viii ABSTRAK
PENGARUH JENIS KELAMIN, MOTIVASI BELAJAR, DAN BIMBINGANKARIER TERHADAP CITA-CITA SISWA
Studi Kasus Pada Siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta
Eny Kirana Damanik Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (2) pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (3) pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode Ex Post Facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta dengan jumlah 656 siswa. Sampel sebanyak 330 siswa (margin of error 0,038) diambil dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis Chi-Square dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 10,397; nilai Sig. = 0,001); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 30,530; nilai Sig. = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,304). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 berada pada rentang 0,40 < C/ < 0,60); (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 50,089; nilai Sig.=0,000; nilai Pearson’s R = 0,390). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,363;
ix ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GENDER, LEARNING MOTIVATION, AND CAREER GUIDANCE TO STUDENT’S IDEALS
A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management in Yogyakarta
Eny Kirana Damanik Sanata Dharma University
2016
This research was intended to know: (1) the influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (2) the positive and significant influence of learning motivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (3) the positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta.
This is a descriptive correlational research with Ex Post Facto method. The population of this research were 656 students at Private Vocational High Schools of class XI Business and Management. The samples were 330 students (0,038 margin of error) taken using Cluster Random Sampling. The data were collected by using questionnaires and analysed by using Chisquare with significant level 0,05.
The result of this research shows that: (1) there is an influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 10,397; Asymp. Sig = 0,001); (2) there is positive and significant influence of learningmotivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 30,530; Asymp. Sig = 0,000; Pearson’s R = 0,304). Middle association degree (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 is in between 0,40 < C/ < 0,60); (3) there is positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 50,089; Asmyp. Sig.=0,000; Pearson’s R = 0,390). Middle association degree (C = 0,363;
= 0,707; C/ = 0,513 is in between 0,40< C/ < 0,60).
i
PENGARUH JENIS KELAMIN, MOTIVASI BELAJAR DAN
BIMBINGAN KARIER TERHADAP CITA-CITA SISWA
Studi Kasus Pada Siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemendi Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
ENY KIRANA DAMANIK NIM: 121334078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukurku, kupersembahkan skripsi ini kepada:
Tuhan Yesus yang selalu memberikan penyertaan, kekuatan, berkatnya
kepadaku.
Orangtuaku, Bapak Poltak Damanik dan Ibu Rama Shinta Ginting yang
selalu menyebutkan namaku di dalam doa,
Opungku, Jenni Marpaung yang selalu mendoakanku,
Kakakku dan Adikku, Jelita Oksari, Ely Corina dan Yehezkiel,
Sahabat-sahabatku, Adys, Agnes, Destri, Okti, Oliv,
v
MOTTO
BersamaMu
Engkau ada bersamaku di setiap musim hidupku
Tak pernah kau biarkan ku sendiri
Kekuatan di jiwaku adalah bersamaMu
Tak pernah kuragukan kasihMu
BersamaMu Bapa kulewati semua
PerkenananMu yang teguhkan hatiku
Engkau yang bertindak membri pertolongan
AnugerahMu besar melimpah bagiku
Kolose 3:17
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
Lakukanlah semuanya itu dalam Nama Tuhan Yesus,
viii ABSTRAK
PENGARUH JENIS KELAMIN, MOTIVASI BELAJAR, DAN BIMBINGANKARIER TERHADAP CITA-CITA SISWA
Studi Kasus Pada Siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta
Eny Kirana Damanik Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (2) pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta; (3) pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode Ex Post Facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK kelas XI Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Yogyakarta dengan jumlah 656 siswa. Sampel sebanyak 330 siswa (margin of error 0,038) diambil dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis Chi-Square dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh jenis kelamin terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 10,397; nilai Sig. = 0,001); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 30,530; nilai Sig. = 0,000; nilai Pearson’s R = 0,304). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 berada pada rentang 0,40 < C/ < 0,60); (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan bimbingan karier terhadap cita-cita siswa SMK kelas XI di Kota Yogyakarta ( hitung = 50,089; nilai Sig.=0,000; nilai Pearson’s R = 0,390). Derajat asosiasi cukup/sedang (C = 0,363;
= 0,707; C/ = 0,513 berada pada rentang 0,40< C/ < 0,60).
ix ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GENDER, LEARNING MOTIVATION, AND CAREER GUIDANCE TO STUDENT’S IDEALS
A Case Study at Private Vocational High Schools of Business and Management in Yogyakarta
Eny Kirana Damanik Sanata Dharma University
2016
This research was intended to know: (1) the influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (2) the positive and significant influence of learning motivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta; (3) the positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta.
This is a descriptive correlational research with Ex Post Facto method. The population of this research were 656 students at Private Vocational High Schools of class XI Business and Management. The samples were 330 students (0,038 margin of error) taken using Cluster Random Sampling. The data were collected by using questionnaires and analysed by using Chisquare with significant level 0,05.
The result of this research shows that: (1) there is an influence of gender to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 10,397; Asymp. Sig = 0,001); (2) there is positive and significant influence of learningmotivation to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 30,530; Asymp. Sig = 0,000; Pearson’s R = 0,304). Middle association degree (C = 0,291; = 0,707; C/ = 0,41 is in between 0,40 < C/ < 0,60); (3) there is positive and significant influence of career guidance to student’s ideals at Private Vocational High Schools of class XI in Yogyakarta (ChisquareCount = 50,089; Asmyp. Sig.=0,000; Pearson’s R = 0,390). Middle association degree (C = 0,363;
= 0,707; C/ = 0,513 is in between 0,40< C/ < 0,60).
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Jenis Kelamin, Motivasi Belajar,
dan Bimbingan Karier terhadap Cita-Cita Siswa” dengan tepat waktu. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
xi
3. Bapak Drs.F.X Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dalam proses perkuliahan. 5. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah mendidik dan membimbing penulis selama proses perkuliahan;
6. Theresia Aris Sudarsilah selaku Tenaga Administrasi yang telah membantu memperlancar untuk terselesaikannya skripsi ini;
7. Seluruh siswa SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk mengisi kuesioner peneliti;
8. Kedua orangtuaku yang telah memberikan segala hal yang terbaik kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik; 9. Kakak dan adikku, kak Lita, Ely, Kiel yang selalu mengingatkan dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi;
10.Sahabat-sahabatku, Agnes, Adys, Destri, Okti dan Oliv yang selalu memberikan canda tawa, semangat yang tidak pernah aku dapatkan dari orang lain;
xii
12.Teman-teman PAK 2012 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi;
13.Teman-teman pelayanan, yang telah memberikan dukungan doa kepada penulis;
14.Teman-teman kost, kak Happy, Agnes, Siska, Riris, Mona, Borni yang telah memberikan semangat kepada penulis;
15.Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini;
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan dan tidak lupa penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Ketidaksempurnaan ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini.
