Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.47111/PP/M.II/10/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 21
Tahun Pajak : 2007
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp.7.477.622.474,00, dengan rincian sebagai berikut:
1. Salary Direktur sudah dibayarkan dan dilaporkan di tahun 2006 sebesar
2. Provisi untuk Employee Benefit sebesar
3. Selisih Kurs sebesar Jumlah
Rp. 123.162.500,00 Rp. 7.176.040.746,00 Rp . 178.419.228,00 Rp. 7.477.622.474,00;
1. Salary Direktur sudah dibayarkan dan dilaporkan di tahun 2006 sebesar Rp.123.162.500,00
Menurut Terbanding : bahwa Terbanding menetapkan Salary Direktur sebesar Rp123.162.500,00 sebagai objek PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2007 namun Pemohon Banding melaporkan Salary Direktur sebagai objek PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006 sehingga akan menambah koreksi di PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006 non objek;
Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding setuju jika Salary Direktur sebesar Rp123.162.500,00 ditambahkan ke dalam koreksi PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.47111/PP/M.II/10/2013
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Majelis : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) Nomor : LAP-060/WPJ.19/KP.01/2009 tanggal 15 April 2009 diketahui Terbanding melakukan koreksi objek PPh Pasal 21 sebesar Rp.7.499.925.866,00 berdasarkan equalisasi antara PPh WP Badan dengan obyek PPh Pasal 21 ternyata mengakibatkan selisih kurang di mana objek PPh Pasal 21 lebih kecil daripada biaya gaji dengan perincian sebagai berikut :
Objek PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan di : KPP Wajib Pajak Besar Satu
KPP Balikpapan KPP Bontang Total
Objek PPh Pasal 21 dari Lap Keu : Jan-Jun 2007 Jul-Des 2007 Total
Selisih 091 721 724
Rp. 28.316.657.465,00 Rp. 737.492.658,00 Rp. 90.387.930.788,00
Rp. 59.421.015.438,00 Rp. 68.510.991.339,00
Rp. 120.432.080.911,00
Rp. 127.932.006.777,00 Rp. 7.499.925.866,00
bahwa dari Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) Nomor : LAP-060/WPJ.19/KP.01/2009 tanggal 15 April 2009 diketahui tahun buku Pemohon Banding adalah 1 Juli 2007 s.d. 31 Desember 2007;
bahwa menurut Terbanding, Terbanding menetapkan Salary Direktur sebesar Rp123.162.500,00 sebagai objek PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2007 namun Pemohon Banding melaporkan Salary Direktur sebagai objek PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006 sehingga akan menambah koreksi di PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006 non objek;
bahwa menurut Terbanding pada Berita Acara Uji Bukti tanggal 30 Juni 2011 atas pembayaran Salary Direktur sebesar Rp123.162.500,00, Pemohon Banding menunjukkan bahwa nilai tersebut sudah dilaporkan dalam SPT PPh Pasal 21 Tahun 2006;
bahwa menurut Pemohon Banding berdasarkan Biaya Salary Direktur jika sudah dimasukkan dalam perhitungan SPT Tahun 2006 maka tidak bisa dihitung sebagai objek ditahun 2007. Intinya pembebanan hanya dapat dilakukan 1 kali;
bahwa Pemohon Banding menujukkan bukti fotocopy berupa SPT PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006, PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2007, Formulir 1721-A1 Tahun 2006 atas nama BBB dengan nomor urut 33;
bahwa dari bukti-bukti tersebut diketahui bahwa jumlah sebesar Rp.123.162.500,00 telah dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006 atas nama BBB dengan nomor urut 33;
bahwa dengan demikian menurut Majelis salary direktur sebesar Rp.123.162.500,00 merupakan objek PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006 dan atas salary direktur sebesar Rp.123.162.500,00 tersebut telah dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2006, sehingga Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas salary direktur sebesar Rp.123.162.500,00 tidak dapat dipertahankan.
2. Provisi untuk Employee Benefit sebesar Rp.7.176.040.746,00
Menurut Terbanding : bahwa menurut Terbanding untuk koreksi Provision for Employee Benefit pada saat uji bukti Pemohon Banding menunjukkan rekonsiliasi bahwa atas pencatatan sejumlah USD 334,959.29 sudah dikoreksi fiskal di SPT PPh Badan 2006, untuk pencatatan USD 451,737.76 nilai sebesar USD
Menurut Pemohon : bahwa dalam SPT koreksi fiskal untuk Provision for Employee Benefit terpecah dalam dua SPT untuk Masa Pajak Juli - Desember dan Januari - Juni;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.47111/PP/M.II/10/2013
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Majelis : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) Nomor : LAP-060/WPJ.19/KP.01/2009 tanggal 15 April 2009 diketahui Terbanding melakukan koreksi objek PPh Pasal 21 sebesar Rp.7.499.925.866,00 berdasarkan equalisasi antara PPh WP Badan dengan obyek PPh Pasal 21 ternyata mengakibatkan selisih kurang di mana objek PPh Pasal 21 lebih kecil daripada biaya gaji dengan perincian sebagai berikut :
Objek PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan di : KPP Wajib Pajak Besar Satu
KPP Balikpapan KPP Bontang Total
Objek PPh Pasal 21 dari Lap Keu : Jan-Jun 2007 Jul-Des 2007 Total
Selisih 091 721 724
Rp. 28.316.657.465,00 Rp. 737.492.658,00 Rp. 90.387.930.788,00
Rp. 59.421.015.438,00 Rp. 68.510.991.339,00
Rp. 120.432.080.911,00
Rp. 127.932.006.777,00 Rp. 7.499.925.866,00
bahwa dari Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) Nomor : LAP-060/WPJ.19/KP.01/2009 tanggal 15 April 2009 diketahui tahun buku Pemohon Banding adalah 1 Juli 2007 s.d. 31 Desember 2007;
bahwa Terbanding dan Pemohon Banding telah melakukan uji bukti pada tanggal 30 Juni 2011 dengan bukti-bukti yang telah diperiksa berupa :
- Rekonsiliasi provisi,
- SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 (Juli 2006 s.d. Juni 2006), - SPT PPh Badan Tahun Pajak 2007 (Juli 2007 s.d. Juni 2007);
bahwa berdasarkan Berita Acara Uji Bukti tanggal 30 Juni 2011, Terbanding memberikan keterangan sebagai berikut :
bahwa provision for employee benefit berdasarkan penjelasan Pemohon Banding nilai provisi yang disengketakan adalah sebesar USD 786,697.00, yang terdiri atas pencatatan tanggal 31 Mei 2007 sebesar USD 334,959.29, dan tanggal 31 Desember 2007 sebesar USD 451,737.76;
bahwa dari rekonsiliasi yang ditunjukkan Pemohon Banding atas pencatatan sejumlah USD 334,959.29 sudah dikoreksi fiskal di SPT PPh Badan 2006, untuk pencatatan USD 451,737.76 nilai sebesar USD 77,335.00 sudah dikoreksi fiskal di SPT PPh Badan 2006, dan atas nilai USD 374,402.00 sudah dikoreksi fiskal di SPT PPh Badan 2007;
bahwa berdasarkan Berita Acara Uji Bukti tanggal 30 Juni 2011, Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut :
bahwa provisi atas Employee Benefit bukan merupakan objek pajak PPh 21 dan atas pencadangan biaya tersebut sudah dikoreksi dalam SPT Badan yang terkoreksi dalam SPT Badan 2006 dan SPT 2007;
bahwa menurut Pemohon Banding total pembebanan USD 786,697.00 sudah terkoreksi seluruhnya di SPT Badan;
bahwa menurut Terbanding dalam persidangan untuk koreksi Provision for Employee Benefit pada saat uji bukti Pemohon Banding menunjukkan rekonsiliasi bahwa atas pencatatan sejumlah USD 334,959.29 sudah dikoreksi fiskal di SPT PPh Badan 2006, untuk pencatatan USD 451,737.76 nilai sebesar USD 77,335.00 sudah dikoreksi fiskal di SPT PPh Badan 2006, dan atas nilai USD 374,402.00 sudah dikoreksi fiskal di SPT PPh Badan 2007, maka atas Provision for Employee Benefit senilai USD 374,402.00 tidak terutang PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2007;
bahwa menurut Majelis, berdasarkan bukti-bukti yang ditunjukkan Pemohon Banding, keterangan Terbanding dan keterangan Pemohon Banding serta fakta-fakta di persidangan terbukti bahwa Provisi untuk Employee Benefit sebesar Rp.7.176.040.746,00 bukan merupakan objek PPh Pasal 21 tahun pajak 2007 karena telah dilakukan koreksi fiskal di SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 dan
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Terbanding : bahwa masalah kurs hanya ada pada pembayaran karyawan ekspatriat karena dibayar dalam USD.
Atas masalah kurs ini Pemohon Banding menghendaki perhitungan PPh 21 cfm. SPT (Kurs KMK <
Kurs Tengah BI);
Menurut Pemohon : bahwa untuk semua pembayaran gaji karyawan lokal yang menggunakan mata uang Rupiah tidak perlu lagi dilakukan konversi sehingga angka menjadi objek pajak sudah sesuai dengan angka SPT;
Menurut Majelis : bahwa Terbanding dan Pemohon Banding telah melakukan uji bukti pada tanggal 30 Juni 2011 dengan bukti-bukti yang telah diperiksa berupa :
Rekonsiliasi provisi,
SPT PPh Badan Tahun Pajak 2006 (Juli 2006 s.d. Juni 2006), SPT PPh Badan Tahun Pajak 2007 (Juli 2007 s.d. Juni 2007);
bahwa berdasarkan Berita Acara Uji Bukti tanggal 30 Juni 2011, Terbanding memberikan keterangan sebagai berikut :
bahwa dari penjelasan Pemohon Banding diketahui bahwa selisih kurs muncul akibat perbedaan kurs dalam mengkonversi pembayaran gaji pegawai yang dibayar dalam mata uang USD dan pencatatan pembayaran gaji Rupiah ke dalam ledger Pemohon Banding (ledger USD);
bahwa Terbanding menggunakan Kurs KMK sedangkan Pemohon Banding menggunakan Kurs BI;
bahwa atas pembayaran pada karyawan lokal seharusnya tidak ada masalah kurs karena dibayar dalam Rupiah;
bahwa masalah kurs hanya ada pada pembayaran karyawan ekspatriat karena dibayar dalam USD.
Atas masalah kurs ini Pemohon Banding menghendaki perhitungan PPh 21 cfm. SPT (Kurs KMK <
Kurs Tengah BI);
bahwa berdasarkan Berita Acara Uji Bukti tanggal 30 Juni 2011, Pemohon Banding memberikan keterangan sebagai berikut :
bahwa menurut Pemohon Banding, untuk semua pembayaran gaji karyawan lokal yang menggunakan mata uang Rupiah tidak perlu lagi dilakukan konversi sehingga angka menjadi objek pajak sudah sesuai dengan angka SPT;
bahwa Pemohon Banding dalam persidangan menunjukkan bukti berupa Ledger Transaction Report yang berisi detail selisih kurs, SPT Tahunan PPh Pasal 21 Tahun Pajak 2007 dan SPT PPh Badan Tahun Pajak 2007;
bahwa dari Ledger Transaction Report yang berisi detail selisih kurs diketahui terdapat selisih kurs dengan jumlah sebesar Rp.178.419.227,95
bahwa menurut Majelis, berdasarkan bukti-bukti yang ditunjukkan Pemohon Banding, keterangan Terbanding dan keterangan Pemohon Banding serta fakta-fakta di persidangan terdapat cukup bukti bahwa adanya selisih kurs sebesar Rp.178.419.228,00 yang bukan merupakan objek PPh Pasal 21;
bahwa oleh karenanya, Majelis berpendapat koreksi Terbanding atas selisih kurs sebesar Rp.178.419.228,00 tidak dapat dipertahankan;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak;
Menimbang : bahwa dalam sengketa ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.47111/PP/M.II/10/2013
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding, sehingga Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 21 terutang Masa/Tahun Pajak Januari-Desember 2007 dihitung kembali sebagai berikut :
DPP PPh Pasal 21 menurut keputusan Terbanding Koreksi yang tidak dapat dipertahankan :
Salary Direktur
Provisi untuk employee benefit
Selisih kurs Jumlah
DPP PPh Pasal 21 menurut Majelis
PPh Pasal 21 yang terutang menurut Terbanding Koreksi PPh Pasal 21 terutang yang tidak dapat dipertahankan :
Salary Direktur Provisi untuk employee benefit
Selisih kurs Jumlah
PPh Pasal 21 yang terutang menurut Majelis
Rp. 123.162.500,00 Rp. 7.176.040.746,00 Rp. 178.419.228,00
Rp. 6.158.125,00 Rp. 358.802.037,00 Rp. 8.920.961,00
Rp. 35.816.583.331,00
Rp. 7.477.622.474,00 Rp. 28.338.960.857,00 Rp. 7.804.859.904,00
Rp. 373.881.123,00 Rp. 7.430.978.781,00
Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perudang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;
Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan Seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-68/WPJ.19/BD.05/2010 tanggal 3 Februari 2010, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa/Tahun Pajak Januari - Desember 2007 Nomor : 00012/201/07/091/09 tanggal 16 April 2009 atas nama : XXX, NPWP : YYY, dengan perhitungan sebagai berikut :
Dasar Pengenaan Pajak PPh Terutang
Kredit Pajak
PPh yang kurang (lebih) dibayar Sanksi administrasi : Bunga Pasal 13 (2) UU KUP
Jumlah PPh yang masih Kurang dibayar
Rp. 28.338.960.857,00 Rp. 7.430.978.781,00 Rp. 7.429.863.611,00 Rp. 1.115.170,00 Rp. 356.854,00 Rp. 1.472.024,00