkulasi udara yang sedit masuk kedalam rumah mereka.

Kesenjangan sosial yang ada di dalam film Parasite tidak hanya dari segi ekonomi tapi juga pendidikan. Dapat dilihat bahwa orang kaya akan memenuhi kebutuhan pendidikan meskipun itu diluar jadwal sekolah. Namun orang miskin bahkan tidak mampu melanjutkan pendidikan sampai tahap kuliah. Orang kaya sangat memperhatikan latar belakang pendidikan untuk orang yang akan bekerja dengannya seperti yang digambarkan oleh film Parasite ini.

2.6 Semiotika

2.6.1 Semiotika Film

Semioika merupakan sebuah metode analisis yang digunakan untukk mengkaji suatu tanda yang ada pada film.

Semiotika merupakan suatu studi ilmu atau suatu metode analisis yang digunakan untuk mengkaji tanda dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang dapat dartikan ataupun dimaknai (Mudjiono, 2011). Secara terminologis semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makna dari objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh bentuk kebudayaan sebagai tanda (Wibowo, 2009).

Semiotika menjadi ilmu yang digunakan untuk mengkaji keberadaan suatu tanda. Pada pendekatan semiotika dapat dibedakan menjadi dua yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi.

Semiotika komunikasi lebih terfokus kepada teori produksi suatu tanda yang berhubungan dengan enam komponen yakni pengirim, penerima, pesan, kode, saluran, dan konten atau isi. Sedangkan seiotika signifikasi berfokus pada pemahaman pada suatu konteks tertentu.

(14)

36 Film pada umumnya terdiri dari tanda-tanda yang bisa memberikan efek kepada penontonnya. Sistem semiotika yang digunakan dalam film adalah dipakainya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan tentang sesuatu (Sobur, 2006).

Pada film tanda menjadi petunjuk yang dapat menggiring penonton dalam memaknai pesan yang ingin disampaikan oleh tim produksi film. Tanda-tanda yang ada pada film akan masuk pada adegan-adegan yang ditampilkan. Untuk lebih spesifiknya tanda akan ada pada unsur sinematik film yakni mise en scene. Pada mise en scene tanda dapat berupa setting, tatanan cahaya, kostusm dan tata rias, serta pemain dan pergerakannya.

2.6.2 Teori Semiotika Charles Sanders Pierce

Pierce menyebutkan bahwa semiotika dilandaskan berdasarkan sebuah logika. Menurut Pierce logika merupak suatu cara manusia untuk menalarkan suatu hal. Pierce menjelaskan bahwa penalaran didapatkan melalui adanya sebuah tanda. Pierce terkenal dengan teori triadic dimana ia menyebutkan bahwa pemaknaan dibagi menjadi tiga yakni ground, object, dan interpretant.

Pierce membagi lagi objek menjadi tiga bagian yakni ikon, indeks, dan simbol. Ikon meruapakan tanda yang memiliki kemiripan sehingga dapat dilihat dan dipahami makanya secara langsung oleh manusia. Yang kedua yakni indeks, indeks merupakan tanda yang bersifat konkrit dimana tanda memiliki

Gambar 2. 1 teori pierce

(15)

37 hubungan dengan objek secara langsung seperti jejak kaki hewan menandakan adanya hewan yang melewati tempat tersebut. Yang terakhir yakni simbol, simbol merupakan suatu tanda yang sudah disepakati ersama oleh suatu masyarat di wilayah-wilayah tertentu, dimana simbol merupakan tanda yang bersifat arbiter.

Berikut adalah penjelasan dari pembagian objek : a. Ikon

Ikon merupakan tanda yang bisa langsung dikenali oleh panca indra manusia karena bisa dilihat secara langsung.

b. Indeks

Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan yang fenomental antara representamen dengan objeknya dan bersifat konkrit.

c. Simbol

Simbol merupakan tanda yang telah disepakato oleh sebagian masyarakat untuk memiliki makna yang dapat dimengerti secara bersamaan.

