• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1201/B/PK/PJK/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Mahkamah Agung Nomor : 1201/B/PK/PJK/2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor 1201/B/PK/PJK/2015

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 40 - 42, Jakarta, 12190;

Dalam hal ini memberi kuasa kepada:

1. ABC, jabatan Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak;

2. DEF, jabatan Kepala Sub Direktorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;

3. GHI, jabatan Pj. Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Sub Direktorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;

4. JKL, jabatan Penelaah Keberatan, Sub Direktorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;

Keempatnya berkantor di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 40 - 42, Jakarta, 12190, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-2080/PJ./2013 tanggal 30 September 2013;

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding;

melawan:

PT. XXX, Tbk., tempat kedudukan di Plaza BB Menara Y, Jalan MM Nomor YY, Jakarta, 10xxx;

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Banding;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pemohon Banding, dengan posita perkara sebagai berikut:

Aspek Formal;

Dasar Hukum;

Bahwa Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000, menyatakan “Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak”;

Bahwa Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000, menyatakan “Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan tersebut;”

Bahwa Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000, “Dalam menjalankan hak dan memenuhi kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili, dalam hal:

(2)

a. Badan oleh pengurus;

b. Badan dalam pembubaran atau pailit oleh orang atau badan yang dibebani untuk melakukan pemberesan;

c. Suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya;

d. Anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh wali atau pengampunya;”

Bahwa Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan

“Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak;”

Bahwa Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan

“Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan perpajakan;”

Bahwa Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan

“Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding;”

Bahwa Pasal 36 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan

“Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang dibanding;”

Bahwa Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan

“Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding;”

Bahwa Pasal 36 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan

“Selain dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) serta Pasal 35;

dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen);”

Bahwa Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, menyatakan

“Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya;”

Uraian (Alasan Banding) terhadap Aspek Formal;

Bahwa banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia;

Bahwa banding diajukan dengan Surat Banding kepada Pengadilan Pajak;

Bahwa KEP-339/WPJ.19/BD.05/2010, tanggal 7 Juli 2010, diterima pada tanggal 8 Juli 2010;

Bahwa batas terakhir pengiriman Surat Banding adalah tanggal 7 Oktober 2010;

Bahwa dengan demikian, permohonan banding ini diterima Pengadilan Pajak, masih dalam tenggang waktu yang diijinkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak atau setidaktidaknya antara tenggang waktu pengiriman keputusan yang diajukan banding dengan pengajuan permohonan banding ini;

Bahwa banding diajukan hanya terhadap 1 (satu) keputusan keberatan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak, yakni KEP-339/WPJ.19/BD.05/2010, tanggal 7 Juli 2010;

Bahwa banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan telah dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang dibanding;

Bahwa bersama dengan Surat Banding ini, juga Pemohon Banding lampirkan salinan keputusan yang dibanding yakni KEP- 339/WPJ.19/BD.05/2010, tanggal 7 Juli 2010 (salinan terlampir);

Bahwa jumlah pajak yang terutang adalah sebesar Rp 0,00, dimana 50% dari Rp 0,00 adalah sebesar Rp 0,00;

Bahwa banding diajukan terhadap Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, maka tidak terdapat bukti pemenuhan ketentuan Pasal 36 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Bahwa Surat Banding diajukan dan ditandatangani oleh Baharudin selaku Direktur berdasarkan Akta Notaris Linda Herawati, S.H. Nomor 48 tertanggal 12 Juli 2010;

Bahwa berdasarkan uraian terhadap aspek formal di atas, permohonan banding telah memenuhi ketentuan formal sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (1), Pasal 27 ayat (3), dan Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 serta Pasal 35 ayat (1), Pasal 35 ayat (2), Pasal 36 ayat (1), Pasal 36 ayat (2), Pasal 36 ayat (3), Pasal 36 ayat (4), dan Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Bahwa oleh karena itu, sudah sepatutnya permohonan banding ini dapat diterima dan dapat dipertimbangkan lebih lanjut oleh

(3)

Majelis Hakim Pengadilan Pajak;

Aspek Materi;

Uraian Sengketa;

Uraian mengenai Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Nomor 00027/406/07/092/09 tanggal 16 Juni 2009;

Bahwa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Nomor 00027/406/07/092/09 tanggal 16 Juni 2009 diterbitkan dengan perhitungan sebagai berikut:

Uraian Jumlah Menurut Terbanding

Koreksi (Rp) (Rp)

Pemohon Banding (Rp)

Peredaran Usaha 17.155.852.968.140,00 17.155.852.968.140,00 0,00 Harga Pokok

Penjualan

12.551.038.404.046,00 12.536.928.038.631,00 14.110.365.415,00 Laba Bruto 4.604.814.564.094,00 4.618.924.929.509,00

Biaya Usaha 1.670.840.645.646,00 1.636.232.434.782,00 34.608.210.864,00 Penghasilan Neto

Dalam Negeri

2.933.973.918.448,00 2.982.692.494.727,00 Penghasilan Neto

Dalam Negeri Lainnya:

a. Penghasilan dari luar usaha

(2.170.469.394.965,00) (2.089.322.274.299,00) (81.147.120.666,00) b. Penghasilan

Jasa/Pekerjaan Bebas

0,00 0,00 0,00

c. Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan

0,00 0,00 0,00

d. Lain-lain 0,00 0,00 0,00

e. Jumlah (2.170.469.394.965,00) (2.089.322.274.299,00) Fasilitas Penanaman

Modal Berupa Pengurangan

Penghasilan Neto

0,00 0,00 0,00

Penyesuaian Fiskal:

a. Penyesuaian Fiskal Positif

75.835.347.000,00 75.835.347.000,00 0,00 b. Penyesuaian

Fiskal Negatif

1.192.880.809.048,00 584.727.908.802,00 628.152.900.244,00 c. Jumlah (1.117.045.462.046,00) (488.892.561.802,00)

Penghasilan Neto Luar Negeri

0,00 0,00 0,00

Jumlah Penghasilan Neto

(353.540.938.563,00) 404.477.658.626,00

Zakat 0,00 0,00 0,00

Kompensasi Kerugian

0,00 404.477.658.626,00 (404.477.658.626,00) Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP)

0,00 0,00 0,00

Penghasilan Kena Pajak

(353.540.938.563,00) 0,00

PPh Terutang 0,00 0,00

Penghasilan yang seharusnya tidak terutang PPh

0,00 0,00 0,00

Kredit Pajak:

a. PPh Ditanggung Pemerintah:

0,00 0,00 0,00

(4)

b.

Dipotong/dipunggut oleh pihak lain:

b.1 PPh Pasal 21 0,00 0,00 0,00

b.2 PPh Pasal 22 0,00 0,00 0,00

b.3 PPh Pasal 23 245.466.886,00 245.466.886,00 0,00

b.4 PPh Pasal 24 0,00 0,00 0,00

b.5 Lain - lain 0,00 0,00 0,00

b.6 Jumlah 245.466.886,00 245.466.886,00 c. Dibayar sendiri:

c.1 PPh Pasal 22 139.191.782.268,00 139.191 782 268,00 0,00

c.2 PPh Pasal 25 0,00 0,00 0,00

c.3 PPh Pasal 29 0,00 0,00 0,00

c.4 STP (Pokok Kurang Bayar)

0,00 0,00 0,00

c.5 Fiskal Luar Negeri

1.033.500.000,00 1.033.500.000,00 0,00

c.6 Lain – lain 0,00 0,00 0,00

c.7 Jumlah 140.225.282.268,00 140.225.282.268,00 d. Diperhitungkan:

d.1 SKPLB 0,00 0,00 0,00

d.2 SKPPKP 0,00 0,00 0,00

d.3 Jumlah 0,00 0,00

e. PPh yang seharusnya tidak terutang:

e.1 Dibayar dengan NPWP pihak lain

0,00 0,00 0,00

e.2 Dibayar dengan NPWP sendiri

0,00 0,00 0,00

e.3 Telah dipotong/dipunggut

0,00 0,00 0,00

e.4 Jumlah 0,00 0,00

f. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan

140.470.749.154,00 140.470.749.154,00 Jumlah PPh yang

lebih

dibayar/seharusnya tidak terutang

(140.470.749.154,00) (140.470.749.154,00)

Bahwa koreksi positif atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp 628.152.900.244,00 oleh Terbanding terdiri dari:

Uraian Jumlah

(Rp) Biaya penyusutan aktiva

tetap

830.126.182,00

Hasil penjualan piutang (33.117.498.806,00)

Kerugian penjualan piutang dagang

660.440.272.868,00

Total 628.152.900.244,00

Uraian Keputusan Terbanding Nomor KEP-339/WPJ.19/BD.05/2010, tanggal 7 Juli 2010;

Bahwa dari koreksi-koreksi yang dilakukan oleh Terbanding pada saat pemeriksaan, Pemohon Banding tidak menyetujui koreksi positif atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp 627.322.774.062,00 yang terdiri dari:

Uraian Jumlah

(Rp)

(5)

Hasil penjualan piutang (33.117.498.806,00) Kerugian penjualan

piutang dagang

660.440.272.868,00

Total 627.322.774.062,00

Bahwa berdasarkan Surat Nomor PHP-074/WPJ.19/KP.0205/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan, diketahui bahwa penjelasan dan dasar koreksi oleh Terbanding pada saat pemeriksaan atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp 627.322.774.062,00 adalah “Pemeriksa melakukan koreksi positif atas Penyesuaian Fiskal Negatif yang telah dilakukan Wajib Pajak pada Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp 627.322.774.062,00 dengan alasan bahwa Pemeriksa tidak dapat meyakini kebenaran adanya Piutang Dagang Ekspor yang dijual tersebut. Pemeriksa tidak dapat menelusuri dokumen-dokumen Invoice, Pemberitahuan Ekspor Barang, B/L, Kontrak Jual Beli yang menyebabkan timbulnya Piutang Dagang Ekspor tersebut. Pemeriksa tidak dapat menelusuri saat Penjualan Ekspor, yang menyebabkan timbulnya Piutang Dagang Ekspor tersebut terjadi dan apakah Penjualan Ekspor tersebut telah dicatat dalam pembukuan Wajib Pajak pada tahun terjadinya Penjualan Ekspor, sehingga Pemeriksa berkesimpulan bahwa kerugian tersebut tidak memenuhi syarat untuk dapat dibiayakan sesuai ketenuan Pasal 6 ayat (1) huruf d Undang-Undang Pajak Penghasilan;”

Bahwa Pemohon Banding mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Nomor 00027/406/07/092/09 tanggal 16 Juni 2009 kepada Terbanding pada tanggal 19 Agustus 2009 dengan Surat Nomor 0002/IK/CL/IX/2009 tertanggal 19 Agustus 2009, terhadap koreksi positif atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp 627.322.774.062,00 sebagaimana diuraikan di atas;

Bahwa terhadap permohonan keberatan Pemohon Banding, Terbanding telah menerbitkan Keputusan Terbanding Nomor KEP- 339/WPJ.19/BD.05/2010, tanggal 7 Juli 2010, dengan perhitungan sebagai berikut:

Uraian Semula

(Rp)

Ditambah/(Dikurangi) (Rp)

Menjadi (Rp) Penghasilan

(Rugi) Neto

404.477.658.626,00 0,00 404.477.658.626,00 Kompensasi

Kerugian

404.477.658.626,00 0,00 404.477.658.626,00 Penghasilan

Kena Pajak

0,00 0,00 0,00

PPh Terutang 0,00 0,00 0,00

Kredit Pajak 140.470.749.154,00 0,00 140.470.749.154,00 PPh

Kurang/(Lebih) Bayar

(140.470.749.154,00) 0,00 (140.470.749.154,00)

Bahwa berdasarkan Surat Nomor S-892/WPJ.19/2010 tanggal 10 Juni 2010 tentang Surat Pemberitahuan Untuk Hadir, diketahui bahwa dasar dilakukan koreksi dalam keberatan antara lain sebagai berikut:

“Berdasarkan penelitian terhadap data dan dokumen yang disampaikan oleh Wajib Pajak pada saat proses keberatan, Terbanding berpendapat bahwa data dan dokumen tersebut tidak dapat membuktikan kebenaran alasan sebagaimana yang dinyatakan Pemohon Banding dalam surat keberatannya;

Dengan demikian disimpulkan bahwa koreksi yang dilakukan oleh pemeriksa sudah tepat dan Terbanding mempertahankan koreksi Pemeriksa;”

Pokok Sengketa Banding;

Bahwa banding diajukan oleh Pemohon Banding terhadap koreksi positif atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp 627.322.774.062.00;

Uraian (Alasan Banding) terhadap Aspek Materi;

Bahwa Pasal 6 ayat (1) huruf a dan huruf d Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, menyatakan:

(6)

(1) Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi:

a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak kecuali Pajak Penghasilan;

b. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan;

Bahwa Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, menyatakan:

“Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yang memiliki hubungan istimewa dengan wajib pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;”

Bahwa kerugian penjualan piutang dagang timbul dari transaksi penjualan piutang dagang antara Pemohon Banding dengan UOB Kay Hian Finance, Ltd. atas piutang dagang yang sudah tidak dapat ditagih oleh Pemohon Banding;

Bahwa UOB Kay Hian Finance, Ltd. merupakan pihak ketiga yang tidak mempunyai hubungan istimewa dengan Pemohon Banding, sehingga transaksi tersebut telah mencerminkan transaksi yang sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa;

Kesimpulan;

Bahwa berdasarkan pada dasar uraian, rumusan alasan-alasan, atau dalil-dalil hukum (fundamentum petendi atau posita) serta fakta-fakta yang telah Pemohon Banding uraikan di atas, telah secara jelas dan nyata-nyata serta secara sah dan meyakinkan seharusnya Terbanding tidak melakukan koreksi positif sebesar Rp 627.322.774.062,00. Bahwa oleh karena itu, Pemohon Banding memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang memeriksa, memutus, dan mengadili sengketa ini agar dapat mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding, sehingga jumlah pajak yang masih harus dibayar menurut Pemohon Banding dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

Uraian Jumlah Menurut Koreksi

SPT (Rp) (Rp)

Pemohon Banding (Rp)

Peredaran Usaha 17.155.852.968.140,00 17.155.852.968.140,00 0,00 Harga Pokok

Penjualan

12.551.038.404.046,00 12.536.928.038.631,00 14.110.365.415,00 Laba Bruto 4.604.814.564.094,00 4.618.924.929.509,00

Biaya Usaha 1.670.840.645.646,00 1.636.232.434.782,00 34.608.210.864,00 Penghasilan Neto

Dalam Negeri

2.933.973.918.448,00 2.982.692.494.727,00 Penghasilan Neto

Dalam Negeri Lainnya:

a. Penghasilan dari luar usaha

(2.170.469.394.965,00) (2.089.322.274.299,00) (81.147.120.666,00) b. Penghasilan

Jasa/Pekerjaan Bebas

0,00 0,00 0,00

c. Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan

0,00 0,00 0,00

d. Lain-lain 0,00 0,00 0,00

e. Jumlah (2.170.469.394.965,00) (2.089.322.274.299,00) Fasilitas Penanaman

Modal Berupa Pengurangan

Penghasilan Neto

0,00 0,00 0,00

Penyesuaian Fiskal:

a. Penyesuaian Fiskal Positif

75.835.347.000,00 75.835.347.000,00 0,00

(7)

b. Penyesuaian Fiskal Negatif

1.192.880.809.046,00 1.192.050.682.864,00 830.126.182,00 c. Jumlah (1.117.045.462.046,00) (1.116.215.335.864,00)

Penghasilan Neto Luar Negeri

0,00 0,00 0,00

Jumlah Penghasilan Neto

(353.540.938.563,00) (222.845.115.436,00)

Zakat 0,00 0,00 0,00

Kompensasi Kerugian

0,00 0,00 0,00

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

0,00 0,00 0,00

Penghasilan Kena Pajak

(353.540.938.563,00) (222.845.115.436,00)

PPh Terutang 0,00 0,00

Penghasilan yang seharusnya tidak terutang PPh

0,00 0,00 0,00

Kredit Pajak:

a. PPh Ditanggung Pemerintah:

0,00 0,00 0,00

b.

Dipotong/dipunggut oleh pihak lain:

b.1 PPh Pasal 21 0,00 0,00 0,00

b.2 PPh Pasal 22 0,00 0,00 0,00

b.3 PPh Pasal 23 245.466.886,00 245.466.886,00 0,00

b.4 PPh Pasal 24 0,00 0,00 0,00

b.5 Lain - lain 0,00 0,00 0,00

b.6 Jumlah 245.466.886,00 245.466.886,00 c. Dibayar sendiri:

c.1 PPh Pasal 22 139.191.782.268,00 139.191 782 268,00 0,00

c.2 PPh Pasal 25 0,00 0,00 0,00

c.3 PPh Pasal 29 0,00 0,00 0,00

c.4 STP (Pokok Kurang Bayar)

0,00 0,00 0,00

c.5 Fiskal Luar Negeri

1.033.500.000,00 1.033.500.000,00 0,00

c.6 Lain – lain 0,00 0,00 0,00

c.7 Jumlah 140.225.282.268,00 140.225.282.268,00 d. Diperhitungkan:

d.1 SKPLB 0,00 0,00 0,00

d.2 SKPPKP 0,00 0,00 0,00

d.3 Jumlah 0,00 0,00

e. PPh yang seharusnya tidak terutang:

e.1 Dibayar dengan NPWP pihak lain

0,00 0,00 0,00

e.2 Dibayar dengan NPWP sendiri

0,00 0,00 0,00

e.3 Telah dipotong/dipunggut

0,00 0,00 0,00

e.4 Jumlah 0,00 0,00

(8)

f. Jumlah pajak yang dapat dikreditkan

140.470.749.154,00 140.470.749.154,00 Jumlah PPh yang

lebih

dibayar/seharusnya tidak terutang

(140.470.749.154,00) (140.470.749.154,00)

Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:

Menyatakan mengabulkan seluruh permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor KEP- 339/WPJ.19/BD.05/2010 tanggal 7 Juli 2010, tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2007 Nomor 00027/406/07/092/09 tanggal 16 Juni 2009, atas nama: PT. XXX, Tbk., NPWP: 01.xxx, Jenis Usaha: Industri Pulp dan Paper, beralamat di Plaza BB Menara Y, Jalan MM Nomor YY, Jakarta, 10xxx, sehingga Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2007 harus dihitung kembali menjadi sebagai berikut:

Penghasilan / (Rugi) Neto (Rp 222.845.115.436,00)

Penghasilan Kena Pajak Rp 0,00 Pajak Penghasilan yang terutang Rp 0,00 Kredit Pajak:

- Dipotong/Dipungut Pihak Lain:

- PPh Pasal 23 Rp 245.466.886,00 - Dibayar sendiri:

- PPh Pasal 22 Rp 139.191.782.268,00 - Fiskal Luar Negeri Rp 1.033.500.000,00 Jumlah Pajak yang dapat

dikreditkan

Rp 140.470.749.154,00 Jumlah PPh yang

Kurang/(Lebih) Bayar

(Rp 140.470.749.154,00)

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013 diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 22 Juli 2013, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan perantaraan kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30 September 2013 diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan Pengadilan Pajak pada tanggal 10 Oktober 2013, dengan disertai alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 10 Oktober 2013;

Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada tanggal 26 Juni 2015, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya diajukan jawaban yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 24 Juli 2015;

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, juncto Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima;

ALASAN PENINJAUAN KEMBALI

Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasan-alasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya sebagai berikut:

I. Tentang Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali;

Bahwa Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013 telah dibuat dengan tidak memperhatikan atau mengabaikan fakta yang menjadi dasar pertimbangan dalam koreksi yang dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) tersebut, sehingga menghasilkan putusan yang tidak adil dan tidak sesuai

(9)

dengan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Oleh karenanya Putusan Pengadilan Pajak Nomor

Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013 diajukan Peninjauan Kembali berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut UU Pengadilan Pajak) sebagai berikut:

“Permohonan Peninjauan Kembali dapat diajukan berdasarkan alasan sebagai berikut:

e). Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;”

II. Tentang Formal Jangka Waktu Pengajuan Memori Peninjauan Kembali;

1. Bahwa Salinan Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013, atas nama PT. XXX, Tbk. (Termohon Peninjauan Kembali/semula Pemohon Banding), telah diberitahukan secara patut dan dikirimkan oleh Pengadilan Pajak dengan cara disampaikan secara langsung kepada Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) pada tanggal 14 Juli 2013 dan diterima pada tanggal 25 Juli 2013 sesuai Tanda Terima Surat TPST Direktorat Jenderal Pajak Nomor Dokumen 201307250016;

2. Bahwa dengan demikian, berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf e dan Pasal 92 ayat (3) juncto Pasal 1 angka 11 UU Pengadilan Pajak, maka pengajuan Memori Peninjauan Kembali atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013 ini, masih dalam tenggang waktu yang diijinkan oleh UU Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya antara tenggang waktu pengiriman/pemberitahuan Putusan Pengadilan Pajak tersebut dengan Permohonan Peninjauan Kembali ini belum lewat waktu sebagaimana telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Bahwa oleh karena itu, sudah sepatutnyalah Memori Peninjauan Kembali ini diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia;

III. Tentang Pokok Sengketa Pengajuan Memori Peninjauan Kembali;

Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan Kembali ini adalah:

Koreksi positif atas Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Loss on A/R Disposal (Kerugian Penjualan Piutang) sebesar Rp 627.322.774.062,00 yang tidak dipertahankan Majelis Hakim Pengadilan Pajak;

Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali;

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.45933/PP/M.III/15/2013 tanggal 27 Juni 2013, maka dengan ini menyatakan sangat keberatan atas Putusan Pengadilan Pajak tersebut, karena Majelis Hakim Pengadilan Pajak telah mengabaikan fakta-fakta hukum (rechtsfeit) dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dalam pemeriksaan banding di Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya telah membuat suatu kekhilafan baik berupa error facti maupun error juris dalam membuat pertimbangan-pertimbangan hukumnya, sehingga pertimbangan hukum dan penerapan dasar hukum yang telah digunakan menjadi tidak tepat serta menghasilkan putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Bahwa dasar hukum ketentuan perundang-undangan terkait dengan sengketa a quo adalah sebagai berikut:

UU Pengadilan Pajak;

Pasal 76:

“Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan palin

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa menurut Termohon Peninjauan Kembali semula Pemohon Banding, karena persyaratan permohonan pengurangan BPHTB berupa fotokopi Keputusan Menteri Kehakiman tentang

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan di persidangan, hasil uji bukti dan dokumen pendukung yang ada Majelis berpendapat bahwa sesuai ketentuan pasal 6 ayat (1) huruf a

2 Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.39906/ PP/M.XI/25/2012 tanggal 30 Agustus 2012,

bahwa berdasarkan bukti-bukti di atas Majelis berpendapat Pemohon Banding melakukan kesalahan memasukkan biaya penyusutan 2 (dua) kali dalam dalam pengisian Surat Pemberitahuan

Bahwa alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali dalam perkara a quo yaitu butir A tentang Sengketa Formal atas Penerbitan Surat Keputusan Keberatan Nomor :

Bahwa oleh karena berdasarkan penjelasan pasal-pasal tersebut, tidak terdapat alasan / dasar hukum yang diajukan oleh Pemohon Banding yang dapat membuktikan bahwa pengenaan PKB,

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

bahwa pada dasarnya Majelis sependapat dengan alasan koreksi Terbanding yaitu karena alasan dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa sehingga harga transaksi dikoreksi