• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.29562/PP/MVII/13/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.29562/PP/MVII/13/2011"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.29562/PP/MVII/13/2011 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26

Tahun Pajak : Januari s.d Desember 2006

Pokok Sengketa : Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2006 dengan pokok sengketa sebagai berikut:

Koreksi Technical Fee sebesar Rp.117.669.554,00 Koreksi Guarantee Fee sebesar Rp.357.094.373,00 Jumlah Rp.474.763.927,00 1. Koreksi Technical Fee sebesar Rp.117.669.554,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Terbanding : bahwa menurut Pemeriksa, koreksi atas Technical Fee belum dipungut Pajak Penghasilan Pasal 26 yaitu sebesar:

Uraian Objek

(Rp)

Tarif PPh Terutang (Rp) Technical

Fee

117.669.554,00 10% 11.766.955,00

Dasar Hukum

bahwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah beberapa kali Nomor 17 Tahun 2000 mengatur antara lain:

Pasal 26 ayat (1) huruf d

“Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, subyek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain badan usaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan: imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan”;

bahwa persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak yang berhubungan dengan pajak-pajak atas pendapatan:

Pasal 3 ayat (2)

“Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), tidak diatur secara tegas istilah-istilah yang tidak dirumuskan dalam perjanjian tersebut maka akan diberlakukan undang-undang pajak di negara itu dalam hal ini “Negara Indonesia””;

Pasal 12 ayat (2)

“Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), atas penghasilan Wajib Pajak Luar Negeri sehubungan dengan penghasilan tersebut maka dikenakan Pajak Penghasilan 10% dari jumlah kotor royalti”;

Pasal 12 ayat (3)

“Istilah “royalti” yang digunakan pasal ini berarti segala bentuk pembayaran yang diterima sebagai balas jasa atas penggunaan, atau hak menggunakan setiap hak cipta kesusasteraan, kesenian, atau karya ilmiah termasuk salah satunya adalah penggunaan atau hak menggunakan ilmu pengetahuan atau keterangan mengenai pengalaman dibidang industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan”;

bahwa berdasarkan peraturan tersebut di atas maka Terbanding setuju dengan koreksi Pemeriksa atas Technical Fee yang dapat diperhitungkan sebesar Rp.117.669.554,00 dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar 10%. Menurut Terbanding koreksi Pemeriksa sudah benar dan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(3)

Menurut Pemohon : bahwa sesuai dengan Technical Assistance Agreement antara AAA Electric Wintec Inc. dan Pemohon Banding dijelaskan bahwa kedua pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian atas penggunaan informasi “know how” sehubungan dengan suatu jenis produk tertentu. Dimana sehubungan dengan perjanjian tersebut, jika diperlukan maka AAA Electric Wintec Inc. dapat menugaskan perwakilan untuk memberikan pelatihan bantuan teknis maka AAA Electric Wintec Inc. akan mengenakan jasa tambahan berupa Technical Assistance dengan dihitung berdasarkan jumlah hari yang diperlukan;

bahwa penggunaan informasi “know how” merupakan suatu pengaturan yang terpisah dengan Technical Assistance. Dimana dasar dari penagihan atas kedua hal di atas juga dilakukan dengan dasar yang berbeda, dimana penagihan atas penggunaan informasi “know how” dikenakan sebesar 1,5% dari penjualan bersih produk yang ditentukan, sedangkan Technical Assistance ditagihkan berdasarkan jumlah kunjungan hari. Sehinga jelas bahwa “Technical Assistance”

(Jasa Aktif) tersebut tidak dapat dipersamakan dengan penggunaan informasi “know how” (Jasa Pasif);

bahwa hal ini juga, sesuai dengan definisi yang diatur berdasarkan Pasal 12 ayat (3) Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Republik Indonesia dengan Jepang yang telah diuraikan oleh Pemohon Banding pada dasar pertimbangan hukum, dimana definisi royalty terbatas pada penggunaan hak untuk menggunakan informasi dan penggunaan suatu perlengkapan tertentu (Jasa Pasif), dimana dalam kasus banding ini merupakan penyediaan informasi sehubungan

“know how”;

bahwa sedangkan penyediaan tenaga pelatihan ataupun bantuan teknis jika diperlukan sehubungan pelaksanaan informasi “know how” merupakan laba usaha perusahaan sebagaimana diatur melalui Pasal 7 ayat (1) Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Republik Indonesia- Jepang;

bahwa sebagai salah satu ilustrasi sederhana yang mungkin dapat diberikan Pemohon Banding dalam hal ini adalah penjualan software berlisensi yang dilakukan oleh suatu perusahaan IT, hal ini tentunya juga akan berimplikasi sama dimana pemberian pelatihan atas penjualan software (yang telah disertai dengan buku panduan) ataupun bantuan teknis mengenai software tersebut tentunya tidak dapat diklasifikasikan sebagai royalti;

bahwa dengan demikian alasan yang dikemukakan oleh pihak Terbanding bahwa istilah yang digunakan tidak jelas dan koreksi yang lakukan oleh pihak Terbanding dalam hal ini tidaklah memiliki dasar hokum dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang ada, dimana atas pembayaran “Technical Assistance” tidaklah terhutang pajak di Indonesia karena hak pemajakannya berada pada negara Jepang;

bahwa jikalau diperlukan pihak Pemohon Banding bersedia untuk menyajikan kembali Technical Assistance Agreement antara AAA Electric Wintec Inc. dan Pemohon Banding di dalam proses persidangan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor : LAP-428/WPJ.07/ KP.0305/2008 tanggal - Juni 2008, Terbanding telah melakukukan pengujian yang bersumber dari Surat Pemberitahuan Tahunan, perjanjian/kontrak, hutang lain-lain, pembebanan biaya di laba rugi (equalisasi ke Pajak Penghasilan Badan) dan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (tax treaty) diketahui terdapat objek Pajak Penghasilan Pasal 26 berupa Technical fee sebesar Rp.117.669.554,00 yang belum dikenakan pajak dengan tarif 10% berdasarkan Tax Treaty Indonesia – Jepang;

bahwa menurut Pemohon Banding, Technical Fee yang dibayarkan merupakan pembayaran atas pengawasan kualitas produk yang dihasilkan dan bantuan pelatihan peggunaan mesin yang diberikan oleh AAA Electric Wintec, Inc berdasarkan perjanjian Technical Assistance Agreement dan penggunaan teknologi AAA Electric Wintec, Inc, Pemohon Banding telah dikenakan biaya royalty sebesar 1,5% sebagaimana Technical Assistance Agreement;

bahwa dalam agreement dinyatakan hal-hal sebagai berikut : - Articles 1 Definition

1.2 “Know-How” shall mean the technical information, know how, data, processes detailed drawings and spesification, manufacturing processes, production control system and techniques, quality and inspection standards, engineering and manufacturing, drawings, analysis of materials and reports, relating to, or useful to for the production or manufacture of Contract Product which WIN (a) owns or controls and (b) uses ini its commercial production of Contract Products as of the date of hereof and to which it has as of the date hereof the right to grant licenses and rights as provided herein including, without limitation, technologies for/in relation with:

1) Production of Contract Products;

2) Installation, operation and maintenance of machinery and/or equipment used to manufacture Contract Products;

3) Quality control and production control of Control Products;

4) Cost reduction and productivity improvement of Contract Products;

5) Automation ad computerization on production of Contract Products;

6) Advice on technical spesification and qualities etc. on suitable varnish to select for production of contract Products; and

7) Advice on technical spesification and qualities etc on suitable raw materials to select for production of Contract Products;

1.3 “Patents” shall mean (a) all Patents relating to or useful for the production or manufacture of Contract Products as of the date hereof and (b) any patents issued in connection with the pending application;

- Article 2: Grant of License

WIN hereby grants to WINI the license to use following items during the term of this Agreement

1) Know-how and Patents to produce Contract Products, which are specifically (i) applicable to the electronic component required to be more accurate and compact and (ii) useful for customer seeking more efficient and automated in their production processes;

2) Trade mark, trade name and brand name related to the Contract Products in such a manner as approved by WIN in writing prior to use;

3) The underwriter's laboratories (UL) material designation, for which WIN has obtained an approval from UL as agent of WINI;

bahwa menurut Terbanding berdasarkan penjelasan Pemohon Banding dan butir dalam agreement tersebut di atas maka menurut Terbanding pengertian Technical Fee tersebut termasuk dalam pengertian royalti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h Undang-undang Pajak Penghasilan dimana technical fee tersebut merupakan imbalan yang dibayarkan Pemohon Banding sehubungan dengan penggunaan informasi berupa cara (Know- How) menggunakan atau memperbaiki mesin-mesin yang telah dipatenkan oleh AAA Electric Wintec Inc., untuk memproduksi termasuk mengawasi produk sesuai kontrak (Contract Products) yang telah ditentukan oleh AAA Electric Wintec Inc. dan informasi tersebut tidak dapat disediakan oleh pihak lain selain AAA Electric Wintec Inc. dan informasi tersebut telah tersedia di AAA Electric Wintec Inc. tanpa dilakukan riset lebih lanjut oleh AAA Electric Wintec Inc. untuk menghasilkan informasi tersebut;

bahwa menurut Pemohon Banding technicall fee bukan merupakan royalti dan dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan bukti pendukung berupa fotokopi :

Perjanjian Technical Assistance Agreement antara AAA Electric Wintec Inc. dengan Pemohon Banding;

Surat Keterangan Domisili AAA Electric Wintec Inc.;

penjelasan dari Article 12 sesuai OECD Model Tax Convention;

bahwa dalam surat Nomor: 07/08/10/TAX tanggal 29 Agustus 2010, Pemohon Banding menyampaikan penjelasan terkait Technical Fee yakni, bahwa seperti yang umum terjadi, pemakaian mesin produksi dengan teknologi dari pihak luar ada kalanya mengalami persoalan, seperti hasilnya yang tidak sesuai dengan yang diharapkan karena ketidakmampuan Pemohon Banding sebagai pemakai atau kerusakan mesin karena salah penggunaan mesin, semua ini dapat dilihat dari hasil peninjauan kualitas produksi. Untuk menanggulangi hal-hal seperti ini, Pemohon Banding sebagai pemakai mengadakan perjanjian dengan pihak penjual teknologi tersebut, dalam hal ini AAA Electric Wintec Inc. yang dituangkan dalam Technical Assistant Agreement. Dalam perjanjian ini, apabila Pemohon Banding membutuhkan bantuan dari AAA Electric Wintec Inc. seperti pelatihan bagaimana cara menggunakan mesin tersebut atau memperbaiki apabila ada masalah dengan kualitas hasil produksi, maka Pemohon Banding memiliki hak untuk meminta. AAA Electric Wintec, Inc. (sebagaimana disebutkan pada. Article 3.2) mengirimkan tenaga ahli mereka ke Indonesia untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dibutuhkan. Atas jasa tersebut, sesuai dengan Technical Assistant Agreement, AAA Electric Wintec, Inc. akan mengirimkan tagihan sesuai dengan waktu yang digunakan (time spent) oleh staff mereka dalam memberikan jasa tersebut ditambah biaya akomodasi mereka selama di Indonesia (sebagaimana disebutkan pada Article 4 (1.2);

bahwa berdasarkan Technical Assistance Agreement antara AAA Electric Wintec Inc. dengan Pemohon Banding tertanggal 1 Juli 2003 serta penjelasan tersebut di atas diketahui hal-hal sebagai berikut :

Article 3.2

During the term og this agreement, WIN shal send to WIN one or more employees to provide Know How and to give engineering assistance and instruction with respect thereto. The Number, times of dispatch and duration of syat of such employees will be discussed and mutually agreed by the Parties hereto;

bahwa Biaya technical fee merupakan pembayaran atas pengawasan kualitas produk yang dihasilkan dan bantuan pelatihan penggunaan mesin serta perbaikan apabila terdapat masalah sebagaimana tercantum dalam Technical Assistance Agreement tersebut di atas;

bahwa dalam Article 4.1, selama Pemohon Banding menggunakan teknologi dari AAA Electric Wintec Inc. dan Pemohon Banding dikenakan biaya royalti 1,5% dari penjualan bersih atas produk tertentu, dan atas royalty ini Pemohon Banding telah melakukan pemotongan dan penyetoran dan dalam Pajak Penghasilan Badan tidak terdapat koreksi Terbanding atas Biaya royalti ini;

Article 4.1.2

If and when WIN send its employees to WINI to provide Know How and give engineering assistance in Paragraph 3.2 hereof, unless otherwise agrees between the parties, WINI shal pay to WIN technical assistance fee base on a number of working days af their stay in Indonesia, including the day such employees departs from Japan in Tokyo time and the day on which such employee depart from Indonesia in Jakarta time, at the following rates in Japanese Yen.

