• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. KAJIAN PUSTAKA 1. PBL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "B. KAJIAN PUSTAKA 1. PBL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

4 B. KAJIAN PUSTAKA

1. PBL (Problem Based Learning)

Problem Based Learning (PBL) ialah pembelajaran yang memberikan permasalahan atau pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata (Gunantara dkk, 2014). PBL merupakan pembelajaran yang penting untuk pengajaran tutor dan siswa karena dapat meningkatkan Keterampilan pemecahan masalah matematis peserta didik (Sariningsih & Purwasih, 2017;Murray- harvey dkk, 2013). PBL dalam pembelajaran mendorong siswa menggambarkan lingkungan belajar di mana terdapat suatu permasalahan (Twiningsih dkk, 2019). Prinsip pembelajaran kolaboratif mendukung cara kerja PBL yang artinya hal tersebut pembelajaran dimulai menggunakan masalah yang wajib dipecahkan lalu masalah yang diajukan sedemikian rupa sebagai akibatnya peserta didik akan menerima pengetahuan baru yang sebelumnya tidak mereka dapatkan sebelum memecahkan suatu masalah tersebut (Twiningsih dkk, 2019;Murray-harvey dkk, 2013). PBL dalam pengajaran matematika juga berguna untuk membantu kegiatan pemecahan masalah pada peserta didik sehingga mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berpikir kritis, menyampaikan ide kreatif, dan berkomunikasi dengan teman sebaya secara matematis (Padmavathy, 2013).

Pada penelitian ini memerlukan tahapan-tahapan untuk berlangsungnya pembelajaran yang sesuai dengan PBL. Berikut tahapan PBL menurut Woolfolk (2009):

a) Peserta didik mendapatkan apresepsi dan memotivasi

b) Peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan permasalahan

c) Peserta didik mengumpulkan informasi yang tepat guna untuk melaksanakan eksperimen dan berusaha menemukan penjelasan dan solusi

d) Peserta didik merencanakan dan mempersiapkan

e) Peserta didik merefleksikan investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

Berikut tahapan PBL menurut Sariningsih & Purwasih (2017) : a) Mengorientasikan peserta didik pada masalah

b) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

c) Membimbing peserta didik untuk mengeksplor baik secara individual atau kelompok

d) Membantu peserta didik mengembangkan dan menyajikan hasil karyanya

e) Membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

(2)

5 Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki model PBL. Kelebihan PBL diantaranya (Gunantara dkk, 2014) :

a) Meningkatkan Keterampilan peserta didik untuk berinisiatif dan aktif b) Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan

c) Mengembangkan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok d) Mengembangkan sikap untuk motivasi diri sendiri

e) Pembelajaran berpusat kepada peserta didik Sedangkan kekurangannya :

a) Pencapaian akademik dari tiap siswa berbeda

b) Sulit jika dari siswa tidak ada kemauan untuk mengerjakan c) Sulit pada siswa yang tidak mampu mencari informasi

d) Sulit jika pada saat siswa menyerah saat menemukan jawaban

Berdasarkan kajian dua referensi tahapan maka peneliti menggunakan tahapan Woolfolk (2009) dikarenakan runtut dari awal pembelajaran mulai dari orientasi sampai penutup yang mancakup kerangka secara keseluruhan PBL.

2. Strategi Inkuiri

Strategi Inkuiri merupakan strategi yang umum dan mudah di terapkan dalam pembelajaran dikelas sehingga secara maksimal dalam kegiatan belajar mengajar tersebut dapat berlangsung efektif dan effesien terhadap Keterampilan metakognitif, berpikir kritis, dan hasil belajar kognitif (Lusidawaty dkk, 2019;Fitriyanti & Munzil, 2016;Fitriyani dkk, 2015). Strategi pembelajaran inkuiri merupakan kumpulan kegiatan pembelajaran secara maksimal sehingga menyebabakan peserta didik mampu mengembangkan Keterampilan untuk mencari dan menyelidiki (Anggareni dkk, 2013;Rodiyana, 2015). Strategi pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran yang berpusat pada peserta didik yang menjadi aktif dalam pembelajaran atau dengan kata lain pusat pembelajaran di kelas berpusat pada siswa secara mandiri (Damopolii dkk, 2015;Andriani, 2016;Swandhana dkk, 2016).

Penerapan strategi inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif (Hendracipta dkk, 2017).Strategi inkuiri memiliki manfaat bagi siswa akan mudah memahami konsep lebih baik dan mampu mengembangkan Keterampilan berpikir kritis siswa (Anggareni dkk,2013). Penggunaan staretgi pembelajaran inkuri dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa (Wenno dkk, 2016).

(3)

6 Menurut Tanjung (2016) strategi pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Pembelajaran dianggap lebih bermakna

b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka c. Perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman

d. Mengembangkan kemampuan dalam belajar memperoleh informasi dan kekurangannya

Strategi pembelajaran inkuiri memiliki kekurangan sebagai berikut : a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

b. Sulit dalam merencanakan c. Memerlukan waktu yang panjang

d. Kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.

