BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan munculnya Reformasi, seluruh komponen bangsa terpacu untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem tata kerja kearah yang lebih baik.
Semangat itu pula yang mendorong pentingnya melakukan upaya-upaya sistematis untuk mendayagunakan aparatur negara guna mewujudkan masyarakat madani yang dicita-citakan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam mengukur sejauh mana keberhasilan pelaksanaan misi suatu instansi yakni melalui Akuntabilitas Kinerja yang disajikan dalam Laporan Kinerja (LAPKIN).
Akuntabilitas didefenisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, Kolusi dan Nepotisme; dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Selanjutnya, sebagai kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang mengamanatkan setiap Pemerintah Daerah untuk menyampaikan Laporan Kinerja (LAPKIN) kepada Presiden, sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun
anggaran. Selain itu Laporan Kinerja (LAPKIN) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. LAPKIN juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dengan demikian Laporan Kinerja Kabupaten Maluku Tenggara Barat menjadi Laporan kemajuan Akuntabilitas Pemerintah oleh Bupati kepada Presiden disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2014 yang merupakan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012 – 2017.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja Daerah (LAPKIN) ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sisten Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan dimaksud, selain sebagai pedoman juga turut memberikan penguatan akuntabilitas kinerja semua instansi pemerintah dalam bentuk Laporan Kinerja sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Esensi dari Sistem AKIP bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik. Sistem pengendalian ini merupakan media bagi manajemen Pemerintahan Kabupaten untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan stratejik dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Stratejik yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka
pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholder dalam wujud Laporan Kinerja Daerah (LAPKIN).
Laporan Kinerja (LAPKIN) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Gubernur, DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama Laporan Kinerja tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja oleh setiap instansi Pemerintah Daerah.
Laporan Kinerja (LAPKIN) Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2014 merupakan Laporan Kinerja Tahun kedua kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati periode 2012 s/d 2017 sehingga dapat menjadi barometer keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat serta menjadi bahan evaluasi dan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan periode berikutnya.
Akuntabilitas Kinerja
Manajemen Kinerja
LAPORAN KINERJA
Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) Tahun 2014 mencakup hal-hal berikut ini:
Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan Laporan Kinerja Tahun 2014 sebagai sarana pertanggung jawaban Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2014. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik telah dicapai sampai dengan tahun 2014.
Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan Laporan Kinerja Tahun 2014 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) bagi upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
C. GAMBARAN UMUM ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
1. Kedudukan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Kedudukan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai Daerah Otonom, yakni kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem kesatuan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Tugas pokok dan Fungsi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan urusan otonomi daerah dalam pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdapat 26 Urusan wajib yang dilaksanakan oleh SKPD/Unit kerja dan 8 urusan pilihan yang diampu oleh 4 SKPD/Unit kerja, dengan harapan Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat lebih berperan dan lebih mampu dalam mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mengimplementasikan prinsip-prinsip dan semangat otonomi daerah yang bertanggung jawab.
Selanjutnya unntuk melaksanakan urusan daerah dimaksud telah dijabarkan menjadi tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Yogyakarta yang bertujuan mewujudkan aspirasi masyarakat secara professional, transparansi, partisipatif dan akuntabel. Adapun masing-masing tugas pokok dan fungsi SKPD adalah sebagai berikut:
1) Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah mempunyai urusan mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyusun kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh Perangkat Daerah, dengan fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan kebijakan pemerintah daerah;
b. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;
d. pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Adapun susunan organisasi Sekretariat Daerah adalah sebagai berikut:
a. Sekretaris Daerah;
b. Asisten Bidang Pemerintahan, membawahi:
1. Bagian Tata Pemerintahan;
2. Bagian Hukum
c. Asisten Pembangunan, Ekonomi dan Kemasyarakatan, membawahi:
1. Bagian Pembangunan dan Perekonomian;
2. Bagian Pengembangan Perindustrian dan Perdagangan;
3. Bagian Pemuda dan Olahraga;
d. Asisten Bidang Administrasi Umum, membawahi : 1. Bagian Organisasi
2. Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia;
3. Bagian Humas, Protokoler dan Umum
2) Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD dipimpin oleh Sekretaris Dewan yang secara teknis operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administrasi bertanggung jawab kepada Bupati. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. Dan dengan fungsi sebagai berikut:
a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
c. penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;
d. penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD;
e. pengelolaan ketatausahaan sekretariat.
