KERAGAMAN GULMA HUBUNGAN DENGAN PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG
(Zea mays L.) STADIUM PERTUMBUHAN VEGETATIF
Dr. Ir. Dwi Widaningsih, MSi., NIDN: 0006076004
Ir. Ni Nengah Darmiati, MP., NIDN: 0015016103
TANAMAN JAGUNG
HABITAT TANAMAN JAGUNG, KERAGAMAN GULMA, DOMINANSI GULMA, PREVALENSI
GULMA
PENYAKIT BULAI
LATAR BELAKANG
GULMA = ANCAMAN UTAMA PRODUKSI JAGUNG
DG PENGELOLAAN /TANPA PENGELOLAAN GULMA PENURUNAN PRODUKSI 15-
40%,/ >40%
TAN.JAGUNG, SENSITIF, BLN I GULMA SBG KOMPETITOR
ALELOPATHI, ZAT RACUN
INANG HAMA D PENYAKIT
1. MENGIDENTIFIKASI GULMA STADIUM VEGETATIF
2. INDEK KERAGAMAN, INDEK DOMINASI DAN PREVALENSI GULMA
3. HUB. ANTARA JUMLAH GULMA DG JUMLAH DAUN DAN TINGGI TAN. JAGUNG 4. HUBUNGAN ANTARA KERAGAMAN GULMA DG PERSENTASE PENYAKIT BULAI
TUJUAN PENELITIAN
• Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di Kebun Percobaan Fak. Pertanian Universitas Udayana, dan Lab. Ilmu Penyakit Tumbuhan, Fak. Pertanian Universitas Udayana.
Percobaan dimulai bulan Maret s/d Juni 2016.
METODE PENELITIAN
PETAK PERCOBAAN
Percobaan dibuat menjadi enam guludan (ulangan), masing-2 guludan diambil sebanyak 10 sampel tanaman. Dalam satu lubang tanam ditanami 3–5 tanaman jagung varietas lokal. Gulma yang tumbuh dibiarkan dan diamati pada stadium vegetatif (V3–
V10) tanaman jagung.
IDENTIFIKASI GULMA
Gulma yang diamati dikumpulkan per 1 m2 disekitar tanaman jagung, lalu gulma dihitung dengan mengambil satu persatu (diberi tanda khusus), kemudian dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dengan berpatokan pada referensi : Weed of rice in Indonesia: A Guide for Field Identication and microscopically (Van der Veen and Van Rijn, 1982).
MENGHITUNG PERSENTASE PENYAKIT BULAI
Persentase penyakit bulai dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
P = a/b x 100%.
Dimana P = persentase penyakit, a = jumlah tanaman yang sakit, b = seluruh tanaman yang diamati.
PREVALENSI
Prevalensi dapat dihitung : jumlah gulma tertentu dibagi dengan seluruh gulma dikali 100%.
Besar kecilnya prevalensi menentukan apakah gulma mendominasi di areal tertentu.
Gulma jenis tertentu dapat mendominasi atau tidak, tergantung habitat dan lingkungannya.
TINGGI TANAMAN DAN JUMLAH DAUN JAGUNG
Tinggi tanaman diamati sebanyak 6 tanaman per m2 yang diukur dari pangkal batang sampai dengan daun tertinggi dan dicari tinggi tanaman rerata (cm).
Jumlah daun tanaman jagung (helai) dihitung jumlah daun pertanaman per m2 selanjutnya dicari jumlah daun rerata.
• Menentukan Indek Keragaman dan indek Dominasi Gulma
Keragaman dan dominasi gulma pada ekosistem tanaman jagung dapat diketahui dengan menghitung indek keragaman Shannon-Wiener (Odum, 1971) dan indek dominasi gulma dihitung dengan menghitung indek Simpson (Pirzan dan Pong-Masak, 2008).
Indek keragaman gulma
Indek keragaman gulma ditentukan dengan indek Shannon-Wiener dihitung dengan rumus (Odum, 1971) :
s
H’ = - ∑ Pi log Pi.
i=1
Keterangan: H’ = indek keragaman Shannon-Wiener S = Jumlah genus
Pi = ni/N yakni proporsi gulma jenis i dan seluruh gulma (ni
= Jumlah gulma jenis i, N = Jumlah seluruh gulma dalam total n).
Perhitungan log digunakan apabila populasi gulma sedikit (<1000),
sedangkan apabila populasi banyak (>1000) digunakan logaritme alami (ln) (Odum, 1971).
• Indek dominasi
Indek dominasi gulma pada ekosistem jagung dapat diketahui dihitung dengan menghitung indek Simpson (Pirzan dan Pong- Masak, 2008), dengan rumus sebagai berikut :
S C = ∑ Pi2
i
Keterangan : C = indek Simpson S = Jumlah spesies
Pi = ni/N yakni proporsi gulma jenis i dan seluruh gulma (ni = Jumlah gulma jenis i, N = Jumlah seluruh gulma dalam total n).
Selanjutnya indek dominasi spesies (D) dapat dihitung dengan formulasi 1- C (Rad et al. 2009).
Hubungan antara jenis dan populasi
gulma dengan persentase penyakit bulai, tinggi dan jumlah daun jagung
Analisis untuk menentukan hubungan antara jenis dan populasi gulma dengan persentase penyakit, tinggi dan jumlah daun tanaman, digunakan pendekatan analisis regresi, dan hubungan timbal balik kedua peubah dihitung dengan analisis korelasi (Gomes dan Gomes, 2007).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keragaman, Dominasi, dan Prevalensi Gulma
• Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa indek keragaman gulma 2,1466, yang artinya masuk dalam kriteria sedang. Keragaman gulma bervariasi dari 1 – 36,2 gulma, terdiri dari 18 jenis gulma.
• Indek dominasi gulma dicapai 0,9165, yang berarti ada gulma yang mendominasi pada lahan percobaan tanaman jagung. Gulma tersebut adalah Amaranthus gracilis Desf. (Amaranthaceae) dengan prevalensi 16,61%.
No. Nama gulma Ulangan I Ulangan II Ulangan III Re-rata Prevalensi (%)
1 Amaranthus gracilis Desf.
(Amaranthaceae)
36,2 23,7 - 19,97 16,61
2 Cyanitis axillaris (L.) Sweet (Commelinaceae)
23,2 - - 7,73 0,06
3 Murdanisia mudifiera (L.) Brenan (Commelinaceae)
33.5 - - 11,17 0,09
4 Elatine triandra Schkuha (Elatinaceae)
28,2 - - 9,40 0,08
5 Comanlina diffusia Burm. F.
(Commelinaceae)
23,5 - - 7,83 0,06
6 Bidenpilojal var. minor (BL.) Sherff) (Astwraceae/Compositae)
9,,6 - - 3,20 0,03
7 Cleome viscose L.
(Capparridaceae)
11,5 - - 3,83 0,03
8 Commelina diffusia Burm. F.
(Commelinaceae)
10,2 - - 3,40 0,03
9 Amaranthus spinosus L.
(Amaranthaceae)
- 23,6 - 7,87 0,06
10 Murdannia nadiflora (L.) Brenan (Commelinaceae)
- 35,2 - 11,73 0,10
11 Phylianthus debitis Klein ex Willd (Euphobiaceae)
- 9,1 - 3,03 0,02
12 Celosia argentea L.
(Amaranthaceae)
- 16,2 - 5,40 0,04
13 Celona angentea L.
(Amaranthaceae)
- 7,4 - 2,47 0,02
14 Physalis angulata L.
(Solanaceae)
- 3,8 - 1,27 0,01
15 Murdannia blumei (Hassk.) Brenan (Commelinaceae)
- - 32,5 10,83 0,09
16 Basilicum polystachyon (L.) Mecuch (Lamiaceae/Labiates)
- - 24,8 8,27 0,07
17 Celosia arhentea L.
(Amaranthaceae)
- - 7,4 2,47 0,02
18 Elentheranthera ruderalis (Sw.) Schult. Bip.
(Asteraceae/Compositae)
- - 1 0,33 0,003
Jumlah 175,9 119 65,7 120,2
Tabel 4.1. Keragaman, dominasi dan prevalensi gulma (per m2)
Gambar 4.1. Jenis gulma yang ditemukan pada areal pertanaman jagung
4.2 Hubungan Antara Jumlah Gulma, Jenis Gulma dengan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Jagung
• Hubungan jumlah dan jenis gulma dengan tinggi tanaman jagung tidak berbeda nyata, jumlah gulma berkisar dari 28 – 194, dan jenis gulma berkisar dari 4 – 9 jenis.
• Tinggi tanaman jagung yang diamati berkisar dari 77,67 – 100,17 cm, dan jumlah daun
jagung berkisar dari 6,33 – 9,67 helai .
No. Persamaan regresi Koefisien korelasi (r) 1 Y1 = 90,018 + 0,009 X1 0,0669
2 Y2 = 7,815 + 0.005 X1 0,2555 3 Y1 = 78,876 +1,415 X2 0,1618 4 Y2= 5,571+ 0,415 X2** 0,8432**
5 Y1 = 83,305 - 0,108 X1 + 2,223 X2 6 Y2 = 5,583 - 0,0003 X1 + 0,417 X2**
Tabel 4.3. Hubungan regresi antara jumlah, dan jenis gulma dengan tinggi dan jumlah daun tanaman jagung
Y1 = Tinggi tanaman jagung, Y2 = jumlah daun jagung, X1 = jumlah gulma, dan X2 = jenis gulma, ** berbeda sangat nyata uji t 0,01.
4.3 Hubungan Antara Jumlah dan Jenis Gulma dengan Persentase Penyakit Bulai
• Jumlah gulma dihubungkan dengan persentase penyakit adalah berbeda sangat nyata dengan persamaan regresi Y3 = 13,531+
0.343 X1** (r = 0,865), berarti semakin tinggi jumlah gulma yang ada pada areal pertanaman jagung akan semakin besar peluang tanaman jagung terinfeksi oleh penyakit bulai.
• Hubungan antara jenis gulma dengan persentase penyakit bulai berbeda nyata dengan persamaan regresi Y3 = 28,109 + 2,494 X2* (r = 0,266), berarti semakin tinggi jenis gulma semakin besar pula peluang patogen bulai menginfeksi tanaman jagung.
• Hubungan berganda antara jumlah, dan jenis gulma dengan persentase penyakit bulai
berbeda sangat nyata dengan persamaan
regresi Y3 = 5,583 - 0,0003 X1 + 0,417 X2**.
Adapun hubungan regresi antara jumlah,
jenis gulma dengan persentase penyakit bulai dapat dilihat pada Tabel 4.4.
No Persamaan regresi Koefisien korelasi (r) 1 Y3 = 13,531+ 0.343 X1** r = 0,865 2 Y3 = 28,109 + 2,494 X2* r = 0,266 3 Y3 = 5,583 - 0,0003 X1 + 0,417
X2**
Tabel 4.4. Hubungan regresi antara jumlah, dan jenis gulma dengan persentase penyakit bulai pada tanaman
jagung
Y3 = Persentase penyakit, X1 = jumlah gulma dan X2 = jenis gulma
V. KESIMPULAN DAN SARAN
• 5.1 Kesimpulan
• Gulma yang mampu diidentifikasi sebanyak 18 spesies gulma a l. : Amaranthus gracilis, Cyanitis xillaris, Murdanisia
mudifiera, Elatine triandra, Comanlina diffusia, Bidenpilojal var. minor, Cleome viscose, Commelina diffusia, Amaranthus spinosus, Murdannia nadiflora, Phylianthus debitis,
Murdannia blumei, Basilicum polystachyon, Celosia arhentea, dan Elentheranthera ruderalis.
• Indek keragaman dicapai 2,1466, Indek dominasi gulma dicapai 0,9165, yang berarti ada gulma yang mendominasi pada lahan percobaan tanaman jagung. Gulma tsb. adalah Amaranthus gracilis Desf. (Amaranthaceae) dengan
prevalensi 16,61%.
• Hubungan antara jumlah dan jenis gulma dengan tinggi
tanaman dan jumlah daun, hanya jenis gulma dengan jumlah daun jagung yang berbeda sangat nyata dengan persamaan
regresi Y2= 5,571+ 0,415 X2** dengan koefisien korelasi 0,8432**
• Hubungan antara jumlah dan jenis gulma dengan persentase penyakit menunjukkan jumlah daun dengan persentase
penyakit berhubungan sangat nyata dengan persamaan regresi Y3 = 13,531+ 0.343 X1** (r = 0,865), hubungan antara jenis gulma dengan persentase penyakit berbeda nyata dengan persamaan regresi Y3 = 28,109 + 2,494 X2* (r = 0,266), sedangkan hubungan berganda antara jumlah dan jenis gulma dengan persentase penyakit bulai berbeda sangat nyata dengan persamaan regresi Y3 = 5,583 - 0,0003 X1 + 0,417 X2**.
5.2 Saran
• Mengingat stadium kritis 4-8 minggu (stadium
vegetatif) pada gulma disarankan sebaiknya lakukan penyiangan gulma saat stadium tersebut.
Pengendalian dapat dilakukan baik secara mekanis dengan mencabut lewat tangan ataupun dapat
dilakukan dengan melalui aplikasi herbisida.
• Pengendalian gulma dilakukan sebaiknya dengan sistem pengelolaan secara terpadu, dengan
memadukan semua cara penerapan pengendalian,
termasuk pengendalian hayati yang dirasakan penting untuk dikaji lebih lanjut.