• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL BISNIS TAHUN PROPOSAL BISNIS PLAN I Pengelolaan Limbah B3 Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL BISNIS TAHUN PROPOSAL BISNIS PLAN I Pengelolaan Limbah B3 Industri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL BISNIS

PEMBUATAN PANEL BETON, PAVING BLOCK, MORTAR PASANG DAN MORTAR PLESTERAN DENGAN MENGGUNAKAN FLY ASH SEBAGAI

PENGGANTI PASIR DAN SLUDGE IPAL SEBAGAI ADITIF

TAHUN 2020

(2)

A. Latar Belakang

Kebijakan dasar perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah digariskan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar 1945 yaitu “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Kebijakan tersebut selanjutnya diturunkan dalam tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan untuk melindungi wilayah Negara Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (Pasal 3, huruf a, Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2015, periode 2014-2019. Selanjutnya, untuk lebih operasionalnya kebijakan dimaksud maka dibentuklah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan B3 (Ditjen PSLB3) melalui Peraturan Menteri LHK Nomor 18 Tahun 2015 sebagai salah satu unit kerja di KLHK dengan tugas dan fungsi antara lain melaksanakan kebijakan pemulihan kontaminasi limbah Bahan Berbaya dan Beracun (B3).

Jawa Tengah merupakan provinsi terbanyak penduduknya ke tiga di Indonesia, oleh karena itu dengan jumlah penduduk yang mencapai 34,55 juta jiwa ini merupakan suatu potensi untuk menarik pengusaha maupun investor mendirikan suatu usaha atau industri. Namun sangat disayangkan menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah per juli 2019 tercatat dari 1.975 perusahaan yang berpotensi menghasilkan limbah B3 saat ini hanya baru sekitar 500 atau 25% yang melaporkan ke DLH Jawa Tengah. Oleh sebab itu perlunya adanya kerjasama secara berkesinambungan antara pihak pemerintah dan swasta untuk mengatasi permasalahan limbah B3 tersebut. Salah satu limbah B3 terbesar di industri saat ini adalah fly ash dan bottom ash, merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari pembakaran batu bara di PLTU. Selain itu, limbah B3 lainnya yang hampir setiap industri hasilkan adalah sludge/lumpur endapan IPAL dari proses produksi. Berbagai metode dilakukan untuk mengatasi permasalahan limbah B3 industri, namun belum sampai ke total solution dalam penangannya. Metode Solidifikasi-Stabilisasi merupakan metode yang menjadi salah satu solusi untuk permasalahan limbah B3 industri ini. Metode ini dapat digunakan untuk menjadi

(3)

metode pengolahan limbah B3 sampai ke pemanfaatan (reuse) sebagai bahan material subtitusi menjadi produk paving block, panel pagar beton dan juga material untuk mortar utama. Selain menjadi total solution permasalah limbah B3 juga ada nilai bisnis yang di dapat dari jasa pemanfaatan dan juga produk yang dihasilkan.

Oleh karena itu pendirian Pabrik Pengolahan limbah B3 ini dapat dijadikan potensi bisnis yang sangat menguntungkan.

B. Definisi

Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

C. Dasar Hukum

1. UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. PP no 27 tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan.

3. PP no 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 18 tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

6. Fly Ash digolong kan dalam Limbah B-3 (bahan berbahaya dan beracun) dengan kode limbah D223 dengan bahan pencemaran utama adalah logam berat, yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

7. Penanganan yang direkomendasikan Peraturan Pemerintah No. 18 dan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 adalah solidifikasi dimana dengan proses tersebut sifat B-3 dalam abu batubara akan menjadi stabil dan dapat dimanfaatkan sebagai produk yang aman bagi kesehatan dan lingkungan.

D. Maksud Dan Tujuan

Maksud pendirian industri pengelolaan limbah B3 Industri adalah untuk mengembalikan fungsi lingkungan awal sebelum tercemar sesuai dengan PP 101 tahun 2014. Limbah B3 yang ada di industri dilakukan pengelolaan untuk

(4)

dijadikan material subtitusi konstruksi seperti paving block, panel pagar beton dan mortar utama.

Tujuan kegiatan ini adalah memanfaatkan limbah B3 khususnya Sludge/Lumpur IPAL industri dan Fly Ash Batubara dengan menggunakan metode Solidifikasi-Stabilisasi menjadi produk material subtitusi konstruksi seperti paving block, panel pagar beton dan mortar utama.

E. Jenis Limbah B3 Industri

Adapun jenis limbah B3 Industri yang akan dikelola antara lain : 1. Fly Ash.

a. Pengertian Fly Ash

Fly Ash atau Abu Terbang adalah Limbah dari sisa pembakaran batubara dari suatu pembangkit listrik tenaga uap atau boiler yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya

Fly Ash adalah sisa pembakaran batubara yang sangat halus yang berasal dari unit pembangkit uap (boiler). Kami mendapat informasi saat ini di IKPP Pakanbaru diperkirakan kebutuhan batubara sebesar 45.000 MT/Bulan dan akan dihasilkan Fly Ash besar 7-10 % atau sekitar 150 MT/hari.Kedepan peekaian batubara sebagai sumber energi akan terus meningkat sehingga dapat menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan’

Fly Ash mempunyai butiran yang cukup halus, yaitu lolos ayakan no.325 (45 mili mikron) 5- 27 % dengan spesific gravity antara 2,15-2,5 dan berwarna abu-abu kehitaman

b. Spesifikasi Fly Ash

Fly Ash mengandung SiO2,AI2O3, P2O5 dan Fe2O3 yang cukup tinggi sehingga abu batubara memenuhi kriteria sebagai bahan yang memiliki sifat semen/pozzon. Salah satu upaya pemanfaatan abu batubara ini adalah untuk bahan campuran pembuatan hollow block (batako) dan Paving block.

Sifat-sifat Fisik Fly Ash adalah sebagai berikut :

⦿ Densitasnya 2,23 gr/cm3

⦿ Kadar Air 4%

⦿ SiO2 = 58,75%

⦿ AI2O3 = 25,82%

(5)

⦿ Fe2O3 = 5,3%

⦿ CaO = 4,66%

⦿ Alkali = 1,36%

⦿ MgO = 3,3%

⦿ Bahan lainnya = 0,81%

⦿ Beberapa logam berat yang terkandung dalam abu batubara seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), Seng (Zn), Kadmium (Cd) dan Chrom (Cr).

c. Pemanfaatan Fly Ash

Fly Ash dipilih sebagai obyek pemanfaatan dengan beberapa pertimbangan, antara lain jumlah Fly Ash lebih banyak (+ 80-90% dari total sisa abu pembakaran batubara);

Butiran Fly Ash jauh lebih kecil (200 mesh/0,2mm) lebih berpotensi menimbulkan pencemaran udara.

Dari proses pembakaran batubara pada unit pembangkit uap (boiler) akan terbentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (Fly Ash) dan abu dasar (Bottom Ash). Komposisi abu batubara yang dihasilkan sekitar 80-90%

berupa abu terbang.

Limbah Fly Ash yang dihasilkan PLTU Cilacap sendiri sebanyak 450.000 ton/tahun.

2. Sludge/Lumpur IPAL

Slugde IPAL merupakan lumpur hasil endapan pada proses IPAL di suatu proses produksi. Lumpur ini termasuk limbah B3 karena kandungan berbagai macam zat kimia dan bakteri yang membahayakan bagi manusia jika terpapar baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Kabupaten Purbalingga merupakan pusat produksi Rambut Palsu/Wig terbesar ke-2 di dunia setelah Kota Guangzo-Cina. Di Purbalingga ada sekitar 43 pabrik pembuatan Rambut Palsu/Wig yang menghasilkan limbah sludge/lumpur IPAL B3 kurang lebih 300 ton/bulan.

(6)

F. Metodologi Solidifikasi-Stabilisasi

Pemanfaatan Fly Ash PLTU Cilacap dengan Sludge/lumpur IPAL Pabrik Rambut Palsu/Wig Purbalingga menjadi Material Panel Pagar Beton. Adapun bagan alur metodologi sebagai berikut :

G. Persyaratan Ijin Pemanfaatan Limbah B3 1. Surat Permohonan.

2. Izin Lingkungan dan Dokumen Lingkungan (UKL-UPL atau AMDAL) 3. Akta Pendirian Perusahaan/Akta Perubahan.

4. Izin Lokasi (Zona kawasan industri/zona coklat) 5. Izin Usaha (dicantumkan Pemanfaatan limbah B3) 6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

7. Ijin Membangun Bangunan (IMB).

8. Polis Asuransi Pencemaran Lingkungan Hidup (nilai pertanggungan minimal 5 milyar)

9. Foto Laboratorium Analisis dan/atau Alat Analisis Limbah B3.

10. Bukti Kepemilikan Tenaga Terdidik Bidang Analisis dan/atau Pengelolaan Limbah B3.

11. Lay out dan Design Konstruksi Lokasi Pemanfaatan Limbah B3.

(7)

12. Bagan Alir Lengkap Proses Pemanfaatan Limbah B3.

13. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat.

14. Tata Letak Saluran Drainase untuk Penyimpanan Limbah B3 Fasa Cair.

15. Laporan Realisasi Kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 dan Melampirkan SK Sebelumnya untuk Permohonan Perpanjangan Izin.

16. Persyaratan Teknis Khusus.

17. Soft Copy Dokumen Permohonan H. Alur Proses Produksi

1. Alur Proses Produksi Paving Block

Proses Produksi Paving Block a. Bahan

Dari hasil percobaan dengan berbagai perbandingan antara semen, pasir dan abu batubara yang ditambahkan diperoleh hasil bahwa penggantian semen oleh Fly Ash pada produk paving block tidak berpengaruh terhadap dimensi ukuran baik panjang, lebar dan ketebalan paving block (penyimpangan dimensi ukuran masih dibawah ambang batas).

(8)

Persiapan Bahan : - Semen

- Fly Ash

- Aditif (Sludge IPAL) - Aditif ZP

- Air b. Peralatan

Pembuatan Paving Block menggunakan Mesin Press Paving Block yang terdiri dari:

1. Mixer 2. Ember

3. Mesin Press Paving Block Otomatis 4. Troli Pengangkut

c. Cara Pembuatan

⦿ Bahan berupa Semen, Fly Ash, Aditif (Sludge IPAL), Aditif ZP dan Air diaduk dengan komposisi yang sudah ditetapkan dengan menggunakan mixer sampai tercampur dengan sempurna (homogen). Setelah tercampur dengan sempurna (homogen) kemudian dilakukan pencetakan dengan alat cetakan (press) full otomatis paving block.

⦿ Paving Block dari campuran fly ash yang telah di cetak, kemudian diangin-anginkan selama kurang lebih satu hari untuk memastikan bahwa paving block tersebut telah kering dan tidak hancur bila diangkat/dipindahkan,

⦿ Setelah masa curing time dianggap sudah mencukupi, paving block tersebut disimpan pada tempat yang terlindung sinar matahari agar supaya penguapan dapat terjadi secara perlahan-lahan.

(9)

2. Alur Produksi Panel Beton

Proses Produksi Panel Beton a. Bahan

Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan Panel beton adalah sebagai berikut :

- Semen - Fly Ash - Aditif ZP - Kericak - Besi - Air b. Peralatan

Pembuatan Panel Beton menggunakan Mesin Cetak Panel beton dan tiang panel yang terdiri dari:

1. Mixer 2. Ember

3. Alat Cetak Panel Beton

(10)

4. Alat Cetak Tiang Beton c. Cara Pembuatan

⦿ Bahan berupa Semen, Fly Ash, Kericak, Aditif ZP dan Air diaduk dengan komposisi yang sudah ditetapkan dengan menggunakan mixer sampai tercampur dengan sempurna (homogen).

⦿ Siapkan Alat Cetak Panel beton maupun tiang untuk dituang adonan beton tadi. Setelah alat cetak dipastikan siap kemudian adonan beton yang sudah tercampur dengan sempurna (homogen) tersebut kemudian dilakukan pencetakan dengan alat cetakan Panel Beton dan Cetakan Tiang Panel

⦿ Panel Beton dari campuran fly ash yang telah di cetak kemudian dibiarkan bebrapa hari sampai panel beton tersebut dipastikan telah kering.

⦿ Setelah dipastikan panel beton kering, langakah selanjutnya adalah membuka cetakan panel beton tersebut untuk diambil penel beton yang sudah kering.

3. Alur Proses Produksi Mortar

(11)

Proses Produksi Mortar Pasang dan Mortar Plester a. Bahan

Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan Mortar Pasang maupun Mortar Plester adalah sebagai berikut :

- Semen - Fly Ash - Aditif ZP

- Kantong Packing - Palet

b. Peralatan

Peralatan yang disiapkan untuk pembuatan Mortar Pasang maupun Mortar Plester menggunakan terdiri dari:

1. Mixer 2. Ember 3. Conveyor 4. Mesin Packing 5. Forklif

c. Cara Pembuatan

⦿ Bahan berupa Semen, Fly Ash, dan Aditif ZP diaduk dengan komposisi yang sudah ditetapkan dengan menggunakan mixer sampai tercampur dengan sempurna (homogen).

⦿ Setelah adonan mortar tersebut sudah tercampur dengan sempurna (homogen) kemudian dilakukan dilakukan packing dengan menggunakan alat packing ukuran (50kg)/zak.

I. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Februari Maret

II III IV I II III IV

1 Pengambilan Sample Fly Ash dan Sludge IPAL

2 Analisa Total Logam

3 Mix Desain dan Pembuatan Benda Uji

4 Uji UCS 5 Uji TCLP

(12)

J. Rencana Anggaran dan Proyeksi Keuntungan Pendirian Pabrik Pengolahan Limbah B3 Industri 1. Rencana Anggaran Belanja

No Anggaran Belanja Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 Mix Desain Benda Uji 1 Paket 5.000.000 5.000.000

2 Analisa Total Logam 1 Paket 3.000.000 3.000.000

3 Uji Kuat Tekan (UCS/Unconfinded Compression Strength) 1 Paket 5.000.000 5.000.000 4 Uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Prosedure) 6 Sample 4.000.000 24.000.000

5 Mesin Cetak Panel Beton 50 Set 15.000.000 750.000.000

6 Mesin Cetak Tiang Beton 15 Set 15.000.000 225.000.000

7 Mixer Panel Beton 10 Set 12.000.000 120.000.000

8 Mesin Press Paving Block Full Otomatis 5 Set 400.000.000 2.000.000.000

9 Mixer Mortar 3 Set 12.000.000 36.000.000

10 Mesin Packing Mortar 3 Set 75.000.000 225.000.000

11 Conveyor Mortar 3 Set 20.000.000 60.000.000

12 Palet Paving 4.000 Pcs 30.000 120.000.000

13 Loader 1 Pcs 200.000.000 200.000.000

14 Forklift 1 Pcs 200.000.000 200.000.000

15 Mobil Pick Up 1 Pcs 100.000.000 100.000.000

Jumlah Total 4.073.000.000

2. Proyeksi Pendapatan Dari Nilai Jasa Pemanfaatan Limbah B3 Industri

NO BAHAN/LIMBAH KAPASITAS PER

BULAN (TON)

NILAI JASA PER TON (Rp)

TOTAL NILAI JASA PER BULAN (Rp) 1 Jasa Pemanfaatan Limbah Fly Ash Batubara

PLTU Cilacap 5.000 350.000 1.750.000.000

2 Jasa Pemanfaatan Limbah Sulge IPAL Pabrik

Rambut Palsu (Wig) Purbalingga 300 1.500.000 450.000.000

JUMLAH TOTAL 2.200.000.000

(13)

K. Proyeksi Pendapatan Dari Nilai Hasil Produk Pemanfaatan Limbah B3 menjadi Paving Block, Panel Pagar Beton, Mortar pasang dan Mortar Plester

1. Estimasi Produksi Paving Block dengan 1 set mesin Press Paving Block adalah sebagai berikut : No Produk Ukuran

(cm) Mutu HPP/m2 (Rp)

Harga Jual /m2 (Rp)

Keuntungan/

m2 (Rp)

Kapasitas Produksi per bulan

Jumlah Keuntungan per bulan (Rp) 1 Paving Block

Balok 6x10,5x21 K-250 27.000 60.000 33.000 11.264 m2 371.712.000 2 Paving Block

Porus 6x10,5x21 K-250 55.000 95.000 40.000 11.264 m2 450.560.000

Jumlah 822.272.000

2. Estimasi Produksi Panel Beton dengan 50 set mesin Cetak Panel Pagar Beton adalah sebagai berikut : No Produk Ukuran

(cm) Mutu HPP/Pcs (Rp)

Harga Jual/

Pcs (Rp)

Keuntungan/

Pcs (Rp)

Kapasitas Produksi per bulan (Pcs)

Jumlah Keuntungan per bulan (Rp) 1 Panel beton 240x40x5 K-250 30.000 80.000 50.000 24.990 1.249.500.000 2 Tiang panel 17x17x225 K-250 41.000 100.000 59.000 8.330 491.470.000

Jumlah 1.740.970.000

3. Estimasi Produksi Mortar Pasang dan Mortar Plester adalah sebagai berikut : No Produk

HPP/zak (50kg)

(Rp)

Harga Jual /zak (50kg)

(Rp)

Keuntungan/

zak (50kg) (Rp)

Kapasitas Produksi per bulan (zak/50kg)

Jumlah Keuntungan per bulan (Rp)

1 Mortar Pasang 40.000 80.000 40.000 15.010 600.400.000

2 Mortar Plester 31.000 65.000 34.000 13.336 453.424.000

Jumlah 1.053.824.000

4. Jumlah Total Estimasi Keuntungan Produksi

822.272.000 + 1.740.970.000 +1.053.824.000 = 3.617.066.000

(14)

Mesin Press Paving Block Full Otomatis

(15)

Mixer Panel Beton Alat Pencetak Panel Beton

Alat Pencetak Tiang Panel Beton

(16)

Mixer Mortar

Mesin Packing Mortar

Conveyor Mortar

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri seseorang sangat dibutuhkan, karena dengan keinginan atau dorongan yang murni atau alamiah berasal dari diri akan

Jurnal Tercetak bagi Mahasiswa Fakultas Pertanian di perpustakaan Universutas Sumatera Utara.. Medan: Fakultas

Mengacu pada data yang telah diperoleh, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada korelasi hubungan antara kecerdasan emosi

Line Fishing, merupakan teknik penangkapan ikan dengan menggunakan pancing, dengan istilah lainnya disebut hook and line atau angling yaitu alat

Gambar 6 menunjukkan bahwa untuk relawan berusia >30 tahun, konsentrasi etilen terendah didapatkan pada relawan wanita usia 33 tahun sebesar 0.742 ±0,05 ppm pada

Peranan sport massage adalah pada saat manipulasi diberikan maka akan berefek pada pelebaran pembuluh darah sehingga darah akan semakin lancar, sendi semakin tidak kaku

Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 1 Gambut tahun pelajaran 2012/2013 yang diberikan pengajaran dengan pendekatan pengajaran

Siregar; Analisis Stabilitas Atmosfer Pada Lapisan Troposfer Atas dan Stratosfer Bawah di atas Kototabang Menggunakan Data Equatorial Atmosphere Radar (EAR),