Adapun susunan organisasi Sekretariat DPRD adalah sebagai berikut ; a. Sekretaris DPRD;
b. Bagian Umum, terdiri dari:
1. Sub Bagian Tata Usaha, Rumah Tangga dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Perencanaan c. Bagian Keuangan, terdiri dari :
1. Sub Bagian Perbendaharaan;
2. Sub Bagian Pembukuan dan Pertanggungjawaban d. Bagian Persidangan, Protokol dan Risalah, terdiri dari :
1. Sub Bagian Persidangan dan Protokol 2. Sub Bagian Risalah
e. Bagian Fasilitas Alat-Alat Kelengkapan dan Perundang-Undangan, terdiri dari :
1. Sub Bagian Fasilitas Alat-Alat Kelengkapan;
2. Sub Bagian Perundang-undangan f. Kelompok Jabatan fungsional
3) Dinas Daerah
Dinas Daerah sebagai unsur pelaksana mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dengan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan Kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Setelah struktur organisasi dan kelembagaan daerah disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah jumlah dinas yang ada di kabupaten Maluku Tenggara Barat ada 12 (dua belas) dinas dengan rincian sebagai berikut : 1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
2) Dinas Kesehatan;
3) Dinas Pertanian;
4) Dinas Kelautan dan Perikanan;
5) Dinas Kehutanan;
6) Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi;
7) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja;
8) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
9) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
10) Dinas Pariwisata dan Usaha Ekonomi Kreatif;
11) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
12) Dinas Pendapatan Daerah.
4) Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah sebagai unsur penunjang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan Pemerintah Daerah dibidangnya, dengan fungsi:
a. Perumusan Kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Penyediaan Pelayanan penunjang;
c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Lembaga teknis daerah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat berjumlah 16 (enam belas) Lembaga dengan rincian sebagai berikut :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 2. Inspektorat Daerah (Inspektorat);
3. Badan Kepegawaian Daerah (BKD);
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD);
5. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, (Kantor KesbangPol);
7. Kantor perpustakaan dan Arsip Daerah;
8. Kantor Perwakilan Pemerintah Daerah;
9. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal;
10. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
Lembaga Teknis Lainnya
1. Badan Pengelola Perbatasan
2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3. Badan Ketahanan Pangan Daerah 4. Rumah Sakit Umum Daerah
5. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI.
6. Satuan Polisi Pamong Praja
5) Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat Kabupaten yang dipimpin seorang camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Camat melaksanakan sebagaian kewenangan delegatif dari Bupati serta beberapa kewenangan atributif yang melekat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Susunan organisasi kecamatan terdiri atas : a. Camat;
b. Sekretariat, terdiri dari ;
1. Sub Bagian Perencanaan dan keuangan;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Seksi Pemerintahan
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum e. Seksi Perekonomian dan Pembangunan f. Seksi Kesejahteraan Sosial
g. Seksi Pemberdayaan Masyarakat h. Kelompok jabatan Fungsional
Jumlah kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebanyak 10 Kecamatan antara lain sebagai berikut :
1. Kecamatan Tanimbar Selatan 2. Kecamatan Wermaktian 3. Kecamatan Wertamrian 4. Kecamatan Selaru
5. Kecamatan Tanimbar Utara
6. Kecamatan Yaru
7. Kecamatan Wuarlabobar 8. Kecamatan Nirunmas 9. Kecamatan Kormomolin 10. Kecamatan Molu Maru.
6) Kelurahan
Kelurahan mempunyai tugas membantu camat dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan dengan fungsi menyelenggarakan urusan pemerintahan,pembangunan dan kemasyarakatan.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Pembentukan organisasi dan tata kerja merupakan kebutuhan yang mendasar dari Kabupaten yang baru berkembang sebagai media/ sarana implementasi pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Pada Tahun 2013 berdasarkan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintah Daerah untuk kepentingan pelayanan maka dilakukan perubahan kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Keadaan organisasi perangkat daerah Kabupaten Maluku Tengggara Barat sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, yang terdiri dari:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dearah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dearah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
c. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 02 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 03 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah;
f. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan;
g. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 06 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan.
h. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
i. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah;
j. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Perbatasan;
k. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja’
Dengan demikian keadaan organisasi perangkat daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari 12 (dua belas) Dinas, 5 (lima) Kantor, 7 (Tujuh) Badan, 1 (satu) Inspektorat, 1 (satu) Rumah Sakit Umum Daerah dan 3 (dua) Sekretariat yakni Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan sekretariat KORPRI, 1 (satu) Satuan Polisi Pamong Praja, 10 (sepuluh) Kecamatan, 29 UPT, 1 (satu) Kelurahan, 80 (Delapan Puluh) Desa dan 5 (Lima) anak Desa.
Berdasarkan lembaga yang telah dibentuk, maka jumlah jabatan struktural sebanyak 536 (lima ratus tiga puluh enam), yang terdiri dari eselon II.A = 1 (satu) jabatan, eselon II.B = 29 (dua puluh sembilan) jabatan, eselon III.A = 52 (lima puluh dua) jabatan, eselon III.B = 70 (Tujuh puluh ) jabatan IV.A = 326 (tiga ratus dua puluh enam) jabatan dan eselon IV.B sebanyak = 58 (lima puluh delapan) jabatan.
Dari jumlah jabataan struktural yang tersedia, pada tahun 2014 telah dilakukan promosi dan mutasi dalam jabatan namun sebagai daerah yang menjalankan sistem pemerintahan secara aktif kurang lebih 5 (lima) Tahun, masih memiliki kekurangan sumber daya aparatur sebagai motor penggerak penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
Tabel. 1.1
Rekapitulasi Jumlah Jabatan Per Eselon Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013.
