• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.XVA Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.XVA Tahun 2018"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-097025.16/2012/PP/M.XVA Tahun 2018

Jenis Pajak : PPN

Tahun Pajak : 2012

Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan PPN Barang dan Jasa Masa Pajak Mei 2012 sebesar Rp9.231.032.937,00, yang terdiri dari:

a. Koreksi Pajak Masukan atas perolehan aset BTS yang tidak dapat dibuktikan keberadaannya senilai Rp9.047.862.349,00;

b. Koreksi Pajak Masukan berdasarkan jawaban konfirmasi yang menyatakan

"Tidak Ada" senilai Rp177.494.012,00;

c. Koreksi Pajak Masukan terkait sewa kendaraan berupa station wagon senilai Rp5.258.276,00;

d. Koreksi Pajak Masukan dari penerbit Faktur Pajak yang melaporkan SPT Nihil senilai Rp418.300,00;

yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding

a. Koreksi Pajak Masukan atas perolehan aset BTS yang tidak dapat dibuktikan keberadaannya senilai Rp9.047.862.349,00

Menurut Terbanding : bahwa menurut Terbanding, atas penambahan aset Tahun 2012 berupa BTS harus dibuktikan keberadaannya oleh Pemohon Banding;

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding. Dikarenakan dasar koreksi Terbanding menggunakan dasar asumsi

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding koreksi atas Pajak Masukan atas perolehan asset BTS yang tidak dapat dibuktikan keberadaannya senilai Rp9.047.862.349,00

bahwa di dalam persidangan baik Terbanding maupun Pemohon Banding menyatakan bahwa sengketa banding ini merupakan sengketa pembuktian;

bahwa sesuai Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 menyebutkan bahwa:

“Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1)”

Penjelasan:

“Pasal ini memuat ketentuan dalam rangka menentukan kebenaran materiil, sesuai dengan asas yang dianut dalam undang-undang perpajakan”

bahwa Majelis di dalam persidangan memerintahkan kepada Pemohon Banding untuk menyampaikan bukti-bukti dan dokumen yang berkaitan dengan pengadaan BTS (Base Transceiver Station) yang Pajak Masukannya sebesar Rp9.047.862.349,00;

bahwa Majelis memerintahkan kepada Pemohon Banding untuk menyampaikan bukti kepemilikan BTS berupa invoice, Faktur Pajak, Perjanjian Pembelian BTS, informasi yang lengkap tentang nama tempat/daerah di mana fisik aktiva ditempatkan, bukti perjanjian termasuk aktiva dalam pengerjaan, Bukti Acara Serah Terima aktiva dari vendor, bukti pembayaran atas jasa kepada pihak lain yang mengerjakan pengadaan BTS;

bahwa dalam persidangan, Pemohon Banding menyampaikan bukti-bukti dokumen perolehan aset di Menara QWE di mana bukti tersebut terlihat bahwa tidak semua aset diperoleh di Tahun 2012, karena ada Pajak Masukan yang dikreditkan di tahun pajak sebelumnya seperti uang muka dan lain-lain;

bahwa Pemohon Banding di dalam persidangan menyatakan bahwa Pemohon Banding tidak mempunyai sistem pengawasan karena diserahkan kepada perusahaan rekanan dan Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa lisensi tersebut di-install ke BTS pada tahun 2012;

bahwa sesuai bukti dan dokumen-dokumen yang disampaikan Pemohon Banding kepada Majelis di dalam persidangan, Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan Berita Acara Serah Terima Aset terkait BTS dari perusahaan vendor kepada Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Terbanding atas STP PPN dan PPh Badan Tahun 2012 atas aset Pemohon Banding sesuai Pasal 9 ayat (8) huruf f Undang-Undang PPN, Terbanding melakukan koreksi positif atas Biaya Penyusutan untuk PPh Badan Tahun Pajak 2012 dan koreksi Pajak Masukan atas penambahan aset terkait BTS yang tidak dapat dibuktikan keberadaannya;

bahwa Majelis di dalam pesidangan menanyakan kepada Pemohon Banding apakah atas koreksi Biaya Penyusutan Aset BTS di PPh Badan yang berkaitan dengan koreksi Pajak Masukan BTS di PPN diajukan keberatan dan menurut jawaban Pemohon Banding ternyata Pemohon Banding tidak mengajukan keberatan;

bahwa menurut bukti-bukti dan fakta hukum yang diperoleh Majelis di dalam persidangan Majelis berkesimpulan bahwa Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan Berita Acara Serah Terima aset terkait BTS dari perusahaan vendor untuk meyakinkan Majelis bahwa BTS a quo benar-benar telah dibeli dan telah diterima oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan fakta hukum yang ada Majelis berkesimpulan bahwa dengan tidak diajukannya keberatan atas koreksi positif biaya penyusutan di PPh Badan karena koreksi eksistensi aktiva oleh Majelis dapat dimaknai bahwa secara hukum Pemohon Banding berarti tidak keberatan atas yang didalilkan oleh Terbanding bahwa BTS a quo sebagai aset yang disusutkan itu tidak ada di mana hal tersebut sejalan dengan koreksi Pajak Masukan yang dilakukan oleh Terbanding;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dan fakta-fakta hukum yang diperoleh dalam persidangan Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat memberikan bukti dan dokumen Berita Acara Serah Terima asset BTS;

bahwa karena permohonan banding Pemohon Banding tidak dapat didukung oleh alat bukti

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

b. Koreksi Pajak Masukan berdasarkan jawaban konfirmasi yang menyatakan

"Tidak Ada" senilai Rp177.494.012,00

Menurut Terbanding : bahwa menurut Terbanding, karena jawaban klarifikasi data Pajak Masukan dari KPP terkait belum diperoleh, maka Terbanding (Tim Peneliti) mengusulkan untuk mempertahankan koreksi Pajak Masukan;

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas seluruh koreksi Terbanding sebesar Rp177.494.012,00 tersebut dikarenakan pada kenyataannya Pemohon Banding telah melakukan pembayaran atas Pajak Masukan tersebut

Menurut Majelis : bahwa koreksi Terbanding atas Pajak Masukan a quo dilakukan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-754/PJ/2001 tanggal 26 Desember 2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak dengan Aplikasi Sistem Informasi Perpajakan menyatakan “tidak ada” dengan penjelasan bahwa Faktur Pajak tersebut sah karena:

Pengusaha yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut belum dikukuhkan sebagai PKP;atau PKP Penjual tidak pernah melakukan penyerahan BKP/JKP kepada PKP Pembeli yang bersangkutan, maka Faktur Pajak tersebut tidak dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan;

bahwa oleh karena jawaban klarifikasi Pajak Masukan dari KPP Penjual terkait menyatakan

“tidak ada” maka oleh Terbanding dilakukan koreksi;

bahwa di dalam persidangan baik Terbanding dan Pemohon Banding menyatakan kepada Majelis bahwa sengketa banding yang diajukan Pemohon Banding merupakan sengketa pembuktian;

bahwa menurut Pemohon Banding di dalam persidangan, Pemohon Banding menyatakan bahwa Pemohon Banding telah melakukan pembayaran atas Pajak Masukan dari Barang Kena Pajak yang dibeli;

bahwa atas permintaan Majelis, Pemohon Banding telah menyampaikan dokumen yang berkaitan dengan pembelian Barang Kena Pajak berupa Faktur Pajak, invoice, dan bukti pembayaran sebesar Rp152.829.820,00;

bahwa menurut Majelis berdasarkan Pasal 16F Undang-Undang PPN Nomor 42 Tahun 2009 menyebutkan:

“Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran pajak, sepanjang tidak dapat menunjukkan bukti bahwa pajak telah dibayar”

bahwa dengan adanya bukti pembayaran yang telah disampaikan Pemohon Banding secara valid maka menurut Majelis, Pemohon Banding tidak dapat dibebani tanggung jawab renteng sesuai Pasal 16F Undang-Undang PPN;

bahwa menurut Majelis dengan telah disampaikannya salinan asli Faktur Pajak dan invoice serta bukti pembayaran sebesar Rp152.829.820,00 maka Majelis berkesimpulan bahwa Pemohon Banding telah dapat membuktikan bahwa Pajak Masukan yang dikoreksi Terbanding faktanya benar-benar telah terjadi transaksi pembelian dari PKP Penjual;

bahwa melihat bukti-bukti, dokumen, dan fakta-fakta hukum dalam persidangan, Majelis berpendapat bahwa banding Pemohon Banding atas koreksi Terbanding berupa Pajak Masukan berdasarkan jawaban konfirmasi yang menyatakan “tidak ada” sebesar Rp152.829.820,00 telah didukung oleh bukti yang valid sehingga koreksi Terbanding tidak dapat dipertahankan, sedangkan atas jumlah sebesar Rp24.664.192,00 tetap dipertahankan karena tidak didukung bukti yang valid;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

c. Koreksi Pajak Masukan terkait sewa kendaraan berupa station wagon sebesar Rp5.258.276,00

Menurut Terbanding : bahwa Terbanding (Tim Peneliti) berpendapat bahwa koreksi positif Pajak Masukan atas sewa kendaraan kepada PT RTY dan PT ASD Corporatama sebesar Rp5.258.276,00 sudah tepat, sehingga keberatan Pemohon Banding ditolak;

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding atas kredit Pajak Masukan sebesar Rp5.258.276,00. Adapun koreksi sebesar Rp5.258.276,00 tersebut merupakan PPN atas sewa kendaraan operasional perusahaan dari vendor PT RTY dan PT ASD Corporatama yang jenis kendaraannya bukan merupakan sedan dan station wagon

Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding yang menjadi sengketa adalah adanya Pajak Masukan sebesar Rp5.258.276,00 karena pengeluaran Pemohon Banding untuk sewa kendaraan kepada PT RTY dan PT ASD Corporatama di mana berdasarkan Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 atas Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan;

d. Koreksi Pajak Masukan dari penerbit Faktur Pajak yang melaporkan SPT Nihil sebesar Rp418.300,00

Menurut Terbanding : bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak keberatan Pemohon Banding dan mempertahankan koreksi pemeriksa atas Pajak Masukan sebesar Rp418.300,00 dari PKP penerbit yang tidak melaporkan SPT yang dikreditkan Pemohon Banding pada SPT masa PPN Masa Pajak Mei 2012;

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Terbanding sebesar Rp418.300,00 tersebut dikarenakan pada kenyataannya Pemohon Banding telah melakukan pembayaran atas Pajak Masukan tersebut

(5)

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi Pajak Masukan dari PKP Penerbit Faktur Pajak yang melaporkan SPT Nihil berjumlah Rp418.300,00 yang terdiri dari 3 (tiga) Faktur Pajak bahwa di dalam persidangan baik Terbanding maupun Pemohon Banding menyatakan kepada Majelis bahwa sengketa banding a quo merupakan sengketa pembuktian;

bahwa Majelis memerintahkan kepada Pemohon Banding untuk menyampaikan bukti-bukti pendukung bahwa telah terjadi transaksi pembelian dari CV. FGH;

bahwa Pemohon Banding di dalam persidangan telah menyerahkan bukti fisik Faktur Pajak disertai bukti invoice, akan tetapi Pemohon Banding tidak menyerahkan asli bukti-bukti dan dokumen kepada Majelis yang membuktikan bahwa Pemohon Banding benar-benar telah melakukan pembayaran atas transaksi a quo dan telah membayar PPN-nya;

bahwa berdasarkan bukti-bukti dan fakta hukum yang diperoleh Majelis di dalam persidangan Majelis berkesimpulan bahwa Pemohon Banding tidak dapat memberikan alat bukti yang valid dan kompeten bahwa telah terjadi transaksi pembelian dan telah dilakukan pembayaran PPN-nya oleh Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding sampai persidangan terakhir tidak dapat menyampaikan buktibukti yang dapat diyakini oleh Hakim sehingga Majelis berpendapat bahwa dalil Terbanding untuk mengoreksi Pajak Masukan dari Penerbit Faktur Pajak yang melaporkan SPT Nihil sebesar Rp418.300,00 sudah tepat sehingga tetap dipertahankan;

bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, Majelis berkesimpulan bahwa dari total koreksi Terbanding atas Pajak Masukan sebesar Rp9.231.032.937,00, untuk jumlah sebesar Rp9.072.944.841,00 (Rp9.047.862.349,00 + Rp24.664.192,00 + Rp418.300,00) tetap dipertahan kan dan sejumlah Rp158.088.096,00 (Rp152.829.820,00+Rp5.258.276,00) tidak dapat dipertahankan;

Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding sehingga penghitungan Pajak Masukan menjadi sebagai berikut:

Pajak Masukan cfm Terbanding Koreksi Pajak Masukan Terbanding yang tidak dapat dipertahankan Pajak Masukan cfm. Majelis

Rp 11.677.161.720,00 Rp 158.088.096,00 Rp 11.835.249.816,00;

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundang- undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan sengketa ini;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Memutuskan : Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor KEP-2355/WPJ.07/2015 tanggal 13 Juli 2015 tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor:

00180/207/12/058/14 tanggal 28 April 2014 Masa Pajak Mei 2012, atas nama: Pemohon Banding, sehingga Majelis menetapkan penghitungan pajak terutang PPN menjadi sebagai berikut :

Uraian Rp

Dasar Pengenaan Pajak

- Atas penyerahan Barang dan Jasa yang terutang PPN:

- Ekspor 0

- Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri

199.552.366.531

Penyerahan yang PPNnya tidak dipungut 0

- Jumlah 199.552.366.531

Penghitungan PPN Kurang Bayar 0

- Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri

19.955.236.653 - Dikurangi:

- Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 11.835.249.816

- Lain-lain 40.501.271.893

Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan 52.336.521.709

Jumlah PPN kurang/lebih bayar (32.381.285.056)

Kelebihan Pajak yang sudah :

- Dikompensasikan ke masa pajak berikutnya 41.570.671.042

PPN yang kurang dibayar 9.189.385.986

Sanksi administrasi kenaikan Pasal 13 (3) KUP

9.189.385.986

Jumlah PPN yang masih harus dibayar 18.378.771.972

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan yang dicukupkan pada hari Senin, tanggal 26 September 2016, oleh Hakim Majelis XVA Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis sebagai berikut:

Drs. ABC, Ak.,

Dr. DEF, SE Ak., M.M., M.Hum., GHI, SE., MAFIS

Dengan dibantu oleh Dra. JKL, M.M.

sebagai Hakim Ketua sebagai Hakim Anggota sebagai Hakim Anggota sebagai Panitera Pengganti

Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Senin, tanggal 12 Februari 2017, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak dihadiri oleh Terbanding dan Pemohon Banding

Referensi

Dokumen terkait

bahwa ternyata bukti-bukti tersebut (termasuk yang asli) oleh Terbanding belum dikembalikan kepada Pemohon Banding, dan Majelis meminta kepada Terbanding untuk memberikan

Menimbang : bahwa berdasarkan uraian di atas, penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan dan data yang ada dalam berkas banding, Majelis berkesimpulan untuk

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas bukti-bukti yang diserahkan Pemohon Banding dan Terbanding tersebut, Majelis dengan suara terbanyak berkesimpulan bahwa terdapat cukup

bahwa dari data dan keterangan yang terdapat dalam berkas banding serta bukti-bukti dan keterangan para pihak dalam persidangan dapat diketahui Terbanding melakukan koreksi

bahwa berdasarkan pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan, menurut Majelis, tidak diperoleh bukti bahwa Pemohon Banding adalah bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis berpendapat dan menilai sesuai dengan pembuktian yang diperlihatkan dalam persidangan oleh Pemohon Banding

bahwa berdasarkan bukti-bukti di atas Majelis berpendapat Pemohon Banding melakukan kesalahan memasukkan biaya penyusutan 2 (dua) kali dalam dalam pengisian Surat Pemberitahuan

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yang mempertahankan koreksi Pemeriksa atas koreksi Biaya Plane Fuel sebesar