Saluran Cerna
bawah
DIARE AKUT
(GASTROENTERITIS)
Pengertian
Gastroenteritis adalah inflamasi mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang dapat menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
Gastreoenteritis adalah keadaan frekwensi buang air besar dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi Feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah
Penyebab diare
Diare Sekresi (secretory diarrhoea)
• Infeksi virus,kuman-kuman patogen dan apatogen
• Hiperperistaltik usus halus
• Defisiensi imun terutama S IgA (secretory Immuno- globulin A)
Diare Osmotik
• Malabsorpsi makanan
• KEP (kurang energi protein)
• BBLR ( berat bayi lahir rendah) dan bayi baru lahir
Diare sekresi
❑ Hiperperistaltik usus halus : disebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan
(misal: keracunan mkn, mkn yg pedas, terlalu asam), gangguan psikis
(ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dsb.
❑ Defisiensi imun terutama S IgA
(secretory Immuno-globulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat
gandanya bakteri/ flora usus dan
jamur terutama Candida
Keadaan gizi
Hygine
&&
sanitasi sanitasi
Ssosial Budaya
Penderita
diare Meninggal
Diare
Kuman/
Penyebab penyakit
diare
Kkepadatan penduduk
Sosial ekonomi
Lain-lain
faktor Masyarakat Sehat Manusia pembawa
kuman
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI TERJADINYA DIARE
PENYEBAB PENYAKIT DIARE
1. INFEKSI :
a. Bakteri : Shigella, salmonella, E.Coli, Gol.Vibrio, Basillus cereus,Clostridium perfriges Staphilococcus aureus ,
Camplyobacter aeromonas
b. Virus : Rotavirus,Norwalk+ Norwalk Like agent, adenovirus
c. Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Goiardia Lamblia,
Balantidium coli, Cacing perut, ascaris,
Trichuris, Strongyloides, jamur, Candida
PENYEBAB PENYAKIT DIARE
2. Malabsorpsi 3. Alergi
4. Imunodefisiensi 5. Keracunan :
a. Keracunan bahan kimia
b. Keracunan oleh racun yg dikandung dan diproduksi:
c. Jasad renik → algae
d. ikan, buah-buahan, sayur-sayuran 6. Sebab2 lain
Patofisiologi
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik terjadi : 1. Dehidrasi
2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolik asidosis), hal ini karena:
a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja
b. Adanya ketosis kelaparan, metabolisme lemak tdk sempurna, banyak keton tertimbun dlm darah
c. Terjadi timbunan asam laktat, karena adanya anoksia jaringan
d. Produk metabolisme yg bersifat asam meningkat karena tdk dapat dikeluarkan oleh ginjal
e. Pemindahan Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler
Patofisiologi
3. Pernafasan Kuszmaull → nafas cepat dan dalam , adalah usaha dari tubuh mempertahankan pH darah
4. Hipoglikemia
a. Hipoglikemia terjadi karena
cadangan glikogen dalam hati
terganggu dan adanya gangguan absorbsi glukosa
b. Gejala hipoglikemia: lemas, apatis,
peka rangsang, tremor, berkeringat,
pucat, syok, kejang sampai koma
Patofisiologi
5. Gangguan Gizi
yang sering terjadi yaitu penurunan BB dalam waktu singkat, biasanya karena : a. Mkn sering dihentikan oleh orangtua
karena takut diare dan/atau
muntahnya akan bertambah hebat.
Orang tua sering hanya memberi teh saja
b. Pemberian susu sering diencerkan
c. Mkn yg diberikan sering tdk dpt dicerna
& diserap dengan baik→ hiperperistaltik
Gejala Klinis Diare
Gejala Klinis Ringan Sedang Berat
Keadaan Umum Kesadaran
Rasa haus Sirkulasi : Nadi
Respirasi:
Pernafasan Kulit :
Ubun-2 besar Mata
Turgor &tonus Diuresis
Selaput lendir
Baik (c.m) +
Normal (120x)
Biasa
Agak cekung Agak cekung
Biasa Normal
Gelisah ++
Cepat Agak cepat
Cekung Cekung Agak kurang
Oliguri Agak kering
Apatis-koma +++
Cepat sekali Kuszmaull Cekung sekali Cekung sekali Kurang sekali
Anuri
Kering/asidosis
Tata laksana Gizi
Mengembalikan
keseimbangan cairan dan elektrolit (rehidrasi)
Pemberian diet yang tepat
sesuai dengan penyebab diare dan medika mentosa atau
obat yang sesuai dengan
indikasi dengan pertimbangan
rasional
Tujuan Diet
Memenuhi kebutuhan zat gizi untuk proses tumbuh kejar (catch up growth) tanpa
memberatkan kerja fungsi dan sistem organ saluran cerna.
Mencegah serta mengurangi risiko dehidrasi (berdasarkan pertimbangan bahwa
pemenuhan kebutuhan zat gizi dan
keseimbangan cairan dan elektrolit harus bisa dicapai sesegera mungkin)
Pemberian zat gizi sesuai dengan
kemampuan saluran cerna, dapat berupa parenteral maupun enteral disamping
pemberian secara oral
Syarat Diet
1. Tidak dipuasakan, segera berikan cairan rehidrasi oral (CRO)
2. Energi normal sesuai dengan kebutuhan ideal berdasarkan tinggi badan
3. Protein 10 – 15 % total energi 4. Lemak 30 % total energi
5. Karbohidrat 50 – 55 % total energi 6. Cairan sesuai kebutuhan rehidrasi
Syarat Diet
7. Kebutuhan vitamin dan mineral sesuai AKG
8. Bila terjadi hipokalemi diberikan tinggi kalium
9. Suplemen Zn diberikan minimal 14 hari (rekomendasi WHO)
10.Porsi kecil dengan frekwensi pemberian sering (minimal 6 kali sehari)
11.Volume kecil bertahap sesuai kemampuan
12.Pemberian secara parenteral, enteral, oral atau kombinasi sesuai kemampuan dan kondisi klinis
9 Poin Rekomendasi tata laksana diare pada anak
1. Menggunakan CRO
2. Cairan yang diberikan hipotonik
3. Rehidrasi oral cepat (dalam 3-4 jam pertama) 4. Sesegera mungkin mengembalikan makanan
anak pada makanan normal
5. Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus tanpa indikasi (co/Susu Rendah
Laktosa)
6. Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan
7. ASI harus tetap diberikan
8. Suplemen dengan CRO (rumatan) 9. Anti diare tidak dibenarkan
Macam Diet
Bila anak masih menyusui → ASI tetap diberikan
Pemberian mkn dapat dimulai dan disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi klinis anak setelah
dehidrasi (bila ada) teratasi secara bertahap & sesuai usia anak.
Bayi : mkn lumat, nasi tim saring/
Breda (bubur refeeding daging
ayam) →mkn lembik → mkn lunak →
mkn biasa
Bubur Refeeding Daging Ayam (Bubur Ayam untuk Diare)
Bahan 1 resep :
▪ tepung beras 15 gram
▪ tepung tapioka 15 gram
▪ dag ayam tanpa kulit 50 gram
▪ minyak kelapa 1 gram
▪ minyak kacang 1 gram
▪ garam 7,5 %
▪ Seledri 1 btg
Cara membuat
Timbang daging ayam sesuai resep, rebus sampai empuk dan potong kecil-kecil
Daging dan kuahnya sebanyak 200 mL diblender
bersama minyak kelapa dan minyak kacang sampai homogen
Campuran tersebut dibuat bubur bersama tepung beras dan tepung tapioka sampai masak
Tambahkan garam dan seledrei, kemudian angkat dari api.
KETERANGAN :
Suplemen dengan :
1 tablet vit. B kompleks dan 25 mg vitamin C
Nilai Gizi 1 resep
Energi 277 kkalori
Protein 10,2 gram
Lemak 14,5 gram
Karbohidrat 25 gram
Divertikulitis
Divertikulitis
peradangan atau infeksi yang terjadi pada divertikula, yaitu kantung-kantung yang
terbentuk di sepanjang saluran percernaan, terutama di usus besar (kolon)
Klinis :
1. Mempunyai keluhan sakit dibagian perut sebelah kanan terutama setelah makan.
2. Sulit untuk BAB
3. Klien merasa mual,demam & sering flatus.
4. Biasanya terjadi pada orang dengan tinggi serat/ rendah serat
Prinsip dan syarat diet
1. Energi cukup, Protein cukup 10-15%, Lemak rendah 15-25%,KH cukup.
2. Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari diet sisa rendah I ke diet sisa rendah II dengan konsistensi yang sesuai 3. Hindari makanan yang banyak
mengandung biji-biji kecil seperti: tomat, jambu biji, stroberi yang dapat
menumpuk didalam divertikular.
4. Hindari susu dan hasil olahnya seperti keju,yoghurt
Prinsip dan syarat diet
1. Hindari protein berserat tinggi seperti daging berserat kasar (liat), ayam dan ikan yang diawet, digoreng kering
2. Pengolahan tidak digoreng &
bersantan, tidak tinggilemak, terlalu manis,terlalu asam, berbumbu tajam, kafein, alkohol
3. Hindrai semua makanan yang
mengandung serat tinggi baik KH, prot, sayur dan buah
Kasus
Seorang anak laki-laki umur 3 tahun 7 bulan datang ke rumah sakit dengan keluhan utama frekwensi BAB lebih dari 10 kali. Anak S tiga hari yang lalu jajan kue 2 yang dijajakan dekat
rumahnya berupa : kue pisang, keripik singkong dan es cendol. Setelah lebih kurang 26 jam anak S mengeluh sakit perut disertai muntah 3 kali, BAB
encer dimana tinja berwarna kuning, berlendir dan berbusa.
Oleh ibunya anak S dirumah hanya diberi air teh + gula + sedikit garam, biskuit. Karena khawatir maka anak S dibawa ke IGD Rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.
Kasus
Hasil pemeriksaan Laboratorium :
Hb 10 mg/dL; Ht 32 vol %, glukosa darah 100 mg/dl.
Pemeriksaan Klinis : tampak lemas, pucat, mata sayu dan tubuh
panas. Ada muntah (+), bibir tampak kemerah-merahan.
Tekanan darah 110/80 mmHg, suhu tubuh 37,8˚ C
Antropometri : TB 92 cm, BB aktual
10,5 kg
Kasus
Riwayat Makanan: kebiasaan makan sebelum sakit makan nasi + lauk + sayur sedikit 3 kali
sehari, makanan selingan permen, kue dan chiki.
Anak S jarang diberi buah dan senang dengan susu kental manis.
Asupan makanan sebelum sakit :
Energi 1040 kkal, protein 42 gram, lemak 28
gram, karbohidrat 155 g, Fe 9 mg dan vitamin A 930 IU.
Diagnosa medis : diare akut dehidrasi ringan dan anemia.
TUGAS : Buat kajian gizi secara lengkap dengan format SOAP
DEMAM TYphOID
PENGERTIAN & GAMBARAN UMUM
Demam tifoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Demam paratifoid biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinik yang sama atau menyebabkan enteritis akut.
Penyebab : kuman Salmonella Typhi
Demam tifoid dan demam paratifoid endemik di Indonesia.
Penyakit ini termasuk penyakit menular yang sejak tahun 1962 tercantum dalam Undang-undang No 6 tentang wabah.
Sumber penularan biasanya tidak dapat ditemukan. Ada dua sumber penularan Salmonella Typhi (S.Typhi): pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering carrier. Orang-2 tersebut mengeksresi 10⁹ sampai 10'‘ kuman per gram tinja. Didaerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar. Mkn yg tercemar oleh carrier merupakan sumber penularan yg paling sering di daerah non endemik
ETIOLOGI
Salmonella Typhi
Salmonella paratyphi A
Salmonella paratyphi B
Salmonella paratyphi C
Patogenesis & Patofisiologi
Kuman S.typhi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar.
Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung. S
ebagian lagi masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque Peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi.
Kemungkinan dapat terjadi komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal.
Patogenesis & Patofisiologi
Kuman S.typhi menembus ke lamina propia, masuk saluran limfe &
mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi.
S.typhi masuk aliran darah melalui
ductus thoracicus, kuman lain masuk
ke hati melalui sirkulasi portal dari
usus
Patogenesis & Patofisiologi
S.typhi bersarang di plaque Peyeri, limpa, hati dan bagian lain sistim retikuloendotelial
Endotoksin S.typhi berperan pada patogenesis demam tifoid, karena
membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat S.typhi
berkembang biak
Demam pada tifoid disebabkan karena
S.typhi dan endotosinnya merangsang
sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan yang meradang
Manifestasi klinis
Masa tunas : 10 – 14 hari
Keluhan & gejala pada minggu pertama :
- demam - muntah
- nyeri kepala - obstipasi atau diare
- pusing - perasaan tdk enak diperut - nyeri otot - epitaksis
- anoreksia - batuk - mual
Manifestasi klinis
Gejala pada minggu ke dua:
▪ demam
▪ bradikardia relatif
▪ lidah yang khas (kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor)
▪ hepatomegali
▪ splenomegali
▪ materoismus/perut kembung
▪ ggn mental berupa : somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis.
Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit : pada sediaan darah tepi berada dalam batas normal → tidak bermanfaat untuk diagnosis demam tifoid
SGOT dan SGPT : sering meningkat ( tapi tdk perlu ada pembatasan pengobatan)
Biakan darah
Uji Widal
Uji Widal : adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin)
Antigen yg digunakan untuk uji Widal adalah suspensi Salmonella yg sudah dimatikan dan diolah di laboratorium
Maksud uji Widal yaitu untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum pasien yg disangka menderita demam tifoid
Aglutinin yg spesifik terhadap Salmonella terdapat dalam
▪ serum pasien demam tifoid,
▪ orang yg pernah ketularan salmonella
▪ orang yg pernah divaksinasi terhadap demam tifoid
Kuman Salmonella Typhi
Komplikasi
1. Komplikasi Intestinal : perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik
2. Komplikasi Ekstra intestinal
a. Kardiovaskuler (miokarditis, trombosis)
b. Darah ( anemia hemolitik, trombositopenia)
c. Paru(pneumonia,empiema,
pleuritis)
Pengobatan
1. Perawatan 2. D i e t
3. Obat
Perawatan : minimal 7 hari
bebas demam, tirah baring
untuk isolasi, observasi dan
pengobatan, atau kurang
lebih 14 hari.
Tujuan Diet
1. Memberikan makanan yang tidak memberatkan saluran intestinal
2. Menghindari komplikasi
perdarahan usus atau
perforasi
Syarat Diet
1. Bentuk makanan lunak atau biasa tergantung toleransi pasien
2. Rendah serat tidak larut air ( rendah selulosa) → utamakan serat larut air
3. Makanan mudah dicerna dan diserap 4. Energi, protein, lemak dan KH sesuai
kebutuhan pasien
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Bila masih ada demam asupan cairan ≥ 8- 10 gelas/hari
Bahan Makanan Yang dianjurkan
Sumber KH : bubur, nasi tim, bihun, macaroni, tepung2an, kentang
Sumber protein : telur, ayam, hati, daging tanpa lemak, ikan laut, ikan air tawar, susu, tahu, tempe, kacang2an yang tidak menimbulkan gas
Sayuran : bayam, wortel, buncis, kacang panjang , labu siam, labukuning, taoge, jagung putren.
Buah : pisang, jeruk manis, semangka, melon, apel, pier, anggur.