No Eselon Jumlah Terisi Kebutuhan
1 II/a 1 1 -
2 II/b 29 23 6
3 III/a 52 30 22
4 III/b 70 30 40
4 IV/a 326 126 200
5 IV/b 58 20 38
Sumber data : Sumber Data Peta Jabatan Bagian Organisasi 2013.
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat mempunyai rencana pembangunan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2012-2017 dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Rencana Pembangunan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, program/kegiatan yang realistis. Rencana Stratejik setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) dimana kita berada sekarang, (2) kemana kita akan menuju, dan (3) bagaimana kita menuju ke sana. Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana stratejik mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa.
Dari uraian singkat di atas, unsur-unsur utama yang didefinisikan dalam rencana stratejik adalah pernyataan visi dan misi, penjabaran tujuan dan sasaran stratejik serta perumusan strategi pencapaian tujuan dan sasaran berupa program/kegiatan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi agar efektif, efisin dan akuntabel, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
A. RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Barat 2007-2012 (Revisi);
B. Indikator Kinerja Utama (IKU);
C. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014;
D. Penetapan Kinerja Tahun 2014.
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 2012-2017
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penerjemahan yang tepat dan sistematis atas perspektif pembangunan yang berlaku secara nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dirumuskan dalam bentuk Visi, Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kedalam tujuan, sasaran strategis, kebijakan dan program pembangunan daerah.
RPJMD Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Periode 2012-2017 ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Maluku Tenggara Barat Nomor : 15 Tahun 2012 tanggal 23 Januari 2012. RPJMD yang disusun dimaksudkan sebagai alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam penyelenggaraan pembangunan 5 (lima) tahun serta untuk penilaian keberhasilan pada setiap unit kerja.
Disamping itu, RPJMD digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang bersifat indikatif yang berarti bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum didalam dokumen rencana merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat fleksibel. Renstra SKPD disusun dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. Rencana Strategis yang disusun juga ditujukan untuk memacu penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) agar lebih terarah dan terjamin tercapainya sasaran strategis pembangunan 5 (lima) tahun mendatang.
1. Visi Pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Visi Pembangunan adalah suatu kondisi yang diharapkan terwujud di masa mendatang, Penetapan Visi sebagai bagian dari perencanaan pembangunan merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan pemerintahan. Adapun Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012- 2017 adalah :
“Mewujudkan Masyarakat MTB Yang Sejahtera dan Mandiri Melalui Pembangunan Yang Inklusif dan Berkelanjutan”
Makna pokok yang terkandung dalam Visi ini, bahwa seluruh kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Maluku Tenggara Barat harus dapat dikelola oleh sumber daya manusia Maluku Tenggara Barat yang berkualitas untuk mewujudkan masyarakat Maluku Tenggara Barat yang Bermartabat, Mandiri dan
Sejahtera sehingga dapat “Meretas Kabupaten Maluku Tenggara Barat Sebagai Rumah Yang Nyaman Bagi Semua Orang”.
Visi pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2012-2014 ini menjadi arah cita-cita bagi pembangunan yang secara sistematis sangat berguna bagi penyelenggara pemerintahan daerah dan segenap pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
2. Misi Pembangunan
Misi pada dasarnya merupakan rumusan konseptual dari upaya-upaya yang akan dilakukan dalam rangka mewujudkan Visi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, berdasarkan pemahaman terhadap Visi RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2017, maka Misi Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat yang memiliki diversifikasi usaha yang berorientasi kepada agorbisinis serta ketahanan ekonomi, dengan pendapatan yang semakin meningkat dan merata sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak;
2. Mewujudkan kemandirian masyarakat MTB di bidang sosial, budaya, politik, dan pemerintahan sebagai modal sosial (social capital) untuk berkembang ke masa depan;
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan ke seluruh wilayah dan segenap lapisan masyarakat;
4. Mewujudkan kelestarian lingkungan untuk menyongsong masa depan masyarakat MTB yang lebih maju, berkelanjutan dan berkeadaban.
3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan, atau bulanan. Sasaran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien. Berikut digambarkan keterkaitan visi,
misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat selama lima tahun (2012-2017) kedepan sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi:
“Mewujudkan Masyarakat MTB yang Sejahtera dan Mandiri melalui Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Misi Tujuan Sasaran
Mewujudkan masyarakat yang memiliki diversifikasi usaha yang berorientasi kepada agrobisnis serta ketahanan ekonomi, dengan pendapatan yang semakin
meningkat dan merata sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak
Berkembangnya beragam kegiatan ekonomi dan mata pencaharian berbasis sumberdaya lokal
Meningkatnya ketahanan ekonomi keluarga
Meningkatkan daya saing produk daerah baik pada aras lokal, regional, nasional maupun internasional
Terwujudnya agrobisnis dalam bidang kelautan dan perikanan, perkebunan, peternakan, serta tanaman pangan dan hortikultura
Mewujudkan
kemandirian masyarakat MTB di bidang sosial, budaya, politik, dan pemerintahan sebagai modal sosial (social capital) untuk
berkembang ke masa depan
Reaktualisasi pranata Duan-Lolat sebagai sistem nilai budaya yang menjadi perekat
harmoni sosial
Berkembangnya budaya daerah yang positif dan mendukung pembangunan
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat
Meningkatnya kualitas pendidikan
Meningkatnya kualitas kesehatan
Meningkatnya kualitas tenaga kerja
Meningkatkan
kehidupan masyarakat yang semakin
demokratis dan menghormati hukum dan HAM
Terwujudnya keamanan dan ketertiban daerah yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan
Meningkatkan profesionalisme birokrasi sebagai agen pembangunan dan perubahan dalam masyarakat
Terwujudnya pelaksanaan pemerintahan yang semakin proaktif dan efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
Visi:
“Mewujudkan Masyarakat MTB yang Sejahtera dan Mandiri melalui Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Misi Tujuan Sasaran
Mewujudkan pemerataan
pembangunan dan hasil- hasil pembangunan ke seluruh wilayah dan segenap lapisan masyarakat
Meningkatkan pengelolaan
pembangunan daerah
Meningkatnya perencanaan
pembangunan daerah secara partisipatif Meningkatkan
ketersediaan prasarana dan sarana publik yang memadai baik inter- pulau maupun antar- pulau serta wilayah perbatasan
Meningkatnya
ketersediaan infrastruktur dasar, baik ekonomi, perhubungan dan
komunikasi, sosial, maupun pemerintahan
Meningkatkan sistem pelayanan publik yang mudah, cepat, efisien dan transparan
Meningkatnya peran pemerintah kecamatan dan desa/kelurahan sebagai lini depan pelayanan publik Mewujudkan kelestarian
lingkungan untuk menyongsong masa depan masyarakat MTB yang lebih maju, berkelanjutan dan berkeadaban
Meningkatkan kualitas pengelolaan demi terjaganya kelestarian sumber daya alam dan lingkungan serta kemampuan sumber daya alam dalam mendukung pembangunan berkelanjutan
Terjaganya kualitas lingkungan
Terpeliharanya
keanekaragaman hayati
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis instansi pemerintah.
Penetapan Indikator Kinerja Utama telah mengacu pada RPJMD Tahun 2012-2017.
Penetapan IKU secara teknis dirumuskan dengan memilih indikator- indikator sasaran yang terdapat pada RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Barat,
Tahun 2012-2017, sekurang-kurangnya berupa Indikator hasil (outcomes) sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi yang didukung dengan IKU pada SKPD/Unit Kerja sekurang-kurangnya indikator keluaran (output). Indikator Kinerja Utama ini merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengara Barat untuk menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Perjanjian Kinerja (PK), dan Laporan Kinerja.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah menetapkan Indikator Kinerja Utama yang dipilh dari indikator kinerja RPJMD setelah dilakukannya review dan revisi terhadap dokumen tersebut sesuai rekomendasi hasil evaluasi SAKIP yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
Adapun penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat
No Sasaran Strategis RPJMD Indikator Kinerja Utama Satuan
1. Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga
1. Ketersediaan pangan utama Ton
2. Jumlah koperasi aktif Unit
3. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Unit
4. Peserta KB Aktif dengan PUS (Prevalensi)
%
5. Angka Kemiskinan %
2. Terwujudnya Agrobisnis Dalam
Bidang Kelautan dan Perikanan, Perkebunan, serta Tanaman Pangan dan Holtikultura.
1. PDRB per kapita (hk)/Juta Rp Juta Rp
2. Produksi perikanan Ton
3. Produksi Padi Ton
4. Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik
%
3. Berkembangnya Budaya Daerah Yang Positif dan Mendukung Pembangunan
1. Penanganan PMKS %
2. Jumlah grup kesenian Grup
3. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
%
4. Meningkatnya Kualitas Pendidikan.
1. Angka Melek Huruf %
2. Angka rata-rata lama sekolah Tahun
No Sasaran Strategis RPJMD Indikator Kinerja Utama Satuan
3. Angka Partisipasi Sekolah %
4. Indeks Pembangunan Manusia Angka Rata-rata 5. Meningkatnya Kualitas
Kesehatan.
1. Angka Usia Harapan Hidup Tahun
2. Angka Kematian Bayi/ 1.000 KH Per 1000 KH 3. Angka Kematian Ibu
Melahirkan/100.000 KH
Per 100000 KH
4. Universal Child Immunization/UCI % 5. Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang % 6. Presentase pelayanan kesehatan
dasar masyarakat miskin
%
6. Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja.
1. Tingkat Pengangguran Terbuka %
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 7. Terwujudnya Keamanan dan
Ketertiban Daerah Yang Kondusif Bagi Pelaksanaan Pembangunan.
1. Angka Kriminalitas Yang Tertangani %
8. Terwujudnya Pelaksanaan Pemerintahan Yang Semakin Proaktif dan Efektif
Berlandaskan Prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
2. Opini BPK Terhadap Laporan Keungan Pemkab. MTB.
3. Nilai Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (EKPPD)
4. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan yang baik
%
5. Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah
Rp
9. Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan daerah secara partisipatif
1. Jumlah Program RKPD Yang diakomodir dalam APBD
%
2. Cakupan tindak lanjut hasil pengawasan
%
10. Meningkatnya Ketersediaan Infrastruktur Dasar, Baik Ekonomi, Perhubungan dan Komunikasi, Sosial maupun Pemerintahan.
1. Jumlah jaringan komunikasi (unit) Unit 2. Jumlah arus penumpang angkutan
umum (orang)
Orang
3. Jumlah terminal bus Buah
4. Jumlah pelabuhan laut Buah
5. Jumlah pelabuhan udara Buah
6. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
%
7. Drainase dalam kondisi baik/
pembuangan aliran air tidak tersumbat
%
8. Luas Permukiman yang tertata %
11. Meningkatnya Peran Pemerintah Kecamatan dan Desa/Kelurahan Sebagai Lini Depan Pelayanan Publik.
1. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
Angka Rata-rata
2. Kepemilikan KTP ber-NIK %
No Sasaran Strategis RPJMD Indikator Kinerja Utama Satuan
12. Terjaganya Kualitas Lingkungan.
1. Cakupan penanganan sampah %
2. Luas lahan kritis Hektar
3. Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
%
4. Cakupan pelayanan bencana kebakaran
%
13. Terpeliharanya
Keanekaragaman Hayati.
1. Usaha Yang Memiliki Dokumen Lingkungan
Dokumen
Dengan demikian penetapan IKU ini menjadi acuan untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik serta untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
C. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014.
Mendasari dokumen RPJMD tahun 2012-2017, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah menetapkan sebanyak 10 (sepuluh) tujuan dengan 13 (tiga belas) sasaran strategis. Untuk mencapai target kinerja sasaran tahun 2014 maka Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2014 pada akhir tahun anggaran 2013. Rencana Kinerja tahun 2014 ini adalah dokumen perencanaan kinerja untuk mengarahkan pencapaian sasaran strategis dan target kinerja khususnya dalam penyusunan dokumen Rencana Kinerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2014. Dokumen ini akan lebih ditegaskan dan dituangkan dalam dokumen perjanjian yaitu Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014.
D. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentan waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Penyusunan Penetapan Kinerja 2014 disusun berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 29 Tahun 2010, tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penetapan kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tengara Barat.
Tujuan umum disusunnya Penetapan Kinerja yaitu dalam rangka intensifikasi pencegahan korupsi; peningkatan kualitas pelayanan publik; percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel.
Namun demikian, ruang lingkup ini lebih diutamakan terhadap berbagai program utama organisasi, yaitu program-program yang dapat menggambarkan keberadaan organisasi serta menggambarkan isu strategis yang sedang dihadapi organisasi.
Tujuan khusus Penetapan Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah menyusun penetapan kinerja tahun 2014 dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2017. Oleh karena itu indikator-indikator kinerja dan target tahunan yang digunakan dalam penetapan kinerja ini adalah Indikator Kinerja Utama.
Penetapan Kinerja Kabupaten Maluku Tenggara Barat selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 1 (satu) yang tidak terpisahkan dari Laporan Kinerja Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2014 ini.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas (pemberi amanah).
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat selaku pengemban amanah masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara Barat, melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran strategis yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun 2012-2017. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada tahun 2014 didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yaitu dengan cara membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2014, membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2013 dengan tahun 2014 dan beberapa tahun terakhir, serta membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2014 dengan target jangka
menengah daerah yang terdapat dalam dokumen perencanaan jangka menengah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian indikator kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tersebut digunakan skala nilai peringkat kinerja yang mengacu pada formulir tabel VII-C dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
1. 91 ≥ Sangat Tinggi
2. 76 ≤ 90 Tinggi
3. 66 ≤ 75 Sedang
4. 51 ≤ 65 Rendah
5. ≤ 50 Sangat Rendah
Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2014 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Tingkat Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2014
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
1. Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga
1. Ketersediaan pangan utama (ton) 4.886 7.652 156,61 2. Jumlah koperasi aktif (unit) 148 146 98,65 3. Jumlah UMKM non BPR/LKM
UMKM (unit)
8.114 8.754 107,89
4. Peserta KB Aktif dengan PUS (Prevalensi)-%
73,60 58,09 78,93
5. Angka Kemiskinan (%) 21,96 29,75 73,82
Rata-rata Capaian Kinerja 103,18
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
2. Terwujudnya Agrobisnis Dalam Bidang Kelautan dan Perikanan, Perkebunan, serta Tanaman Pangan dan Holtikultura.
1. PDRB per kapita (hb) /juta Rp 2.673.028 2,781,237 104,05
2. Produksi perikanan (ton) 77.899 90.600 116,30
3. Produksi Padi (ton) 1.420 2.119 149,23
4. Rasio jaringan irigasi dalam kondisi baik(%)
1,75 1,68 96,00
Rata-rata Capaian Kinerja 116,39
3. Berkembangnya Budaya Daerah Yang Positif dan Mendukung
Pembangunan
1. Penanganan PMKS (%) 4,90 7,06 144,08
2. Jumlah grup kesenian 23 36 156,52
3. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
0,01 0,01 100,00
Rata-rata Capaian Kinerja 133,53
4. Meningkatnya Kualitas Pendidikan.
1. Angka Melek Huruf 99,61 99,65 100,04
2. Angka rata-rata lama sekolah 8,99 9,22 102,56
3. Angka Partisipasi Sekolah 99,38 99,22 99,84
4. Indeks Pembangunan Manusia 71,06 69,87 98,33
Rata-rata Capaian Kinerja 100,19
5. Meningkatnya Kualitas Kesehatan.
1. Angka Usia Harapan Hidup 64,75 65,00 100,39
2. Angka Kematian Bayi/ 1.000 KH 14 ,00 55,08 25,42
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan/100.000 KH
309 354 87,29
4. Universal Child Immunization/UCI (%)
80,00 67,00 83,75
5. Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang
7,00 5,00 140,00
6. Presentase pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin (%)
100,00 65,00 65,00
Rata-rata Capaian Kinerja 83,64
6. Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja.
1. Tingkat Pengangguran Terbuka 4,75 4,75 100,00
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 80,10 75,65 94,44
Rata-rata Capaian Kinerja 97,22
7. Terwujudnya Keamanan dan Ketertiban Daerah Yang Kondusif Bagi Pelaksanaan Pembangunan.
1. Angka Kriminalitas Yang Tertangani
100,00 100,00 100,00
Rata-rata Capaian Kinerja 100,00
8. Terwujudnya Pelaksanaan Pemerintahan Yang Semakin Proaktif dan Efektif Berlandaskan Prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
B CC 95,00
2. Opini BPK Terhadap Laporan Keungan Pemkab. MTB.
WDP - -
3. Nilai Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (EKPPD)
TINGGI - -
4. Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan yang baik (%)
65,00 65,00 100,00
5. Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah
23.000.000.000.00 19.200.276.967.00 83,48
Rata-rata Capaian Kinerja 92,83
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
9. Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan daerah secara partisipatif
1. Jumlah Program RKPD Yang diakomodir dalam APBD
95,00 98,50 103,68
2. Cakupan tindak lanjut hasil pengawasan
100,00 95,00 95,00
Rata-rata Capaian Kinerja 99,34
10. Meningkatnya Ketersediaan
Infrastruktur Dasar, Baik Ekonomi, Perhubungan dan Komunikasi, Sosial maupun Pemerintahan.
1. Jumlah jaringan komunikasi (unit) 892 822 92,15 2. Jumlah arus penumpang
angkutan umum (orang)
32.567 88.321 271,20
3. Jumlah terminal bus 2 1 50,00
4. Jumlah pelabuhan laut 8 8 100,00 5. Jumlah pelabuhan udara 3 3 100,00 6. Proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik (%)
75,41 38,91 51,60
7. Drainase dalam kondisi baik/
pembuangan aliran air tidak tersumbat (%)
49,00 31,00 63,27
8. Luas Permukiman yang tertata (%)
80,00 65,00 81,25
Rata-rata Capaian Kinerja 101,18
11. Meningkatnya Peran Pemerintah Kecamatan dan Desa/Kelurahan Sebagai Lini Depan Pelayanan Publik.
1. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat (%)
80,00 75,04 93,80
2. Kepemilikan KTP ber-NIK (%) 100,00 90,00 90,00
Rata-rata Capaian Kinerja 91,90
12. Terjaganya Kualitas Lingkungan.
1. Cakupan penanganan sampah (%) 70,00 70,00 100,00
2. Luas lahan kritis (ha) 255.032,60 256.903,65 99,27 3. Ruang Terbuka Hijau per Satuan
Luas Wilayah ber HPL/HGB (%)
30,00 30,00 100,00
4. Cakupan pelayanan bencana kebakaran (%)
45,00 45,00 100,00
Rata-rata Capaian Kinerja 100,18
13. Terpeliharanya
Keanekaragaman Hayati.
1. Usaha Yang Memiliki Dokumen Lingkungan
95 95 100,00
Rata-rata Capaian Kinerja 100,00
Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut selanjutnya diuraikan dalam analisis capaian kinerja berikut ini.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja di atas, selanjutnya dilakukan analisis pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan. Sampai dengan akhir tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 13 (tiga belas) sasaran strategis dan 47 (empat puluh tujuh) indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2014.
Adapun analisis tingkat pencapaian indikator kinerja dari 13 (tiga belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2014, diuraikan di bawah ini :
Sasaran strategis 1 ditetapkan untuk mencapai misi pertama sebagaimana pada RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2017 yaitu
“Mewujudkan masyarakat yang memiliki diversifikasi usaha yang berorientasi kepada agrobisnis serta ketahanan ekonomi, dengan pendapatan yang semakin meningkat dan merata sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak”, dan juga untuk mencapai tujuan pertama yaitu “Berkembangnya beragam kegiatan ekonomi dan mata pencaharian berbasis sumberdaya lokal”. Sasaran ini didukung oleh Badan Ketahanan Pangan Daerah, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja.
Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 5 (lima) indikator sasaran dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 103,18 % dengan kategori predikat Sangat Tinggi. Pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya Ketahanan Ekonomi
Sasaran Stategis 1 : Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga
Keluarga Tahun 2014, perbandingan kinerja dengan tahun 2013 dan target RPJMD dapat dilihat pada tabel-tabel di berikut ini.
Tabel 3.3
Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga
Tahun 2014
Indikator Kinerja Utama Satuan Tahun 2014
Target Realisasi Capaian
1. Ketersediaan pangan utama (ton) Ton 4.886 7.652 156,61
2. Jumlah koperasi aktif (unit) Unit 148 146 98,65
3. Jumlah UMKM non BPR/LKM UMKM (unit) Unit 8.114 8.754 107,89 4. Peserta KB Aktif dengan PUS (Prevalensi) % % 73,60 58,09 78,93
5. Angka Kemiskinan (%) % 21,96 29,75 73,82
Rata-rata Capaian Kinerja 103,18
Tabel 3.4
Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga
Antara Tahun 2013 dan Tahun 2014
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
2013 2014 2013 2014 2013 2014
1. Ketersediaan pangan utama (ton) 4.642 4.886 5.322 7.652 114,65 156,61 2. Jumlah koperasi aktif (unit) 138 148 135 146 97,83 98,65 3. Jumlah UMKM non BPR/LKM UMKM
(unit)
5.477 8.114 3.440 8.754 62,81 107,89
4. Peserta KB Aktif dengan PUS (Prevalensi)-
%
72,50 73,60 92,50 58,09 127,59 78,93
5. Angka Kemiskinan (%) 25,96 21,96 28,43 29,75 91,31 73,82
Tabel 3.5
Perbandingan Realisasi Kinerja Sasaran
Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Tahun 2014 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2014
Target RPJMD 2017
Selisih Realisasi 2014 Dengan Target RPJMD 2017
1. Ketersediaan pangan utama (ton) Ton 7.652 5.705 1.947
2. Jumlah koperasi aktif (unit) Unit 146 178 (32)
Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi 2014
Target RPJMD 2017
Selisih Realisasi 2014 Dengan Target RPJMD 2017
3. Jumlah UMKM non BPR/LKM UMKM (unit) Unit 8.754 8.000 754
4. Peserta KB Aktif dengan PUS (Prevalensi)-% % 58,09 76,40 (18,31)
5. Angka Kemiskinan (%) % 29,75 9,96 (19,79)
Dari gambaran tabel-tabel di atas, maka untuk sasaran Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan 5 indikator sasaran, dapat diuraikan capaian kinerja sebagai berikut:
1. Ketersediaan Pangan Utama
Ketersediaan pangan utama menggambarkan suatu kondisi dimana adanya ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus mengantisipasi terjadinya rawan pangan.
Ketersediaan Pangan Utama di tahun 2014 ditargetkan sebesar 4.886 ton, dan realisasi sebesar 7.652 ton dengan capaian kinerja 156,61 %, atau melewati target.
Apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013, maka terdapat peningkatan capaian di tahun 2014. Perbandingan capaian kinerja indikator ini dapat dilihat pada tabel 3.4.
Dari gambaran realisasi kinerja indikator ketersediaan pangan utama sebagaimana pada tabel 3.5, menunjukan bahwa realisasi tahun 2014 sebesar 7.652 ton atau sudah melebihi target akhir periode RPJMD di tahun 2017 yaitu sebesar 5.705 ton, dengan selisih capaian sebesar 1.947 ton. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat terus mengoptimalkan produktivitas pangan lokal sebagai penyangga kestabilan kebutuhan pangan sekaligus mengantisipasi terjadinya rawan pangan.
2. Jumlah Koperasi Aktif
Target Jumlah Koperasi Aktif di tahun 2014 ditetapkan sebanyak 148 unit koperasi aktif, dan terealisasi sebanyak 146 unit koperasi aktif dengan capaian kinerja sebesar 98,65 %, atau tidak mencapai target. Hal ini disebabkan karena
manajemen koperasi tidak tertata dengan baik pada 2 unit koperasi, yang berpengaruh terhadap partisipasi anggota koperasi.
Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013, maka terdapat peningkatan capaian pada tahun 2014. Perbandingan capaian kinerja indikator ini dapat dilihat pada tabel 3.4.
Dari gambaran realisasi kinerja pada indikator di atas sebagaimana pada tabel 3.5, menunjukan realisasi tahun 2014 sebanyak 146 unit koperasi aktif, atau semakin mendekati target akhir periode RPJMD di tahun 2017 yaitu sebanyak 178 unit koperasi aktif, dengan selisih yang harus dicapai sebanyak 32 unit koperasi aktif.
3. Jumlah UMKM non BPR/LKM UMKM
Jumlah UMKM non BPR/LKM UMKM yang ditargetkan pada tahun 2014 sebanyak 8.114 unit, terealisasi sebanyak 8.754 unit dengan capaian kinerja sebesar 107,89
% atau melewati target.
Bila dibandingkan dengan capaian pada 2013, maka terdapat peningkatan capaian kinerja pada tahun 2014. Perbandingan capaian kinerja indikator ini dapat dilihat pada tabel 3.4.
Berdasarkan gambaran realisasi kinerja pada tabel 3.5, menunjukan realisasi di tahun 2014 sebanyak 8.754 unit, dimana telah melebihi target akhir periode RPJMD di tahun 2017 yaitu sebanyak 8.000 unit UMKM non BPR/LKM UMKM dengan selisih capaian sebesar 754 unit UMKM non BPR/LKM UMKM.
Dengan adanya peningkatan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cukup signifikan, dapat mendukung peningkatan capaian sasaran strategis meningkatnya ketahanan ekonomi keluarga.
4. Peserta KB Aktif dengan PUS
Partisipasi masyarakat pasangan usia subur di Kabupaten Maluku Tengara Barat sebagai peserta KB aktif di tahun 2014 ditargetkan sebesar 73,60 %, terealisasi sebesar 58,09 %, dengan capaian kinerja sebesar 78,93 % atau tidak mencapai target.
Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013, maka terjadi penurunan capaian pada tahun 2014. Perbandingan capaian kinerja indikator ini dapat dilihat pada tabel 3.4.
Dari gambaran realisasi pada tabel 3.5, menunjukan realisasi di tahun 2014 sebesar 58,09 %, masih jauh dari target akhir periode RPJMD tahun 2017 sebesar 76,40 % dengan selisih yang harus dicapai sebesar 18,31 %. Kondisi ini dikarenakan pola pikir masyarakat di perdesaan yang belum memahami tentang pentingnya ber-KB.
5. Angka Kemiskinan (%)
Angka Kemiskinan di tahun 2014 ditargetkan sebesar 21,96 %, dan realisasi sebesar 29,75 % dengan capaian kinerja sebesar 73,82 % atau tidak mencapai target.
Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013, maka terjadi penurunan capaian di tahun 2014. Perbandingan capaian kinerja indikator ini dapat dilihat pada tabel 3.4.
Gambaran realisasi kinerja pada tabel 3.5 menunjukan realisasi di tahun 2014 sebesar 29,75 %, namun angka tersebut belum mendekati target akhir periode RPJMD di tahun 2017 sebesar 9,96 %. dengan selisih yang harus dicapai sebesar 19,79 %. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat penduduk miskin di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang perlu ditangani oleh Pemerintah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran ini :
1. Mulai lancarnya transportasi untuk pendistribusian pangan dari kota kabupaten ke wilayah kecamatan;
2. Perubahan pola konsumsi pangan penduduk, terutama untuk mengkonsumsi pangan (jagung, umbi-umbian dan padi) yang merupakan bahan pangan pokok di Kabupaten Maluku Tengara Barat;
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengolah diversifikasi pangan lokal;
4. Peningkatan Iklim usaha yang kondusif bagi UMKM non BPR/LKM UMKM;
Hambatan/Masalah :
1. Manajemen koperasi tidak tertata dengan baik;
2. Rendahnya etos kerja anggota koperasi;
3. Kurangnya daya saing UMKM non BPR/LKM UMKM menyebabkan adanya penentuan harga sepihak;
4. Kurangnya partisipasi aktif anggota koperasi pada 2 (dua) unit koperasi;
5. Kurangnya tenaga penyuluh PLKB di kecamatan, yang mengakibatkan kurangnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya keikutsertaan sebagai peserta KB aktif.
Strategi/Upaya Pemecahan Masalah :
Untuk memenuhi target jangka menengah sebagaimana ditetapkan RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Barat, maka terkait dengan sasaran Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga perlu dilakukan langkah-langkah strategis antara lain
1. Pelaksanaan pembinaan dan pelatihan bagi koperasi aktif dan UMKM nom BPR/LKM UMKM.
2. Penambahan tenaga penyuluh PLKB di kecamatan.
3. Mengintensifkan penyuluhan kepada masyarakat pasangan usia subur terkait pentingnya mengikuti KB.
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Anggaran yang ditetapkan untuk pencapaian sasaran strategis pertama adalah sebesar Rp.10.868.553.862,- realisasi sampai dengan akhir tahun sebesar Rp.10.029.156.029,- Dengan demikian didapatkan efisiensi anggaran sebesar 7,72.%.
Program yang menunjang pencapaian target sasaran strategis.
Program yang dianggarkan dalam rangka pencapaian indikator kinerja dari sasaran strategis pertama yaitu :
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan);
2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan;