• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI 2017

PREVALENSI GANGGUAN KECEMASAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

HASANUDDIN ANGKATAN 2016 YANG TERANCAM DROP OUT (DO)

OLEH:

ADI AHDIAT C111 14 112

PEMBIMBING:

Prof. dr. A. jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

(2)

PREVALENSI GANGGUAN KECEMASAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

HASANUDDIN ANGKATAN 2016 YANG TERANCAM DROP OUT (DO)

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

OLEH:

ADI AHDIAT C111 14 112

PEMBIMBING:

Prof. dr. A. jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “PREVALENSI GANGGUAN KECEMASAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN ANGKATAN 2016 YANG

TERANCAM DROP OUT (DO)”

Oleh Nama: Adi Ahdiat NIM: C 111 14 112

Telah diperiksa, disetujui, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada :

Makassar, 29 November 2017 Menyetujui,

Pembimbing

Prof. dr. A. jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K) NIP. 19550221 19802 1 001

Hari/Tanggal : Rabu / 29 November 2017

Waktu : 13. 00 WITA

Tempat : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar, Sulawesi Selatan

(4)

PERBE

PANITIA SIDANG UJIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Skripsi dengan judul “PREVALENSI GANGGUAN KECEMASAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN ANGKATAN 2016 YANG TERANCAM DROP OUT (DO)” telah diperiksa, disetujui, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada :

Pembimbing,

(Prof. dr. A. jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K)) NIP. 19550221 19802 1 001

Hari/Tanggal : Rabu/29 November 2017

Waktu : 13. 00 WITA

Tempat : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar, Sulawesi Selatan

Penguji I,

(Dr. dr. H. M. Faisal Idrus, Sp.KJ(K)) NIP. 19571008 198812 1 001

Penguji II

(dr. A. SuheyraSyauki, M.kes, Sp.KJ (K)) NIP. 19771223 200312 2 002

(5)

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Skripsi dengan judul :

“PREVALENSI GANGGUAN KECEMASAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN ANGKATAN 2016 YANG TERANCAM DROP OUT (DO)”

Makassar, 29 November 2017 Menyetujui,

Pembimbing

Prof. dr. A. jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K) NIP. 19550221 19802 1 001

(6)

LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIATISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluru skripsi ini hasil karna saya.

Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa tulisan, data, gambar, atau ilustrasi baik yang telah dipublikasi atau belum terpublikasi, telah direferensi sesuai dengan ketentuan akademis.

Saya menyadari plagiatisme adalah kejahatan akademik, dan melakukannya akan menyebabkan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan sanksi akademik yang lain.

Makassar, 24 Desember 2017 Yang menyatakan

Adi Ahdiat

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan izinNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Prevalensi Gangguan Kecemasan Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2016 Yang Terancam Drop Out (DO)”.

Shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, Nabi terakhir, suri tauladan dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari hari. Akhlaknya begitu mulia sehingga membuka pintu cahaya hidayah bagi banyak orang.

Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan, bantuan, serta saran-saran yang berharga dari berbagai pihak sehinggga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS, FICS. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

2. Prof. dr. A. jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K) selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan berjalan dengan lancar.

3. Prof. dr. Nusratuddin Abdullah, Sp.OG (K), MARS selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan serta petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kedua orang tua, Ayah Suaeb A talib S.Pd dan Ibu Nurjanah S.Pd serta saudara saya, huwaidah S.Pd beserta anaknya, humairah S.St, miskatul akhwad dan tak lupa pula keponakan saya satu-satunya Muhammad zhafran alkhalifi yang selalu memberikan dorongan, motivasi, semangat, dan selalu mendoakan demi kelancaran penulis dalam menyusun skripsi.

5. Tempat tinggal saya, Asrama Medika FK UNHAS yang selalu membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman - teman “ARTER14”, teman seperjuangan dari semester pertama hingga semester ahir ini.

7. Teman - teman Neutrof14vine atas dukungan dan semangat yang telah diberikan selama ini.

8. Teman-teman pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat Kedokteran UNHAS dan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KEMA FK UNHAS yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman “7 star doctor” yang tiada hentinya memberikan semangat.

(8)

10. Para mahasiswa angkatan 2016 FK UNHAS yang telah bersedia mengisi kuisioner yang telah dibagikan.

11. Teman-teman serantauan dari daerah Bima, utamanya teman-teman satu alumni sekolah menegah atas (SMA) yang selalu mengingatkan akan tanggungjawab akademik.

12. Seluruh dosen, staf akademik, staf tata usaha, dan staf perpustakan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

Saya selaku penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna untuk itu dibutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk untuk hasil yang maksimal kedepannya. Akhir kata, semoga hasil dari skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua, amiin.

Makassar, 29 November 2017 Penulis

Adi Ahdiat

(9)

SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN November 2017 ADI AHDIAT

Prof. dr. A. jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K)

Prevalensi Gangguan Kecemasan Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2016 Yang Terancam Drop Out (DO)

ABSTRAK

Latar belakang : Masalah akademik merupakan salah satu stressor yang sering dialami oleh peserta didik, dalam hal ini adalah mahasiwa kedokteran. Mahasiswa sering mengalami gangguan cemas karena masalah-masalah kompleks yang

dimilikinya seperti kecemasan terhadap studi pembelajaran, stress, depresi, kesulitan berhubungan sosial/keluarga, rendah diri dan kurang percaya diri, sulit mengambil keputusan, dan pikiran untuk bunuh diri. Kecemasan pada mahasiswa sangat erat kaitannya dengan prestasi akademik. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat

berdampak pada rendahnya prestasi akademik mahasiswa. Hal ini karena kecemasan yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja memori, menurunkan daya ingat, dan mengganggu konsentrasi belajar mahasiswa.

Metode penelitian : penelitian ini bersifat observasional dengan desain deskriptif kategorik. Dengan jumlah responden sebanyak 45 orang angkatan 2016 program study pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang terancam Drop Out (DO)

Hasil penelitian : berdasarkan hasil penelitian dari 45 orang mahasiswa angkatan 2016, yang terdiri dari 11 orang mahasiswa laki-laki dan 34 orang mahasiswa

perempuan. Dari data karateristik, distribusi terbanyak yaitu : tempat tinggal di rumah kontrakan/asrama/kost berjumlah 24 orang (53.3%), asal daerah luar Makassar

(dalam sulawesi) sebanyak 26 orang (57.8%), aktivitas organisasi yang menjadi anggota 1 atau lebih organisasi 25 orang (55,6%), lingkungan bergaul yang belajar mendekati ujian sebanyak 27 orang (60%), kondisi finansial 23 orang (51.1%) yang

(10)

memiliki uang saku antara Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000,-, IPK 1.51-2.00 sebanyak 15 orang (33.3%) dan mata kuliah yang tidak dilulusi adalah biomedik 1 sebanyak 43 orang (95,6%). Di antara 45 orang yang mengalami gangguan cemas sedang

sebanyak 8 orang (17.78%), cemas ringan 34 orang (75.56%) dan 3 orang (6.67%) yang tidak mengalami kecemasan.

Kata kunci : Mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang terancam Drop Out (DO)

Kepustakaan : 18 referensi.