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
xiv
a. Pengertian Jenis Kelamin ... 14
b. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan ... 15
c. Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Cita-cita Siswa ... 18
3. Motivasi Belajar ... 19
a. Pengertian Motivasi ... 19
b. Pengertian Belajar ... 19
c. Motivasi Belajar ... 20
d. Faktor-faktor yang Memnpengaruhi Motivasi Belajar ... 21
e. Jenis-jenis Motivasi ... 21
f. Fungsi-fungsi dalam Motivasi Belajar ... 22
g. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 23
h. Hubungan Motivasi Belajar dengan Cita-cita ... 24
4. Bimbingan Karier ... 25
a. Pengertian Bimbingan ... 25
b. Pengertian Karier ... 26
c. Bimbingan Karier ... 26
d. Tujuan Bimbingan Karier ... 27
e. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier ... 29
f. Hubungan Bimbingan Karier dengan Cita-cita ... 30
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 31
C. Kerangka Berpikir ... 33
D. Perumusan Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN... 38
A. Jenis Penelitian ... 38
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 40
1. Populasi Penelitian ... 40
2. Ukuran Sampel ... 40
3. Teknik sampling ... 41
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 47
1. Variabel Penelitian ... 47
2. Pengukuran Variabel ... 49
F. Teknik Pengumpulan Data ... 49
xv
2. Penyusunan Kuesioner ... 51
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 53
1. Uji Validitas ... 54
2. Uji Reliabilitas ... 57
H. Teknik Analisis Data ... 60
1. Teknik Analisis Data Deskriptif ... 60
2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 63
3. Pengujian Hipotesis ... 65
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 71
A. Deskripsi Data ... 71
1. Deskripsi Responden ... 71
2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 74
B. Analisis Data ... 77
1. Uji Prasyarat Analisis ... 77
2. Pengujian Linieritas ... 79
C. Pengujian Hipotesis ... 80
D. Pembahasan ... 92
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Keterbatasan Penelitian ... 99
C. Saran ... 100
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Perbedaan Psikologi antara Laki-Laki dan Perempuan ... 16
Tabel 3.1.Tempat Penelitian SMK ... 39
Tabel 3.2. Populasi Siswa SMK ... 40
Tabel 3.3. Hasil Proporsi Kelas XI SMK ... 43
Tabel 3.4. Hasil Pengundian Jurusan SMK Negeri dan SMK Swasta ... 45
Tabel 3.5. Penentuan Skor Skala Likert ... 49
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Kuesioner... 51
Tabel 3.7. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Cita-Cita ... 51
Tabel 3.8. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar ... 52
Tabel 3.9. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Bimbingan Karier ... 53
Tabel 3.10. Hasil Uji Validitas Variabel Cita-Cita ... 55
Tabel 3.11. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 56
Tabel 3.12. Hasil Uji Validitas Variabel Bimbingan Karier ... 57
Tabel 3.13. Tingkat Koefisien Reliabilitas ... 58
Tabel 3.14. Hasil Uji Relibialitas Variabel Cita-Cita ... 59
Tabel 3.15. Hasil Uji Relibialitas Variabel Motivasi Belajar ... 59
Tabel 3.16. Hasil Uji Relibialitas Variabel Bimbingan Karier ... 60
Tabel 3.17. Penilaian Acuan Patokan Tipe II ... 61
Tabel 3.18. Rentang Variabel Cita-Cita ... 61
Tabel 3.19. Rentang Variabel Motivasi Belajar ... 62
Tabel 3.20. Rentang Variabel Bimbingan Karier... 63
Tabel 3.21. Kriteria Keeratan ... 67
xvii
Tabel 4.2. Data Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 72
Tabel 4.3. Data Responden Berdasarkan Jurusan ... 73
Tabel 4.4. Data Responden Berdasarkan Status Sekolah ... 74
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Cita-Cita ... 74
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 75
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Bimbingan Karier ... 76
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Cita-Cita ... 78
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Motivasi Belajar ... 78
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Bimbingan Karier ... 79
Tabel 4.11. Tabel Kontigensi Frekuensi Harapan Variabel Cita-Cita ... 81
Tabel 4.12. Hasil Uji Chisquare Jenis Kelamin Terhadap Cita-Cita ... 82
Tabel 4.13.Tabel Kontigensi Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Cita-Cita .... 82
Tabel 4.14. Tabel Kontigensi Frekuensi Harapan Variabel Motivasi Belajar 85 Tabel 4.15. Hasil Uji Chisquare Motivasi Belajar Terhadap Cita-Cita ... 86
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 107
Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 115
Lampiran 3. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ... 140
Lampiran 4. Deskriptif Data ... 150
Lampiran 5. Uji Normalitas ... 157
Lampiran 6. Pengujian Hipotesis ... 160
Lampiran 7. Daftar Tabel Statistik ... 168
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian... 169
1
BABBIB
PENDAHULUANB
A. LatarBBelakangBMasalahB
Pendedekan merupakan salah satu faktor yang sangat penteng dalam
kehedupan manusea. Pada dasarnya pendedekan merupakan proses untuk
membantu manusea mengembangkan derenya sehengga mampu
menghadape seteap perubahan yang terjade. Pendedekan yang mampu
mendukung pembangunan bangsa dan negara de masa yang akan datang
adalah pendedekan yang mampu mengembangkan segenap potense yang
demeleke seswa sehengga benar-benar selaras dengan program pembangunan
naseonal dalam rangka mencapae tujuan naseonal. Penyelenggaraan
pendedekan naseonal delaksanakan melalue dua jalur yaetu jalur pendedekan
formal dan jalur pendedekan non formal. Pendedekan formal deperoleh
melalue lembaga pendedekan, yaetu sekolah yang merupakan pendedekan
berjenjang dare pendedekan paleng rendah sampae dengan pendedekan yang
tengge, sedangkan pendedekan nonformal adalah suatu bentuk pelatehan
yang mempunyae organesase de luar pendedekan formal, mesalnya kursus.
Seteap orang memeleke ceta-ceta yang engen decapae. Sesuatu yang
engen decapae memerlukan pergorbanan atau perjuangan. Keteka ceta-ceta
telah tercapae maka seseorang dapat dekatakan berhasel. Ceta-ceta
merupakan hal yang penteng dalam kehedupan seseorang. Ceta-ceta adalah
suatu empean dan harapan seseorang akan masa depannya. Bage sebagean
yang memandang sebagae tujuan hedup maka arte ceta-ceta adalah sebuah
empean yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju
dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehedupan.
Menurut Mulyanengtyas (2007:40), ceta-ceta adalah keengenan yang
selalu ada dalam pekeran atau tujuan yang detetapkan seseorang untuk dere
sendere yang hendak decapae. Ceta-ceta merupakan sesuatu yang engen
decapae oleh seseorang. Seteap orang memeleke ceta-ceta yang berbeda-beda
sesuae dengan keengenan. Seseorang yang memeleke ceta-ceta akan
senanteasa mengejar atau memperjuangkan ceta-cetanya. Ceta-ceta menjade
sebuah tujuan yang harus deperjuangkan.
Sekolah Menengah Kejuruan sebagae salah satu jalur pendedekan
formal tengkat menengah mempunyae tujuan menyedeakan tenaga kerja
yang memeleke keterampelan, pengetahuan, serta sekap bersaeng dalam
memasuke dunea kerja. Hal tersebut dedukung dengan adanya Peraturan
Pemerentah Republek Indonesea Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendedekan
Menengah pasal 1 ayat 3, menyebutkan pendedekan menengah
kejuruan adalah pendedekan pada jenjang menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan seswa untuk melakukan
jenes pekerjaan dalam bedang tertentu.
Pemerentah melalue pendedekan menengah kejuruan melakukan
upaya untuk menengkatkan kualetas sekolah kejuruan antara laen:
pengembangan kurekulum, penengkatan jumlah dan mutu guru, pengadaan
Dengan adanya penengkatan kualetas, SMK dapat menghaselkan lulusan
yang beroreentase kepada permentaan pasar serta dapat bersaeng dengan
tenaga kerja aseng. Lulusan SMK yang berkualetas akan lebeh mudah
memasuke dunea kerja yang deengenkan.
Faktor-faktor yang deduga mempengaruhe ceta-ceta antara laen jenes
kelamen, motevase belajar, bembengan kareer, penghaselan orang tua,
pekerjaan orang tua, pendedekan orang tua, jurusan, status sekolah, status
akredetase, prestase belajar, dan bakat akan menembulkan perbedaan pula
dalam pola peker yang demeleke oleh seteap endevedu dalam memeleh
ceta-ceta. Dalam dunea sekolah terkaet dengan jurusan SMA atau SMK yang
telah depeleh oleh seswa merupakan salah satu faktor dalam pemelehan
ceta-cetanya. De dalam enstetuse pendedekan (sekolah) baek negere maupun
swasta sangat mengupayakan berbagae cara dalam menengkatkan kualetas
sekolah tersebut untuk menengkatkan maupun mempertahankan tengkat
akredetase sekolah. Status sekolah dan tengkat akredetase sekolah
merupakan salah satu harapan dalam mewujudkan ceta-ceta yang demeleke
oleh seswa.
Jenes kelamen ekut berperan dalam penentuan ceta-ceta seorang
seswa. Menurut Fakeh (1996:7) jenes kelamen adalah pensefatan atau
pembagean dua jenes kelamen manusea yang detentukan secara beologes
yang melekat pada jenes kelamen tertentu. Jenes kelamen lake-lake memeleke
sefat tegas, eneseatef, loges, agresef. Jenes kelamen perempuan memeleke sefat
Peneletean yang telah delakukan oleh Jhon Mell dan Marry Alen
dalam Bernadetha (2011), perempuan lebeh menonjol dalam bedang
keterampelan-keterampelan verbal (kata-kata), sedangkan prea lebeh
menonjol dalam bedang keterampelan spaseal (ruang). Dalam sebuah
pekerjaan atau kareer ada hal yang lebeh cocok jeka detekune oleh prea atau
sebaleknya oleh waneta. Pekerjaan lapangan yang menuntut mobeletas
tengge umumnya lebeh berhasel jeka delaksanakan oleh prea, sedangkan
pekerjaan yang menuntut keteletean beasanya lebeh baek haselnya jeka
delaksanakan oleh waneta (Charlee, 2008:12). Dengan demekean adanya
jenes kelamen dapat mempengaruhe seswa lake-lake dan seswa perempuan
dalam menentukan ceta-cetanya.
Adanya ceta-ceta dalam dere seseorang menjadekan motevase belajar
untuk menggapae ceta-ceta tersebut. Dalam menggapae ceta-ceta deperlukan
motevase belajar yang besar. Motevase belajar seswa sangat berkaetan
terhadap prestase belajar. Seswa yang memeleke motevase belajar yang besar
akan menghaselkan prestase belajar yang tengge. Prestase belajar yang
tengge menggambarkan bahwa seseorang tersebut memeleke kualetas atau
keunggulan. Hal enelah yang debutuhkan dalam mengejar ceta-ceta.
Bembengan kareer juga dapat mempengaruhe ceta-ceta seswa SMK.
Bembengan kareer merupakan salah satu jenes layanan dare program
bembengan dan konseleng. Layanan bembengan kareer memeleke peran yang
sangat penteng de sekolah, khususnya membere arah yang baek pada seswa
deberekan kepada seswa supaya seswa mendapatkan enformase tentang
dunea kareer. Seswa juga besa memeleh kareer dan menyesuaekan dengan
menat dan bakat, serta kemampuan yang demeleke agar kelak seswa tedak
salah dalam mengambel keputusan dan dapat bekerja dengan baek.
Berdasarkan uraean yang telah dekemukakan deatas penules tertarek
untuk melakukan peneletean dan akan tertuang dalam skrepse ene dengan
judul “Pengaruh Jenes Kelamen, Motevase Belajar, Dan Bembengan Kareer
Terhadap Ceta-Ceta Seswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): Stude
Kasus Seswa SMK Kelas XI Bedang Keahlean Besnes Dan Manajemen De
Kota Yogyakarta”.
B. BatasanBMasalahB
Mengengat begetu banyak faktor yang deduga mempengaruhe
ceta-ceta seswa Sekolah Menengah Kejuruan, maka perlu deadakan batasan
masalah dalam peneletean ene. Penelete memfokuskan peneletean pada
ceta-ceta seswa SMK yang detenjau dare jenes kelamen, motevase belajar, dan
bembengan kareer.
C. RumusanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang de atas dapat derumuskan beberapa
masalah sebagae berekut :
2. Apakah ada pengaruh yang posetef dan segnefekan motevase belajar
terhadap ceta-ceta seswa?
3. Apakah ada pengaruh yang posetef dan segnefekan bembengan kareer
terhadap ceta-ceta seswa?
D. TujuanBPenelitianB
Berdasarkan rumusan masalah yang dekemukakan de atas dapat
derumuskan tujuan peneletean yang akan decapae, yaetu :
1. Untuk mengetahue ada tedaknya pengaruh jenes kelamen terhadap
ceta-ceta seswa.
2. Untuk mengetahue ada tedaknya pengaruh yang posetef dan segnefekan
motevase belajar terhadap ceta-ceta seswa.
3. Untuk mengetahue ada tedaknya pengaruh yang posetef dan segnefekan
bembengan kareer terhadap ceta-ceta seswa.
E. ManfaatBPenelitianB
Manfaat dare peneletean ene adalah sebagae berekut :B
1. Bage Uneversetas Sanata Dharma
Hasel peneletean ene memberekan tambahan referense bahan bacaan
ataupun acuan yang degunakan oleh seteap mahaseswa dalam
2. Bage Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Hasel peneletean ene dapat dejadekan bahan pertembangan bage sekolah
dalam membangun atau mengembangkan ceta-ceta seswa.
3. Bage Penules
Penules memperoleh tambahan pengetahuan dalam bedang pendedekan
tentang faktor-faktor yang deduga mempengaruhe ceta-ceta seswa SMK
8 BABBIIB
TINJAUANBPUSTATABDANBHIPOTESISB
B
A. TinjauanBTeoretikB
Pada bagian ini diuraikan kajian teori yang berhubungan dengan cita-cita,
jenis kelamin, motivasi belajar, dan bimbingan karier.
1. Cita-cita
a. Pengertian Cita-cita
Menurut Hurlock (1979) dalam Hidayat (2015:4), cita-cita
merupakan keinginan meraih sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan
sekarang. Menurut Mulyaningtyas (2007:40), cita-cita adalah
keinginan yang selalu ada dalam pikiran atau tujuan yang ditetapkan
seseorang untuk diri sendiri dan hendak dicapai. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, atau
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita ini dapat berasal dari
dalam diri sendiri ataupun berasal dari pengaruh lingkungan sekitar.
Cita-cita dapat juga diartikan sebagai tujuan hidup atau pedoman
hidup. Berikut beberapa definisi mengenai tujuan dan pedoman hidup
menurut para ahli :
1) Ken Mcelroy
Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai
kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai
2) Jemsly H & Martani H
Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan
sesuatu yang utopis.
3) Yayasan Trisakti
Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan
apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus
dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik,
prosedur, anggaran serta penentuan program.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sebuah cita-cita / tujuan hidup merupakan sesuatu yang ingin
dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus dikerjakan dan
kunci untuk mencapai kesuksesan.
b. Sumber Cita-cita
Sumber cita-cita merupakan asal munculnya keinginan untuk
meraih sesuatu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sumber
cita-cita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Internal
Sumber cita-cita internal merupakan sumber cita-cita yang
berasal dari dalam diri seseorang. Sumber ini berkaitan dengan
keinginan dan hal lain yang melekat dalam diri seseorang.
a) Minat
Minat merupakan ketertarikan atau kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu. Seseorang yang telah
memiliki minat yang kuat akan selalu berusaha untuk
mewujudkannya, tak peduli apakah ia mampu atau tidak.
Minat akan memberikan semangat yang luar biasa sehingga
memacu seseorang untuk selalu bekerja keras dan berusaha
untuk meraihnya.
b) Bakat
Bakat merupakan kemahiran di suatu bidang tertentu.
Keahlian ini sudah ada sejak lahir ataupun melalui proses
panjang yang penuh dengan usaha. Seseorang akan
cenderung memilih cita-cita yang sesuai dengan keahlian
yang ia miliki. Sebagai contoh seseorang yang memiliki
kemampuan menghitung dan menggambar akan memilih
menjadi arsitektur. Seseorang yang telah memiliki keahlian
tertentu akan lebih mudah untuk menentukan dan meraih
apa yang diharapkan.
c) Pengalaman
Semakin banyak pengalaman seseorang akan semakin
banyak pula pilihan impian yang ia miliki. Sebagai
contoh, ketika seseorang pernah mengikuti berbagai
tersebut akan memiliki wawasan yang luas sehingga
memiliki banyak pilihan cita-cita.
2) Eksternal
Sumber eksternal berkaitan dengan interaksi seseorang
dengan lingkungannya dan kemampuan untuk merespon
fenomena yang terjadi di lingkungannya. Sumber eksternal
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Keluarga
Keluarga mempunyai andil yang besar dalam meraih
cita-cita yang telah ditentukan. Dalam konteks
pengaruhnya terhadap pilihan cita-cita, keluarga memiliki
peran yang cukup besar. Hal ini terjadi karena keluarga
memiliki kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat
memaksakan pilihan tertentu kepada seseorang. Kekuatan
itu diantaranya adalah kemampuan finansial, permintaan
orangtua dan dukungan non finansial.
b) Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat tinggal seseorang
yang berpengaruh pada pilihan seseorang dalam
menentukan cita-citanya. Lingkungan yang dimaksud dapat
berupa kondisi geografis wilayah, lingkungan dari segi
c. Berbagai Jenis Profesi
Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita
sesuai dengan keinginan setiap individu untuk dicapai. Menurut
Rintyastini (2006:89-95), seseorang dapat memilih jenis profesi
sebagai berikut.
1) Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis
Profesi yang termasuk dalam kategori ini lazimnya berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai masalah teknologi, ekonomi, sosial, dan industry. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsi-fungsi keahlian teknologi, artistik, dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni, dan olahraga.
2) Profesi dan bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan
Profesi yang termasuk dalam kategori ini terdiri atas orang-orang yang terpilih dan dipercaya sebagai anggota pemerintahan setempat, daerah swatantra, provinsi, regional atau nasional. Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan pemerintah pusat atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hukum dan peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi. 3) Profesi dalam bidang ketatausahaan
Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam bidang pelayanan masyarakat yang mengusahakan agar norma hokum, peraturan dan ketetapan-ketetapan pemerintah lokal, provinsi, dan negara dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
4) Profesi dalam bidang perdagangan
5) Profesi dalam bidang jasa
Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam mengarahkan, mengorganisasi, mngawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industry dapat berjalan dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan dan pribadi ini antara lain konsultan, pelayan hotel, tukang cukur/pangkas rambut, dan ahli kecantikan.
6) Profesi dalam bidang eksplorasi energy
Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang-orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin. Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang.
7) Profesi dalam bidang militer
Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan pertahanan dan keamanan negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, prajurit, tentara, dan marinir.
Dalam penelitian ini, adapun faktor yang diduga
mempengaruhi cita-cita, antara lain jenis kelamin, motivasi
belajar, dan bimbingan karier. Cita-cita merupakan sesuatu yang
ingin dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus dikerjakan dan
kunci untuk mencapai kesuksesan. Adanya cita-cita akan
memberikan arahan kepada setiap siswa mengenai
langkah-langkah untuk mewujudkan cita-citanya. Cita-cita seorang siswa
muncul dapat berasal dari dalam diri seseorang (internal) maupun
dari luar (eksternal). Jenis kelamin dan motivasi belajar termasuk
sumber cita-cita yang muncul dari dalam diri siswa. Jenis kelamin
merupakan hal biologis yang melekat pada manusia. Motivasi
Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan selalu
berusaha untuk mewujudkan cita-citanya. Motivasi belajar akan
memberikan semangat yang luar biasa sehingga memacu siswa
untuk selalu bekerja keras dan selalu berusaha untuk meraihnya.
Sedangkan cita-cita yang berasal dari luar diri siswa berkaitan
dengan lingkungannya. Lingkungan sekolah turut berpartisipasi
dalam munculnya cita-cita seorang siswa. Layanan bimbingan
karier diperoleh siswa dari lingkungan sekolah. Bimbingan karier
membantu siswa agar dapat memahami kemampuan diri,
mengenal dunia kerja, dan mengembangkan masa depan sesuai
yang diharapkan. Siswa yang menerima bimbingan karier akan
lebih mengenal cita-citanya dan dapat mengarahkan dirinya
tentang apa yang harus dikerjakan untuk menwujudkan
cita-citanya.
2. Jenis Kelamin
a. Pengertian Jenis Kelamin
Menurut Fakih (1996:7) jenis kelamin adalah pensifatan atau
pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis
yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Manusia dengan jenis
kelamin laki-laki adalah manusia yang bersifat: memiliki penis,
reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi
telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat
tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan
laki-laki selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak
dapat dipertukarkan antara alat biologis laki-laki dan alat biologis
perempuan.
b. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan
Pengkategorian perbedaan antara laki-laki dan perempuan dibawah
ini, dipilih berdasarkan dugaan yang dimungkinkan ada hubungannya
dengan cita-cita.
1) Kemampuan Intelektual
Maccoby dan Jacklin dalam Andri Yanuarita (2010)
menyatakan bahwa wanita memiliki kemampuan verbal yang lebih
baik daripada pria dimulai sejak usia 11 tahun. Wanita lebih
superior dari pria dalam kemampuan kosa kata, tata bahasa, ejaan,
pemahaman dan menulis.
2) Perilaku Peran Jenis Kelamin
Pria pada dasarnya lebih mampu berpikir secara rasional
dalam menghadapi berbagai masalah sedangkan wanita lebih
menggunakan perasaannya. Pria lebih dituntut untuk mampu
mandiri dan mencari nafkah bagi keluarganya, sedangkan wanita
lebih dituntut untuk mampu mendidik anak dan mengerjakan
Berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata
wanita dan pria mempunyai perkembangan yang berbeda (Gilarso
1993:2). Wanita pada umumnya mempunyai sifat yang lambat, luwes,
sabar, dan keibuan. Pria cenderung mempunyai sifat tegas, inisiatif,
dan mempunyai fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita
pada umumnya. Perbedaan fisik dan psikologis dapat mempengaruhi
perbedaan antara wanita dan pria. Menurut kartono (1981:20),
perbedaan pria dan wanita meliputi:
1) Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah
dibandingkan kemampuan intelektual pria.
2) Wanita lebih menyukai pekerjaan bersifat sosial seperti juru rawat
dan guru, sedangkan pria lebih suka pekerjaan yang membutuhkan
pemikiran.
Mulyaningtyas menyatakan perbedaan psikologi atau kejiwaan
antara laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:
TabelB2.1B
a. Pola dasar pandangan ke dalam, terarah pada manusia/subjek
b. Suka menjelajah dan
menyelidiki alam sekitar b. Lebih gemar tinggal di rumah, memelihara dan merawat
c. Suka membongkar dan
membangun c. Suka memelihara menyayangi dan
d. Suka mencoba hal-hal baru,
mencari, dan melihat-lihat d. Butuh ‘dilihat’ dan ‘dicari’ perhatian, senang e. Aktif, mengambil inisiatif,
suka mengkritik dan
memprotes
e. Reaktif, menanggapi lebih tabah dan mudah menerima
utama, dapat mengendalikan perasaan dengan akalnya
menonjol dan hal itu
memengaruhi pikirannya
g. Lebih melihat kenyataan secara objektif, terarah pada garis-garis besar, lebih teguh dalam keputusan
g. Perhatian sampai detail (hal-hal kecil), cenderung intuitif, mudah mengubah keputusannya
h. Gelombang perasaan
mendatar dan stabil h. Perasaan terpengaruh oleh siklus bulanan pasang surut i. Gairah seksual lebih
bersifat jasmaniah/jasmani biologis
i. Gairah seksual lebih bersifat rohaniah, lebih mementingkan cinta dan kemesraan
(Mulyaningtyas, 2007:67)
Jenis kelamin merupakan pengkategorian seks secara biologis yang
dapat diketahui dari identitas diri sebagai laki-laki dan perempuan.
Secara biologis, jenis kelamin tidak dapat dipertukarkan. Jenis
kelamin laki-laki dan perempuan memiliki banyak perbedaan.
Berdasarkan kemampuan intelektual menurut Kartono, siswa laki-laki
memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Tetapi hal tersebut tidak menjadi patokan bahwa cita-cita
siswa perempuan lebih rendah dibandingkan siswa laki-laki.
Berdasarkan sifat/kepribadian dan psikologi, laki-laki cenderung
mempunyai sifat tegas, logis, dan inisiatif sehingga laki-laki
cenderung memilih pekerjaan yang membutuhkan pemikiran,
sedangkan perempuan mempunyai sifat sabar, luwes, lambat, dan
keibuan sehingga cenderung memilih pekerjaan yang bersifat sosial.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan jenis kelamin dapat
mempengaruhi seorang laki-laki atau perempuan dalam menentukan
c. Hubungan Jenis Kelamin dengan Cita-Cita Siswa
Jenis kelamin merupakan pensifatan yang ditentukan secara
biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Jenis kelamin
diduga memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa. Menurut Fakih
(1996:8) siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan memikirkan masa
depan atau cita-cita yang lebih menguntungkan dalam waktu singkat.
Siswa dengan jenis kelamin perempuan akan memikirkan masa depan
yang lebih mengarahkannya pada kesenangan emosionalnya. Siswa
dengan jenis kelamin laki-laki akan mencari pekerjaan yang
menurutnya akan memberikan masa depan karier yang bagus, seperti
jabatan, tunjangan, dan hal lainnya, sedangkan siswa dengan jenis
kelamin perempuan akan mencari pekerjaan yang akan menyalurkan
emosionalnya, seperti pengajar, pendamping belajar, dan pekerjaan
lain. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki cenderung melakukan
pekerjaan yang lebih menggunakan tenaga fisiknya daripada
perasaannya. Hal tersebut berkebalikan siswa dengan jenis kelamin
perempuan yang cenderung melakukan pekerjaannya dengan perasaan
dan pencurahan emosi. Dengan demikian jenis kelamin diduga
memiliki pengaruh terhadap cita-cita seseorang yang akan dipilih oleh
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Setiap orang memiliki motivasi yang menjadi faktor yang penting
bagi hidupnya. Motivasi perlu dipahami oleh setiap orang sebagai
dorongan untuk mengarahkan perilaku seseorang dalam melakukan
sesuatu hal dalam proses pencapaian tujuan. Berbagai teori
dikemukakan oleh para ahli tentang motivasi. Menurut Mc. Donald
(Noer, 2015:240)
“Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”
Menurut Hamalik dalam Djamarah (2011:148) motivasi adalah
suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi mencapai tujuan. Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah kekuatan (energi) atau dorongan dari dalam individu untuk
melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan
yang direncanakan.
b. Pengertian Belajar
Menurut Sardiman AM (2008:19) belajar adalah rangkaian
kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan
karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Albert Bandura (1986)
sekedar adanya perubahan dalam tingkah laku yang diamati; belajar
adalah pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati
yang berdasar pada pengetahuan tersebut.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
c. Motivasi Belajar
Menurut Clayton Alderfer (Nashar, 2004:42) motivasi belajar
adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar
yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar
sebaik mungkin. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk belajar (Khodijah, 2014:151). Siswa
belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
dorongan yang berasal dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dimyati dan Mudjiyono (2009: 97-99) mengemukakan beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar, yakni:
1) Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar siswa baik intrinsik (dalam) maupun ekstrinsik (luar).
Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi
diri.
2) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi
dengan kemampuan atau kecakapan dalam pencapainnya.
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan
rohani mempengaruhi motivasi belajar.
4) Kondisi lingkungan siswa. Kondisi lingkungan yang sehat,
lingkungan yang aman, tenteram, akan lebih meningkatkan
semangat motivasi belajar yang lebih kuat bagi para siswa
e. Jenis-Jenis Motivasi
Jenis-jenis motivasi dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan,
terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi
instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus.
Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju
dalam belajar (Djamarah, 2011: 149-150).
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar
dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan
belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Motivasi ekstrinsik
diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa
dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar (Djamarah,
2011:151).
f. Fungsi-Fungsi dalam Motivasi Belajar
Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi
para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada tiga fungsi
motivasi yaitu (Noer, 2015:251):
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
g. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Menurut Djamarah (2011:152-155) prinsip-prinsip motivasi belajar
yaitu :
1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belajar.
2) Motivasi instrinsik yang tidak memerlukan rangsangan dari luar
lebih utama daripada motivasi ekstrinsik yang timbul karena ada
rangsangan dari luar.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Motivasi Belajar adalah dorongan yang berasal dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat
dibutuhkan motivasi belajar. Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai
oleh siswa adalah cita-cita siswa. Adanya cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang kuat akan semakin
mempermudah mewujudkan cita-cita seseorang. Untuk
mewujudkannya diperlukan motivasi dari dalam (intrinsik) dan
motivasi dari luar (ekstrinsik). Jika hal tersebut sudah ada pada setiap
siswa maka langkah selanjutnya akan semakin mudah dalam
mewujudkan cita-cita. Salah satu fungsi motivasi belajar dapat
menentukan arah perbuatan, yakni ke arah yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
h. Hubungan Motivasi Belajar dengan Cita-Cita Siswa
Motivasi belajar memberikan dorongan atau semangat dalam
melakukan kegiatan belajar demi mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Hamalik (2009:175) tujuan adalah sesuatu yang hendak
dicapai oleh suatu perbuatan yang akan memuaskan kebutuhan
individu. Adanya tujuan yang jelas akan mempengaruhi kebutuhan dan
akan mendorong timbulnya motivasi. Seseorang yang mempunyai
tujuan yang ingin dicapai hendaknya memiliki motivasi yang kuat
untuk mencapai tujuan tersebut (Kompri, 2015:229). Setiap siswa
memiliki tujuan dalam hidupnya. Tujuan dalam hidup setiap siswa
berkaitan erat dengan cita-cita atau masa depan. Setiap siswa memiliki
siswa membutuhkan sebuah dorongan atau kekuatan yang berasal dari
dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Motivasi belajar akan
mempermudah dalam mewujudkan cita-cita siswa. Motivasi belajar
siswa yang tinggi cenderung memiliki cita-cita yang tinggi. Motivasi
belajar siswa yang rendah cenderung memiliki cita-cita yang rendah.