Berikut acuan strategi inkuiri yang digunakan untuk penelitian menurut Rodiyana (2015) ; Tanjung (2016) :

a. Orientasi merupakan langkah menyiapkan peserta didik untuk proses pembelajaran b. Merumuskan masalah merupakan langkah pemberian masalah untuk dikaji

c. Mengajukan hipotesis merupakan langkah pada tahapan mengkaji permasalahan d. Mengumpulkan data merupakan langkah pada tahapan mengumpulkan informasi

permasalahan

e. Menguji hipotesis merupakan langkah menentukan jawaban permasalahan

f. Merumuskan kesimpulan merupakan tahapan mendeskripsikan hasil temuan berdasarkan uji hipotesis.

3. PBL (Pembelajaran Problem Based Learning) dengan Strategi Inkuiri

PBL dengan Strategi Inkuiri merupakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan suatu masalah dilingkungan yang dimana guru sebagai pembimbing dan fasilitator dalam pembelajaran (Twiningsih dkk, 2019; Fitriyani dkk, 2019;Pada, 2020). Pembelajaran ini memiliki ciri memberikan masalah pada saat proses pembelajaran berlangsung dan memberikan kesempatan yang luas untuk peserta didik melakukan eksperimen, diskusi dan mengemukakan gagasan ( H. S. Tanjung &

Nababan, 2018);Ariyati, 2015). Berdasarkan ciri pembelajaran tersebut maka peserta didik mampu meningkatkan berfikir kritis dan kolaborasi kelompok yang berguna untuk menyelesaikan masalah-masalah matematis pada lingkungan (Sianturi dkk, 2018;Ritiauw & Salamor, 2016).

(4)

7 Langkah-langkah pembelajaran PBL dengan strategi inkuiri menurut Rodiyana (2015);Tanjung (2016);Woolfolk (2009) yang bertujuan untuk proses berjalannya penelitian yaitu :

a) Apresepsi

b) Memahami masalah

c) Mengkaji masalah yang di berikan d) Mencari sumber referensi

e) Merencanakan penyelesaian masalah f) Merefleksikan hasil dari invetigasinya

Berdasarkan langkah-langkah diatas bahwa enam langkah tersebut merupakan gabungan antara langkah dari PBL dengan langkah strategi inkuiri dan berikut penjelasannya gabungan langkah di PBL dan strategi inkuiri: pada langkah pertama apresepsi merupakan langkah PBL yang mendiskripsikan tujuan atau memotivasi peserta didik untuk ikut dalam pembelajaran yang sama halnya dengan langkah orientasi pada strategi inkuiri proses pengondisian peserta didik, langkah kedua memahami masalah merupakan mendefinisikan permasalahan dalam PBL dan merumuskan masalah pada strategi inkuiri, langkah ketiga mengkaji masalah merupakan mengorganisasikan masalah pada PBL dan mengajukan hipotesis pada strategi inkuiri, langkah keempat mencari sumber referensi merupakan megnumpulkan informasi pada langkah PBL dan mengumpulkan data dan informasi pada strategi inkuiri, langkah kelima merencanakan penyelesaian masalah merupakan merencanakan pada PBL dan merencanakan penyelesaian masalah pada strategi inkuiri, dan langkah keenam merefleksikan hasil dari investigasinya merupakan merefleksikan pada PBL dan merumuskan kesimpulan pada strategi inkuiri, Jadi langkah-langkah gabungan PBL dan strategi inkuiri telah di disesuaikan setiap langkah pembelajarannyya berdasarkan fungsi setiap tahapan tersebut.

4. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan Keterampilan berfikir tingkat tinggi yang memungkinakan peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi yang didapat berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, penalaran dan komunikasi untuk menilai apakah informasi tersebut dapat dipercaya sehingga dapat menarik kesimpulan yang benar dan masuk akal tentang informasi tersebut (Apriliana dkk, 2019;Purwati dkk, 2016). Keterampilan berfikir merupakan Keterampilan yang bersifat abstrak, maka dari

(5)

8 itu tidak nampak di depan mata sebelum dibuktikan dengan aktivitas yang kongkrit (Arifin, 2017). Berfikir kritis menggunakan pemikiran reflektif sehingga dapat membuat seseorang yang akan memiliki Keterampilan untuk mengidentifikasi suatu masalah, menyimpulkan dan memutuskan solusi terbaik untuk masalah yang diberikan (Nuriadin dkk, 2015).

Keterampilan berpikir kritis dapat diukur dengan mengetahui perspektif seseorang sehingga seseorang yang dapat menjelaskan, menganalisis, menggeneralisasi, menilai, dan menarik kesimpulan dapat dikatakan bahwa seseorang memiliki Keterampilan berpikir kritis (Apriliana dkk, 2019). Berikut merupakan acuan indikator berfikir kritis menurut Purwati dkk (2016) yang di gunakan untuk membantu penilaian dalam penelitian :

a) Intersepsi b) Analisis c) Evaluasi d) Inferensi

Berikut indikator berpikir kritis menurut Ariyati (2015) : a) Merumuskan pertanyaan

b) Menjawab pertanyaan berdasar data, fakta, observasi, dan pengalaman c) Mengidentifikasi kerelevanan

d) Membuat asumsi e) Membuat argument f) Membuat kesimpulan g) Menginterpretasi pertanyaan

h) Membuat implikasi dan mengidentifikasi akibatnya.

Berdasarkan dua indikator diatas maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator yang di kembangkan Purwati dkk (2016) dikarenakan memiliki indikator yang lebih keseluruhan pada pembelajaran. Indikator intersepsi merupakan memahami masalah dengan cara menulis diketahui dan ditanyakan pada soal dengan tepat berarti sama saja dengan merumuskan pertanyaan dan membuat asumsi, indikator analisis merupakan mengidentifikasi hubungan pernyataan, pertanyaan, dan konsep berarti sama saja dengan menjawab pertanyaan dan mengidentifikasi kerelevenan, indikaor evaluasi merupakan cara meyelesaikan soal yang tepat berarti sama saja dengan menginterpretasi pertanyaan dan mengidentifikasi akibatnya, indikator inferensi merupakan penarikan kesimpulan yang berarti sama dengan membuat argument dan kesimpulan, Jadi 4

(6)

9 indikator penelitian Purwati dkk, (2016) sudah mewakili atau sudah mencakup secara kesuluruhan pada Keterampilan berpikir kritis peserta didik.

5. Kolaborasi Kelompok

Kolaborasi merupakan Keterampilan sosial yang penting sehingga harus dimiliki setiap peserta didik pada pembelajaran (Ilmiyatni dkk, 2019). Kolaborasi menjadi keterampilan yang sangat wajib dimiliki bagi peserta didik untuk menjadikan kerjasama dalam kelompok yang bermanfaat untuk mengejar tujuan bersama (Fitriyani dkk, 2019;Styron, 2014). Kolaborasi kelompok dapat dilakukan dengan cara berpasangan atau membentuk kelompok-kelompok kecil untuk mengamati,menjelaskan dan menyelesaikan masalah dengan cara ini dapat meningkatkan interaksi antar peserta didik (Kurniawati, 2020;Kurniawati dkk, 2019). Kolaborasi kelompok dalam penelitian ini memiliki beberapa aspek sebagai acuan penilaian setiap peserta didik dalam berkolaborasi kelompok. Berikut aspek kolaborasi kelompok menurut Hermawan dkk (2017) :

a) Kontribusi

b) Manajemen waktu c) Pemecahan masalah

d) Bekerja sama dengan orang lain e) Teknik penyelidikan

f) Sintesis.

Berikut aspek kolaborasi kelompok menurut Kurniawati dkk (2020) : a) Aspek memeberikan ide/opini

b) Aspek partisipasi dalam menyelesaikan masalah c) Partisipasi membuat laporan

d) Partisipasi presentasi kelompok

Berdasarkan kajian diatas maka peneliti menggunakan indikator Keterampilan kolaborasi diadaptasi Hermawan dkk (2017) dalam penelitian ini yang didesain lebih general untuk mewakiliki setiap kegiatan berkelompok peserta didik. Aspek kolaborasi tersebut di antaranya; kontribusi, manajemen waktu, pemecahan masalah, bekerja dengan orang lain, dan teknik penyelidikan. Aspek kontribusi merupakan kegiatan peserta didik dalam memberikan gagasan atau ide sehingga mampu berpasrtisipasi ketika kegiatan diskusi kelompok. Aspek manajemen waktu merupakan kegiatan peserta didik dalam mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas kelompok dengan tepat waktu.

Aspek pemecahan masalah merupakan kegiatan peserta didik dalam melakukan usaha

(7)

10 untuk menyelesaikan permasalahan. Aspek bekerja dengan orang lain merupakan kegiatan peserta didik dalam mendengarkan pendapat atau ide rekan kelompok dan membantu menyelesaikan tugas kelompok. Aspek teknik penyelidikan merupakan kegiatan peserta didik dalam mencari informasi untuk menjawab atau memecahkan permasalahan. Sedangkan dalam penelitian ini aspek sintesis (Synthesis) tidak di gunakan karena belum muncul pada peserta didik (Hermawan dkk, 2017).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan Atomic Adventure layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan validasi kesesuaian format media 90%, kualitas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka simpulan yang diperoleh adalah promosi, atmosfer gerai, dan merchandise berpengaruh positif dan signifikan

Ideally, a (generative) analysis of the Digor negation would need to explain the following phenomena: the immediate adjacency of negative markers / negative indefinites and the

Puji dan syukur kehadirat kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, sekaligus sebagai pembimbing yang telah memberikan

• Dalam Standar Pelaporan, Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan

Pada masa pendudukan Inggris yang menjadi Gubernur Jendralnya adalah Thomas Rafless, beliau cukup berjasa dalam mengembangkan Kota Bogor, dimana Istana Bogor direnofasi

dari metode NEH adalah pekerjaan dengan total waktu proses pada semua mesin lebih besar, seharusnya diberi bobot yang lebih tinggi untuk dimasukkan terlebih dahulu ke dalam