• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian cross sectional. Menurut Notoatmojo (2012), des ain. dan observasi dilakukan pada satu saat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian cross sectional. Menurut Notoatmojo (2012), des ain. dan observasi dilakukan pada satu saat."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Menurut Notoatmojo (2012), desain penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan untuk mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek, pengumpulan data dan observasi dilakukan pada satu saat.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di industri gamelan Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah yang terdiri dari 6 industri gamelan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Novermber 2019-Juni2020.

C. Populasi Penelitian

Berdasarkan survei, diperoleh populasi untuk penelitian ini sebanyak 78 pekerja bagian penempaan pada industri pembuatan gamelan di Desa Wirun Sukoharjo. Selanjutnya dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu :

(2)

1. Kriteria inklusi

a. Usia produktif 19-60 tahun b. Jenis kelamin laki-laki

c. Memiliki IMT normal (18,5 – 25,0) d. Lama kerja 8 jam

e. Pekerja bagian penempaan

f. Tidak memiliki riwayat penyakit muskuloskeletal 2. Kriteria eksklusi

a. Tidak bersedia menjadi responden b. Tidak hadir dalam pengambilan data

D. Teknik Sampling

Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling dalam penelitian ini, dimana teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Nonprobability sampling terdiri dari beberapa jenis, peneliti memilih teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016).

E. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi (Sugiyono, 2016). Populasi yang ada di industri pembuatan gamelan di Desa Wirun yaitu sebanyak 78 pekerja dan terpilih

(3)

populasi target sebanyak 64 pekerja dan didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 55 responden yang dihitung menggunakan rumus menurut Riyanto (2011) sebagai berikut :

Dimana :

n = besar sampel

N = besar populasi

P = proporsi kejadian (jika tidak dianjurkan = 0,5)

= nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan (TK), jika TK 90% = 1,64 ; jika TK 95% = 1,96% ; jika TK 99% = 2,57.

d = besar penyimpangan (0,1 ; 0,05 ; 0,01) Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh hasil :

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel minimal diatas, didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 55 responden.

(4)

F. Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian G. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas/independen

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain, artinya apabila variabel bebas berubah maka akan mengakibatkan

Populasi Sumber (78 orang) Informed Consent

Populasi Target (64 orang)

Purposive Sampling

Regresi Linier Berganda

Uji Korelasi Spearman Uji Korelasi

Spearman

Pengukuran Sampel Minimum

(55 orang)

Gerakan Berulang Masa Kerja

Keluhan Muskuloskeletal

(5)

perubahan variabel lain (Riyanto, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gerakan berulang dan masa kerja.

2. Variabel terikat/dependen

Variabel terikat marupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Riyanto, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keluhan muskuloskeletal.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitan ini adalah :

a. Variabel pengganggu terkendali : jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, riwayat penyakit, dan lama kerja.

b. Variabel pengganggu tak terkendali : postur kerja, getaran, temperatur, tekanan, dan kebisingan.

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Gerakan Berulang

Jumlah gerakan yang berulang atau gerakan yang sama pada anggota tubuh bagian atas yang dilakukan oleh pekerja bagian penempaan dalam satu menit saat aktivitas menempa.

Alat ukur : Stopwatch

Satuan : gerakan/menit

Skala pengukuran : Rasio

(6)

2. Masa Kerja

Masa kerja dihitung mulai dari pekerja masuk kerja sampai penelitian ini dilakukan.

Alat ukur : Wawancara

Satuan : Tahun

Skala pengukuran : Rasio 3. Keluhan Muskuloskeletal

Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan oleh responden berupa rasa sakit atau nyeri, pegal-pegal, kesemutan, mati rasa atau kelemahan pada tubuh bagian atas pekerja karena gerakan berulang ketika proses penempaan yang diukur menggunakan kuesioner nordic body map (NBM) dengan empat skala likert.

Alat ukur : Kuisioner Nordic Body Map Skala pengukuran : Rasio

I. Instrumen Penelitian

1. Informed Consent dan lembar penjelasan penelitian kepada calon responden.

2. Stopwatch

Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu seorang pekerja dalam melakukan gerakan berulang di proses penempaan.

