757
ANALISIS TUNDAAN KRL JABODETABEK AKIBAT ANTRIAN KERETA DI STASIUN MANGGARAI
Theresia Febrianne L. Tobing Ellen S.W.Tangkudung Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia
082363233936 0816061750
theresia.fltobing@gmail.com ellen@eng.ui.ac.id
Abstract
KRL Jabodetabek is a transportation mode that available on Jabodetabek to serve people doing commuter activities. The increase of KRL Jabodetabek users make PT. KAI Commuter Jabodetabek increasing its travel frequencies. This led to the queue of trains at Manggarai Station which is the largest transit station. The aim of this paper, is to analyze time spent by KRL in the queueing to entering Manggarai Station and as well to determine the cause of the train queueing. Using queueing theory, KRL spent 10 minutes in a queueing to enter Manggarai Station. This queueing is triggered due to non-compliance wiht the schedule already made.
Keyword : KRL Jabodetabek, Manggarai Station, Queueing
Abstrak
KRL Jabodetabek meurpakan salah satu moda transportasi yang tersedia di Jabodetabek untuk melayani masyarakat yang melakukan aktivitas commuter. Meningkatnya pengguna layanan KRL Jabodetabek mengakibatkan PT. KAI Commuter Jabodetabek meningkatkan frekuensi perjalanan. Hal ini menyebabkan terjadinya antrian kereta di Stasiun Manggarai yang merupakan stasiun transit terbesar. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk menganalisis waktu yang dihabiskan rangkaian KRL dalam antrian memasuki Stasiun Manggarai, serta untuk mengetahui penyebab terjadinya antrian. Menggunakan teori antrian, lamanya waktu yang dihabiskan rangkaian KRL dalam antrian adalah sebanyak 10 menit. Antrian KRL ini dipicu karena ketidakpatuhan terhadap jadwal yang sudah dibuat.
Kata kunci : KRL Jabodetabek, Stasiun Manggarai, Antrian
PENDAHULUAN
Stasiun Manggarai merupakan salah satu stasiun transit terbesar yang dilalui oleh KRL Jabodetabek. Stasiun ini dilalui oleh KRL dengan rute Bogor/Depok – Jakarta Kota (PP), Bogor/Depok – Jatinegara (PP), Bekasi – Jakarta Kota (PP). Selain dilalui oleh KRL Jabodetabek, Stasiun Manggarai juga dilalui oleh Kereta Api antar kota atau yang biasa disebut dengan Kereta Jawa. Stasiun Manggarai memiliki 7 jalur yang digunakan untuk menaik turunkan penumpang. Ketujuh jalur tersebut difungsikan sedemikian rupa untuk KRL dengan tujuan tertentu. Jalur 1 dan jalur 2 digunakan untuk KRL tujuan Stasiun Jakarta Kota dengan asal keberangkatan dari Stasiun Bekasi/Jatinegara. Jalur 3 digunakan untuk KRL dengan tujuan Stasiun Jakarta Kota yang berasal dari Stasiun Bekasi/Jatinegara serta berasal dari Stasiun Bogor/Depok. Jalur 4 digunakan untuk KRL tujuan Bekasi/Jatinegara dengan asal keberangkatan yaitu dari Stasiun Jakarta Kota. Jalur 5 digunakan untuk KRL tujuan Jakarta Kota atau Tanah Abang/Jatinegara dengan asal keberangkatan yaitu dari Stasiun Depok/Bogor, sedangkan jalur 6 digunakan untuk KRL
758 tujuan Bogor dengan asal keberangkatan dari Stasiun Tanah Abang/Jatinegara ataupun Stasiun Jakarta Kota. Adapun jalur 7 biasanya digunakan untuk KRL feeder Tanah Abang/Jatinegara, serta digunakan pula untuk KRL tujuan Bogor yang berasal dari Stasiun Jakarta Kota ataupun Stasiun Tanah Abang/Jatinegara. Banyaknya frekuensi perjalanan kereta yang terjadi mengakibatkan rangkaian KRL yang ingin memasuki Stasiun Manggarai harus mengantri.
LANDASAN TEORI
Terdapat enam karakteristik dasar dari proses antrian (Donald Gross, 2008) yang memberikan deskripsi yang memadai dari sistem antrian yaitu :
1. Tingkat kedatangan 2. Disiplin Antrian 3. Tingkat Pelayanan 4. Kapasitas sistem 5. Jumlah Pelayanan
6. Jumlah Tahapan Layanan
Untuk mendeskripsikan proses antrian, suatu notasi telah berkembang, berupa Notasi Kendall, yang sekarang menjadi standar di seluruh literatur mengenai antrian. Proses antrian dideskripsikan dengan rangkaian simbol seperti A/B/X/Y/Z, dimana A mengindikasikan distribusi waktu antar kedatangan, B pola atau tingkat layanan yang dideskripsikan dengan distribusi probabilitas untuk waktu pelayanan, X jumlah jumlah pelayanan, Y jumlah kapasitas sistem, dan Z berupa disiplin antrian. Simbol-simbol standar yang biasa digunakan, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Simbol dalam Antrian
Karakteristik Simbol Penjelasan
Distribusi waktu kedatangan (A)
Distribusi waktu pelayanan (B)
M D Ek
Hk PH
G
Eksponensial Deterministik Tipe Erlang k ( k =1,2,...) Campuran eksponenisal k
Tipe Persinyalan General
Jumlah Layanan 1,2,..., Kapasitas sistem maksimum
(Y)
1,2,...,
Queue dicipline (Z) FCFS LCFS RSS
PR GD
First come, first served Last come, first served Random selection for service
Priority General discipline
759
METODOLOGI
Antrian KRL di Stasiun Manggarai dapat dianalisis dengan menggunakan model antrian M/M/c, dimana tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan berdistribusi eksponensial, serta memiliki jumlah server sebanyak c. Model matematis antrian M/M/c dapat dilihat sebagai berikut (Donald Gross, 2008) :
Tabel 2. Model Matematis Antrian M/M/c
Karakteristik Antrian Persamaan
M/M/c (∞, FIFO)
Simbol Defenisi
r Kepadatan lalu lintas
ρ Faktor utilitas
Po Probabilitas tidak adanya
pelanggan dalam sistem [∑
]
L Rata-rata jumlah pelanggan
dalam sistem antrian
W Waktu rata-rata yang
dihabiskan dalam sistem antrian
Lq Rata-rata jumlah yang mengantri
Wq Waktu yang dihabiskan
dalam antrian
ANALISIS
Tundaan yang dialami oleh salah satu KRL dengan tujuan tertentu akan mempengaruhi KRL lainnya dari stasiun awal yang sama. Untuk mengetahui tundaan yang dialami oleh KRL dilakukan pula perhitungan antrian untuk KRL yang berasal dari arah kedatangan yang sama. Kedatangan KRL tersebut dibedakan dari arah Utara, yaitu KRL yang berasal dari Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanah Abang, serta dari arah Selatan yaitu KRL yang berasal dari Stasiun Depok-Bogor. KRL yang berasal dari arah Utara adalah KRL dengan tujuan Stasiun Depok-Bogor, serta KRL dengan tujuan Stasiun Bekasi. Adapun perhitungan antrian untuk KRL dari arah utara adalah sebagai berikut :
760 Tabel 3 Perhitungan Antrian KRL dari Arah Utara saat Jam Tidak Sibuk
Keterangan
Jam
11.00 -12.00 12.00 -13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.00
λ (KRL/jam) 15 15 9 9
μ (KRL/jam) 44 23 34 19
ρ 0,340909 0,652174 0,264706 0,473684
L 0,517241 1,875 0,36 0,9
Lq 0,176332 1,222826 0,095294 0,426316
W (menit) 2,068966 7,5 2,4 6
Wq (menit) 0,705329 4,891304 0,635294 2,842105
Dari Tabel 3,dapat dilihat bahwa antrian terdapat pada jam 12.00 – 13.00 dengan lamanya waktu dalam antrian mencapai 5 menit untuk setiap KRL yang berasal dari Utara, namun pada jam berikutnya antrian tidak terjadi.