Obat
Obat antimikroba :
Kloramfenikol, Tiamfenikol, Ko-trimokazol,
Ampisilin dan Amoksilin, Sefalosporin Generasi ketiga, Fluorokinolon
Obat simtomatik: antipiretika tdk perlu diberikan secara rutin pd pasien demam tifoid, karena tdk banyak berguna
Kortikosteroid, diberikan bila ada indikasi→
efek samping perdarahan intestinal dan relaps
HEMOROID
Faktor Risiko
❑Umur (45-65 tahun ↑)
❑> wanita
❑Kurang aktifitas
❑Cara buang air besar yang tidak benar
❑Asupan cairan kurang
❑Kurang asupan serat (guah dan sayur)
❑dll
Tujuan Diet
◦Mengurangi dan menghilangkan gejala seperti mengurangi pengerasan feses dan mengurangi tekanan akibat mengejan saat defekasi,
dengan meningkatkan asupan cairan dan serat
◦Serat tinggi ditujukan untuk penderita hemoroid tingkat ringan
◦Rendah serat ditujukan untuk penderita
hemoroid berat sampai kondisinya membaik
Syarat Diet
1.Energi sesuai kebutuhan 2.Protein 10-15%
3.Lemak 20-25%
4.Karbohidrat cukup, dibetikan KH kompleks yang cukup mengandung serat
5.Vitami dan minerat lebih tinggi, terutama
vitamin B untuk membantu memperkuat otot saluran cerna
6.Cairan minimal 2,5 lter/hari bertujuan untuk melunakkan feses
Peran Serat
◦ Membantu meningkatkan kekebalan tubuh
◦ Membantu merangsang peristaltic usus
◦ Mengikat cairan
◦ Melunakkan feses
◦ Menghindari konstipasi
Monev
◦ Asupan makan : asupan zat gizi, asupan serat dan cairan
◦ Data antropometri
◦ Perubahan nilai biokimia
◦ Perubahan fisik dan klinis (mual, konstipasi, diare, perdarahan, dll)
KASUS
Seorang karyawati umur 35 tahun, sudah 1 minggu
merasa badan lemah, suhu sedikit diatas normal (37,5 ˚ C), merasa mual dan selera makan menurun, tidak
buang air besar selama 2 hari. Kondisi ini tidak ada perbaikan walau sudah diobati dengan obat penurun panas yg dibeli secara bebas. 2 hari yl panas badan bertambah menjadi 38˚C. Orang tuanya segera membawa ke IGD rumah sakit.
Di IGD Rumah sakit, pasien segera mendapat infus NaCl
Berdasarkan pengkajian diketahui :
Antropometri : TB 158 cm, BB aktual 58 kg, BB biasanya 60 kg.
Biokimia darah : Hb 12,5 g% (N 12-14 g%), Hematokrit 40
% (N 37 – 47 %), total Protein 5,5 g/dl (N. 6-8 g/dL),
Albumin 3,3 g/dL( N 3,5 – 5,0 g/dL), SGOT 36 U/L (N 0-35 U/L), SGPT 36 U/L ( N 4-36 U/L)
Lab untuk Tifus : positif
Kasus
Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah 100/85 mmHG, Denyut nadi 80/menit (N 70-110/mnt), bising usus masih normal, nafas pendek dan cepat, suhu 38˚ C.
Riwayat makanan : Pasien merasa bahwa pola makan tidak teratur karena selalu sibuk dengan kegiatan kampus sering terlambat makan dan di kampus selalu jajan baik untuk sarapan maupun
makan siang. Senang makanan yang pedas, seperti rujak, bakso kuah, mie ayam.
Asupan makanan selama di rumah (± 10 hari yl):
Energi 1200 kkal, Protein 40 g, Lemak 35 g, KH 182 g.
Diagnosa sementara : Demam Paratifus H
TUGAS : BUAT PENGKAJIAN GIZI SECARA LENGKAP DENGAN FORMAT Subyektif –Obyektif –Asesmen – Planning (SOAP) & SUSUN MENU SATU HARI.