(7)

3. Kuesioner Nordic Body Map

Kuesioner nordic body map terdiri dari gambar peta tubuh manusia yang terdiri 28 pertanyaan dengan penilaian skala likert, 4 alternatif jawaban yang terdiri dari tingkat keluhan tidak sakit, tingkat keluhan agak sakit, tingkat keluhan sakit, dan tingkat keluhan sangat sakit.

4. Alat Tulis

Pencatatan hasil pengukuran dan pengisian kuesioner menggunakan alat tulis berupa bolpoint dan kertas.

5. Kamera

Kamera digunakan untuk mengambil dokumentasi serta mengambil rekaman aktivitas pekerja sebagai penilaian dan perhitungan banyaknya gerakan berulang selama satu menit.

6. Timbangan

Timbangan digunakan untuk mengukur berat badan responden.

7. Stature Meter

Untuk mengukur tinggi badan responden.

J. Cara Kerja Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Peneliti meminta surat pengantar dari program studi untuk melakukan survei awal penelitian.

b. Peneliti melalukan survei awal, yaitu melihat kondisi tempat kerja, proses kerja, serta kondisi tenaga kerja.

(8)

c. Peneliti melakukan penyusunan proposal skripsi.

d. Validasi proposal penelitian.

e. Peneliti mengurus Ethical Clearance.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan pengambilan sampel.

b. Peneliti membagikan informed consent kepada responden.

c. Peneliti melakukan wawancara kepada responden untuk melengkapi identitas diri dan hal-hal yang berkaitan dengan penalitian.

d. Melakukan pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dengan langkah langkah sebagai berikut:

1) Menyiapkan timbangan dan pengukur tinggi badan (stature meter).

2) Memastikan jarum pengukuran timbangan menunjukkan angka 0 kg.

3) Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

4) Mencatat dan melakukan perhitungan indeks massa tubuh pekerja.

e. Merekam kegiatan menempa selama satu menit untuk mengetahui frekuensi gerakan berulang yang dilakukan pekerja.

f. Melakukan pengukuran keluhan muskuloskeletal dengan menggunakan kuesioner nordic body map (NBM). Untuk menghindari subjektifitas pada penelitian, pada saat wawancara dengan kuesioner NBM peneliti

(9)

menjelaskan pada responden 4 skala likert keluhan dengan kategori-kategori sebagai berikut :

1) Skor 0 jika tidak sakit, pekerja sama sekali tidak merasakan keluhan atau rasa nyeri pada otot-otot

2) Skor 1 jika agak sakit, rasa sakit di tempat kerja, berhenti di malam hari, tanpa gangguan tidur

3) Skor 2 jika sakit, rasa sakit selama bekerja yang bertahan di malam hari dan menyebabkan gangguan tidur

4) Skor 3 jika sakit sekali, nyeri bahkan saat istirahat, dengan gangguan tidur Setelah melakukan wawancara dan pengisian kuesioner nordic body map, maka langkah berikutnya adalah menghitung total skor individu yang didapatkan dari jumlah skor seluruh sistem muskuloskeletal (28 bagian sistem muskuloskeletal) yang diobservasi. Pada hasil penjumlahan skala likert ini, maka akan diperoleh total skor individu. Pengkategorian tingkat resiko keluhan muskuloskeletal berdasarkan total skor individu menurut Tarwaka (2015) sebagai berikut:

1) Rendah jika total skor memperoleh skor 0-20 2) Sedang jika skornmemperoleh skor 21-41 3) Tinggi jika skor memperoleh skor 42-62 4) Sangat tinggi jika skor memperoleh skor 63-84

(10)

g. Menghitung gerakan berulang pekerja bagian penempaan dengan mengamati video hasil rekaman selama satu menit. Pengkategorian gerakan berulang menurut Health and Safety Executive (2009) sebagai berikut:

1) Baik jika pengulangan gerakan ≤ 10 kali 2) Sedang jika pengulangan gerakan 11-20 kali 3) Buruk jika pengulangan gerakan ≥ 20 kali h. Merekap data perolehan hasil penelitian.

2. Tahap Penyelesaian

Mengumpulkan semua data yang telah diperoleh, mengolah data, mengumpulkan data menggunakan SPSS dan menarik simpulan dari analisis data.

K. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Variabel yang dilakukan analisis univariat yaitu gerakan berulang, masa kerja, keluhan muskuloskeletal, indeks massa tubuh, dan usia.

(11)

2. Analisis Bivariat

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data variabel bebas yakni rata-rata gerakan berulang pekerja saat menempa, masa kerja, dan data variabel terikat berupa skor pengukuran keluhan muskuloskeletal. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan gerakan berulang dengan keluhan muskoskeletal dan hubungan masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja industri gamelan bagian penempaan. Apabila data terdistribusi normal maka, analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Namun apabila data tidak terdistribusi normal, analisis data mengunakan uji korelasi Spearman. Uji normalitas data menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Data

diolah dengan SPSS 20.0 dengan taraf signifikasi yang digunakan yaitu 95%

dengan kemaknaan 5%. Jika hasil pada uji bivariat mempunyai nilai p < 0,25, maka dapat dilakukan uji multivariat untuk melihat keeratan antara lebih dari 1 variabel bebas dengan 1 variabel terikat. Dengan interpretasi hasil uji korelasi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Interpretasi Hasil Uji Korelasi

No Parameter Nilai Interpretasi

1 Kekuatan Korelasi (r)

0,00-0,25 Tidak ada hubungan atau hubungan lemah

0,26-0,50 Hubungan sedang 0,51-0.75 Hubungan kuat

0,76-1 Hubungan sangat kuat 2 Nilai p (value) p ≤ 0,05 Uji signnifikan

p > 0,05 Uji tidak signifikan

3 Arah Korelasi + (positif) Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel yang lainnya

- (negatif) Berlawanan arah, semakin besar nilai suatu variabel semakin kecil nilai variabel lainnya

Sumbern: Dahlan, 2014

(12)

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah analisis hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat (Riyanto, 2012). Pada penelitian ini, analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan mana yang paling kuat diantara hubungan gerakan berulang dengan keluhan muskuloskeletal atau hubungan masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Uji multivariat dilakukan dengan regresi linier berganda dengan menggunakan komputer SPSS versi 20.0 apabila memenuhi syarat yaitu variabel terikat dan variabel bebas numerik, serta uji ini dapat dilakukan jika variabel pada analisis bivariat mempunyai nilai p < 0,25. Menurut Dahlan (2014) persamaan dalam regresi linier berganda yaitu :

Y = konstanta + a1. X1+ a2. X2+ ….. + ai. Xi

Y = konstanta + a1.nilai gerakan berulang + a2.nilai masa kerja, Dimana :

Y = nilai dari variabel terikat a = nilai koefisien tiap variabel x = nilai variabel bebas

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

Olahraga yang dianjurkan untuk keperluan kesehatan adalah aktivitas gerak raga dengan intensitas yang setingkat di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan

Tingkat suku bunga deposito satu dan tiga bulan baik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap deposito berjangka pada bank konvensional di Provinsi Aceh.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada penyediaan sarana lingkungan perkotaan yang terdiri dari sarana niaga, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana pelayanan umum,

Misalnya sebuah lembaga dakwah menawarkan layanan pendidikan yang menggunakan berbagai sarana canggih, dengan mubaligh dan mubalighah yang memiliki komptensi yang tinggi,

Kepribadian guru adalah perilaku seorang guru yang menggambarkan sifat dan watak pribadinya dalam berpikir, berbuat dan bersikap dalam proses pendidikan dan

Adalah perubahan syarat pembiayaan yang hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang (grace period) dan perubahan besarnya angsuran

Menjadi organisasi belajar adalah hal lain, strategi yang relatif baru yang digunakan beberapa rumah sakit untuk meningkatkannya kinerja (Soklaridis, 2014). Rumah sakit swasta