• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan eksperimen. Metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan eksperimen. Metode"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan eksperimen. Metode survey merupakan kajian secara analisis terhadap kekuatan struktur kolom pada proyek Palur Plasa berdasar data - data yang diperoleh dari lapangan, sedangkan metode eksperimen dilakukan dengan “pengujian kapasitas tampang” terhadap sampel - sampel kolom beton bertulang dengan tiga alternatif bahan perkuatan.

Untuk kajian secara analisis, sebagai populasi adalah kolom pada proyek Palur Plasa, sedangkan sampel diambil kolom portal as 20A s/d 23 D. Dari sampel yang diambil diperoleh data berupa kondisi eksisting kolom yang meliputi ukuran tampang dan kualitas bahan. Dengan melakukan evaluasi kekuatan tampang dan memberikan alternatif desain perkuatan struktur bagi penampang yang tidak aman, akan diperoleh hasil berupa bahan perkuatan yang sesuai untuk struktur kolom pada proyek Palur Plasa.

Pengujian kapasitas tampang secara eksperimen, dibuat sampel-sampel kolom beton bertulang dengan tiga macam bahan perkuatan. Sampel-sampel tersebut diuji di laboratorium Struktur Fakultas Teknik UNS untuk mendapatkan data berupa pola retak dan beban aksial. Analisis data dilakukan untuk mengetahui rasio “kapasitas hasil uji” dengan “kapasitas hasil analisis sesuai SNI

2871-2002.” Hasil analisis berupa nilai “faktor perkuatan struktur” yang berguna untuk memberikan rekomendasi dalam desain perkuatan struktur.

(2)

Empat tahapan perkuatan kolom beton bertulang Proyek Palur Plasa dalam penyusunan thesis ini :

1. Investigas (inspeksi pendahuluan) 2. Diagnosis

3. Alternatif bahan perkuatan

4. Verifikasi analisis & eksperimen

1. Investigasi

a. Investigasi/ inspeksi pendahuluan; dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data struktur kondisi eksisting yang meliputi geometri struktur, cacat struktur, mutu beton dan mutu baja tulangan yang terpasang dilapangan.

b. Geometri struktur ; mengamati dimensi struktur beton bertulang yang terpasang dilapangan. Berkenaan tidak tersedia gambar kerja dilapangan, maka untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi eksisting struktur, dilakukan pengukuran langsung dilapangan yang meliputi denah struktur, panjang bentang balok, tinggi antar tingkat, dimensi balok, dimensi kolom, tulangan balok dan tulangan kolom. Jumlah dan diameter tulangan diukur langsung dilapangan, yaitu dengan jalan menampakkan tulangan pada daerah-daerah tertentu yang berpotensi terjadinya gaya-gaya maksimum. Data jumlah tulangan terpasang diverifikasikan dengan informasi yang diberikan oleh pelaksana lapangan.

c. Investigasi cacat struktur ; mengamati kemungkinan adanya cacat struktur seperti keropos, berlobang, retak, mengelupas dan sebagainya. Hal ini

(3)

bermafaat sebagai data luas penampang bersih kolom, untuk keperluan analisis kapasitas penampang yang ada pada kondisi eksisting.

d. Investigasi mutu beton dilapangan dilakukan dengan alat Hammer test, dimaksudkan untuk mendapatkan pemetaan secara menyeluruh tentang mutu beton yang dipakai dilapangan. Penentuan titik-titik pengujian diambil sedemikian hingga dapat mewakili semua elemen struktur yang ada, dan diutamakan pada elemen-elemen struktur yang secara visual kualitasnya dipandang kurang baik. Didalam penelitian ini jumlah titik Hammer test yang diambil sebanyak 14 titik yang mewakili struktur pelat, balok dan kolom.

e. Pengambilan sampel beton dilapangan dengan Core Drill; dimaksudkan untuk mendapatkan data akurat tentang kualitas beton yang terpasang dilapangan. Sampel-sampel berupa silinder dari core drill ini ini diuji di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik UNS untuk mengetahui kuat tekan beton yang disyaratkan. Didalam penelitian ini diambil 6 buah sampel silinder, dengan ukuran diameter silinder 60 mm dan tinggi 120 mm.

f. Investigasi beton di lapangan dengan alat pundit; dimaksudkan untuk mendapatkan pendekatan posisi penulangan yang ada didalam beton, namun didalam proyek ini jumlah dan pososi tulangan balok dan kolom dapat diketahui secara jelas dilapangan tanpa harus merusak beton, yaitu dengan tersedianya stek-stek kolom dan balok yang belum terpotong.

Dalam penelitian ini diambil 12 titik pengukuran dengan alat pundit yaitu sebanyak 7 titik untuk kolom, 5 titik untuk balok.

(4)

g. Pengambilan sampel-sampel baja tulangan; dimaksudkan untuk mengetahui kualitas baja tulangan yang terpasang pada struktur kondisi eksisting dilapangan. Sampel-sampel baja tulangan ini kemudian dilakukan pengujian di laboratorium Bahan Bangunan Fakultas Teknik UNS untuk diketahui nilai kuat leleh yang disyaratkan. Kuat leleh tulangan (fy) hasil pengujian ini sangat bermanfaat sebagai dasar untuk analisis kapasitas tampang beton bertulang.

Dalam penelitian ini diambail 9 buah sampel benda uji baja tulangan panjang 50 cm yang diperoleh dengan memotong kelebihan besi yang masih terpasang dilapangan, masing-masing untuk balok dan kolom sebagai berikut :

1) Baja deform : 3 buah benda uji diameter 16mm, untuk tulangan memanjang balok dan kolom

2) Baja deform : 3 buah benda uji diameter 13mm, untuk tulangan memanjang kolom

3) Baja polos : 3 buah benda uji diameter 8 mm dan 10 mm, untuk sengkang balok dan kolom.

2. Diagnosis.

Diagnosis dimaksudkan untuk mengetahui apakah kapasitas/kekuatan struktur yang ada pada kondisi eksisting mampu memikul beban rencana dengan aman menurut pedoman/peraturan pembebanan yang berlaku di Indonesia

(5)

Prosedur evaluasi kekuatan struktur dijabarkan mengikuti langkah- langkah sebagai berikut :

a. Hitung gaya nominal perlu (Pn,perlu) ; beban rencana meliputi beban mati, beban hidup dan beban gempa. Beban mati dan beban hidup (beban gravitasi) dirancang sesuai SNI 1727-1989. Beban gempa dirancang dengan cara analisis statik ekuivalen sesuai SNI 03-1726-2002 dengan mengambil asumsi bahwa sistem struktur sebagai “sistem pemikul momen menengah” (SPMM/ daktilitas terbatas). Kombinasi beban berfaktor (Fu) pengaruh beban mati, beban hidup dan beban gempa ditetapkan sesuai SNI 03-2847-2002. Gaya nominal perlu (Fn,perlu) dihitung berdasarkan beban berfaktor maksimum dibagi dengan faktor reduksi kekuatan (φ). Faktor reduksi kekuatan (φ) untuk elemen lentur dan geser disesuaikan SNI 03-2847-2002. Analisis Struktur digunakan alat bantu software SAP 2000.

b. Hitung Kekuatan/kapasitas tampang nominal ada (Pn,ada); meliputi kapasitas tampang Aksial, geser dan kapasitas momen. Pada setiap kolom ditinjau pada 2 titik yaitu tumpuan bawah dan tumpuan atas.

c. Hitung apakah kapasitas tampang kolom mampu memikul beban rencana dengan aman; bandingkan Gaya nominal perlu (Pn,perlu) dan Kapasitas tampang nominal ada (Pn,ada).

Bila Pn,ada > Pn,perlu à Kapasitas tampang kolom memenuhi syarat keamanan, tanpa perkuatan.

(6)

Bila Pn,ada < Pn,perlu à Kapsitas tampang kolom tidak aman, diperlukan perkuatan.

3. Alternatif Bahan Perkuatan

Alternatif perkuatan dimaksudkan untuk memberikan alternatif perkuatan bagi tampang kolom yang dinyatakan tidak aman secara struktur.

Didalam penelitian ini diberikan tiga alternaif bahan perkuatan, kemudian dari tiga alternatif tersebut dipilih alternatif terbaik untuk proyek Palur Plasa.

a. Perkuatan dengan pelapisan Carbon Fiber Reinforced Plastic (CFRP).

Bahan pelapisan CFRP dipilih type CarboDur S512 + perekat epoxy Sikadur-30 produksi PT Sika Indonesia. Kapasitas tampang nominal ada (Pn,ada) dianalisis sesuai prinsip dasar yang berada pada standart SNI 03- 2847-2002 dengan gaya-gaya tambahan akibat perkuatan CFRP. Disain perkuatan harus mempunyai keamanan yang cukup sedemikian hingga dipunyai faktor keamanan lebih (SF = Pn,ada / Pn,perlu) > 1,0.

b. Perkuatan pelapisan Pelat baja. Bahan Baja pelat didalam penelitian ini dipakai baja pelat BJ 36 yang mempunyai kuat leleh 2400 kg/cm2.

Kapasitas tampang nominal ada (Pn,ada) dianalisis sesuai prinsip dasar yang berada pada standart SNI 03-2847-2002 dengan gaya-gaya tambahan akibat perkuatan pelat baja. Disain perkuatan harus mempunyai keamanan yang cukup sedemikian hingga dipunyai faktor keamanan lebih (SF = Pn,ada / Pn,perlu) > 1,0.

(7)

c. Perkuatan dengan pembesaran beton bertulang. Pembesaran tampang beton dirancang dengan ketebalan 40 mm, Bahan beton perkuatan menggunakan beton dengan mutu 40 MPa, mutu baja perkuataan 320 MPa. Disain perkuatan harus mempunyai keamanan yang cukup sedemikian hingga dipunyai faktor keamanan lebih (SF = Pn,ada / Pn,perlu) > 1,0.

3. Verifikasi analisis dan Eksperimen

Untuk memberikan rekomendasi ketiga alternatif bahan perkuatan tersebut diatas, maka diadakan perhitungan secara teoritis dengan rumus rumus pendekatan sebagaimana tercantum dalam Bab II yang kemudian dibandingkan dengan hasil eksperimen untuk mendapatkan besarnya nilai kontribusi kekuatan yang diberikan oleh bahan perkuatan kolom beton bertulang, dengan mencari selisih antara analisis kapasitas kolom secara toritis dengan hasil pengujian di laboratorium.

Secara garis besar tahapan – tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(8)

Kesimpulan

Diperoleh besarnya nilai kontribusi kekuatan yang diberikan oleh perkuatan pada kolom beton bertulang dengan membandingkan aksial kolom antara kolom dengan perkuatan dengan kolom normal tanpa perkuatan..

Dilakukan analisa dari hasil pengujian di laboratorium Melakukan pengujian di

laboratorium terhadap benda uji

Diperoleh data:

Kapasitas beban Aksial Pn dan Momen Mn serta pola keruntuhannya.

Melakukan analisis kapasitas kolom secara teoritis sehingga diperoleh Pn dan Mn analitis.

. Pembuatan benda uji

dengan dimensi 15 cm X 15 cm, panjang 100 cm.

Latar Belakang:

Perkuatan kolom beton bertulang diperlukan apabila struktur menerima beban berlebih diatas beban rencana atau karena alih fungsi bangunan yang bisa berakibat keruntuhan bangunan.

