• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREFIKS DALAM BAHASA MONGONDOW ARTIKEL. Oleh HARDIYANTI H. AKASE NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PREFIKS DALAM BAHASA MONGONDOW ARTIKEL. Oleh HARDIYANTI H. AKASE NIM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 PREFIKS DALAM BAHASA MONGONDOW

ARTIKEL

Oleh

HARDIYANTI H. AKASE NIM 311 409 089

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

GORONTALO 2014

(2)

2

(3)

3 PREFIKS DALAM BAHASA MONGONDOW

Oleh

Hardiyanti H. Akase (Ketua)

Prof. Dr. H. Moh. Karmin Baruadi, M. Hum (Anggota) Dr. H. Dakia N. Djou, M. Hum (Anggota)

Universitas Negeri Gorontalo

Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Email: Novya.akase91@gmail.com

Abstrak

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana jenis prefiks pada kelas kata kerja dalam bahasa Mongondow, (2) apa fungsi prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow dan (3) apa makna prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow. Prefiks ialah imbuhan yang ditambahkan pada awal kata dasar. Tujuan penelitian ini adalah; (1) Memperoleh deskripsi tentang jenis prefiks kata keja dalam bahasa Mongondow; (2) Memperoleh deskripsi tentang fungsi prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow; (3) Memperoleh deskripsi tentang makna prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif kualitatif. Setelah hasil penelitian dianalisis secara keseluruhan, maka peneliti memperoleh hasil penelitian dari prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow meliputi; 1) prefiks mo-, moki-, mopo-, no-, i-,dan pino-. Prefiks mo- mempunyai 4 alomorf yaitu: mog-, mong-, mon- dan mom-. Prefiks i- juga mempunyai 1 alomorf yaitu in-. 2) Fungsi prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow adalah membentuk kata kerja aktif dan kata kerja pasif, kata kerja akrif dibagi menjadi dua bagian yaitu kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif, 3) sedangkan makna prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow ialah melakukan suatu perbuatan yang disesuaikan dengan bentuk dasar, menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung, mengerjakan suatu pekerjaan yang telah selesai dilakukan atau akan berlangsung.

Kata kunci: Prefiks, dalam Bahasa Mongondow.

(4)

4 PENDAHULUAN

Bahasa memegang peranan penting dalam mencetus ide, gagasan serta pendapat orang. Dengan bahasa, seseorang dapat menyatakan maksud, pikiran dan perasaannya kepada orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, begitu pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi karena tanpa bahasa kita tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan orang lain. (Darma, 2007:13) mengemukakan bahwa, bahasa juga merupakan salah satu sampul perilaku, karena perilaku kita dipengaruhi oleh bahasa kita, demikian pula sebaliknya.

Bahasa daerah merupakan ciri khas tersendiri dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Hal ini pula yang dapat menambah keragaman budaya yang ada di Indonesia. Salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah bahasa Mongondow.

Bahasa Mongondow yang merupakan salah satu ragam bahasa yang ada di Indonesia memiliki karakter tersendiri. Bahasa Mongondow pula merupakan salah satu bahasa daerah yang wajib untuk dilestarikan, dipertahankan dan dikembangkan. Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa Mongondow dapat mendukung pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Apabila pembelajar bahasa Indonesia pada tingkat permulaan yang tidak memiliki kemampuan dasar dalam bahasa Indonesia dapat memperlancar pemahamannya terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Mongondow sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran.

Masing-masing tataran bahasa memiliki keunikan tersendiri. Khususnya morfologi, seseorang tidak dapat mengetahui proses pembentukan suatu kata dalam sebuah kalimat ketika dia tidak mengetahui morfologi dalam bahasa tersebut. Salah satu cabang kajian dari morfologi ialah prefiks. Prefiks adalah afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa prefiks yaitu ber-, me-, per-, di-, ter-, se-, dan ke- (Chaer, 2008:23). Sejauh pengetahuan peneliti ada beberapa prefiks dalam bahasa Mongondow yaitu prefiks mo-, moki-, mopo-, no-, i-, pino-. Sehubungan dengan prefiks, keunikan imbuhan prefiks yang dimiliki oleh bahasa Mongondow merupakan daya tarik

(5)

5 tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan prefiks dalam bahasa Mongondow.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini bisa menjadi salah satu acuan dalam penelitian yang mengarah ke dalam bahasa daerah, mengingat masih kurangnya penelitian tentang bahasa daerah di Bolaang Mongondow. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengangkat topik ini untuk menjadi bahan kajian peneliti dengan harapan hasil penelitian ini akan mampu memperkaya perbendaharaan bahasa Mongondow sebagai salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia terutama berkaitan dengan kajian prefiks itu sendiri. Oleh karena itu tujuan penelitian ini ialah: (1) memperoleh deskripsi tentang jenis prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow, (2) memperoleh deskripsi tentang fungsi prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow, (3) memperoleh deskripsi tentang makna prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. (Sogiyono, 2012:3) mengemukakan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Jenis penelitian ini digunakan mengingat tujuan penelitian ini ingin menggambarkan tentang jenis prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow, fungsi serta makna prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow. Berikut uraian dari hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Setelah data dikumpulkan dan dilakukan analisis data secara keseluruhan, dalam menemukan jenis prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow, fungsi dan makna prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow. Dari hasil temuan peneliti melalui teknik simak, libat, cakap dan teknik catat di lapangan serta referensi yang terdapat pada kamus bahasa Mongondow, maka jenis prefiks pada kata kerja dalam bahasa Mongondow dapat dibagi dalam:

(6)

6 a) Prefiks mo-

Melalui hasil transkrip percakapan yang diperoleh dari penutur bahasa Mongondow, peneliti menemukan prefiks mo- pada kata kerja di beberapa percakapan. Sebagai contoh dapat ditemukan pada kalimat dalam percakapan berikut ini.

“Momia don rujak ki Ebi ?(Ebi sudah membuat rujak ?)”

Mo + dungu’ modungu’(memasak)

Berdasarkan kajian dalam Bab II sebelumnya, dikatakan bahwa morfem juga memiliki alomorf (varian dari morfem). Sehubungan dengan hal tersebut, awalan mo- dalam bahasa Mongondow memiliki kesamaan dengan awalan me- dalam bahasa Indonesia. Menurut (Chaer, 2008:16) bahwa morfem {me} (dalam bahasa Indonesia) memiliki enam buah alomorf yaitu me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-. Dengan memperhatikan dasar tersebut, peneliti menemukan dalam bahasa Mongondow terdapat pula alomorf mog-, mong-, mon-, dan mom- dari morfem mo- sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bahasa Mongondow memiliki bentuk alomorf dari morfem afiks untuk prefiks mo-.

Contohnya kata dari alomorf mo- akan diuraikan sebagai berikut:

- Alomorf mog-

Ketika prefiks mo- bertemu dengan bentuk dasar pada fonem │a, i, u, o│

maka yang digunakan bukan lagi prefiks mo- tetapi menggunakan alomorf mog-.

Mog + olat mogolat (menunggu) - Alomorf mong-

Alomorf mong- bisa terjadi dengan penggunaan bentuk dasar dengan fonem│k│, jadi bisa disimpulkan bahwa penggunaan alomorf mong- terjadi karena bentuk fonologisnya.

Mong + koyot mongoyot (memeluk) - Alomoft mon-

Mo + tuli’ monuli’ (membalas)

Sesuai dengan contoh kata di atas, prefiks mo- dapat berubah menjadi mon- apabila bentuk dasar dari kata tersebut berfonem {t).

(7)

7 - Alomorf mom-

Mo + pongko’ momongko’ (memotong)

Alomorf mom- dari prefiks mo- dapat ditemukan pada bentuk dasar yang berfonem │p, b│ seperti pada contoh di atas.

b) Prefiks Moki-

Prefiks moki- dapat ditemui pada beberapa contoh kata kerja di bawah ini.

Moki + dagum mokidagum (meminta untuk dijahitkan) Moki + dongog mokidongog (sedang mendengarkan) c) Prefiks Mopo-

Terdapat juga prefiks mopo- pada bahasa Mongondow. Peneliti menemukan beberapa kata yang bisa menggunakan prefiks mopo-. Contohnya di bawah ini.

Mopo + andol mopoandol (menyandarkan) Mopo + siug moposiug (menidurkan) d) Prefiks no-

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, contoh prefiks no- pada kata kerja dalam bahasa Mongondow disajikan sebagai berikut:

no + bogoy nobogoy (sudah memberi)

no + seba noneba (sudah menyewa)

e) Prefiks i-

Prefiks i-. Jika ditempatkan di depan kata kerja akan berfungsi sama seperti prefiks di- dalam bahasa Indonesia, berikut beberapa contoh bentuk dasar yang diambil dalam percakapan para penutur, maupun referensi lain seperti kamus bahasa Mongondow:

i + rabut irabut (dicabut) i + lumbu’ ilumbu’ (dibuang)

Seperti pada prefiks mo-, prefiks i- juga memiliki alomorf in-. Alomorf tersebut melekat pada kata dasar yang memiliki fonem │a, i, o, u│. Alomorf ini dapat ditemukan pada kata-kata sebagai berikut:

in + olat inolat (ditunggu)

in + oini inoini (dipanggil)

(8)

8 f) Prefiks Pino-

Peneliti menemukan beberapa kata yang memiliki prefiks pino- sehingga bisa dijadikan contoh, sebagai berikut:

pino + inum pinoinum (diminumkan) pino + garab pinogarab (dilemparkan)

 Kesamaan dan Perbedaaan antara Prefiks Bahasa Indonesia dan Prefiks dalam Bahasa Mongondow

Kesamaan antara prefiks bahasa Indonesia dan bahasa Mongondow dari hasi penelitian yang ada, ditemukan bahwa terdapat kesamaan antara prefiks pada bahasa Indonesia dan bahasa Mongondow, kesamaan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Bahasa Indonesia memiliki prefiks yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif yaitu prefiks di-, Prefiks i- pada bahasa Mongondow juga memiliki fungsi yang sama dengan prefiks di- dalam bahasa Indonesia.

2. Prefiks me-(N) pada bahasa Indonesia memiliki beberapa alomorf (variasi bentuk) yaitu: mem-, men-, meny-,meng- dan menge-, pada bahasa Mongondow juga ditemukan alomorf dari prefiks mo- yaitu mog-, mong-, mon-, dan mom.

Perbedaan antara prefiks bahasa Indonesia dan bahasa Mongondow akan diuraikan sebagai berikut:

1. Prefiks di- pada bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif tidak memiliki alomorf. Hal ini berbeda dengan prefiks i- pada bahasa Mongondow yang memiliki fungsi yang sama tetapi memiliki alomorf yaitu in-. Hal ini disebabkan oleh pelekatan prefiks i- pada morfem tertentu.

2. Pada bahasa Indonesia terdapat dua prefiks yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif, yaitu prefiks me-(N) dan ber-, sedangkan pada bahasa Mongondow hanya terdapat satu prefiks yang memiliki fungsi yang sama yaitu prefiks mo-.

(9)

9 Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti berkesimpulan bahwa prefiks dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mongondow memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dalam hal alomorf (variasi bentuk).

PEMBAHASAN

Fungsi dan Makna Prefiks Kata Kerja dalam Bahasa Mongondow

Sebelum kita membahas tentang fungsi prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow, kita harus mengetahui akibat dari proses pembubuhan prefiks tersebut. Menurut (Putrayasa, 2010:7) hal lain yang perlu dicatat dalam afiksasi adalah proses pembubuhan afiks mengakibatkan bentuk dasar (1) mengalami perubahan bentuk, (2) menjadi kategori tertentu sehingga berstatus kata atau bila telah berstatus kata berganti kategori, (3) berubah makna. Berdasarkan pemahaman inilah maka peneliti dapat menyimpulkan fungsi-fungsi prefiks serta maknanya dalam bahasa Mongondow, dalam penjelasan dibawah ini.

a) Prefiks mo-

Kebanyakan dari setiap prefiks dalam sebuah bahasa, berfungsi untuk membentuk kata kerja, baik kata kerja aktif transitif maupun kata kerja aktif intransitif. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang dapat diikuti oleh objek, sedangkan kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak dapat diikuti oleh objek. Dalam bahasa Mongondow, salah satu fungsi dari prefiks mo- yang dilekatkan dengan kata kerja adalah membentuk kata kerja transitif dan intransitif.

Untuk kata kerja aktif transitif bisa dilihat dari contoh di bawah ini:

Kata kerja Objek

Momia ruja’

Modia kapal laut

Contoh – contoh di atas adalah hasil rekaman yang diambil melalui teknik simak, libat, cakap yang pada kalimatnya dapat tampilkan sebagai berikut.

a. Aka akuoi dolom, akuoi pa’ momiag tulu’ (apabila malam hari, saya juga yang menyalakan api)

(10)

10 Dari kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa prefiks mo- yang melekat pada kata dasar biag memiliki makna melakukan sesuatu yang disesuaikan dengan bentuk kata dasarnya.

Untuk kata kerja aktif intransitif bisa dilihat dari contoh di bawah ini:

a. Akuoi aka moyayu tongkai inimu, totok pa akuoi dia monuli’ (jika saya berjauhan seperti kamu, saya tidak akan membalas)

Berdasarkan kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa prefiks mo- yang melekat pada kata kerja tuli’ memiliki makna melakukan hal yang sesuai dengan bentuk kata dasarnya.

b) Prefiks moki-

Selanjutnya adalah prefiks moki-. Berdasarkan hasil temuan, contoh kata yang menggunakan prefiks ini adalah mokibiol. Kalimatnya sebagai berikut:

a. Mosia natua, mononggadi mako, paling monia tompiyaan badan monia, bo bui mokibiol, (mereka memang seperti itu, setelah melahirkan, mereka jaga badan mereka, kemudian mereka meminta untuk dipijat)

Dari contoh kalimat di atas, prefiks moki- memiliki fungsi membentuk kata kerja menjadi kata kerja pasif. Sedangkan maknanya ialah meminta seseorang untuk melakukan berdasarkan bentuk dasarnya dan menyatakan kegiatan yang sedang dilakukan.

c) Prefiks mopo-

Untuk prefiks mopo-, dari hasil temuan di atas disajikan contoh kalimatnya di bawah ini:

a. Modendang moposiug i adi’ (berdendang menidurkan anak)

Fungsi dari prefiks mopo- adalah mengubah kata kerja intransitif menjadi kata kerja transitif. Hal ini sama seperti imbuhan gabungan pada bahasa Indonesia yaitu imbuhan me – kan yang berfungsi mengubah kata kerja intransitif menjadi kata kerja transitif (Yasin, 1988:73). Sedangkan makna yang terkandung pada salah satu contoh kata kerja moposiug (menidurkan) ialah membuat tidur seseorang.

(11)

11 d) Prefiks no-

Contoh kalimat untuk prefiks no- akan disajikan untuk menentukan fungsi dan makna prefiks no- yang melekat pada kata. Kalimat-kalimat tersebut ialah:

a. Nomake’ kon silop nolantud natua (sudah menggunakan sandal yang tinggi seperti itu)

b. Kainimu tonga’ noneba kon kamar. (kata kamu hanya menyewa kamar)

Berdasarkan contoh yang telah diberikan maka prefiks no- dapat berfungsi membentuk kata kerja aktif dan pasif. Sedangkan maknanya mengerjakan sesuatu pekerjaan atau melakukan sesuatu yang telah selesai dilakukan.

e) Prefiks i-

Bentuk prefiks -i yang melekat pada kata dasar memiliki fungsi dan makna. Sehingga untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fungsi dan maknanya, berikut contoh prefiks i- :

a. Inalowan in antong. (dikejar oleh sapi hutan)

b. Yopot mai koina dolodolom irabut nya don in patok sin dia nogiboli bo palatnya ilumbu’. (tiba-tiba pagi tadi dicabutnya tiang tersebut karena belum membayar jadi langsung dibuang olehnya).

Berdasarkan contoh prefiks i- yang melekat pada kata kerja di atas, maka fungsi prefiks i- untuk membentuk kata kerja pasif. Sedangkan maknanya ialah menyatakan suatu tindakan yang telah selesai dilakukan.

f) Prefiks pino-

Sama halnya pada prefiks lainnya. Prefiks pino- dapat dilekatkan pada kata kerja. Prefiks pino- dapat ditemukan pada percakapan berikut ini:

a. Palat mako, oyuon tamangnya nopiyut kon dompet, bo pinogarab, bo ki Rena no monik don Paris (setelah itu, ada temannya yang memunggut dompet kemudian dilempar, lalu si Rena beranjak ke arah Paris)

b. Oo pinobonu kon tas. (oh, diisikan ke dalam tas)

Kata pinogarap dan pinobonu berfungsi membentuk kata kerja pasif. Kata di atas bermakna kegiatan yang sudah selesai dilemparkan dan sudah diisikan.

(12)

12 SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian terhadap prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow, maka dapat ditarik beberapa simpulan berikut ini.

a. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, ditemukan 6 jenis prefiks yang dapat dilekatkan pada kata kerja dalam bahasa Mongondow yaitu prefiks mo-, moki-,mopo-, no-,i-, pino-. Selain itu, Prefiks mo- memiliki 4 alomorf yang masing-masing alomorf memiliki karakteristik yang unik. Alomorf tersebut adalah mog-, mong-, mon- dan mom-.Sama halnya dengan prefiks mo-, prefiks i- juga memiliki 1 alomorf yakni in-.

b. Fungsi dari prefiks yang terdapat pada kata kerja dalam bahasa Mongondow adalah membentuk kata kerja aktif dan kata kerja pasif, kata kerja aktif dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif.

c. Sedangkan makna prefiks kata kerja dalam bahasa Mongondow ialah melakukan suatu perbuatan yang disesuaikan dengan bentuk dasar, menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung (aktif), mengerjakan suatu pekerjaan yang telah selesai dilakukan atau akan berlangsung (pasif).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara keseluruhan, yang telah peneliti peroleh melalui penelitian ini, maka saran dari peneliti ialah:

a. Penelitian ini hanya dibatasi pada prefiks yang melekat pada kata kerja saja, masih banyak penelitian yang masuk dalam ruang lingkup kajian morfologi dalam bahasa Mongondow yang belum dikaji. Oleh sebab itu, bagi peneliti yang ingin melakukan kajian mengenai bahasa Mongondow memiliki kesempatan untuk lebih menyempurnakan hasil yang didapat dalam penelitian ini.

b. Saran berikutnya untuk pemerintah terkait, dan masyarakat setempat agar mampu menjaga dan melestarikan bahasa Mongondow sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya.

(13)

13 DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul. 2003. Seputar tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta : PTRineka Cipta.

Darma, Budi. 2007. Bahasa, sastra dan Budi Darma. Surabaya: PT. Temprina Media Grafika.

Kai, Jamin. 2003. Kamus bahasa Mongondow-Indonesia. Jakarta : CV. Cakra Media.

Mahsun, M.S. 2005. Metode penelitian bahasa (Tahapan strategi, metode, dan tekniknya). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Putrayasa, Ida B. 2008. Kajian morfologi (Bentuk Derivasional dan infleksional). Bandung : PT. Refika Aditama

Yasin, Sulchan. 1988. Tinjauan deskriptif seputar morfologi. Usaha nasional : Surabaya

Sugiyono. 2012. Metodepenelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul dengan pendekatan REACT pada materi barisan dan deret. Modul yang dihasilkan ini, akan divalidasi terlebih

Atas kehendak-Nya penulis dapat meenyelesaikan skripsi dengan judul “ Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Aerob dan Interval Anaerob Terhadap Peningkatan Kecepatan

Hal ini memaksa aparat penegak hukum untuk segera mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan pasal 227 huruf

Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengestimasi nilai selang batas bawah dan batas akhir kadar emas dan perak dengan menggunakan algoritma bootstrap dan

Dalam hal didapati oleh penuntut umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan peristiwa pidana atau perkara ditutup demi hukum, maka

Berdasarkan pada berbagai kesamaan motif hias gerabah Muarakaman dengan kawasan Indonesia Timur bagian utara, Asia Tenggara Daratan dan Kepulauan Filipina, maka dapat

Kecenderungan penderita asma bronkial mengalami GERD juga dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Field (1999) bahwa persentase pasien asma yang mengalami

Secara khusus mengeta- hui tingkat pengetahuan pedagang makanan jajanan mengenai (bahan baku makanan, tem- pat penyimpanan makanan, cara pengolahan makanan, cara pengangkutan,