……….etc;

Article 4.3

WINI shal pay to WIN the technical assistance fee and expenses payable anda reimbursable under paragraph 4.1.2 hereof as set forth in monthly invoices delivered by WIN to WINI

bahwa atas asistensi sebagaimana dalam article 3.2 maka berdasarkan article 4.1.2 dan 4.3 diatur dasar penagihan adalah berdasarkan waktu (hari) dikalikan tarif yang telah ditentukan dalam dan diatut dalam perjanjian ini;

bahwa dengan demikian menurut pendapat Majelis, Technicall Assistance Fee tidak dapat tidak dapat diartikan atau bukan termasuk dalam istilah royalty karena atas royalty telah diatur tersendiri dalam Technicall Assistance Fee Aggreement sehingga biaya Technicall Assistance Fee bukan royalti;

bahwa untuk selanjutnya dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia –Jepang diatur hal-hal sebagai berikut :

Pasal 3 ayat 2

As regards the application of the Convention by a Contracting State any term not otherwise defined shall, unless the context otherwise requires, have the meaning which it has under the laws of that Contracting State relating to the taxes which are the subject of the Convention terjemahan

Untuk penerapan Persetujuan ini oleh salah satu negara pihak pada Persetujuan, setiap istilah yang tidak dirumuskan, kecuali jika dari hubungan kalimatnya harus diartikan lain, akan mempunyai arti menurut perundang-undangan Negara pihak pada Persetujuan itu sepanjang mengenai pajak-pajak yang ditentukan dalam Persetujuan ini.

bahwa menurut Majelis, Technicall Assistance Fee tidak di atur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia – Jepang;

Pasal 7 ayat (1)

The profits of an enterprise of a Contracting State shall be taxable only in that Contracting State unless the enterprise carries on business in the other Contracting State through a permanent establishment situated therein. If the enterprise carries on business as aforesaid, the profits of the enterprise may be taxed in that other Contracting State but only so much of them as is attributable to that permanent establishment.

terjemahan

Laba perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan pajak di Negara itu kecuali jika perusahaan tersebut menjalankan usaha di Negara pihak pada Persetujuan lainnya melalui suatu bentuk usaha tetap. Apabila perusahaan itu menjalankan usaha seperti dimaksud di atas, maka laba perusahaan itu dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tetapi hanya sebesar bagian laba yang dianggap berasal dari :

(a) bentuk usaha tetap;

(b) penjualan barang-barang atau barang dagangan di Negara lainnya itu, yang sejenisnya sama atau serupa seperti yang dijual melalui bentuk usaha tetap tersebut; atau

(c) kegiatan usaha lainnya yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama atau serupa seperti yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama atau serupa seperti yang dilakukan melalui bentuk usaha tetap tersebut.

bahwa menurut Majelis laba yang diperoleh perusahaan Jepang dapat dikenakan pajak di negara Jepang kecuali…………..dst;

Pasal 22 ayat (1)

Items of income of a resident of a Contracting State, wherever arising, not dealt with in the foregoing Articles of this Agreement shall be taxable in only in that Contracting State.

terjemahan

Pos-pos penghasilan, dimanapun timbulnya, yang tidak diatur dalam pasal-pasal sebelumnya dalam Persetujuan ini, yang diterima oleh penduduk Negara pihak pada Persetujuan, hanya dikenakan pajak di Negara itu.

bahwa menurut Majelis, biaya Technicall Assistance Fee tidak diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia-Jepang maka berdasarkan Pasal 22 ayat (1) Perjanjian

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Menurut Terbanding : bahwa menurut Pemeriksa, koreksi atas Guarantee Fee belum dipungut Pajak Penghasilan Pasal 26 yaitu sebesar:

Uraian Objek

(Rp)

Tarif PPh Terutang (Rp) Guarantee

Fee

357.094.373,00 20% 71.418.875,00

Dasar Hukum

bahwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah beberapa kali Nomor 17 Tahun 2000 mengatur antara lain:

Pasal 26 ayat (1) huruf d

“Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, subyek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain badan usaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan: imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan”;

bahwa persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak yang berhubungan dengan pajak-pajak atas pendapatan:

Pasal 3 ayat (2)

“Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), tidak diatur secara tegas istilah-istilah yang tidak dirumuskan dalam perjanjian tersebut maka akan diberlakukan undang-undang pajak di negara itu dalam hal ini “Negara Indonesia””;

bahwa berdasarkan peraturan tersebut di atas maka Terbanding setuju dengan koreksi Pemeriksa atas Guarantee Fee yang dapat diperhitungkan sebesar Rp.357.094.373,00 dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar 20%. Menurut Terbanding koreksi Pemeriksa sudah benar dan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

Menurut Pemohon : bahwa transaksi penjaminan hutang tersebut tidaklah termasuk sebagai definisi bunga sebagaimana diatur oleh Pasal 11 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Republik Indonesia- Jepang, tetapi merupakan laba usaha sebagaimana diatur berdasarkan Pasal 7 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Republik Indonesia-Jepang sehingga dalam kasus Pemohon Banding hak pemajakannya terletak pada negara Jepang;

bahwa dengan demikian istilah yang digunakan tidak jelas dan koreksi yang lakukan oleh pihak Terbanding dalam hal ini tidaklah memiliki dasar hukum dan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang ada, dimana atas pembayaran “Guarantee Fee” tidaklah terhutang pajak di Indonesia karena hak pemajakannya berada pada negara Jepang,

bahwa Terbanding telah menggunakan tarif pajak yang salah dalam menerbitkan keputusannya, dimana tarif yang dipergunakan seharusnya adalah sebesar 10% sebagaimana diatur pada Pasal 11 ayat (2) Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Republik Indonesia-Jepang;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor : LAP-428/WPJ.07/ KP.0305/2008 tanggal - Juni 2008, Terbanding telah melakukan pengujian yang bersumber dari Surat Pemberitahuan Tahunan masa, perjanjian/kontrak, hutang lain-lain, pembebanan biaya di laba rugi (equalisasi ke Pajak Penghasilan Badan) dan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (tax treaty) diketahui terdapat objek Pajak Penghasilan Pasal 26 berupa Guarantee fee sebesar Rp.357.094.373,00 yang belum dikenakan pajak dengan tarif 20% berdasarkan Tax Treaty Indonesia – Jepang;

Pasal 3 ayat (2) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

“Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), tidak diatur secara tegas istilah-istilah yang tidak dirumuskan dalam perjanjian tersebut maka akan diberlakukan undang-undang pajak di negara itu dalam hal ini “Negara Indonesia””;

Pasal 26 ayat (1) huruf b Undang – undang Pajak Penghasilan

“Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, subyek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain badan usaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan: bunga, termasuk premium, diskonto,premi swap dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang”;

bahwa menurut Pemohon Banding, Guarante Fee yang dibayarkan merupakan pembayaran jasa penjaminan hutang yang diiberikan sehubungan dengan pinjaman yang dilakukan oleh Pemohon Banding terhadap pihak ketiga dalam hal ini Bank of Tokyo-Mitsubishi dan Bank AAA Mitsui Indonesia dengan jaminan dari AAA Electric Industries. Ltd dan BBB Material Corporation yang berkedudukan di Jepang; Atas jaminan tersebut Pemohon Banding membayarkan fee sebesar Rp.357.094.373,00;

bahwa untuk selanjutnya dalam P3B Indonesia –Jepang diatur hal-hal sebagai berikut : Pasal 3 ayat 2

As regards the application of the Convention by a Contracting State any term not otherwise defined shall, unless the context otherwise requires, have the meaning which it has under the laws of that Contracting State relating to the taxes which are the subject of the Convention terjemahan

Untuk penerapan Persetujuan ini oleh salah satu negara pihak pada Persetujuan, setiap istilah yang tidak dirumuskan, kecuali jika dari hubungan kalimatnya harus diartikan lain, akan mempunyai arti menurut perundang-undangan Negara pihak pada Persetujuan itu sepanjang mengenai pajak-pajak yang ditentukan dalam Persetujuan ini.

bahwa menurut Majelis, Guarantee fee tidak di atur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia – Jepang;

Pasal 7 ayat (1)

The profits of an enterprise of a Contracting State shall be taxable only in that Contracting State unless the enterprise carries on business in the other Contracting State through a permanent establishment situated therein. If the enterprise carries on business as aforesaid, the profits of the enterprise may be taxed in that other Contracting State but only so much of them as is attributable to that permanent establishment.

terjemahan

Laba perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan pajak di Negara itu kecuali jika perusahaan tersebut menjalankan usaha di Negara pihak pada Persetujuan lainnya melalui suatu bentuk usaha tetap. Apabila perusahaan itu menjalankan usaha seperti dimaksud di atas, maka laba perusahaan itu dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tetapi hanya sebesar bagian laba yang dianggap berasal dari :

(a) bentuk usaha tetap;

(b) penjualan barang-barang atau barang dagangan di Negara lainnya itu, yang sejenisnya sama atau serupa seperti yang dijual melalui bentuk usaha tetap tersebut; atau

(c) kegiatan usaha lainnya yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama atau serupa seperti yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama atau serupa seperti yang dilakukan melalui bentuk usaha tetap tersebut.

bahwa menurut Majelis laba yang diperoleh perusahaan Jepang dapat dikenakan pajak di negara Jepang kecuali…………..dst;

Pasal 22 ayat (1)

Items of income of a resident of a Contracting State, wherever arising, not dealt with in the foregoing Articles of this Agreement shall be taxable in only in that Contracting State.

terjemahan

Pos-pos penghasilan, dimanapun timbulnya, yang tidak diatur dalam pasal-pasal sebelumnya dalam Persetujuan ini, yang diterima oleh penduduk Negara pihak pada Persetujuan, hanya dikenakan pajak di Negara itu.

bahwa dengan demikian menurut Majelis, biaya Guarantee fee tidak diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia-Jepang maka berdasarkan Pasal 22 ayat (1) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia – Jepang maka hak pemajakannya ada pada negara yang menerima pembayaran yang dalam hal ini adalah Jepang;

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Majelis berkesimpulan atas pembayaran Guarantee fee sebesar Rp.357.094.373,00 merupakan bukan merupakan objek Pajak Penghasilan Pasal 26 bagi Indonesia %, oleh karenanya Majelis membatalkan koreksi Guarantee fee sebesar Rp.357.094.373,00;

Kesimpulan Majelis terhadap hasil pemeriksaan seluruh koreksi sebagai berikut :

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti, penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding yang terungkap dalam persidangan, penelitian terhadap berkas banding dan hasil penelitian data yang dilakukan Majelis serta uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan tidak terdapat cukup bukti dan alasan untuk mempertahankan koreksi Technical Fee sebesar Rp.117.669.554,00 dan koreksi guarantee fee sebesar Rp.357.094.373,00;

bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak, bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak,

bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

bahwa berdasarkan pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti, penjelasan dan dokumen yang disampaikan Pemohon Banding dan Terbanding di dalam persidangan serta hasil penilaian pembuktian, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan permohonan banding Pemohon Banding atas keputusan Terbanding Nomor : KEP-1369/WPJ.22/BD.06/2009 tanggal 2 Nopember 2009 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 26 Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2006 Nomor: 00021/204/06/413/08

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(7)

Mengingat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang- undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan Mengabulkan Seluruh permohonan banding Pemohon Banding terhadap Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-1369/WPJ.22/BD.06/2009 tanggal 2 Nopember 2009 mengenai Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 26 Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2006 Nomor: 00021/204/06/413/08 tanggal 6 Agustus 2008 atas nama: PT. XXX, sehingga PPh Pasal 26 yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut :

Dasar Pengenaan Pajak ... Rp. 8.887.522.720,00 PPh Pasal 26 yang Terutang... Rp. 944.933.090,00 Kredit Pajak ... Rp. 944.933.090,00 Pajak yang Tidak/Kurang Dibayar ... Rp. 0,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas data yang ada dalam berkas banding serta penjelasan Terbanding dan Pemohon Banding dalam persidangan diketahui bahwa

Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding sehubungan dengan pendapatan bunga yang diperoleh Pemohon Banding, Terbanding melakukan pengujian yang sama dengan

bahwa dari hasil pemeriksaan Majelis atas data yang ada di dalam berkas banding diperoleh petunjuk bahwa penetapan nilai pabean yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen pada

bahwa melihat bukti-bukti, dokumen, dan fakta-fakta hukum dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa banding Pemohon Banding atas koreksi Terbanding berupa Pajak Masukan

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

bahwa ternyata bukti-bukti tersebut (termasuk yang asli) oleh Terbanding belum dikembalikan kepada Pemohon Banding, dan Majelis meminta kepada Terbanding untuk memberikan

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.36702/PP/M.I/16/2012 tanggal

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yang mempertahankan koreksi Pemeriksa atas koreksi Biaya Plane Fuel sebesar