(11)

SCRIPTION MEDICAL FACULTY HASANUDDIN UNIVERSITY NOVEMBER 2017

ADI AHDIAT

Prof. dr. A. Jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ (K)

Prevalence Disorders Anxiety In Student Program Studies Education Doctors Medical Faculty University Hasanuddin Found 2016 Drop Out (DO)

ABSTRACT

Background : Academic problems are one of the stressors often experienced by learners, in this case is a medical student. Students often experience anxiety disorders because of the complex problems they have such as anxiety to study learning, stress, depression, social / family difficulty, low self-esteem and lack of confidence, difficult decision-making, and suicidal thoughts. Anxiety on students is closely related to academic achievement. High levels of anxiety can have an impact on the low student achievement. This is because high anxiety can affect memory performance, decrease memory, and interfere with student learning concentration.

Research method : This research is observational with descriptive categorical design.

With the number of respondents as many as 45 people class of 2016 study program of physician education medical faculty Hasanuddin University threatened Drop Out (DO)

Result of research : based on research result from 45 student of class of 2016, consist of 11 male students and 34 female students. From the data of characteristic, the highest distribution is: residence in rented house / boarding house / boarding is 24 people (53.3%), outside of Makassar (in sulawesi) as many as 26 people (57.8%), organizational activity becoming member of 1 or more organizations 25 people (55.6%), societies who learn to approach the exam as much as 27 people (60%), financial condition 23 people (51.1%) who have an allowance of between Rp.

1,000,000 - Rp. 2.500.000, -, Comlative Achievement 1.51-2.00 as many as 15 people (33.3%) and courses that do not pass the biomedical 1 as many as 43 people (95.6%). Among the 45 people who suffered from anxiety disorders were as many as 8 people (17.78%), slightly worried 34 people (75.56%) and 3 people (6.67%) who did not experience anxiety.

(12)

Keywords : Students of class of 2016 Doctoral Program of Medical Education Faculty of Hasanuddin University who threatened Drop Out (DO)

Literature: 18 references.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….i

HALAMAN PENGESAHAN ………...ii

HALAMAN PERSETUJUAN CETAK ……….iv

HALAMAN ANTI PLAGIATISME……….v

KATA PENGANTAR ……….vi

ABSTRAK ……….viii

DAFTAR ISI ………...xii

DAFTAR TABEL ………...xv

DAFTAR GAMBAR ……….xvi

DAFTAR GRAFIK ………...xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ……….1

1.2 Rumusan Masalah………3

1.3 Tujuan Penelitian ………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Kecemasan ………... 5

2.2 sistem Drop Out (DO)………...15

(14)

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori ……… 17

3.2 Kerangka Konsep....………...18

3.2 Hipotesis Penelitian . . . 18

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ……….19

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………..19

4.3 Subjek Penelitian ………..19

4.4 Variabel Penelitian ………20

4.5 Definisi Operasional ……….20

4.6 Instrumen Penelitian ……… 21

4.7 Teknik Pengumpulan Data ……….. 22

4.8 Analisis Data………. 22

4.9 Etika Penelitian ………... 23

4.10 Alur Penelitian ………24

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ……….24

5.2 Analisa Hasil Penelitian ………24

(15)

BAB VI PEMBAHASAN ………37

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ………41

7.2 Saran ………..46

DAFTAR PUSTAKA ………..48

LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gejala Kecemasan ………...11 Tabel 4.1 Definisi Operasional ………...20 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang menjadi sample penelitian ………...25 Table 5.2 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam Drop Out (DO) ………29 Table 6.1 Pengaruh variabel-variabel independen terhadap prevalensi gangguan kecemasan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO ………..38

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Teori ………...17 Gambar 3.2 Kerangka Konsep ………18 Gambar 4.1 Alur Penelitian ………29

(18)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Tingkat kecemasan terhadap jenis kelamin ………...29

Grafik 5.2 Tingkat kecemasan terhadap tempat tinggal ……….30

Grafik 5.3 Tingkat kecemasan terhadap asal daerah ………..30

Grafik 5.4 Tingkat kecemasan terhadap aktivitas nonakademik ………31

Grafik 5.5 Tingkat kecemasan terhadap lingkungan bergaul ……….32

Grafik 5.6 Tingkat kecemasan terhadap uang saku perbulan ……….32

Grafik 5.7 Tingkat kecemasan terhadap IPK ……….33

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Mahasiswa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap masalah kesehatan mental (Al-qaisy LM, 2011). Beberapa studi telah menunjukkan tingginya tingkat morbiditas psikologis pada mahasiswa di seluruh dunia, terutama terkait depresi dan kecemasan. Hal ini didukung dengan temuan yang menunjukkan bahwa di antara seluruh mahasiswa yang mencari pelayanan konseling, masalah utama yang paling sering dibawanya ialah kecemasan, kemudian disusul masalah terkait akademik dan kerja (Al-qaisy LM, 2011; Safree A et al, 2011). Mahasiswa kedokteran dilaporkan memiliki stressor yang tinggi atau penuh dengan stress (Mahajan AS, 2010), dan ketika dibandingkan dengan populasi umum, mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami tekanan, depresi, dan kecemasan (Baykan Z et al, 2012).

Masalah akademik merupakan salah satu stressor yang sering dialami oleh peserta didik, dalam hal ini adalah mahasiwa kedokteran. Tubuh merespon stressor tersebut dalam bentuk perasaan cemas. Kecemasan merupakan suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman dari sesuatu yang baru dan belum pernah dicoba, dan dari penemuan identitas sendiri serta arti hidup. Kecemasan berpengaruh pada organ viseral dan motorik, selain itu juga mempengaruhi pikiran, persepsi, dan pembelajaran. Dengan demikian, keadaan cemas dapat menghambat

(20)

fungsi kognitif yang berpengaruh pada performa ketika ujian (Kaplan & Sadock, 2014).

Di dalam dunia akademik, kecemasan merupakan atribut psikologis yang sangat penting. Mahasiswa sering mengalami gangguan cemas karena masalah- masalah kompleks yang dimilikinya seperti kecemasan terhadap studi pembelajaran, stress, depresi, kesulitan berhubungan sosial/keluarga, rendah diri dan kurang percaya diri, sulit mengambil keputusan, dan pikiran untuk bunuh diri. Kecemasan pada mahasiswa sangat erat kaitannya dengan prestasi akademik. Tingkat kecemasan yang tinggi dapat berdampak pada rendahnya prestasi akademik mahasiswa. Hal ini karena kecemasan yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja memori, menurunkan daya ingat, dan mengganggu konsentrasi belajar mahasiswa.

Tingkat kecemasan yang dialami masing-masing individu ketika menghadapi permasalahan akademik adalah berbeda-beda. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu indikator untuk mengukur kecemasan yang dialami seseorang. Berbagai indikator dapat digunakan untuk menilai tingkat kecemasan, salah satunya yaitu dengan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Pada HARS ini, tingkat kecemasan dikelompokkan menjadi empat tingkatan, yaitu tidak ada kecemasan, kecemasan ringan, kecemasan sedang, dan kecemasan berat (Hawari D, 2009)

Untuk menempu jenjang pendidikan sampai mencapai gelar dokter, mahasiswa membutukan waktu masa studi yang terdiri dari 7 semester masa

(21)

preklinik, 4 semester masa klinik dan harus melulusi ujian (UKMPPD) kemudian mengikuti intenship selama 1 tahun di lokasi yang sudah ditentukan.

Di fakultas kedokteran universitas hasanuddin khususnya jurusan pendidikan dokter, system drop out (DO) pada jurusan ini terdapat dua kali tahap evaluasi DO, yaitu pada semester 4 (jumlah SKS minimal 48) dan evaluasi semester 14 (menyelesaikan studi preklinik). Dalam hal ini angkatan 2016 jurusan pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas hasanuddin sudah melewati masa studi selama 2 semester dan terdapat mahasiswa yang tidak mendapatkan jumlah SKS yang maksimal. Dari permasalahan terserbut tentu angkatan 2016 merasa cemas menghadapi semester III dan semester IV ke depannya.

Pada bulan agustus 2017 akan menjadi semester III bagi angkatan 2016 jurusan pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas Hasanuddin dan ini akan menjadi kesempatan untuk mahasiswa angkatan 2016 untuk mendapatkan SKS (satuan kredit semester) semaksimal mungkin. Sebab seandainya mahasiswa tidak mampu meraih 48 SKS selama IV semester yang dijalani maka fakultas akan mengeluarkannya atau di kenal dengan istilah drop out (DO).

melihat dari hal di atas dan berdasarkan hasil survei awal peneliti tertarik untuk meneliti mengenai tingkat kecemasan mahasiswa dalam melalui evaluasi DO tahap pertama (evaluasi semester IV) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016.

1.2 Rumusan Masalah

(22)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang memiliki keberagaman jenis kelamin, tempat tinggal, asal daerah, kegiatan nonakademik, lingkungan pergaulan, kondisi finansial dan metode belajar. Berdasarkan uraian dari latar belakang, dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapa prevalensi gangguan kecemasan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO ?

2. Bagaimana gambaran tingkat gangguan kecemasan (jenis kelamin, tempat tinggal, asal daerah, kegiatan nonakademik, lingkungan pergaulan, kondisi finansial dan metode belajar) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Melihat prevalensi gangguan kecemasan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO .

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui gambaran variabel independen (jenis kelamin, tempat tinggal, asal daerah, kegiatan nonakademik, lingkungan pergaulan, kondisi finansial dan metode belajar) terhadap tingkat gangguan

(23)

kecemasan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO .

(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Kecemasan

2.1.1 Definisi

Kecemasan dalam bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Gangguan cemas adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006). Kecemasan juga merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal normal yang terjadi yang disertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru, serta dalam menemukan identitas diri dan hidup (Kaplan & Sadock, 2014).

2.1.2 Etiologi

Ada beberapa teori mengenai penyebab kecemasan:

1. Teori Psikososial

Dalam teori psikososial terdapat 3 bidang utama:

A. Teori Psikoanalitik

(25)

Freud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego yang memberitahukan adanya suatu dorongan yang tidak dapat diterima dan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam tersebut. Idealnya, penggunaan represi sudah cukup untuk memulihkan keseimbangan psikologis tanpa menyebabkan gejala, karena represi yang efektif dapat menahan dorongan di bawah sadar. Namun jika represi tidak berhasil sebagai pertahanan, mekanisme pertahanan lain (seperti konversi, pengalihan, dan regresi) mungkin menyebabkan pembentukan gejala dan menghasilkan gambaran gangguan neurotik yang klasik, seperti histeria,

fobia, neurosis obsesif-kompulsif (Kaplan & Saddock,1997).

B. Teori Perilaku

Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan disebabkan oleh stimuli lingkungan spesifik. Pola berpikir yang salah, terdistorsi, atau tidak produktif dapat mendahului atau menyertai perilaku maladaptif dan gangguan emosional. Penderita gangguan cemas cenderung menilai lebih terhadap tingkat bahaya dalam situasi tertentu dan menilai rendah kemampuan dirinya untuk mengatasi ancaman (Kaplan & Saddock, 1997).

C. Teori eksistensial

Teori ini memberikan model gangguan kecemasan umum dimana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasikan secara spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronis (Kaplan & Saddock, 1997).

(26)

2. Teori Biologis

Peristiwa biologis dapat mendahului konflik psikologis namun dapat juga sebagai akibat dari suatu konflik psikologis.

A. Sistem saraf otonom

Stresor dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal melalui mekanisme berikut ini: Ancaman dipersepsi oleh panca indera, diteruskan ke korteks serebri, kemudian ke sistem limbik dan RAS (Reticular Activating System), lalu ke hipotalamus dan hipofisis.

Kemudian kelenjar adrenal mensekresikan katekolamin dan terjadilah stimulasi saraf otonom. Hiperaktivitas sistem saraf otonom akan mempengaruhi berbagai sistem organ dan menyebabkan gejala tertentu, misalnya: kardiovaskuler (contohnya: takikardi), muskuler (contohnya:

nyeri kepala), gastrointestinal (contohnya: diare), dan pernafasan (contohnya: nafas cepat), (Mudjaddid, 2006).

B. Neurotransmiter

Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan adalah norepinefrin, serotonin, dan gammaaminobutyric acid (GABA).

1. Norepinefrin

Pasien yang menderita gangguan kecemasan mungkin memiliki sistem noradrenergik yang teregulasi secara buruk. Badan sel sistem noradrenergik terutama berlokasi di lokus sereleus di pons rostral dan aksonnya keluar ke korteks serebral, sistem limbik, batang otak, dan

(27)

medula spinalis. Percobaan pada primate menunjukkan bahwa stimulasi lokus sereleus menghasilkan suatu respon ketakutan dan ablasi lokus sereleus menghambat kemampuan binatang untuk membentuk respon ketakutan. Pada pasien dengan gangguan kecemasan, khususnya gangguan panik, memiliki kadar metabolit noradrenergik yaitu 3- methoxy-4-hydroxyphenylglycol (MHPG) yang meninggi dalam cairan serebrospinalis dan urin (Kaplan & Saddock, 2005).

(28)

2. Serotonin

Badan sel pada sebagian besar neuron serotonergic berlokasi di nukleus raphe di batang otak rostral dan berjalan ke korteks serebral, sistem limbik, dan hipotalamus. Pemberian obat serotonergik pada binatang menyebabkan perilaku yang mengarah pada kecemasan.

Beberapa laporan menyatakan obat-obatan yang menyebabkan pelepasan serotonin, menyebabkan peningkatan kecemasan pada pasien dengan gangguan kecemasan (Kaplan dan Saddock, 2005).

3. Gamma-aminobutyric acid (GABA)

Peranan GABA dalam gangguan kecemasan telah dibuktikan oleh manfaat benzodiazepine sebagai salah satu obat beberapa jenis gangguan kecemasan. Benzodiazepine yang bekerja meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABAA terbukti dapat mengatasi gejala gangguan kecemasan umum bahkan gangguan panik. Beberapa pasien dengan gangguan kecemasan diduga memiliki fungsi reseptor GABA yang abnormal (Kaplan dan Saddock, 2005).

3. Faktor-Faktor lain yang Mempengaruhi Kecemasan A. Faktor Internal

a. Pengalaman

Menurut Horney dalam Solomon (1994), sumber sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan tersebut bersifat lebih umum.