Diperlukan bahan perkuatan untuk kolom beton bertulang guna menahan beban berlebih

Alternatif pilihan bahan:

CFRP, Pelat baja dan perbesaran tampang kolom

(9)

Didalam pengujian laboratorium dilakukan pengujian sampel-sampel kolom beton bertulang dengan 3 macam bahan perkuatan yaitu :

a. Pengujian kapasitas beban aksial dengan perkuatan pelapisan CFRP jenis Sika Carbo Dur. S 512 + perekat epoxy Sikadur-30

b. Pengujian kapasitas beban aksial dengan perkuatan pelapisan pelat baja c. Pengujian kapasitas beban aksial dengan perkuatan pembesaran tampang

beton bertulang.

Benda uji yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu kolom normal tanpa perkuatan dan kolom dengan perkuatan.Untuk uji kuat desak beton menggunakan beton silinder yang dibuat dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan untuk uji kuat tarik baja menggunakan baja polos 10 mm dan 6 mm.

Benda uji yang berupa kolom terbagi dalam :

a. Kelompok I, Kolom Normal

Tabel 3.1 Dimensi Benda Uji Kolom Normal Dimensi

(cm)

Panjang (cm)

Tebal (cm)

Eksentrisitas (cm)

Kolom 15 x 15 100 -

Balok 15 x 20 30 -

Pondasi 55 x 55 - 20

9.5

(10)

b. Kelompok II, Kolom Perkuatan

Tabel 3.2 Dimensi Benda Uji Kolom Perkuatan Dimensi

(cm)

Panjang (cm)

Tebal (cm)

Eksentrisitas (cm)

Kolom 15 x 15 100 -

Balok 15 x 20 25 -

Pondasi 55 x 55 - 20

Perkuatan

CFRP 5 x 0.12 100

9.5 Perkuatan

Pelat baja 63 x 6 100 -

9.5 Perbesaran

tampang 40 mm 100

9.5

. Untuk pelaksanaan percobaan dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap I

Yaitu tahap persiapan. Pada tahap ini dilaksanakan pengumpulan dan mempersiapkan bahan penyusun kolom beton bertulang agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.

b. Tahap II

Yaitu tahap uji bahan. Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap bahan penyusun kolom beton bertulang yang meliputi baja tulangan, pasir sebagai agregat halus dan kerikil sebagai agregat kasar untuk mengetahui karakteristik dari material tersebut agar dapat diketahui apakah bahan yang akan digunakan tersebut memenuhi syarat atau tidak.

c. Tahap III

(11)

Yaitu tahap pembuatan mix design. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan beton dengan kuat tekan yang rencana sebesar 22,5 Mpa. Data hasil pengujian tersebut digunakan dalam perhitungan perencanaan pembuatan kolom uji.

d. Tahap IV

Yaitu tahap pembuatan dan perawatan benda uji. Pada tahap ini dilakukan pekerjaan sebagai berikut :

1). Pemasangan tulangan memanjang dan tulangan sengkang 2). Penetapan campuran beton dan pembuatan adukan beton.

3). Pengecoran ke dalam bekisting.

4). Perawatan kolom uji dilakukan dengan membungkusnya dengan karung goni yang setiap harinya disiram air.

e. Tahap V

Yaitu tahap perkuatan. Pada tahap ini dilakukan pelapisan terhadap benda uji yang telah dibuat pada tahap IV dengan menggunakan plat CFRP dan pelat baja pada keempat sisi kolom yang telah dibersihkan permukaannya serta pelapisan beton untuk benda uji perbesaran tampang

f. Tahap VI

Yaitu tahap pengujian. Pada tahap ini dilakukan pengujian aksial kolom secara eksentris.

g. Tahap VII

(12)

Yaitu tahap analisa data. Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisis untuk mendapatkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

h. Tahap VIII

Yaitu tahap pengambilan kesimpulan. Pada tahap ini data yang telah dianalisis dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Untuk lebih jelasnya tahapan dalam penelitian ini disajikan secara skematis dalam bentuk bagan air sebagai berikut :

5. Uji Laboratorium

a. Tahap dan Prosedur Pengujian 1). Tahap I

Tahap ini merupakan tahap persiapan pengujian yang meliputi:

a). Pengecatan dan pemberian garis pada 3 buah benda uji untuk mengetahui pola retak dan lebar retakan yang terjadi pada saat pengujian kolom uji.

b). Setting alat, meliputi : 1. Perletakan benda uji.

2. Pemasangan dial gauge.

3. Pemasangan hidrolik jack.

2). Tahap II

Tahap ini merupakan tahap langkah-langkah pengujian, yaitu : a). Pembebanan benda uji

(13)

Dilakukan dengan memberikan tekanan aksial kolom eksentris dengan interval pada tranducer setiap kenaikan 1 (= 200 kg).

b). Pengamatan pola retak pada setiap interval pembebanan hingga benda uji mengalami keruntuhan.

3). Tahap III

Pada tahap ini data yang didapat dari hasil pengujian kemudian dianalisis untuk menghitung momen lentur yang terjadi.

4). Tahap IV

Dari grafik hubungan Beban-Lendutan yang dihasilkan dianalisis pengaruh pemberian perkuatan pada kolom yang menggunakan plat CFRP, pelat baja maupun perbesaran tampang.

b. Alat-alat yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan alat-alat yang tersedia di Laboratorium Bahan dan Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Alat-alat yang dipakai adalah antara lain :

1). Timbangan

Ada dua jenis timbangan yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu : a). Neraca merk Murayama Seisakusho Ltd Japan, kapasitas 5 kg,

ketelitian sampai 0,10 gram, digunakan untuk mengukur berat material yang berada dibawah kapasitasnya.

b). Timbangan “Bascule” merk DSN Bola Dunia, kapasitasnya 150 kg ketelitian sampai 0,10 kg, digunakan untuk mengukur berat material sesuai dengan kapasitasnya.

(14)

2). Oven merk “Binder”

Oven merk “Binder” berkapasitas 300 ºC, 2200 W, digunakan untuk mengeringkan material (pasir, kerikil).

3). Ayakan dan mesin penggetar ayakan

Ayakan baja dan penggetar yang digunakan adalah merk “Controls”

Italy, bentuk lubang ayakan adalah bujur sangkar dengan ukuran yang tersedia adalah 75 mm, 50 mm, 37.5 mm, 25 mm, 12.5 mm, 9.5 mm, 4.75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.85 mm, 0.30 mm, 0.15 mm dan pan.

4). Corong Konik/ Conical Mould

Corong konik/ Conical Mould dengan ukuran diameter atas 3,8 cm, diameter bawah 8,9 cm, tinggi 7,6 cm, lengkap dengan alat penumbuk.

Alat ini digunakan untuk mengukur keadaan “SSD” (Saturated Surface Dry), agregat halus pasir.

5). Mesin Uji Kuat Tarik

Digunakan untuk mengetahui kuat tarik dan kuat leleh baja tulangan.

Pada penelitian ini digunakan “Universal Testing Machine” (UTM) merk Shimatsu

6). Mesin Uji kuat Desak

Mesin uji kuat desak digunakan untuk mengetahui kuat desak, didalam penelitian ini digunakan mesin uji kuat desak merk “Controls” Italy, kapasitas 2000 KN.

7). Mesin Los Angelos

(15)

Mesin Los Angelos merk “Controls” Italy, yang dilengkapi dengan 11 buah bola baja. Alat ini digunakan untuk menguji ketahan aus (abrasi) agregat kasar.

8). Corong/ Kerucut Abrams

Kerucut Abrams dari baja dengan ukuran diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm, tinggi 30 cm, lengkap dengan tongkat baja yang ujungnya ditumpulkan, panjang 60 cm, diameter 16 mm. Alat ini digunakan untuk mengukur nilai slump adukan beton.

9). Cetakan Benda uji Kuat Desak

Benda Uji dalam penelitian ini berbentuk silinder, sehingga cetakannya pun berbentuk silinder baja dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

10).Loading Frame

Bentuk dasar “Loading Frame” berupa portal segi empat yang berdiri diatas lantai beton dengan perantara plat dasar dari besi setebal 14 mm.

Agar “Loading Frame” tetap stabil, plat dasar dihubungkan ke lantai beton dan kedua kolomnya dihubungkan dengan balok WF 450x200x9x14 mm. Posisi balok portal dapat diatur untuk menyesuaikan bentuk dan ukuran benda yang akan diuji.

11).Hidarulic Jack

Alat ini digunakan untuk memberikan pembebanan pada pengujian kolom dengan skala penuh. Dengan kapasitas maksimum 25 ton.

12).Hidarulic Pump

(16)

Alat ini digunakan untuk memberikan penambahan beban pada “Load Cell” sesuai dengan penambah skala pada “Tranducer”.

13).Load Cell

Alat ini digunakan untuk mentransfer beban akibat pembebanan

“Hidraulic Jack” ke benda uji dan besarnya dapat dibaca pada

“Tranducer”.

14).Tranducer

Alat ini digunakan untuk mengukur skala kenaikan beban pada “Load Cell”. Penelitan ini menggunakan tranducer dengan skala 1 (=200 kg).

15).Dial Gauge

Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya lendutan yang terjadi.

Untuk penelitian dengan skala penuh digunakan “Dial Gauge” dengan tingkat ketelitian 0,01 mm. Dalam penelitian ini digunkan “Dial Gauge”

sebanyak 2 buah dan dipasang pada bagian belakang kolom pada ujung atas dan tengah kolom.

16).Microcrack

Alat ini digunakan untuk mengukur lebar retakan yang terjadi pada saat retak pertama (first crack). Tingkat ketelitian alat ini adalah 0,02 mm.

17).Manometer

Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya tekanan pada Hidraulic Pump. Penelitian ini menggunakan Manometer dengan skala satuan yang dipakai adalah 10 ton.

18).Alat Pemasangan Plat CarboDur/Plat Baja

(17)

Alat yang digunakan untuk memasang plat CarboDur/Plat baja adalah sebagai berikut :

a). Timbangan untuk menimbang berat perbandingan antara Sikadur-30 komponen A dengan Sikadur-30 komponen B dan perbandingannya 3:1.

b). Ember untuk mencampur epoxy Sikadur-30 sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan.

c). Sendok dan batang besi untuk mengaduk dan mengoleskan epoxy campuran pada benda uji.

e). Plat penekan yang digunakan untuk menekan plat CarboDur yang telah terpasang pada benda uji sehingga perekatannya dapat merata.

19).Alat bantu

Untuk kelancaran dan kemudahan pelaksanaan penelitian pada persiapan benda uji digunakan beberapa alat bantu antara lain :

a). Vibrator untuk pemadatan pada waktu membuat benda uji silinder dan pondasi kolom.

b). Sendok semen, digunakan untuk memindahkan bahan batuan dan memasukkan campuran beton ke dalam cetakan silinder beton dan pondasi kolom.

c). Gelas ukur kapasitas 250 ml digunakan untuk meneliti kandungan zat organik dan kandungan lumpur dalam agregat halus.

d). Ember untuk tempat air.

(18)

f). Bak dari besi untuk tempat mencampur dan mengaduk bahan-bahan beton.

g). Molen untuk mengaduk campuran beton.

c. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi : Uji sifat-sifat teknis bahan penyusun beton (pasir, kerikil, dan semen), perancangan adukan beton, uji kuat desak silinder beton, uji kuat tarik baja tulangan, “set up instrument”

pengujian.

d. Perencanaan Campuran Beton

Dalam penelitian ini campuran adukan beton rencana dengan mutu 22,5 MPa. Cara yang digunakan dalam campuran adukan beton merupakan cara yang direkomendasikan oleh Dinas Pekerjaan Umum, hitungan disajikan dalam lampiran .

e. Pembuatan benda Uji

Dalam penelitian ini, dibuat 15 buah kolom beton bertulang dengan ukuran dimensi 15 cm x 15 cm, panjang 100 cm, untuk pembebanan eksentris menggunakan balok dimensi 15 cm x 20 cm dengan panjang 30 cm dan dasar berupa pondasi pelat setebal 20 cm ukuran 55 cm x 55 cm.

Selain itu dibuat juga beton dalam bentuk silinder sebanyak 9 buah untuk uji kuat desak beton.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan benda uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(19)

1). Bahan disiapkan serta rencana beton dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menimbang bahan-bahan untuk memperoleh proporsi yang diperlukan. Terlebih dahulu split dan pasir yang akan dipakai dicuci dari segala kotoran dan debu, kemudian diangin-anginkan agar diperoleh keadaan jenuh permukaan.

2). Pada proses pengecoran, agregat kasar, pasir, semen dan air yang dibutuhkan dimasukkan ke dalam molen kemudian diputar sehingga diperoleh adukan yang merata.

3). Untuk mengetahui kelecakan adukan beton, maka dilakukan pengukuran nilai slump dengan kerucut Abrams. Pelaksanaan pengujian slump dilakukan dengan cara kerucut didesak pada penyokong kakinya sambil diisi adukan beton. Dibuat tiga lapis adukan dan tiap lapis ditumbuk sebanyak 25 kali, bagian atas kerucut Abrams adukan diratakan dan didiamkan selama kurang lebih satu menit, lalu kerucut Abrams diangkat perlahan-lahan dengan tegak lurus dan diletakkan disamping adukan tadi dan diukur antara puncak kerucut dengan puncak adukan beton yang telah mengalami penurunan akibat terangkatnya kerucut Abrams, selisih tinggi tersebut dinamakan sebagai nilai slump.

4). Setelah nilai slump sesuai dengan rencana, adukan dimasukkan dalam bekisting kolom beton bertulang dan cetakan silinder beton yang telah dipersiapkan. Pada penelitian ini digunakan blokboard sebagai bahan bekisting kolom. Adukan beton dimasukkan kedalam bekisting dengan

(20)

berlapis dan tiap lapis ditumbuk dengan vibrator sampai padat.

Kemudian sisi bekisting diketuk-ketuk dengan palu sehingga terjadi pemadatan yang sempurna dan gelembung udara yang terperangkap akan keluar. Permukaan adukan diratakan dengan sendok semen.

5). Bekisting atau cetakan dapat dibuka apabila pengerasan sudah berlangsung selama 3 hari.

f. Perawatan Benda Uji

Untuk memperoleh hasil pengujian yang diharapkan, maka setelah beton dikeluarkan dari bekisting harus segera dilakukan perawatan sebagai berikut :

1). Benda Uji Kolom Beton Bertulang

Perawatan terhadap kolom beton bertulang dilaksanakan dengan cara menyelimuti kolom dengan karung basah yang disiram air setiap hari selama 21 hari dan mengangin-anginkannya selama 7 hari. Dengan cara ini diharapkan hidrasi semen dapat berlangsung dengan baik.

2). Benda Uji Silinder

Untuk benda uji silinder dilakukan dengan cara merendam di dalam bak air yang tersedia di Laboratorium Bahan dan Struktur FT UNS.

Perendaman dilakukan selama 21 hari dan kemudian diangin-anginkan selama 7 hari.

g. Pelaksanaan Pengujian

(21)

Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan dan Struktur FT UNS.

Pengujian ini meliputi :

1). Pengujian Kuat Desak Beton

Langkah-langkah pengujian kuat desak beton adalah sebagai berikut:

a). Silinder beton yang telah berumur 21 hari dikeluarkan dari bak perendaman, kemudian diangin-anginkan selama 7 hari.

b). Sebelum dilakukan pengujian, benda uji ditimbang dan dilakukan pengukuran diameter dan tingginya.

c). Pada saat pengujian, benda uji diletakkan pada alas pembebanan mesin uji kuat desak beton.

d). Mesin uji kuat desak beton dihidupkan, kemudian pembebanan diberikan secara berangsur-angsur hingga benda uji tersebut hancur pada pembebanan maksimal. Kemudian mesin dimatikan dan besar pembebanan dicatat sesuai jarum petunjuk pembebanan.

2). Pengujian Kuat Tarik Baja

Langkah-langkah pengujian kuat tarik baja adalah sebagai berikut : a). Persiapan, yaitu dengan memotong sample sepanjang 50 cm b). Pengukuran diameter dan panjang awal benda uji.

c). Pemasangan benda uji pada mesin tarik UTM (Universal Testing Machine).

d). Pemasangan kertas grafik untuk mendapatkan grafik regangan- tegangan baja.

(22)

e). Mesin dinyalakan dan pada saat beban mulai bekerja, dicatat beban luluh dan beban maksimum, kemudian mesin dimatikan dan benda uji dilepas.

3). Pengujian Kuat Tekan Kolom

Pelaksanaan pengujian kuat tekan kolom beton bertulang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a). Untuk memudahkan penggambaran pola retak yang terjadi dibuat garis-garis bantu pada kolom beton bertulang.

b). Kolom beton dipersiapkan pada “Loading Frame” dan beban titik diletakkan pada jarak 95 mm untuk kolom normal maupun kolom perkuatan dari as kolom. Untuk mengukur lendutan dipasang “Dial Gauge” pada bagian belakang kolom yaitu pada batas pertemuan kolom dan balok dan pada tengah kolom.

c). Untuk mencegah jungkit pada kolom akibat pembebanan eksentris maka pada pondasi kolom dipasang 2 buah angkur plat yang dibaut ke bagian alas “Loading Frame”.

d). Pembebanan dilakukan berangsur-angsur dan dinaikkan perlahan- lahan. Setiap kenaikan pembebanan 0,1 (=200 kg) pada

“Tranducer”, “Dial Gauge” dibaca untuk mengetahui lendutan yang terjadi.

e). Selama pembebanan juga dilakukan penggambaran dan penomoran pola retak yang terjadi setiap interval kenaikkan beban.

(23)

f). Untuk mengetahui lebar retak pertama selama pembebanan maka digunakan alat “Microcrack” yang mempunyai tingkat ketelitian 0,02 mm pada setiap skala 1 grade.

g). Pembebanan dilakukan sampai mendapatkan pembebanan maksimal.

Referensi

Dokumen terkait

Dari satu sisi skala atau cakupan area, Arsitektur merancang bangunan pada satu persil (atau disebut berskala mikro), sedangkan cakupan perancangan kota meluas tidak

Diafragma dan pengembus seperti yang dibicarakan pada alat-alat ukur tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan cairan Akan tetapi, sama halnya

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Meski di tingkat provinsi capaian tersebut tidak dapat memenuhi target renstra, namun terdapat 9 dari 16 (56,25) Kabupaten/Kota di provinsi tersebut yang dapat

Berikutnya Shou- Ren Hu (2010) mengidintifikasi bahwa jumlah kereta api yang lewat, jalan raya pemisah, jumlah kendaraan, alat pendeteksi hambatan, dan rambu-rambu

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2017 sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan

Angelina Sondakh Bantah Tudingan Nazaruddin Soal Dana Kemenpora Rp 8 M Jakarta - Angelina Sondakh menampik tudingan Nazaruddin terkait dana Rp 8 miliar yang mengalir dalam

Berdasarkan tabel di atas t hitung diperoleh hasil -0,970, dengan nilai signifikansi sebesar 0,335 yang lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang artinya bahwa