Sementara itu, KRL dari arah Selatan adalah KRL yang berasal dari Stasiun Bogor.
Adapun KRL dari Stasiun Bogor adalah KRL dengan tujuan Stasiun Tanah Abang- Jatinegara dan KRL dengan tujuan Stasiun Jakarta Kota. Untuk perhitungan antrian KRL yang berasal dari arah Selatan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4 Perhitungan Antrian KRL dari Arah Selatan saat Jam Tidak Sibuk Keterangan
Jam
11.00 -12.00 12.00 -13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.00
λ (KRL/jam) 14 10 12 14
μ (KRL/jam) 43 38 36 38
ρ 0,325581 0,263158 0,333333 0,368421
L 0,482759 0,357143 0,5 0,583333
Lq 0,157177 0,093985 0,166667 0,214912
W (menit) 2,068966 2,142857 2,5 2,5
Wq (menit) 0,673617 0,56391 0,833333 0,921053
Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa antrian KRL tidak terjadi pada KRL dari arah tujuan Selatan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kereta yang mengantri (Lq) bernilai dibawah satu, begitu juga dengan lamanya waktu dalam antrian (Wq).
Berikut ini merupakan hasil perhitungan antrian KRL Jabodetabek pada jam tidak sibuk yang dibedakan sesuai dengan tujuan akhir masing-masing rangkaian kereta.
761 Tabel 5 Perhitungan Antrian KRL Jabodetabek dari Arah Utara pada Jam Sibuk
Keterangan Jam
16.00 - 17.00 17.00 - 18.00 18.00 - 19.00 19.00 - 20.00
λ (KRL/jam) 15 19 11 17
μ (KRL/jam) 29 27 14 21
ρ 0,517241 0,703704 0,785714 0,809524
L 1,071429 2,375 3,666667 4,25
Lq 0,554187 1,671296 2,880952 3,440476
W (menit) 4,285714 7,5 20 15
Wq (menit) 2,216749 5,277778 15,71429 12,14286
Berdasarkan Tabel 5, antrian KRL dari arah Utara mulai terjadi pada jam 17.00 WIB. Pada jam 17.00 WIB – 18.00 WIB terjadi antrian, dengan banyaknya kereta yang mengantri (Lq) yaitu 1 kereta, dan waktu yang dihabiskan dalam antrian (Wq) yaitu 5 menit.
Sementara itu, pada jam 18.00 WIB – 19.00 WIB, KRL tertunda, karena antrian terjadi hingga memakan waktu 15 menit. Sedangkan pada jam 19.00 – 20.00 WIB, antrian terjadi dan KRL mengalami tundaan hingga memakan waktu 12 menit.
Sementara itu, perhitungan antrian KRL Jabodetabek yang arah kedatangannya berasal dari arah Selatan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 6 Perhitungan Antrian KRL Jabodetabek dari Arah Selatan pada Jam Sibuk
Keterangan Jam
16.00 - 17.00 17.00 - 18.00 18.00 - 19.00 19.00 - 20.00
λ (KRL/jam) 15 11 16 13
μ (KRL/jam) 37 35 23 26
ρ 0,405405 0,314286 0,695652 0,5
L 0,681818 0,458333 2,285714 1
Lq 0,276413 0,144048 1,590062 0,5
W (menit) 2,727273 2,5 8,571429 4,615385
Wq (menit) 1,105651 0,013095 0,099379 0,038462
Berdasarkan Tabel 6, tidak terdapat antrian yang cukup signifikan. Pada jam 16.00 WIB – 17.00 WIB, tundaan yang terjadi akibat antrian sebesar 1 menit, namun banyaknya kereta yang mengantri kurang dari satu. Ini dikarenakan waktu antar kedatangan kereta yang cukup besar, sehingga tundaan yang terjadi tidak mengakibatkan kereta lainnya tertunda ataupun mengantri. Pada jam 17.00 WIB – 18.00 WIB antrian tidak terjadi, namun pada jam 18.00 WIB – 19.00 WIB antrian terjadi dengan banyaknya kereta yang mengantri adalah 1 kereta, namun tundaan yang disebabkan akibat antrian kereta tidak mencapai satu menit. Pada jam 19.00 WIB – 20.00 WIB antrian kereta juga tidak terjadi.
Untuk menganalisis penyebab antrian kereta yang terjadi, data aktual hasil survei dibandingkan dengan GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api). Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, keterlambatan kereta terjadi pada semua tujuan KRL Jabodetabek.
Keterlambatan ini bahkan dimulai dari pagi hari.
762 Gambar 1 Waktu Kedatangan KRL tujuan Bogor di Stasiun Manggarai
Melalui Gambar 1, kedatangan KRL tujuan Bogor sudah mengalami keterlembatan di pagi hari. Keterlambatan ini tentu mengakibatkan kereta lainnya juga terlambat. Selain itu, lamanya KRL berada di Stasiun Manggarai tidak sesuai dengan GAPEKA. Berdasarkan GAPEKA lamanya rangkaian KRL berada di Stasiun Manggarai rata-rata adalah 2 menit, namun berdasarkan hasil survei yang dilakukan, lamanya rangkaian KRL berada di Stasiun Manggarai mencapai 8 menit. Hal ini menyebabkan kapasitas jalur di Stasiun Manggarai menurun, sehingga jumlah KRL yang dapat dilayani juga berkurang.
Gambar 2 Waktu Kedatangan Kereta Tujuan Jakarta Kota di Manggarai
00:00 02:24 04:48 07:12 09:36 12:00 14:24 16:48 19:12 21:36
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103 109 115
Waktu
Waktu Kedatangan Aktual vs GAPEKA
Aktual
00:00 02:24 04:48 07:12 09:36 12:00 14:24 16:48 19:12 21:36
1 7 131925313743495561677379859197
Waktu
Waktu Kedatangan Aktual vs GAPEKA
Aktual GAPEKA
763 Gambar 2 menunjukan perbandingan waktu kedatangan kereta tujuan Jakarta Kota secara aktual dan berdasarkan GAPEKA. Kereta tujuan Jakarta Kota juga tidak sesuai dengan GAPEKA. Kereta tujuan Jakarta Kota baik dari Stasiun Bekasi maupun dari Stasiun Depok/Bogor dapat memasuki jalur 5 dan jalur 3 di Manggarai, namun, kereta api antar kota, atau kereta api Jawa yang kembali ke Stasiun Gambir atau Staisun Jakarta Kota, juga melalui jalur 3. Secara operasional, kereta api Jawa diprioritaskan terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar pergerakan kereta api Jawa tidak terganggu oleh pergerakan KRL Jabodetabek yang harus berhenti di setiap stasiun. Pergerakan kereta api Jawa yang mendapat prioritas ini, kemudian berakibat kepada KRL Jabodetabek tujuan Jakarta Kota dan Tanah Abang-Jatinegara, dimana KRL Jabodetabek tujuan Jakarta Kota harus menunggu kereta Jawa untuk lewat terlebih dahulu. Sehingga, peregerakan KRL Jabodetabek mengalami tundaan. Hal ini kemudian mengakibatkan KRL Jabodetabek mengalami keterlambatan terlebih bila kereta Jawa juga mengalami keterlambatan.
Gambar 3 Waktu Kedatangan kereta tujuan Jatinegara-Bekasi di Manggarai
Gambar 3 menunjukan perbandingan waktu kedatangan kereta tujuan Jatinegara-Bekasi secara aktual dan berdasarkan GAPEKA. Kereta tujuan Jatinegara- Bekasi juga tidak sesuai dengan GAPEKA. Kereta tujuan Stasiun Bekasi dapat memasuki jalur 4 di Stasiun Manggarai. Sementara itu, kereta antar kota atau sering disebut kereta Jawa yang melalui Jatinegara juga memasuki jalur 4 di Stasiun Manggarai. KRL Jabodetabek tujuan Stasiun Jatinegara-Bekasi mengalami tundaan karena operasional perjalanan kereta api dimana kereta api Jawa diprioritaskan terlebih dahulu. Akan tetapi, tundaan yang dialami tidak terlalu besar, hal ini dikarenakan jumlah KRL Jabodetabek tujuan Jatinegara-Bekasi tidak terlalu banyak, dan rentang waktu antar KRL juga besar. Sehingga, tundaan yang diakibatkan oleh kereta Jawa tidak terlalu mempengaruhi KRL Jabodetabek.
00:00 02:24 04:48 07:12 09:36 12:00 14:24 16:48 19:12 21:36
1 5 9 1317212529333741454953576165
Waktu
Waktu Kedatangan Aktual vs GAPEKA
Aktual GAPEKA
764 Gambar 4 Waktu Kedatangan kereta tujuan Tanah Abang - Jatinegara di Manggarai
Gambar 4 menunjukan perbandingan waktu kedatangan kereta tujuan Tanah Abang-Jatinegara secara aktual dan berdasarkan GAPEKA. Kereta tujuan Tanah Abang – Jatinegara juga tidak sesuai dengan GAPEKA. Kereta tujuan Tanah Abang – Jatinegara dapat memasuki jalur 5 di Stasiun Manggarai. Selain itu, jalur 5 juga digunakan untuk KRL tujuan Jakarta Kota, dan KRL feeder tujuan Bogor. Rata-rata keterlambatan yang terjadi yaitu 20 menit, namun pada pukul 17.30 WIB – 19.00 WIB, KRL tujuan Tanah Abang – Jatinegara mengalami keterlambatan mencapai 55 menit. Hal ini dikarenakan banyaknya KRL tujuan Jakarta Kota yang menggunakan jalur 5, dimana waktu kedatangan KRL tujuan Jakarta Kota yang melalui jalur ini juga tidak sesuai dengan GAPEKA dan mengalami keterlambatan, sehingga KRL tujuan Tanah Abang-Jatinegara juga mengalami keterlambatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survei dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :.
1. Keterlambatan KRL dipicu oleh antrian yang terjadi pada KRL dengan tujuan Bogor. Keterlambatan KRL tujuan Bogor akibat antrian memasuki Stasiun Manggarai dapat mencapai 10 menit. Keterlambatan ini dipicu karena kurang patuhnya pihak operasional Staisun Manggarai, dimana lamanya kereta berhenti di Stasiun Manggarai tidak sesuai dengan GAPEKA. Keterlambatan ini kemudian mengakibatkan efek beruntun pada rangkaian kereta yang selanjutnya ingin memasuki Stasiun Manggarai.
2. Untuk menanggulangi antrian yang terjadi di Stasiun Manggarai, perlu adanya perbaikan operasional dalam mematuhi jadwal yang sudah dibuat dalam GAPEKA.
00:00 02:24 04:48 07:12 09:36 12:00 14:24 16:48 19:12 21:36
1 5 9 1317212529333741454953576165
Waktu
Waktu Kedatangan Aktual vs GAPEKA
Aktual GAPEKA
765 3. Melihat kondisi bahwa KRL tujuan Bogor mengalami antrian yang memakan waktu lama, dan memiliki tingkat kedatangan yang besar, maka penggunaan jalur 7 perlu dioptimalkan untuk melayani KRL tujuan Bogor, agar waktu dalam antrian berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Gross Donald, John F.Shortle. James Thompson. Carl M. Harris (2008). Fundamentals of Queueing Theory 4th Edition. United States of America : John Wiley &Sons, Inc., hal.3-70
Rezki Dwi Nur Cahyani (2013). Analisis Kapasitas dan Tingkat Layanan pada Gerbang Tol Cikarang Utama, Skripsi. Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia
Firmansyah Teguh Sugiarto (2012). Peningkatan Ketepatan Waktu Perjalanan KRL Jabodetabek Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Transportasi Berbasis Kereta Api, Tesis. Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia.