• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36150/PP/M.VIII/10/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36150/PP/M.VIII/10/2012"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36150/PP/M.VIII/10/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 21

Tahun Pajak : 2006

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah, Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPh 21 Tahun 2006 sebesar Rp 11.935.818.203,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding (koreksi semula Rp 12.782.350.494,00 yang dalam surat bandingnya Pemohon Banding dapat menerima koreksi sebesar Rp 846.532.291,00) .

Menurut Terbading : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Kertas Kerja Pemeriksaan, diketahui Terbanding melakukan Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 21 Tahun 2006 sebesar Rp 12.782.350.494,00 karena berdasarkan data dan dokumen pada saat pemeriksaan terdapat akun penghasilan dari Komisaris/Direktur serta ekapatriat yang tidak dilaporkan.

Menurut Pemohon : bahwa Terbanding melakukan koreksi berdasarkan hasil ekualisasi antara obyek PPh Pasal 21 dengan SPT PPh Pasal 21. Namun demikian, ekualisasi Terbanding tidak dilakukan atas keseluruhan obyek PPh Pasal 21 dengan SPT PPh Pasal 21. Terbanding hanya membandingkan obyek PPh Pasal 21 atas penghasilan Direksi dan Komisaris dengan SPT 1721 lampiran C.

Pendapat Majelis : bahwa berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak, Kertas Kerja Pemeriksaan dan Laporan Penelitian Keberatan diketahui bahwa pokok sengketa yaitu Koreksi DPP PPh Pasal 21 sebesar Rp 12.782.350.494,00 akan tetapi pada saat permohonan banding Pemohon Banding menyampaikan koreksi DPP PPh Pasal 21 yaitu sebesar Rp 11.935.818.203,00 (ada sebagian k oreksi yang diakui oleh Pemohon Banding), koreksi dikarenakan penghasilan dari Komisaris/Direktur serta ekspatriat yang tidak dilaporkan.

bahwa dalam persidangan Terbanding menyampaikan pada saat dilakukan pemeriksaan, Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding dari seluruh Objek PPh Pasal 21 tersebut untuk dikelompokkan atau dipetakan mana gaji/bonus/THR/tunjangan untuk Direktur, Komisaris, Ekspatriat atau staff (karena banyaknya jumlah karyawan Pemohon Banding), akan tetapi Pemohon Banding tidak pernah menyampaikan hal tersebut kepada Terbanding;

bahwa berdasarkan hal tersebut Terbanding hanya fokus pada pemeriksaan atas Penghasilan dari Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate;

bahwa berdasarkan KKP diketahui bahwa dari penghitungan Penghasilan dari Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate yang dilakukan oleh Terbanding yaitu sebagai berikut :

Akun 81006 (Honorarium Komisaris / Direktur), Rp 4.216.326.256,00 Akun 81011 (Other Fees & Exp. Director/Komisaris), Rp 407.624.466,00 Akun 81017 (Salary Expatriate & Director), Rp 11.591.748.176,00 Akun 81015 (Rekruitmen and Repatriation), Rp 172.330.000,00 Akun 82008 (Bonus - Forex), Rp 2.830.760.673,00 Akun 80003 (Social Security : Astek), Rp 4.687.200,00

T O T A L Rp 19.226.478.226,00

bahwa Penghasilan Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate

menurut SPT 1721 Form C Bagian A Tahun 2006 yaitu Rp 6.444.128.232,00 Selisih yang menjadi sengketa Rp 12.782.350.494,00

(2)

bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi tersebut di atas dengan alasan bahwa Terbanding melakukan koreksi berdasarkan hasil ekualisasi antara obyek PPh Pasal 21 dengan SPT PPh Pasal 21. Namun demikian, ekualisasi Terbanding tidak dilakukan atas keseluruhan obyek PPh Pasal 21 dengan SPT PPh Pasal 21. Terbanding hanya membandingkan obyek PPh Pasal 21 atas penghasilan Direksi dan Komisaris dengan SPT 1721 lampiran C;

bahwa seharusnya ekualisasi dilakukan atas seluruh obyek pajak PPh Pasal 21 dengan SPT PPh Pasal 21;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan dari Rekap atas Pos-Pos Akun yang disampaikan oleh Terbanding diketahui perinciannya yaitu :

Akun 81006 (Honorarium Komisaris / Direktur), Rp 2.210.787.987,00 Akun 81011 (Other Fees & Exp. Director/Komisaris), Rp 407.624.466,00 Akun 81017 (Salary Expatriate & Director), Rp 11.591.748.176,00 Akun 81015 (Rekruitmen and Repatriation), Rp 1.009.883.797,00

Akun 82008 (Bonus - Forex), Rp 5.138.207.270,00

Akun 80003 (Social Security : Astek), Rp 385.277.336,00

T O T A L Rp 20.743.530.032,00

bahwa menurut Pemohon Banding atas Pos-Pos Akun senilai Rp.

20.743.530.032,00 sudah masuk dalam komponen yang menjadi objek PPh Pasal 21 yaitu sebesar Rp. 62.542.893.409,00;

bahwa dalam persidangan Terbanding dan Pemohon Banding melakukan uji bukti dengan hasil sebagai berikut :

Koreksi Penghasilan Dewan Komisaris, Direksi & Ekspatriat sebesar Rp.

12.782.350.494,00

Menurut Terbanding (Uji Bukti 23 Desember 2010) :

bahwa Pemohon Banding menyerahkan daftar akun yang merupakan objek PPh Pasal 21. Di dalam daftar akun tersebut tertulis objek PPh Pasal 21 berjumlah Rp. 62.542.893.409,00 dan didalam daftar akun tersebut terdapat akun-akun yang menjadi dasar koreksi Pemeriksa dengan total Rp.

20.743.530.032,00, jumlah ini berbeda dengan jumlah menurut Pemeriksa, yaitu sebesar Rp. 19.226.478.226,00. Dari penjelasan Pemohon Banding hal ini terjadi karena Terbanding menggunakan data Entry Period, seharusnya menurut Pemohon Banding data yang digunakan adalah Accounting Period;

bahwa dalam kasus ini Terbanding berpendapat seharusnya Pemohon Banding menjelaskan terlebih dahulu bagaimana perhitungan dari angka Rp.

19.226.478.226,00, menjadi Rp. 20.743.530.032,00, namun pada saat uji bukti ini ternyata Pemohon Banding tidak dapat memberikan perhitungannya;

bahwa dari akun-akun pembentuk angka Rp. 20.743.530.032,00 Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan akun mana yang mencatat penghasilan Direktur/Komisaris dan karyawan lainnya;

bahwa cara pembuktian yang dilakukan oleh Pemohon Banding dengan membuat perhitungan / equalisasi biaya-biaya yang menjadi obyek PPh Pasal 21 dengan DPP PPh Pasal 21 di SPT Tahunan PPh Badan sepenuhnya tidak dapat diterima oleh Terbanding karena seharusnya Pemohon Banding harus bisa membuktikan bahwa biaya-biaya di Ledger yang dinyatakan sebagai obyek PPh Pasal 21 sebesar Rp. 62.542.893.409,00 (dimana didalamnya ada pos 80003 – Social Security Astek, 81006 – Honor Kom/Director, 81011 – other fees & exp Director/Com, 81017 – salary exprationted director, 82008 – forex SWAP tenscation) benar-benar telah dipotong dengan cara :

(3)

memberikan bukti daftar gaji, bukti potong PPh Pasal 21 dan slip pembayaran gaji kepada pegawai / director / kom / expatriate, sehingga bisa diyakini bahwa biaya-biaya yang menjadi obyek PPh Pasal 21 sebesar Rp.

62.542.893.409,00 telah dipotong PPh Pasal 21 dan telah dilaporkan sesuai ketentuan perpajakan;

bahwa pembuktian sebagaimana dimaksud oleh Terbanding tidak bisa dilakukan oleh Pemohon Banding, hal ini menyebabkan Terbanding tidak yakin atas pernyataan Pemohon Banding bahwa koreksi sebesar Rp.

12.782.350.494,00 telah dipotong PPh Pasal 21 nya;

bahwa oleh karena ketidakyakinan tersebut dan ditambahkan bahwa pos perkiraan 80003, 81006, 81011, 81015, 81017 dan 82008 adalah perkiraan terkait dengan penghasilan Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriat sebesar Rp. 19.226.478.226,00 adalah obyek PPh Pasal 21, maka Terbanding berpendapat bahwa obyek PPh 21 sebesar Rp. 12.782.350.494,00 belum dipotong PPh Pasal 21 nya;

bahwa dengan demikian maka koreksi dipertahankan;

Menurut Pemohon Banding (Uji Bukti 23 Desember 2010) :

Koreksi Penghasilan Dewan Komisaris, Direksi & Ekspatriat sebesar Rp.

12.782.350.494,00 :

bahwa Pemohon Banding telah melaporkan dan menyetorkan PPh Pasal 21 atas seluruh obyek PPh Pasal 21 dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21 sesuai peraturan perpajakan yang berlaku, yaitu sebesar Rp. 61.696.361.118,00.

Adapun selisih sebesar Rp. 846.532.291,00 dalam equalisasi Pemohon Banding seharusnya dikenakan tarif 5% karena mayoritas karyawan Pemohon Banding (86%) sebanyak 5.242 orang memiliki penghasilan dibawah PTKP;

bahwa adapun obyek PPh Pasal 21 menurut Terbanding sebesar Rp.

20.743.530.032,00 dalam uji bukti juga telah Pemohon Banding masukkan sebagai obyek PPh Pasal 21 dalam ekualisasi PPh Pasal 21 Tahun 2006 (terlampir) dan telah dilaporkan sebagai obyek PPh Pasal 21 dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21 Tahun 2006;

bahwa nilai sengketa PPh Pasal 21 Tahun 2006 sebesar Rp.

12.782.350.494,00 berasal dari :

Dasar Pengenaan Pajak cfm. SPT Rp. 61.696.361.118,00 Dasar Pengenaan Pajak cfm. Pemeriksa Rp. 74.478.711.612,00

Koreksi Rp. 12.782.350.494,00

bahwa Terbanding tidak menunjukkan bukti rincian Dasar Pengenaan Pajak cfm. Pemeriksa Rp. 74.478.711.612,00 kepada Pemohon Banding saat uji bukti berasal dari pos akun mana saja berikut masing-masing jumlah saldonya dalam General Ledger;

bahwa Terbanding mengakui dalam Berita Acara Hasil Penelitian Keberatan dan Uraian Daftar Hasil Akhir Penelitian Keberatan bahwa Terbanding memakai sumber data jurnal listing berdasarkan Entry Period dan bukan berdasarkan Accounting Period Januari sampai dengan Desember 2006 sehingga dasar koreksi Terbanding bukan berdasarkan pada data yang valid dan akurat (Accounting Period) sehingga sudah semestinya dibatalkan;

bahwa Pasal 12 ayat (3) Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan mewajibkan Terbanding untuk mendapatkan bukti kepada siapa saja nama pegawai dan berapa jumlah obyek PPh Pasal 21-nya dengan

(4)

jelas dan rinci pada saat pemeriksaan, proses penelitian keberatan dan proses uji bukti dan persidangan, Terbanding tidak dapat menunjukkan kepada siapa saja dan berapa jumlah obyek PPh Pasal 21 yang belum Pemohon Banding potong dan laporkan dalam SPT PPh Pasal 21 Tahun 2006, sehingga sudah semestinya koreksi Terbanding dibatalkan karena tidak didukung bukti dan berdasarkan asumsi;

Pasal 12 UU KUP :

“(3) Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti bahwa jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak benar, maka Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang semestinya’;

bahwa angka perhitungan sebesar Rp. 19.226.478.726,00 yang diperoleh Terbanding saat pemeriksaan adalah tidak valid / tidak benar karena didasarkan pada jurnal listing sesuai Entry Period yang semestinya / seharusnya adalah berdasarkan Accounting Period;

bahwa tidak ada dasar hukum/peraturan perpajakan yang membolehkan Terbanding untuk menggunakan data pembukuan entry period sebagai dasar untuk menentukan koreksi pajak;

bahwa tidak ada dasar hukum/peraturan pemeriksaan pajak yang membolehkan Terbanding untuk melakukan ekualisasi dengan objek PPh Pasal 21 secara partial (sebagian) atas objek PPh Pasal 21 karena sudah pasti akan menimbulkan ketidakpastian;

bahwa nilai dalam Pos Perkiraan 80003, 81006, 81011, 81015, 41017 dan 82008 yang terkait dengan penghasilan Komisaris, Direksi dan Expatriat sebesar Rp 19.226.478.226 adalah termasuk didalamnya penghasilan bruto kepada Expatriat (technical advisor) sebanyak 6 orang dan Local Manager sebanyak 2 orang yang tidak masuk dalam kategori Direksi/Komisaris (diluar Lampiran III-1721 C) sebesar Rp 5.881.577.010,00 dengan nama (sesuai daftar 1721 A Nomor 4 sampai dengan 7 dan Nomor 10 sampai dengan 12) yaitu :

 Boey Chee Weng Rp 1.312.718.575

 Eddy Clement Samuel Rp 915.491.735

 Chow Boon Liong Rp 556.380.500

 Vergidappa Raju V Rp 851.128.500

 Chin Hee Choon Rp 1.142.978.000

 Febianto Soewarno Rp 363.025.000

 Tono Pitono Affiat Rp 476.412.200

 Kurien KK John Rp 263.442.500

 Jumlah Rp 5.881.577.010

Koreksi Penghasilan Dewan Komisaris, Direksi & Ekspatriat sebesar Rp.

12.782.350.494,00

Menurut Terbanding (Uji Bukti 2 Maret 2011) :

bahwa dalam uji bukti ini Pemohon Banding memberikan data tambahan berupa :

 Rekening Koran Bank Niaga No. 085-02-00127-00-7 yang berisi daftar transfer gaji Komisaris, Direktur dan Expatriate;

 Perhitungan PPh Pasal 21 selama setahun atas penghasilan Komisaris, Direktur dan Expatriate;

 Dasar penghasilan perbulan untuk penghasilan Komisaris, Direktur dan Expatriate;

 Rekap perbandingan selama setahun untuk Komisaris, Direktur dan Expatriate;

(5)

Lampiran SPT PPh Pasal 21 Tahun 2006 yaitu 1721 A1 atas Komisaris, Direktur dan Expatriate;

bahwa dari data tersebut, Pemohon Banding mencoba meyakinkan Terbanding bahwa dari jumlah koreksi sebesar Rp 12.782.350.494,00 yang berasal dari pos-pos 80003, 81006, 81011, 81015, 41017 dan 82008 sudah dipotong dan disetor PPh pasal 21 nya;

bahwa ternyata jumlah yang ingin dibuktikan oleh Pemohon Banding (sesuai data yang diberikan di atas) adalah sebesar Rp 5.881.577.010,00;

bahwa menurut Pemohon Banding dari jumlah Rp 12.782.350.494,00 sudah dipotong PPh Pasal 21 nya sebagaimana tertuang dalam kolom menurut Pemohon Banding;

bahwa pendapat Terbanding atas data-data Pemohon Banding sebagai berikut :

bahwa seharusnya sebelum Pemohon Banding membuktikan bahwa sejumlah Rp 5.881.577.010,00 sudah dipotong PPh Pasal 21 nya, Pemohon Banding harus membuktikan terlebih dahulu bahwa bagaimana jumlah Rp 5.881.577.010,00 masuk ke dalam pos-pos 80003, 81006, 81011, 81015, 41017 dan 82008 atau akun lainnya, hal ini untuk meyakinkan Terbanding bahwa jumlah tersebut sudah masuk pos-pos yang dikoreksi tersebut. Akan tetapi Pemohon Banding tidak bisa memberikan penjelasan dan pembuktian yang meyakinkan;

bahwa pada saat penelitian atas bukti-bukti yang diberikan oleh Pemohon Banding, ternyata Terbanding menemukan kejanggalan, yaitu ketika Terbanding melakukan cross check antara penghasilan perbulan pegawai dengan rekening koran Bank Niaga yang merupakan bukti adanya transfer, ternyata ada beberapa penghasilan pegawai yang ada di daftar tersebut yang tidak ada di rekening koran Bank Niaga tersebut;

bahwa seharusnya semua penghasilan pegawai tersebut bisa di cross check ke rekening koran sebagai bukti adanya transfer penghasilan;

bahwa karena ketidak lengkapan alur pembuktian dari data yang diberikan oleh Pemohon Banding tersebut, menyebabkan Terbanding tidak meyakini kebenaran dari bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding;

bahwa dengan demikian Terbanding tetap mempertahankan koreksi pemeriksa sebesar Rp 12.782.350.494,00;

Menurut Pemohon Banding (Uji Bukti 2 Maret 2011) :

bahwa bukti Rekonsiliasi General Ledger dengan PPh Pasal 21 1721 A1 Tahun 2006 untuk Expatriate, Direksi, Febby dan Tony Yung telah diberikan oleh Pemohon Banding kepada Terbanding dari Surat Pemeriksaan sampai dengan Uji Bukti Sengketa Banding, dapat diketahui dengan jelas bahwa :

 Gaji dicatat dalam akun 81017

 Tunjangan PPh Pasal 21 dicatat dalam akun 81017

 Jamsostek dicatat dalam akun 80003

 Gaji Staff dicatat dalam akun 81016

 Recruitmen dicatat dalam akun 81015

 Bonus dicatat dalam akun 82008

bahwa permintaan Terbanding kepada Pemohon Banding untuk membuktikan bahwa sebesar Rp 5.881.577.010,00 masuk ke dalam Pos Akun : 80003, 81006, 81011, 81015, 41017 dan 82008, menurut Pemohon Banding adalah mengada-ada, karena Pemohon Banding mencatat/menjurnal gaji, tunjangan, jamsostek, bonus, THR dan lain -

(6)

lain dalam pembukuan tidak dilakukan satu per satu untuk tiap karyawan, direksi, komisaris, dan expatriate melainkan dengan menjurnal suatu jumlah angka gabungan seluruh karyawan tiap bulannya dan dilakukan secara konsisten dan taat asas;

bahwa dengan demikian permintaan Terbanding untuk melakukan rekonsiliasi antara jumlah penghasilan tiap individu ke dalam masing- masing akun sudah jelas tidak dapat dilakukan, namun demikian Pemohon Banding telah memberikan penjelasan kepada Terbanding untuk masing-masing jenis penghasilan seperti gaji, bonus, jamsostek, dan lain-lain dicatat ke masing-masing nama nomor akun tertentu yang sudah ditentukan oleh Pemohon Banding secara konsisten dan berkesinambungan;

berdasarkan data/dokumen dan penjelasan dari Terbanding dan Pemohon Banding, Majelis berpendapat sebagai berikut :

bahwa berdasarkan penjelasan Terbanding, pihak Terbanding telah meminta kepada Pemohon Banding agar keseluruhan Objek PPh Pasal 21 dikelompokkan atau dipetakan mana bagian gaji/bonus/THR/tunjangan untuk masing-masing direktur, komisaris, ekspatriat dan staff (karena banyaknya jumlah karyawan Pemohon Banding), akan tetapi Pemohon Banding tidak pernah menyampaikan hal tersebut, sehingga berdasarkan hal tersebut Terbanding hanya fokus pada pemeriksaan atas Penghasilan dari Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate;

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Penghasilan yang diterima Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate sesuai SPT 1721-C dibandingkan dengan General Ledger berupa Pos atas Akun yang terkait dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate yaitu Nomor 80003, 81006, 81011, 81015, 81017 dan 82008;

bahwa Pemohon Banding mengakui atas Pos akun Nomor 80003, 81006, 81011, 81015, 41017 dan 82008 merupakan objek PPh Pasal 21 yang terkait dengan Penghasilan yang diterima Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate sehingga atas jumlah yang ada dalam pos akun tersebut merupakan bagian dari objek pajak PPh Pasal 21 yang sudah dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT PPh Pasal 21;

bahwa Terbanding menghitung penghasilan atas Penghasilan Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate berdasarkan data yang diterima dari Pemohon Banding yang diakui sebagai data jurnal listing berdasarkan entry period yaitu sebesar Rp 19.226.487.226,00 sedangkan Pemohon Banding menyatakan seharusnya data yang digunakan berdasarkan accounting period Januari sampai dengan Desember 2006 yaitu sebesar Rp 20.743.530.032,00 yang dapat dirinci sebagai berikut :

Acc No Keterangan Terbanding Pemohon Banding

81006 Honorarium Komisaris / Direktur 4.219.326.256 2.210.787.987 81011 Other Fees & Exp. Director/Komisaris 407.624.466 407.624.466 81017 Salary Expatriate & Director 11.591.749.631 11.591.748.176 81015 Rekruitmen and Repatriation 172.330.000 1.009.883.797 82008 Bonus - Forex 2.830.760.673 5.138.208.270 80003 Social Security : Astek 4.687.200 385.277.336

Jumlah 19.226.478.226 20.743.530.032

bahwa Terbanding melakukan koreksi berdasarkan hasil ekualisasi antara obyek PPh Pasal 21 dengan SPT PPh Pasal 21. Namun demikian, ekualisasi Terbanding tidak dilakukan atas keseluruhan obyek PPh Pasal 21 dengan SPT PPh Pasal 21. Terbanding hanya membandingkan obyek

(7)

PPh Pasal 21 atas penghasilan Direksi dan Komisaris dengan SPT 1721 lampiran C;

bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Penghasilan yang diterima Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate sesuai SPT 1721-C dibandingkan dengan General Ledger berupa Pos atas Akun yang terkait dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate yaitu Nomor 80003, 81006, 81011, 81015, 81017 dan 82008;

bahwa Pemohon Banding dalam persidangan dan uji bukti menyampaikan bahwa Terbanding membandingkan penghasilan yang diterima Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate dalam Pos akun Nomor 80003, 81006, 81011, 81015, 41017 dan 82008 sebesar Rp 19.226.478.226,00 dibandingkan dengan SPT 1721-C (Daftar Penghasilan Yang Dibayarkan Kepada Pengurus, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas dan Tenaga Ahli) yaitu sebesar Rp 6.444.128.232,00;

bahwa menurut Pemohon Banding terdapat penghasilan bruto kepada Expatriat (technical advisor) sebanyak 6 orang dan Local Manager sebanyak 2 orang yang tidak masuk dalam kategori direksi/komisaris (diluar Lampiran III-1721 C) sebesar Rp 5.881.577.010,00 dengan nama (sesuai daftar 1721 A Nomor 4 sampai dengan 7 dan Nomor 10 sampai dengan 12) yaitu :

Boey Chee Weng Rp 1.312.718.575 Eddy Clement Samuel Rp 915.491.735 Chow Boon Liong Rp 556.380.500 Vergidappa Raju V Rp 851.128.500 Chin Hee Choon Rp 1.142.978.000 Febianto Soewarno Rp 363.025.000

Tono Pitono Affiat Rp 476.412.200 Kurien KK John Rp 263.442.500

Jumlah Rp 5.881.577.010

sehingga menurut Pemohon Banding jumlah penghasilan seluruhnya yang diterima oleh Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate yaitu berjumlah Rp 6.444.128.232,00 ditambah Rp 5.881.577.010 sehingga total seluruhnya Rp 12.325.705.242,00;

bahwa menurut Majelis seharusnya ekualisasi yang dilakukan oleh Terbanding dilakukan atas keseluruhan obyek pajak PPh Pasal 21 dibandingkan dengan SPT PPh Pasal 21 dan tidak dilakukan secara partial (sebagian), akan tetapi Pemohon Banding sendiri tidak dapat mengelompokan atas akun-akun mana saja yang masuk untuk masing- masing direktur, komisaris, ekspatriat dan staff (karena banyaknya jumlah karyawan Pemohon Banding), dan juga karena Pemohon Banding kesulitan untuk memecah diantara akun-akun di General Legder yang terkait dengan Objek PPh Pasal 21 direktur, komisaris, ekspatriat dan staff yang menunjuk nama orang per orang, sehingga Majelis berpendapat ekualiasasi yang dilakukan oleh Terbanding (ekualisasi hanya untuk penghasilan direktur, komisaris, ekspatriat) dapat diterima;

bahwa menurut Majelis, Terbanding menghitung besarnya koreksi atas objek PPh Pasal 21 yaitu dengan menghitung jumlah Pos atas Akun yang terkait dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate dibandingkan dengan SPT PPh Pasal 21 Form 1721-C (Daftar Penghasilan Yang Dibayarkan Kepada Pengurus, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas dan Tenaga Ahli) padahal menurut Majelis terdapat juga pegawai Expatriat setingkat Manager dan Local Manager yang masuk dalam SPT PPh Pasal 21 Form 1721-A (Daftar Pegawai Tetap) tetapi belum dimasukkan dalam perhitungan oleh Terbanding;

(8)

bahwa menurut Majelis atas penghasilan yang diterima Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate di luar yang tercantum dalam SPT PPh Pasal 21 Form 1721-C harus dimasukan dalam perhitungan ekualisasi;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan seharusnya atas selisih koreksi pajak dikenakan tarif 5% karena mayoritas karyawan Pemohon Banding (86%) sebanyak 5.242 orang memiliki penghasilan dibawah PTKP, akan tetapi apabila dilihat dari struktur gaji yang diberikan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate yaitu rata-rata Rp 500 juta ke atas sehingga Majelis berpendapat pengenaan dengan menggunakan tarif tertinggi yaitu 35% terhadap koreksi penghasilan yang diperoleh Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate sudah benar;

Untuk itu perhitungan Objek PPh Pasal 21 menurut Majelis yaitu sebagai berikut :

berdasarkan hal tersebut di atas Majelis menghitung kembali jumlah koreksi atas Dasar Pengenaan Pajak (Objek) PPh Pasal 21 yang diterima oleh Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate yaitu :

A Akun yang terkait Penghasilan Komisaris, Direksi

dan Expatriate cfm Accounting Periode Rp 20.743.530.032 B Dibandingkan dengan (Ekualisasi) SPT PPh 1721

terkait Komisaris, Direksi dan Ekspatriat/Tng. Ahli :

1 SPT PPh Pasal 21 Form 1721-C Bagian A Rp 6.444.128.232 2 SPT PPh Pasal 21 Form 1721-C Bagian B Rp 290.745.000 3 SPT PPh Pasal 21 Form 1721-A (8 Orang) Rp 5.881.577.010 4 SPT PPh Pasal 21 Form 1721-B angka 9 (3 Orang) Rp 1.895.138.800

Jumlah B Rp 14.511.589.042

C Selisih Objek 21 yang Belum di Laporkan ( A - B ) Rp 6.231.940.990

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Majelis berpendapat Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 21 Tahun 2006 yaitu Objek PPh 21 dalam SPT 1721 sebesar Rp 61.696.361.118,00 ditambah objek yang belum dilaporkan Rp 6.231.940.990,00 sehingga jumlah objek PPh Pasal 21 seluruhnya Rp 67.928.302.108,00 dimana didalamnya terdapat penghasilan yang terkait dengan penghasilan yang diterima Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate sebesar Rp 20.743.530.032,00 (berdasarkan jurnal Accounting Period);

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Majelis berkesimpulan atas Dasar Pengenaan Pajak PPh 21 Pasal Tahun 2006 sebesar Rp 74.478.711.612,00 yang menurut Terbanding didalamnya terdapat penghasilan yang terkait dengan penghasilan yang diterima Dewan Komisaris, Direksi dan Expatriate sebesar Rp 19.226.478.226,00 (berdasarkan jurnal Entry Period), tidak dapat dipertahankan;.

bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan sebagaian permohonan banding Pemohon Banding, sehingga Dasar Pengenaan Pajak Pasal 21 Tahun 2006 sebagai berikut :

DPP PPh 21 menurut keputusan Terbanding Rp 74.478.711.612,00 Koreksi yang tidak dapat dipertahankan Rp 6.550.409.554.00 DPP PPh Pasal 21 menurut Majelis Rp 67.928.302.108,00

(9)

Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan dan hasil pemeriksaan serta pembuktian dalam persidangan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

2. Ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini.

Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-751/PJ.07/2009 tanggal 15 September 2009, tentang keberatan atas SKPKB Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Tahun 2006 Nomor : 00037/201/06/725/08 tanggal 18 Juni 2008,

Uraian Rp

Dasar Pengenaan Pajak 67.928.302.108 PPh Pasal 21 Terutang 7.246.847.868

Kredit Pajak 5.065.668.521

Pajak yang Tidak/Kurang Dibayar 2.181.179.347 Sanksi Administrasi :

- Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP/36 bl 785.224.565 PPh pasal 21 y.m.h Dibayar 2.966.403.912

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan uji bukti yang telah dilakukan, terhadap dokumen yang diberikan Pemohon Banding untuk Koreksi Faktur Pajak Masukan Masa Pajak Februari 2012

bahwa dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat diketahui bahwa saat terutangnya Pajak menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

bahwa menurut Terbanding berdasarkan penjelasan Pemohon Banding dan butir dalam agreement tersebut di atas maka menurut Terbanding pengertian Technical Fee tersebut termasuk

Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, meneliti dan mempelajari lebih lanjut atas Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.36702/PP/M.I/16/2012 tanggal

Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) membaca, memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.34005/PP/M.XIII/15/2011 tanggal 4 Oktober 2011,

bahwa ternyata bukti-bukti tersebut (termasuk yang asli) oleh Terbanding belum dikembalikan kepada Pemohon Banding, dan Majelis meminta kepada Terbanding untuk memberikan

: bahwa koreksi objek PPh Pasal 21 dilakukan oleh Terbanding berdasarkan ekualisasi dengan pos-pos biaya di PPh Badan yang memiliki kecenderungan sebagai objek PPh Pasal 21