Tabel 2. 1 cara kerja emiotik pierce (Wibowo, 2009) Jenis

Tanda

Ditandai dengan Contoh Proses Kerja

Ikon - Adanya persamaan - Kemiripan

-Gambar - Foto - Patung

Dapat dilihat oleh panca indra menusia Indeks - Hubungan sebab

akibat - Adanya keterkaitan

- Asap tanda adanya api - Gejala tanda adanya suatu penyakit

- Dapat diperkirakan dan tidak pasti

Simbol - Konvensi - Kesepakatan

- Kata-kata - Isyarat

- Dipelajari terlebih dahulu

(16)

38 agar dapat menemukan makna yang dapat dipahami

2.7 Penelitian Terdahulu

Sebagai referensi dalam melakukan penelitian, peniliti menggunakan penelitian terdahulu untuk menambah bahan dalam penelitin dan sebagai referensi sumber teori yang akan digunakan. Berikut adalah beberapa referensi yang digunakan pada penelitian ini :

Tabel 2. 2 penelitian terdahulu 1 Penelitian

Terdahulu

Metode Penelitian

Kesimpulan Penelitian

Perbedaan Persamaan

Tri Nurianningsih,

Makna Pesan Moral Dalam

Film Dokumenter

(Ananlis Semiotika Roland Barthes

Pada Film “A Taxi Driver”

Karya Jang Hoon), 2019.

Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik

Kualitatif Pesan moral yang didapat pada penelitian ini adalah tindakan tolong menolong

tanpa harus melihat derajat

sosial sesama manusia. Pesan

moral yang ditemukan setelah

diteliti yakni bagaimana hubungan moral yang seharusnya dilakukan kepada

sesama manusia.

Fokus objek penelitian

Metode penelitian

(17)

39 Universitas

Muhammadiyah Malang

Tabel 2. 3 penelitian terdahulu 2 Penelitian

Terdahulu

Metode Penelitian

Kesimpulan Penelitian

Perbedaan Persamaan

Feliks Hendrawan, Agusly Irawan, Fanny Lesmana,

Representasi Whiteness Dalam Film Doctor Strange,

2018. Jurnal Scriptura Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Kristen Petra

Surabaya

Kualitatif Kesimpulan penelitian ini yaitu film doctor

strange lebih mengambarkan bahwa ras kulit

putih lebih diuntungkan daripada ras kulit

hitam di Amerika.

Beberapa aspek yang terlihat dalam film dokter

strange yakni dalam suatu kekuasaan hak, ekonomi, lebih

diterima di masyarakat

sosial.

Teori yang digunakan, serta objek penelitian

Fokus penelitian

Gambar

Gambar 2. 1 teori pierce
Tabel 2. 1 cara kerja emiotik pierce (Wibowo, 2009)  Jenis
Tabel 2. 2 penelitian terdahulu 1  Penelitian  Terdahulu  Metode  Penelitian  Kesimpulan Penelitian  Perbedaan  Persamaan  Tri  Nurianningsih,  Makna Pesan  Moral Dalam  Film  Dokumenter  (Ananlis  Semiotika  Roland Barthes
Tabel 2. 3 penelitian terdahulu 2  Penelitian  Terdahulu  Metode  Penelitian  Kesimpulan Penelitian  Perbedaan  Persamaan  Feliks  Hendrawan,  Agusly Irawan,  Fanny Lesmana,  Representasi  Whiteness  Dalam Film  Doctor Strange,  2018

Referensi

Dokumen terkait

Ancaman platform tersebut menjadi disruptif di mana ancaman ini dapat mengubah pola pengelolaan bisnis akomodasi karena aturan yang berbeda dan dapat membuat para pengelola

Sampai saat ini belum diketahui data ilmiah mengenai penggunaan daun seledri dalam menurunkan kadar glukosa darah, sehingga perlu dibuktikan agar dapat memperluas penggunaan dan

Permukaan silinder liner dari bahan besi tuang kelabu yang dilapisi menggunakan powder Ni-Cr dengan teknik flame spray coating memiliki kekerasan dan ketahanan

Menghasilkan karya penelitian melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang pendidikan dan non kependikakan untuk mewujudkan masyarakat yang

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan serangkaian workshop item review yang diselenggarakan secara nasional dan berkesinambungan untuk mengumpulkan dan mereview

Kajian ini adalah bertujuan untuk mengenalpasti satu garis panduan keselamatan dan kesihatan di tapak bina bagi kontraktor binaan dan mengenalpasti persepsi.. penggunaan

Menunjukan bahwa bayi yang diberikan MP-ASI Dini dan mengalami diare sebanyak 21(48%) sedangkan yang tidak diberikan MP-ASI dini dan mengalami diare sebanyak