• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012

Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007

Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah, koreksi Penghasilan Netto sebesar USD 797,475.29, yang terdiri dari :

1. Koreksi Harga Pokok Penjualan USD 75,144.14:

a. Raw Material Usage USD 54,281.14

b. Indirect Labor USD 20,863.00

2. Koreksi Biaya Usaha sebesar USD 722,331.15 :

a. Biaya Transportasi USD 285,111.40

b. Biaya bunga pinjaman USD 97,119.87

c. Biaya sehubungan dengan jasa USD 261,809.88 d. Biaya Lainnya USD 78,290.00 Koreksi Harga Pokok Penjualan sebesar USD 75,144.14

MenurutTerbanding : bahwa menurut Terbanding, koreksi Harga Pokok Penjualan sebesar USD 75,144.14 terdiri dari:

- Raw Material Usage sebesar USD 54,281.14

- Indirect Labor USD 20,863.00

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak dapat menerima koreksi Pemeriksa tersebut.

Pendapat Majelis : bahwa menurut Terbanding koreksi Harga Pokok Penjualan terdiri dari 2 unsur, yaitu :

a. biaya Raw Material Usage sebesar USD 54,281.14 b. biaya Indirect Labor sebesar USD 20,863.00

Jumlah USD 75,144.14

a. biaya Raw Material Usage sebesar USD 54,281.14

bahwa koreksi atas biaya raw material sebesar USD 54,281.14 karena Terbanding tidak meyakini biaya tersebut akibat tidak dapat ditelusuri kebenaran transaksi yang dicatat oleh Pemohon Banding.

bahwa berdasarkan analisis data pencatatan yang dituangkan dalam laporan keuangan dan penjelasan Pemohon Banding, selisih sebesar USD 54,281.14 diakibatkan ada kesalahan pencatatan atas pemakaian bahan baku bulan terkait ada kekurangan pencatatan sebesar USD 54,281.14 yaitu berupa jumlah pemakaian bahan untuk keperluan produksi dan juga pemakaian bahan baku untuk keperluan uji coba mesin baru.

bahwa oleh karena kekurangan pencatatan pemakaian tersebut tidak diyakini oleh Terbanding makan tidak diakui sebagai biaya pemakaian raw material dengan alasan pokok :

- tidak memenuhi unsur ketentuan tentang amortisasi karena tidak diketahuinya dengan pasti periodenisasi amortisasi pada akun transaksi

“amortization of stock take WIP Difference”,

- bahwa hal ketidakjelasan yang dimaksud oleh Terbanding kemudian dijelaskan oleh Pemohon Banding, bahwa biaya pemakaian raw material sebesar USD 54,281.14 adalah hasil tindakan ayat penyesuaian

“(adjustment)” atas inventory/stock yang mana didalamnya ada raw

(2)

material yang sudah cacat dan tidak layak lagi dipergunakan sebagai bahan baku untuk diproses menjadi barang jadi, oleh karena alasan tersebut, jumlah sebesar tersebut dimasukkan pada akhir periode akuntansi sebagai biaya amortisasi raw material usage tahun 2008.

bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis berpendapat dan menilai sesuai dengan pembuktian yang diperlihatkan dalam persidangan oleh Pemohon Banding dibuktikan perhitungan atas biaya amortisasi yang berasal dari selisih yang di adjustment tersebut sebesar USD 54,281.14 sebagai biaya amortisasi, hal demikian kurang tepat, karena tidak jelasnya periode waktu yang menentukan dapat tidaknya suatu biaya dikategorikan sebagai biaya amortisasi karena sesuai dengan ketentuan Pasal 11 A Undang-Undang Pajak Penghasilan pada prinsipnya atas pengeluaran untuk memperoleh “harta tak berwujud” yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan dengan cara sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang- Undang dapat diamortisasi.

bahwa berdasarkan fakta barang bukti tersebut adalah berupa raw material menurut Majelis bukan termasuk unsur pengeluaran yang dapat diamortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 A Undang-Undang Pajak Penghasilan karena pengeluaran untuk memperoleh bahan baku (raw material) tidak jelas masa manfaatnya, tidak diketahui saat dimulai dilakukan pengeluaran, dan tidak terbukti bahan baku dimaksud cacat atau rusak atau ketinggalan mode (absolescence) seperti yang dijelaskan oleh Pemohon Banding.

bahwa pada prinsipnya menurut ketentuan perpajakan yang berlaku untuk memastikan pengeluaran demikian harus diyakinkan dengan bukti dokumen

“berita acara” barang rusak yang tidak layak untuk diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produksi barang jadi, maka dengan tidak dibuktikannya secara meyakinkan selisih raw material usage yang diketahui Terbanding yang hanya dengan membandingkan jumlah raw material usage dikurangi dengan jumlah yang tertulis dalam “list work in proses movement”, Majelis menilai dalam rangka menentukan kebenaran material sesuai asas yang dianut dalam Undang-Undang Perpajakan, sahnya bukti dari fakta yang terungkap dalam persidangan dianggap kurang memadai, oleh karena itu berkesimpulan permohonan ditolak untuk pengeluaran raw material usage sebesar USD 54,281.14 dikurangkan dari penghasilan kena pajak, koreksi Terbanding dipertahankan.

b. biaya Indirect Labour USD 20,863.00

bahwa menurut dalil Terbanding karena tidak ada bukti mengenai “transaction reference” yang mendukung angka-angka tentang biaya indirect tersebut diatas yang dicatat dalam general ledger.

bahwa berdasarkan bukti indirect labour cost (huruf b angka 1) yang diperlihatkan dalam persidangan terbukti merupakan biaya tunjangan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp 122.407.586,00 = USD 13,376.71 dan pembayaran jamsostek sebesar Rp 68.507.237,00 = USD 7,486.19, maka sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, Pasal 6 ayat (1) huruf a & c Undang-Undang Pajak Penghasilan, jenis biaya tersebut tidak dapat dibiayakan sepanjang tidak dapat dibuktikan biaya tersebut telah dilaporkan sebagai penghasilan oleh karyawan yang bersangkutan.

bahwa terbukti Pemohon Banding tidak dapat membuktikan hal tersebut.

bahwa pendapat Terbanding adalah benar karena atas biaya tersebut Majelis berpendapat pada prinsipnya tunjangan Pajak Penghasilan yang terutang oleh karyawan bersangkutan sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf h Undang-Undang pajak Penghasilan juncto Pasal 7 huruf b Peraturan Direktur

(3)

Jenderal pajak Nomor : 15/PJ./2006 meurut sifatnya termasuk dalam pengertian kenikmatan dalam bentuk apapun yang tidak boleh dikurangkan sebagai biaya dari penghasilan bruto, dan biaya premi asuransi Jaminan Sosial tenaga kerja (Jamsostek) menurut ketentuan Pasal 7 huruf c Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-545/PJ./2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pasal 21 dan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi, ditentukan bahwa pembayaran iuran jamsostek oleh perusahaan merupakan iuran pension atau tunjangan hari tua yang dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan tetapi bukan merupakan penghasilan bagi karyawan.

bahwa menurut bukti yang diperlihatkan dalam persidangan, kedua biaya tersebut termasuk dalam unsur biaya indirect labour cost sebesar USD 20,863.00 ditanggung/dibayar oleh Pemohon Banding maka berdasarkan ketentuan diatas :

a) biaya tunjangan PPh Pasal 21 sebesar Rp 122.407.586,00 = USD 13,376.71 koreksi Terbanding “tetap dipertahankan”,

b) biaya Jamsostek oleh Pemohon Banding sebesar Rp 68.507.237,00 = USD 7,486.19 koreksi Terbanding “tidak dapat dipertahankan”.

bahwa untuk menkonversi kedalam mata uang dollar amerika jumlah keduanya sebesar Rp 190.914.823,00 = USD 20,863.00 atau I USD = Rp 9.150,80.

bahwa dengan demikian dari seluruh koreksi biaya indirect labour sebesar USD 20,863.00 “dipertahankan” sebesar USD 13,376.71 dan “tidak dapat dipertahankan” sebesar USD 7,486.19.

Koreksi Biaya Usaha Lainnya sebesar USD 722,331.15

Menurut Terbanding: bahwa tidak dipinjamkannya data/bukti/dokumen/transaction reference yang dapat mendukung kebenaran pencatatan dalam general ledger yang disampaikan oleh Pemohon Banding menyebabkan Terbanding tidak dapat mentrasir angka-angka yang dicatat dalam General Ledger ke bukti pendukung yang terkait.

Menurut Pemohon : bahwa sedangkan untuk others expenses sebesar USD 78,290.00 merupakan biaya sehubungan dengan IT Charges yang Pemohon Banding bayarkan secara rutin sehubungan dengan pemakaian sistem computer accpacc yang digunakan untuk pembukuan Pemohon Banding dalam rangka menagih dan memelihara penghasilan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 6 UU PPh.

Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding koreksi biaya usaha lainnya sebesar USD 722,331.59 terdiri atas :

1. koreksi biaya transportasi sebesar USD 285,111.40 2. koreksi biaya bunga pinjaman sebesar USD 97,119.87 3. koreksi biaya jasa sebesar USD 261,809.88 4. koreksi biaya lainnya sebesar USD 78,290.00

Jumlah USD 722,331.15

koreksi biaya transportasi sebesar USD 285,111.40 (169,966.76 + 115,144.64)

a. biaya transportasi adalah sundry expense sebesar USD 169,966.76

bahwa berdasarkan bukti yang disampaikan dalam persidangan berupa : perjanjian sewa gudang, invoice sewa gudang, bukti pembayaran sewa gudang SSP dan SPM PPh Final Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan termasuk bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan atas bangunan gudang yang disewa tersebut dan biaya lain-lain seperti biaya

(4)

pengiriman dokumen export dan sample barang dan biaya rekruitmen karyawan logistik.

bahwa menurut Majelis pada pokoknya sebagian besar dari biaya transportasi tersebut adalah biaya sewa gudang (warehouse rent) dari PT. Intikoko, PT.

Intikertasindo, dan PT. Aditya, dan biaya lainnya adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pada tahun 2008 karena mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu tahun terbukti mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang- Undang Pajak Penghasilan.

b. bahwa biaya bunga pinjaman sebesar USD 97,119.87 (55,139.84 + 41,980,03) adalah biaya bunga pinjaman dari D&D Singapura dan D&D Australia yang tidak diyakini kebenarannya karena antara Pemohon Banding dengan pihak peminjam merupakan related party yang menurut ketentuan perpajakan yang berlaku termasuk mempunyai hubungan istimewa, dan atas transaksi bunga yang dibayarkan atas pokok pinjaman dimaksud dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa, oleh karena itu bunga pinjaman tersebut menurut dalil Terbanding adalah bukan bunga yang sebenar-benarnya melainkan merupakan pengalihan penghasilan atau pembagian laba yang terselubung, karena menurut analisis kebutuhan modal kerja Terbanding membuktikan keadaan keuangan dari Pemohon Banding dalam keadaan bagus sehingga tidak diperlukan adanya pinjaman untuk modal kerja.

bahwa menurut Majelis dalil Terbanding tidak benar karena dasar analisis dan persangkaan pengalihan penghasilan mendukung koreksi yang tidak disertai dengan alat bukti yang memadai kurang kuat menurut hukum tidak sesuai dengan asas materialistis yang dianut dalam Undang-Undang Perpajakan.

bahwa dengan demikian Majelis menilai bukti yang disampaikan dalam persidangan, antara lain berupa loan agreement yang sah dan bukti pemotongan PPh Pasal 26 atas bunga yang dibayarkan kepada D&D Singapura dan D&D Australia.

bahwa Majelis berpendapat pada pokoknya pinjaman yang dilakukan antara Pemohon Banding dengan related party tersebut adalah wajar dalam dunia usaha, dan pembayaran imbalan bunga yang besarnya wajar atas pinjaman yang sah menurut hukum adalah merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, sehingga koreksi Terbanding ”tidak dapat dipertahankan” sebesar USD 97,119.87.

c. bahwa biaya jasa sebesar USD 261,809.88 (13,478.88 + 248,331.00) berdasarkan bukti yang disampaikan dalam persidangan adalah biaya yang berupa management fee sesuai dengan ”corporate service Agreement”

antara Pemohon Banding dengan Detpak Holdings Pte Ltd, Singapura, Detpak Hongkong Ltd, Detpak Indonesia Holding Ltd, Detpak Packaging SDN BHD, Detpak Packaging Taiwan Ltd, Detpak Philippines Packaging inc, Detpak South Africa (Pty) Ltd, dan D&D Packaging Indonesia, yang isinya tentang pemberian dari berbagai pemberi jasa dan Pemohon Banding sebagai penerima jasa, jasa ruang lingkupnya antara lain : jasa administrasi, perencanaan, pengawasan-koordinasi, penyusunan anggaran, akuntansi, perpajakan, legal, audit material, jasa konsultasi atas saran sistem, kebijakan dan prosedur, teknologi informasi, purchasing, pengadaan- pengembangan produksi, quality control, buying & marketing promosi, pengembangan penjualan, kepegawaian, pelatihan rekruitmen, sistem keuangan, jasa lainnya sesuai permintaan penerima jasa.

(5)

bahwa dalam hal menetapkan biaya imbalan jasa sesuai perjanjian berdasarkan prosentase penjualan dengan menghitung mark up 5% atas biaya yang dihitung dengan cara (metode) yang tepat dan wajar.

bahwa Majelis sependapat dengan Terbanding dalam hal penetapan biaya imbalan jasa yang dilakukan oleh pemberi jasa tersebut yang dihitung secara proporsional dan ditambah margin (mark up) 5% dari masing- masing biaya yang dihitung dari persentase penjualan, tidak sesuai dengan asas materialitas yang dianut dalam perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

bahwa sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku pada prinsipnya sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan biaya yang nyata-nyata dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih dan memelihar penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

bahwa sesuai dengan penjelasan Pemohon Banding dan bukti yang disampaikan dalam persidangan, Majelis menilai biaya yang ditagih oleh pemberi jasa dan kemudian dibebankan oleh Pemohon Banding sebagai biaya imbalan jasa, tidak membuktikan dengan jelas dan pasti yang nyata- nyata dikeluarkan untuk setiap kegiatan jasa yang diberikan oleh pemberi jasa tersebut, sehingga dengan demikian hubungan langsung antara kegiatan jasa dengan biaya yang dimaksudkan untuk mendapatkan, menagih, memelihara penghasilan dari Pemohon Banding tidak jelas (obscuur). Hal yang tidak jelas ini tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, sehingga koreksi Terbanding ”dipertahankan”.

d. koreksi biaya lainnya sebesar USD 78,290.00

bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon Banding dalam suratnya, jumlah yang masih disengketakan adalah sebesar USD 78,290.00, dan yang lainnya sebesar USD 61,669.70 + 915.33 telah diakui dan koreksi disetujui.

bahwa berdasarkan bukti yang disampaikan dalam persidangan berupa biaya

”Information Technologi Charge” sebesar USD 78,290.00 atas pemakaian technologi software computer sistem ACCPACC yaitu sistem komputer yang digunakan dalam sistem pembukuan Pemohon Banding, menurut Majelis sesuai bukti berupa Perjanjian antara Pemohon Banding dengan Detpak Packaging Indonesia, General Ledger, invoice/debit note, bukti pemotongan PPh Pasal 23 atas imbalan IT (IT Charges), pelunasan PPh Pasal 23, SPT masa PPh Pasal 23 dan bukti pelunasan dengan cara nett off, dengan cara dikurangkan langsung dengan hutang piutang antara kuduanya, dinilai cukup memadai dan diyakini merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha sehingga permohonan sebesar USD 78,290.00 dikabulkan.

bahwa Majelis berkesimpulan dari seluruh koreksi Terbanding sebesar USD 797,476.22 (USD 75,144.63 + USD 722,331.22) :

dipertahankan sebesar :

- raw material USD 54,281.63 - indirect labor USD 13,377.00 - biaya jasa USD 261,810.23 jumlah USD 329,468.86

Tidak dipertahankan :

- indirect labor USD 7,486.00 - biaya transport USD 285,111.40 - biaya bunga pinjaman USD 97,119.87 - biaya lainnya USD 78,290.00 jumlah USD 468,007.35

(6)

bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-791/WPJ.07/2010 tanggal 20 Agustus 2010 tentang keberatan Wajib Pajak atas SKPKB PPh Badan Nomor : 00028/206/07/052/09 tanggal 3 September 2009 Tahun Pajak 2007 yang telah dibetulkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-00097/WPJ.07/KP.0203/2010 tanggal 4 Mei 2010, dengan perhitungan sebagai berikut :

Uraian USD

Peredaran Usaha 20,530,525

Harga Pokok Penjualan cfm Terbanding 16,532,218

Koreksi dibatalkan 7,486

Harga Pokok Penjualan cfm Majelis 16,539,704

Laba Bruto 3,990,821

Biaya Usaha cfm Terbanding 2,301,941

Koreksi dibatalkan 460,521.35

Biaya Usaha cfm Majelis 2,762,462.35

Penghasilan Neto Dalam Negeri 1,228,358.65

Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya 0

Fasilitas Penanaman Modal 0

Penyesuaian Fiskal :

a. Penyesuaian Fiskal Positif 0

b. Penyesuaian Fiskal Negatif 13,646

c. Jumlah (a-b) (13,646)

Penghasilan Neto Luar Negeri 0

Jumlah Penghasilan Neto 1,214,712.65

Kompensasi Kerugian 0

Penghasilan Kena Pajak 1,214,712.65

PPh Terutang (kurs = Rp 9.183,00)

- 10% X USD 5,445.00 554.50

- 15% X USD 5,445.00 816.75

- 30% X USD 1,816,884 361,146.80

Jumlah PPh Terutang 362,508.00

Kredit Pajak 469,957.00

PPh YMH (Lebih) Dibayar (107,449.00)

Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan serta bukti-bukti dan hasil pemeriksaan dalam persidangan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

2. Ketentuan pelaksanaan perundang-undangan yang terkait.

(7)

Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding atas sengketa pajak terhadap terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-791/WPJ.07/2010 tanggal 20 Agustus 2010 tentang keberatan Wajib Pajak atas SKPKB PPh Badan Nomor : 00028/206/07/052/09 tanggal 3 September 2009 Tahun Pajak 2007 yang telah dibetulkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-00097/WPJ.07/KP.0203/2010 tanggal 4 Mei 2010, dengan perhitungan sebagai berikut :

Uraian USD

Penghasilan Neto Dalam Negeri 1,228,358.65

Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya 0

Fasilitas Penanaman Modal 0

Penyesuaian Fiskal :

a. Penyesuaian Fiskal Positif 0

b. Penyesuaian Fiskal Negatif 13,646

c. Jumlah (a-b) (13,646)

Penghasilan Neto Luar Negeri 0

Jumlah Penghasilan Neto 1,214,712.65

Kompensasi Kerugian 0

Penghasilan Kena Pajak 1,214,712.65

PPh Terutang (kurs = Rp 9.183,00)

- 10% X USD 5,445.00 554.50

- 15% X USD 5,445.00 816.75

- 30% X USD 1,816,884 361,146.80

Jumlah PPh Terutang 362,508.00

Kredit Pajak 469,957.00

PPh YMH (Lebih) Dibayar (107,449.00)

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.36702/PP/M.I/16/2012 tanggal

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding yang mempertahankan koreksi Pemeriksa atas koreksi Biaya Plane Fuel sebesar

Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi tersebut karena biaya ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kendaraan operasional

Menurut Majelis : bahwa koreksi penjualan lokal adalah berdasarkan penghitungan kembali atas harga jual per quantity sesuai dengan Meeting of Memorandum antara Pemohon Banding dengan

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

bahwa pada dasarnya Majelis sependapat dengan alasan koreksi Terbanding yaitu karena alasan dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa sehingga harga transaksi dikoreksi

Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.24384/PP/M.IV/16/2010 tanggal 30 Juni 2010 tersebut

Bahwa didalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54710/PP/M.IIB/16/2014 tanggal 17 Juli 2014 telah terdapat kekhilafan Majelis Hakim karena dalam putusannya Majelis Hakim