Penyebab kecemasan menurut Horney, dapat berasal dari berbagai

(29)

kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri seseorang, misalnya seseorang yang memiliki pengalaman dalam menjalani suatu tindakan maka dalam dirinya akan lebih mampu beradaptasi atau kecemasan yang timbul tidak terlalu besar

b. Respon Terhadap Stimulus

Menurut Trismiati (2006), kemampuan seseorang menelaah rangsangan atau besarnya rangsangan yang diterima akan mempengaruhi kecemasan yang timbul.

c. Usia

Pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin banyak pengalamnnya sehingga pengetahuannya semakin bertambah (Notoatmodjo, 2012). Karena pengetahuannya banyak maka seseorang akan lebih siap dalam menghadapi sesuatu.

d. Gender

Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, Myers dalam Solomon (1994) mengatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan jenis kelamin laki- laki, laki- laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. Penelitian lain menunjukkan bahwa laki-laki lebih rileks dibanding perempuan.

B. Faktor Eksternal a. Dukungan Keluarga

(30)

Adanya dukungan keluarga akan menyebabkan seorang lebih siap dalam menghadapi permasalahan (Notoatmodjo, 2012).

(31)

b. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan sekitar ibu dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi permasalahan, misalnya lingkungan pekerjaan atau lingkungan bergaul yang tidak memberikan cerita negatif tentang efek negatif suatu permasalahan menyebabkan seseorang lebih kuat dalam menghadapi permasalahan (Notoatmodjo, 2012).

2.1.3 Klasifikasi

Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan.

Edisi revisi kelima Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-V-TR) mencamtumkan gangguan kecemasan berikut ini menurut klinisnya: gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, agorafobia tanpa riwayat gangguan panik, fobia spesifik dan sosial, obsessive-compulsive disorder (OCD), gangguan stress pasca trauma, gangguan stress akut,

gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan kecemasan akibat keadaan medis umum, gangguan kecemasan yang diinduksi zat, dan gangguan kecemasan yang tidak tergolongkan. Hal ini menerangkan setiap gejala klinis yang dialami memilki arti klinis gangguan kecemasan yang berbeda (Kaplan & Sadock, 2014).

2.1.4 Gejala

Pengalaman kecemasan memiliki dua komponen: kesadaran akan sensasi fisiologis (seperti palpitasi dan berkeringat) serta kesadaran bahwa

(32)

ia gugup atau ketakutan. Selain pengaruh viseral dan motorik (Tabel 2-1), kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi, dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan distorsi persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi daya ingat, dan menggangu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal yang lain yaitu membuat asosiasi (Kaplan & Sadock, 2014).

Aspek penting emosi adalah efeknya pada selektivitas perhatian.

Orang yang mengalami kecemasan cenderung memperhatikan hal tertentu di dalam lingkungannya dan mengabaikan hal lain dalam upaya untuk membuktikan bahwa mereka dibenarkan untuk menganggap situasi tersebut menakutkan. Jika keliru dalam membenarkan rasa takutnya, mereka akan meningkatkan kecemasan dengan respons yang selektif dan membentuk lingkaran setan kecemasan, persepsi yang mengalami distorsi, dan kecemasan yang meningkat. Jika sebaliknya, mereka dengan keliru menentramkan diri mereka dengan pikiran selektif, kecemasan yang tepat dapat berkurang, dan mereka dapat gagal mengambil tindakan pertahanan yang perlu (Kaplan & Sadock, 2014).

Tabel 2.1 Gejala Kecemasan Manifestasi Perifer Kecemasan

Diare

Pusing, kepala terasa ringan Hiperhidrosis

Hiperefleksia

(33)

Hipertensi Palpitasi

Midriasis pupil

Gelisah (contoh: berjalan mondar- mandir) Sinkop

Takikardia

Kesemutan di ekstremitas Tremor

Gangguan perut (“ seperti ada kupu- kupu” ) Frekuensi, hesitansi, dan urgensi uri

Sumber: Kaplan & Sadock, 2014 2.1.5 Tingkat Kecemasan

Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau pun ansietas yaitu :

a. Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting.

(34)

c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada

hal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan terror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus

dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Stuart & Sundent, 2000).

Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat memproses informasi belajar dan menyelesaikan masalah. Keterampilan kognitif mendominasi tingkat ansietas ini.

Ketika individu mengalami ansietas berat dan panik, keterampilan bertahan yang lebih sederhana mengambil alih, respon defensive terjadi,

(35)

dan keterampilan kognitif menurun signifikan. Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan melakukan pertimbangan, otot-ototnya

menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat, mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan, iriabilitas dan kemarahan atau menggunakan cara psikomotor emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda-tanda vital meningkat, pupil membesar, untuk memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk, dan satu-satu nya proses kognifikan berfokus pada ketahanan individu tersebut.

Sisi negatif ansietas (kecemasan) atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut dan individu melakukan fungsinya dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan

ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga mengakibat kan perilaku maladatif dan distabilitas emosional.

Tingkat kecemasan dapat diukur dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). HARS adalah salah satu skala rating

pertama kali dikembangkan untuk mengukur keparahan gejala kecemasan dan masih banyak digunakan saat ini di bidang klinis dan pengaturan penelitian. (Hamiltom M, 1959).

(36)

HARS terdiri dari 14 item, masing-masing didefinisikan oleh serangkaian gejala, dan mengukur kedua aspek kecemasan yaitu kecemasan psikis (mental agitasi dan tekanan psikologis) dan kecemasan somatik (keluhan fisik berkaitan dengan kecemasan). Setiap item pertanyaan di kuesioner HARS diberikan penilaian pada skala 0 (tidak ada gejala), 1 (1 dari gejala yang ada), 2 (separuh dari gejala yang ada), 3 (lebih dari separuh gejala yang ada), sampai 4 (semua gejala ada), dengan skor total kisaran 0-56, di mana <6 tidak ada kecemasan, 6-14 kecemasan ringan, 15-27 kecemasan sedang, dan >27 kecemasan berat (Hamiltom M, 1959).

2.1.6 Kecemasan pada Mahasiswa

Secara umum, gangguan mental sangat rentan terjadi terhadap mahasiswa. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh National Alliance on Mental Illnes (NAMI) pada 765 responden mahasiswa dari

seluruh dunia menyatakan bahwa 73 persen mahasiswa pernah mengalami gangguan mental (NAMI, 2012).

Gangguan kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi di perkuliahan di Amerika Serikat.

Empat puluh juta remaja di Amerika Serikat menderita gangguan kecemasan (kecemasan), dan 75 persen diantara mereka mengalami gangguan kecemasan pada umur 22 tahun. Hal ini menyatakan beban mahasiswa yang terlalu tinggi dan membuat terjadinya gangguan

(37)

kecemasan pada mereka yang diikuti juga oleh gangguan- gangguan lainnya (ADAA, 2011).

Ditemukan adanya perbedaan kecemasan berdasarkan masa studi.

Subjek yang memiliki masa studi tahun pertama memiliki kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan subjek yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Coleman bahwa tingkat kecemasan tergantung pada pengalaman-pengalamannya, sehingga mempengaruhi cara individu dalam mengevaluasi keadaan yang menimbulkan kecemasan. Mahasiswa yang memiliki masa studi lebih lama, memiliki pengalaman-pengalaman yang lebih banyak dalam menghadapi masalah dalam perkuliahan sehingga menjadi lebih tahan terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya dibandingkan dengan mahasiswa masa studi tahun pertama (Zulkarnain dan Noviadi, 2009).

(38)

2.2 sistem Drop Out (DO)

Untuk mendapatkan gelar seorang dokter di fakultas kedokteran universitas hasanuddin harus melalui beberapa tahap atau jenjang pendidikan yaitu tahap preklinik dan tahap klinik itu sendiri.

Untuk menempuh jenjang pendidikan preklinik dibutuhkan waktu 7 semester (3,5 tahun) dan di jenjang klinik dibutukan waktu 4 semester (2 tahun). Dalam menempuh jenjang pendidikan preklinik selama 7 semester, terdapat sebanyak 2 kali evaluasi drop out (DO) yaitu terdapat pada semester 4 dan semester 14. Untuk melulusi evaluasi DO semester 4 dibutuhkan total SKS sebanyak 48 sks disemua mata kuliah. Sedangkan evalusi semester 14 yaitu harus melulusi semua mata kuliah yang ada jenjang preklinik.

(39)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Teori

Gambar 3.1 kerangka teori

(40)

3.2 Kerangka Konsep

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

= variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti 3.3 Hipotesis Penilitian

Berdasarkan teori dan kajian dari berbagai sumber, maka hipotesis yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Terdapat gangguan kecemasan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO 2. Ada pengaruh jenis kelamin, tempat tinggal, asal daerah, kegiatan nonakademik,

lingkungan bergaul dan kondisi finansial dalam kejadian gangguan kecemasan Gambaran/ karakteristik

respondenSistem drop out (DO)

Konsumsi obat-obatan atau zat-zat tertentuPreklinik

UmurKlinik

Tingkat gangguan kecemasan Lingkungan bergaul

Kondisi finansial Kegiatan nonakademik

Tempat tinggal Asal daerah Jenis kelamin

Metode belajar

(41)

pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO.

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain deskriptif kategorik.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan bertempat di lingkungan kampus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan dilaksanakan pada bulan November 2017

4.3 Subjek Penelitian

4.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO. Pengambilan sampel mengggunakan teknik total sampling sehingga sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi.

4.3.2 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO

(42)

2. Aktif mengikuti kuliah

3. Bersedia menjadi responden dalam penelitian 4.3.3 Kriteria Eksklusi

1. Umur responden

2. Pernah dan/ atau sedang mengonsumsi obat-obatan atau zat-zat tertentu

3. Tidak lengkap mengisi kuesioner

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah data karakteristik responden (jenis kelamin, asal daerah, tempat tinggal, aktivitas organisasi, dan kondisi finansial).

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah tingkat gangguan kecemasan mahasiswa Program Studi Pend idikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Definisi

Operasional

Cara Pengukuran

Hasil Pengukuran Skala Ukur Karakteristik reponden

a. Jenis Adalah tanda fisik Menggunakan 1 1. Laki-laki Nominal

(43)

Kelamin yang teridentifikasi pada responden dan dibawa sejak dilahirkan

item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

2. Perempuan

b. Asal daerah Adalah daerah domisili dari responden sebelum berkuliah di

Makassar

Menggunakan 1 item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Makassar 2. Luar Makassar

(dalam sulawesi) 3. Luar sulawesi

Nominal

c. Tempat tinggal

Adalah tempat responden bernaung selama menempuh pendidikan di Universitas Hasanuddin

Menggunakan 1 item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Rumah bersama

orangtua/ sanak saudara

2. Rumah kontrakan/

asrama/ kost

Nominal

d. Aktivitas organisasi

Adalah keaktifan responden terhadap organisasi yang ada di lingkungan kampus

Menggunakan 1 item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Pengurus 2. Anggota 3. Non-organisasi

Nominal

e. Kondisi finansial

Adalah kondisi keuangan responden yang dilihat dari jumlah uang saku per bulan

Menggunakan 1 item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. <1.000.000 2. 1.000.000-

2.500.000 3. >2.500.000

Nominal

f. Lingkungan bergaul

Adalah lingkungan dimana responden bersosialisasi dengan orang lain

Menggunakan 1 item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Belajar sejak awal blok 2. Belajar

mendekati ujian

3. Penuh hiburan 4. Malas masuk

kuliah 5. Tidak belajar

nominal

Dependen Tingkat gangguan kecemasan

Adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran, tidak mengalami gangguan dalam

Menggunakan kuesioner HMA-A yang terdiri dari 14 item, dengan skala masing- masing item 0-

<6 = tidak ada kecemasan

6-14 =

kecemasan ringan 15-27 =

kecemasan sedang

>27 =

Ordinal

(44)

menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal, yang diukur

berdasarkan skala HARS.

4, dengan total skor

keseluruhan 0- 56

kecemasan berat

4.6 Instrumen Penilitian

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua bagian.

Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan data karakteristik responden (jenis kelamin, asal daerah, tempat tinggal, aktivitas organisasi, lingkungan tempat tinggal dan kondisi finansial) yang diduga memiliki pengaruh terhadap gangguan kecemasan. Jumlah pertanyaan pada kuesioner ini adalah 7 butir. Format kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan dengan jawaban tertutup.

Bagian kedua adalah kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).

Setiap item pertanyaan di kuesioner HARS (14 item) diberikan penilaian pada skala 0 (tidak ada gejala), 1 (1 dari gejala yang ada), 2 (separuh dari gejala yang ada), 3 (lebih dari separuh gejala yang ada), sampai 4 (semua gejala ada), dengan skor total kisaran 0-56, di mana <6 tidak ada kecemasan, 6-14 kecemasan ringan, 15-27 kecemasan sedang, dan >27 kecemasan berat.

4.7 Teknik Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti memberikan informasi mengenai tujuan dan prosedur penelitian secara lisan dan informed consent tertulis.

(45)

Partisipasi bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Kuesioner diisi sendiri oleh responden sesuai dengan petunjuk yang ada. Data yang diambil berupa data primer melalui kuesioner yang terdiri dari 2 bagian: data karakteristik responden dan HARS.

4.8 Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penilitian menggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan. Data yang digunakan adalah data responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi setelah dilakukan pengecekan dan seleksi data.

(46)

4.9 Etika Penilitian

Pada penelitian ini, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan objek (informed consent) serta menjaga kerahasiaan objek penelitian dengan cara peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas kepada orang lain. Selanjutnya, peneliti akan meminta keterangan kelayakan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

(47)

4.10 Alur Penilitian

Gambar 4.2 Alur Penelitian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2014

Pengisian lembar informed consent

Kuesioner karakteristik responden

Kuesioner HARS

Data karakteristik Penilaian tingkat gangguan kecemasan

Analisis data

Hasil penelitian

(48)

BAB 5

HASIL PENELITIAN & ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2017, dengan metode pembagian kuesioner kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO. Dari total 51 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO, yang mengisi kuesioner adalah sebanyak 45 mahasiswa/ responden, sehingga total kuesioner yang terkumpul sebanyak 45 buah. Analisis data yang terkumpul dari kuesioner dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penilitian menggunakan program SPSS. Data disajikan dalam bentuk tabel dan ada dalam bentuk grafik sertai dengan penjelasan. Data yang digunakan adalah data responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi setelah dilakukan pengecekan dan seleksi data.

5.2 Analisis Hasil Penelitian

5.2.1 Data Karakteristik Responden

Karakteristik mahasiswa/ responden yang menjadi sampel pada penelitian ini dibagi dalam 9 kategori, yakni jenis kelamin, tempat tinggal, asal daerah, aktivitas organisasi, lingkungan bergaul, kondisi finansial, Indeks

(49)

Prestasi Komulatif (IPK), jumlah mata kuliah yang tidak dilulusi dan tingkat kecemasan. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi karakteristik mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang menjadi sample

penelitian

Karateristik n (45) %

Jenis kelamin Laki-laki 11 24.4

Perempuan 34 75.6

Karateristik n (45) %

Tempat Tinggal

Rumah bersama orangtua/ sanak saudara

21 46.7

Rumah kontrakan/

asrama/ kost 24 53.3

Karateristik n (45) %

Asal daerah

Makassar 12 26.7

Luar Makassar

(Dalam Sulawesi) 26 57.8

Luar Sulawesi 7 15.6

Karateristik n (45) %

Aktivitas non akademik/organisasi

Pengurus 1 atau lebih

organisasi 8 17.8

Anggota 1 atau lebih organisasi tapi bukan pengurus

25 55.6

Tidak mengikuti

organisasi apapun 12 26.7

Karateristik n (45) %

Lingkungan bergaul

Belajar sejak awal

blok 14 31.2

Belajar mendekati 27 60

(50)

ujian

Penuh hiburan 4 8.9

Malas masuk

kuliah 0 0

Tidak belajar 0 0

Karateristik n (45) %

Finansial

< 1.000.000 13 28.9

1.000.000 - 2.500.000

23 51.1

> 2.500.000 9 20

Karateristik n (45) %

IPK

< 1.00 6 13.3

1.00 - 1.50 12 26.7

1.51 - 2.00 15 33.3

> 2.00 12 26.7

Karateristik Lulus Tidak Lulus

n (45) % n (45) %

Mata kuliah

Biomedik 1 2 4.4 43 95.6

Biomedik 2 3 6.7 42 93.3

Biomedik 3 6 13.3 39 86.7

BMD 31 68.9 24 31.1

Hematologi dan Imunologi

40 88.9 5 11.1

Keseatan masyarakat 27 60 18 40

Learning skill 40 88.9 5 11.1

Bioetik 39 86.7 6 13.3

Filsafat 44 97.8 1 2.2

CSL 1 43 95.6 2 4.4

Kuisioner HARS Nilai/skor

Gejala Kecemasan

Perasaan cemas 51

Ketegangan 45

Ketakutan 46

Gangguan tidur 42

Gangguan kecerdasan 58

Perasaan depresi 44

(51)

Gejala somatik/ fisik (otot) 32 Gejala somatik/ fisik (sensorik) 36

Gelaja kardiovaskuler 31

Gejala respiratori 41

Gejala gastrointestinal 30

Gejala urogenital 24

Gejala otonom 36

Tingkah laku 35

Sumber : data primer

(52)

Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa:

1. Dari total 45 responden, distribusi jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang (24.4%) dan perempuan sebanyak 34 orang (75.6%).

2. Untuk distribusi tempat tinggal, yang tinggal di rumah bersama orangtua/

sanak saudara berjumlah 21 orang (46.7%) dan yang tinggal di rumah kontrakan/ asrama/ kost berjumlah 24 orang (53.3%).

3. Untuk distribusi asal daerah, yang berasal dari Makassar sebanyak 12 orang (26.7%), luar Makassar (dalam Sulawesi) sebanyak 26 orang (57.8%) dan dari luar Sulawesi sebanyak 7 orang (15.6%).

4. Untuk distribusi aktivitas organisasi/non akademik, sebanyak 8 orang (17.8%) menjadi pengurus 1 atau lebih organisasi, 25 orang (55.6%) menjadi anggota 1 atau lebih organisasi, dan yang tidak mengikuti organisasi apapun sebanyak 12 orang (26.7%).

5. Untuk lingkungan bergaul, terdapat 14 orang (31.2%) yang belajar sejak awal blok, 27 orang (60%) yang belajar mendekati ujian, 4 orang (8.8%) lingkungan dengan penuh hiburan.

6. Untuk distribusi kondisi finansial yang dilihat dari besar uang saku per bulan, yang mempunyai uang saku perbulan kurang dari 1.000.000 sebanyak 13 orang (28.9%), yang mempunyai uang saku per bulan antara 1.000.000- 2.500.000 sebanyak 23 orang (51.1%), dan yang mempunyai uang saku lebih dari 2.500.000 per bulan sebanyak 9 orang (20%).

(53)

7. Untuk distribusi Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang dilihat dari akumulasi nilai indeks prestasi (IP) dari semester 1 dan semester 2, yang mendapatkan IPK <1.00 sebanyak 6 orang (13.3%), IPK 1.00-1.50 sebanyak 12 orang (26.7%), IPK 1.51-2.00 sebanyak 15 orang (33.3%), dan yang mendapatkan IPK > 2.00 sebanyak 12 orang (26.7%).

8. Dari jumlah mata kuliah semester 1 dan semester 2, untuk mata kuliah biomedik 1 terdapat 2 orang (4.4%) yang lulus dan 43 orang (95.6%) yang tidak lulus. Mata kuliah Biomedik II terdapat 3 orang (6.7%) yang lulus dan 42 orang (93.3%) yang tidak lulus. Mata kuliah Biomedik III terdapat 6 orang (13.3%) yang lulus dan 39 orang (86.7%) yang tidak lulus. Mata kuliah BMD terdapat 31 orang (68.9%) yang lulus dan 24 orang (31.1%) yang tidak lulus.

Mata kuliah hematologi dan imunologi terdapat 40 orang (88.9%) yang lulus dan 5 orang (11.1%) yang tidak lulus. Mata kuliah kesehatan masyarakat terdapat 27 orang (60%) yang lulus dan 18 orang (40%) yang tidak lulus.

Mata kuliah learning skill terdapat 40 orang (88.9%) yang lulus dan 5 orang (11.1%) yang tidak lulus. Mata kuliah bioetik terdapat 39 orang (86.7%) yang lulus dan 6 orang (13.3%) yang tidak lulus. Mata kuliah filsafat terdapat 44 orang (95.6%) yang lulus dan 2 orang (4.4%) yang tidak lulus.

9. Untuk gejala kecemasan, perasaan cemas mendapatkan skor 51 poin, ketegangan mendapatkan skor 45 poin, ketakutan mendapatkan skor 46 poin, gangguan tidur mendapatkan skor 42 poin, gangguan kecerdasan mendapatkan skor 58 poin, gangguan depresi mendapatkan skor 44 poin, Gejala somatik/ fisik (otot) mendapatkan skor 32 poin. Gejala somatik/ fisik

(54)

(sensorik) mendapatkan skor 36 poin. Gelaja kardiovaskuler mendapatkan skor 31 poin. Gejala respiratori mendapatkan 41 poin. Gejala gastrointestinal mendapatkan 30 poin. Gejala urogenital mendapatkan 24. Gejala otonom mendapatkan 36 poin. Tingkah laku mendapatkan 35 poin.

5.2.2 Gambaran Tingkat Gangguan Kecemasan

Gambaran tingkat gangguan kecemasan dalam menghadapi evaluasi Drop Out (DO) semester 4 pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang

terancam Drop Out (DO) 1. Jenis kelamin

Jenis

Kelamin n (45)

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

Laki-Laki 11 2 4.44 9 20 0 0

Perempuan 34 1 2.22 25 55.56 8 17.78

Total 45 3 6.67 34 75.56 8 17.78

(55)

Grafik 5.1 Tingkat kecemasan terhadap jenis kelamin

2. Tempat tinggal

Tempat Tinggal

n (45)

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

Rumah bersama orangtua/

sanak saudara

21 0 0 17 37.78 4 8.89

Rumah kontrakan/

asrama/

kost

24 3 6.67 17 37.78 4 8.89

Total 45 3 6.67 34 75.56 8 17.78

(56)

Grafik 5.2 Tingkat kecemasan terhadap tempat tinggal

3. Asal daerah Asal

Daerah n (45)

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

Makassar 12 0 0 9 20 3 6.67

Luar Makassar (Dalam Sulawesi)

26 3 6.67 19 42.22 4 8.89

Luar

Sulawesi 7 0 0 6 13.3 1 2.22

Total 45 3 6.67 34 75.56 8 17.78

Grafik 5.3 Tingkat kecemasan terhadap asal daerah

4. Aktivitas non akademik/organisasi Aktivitas non

akademik/organisasi n (45)

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

Pengurus 1 atau

lebih organisasi 8 2 4.44 4 8.89 2 4.44

Anggota 1 atau lebih organisasi tapi bukan pengurus

25 1 2.22 22 48.89 2 4.44

(57)

Tidak mengikuti

organisasi apapun 12 0 0 8 17.78 4 8.89

Total 45 3 6.67 34 75.56 8 17.78

Grafik 5.4 Tingkat kecemasan terhadap aktivitas nonakademik

(58)

5. Lingkungan bergaul Lingkungan

Bergaul n (45)

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

Belajar sejak awal

blok 14 1 2.22 11 24.44 2 4.44

Belajar mendekati

ujian 27 2 4.44 19 42.22 6 13.33

Penuh hiburan 4 0 0 4 8.89 0 0

Total 45 3 6.67 34 75.56 8 17.78

Grafik 5.5 Tingkat kecemasan terhadap lingkungan bergaul

6. finansial

Finansial n (45)

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

< 1.000.000 13 1 2.22 11 24.44 1 2.22

1.000.000 -

2.500.000 23 1 2.22 15 33.33 7 15.56

> 2.500.000 9 1 2.22 8 17.78 0 0

Total 45 3 6.67 34 75.56 8 17.78

(59)

Grafik 5.6 Tingkat kecemasan terhadap uang saku perbulan

7. Indeks prestasi komulatif (IPK)

IPK n (45)

Tingkat Kecemasan

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

< 1.00 6 0 0 4 6.89 2 4.44

1.00 - 1.50 12 0 0 9 8.89 3 6.67

1.51 - 2.00 15 0 0 12 20 3 6.67

> 2.00 12 3 6.67 9 4.44 0 0

Total 45 3 6.67 34 75.56 8 17.78

Grafik 5.7 Tingkat kecemasan terhadap IPK

(60)

Sumber : Data Primer

(61)

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa:

1. Secara umum dari total 45 sampel, yang tidak mengalami gangguan cemas sebanyak 3 orang (6.67%), sebanyak 34 orang (75.56%) mengalami gangguan cemas ringan, dan yang mengalami gangguan cemas sedang sebanyak 8 orang (17.78%).

2. Dari karakteristik jenis kelamin : untuk laki-laki (11 orang) yang tidak mengalami gangguan kecemasan sebanyak 2 orang (4.44%), yang mengalami gagguan cemas ringan sebanyak 9 orang (20%), sementara untuk perempuan (34 orang) yang tidak mengalami gangguan kecemasan sebanyak 1 orang (2.22%), gangguan kecemasan ringan sebanyak 25 orang (55.56%) dan yang mengalami gangguan kecemasan sedang sebanyak 8 orang (17.78%).

3. Dari karakteristik tempat tinggal, untuk yang tinggal di rumah bersama orangtua/ sanak saudara (21 orang) yang mengalami gangguan cemas ringan sebanyak 17 orang (37.78%) dan yang mengalami gangguan cemas sedang sebanyak 4 orang (8.89%), sementara untuk yang tinggal di rumah kontrakan/

asrama/ kost (24 orang) yang tidak mengalami gangguan cemas sebanyak 3 orang (6.67%), gangguan cemas ringan 17 orang (37.78%) dan yang mengalami gangguan cemas sedang sebanyak 4 orang (8.89%).

4. Dari karakteristik asal daerah, untuk yang berasal dari Makassar (12 orang) yang mengalami gangguan cemas ringan sebanyak 9 orang (20%) dan yang mengalami gangguan cemas sedang sebanyak 3 orang (6.67%), sementara untuk yang berasal dari luar Makassar tapi masih wilayah sulawesi (26 orang) yang tidak mengalami gangguan cemas sebanyak 3 orang (6.67%) dan yang

(62)

mengalami gangguan cemas ringan sebanyak 19 orang (42.22%) dan yang mengalami gangguan cemas sedang sebanyak 4 orang (8.89%) sedangkan untuk yang di luar daerah sulawesi (7 orang) terdapat 6 orang (13.3%) mengalami gangguan cemas ringan dan 1 orang (2.22%) memngalami gangguan cemas sedang.

5. Dari karakteristik aktivitas organisasi, untuk yang jadi pengurus 1 atau lebih organisasi (8 orang) ang tidak mengalami gangguan cemas sebanyak 2 orang (4.44%), yang mengalami gangguan cemas ringan sebanyak 4 orang (8.89%) dan yang mengalami gangguan cemas sedang sebanyak 2 orang (4.44%), sementara yang menjadi anggota 1 atau lebih organisasi tetapi bukan pengurus (25 orang) terdapat 1 orang (2.22%) yang tidak mengalami gangguan cemas, 22 orang (48.89%) yang mengalami gangguan cemas ringan dan 2 orang (4.44) yang mengalami gangguan cemas sedang. Terahir untuk yang tidak mengikuti organisasi apapun (12 orang) terdapat 8 orang (17.78%) mengalami gangguan cemas ringan dan 4 orang (8.89%) yang mengalami gangguan cemas sedang.

6. Dari karakteristik lingkungan bergaul, yang belajar sejak awal blok (14 orang), terdapat 1 orang (2.22%) yang tidak mengalami gangguan cemas, 11 orang (24.44%) mengalami gangguan cemas ringan dan 2 orang (4.44%) mengalami gangguan cemas sedang. Yang belajar mendekati ujian (27 orang), terdapat 2 orang (4.44%) yang tidak mengalami gangguan cemas, 19 orang (42.22%) mengalami gangguan cemas ringan dan 6 orang (13.33%) mengalami gangguan cemas sedang. Yang lingkungannya penuh dengan

(63)

hiburan (4 orang) terdapat 4 orang (8.89%) mengalami gangguan cemas ringan.

7. Dari karakteristik kondisi finansial, untuk yang mempunyai uang saku per bulan kurang dari 1.000.000 (13 orang) yang tidak mengalami gangguan cemas 1 orang (2.22%), 11 orang (24.44%) gangguan cemas ringan dan 1 orang (2.22%) mengalami gangguan cemas sedang. . Sementara untuk yang mempunyai uang saku perbulan antara 1.000.000-2.500.000 (23 orang) yang tidak mengalami gangguan cemas sebanyak 1 orang (2.22%), yang mengalami gangguan cemas ringan sebanyak 15 orang (33.33%) dan untuk yang mengalami gangguan cemas sedang sebanyak 7 orang (15.56%). Untuk yang mempunyai uang saku perbulan lebih dari 2.500.000 (9 orang), yang tidak mengalami gangguan cemas sebanyak 1 orang (2.22%) dan yang mengalami gangguan cemas ringan sebanyak 8 orang (17.78%).

8. Dan yang terahir adalah karateristik IPK, yang mendapatkan IPK <1.00 (6 orang) yang mendapatkan gangguan cemas ringan sebanyak 2 orang (6.89%) dan gangguan cemas sedang sebanyak 2 orang (4.44%).

(64)

BAB 6 PEMBAHASAN

Gangguan cemas adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/

splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas

normal (Hawari, 2006). Kecemasan juga merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal normal yang terjadi yang disertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru, serta dalam menemukan identitas diri dan hidup (Kaplan & Sadock, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa dari 45 respoden mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO, 3 responden (6.67%) di antaranya tidak merasakan cemas, 34 responden (75.56%) merasa gangguan cemas ringan dan 8 responden (17.78%) mengalami gangguan cemas sedang. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian (hipotesis penelitian 1; lihat hal. 18) yang telah dipaparkan sebelumnya, yakni terdapat gangguan kecemasan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam.

Hasil penelitian ini juga sesuai beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya, yang menunjukkan tingginya tingkat morbiditas psikologis pada

(65)

mahasiswa di seluruh dunia, terutama terkait depresi dan kecemasan (Al-qaisy LM, 2011). Hal ini didukung dengan temuan yang menunjukkan bahwa di antara seluruh mahasiswa yang mencari pelayanan konseling, masalah utama yang paling sering dibawanya ialah kecemasan, kemudian disusul masalah terkait akademik dan kerja (Al-qaisy LM, 2011; Safree A et al, 2011). Mahasiswa kedokteran juga dilaporkan memiliki stressor yang tinggi atau penuh dengan stress (Mahajan AS, 2010), dan ketika dibandingkan dengan populasi umum, mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami tekanan, depresi, dan kecemasan (Baykan Z et al, 2012).

Pada penelitian ini, selain meneliti prevalensi gangguan kecemasan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO. secara umum, peneliti juga mengaitkan beberapa variabel independen (bebas) yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap gangguan kecemasan. Variabel-variabel tersebut yakni jenis kelamin, tempat tinggal, asal daerah, , aktivitas organisasi, lingkungan bergaul, kondisi finansial dan IPK. Setelah dilakukan analisis data melalui uji Chi-Square (dengan memakai program SPSS) untuk menentukan nilai P, hasil penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Tabel 6.1

Pengaruh variabel-variabel independen terhadap prevalensi gangguan kecemasan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO

Variabel Independen

Tingkat Kecemasan

P value Tidak cemas Cemas Ringan Cemas Sedang

n % n % n %

Jenis Laki-Laki 2 4.44 9 20 0 0 0,062

(66)

Kelamin Perempuan 1 2.22 25 55.56 8 17.78

Tempat Tinggal

Rumah bersama orangtua/

sanak saudara

0 0 17 37.78 4 8.89

0,245 Rumah

kontrakan/

asrama/

kost

3 6.67 17 37.78 4 8.89

Asal Daerah

Makassar 0 0 9 20 3 6.67

0,593 Luar

Makassar (dalam Sulawesi)

3 6.67 19 42.22 4 8.89

Luar

Sulawesi 0 0 6 13.3 1 2.22

Kegiatan Organisasi

Pengurus 1 atau lebih organisasi

2 4.44 4 8.89 2 4.44

0,047 Anggota 1

atau lebih organisasi

1 2.22 22 48.89 2 4.44

Tidak mengikuti organisasi apapun

0 0 8 17.78 4 8.89

Lingkungan bergaul

Belajar sejak awal blok

1 2.22 11 24.44 2 4.44

0,767 Belajar

mendekati ujian

2 4.44 19 42.22 6 13.33

Penuh

hiburan 0 0 4 8.89 0 0

Finansial <1.000.000 1 2.22 11 24.44 1 2.22 0,234

(67)

1.000.000-

2.500.000 1 2.22 15 33.33 7 15.56

>2.500.000 1 2.22 8 17.78 0 0

IPK

< 1.00 0 0 4 6.89 2 4.44

0.069

1.00 - 1.50 0 0 9 8.89 3 6.67

1.51 - 2.00 0 0 12 20 3 6.67

> 2.00 3 6.67 9 4.44 0 0

Total 3 6.67 34 75.56 8 17.78

Sumber : Data Primer

Dari tabel 6.1 dapat diketahui bahwa, dari semua variabel yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap prevalensi gangguan kecemasan pada responden, didapatkan hanya variabel kegiatan organiasasi yang mempunyai pengaruh terhadap gangguan cemas, dan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap gangguan cemas. Hal ini bisa dilihat dari hasil uji Chi-Square, dimana nilai P yang didapatkan lebih dari 0,05 (P>0,05) artinya tidak memiliki pengaruh, jika nilai P yang didapatkan kurang dari 0,05 (P<0,05) variabel tersebut memiliki pengaru terhadap gangguan cemas. Hasil ini tidak sepenuhnya membuktikan hipotesis penelitian (hipotesis penelitian 2; lihat hal.

18) yang telah dipaparkan sebelumnya, yakni terdapat pengaruh jenis kelamin, tempat tinggal, asal daerah, lingkungan bergaul, kondisi finansial, Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dan hanya aktivitas organisasi yang memiliki pengaruh terhadap kejadian gangguan kecemasan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2016 yang terancam DO.

(68)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2010 proporsi subsidi diberikan sebagian besar untuk sub sektor budidaya, yaitu mencapai 84% dari total anggaran yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

Setelah melakukan analisis data univariat, variabel bebas dan terikat di analisis menggunakan uji korelasi Gamma menggunakan SPSS versi 17 untuk mengetahui

1) Pembinaan dan pengembangan kualitas SDM aparatur yang belum optimal. 2) Belum optimalnya dukungan dalam penerapan kebijakan. 3) Belum lengkapnya prosedur operasi baku

3.5 Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll)

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul oleh Sari Dini Ulan (2017) juga menunjukkan bahwa 43 orang (71,7%) ibu bersalin

Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (2), Pasal 17 ayat (2), dan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 tahun 2017 tentang

Jenis penelitian yang dilakukan ada- lah eksperimen dengan desain post-test only with control group, yang hasilnya akan dianalisis secara deskriptif dan in- ferensial

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar yang telah melakukan penelitian dengan judul “PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BUAH STROBERI (Fragaria x