Tinggi atau kuat motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa menentukan
seberapa tinggi cita-cita yang diharapkan siswa. Dengan demikian
motivasi belajar diduga memiliki pengaruh terhadap cita-cita siswa.
4. Bimbingan Karier
a. Pengertian Bimbingan
Menurut Moegiadi (1970) dalam Winkel (2004:29) bimbingan
merupakan suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada
individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih,
menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya
sendiri dan tuntutan dari lingkungan. Sementara Rochman Natawidjaja
(1998:37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa bimbingan merupakan bagian dari pendidikan dimana proses
bantuan diberikan secara terus-menerus dan sistematis dari seseorang
agar individu atau kelompok dapat memahami dirinya, menerima
dirinya, membuat pilihan, menentukan pilihan, menyesuaikan dirinya
dalam memecahkan masalah sehingga terhindar dan dapat mengatasi
masalah serta dapat mengambil keputusan terhadap diri sendiri demi
tercapainya kebahagiaan hidup.
b. Pengertian Karier
Dewa Ketut Sukardi (1987:17) mengartikan karier sebagai suatu
rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang
mengarah pada dunia kerja. Menurut pendapat H.L. Wilensky dalam
bukunya Dewa Ketut Sukardi (1987:18) karier adalah suatu riwayat
pekerjaan yang teratur di mana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni
merupakan sebagai suatu persiapan untuk selanjutnya atau masa depan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
karier merupakan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan,
jabatan-jabatan, dan kedudukan yang benar-benar sesuai dengan
potensi-potensi dalam diri seseorang.
c. Pengertian Bimbingan Karier
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2010:11) bimbingan karier
merupakan bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan
pemecahan masalah-masalah karier yang dihadapi.
Menurut Winkel (2004:114) bimbingan karier adalah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam
memilih lapangan pekerjaan atau jabatan / profesi tertentu serta
membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan
yang telah dimasuki.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa bimbingan karier merupakan upaya bantuan terhadap individu
agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya,
mengembangkan masa depannya sesuai dengan yang diharapkan, serta
mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambil sehingga mampu mewujudkan kehidupan
yang bermakna.
d. Tujuan Bimbingan Karier
Tujuan yang menjadi sasaran bimbingan karier di SMK diantaranya
(Dewa Ketut Sukardi, 1987:32) :
1) Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang
berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai
2) Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan
masyarakat, sehingga menumbuhkan sikap positif terhadap dunia
kerja.
3) Mengetahui berbagai macam pekerjaan yang berhubungan dengan
potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan
dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, memahami
hubungan bidang usaha dirinya sekarang dengan masa depannya.
4) Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang
disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta
mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
5) Merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
6) Membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
Misalnya seseorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka
siswa tersebut senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier keguruan tersebut.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan karier di SMK adalah usaha untuk mengetahui dan
memahami diri, serta memberikan persiapan dalam merencanakan
e. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1987:34) prinsip-prinsip bimbingan
karier di sekolah, adalah sebagai berikut:
1) Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk
mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat.
2) Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karier itu adalah
sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai
persiapan untuk hidup.
3) Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman
yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan
perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier.
4) Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh
pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan
kariernya.
5) Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji
konsep, berbagai peranan dan keterampilannya guna
mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki
aplikasi bagi karier di masa depannya.
6) Program Bimbingan Karier hendaknya diintegrasikan secara
fungsional dengan program pendidikan pada umumnya dan
7) Program Bimbingan Karier hendaknya berpusat di kelas, dengan
koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan
konstribusi masyarakat.
Sekolah Menengah Kejuruan memberikan layanan
bimbingan karier sebagai wadah para siswa untuk berkonsultasi
dan membantu siswa dalam memahami diri dan mampu untuk
merencanakan masa depan kariernya secara lebih baik dan matang.
Bimbingan karier sangat bermanfaat bagi siswa yang ingin
merencanakan atau mempersiapkan kariernya. Siswa yang
menerima layanan bimbingan karier akan berbeda dengan siswa
yang tidak menerima layanan bimbingan karier. Siswa yang
menerima layanan bimbingan karier akan lebih siap dalam karier
atau masa depannya, begitu pula dengan sebaliknya. Oleh karena
itu adanya bimbingan karier di SMK diharapkan siswa lebih
mengenal potensi dalam dirinya sehingga dapat mengarahkan
potensinya terhadap karier atau cita-citanya.
f. Hubungan Bimbingan Karier dengan Cita-Cita Siswa SMK
Layanan bimbingan karier memfokuskan kepada layanan informasi
terhadap diri siswa, layanan informasi dunia karier dan layanan dalam
merencanakan karier. Hal tersebut diharapkan mampu untuk
memberikan pengarahan dan pemahaman terhadap siswa-siswanya
dalam mengarahkan diri dalam memilih karier yang sesuai dengan
informasi mengenai kemampuan diri siswa dan mengarahkan siswa
terhadap karier atau cita-citanya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sukardi (1987:32) yang mengatakan bahwa salah satu tujuan
bimbingan karier adalah merencanakan masa depan atau cita-cita
siswa. Siswa yang menerima bimbingan karier yang baik akan
mempersiapkan diri dan mengarahkan ke arah karier atau cita-citanya.
Semakin baik layanan bimbingan karier yang diterima oleh siswa
cenderung semakin tinggi karier atau cita-citanya. Sebaliknya, semakin
tidak baik layanan bimbingan karier yang diterima oleh siswa maka
cenderung semakin rendah pula karier dan cita-citanya.
B. TajianBHasilBPenelitianByangBRelevanB
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Andayani (2004).
Penelitian terdahulu mengenai “Hubungan Antara Persepsi Siswa
Terhadap Pelaksanaan Sistem Ganda, Persepsi Siswa Terhadap
Bimbingan Karier, dan Prestasi Belajar Siswa dengan Cita-Cita Siswa
Setelah Lulus Sekolah Menengah”. Penelitian studi kasus ini
dilaksanakan di SMK YPKK 1 Sleman. Penelitian ini ingin
mengetahui mengenai (1) apakah ada hubungan yang positif dan
signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) dengan cita-cita siswa SMK YPKK 1 Sleman?,
(2) apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi
Sleman?, apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara
prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa SMK YPKK 1 Sleman?
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa (1) terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG
dengan cita-cita setelah lulus sekolah menengah, (2) tidak terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap
pelaksanaan bimbingan karier dengan cita-cita siswa setelah lulus
sekolah menengah, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG dengan cita-cita siswa
sekolah menengah.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Satrio Adi Setiawan (2010)
Satrio Adi Setiawan (2010) telah melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pengalaman kerja Dan
Jenis kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja
Terdidik Di Kota Magelang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,
(1) terdapat pengaruh positif dan signifikan umur terhadap lama
mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang, (2) terdapat
pengaruh positif dan signifikan pendidikan terhadap terhadap lama
mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang, (3) terdapat
pengaruh positif dan signifikan pendapatan terhadap variabel lama
mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang, (4) terdapat
pengaruh positif dan signifikan pengalaman kerja terhadap lama
pengaruh positif dan signifikan jenis kelamin terhadap lama mencari
kerja bagi tenaga kerja terdidik di kota Magelang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Sari Wahyuni (2004)
Cicilia telah melakukan penelitian tentang “ Hubungan Persepsi
Siswa tentang Kompetensi Guru,Motivasi Belajar, dan Kegiatan
Belajar Dengan hasil Belajar Akuntansi Siswa Tarakanita Kalasan
Sleman”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, (1) terdapat hubungan
positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru
dengan hasil belajar akuntansi keuangan, (2) terdapat hubungan positif
dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi
keuangan, (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kegiatan
belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan, (4) persepsi siswa
tentang kompetensi guru, motivasi belajar, dan kegiatan belajar
mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar
akuntansi keuangan.
C. TerangkaBBerpikirB
1. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Cita-cita Siswa SMKB
Jenis kelamin merupakan pengkategorian seks secara biologis yang
terungkap dari identitas diri sebagai laki-laki maupun wanita. Laki-laki
dan wanita memiliki karakter yang berbeda, misalnya saja: pria tegas,
mandiri, dan berkompetensi sedangkan wanita sabar dan penyayang.
menyukai pekerjaan yang membutuhkan pemikiran, sedangkan siswa
dengan jenis kelamin perempuan lebih menyukai pekerjaan bersifat
sosial, seperti guru. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan memilih
pekerjaan yang sesuai dengan cita-citanya, begitu pula dengan siswa
perempuan. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki lebih mampu berpikir
secara rasional sedangkan siswa dengan jenis kelamin wanita lebih
menggunakan perasaannya. Siswa dengan jenis kelamin laki-laki akan
mencari pekerjaan yang membutuhkan pemikiran yang menurutnya
akan memberikan masa depan karier yang bagus, seperti jabatan,
tunjangan, dan hal lainnya, sedangkan siswa dengan jenis kelamin
perempuan akan mencari pekerjaan yang akan menyalurkan
emosionalnya, seperti pengajar, pendamping belajar, perawat, dan
pekerjaan lain. Dengan demikian jenis kelamin memiliki pengaruh
terhadap cita-cita siswa SMK.B
2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Cita-Cita SMK
Motivasi belajar adalah usaha-usaha seorang siswa untuk
mengupayakan segala daya untuk belajar sehingga siswa ingin
melakukan proses pembelajaran. Motivasi belajar sebagai dorongan
untuk mengarahkan perilaku seseorang dalam melakukan kegiatan
belajar dalam proses pencapaian tujuan. Setiap siswa memiliki tujuan
kesuksesan dan kebahagian dalam hidupnya atau sering disebut
cita-cita. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan motivasi belajar.
mempunyai motivasi belajar yang tinggi, karena dengan motivasi
belajar yang tinggi seseorang akan bersungguh-sungguh untuk
mencapai cita-citanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Spilanne
(1987:1) yang mengatakan bahwa semakin tingggi motivasi belajar
siswa maka semakin tinggi cita-cita yang diharapkan siswa. Menurut
Dimyati dan Mudjiyono (2009:97-99), adanya cita-cita akan
memperkuat motivasi belajar siswa baik secara intrinsik maupun
ekstrinik. Motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada
motivasi ekstrinsik. Semakin tinggi motivasi belajar seorang siswa
semakin tinggi usahanya dalam mewujudkan cita-citanya. Sebaliknya,
semakin kecil motivasi belajar seorang siswa semakin kecil usahanya
dalam mewujudkan cita-citanya. Seorang siswa yang memiliki
motivasi belajar yang rendah akan menjadi penghambat dalam
mewujudkan cita-citanya. Dengan demikian tinggi atau kecilnya
motivasi belajar yang dimiliki siswa sangat mempengaruhi tinggi
rendahnya cita-cita siswa.
3. Pengaruh Bimbingan Karier Terhadap Cita-Cita SMK
Siswa SMK sebagai calon tenaga tenaga terampil diharapkan
mampu untuk membekali diri dalam merencanakan masa depannya.
Dalam kaitannya dengan perencanaan masa depan, pihak sekolah telah
memberikan layanan khusus sebagai jembatan siswa dalam
mewujudkan cita-cita dimasa depannya. Layanan bimbingan karier
Manajemen, menitik beratkan kepada layanan informasi terhadap diri
siswa, layanan informasi dunia karier dan layanan dalam
merencanakan karier. Bimbingan karier memberikan pemahaman
kepada siswa dalam berkarier, bahwa setelah lulus, mereka
membutuhkan suatu tempat dan karya untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diterima dibangku sekolah. Karier tersebut dijadikan sarana
untuk mencapai kebahagiaan hidup dan masa depannya.
Semakin baik atau kurang baik layanan bimbingan karier yang
diterima oleh siswa menentukan tinggi atau rendahnya cita-cita
seseorang siswa. Siswa yang menerima bimbingan karier yang baik
akan berbeda dengan siswa yang menerima bimbingan karier yang
kurangbaik. Bimbingan karier yang baik adalah bimbingan yang
memberikan informasi mengenai pemahaman diri sendiri, informasi
mengenai karier yang berkaitan dengan cita-citanya, serta memberikan
pengarahan karier. Bimbingan karier yang baik hendaknya dilakukan
secara berkelanjutan agar setiap siswa lebih matang merencanakan
cita-citanya (Sukardi,1987:222). Dengan demikian baik atau tidak baik
informasi bimbingan karier yang diterima siswa sangat menentukan
tinggi rendahnya cita-cita seorang siswa.
D. PerumusanBHipotesisB
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah