PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, LATAR BELAKANG
PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
EKS SMEA
Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK N 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 di
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Mega WidyaKumaladewi
NIM: 081334050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, LATAR BELAKANG
PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK) EKS SMEA
Studi Kasus : Siswa Kelas XII SMK N 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 di Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
MEGA WIDYA KUMALADEWI NIM: 081334050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iii
iv
PERSEMBAHAN
Karyasederhanaini kupersembahkan untuk:
Allah SWT yang menjadi kekuatan dalam perjuangan hidupku.
Bapak, mama, adik tersayang yang telah memberikan dukungan dan
semangat untuk keberhasilan hidupku.
Mbahkakung, Mbahputri, om - omku dan tente - tanteku tersayang yang
telah memberikan dukungan dan semangat.
Saudaraku tersayang dan tercinta.
Teman-temanku tersayang dan terkasih.
Almamaterku
Program StudiPendidikanAkuntansi
UniversitasSanata Dharma
v
MOTTO
…I know the Lord will make a way for me…
…Jangansampaiada orang yang
datangpadamutanpamenjadilebihbaikataulebihbahagiasetelahitu
. JadilahungkapankemurahanTuhan, kemurahan di wajahmu,
viii
ABSTRAK
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN, LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) EKS SMEA
Studi Kasus Pada Siswa SMK Kelas XII, Jurusan Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran SMK N 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012
Mega Widya Kumaladewi Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan : (1) jiwa kewirausahaan, (2) latar belakang pekerjaan orang tua, dan (3) jenis kelamin terhadap minat berwirausaha siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) eks SMEA.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta pada bulan Januari – Februari 2012. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Pemasaran yang keseluruhan berjumlah 155 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Untuk mengetahui pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha digunakan teknik analisis regresi sederhana, sedangkan pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin terhadap minat berwirausaha digunakan teknik analisis chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat bewirausaha ( = 0,488; α = 0,000 < 0,05), (2) tidak ada pengaruh
latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha ( ² =
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BUSSINESSMEN’ SPIRIT, THE BACKGROUND OF PARENTS’ OCCUPATION AND GENDER TO INTEREST ON ENTERPRENEURSHIP OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS
A Case of the Twelfth Year Students of Accounting, Administrative Office and Marketing Departement of 7 State Vocational School Yogyakarta and Muhamadiyah 1 Vocational School Yogyakarta 2011/2012 Akademic Year
Mega Widya Kumaladewi Sanata Dharma University
2013
This research aims to understand whether there is positive or significant influence about : (1) the businessmen’ spirit, (2) the background of parents’ occupation, and (3) gender to interest of enterpreneurship of vocational high school students.
The research was implemented for the 12th of Accounting, Administrative Office and Marketing Departement of 7 State Vocational School Yogyakarta and Muhamadiyah 1 Vocational School Yogyakarta in January – February 2012. The research took 155 students as the samples. The data collection technique is quesionnaire.
To understand the influence of businessmen’ spirit to interest of enterpreneurship apply the Simple Regression Analisys Technique, while the background of parents’ occupation and gender to interest on enterpreneurship applies Chi Square Analisys Technique.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. BatasanMasalah ... 4
C. RumusanMasalah ... 4
D. TujuanPenelitian ... 5
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. TinjauanPustaka ... 7
1. MinatBerwirausaha ………... ... 7
2. JiwaKewirausahaan ... 12
3. LatarBelakangPekerjaan Orang Tua ... 13
4. JenisKelamin ... 18
B. KajianHasilPenelitian Yang Relevan………... ... 19
C. RasionalitasPenelitian ... 20
D. ParadigmaPenelitian ... 23
E. HipotesisPenelitian ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JenisPenelitian ... 25
B. TempatdanWaktuPelaksanaan ... 26
C. PopulasidanSampel ... 26
D. VariabelPenelitiandanPengukuran ... 28
E. TeknikPengumpulan Data ... 36
F. PengujianInstrumenPenelitian ... 37
G. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 52
xvi
2. JiwaKewirausahaan ... 54
3. LatarBelakangPekerjaan Orang Tua ... 55
4. JenisKelamin ... 56
B. Analisis Data ... 57
C. Pembahasan ... 67
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Keterbatasan Penelitian ... 71
C. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Data Operasional Minat Berwirausaha ... 30
Tabel 3.2
Skor Pertanyaan Positif dan Negatif ... 32
Tabel 3.3
Data Operasional Jiwa Kewirausahaan ... 33
Tabel 3.4
Skor Pertanyaan Jiwa Kewirausahaan ... 34
Tabel 3.5 Data Operasional Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ... 35
Tabel 3.6
Skor Penilaian Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ... 35
Tabel 3.7
Skor Penilaian Jenis Kelamin ... 36
Tabel 3.8
Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha ... 39
Tabel 3.9
Hasil Pengukuran Validitas Jiwa Kewirausahaan... .... 40
Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Korelasi ... 42
Tabel 3.11 Reliability Statistics Minat Berwirausaha ... 43
Tabel 3.12 Reliability Statistics Jiwa Kewirausahaan ... 43
Tabel 3.13 Interpretasi Nilai Koefisien ... 47
Tabel 3.14 Interpretasi Nilai Koefisien Chi Square ... 49
Tabel 3.15 Interpretasi Nilai Koefisien Chi Square ... 51
Tabel 4.1
Minat Berwirausaha ... 53
Tabel 4.2
Jiwa Kewirausahaan ... 54
Tabel 4.3
Deskripsi Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ... 55
Tabel 4.4
Deskripsi Jenis Kelamin ... 56
xviii
Tabel 4.6
Descriptive Statistics ... 59
Tabel 4.7
Correlations ... 59
Tabel 4.8
Variables Entered/Removed ... 60
Tabel 4.9
Model Summary ... 61
Table 4.10 ANOVA ... 61
Tabel 4.11 Coefficiens ... 62
Tabel 4.12 Kontingensi ... 63
Tabel 4.13 Chi Square Tests ... 64
Tabel 4.14 Kontingensi ... 65
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 78
Lampiran 2 Data IndukPenelitian ... 88
Lampiran 3 PAP II danPengukuranHipotesis ... 106
Lampiran 4 ValiditasdanReliabilitas ... 111
Lampiran 5 HasilUjiNormalitas ... 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang adalah individu yang unik, tidak ada duanya. Semua
orang mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda, hidup dalam
situasi kehidupan yang berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab
yang berlainan, dan mempunyai tujuan – tujuan hidup yang berlainan.
Pengalaman masa lampau seorang wirausaha biasanya luas dan beragam
serta menentukan situasi kehidupannya yang sekarang. Kebanyakan
wirausaha telah saling meniru satu sama lain, mungkin wirausaha yang
tua, dan identifikasi yang mendekati “model peranan” demikian akan
menghasilkan sikap dan ketrampilan wirausaha. Menjadi seorang
wirausaha lebih daripada sebuah pekerjaan atau karir. Berwirausaha
adalah suatu gaya hidup dan prinsip – prinsip tertentu akan mempengaruhi
strategi karir. Bersifatlah fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan,
mengambil resiko, mengambil keputusan – keputusan dan mengambil
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemauan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Wirausaha adalah mereka yang melakukan
upaya-upaya kreatif dan inovatif denga jalan mengembangkan ide, dan meramu
sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan
(proparation) hidup (Prawirokusumo, 1997 dalam http://www.puskur.net). Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimiliki yaitu memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan, atau
kompetensi.
Menurut Poerwadarminto, minat adalah perhatian, kesukaan
(kecenderungan hati) kepada sesuatu. Jika seseorang berminat terhadap
suatu kegiatan tertentu, maka ia akan mempunyai perhatian terhadap
kegiatan tersebut. Sejalan dengan itu menurut WS. Winkel (1983:30)
minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang agak menetap pada
obyek yang merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam hal itu.
Jiwa kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi
penggerak dan pengatur atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap
tindakan selalu berorientasi pada hasil, selalu berani menghadapi dan
mengambil resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas,
dalam setiap usaha selalu bersifat orisinil dan memiliki pandangan jauh ke
minat siswa untuk berwirausaha juga akan tinggi. Sebaliknya jika jiwa
kewirausahaan rendah, maka minat siswa untuk berwirausaha juga rendah.
Minat berkembang karena keterlibatan dalam aktivitas yang
memberi daya tarik kuat. Minat adalah perasaan suka yang dihubungkan
dengan suatu obyek diluar individu. Perasaan senang tersebut dapat
mendorong individu untuk berbuat sesuatu obyek seperti memberi
perhatian, mempelajari atau ikut dengan obyek tersebut. Minat merupakan
salah satu faktor yang menentukan pilihan pekerjaan seseorang.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang juga
memegang peran penting dalam prestasi anak. Ditinjau dari segi
lingkungan maka pembentukan watak, kecerdasan, keterampilan,
kepribadian, idiologi, keluarga merupakan lingkungan pertama yang
paling dominan. Keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi
anak. Setiap orang tua menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dengan
bimbingan dan pengawasan dari orang tua maka unsur-unsur psikologis
anak dapat didayagunakan secara optimal. Unsur-unsur psikologi tersebut
adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran,
intelegensi dan bakat.
Sebagian besar laki – laki lebih mempunyai kreatifitas dan inovasi
untuk menyalurkan bakatnya di bidang wirausaha. Sedangkan perempuan
cenderung memilih pekerjaan di kantor – kantor atau lebih memilih
hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam wirausaha antara perempuan
dan laki – laki. Minat laki – laki untuk berwirausaha konsisten
dibandingkan minat perempuan yang berubah menurut waktu. Jadi laki –
laki mempunyai intensi kewirausahaan yang tinggi dibandingkan dengan
perempuan.
B. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas dapat jelas bahwa permasalahan
yang terkait dengan topik penelitian sangat luas. Karena banyaknya
permasalahan yang terkait dengan minat berwirausaha, maka peneliti akan
memfokuskan penelitian ini pada pengaruh jiwa kewirausahaan, latar
belakang pekerjaan orang tua, dan jenis kelamin terhadap minat
berwiraswasta.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ?
2. Apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap
minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ?
3. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jiwa kewirausahaan siswa
terhadap minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan
orang tua terhadap minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK)
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat
berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
E. Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui manfaat penelitian akan lebih terarah dan
jelas. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu pengetahuan khususnya
tentang kewirausahaaan.
b. Manfaat praktis
a. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa Sekolah
Menengah Kejuaruan (SMK) dapat lebih meningkatkan jiwa
kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa Sekolah
untuk turut serta aktif dalam kegiatan belajar tentang
kewirausahaan atau berwiraswasta.
b. Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan dalam meningkatkan kreatifitas, prestasi akademik dan
kemandirian terhadap minat berwiraswasta siswa SMK
c. Bagi penulis
a. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana.
b. Menjadi acuan bagi penulis dalam membangkitkan minat belajar
dan berwiraswasta siswa.
c. Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan serta
menambah wawasan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Minat Berwirausaha a)Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan
suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah
satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan
dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu
pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan
memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak
berminat sebelumnya.
Minat merupakan bagian dari kepribadian yang berkaitan
dengan apakah individu senang atau tidak terhadap suatu obyek,
keadaan atau peristiwa. Minat berperan penting saat menentukan
keputusan karir sehingga dapat mengarahkan tindakan individu.
Oleh karena itu, minat merupakan suatu perangkat mental yang
terdiri atas perasaan, pikiran dan prasangka yang bisa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan (Sukardi,1988:62).
Selain itu, minat merupakan suatu keadaan dimana
sesorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek disertai dengan
adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan
obyek tersebut (Walgito,1977:38). Secara sederhana minat
(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat merupakan
kecenderungan yang agak menetap pada subyek untuk merasa
tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu (Winkel,1983:30).
b)Faktor – faktor yang mempengaruhi minat
Menganai timbulnya minat, (Mappiare, 1982:62)
mengemukakan bahawa minat berasal dari harapan, perasaan,
prasangka, pendirian, rasa takut atau kecenderungan lain
mengarahkan individu pada sesuatu pilihan tertentu. Hal ini
berarti minat seseorang akan timbul jika seseorang memiliki rasa
senang, mempunyai harapan tehadap obyek, memiliki pandanagan
terhadap dirinya sendiri dan ada kecenderungan untuk melakukan
kegiatan yang mendukungnya.
c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Menurut Kir Haryana yang dikutip oleh Iin Hertiyamah
(1999: 14-15), minat sesorang untuk berwirausaha dapat
dalam dirinya ( faktor intern) maupun faktor faktor yang bersal
dari luar dirinya (faktor ekstern).
a. Faktor-faktor dari dalam, meliputi :
1). Faktor Bakat
Bakat adalah kecakapan khusus dalam bidang tertentu yang
diperoleh karena keturunan.
2). Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah totalitas perilaku seseorang yang sifatnya
cenderung menetap. Kepribadian seseorang ini sangat
berpengaruh dalam pemilihan jenis pekerjaan.
3). Faktor Kemampuan
Kemampuan adalah suatu kecakapan seseorang dalam bidang
tertentu yang dapat diperoleh dari hasil belajar, melalui
pendidkan formal maupun pendidikan non formal.
b. Faktor-faktor dari luar, meliputi :
1). Adanya sarana dan fasilitas
Tersedianya modal material yang berupa fasilitas sarana dan
biaya untuk menimbulkan usaha, dengan sendirinya akan
mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha.
2). Faktor keluarga
Adanya dorongan dari orang tua dan saudara-saudara
merupakan pengaruh bagi bidang kerja seseorang.
Seseorang yang mengambil jurusan dalam bidang dunia usaha,
manajemen, penjualan, dan sebagainya. Mereka berwirausaha,
berdasarkan bekal ilmu dan pengetahuan yang diperoleh
mereka selama mereka kuliah.
4). Latar belakang sosial masyarakat
Adanya pekerjaan yang mendominasi suatu daerah akan sangat
berpengaruh terhadap pilihan kerja.
Kewirausahaan merupakan padanan kata dari
entrepreneurship. Kata entrepreneurship sendiri berasal dari bahasa
perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali
oleh Richard Cantilon (1755).
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan
oleh Richard Castillon pada tahun 1755.Di luar negeri, istilah
kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia
baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di
Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak
1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.
Bahkan sejak 1970-an banyak Universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.
Supaya lebih jelas diuraikan beberapa pengertian
kewirausahaan, menurut para ahli:
a. Drucker (1959) dalam Suryana menyatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
b. Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
c. Peter hisrich dalam Suryana (1995:10), kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
d. Salim Siagian dalam http://pambudi.staf.portalump.net/ (1999:6), menyatakan kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang.
e. Ahmad Rouzni Noor dalam http://pambudi.staf.portalump.net/
(1994:26), mengatakan kewirausahaan adalah seseorang yang memiliki keahlian inovasi dan kreasi serta kekuatan imajinasi yang berorientasi kepada sasaran dan masa depan dengan kemampuan kepemimpinannya berkeyakinan berhasil dan siap menanggung risiko.
2. Jiwa Kewirausahaan
Menurut pendapat amir Hamzah Nasution (1950: 10), jiwa
adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur
bagi sekalian laku, pikiran, perasaan dan kemauan yang memberi
corak kepadanya.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil persyaratan
utama harus memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa
kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif
dan kreatif dan pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.
Menurut Dusselman dalam Suryana (1989: 16), seseorang
yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah
laku sebagai berikut:
a. Inovasi, yaitu suatu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide-ide baru.
b. Keberanian untuk menghadapi risik, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi ketidakpastian.
c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fumgsi manajemen, meliputi:
1)Perencanaan 2)Koordinasi
3)Menjaga kelancaran usaha
4)Mengawasi dan mengevaluasi usaha
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jiwa
kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak
dan pengatur adanya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri, dalam
setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil, selalu berani
menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa kepemimpinan
dalam setiap aktivitas, dalam setiap usaha selalu bersifat orisinilitas
dan memilki pandangan jauh ke depan.
3. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Pengertian kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia
Kontemporer (Poter Salim & Yenny Salim, 1991: 721) adalah
kegiatan melakukan sesuatu; kegiatan yang dilakukan untuk mencari
nafkah; mata pencaharian. Sedangkan pekerjaan adalah hal – hal yang
diperbuat; dilakukan; tugas kewajiban; sesuatu yang dapat dikerjakan,
dilakukan atau dijalankan untuk mendapatkan nafkah. Yang dimaksud
dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh penghasilan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk kegiatan yang
dilakukan orang tua adalah untuk memperoleh penghasilan.
Pekerjaan dibedakan menjadi 2 jenis :
a. Pekerjaan pokok
Adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Sifat pekerjaan
ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini
tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka
perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan
pokok.
b. Pekerjaan sampingan atau tambahan
Adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh
seseorang sebagai pekerjaan sambilan untuk melengkapi
pekerjaan pokok.
Untuk penelitian ini pekerjaan dibedakan menjadi 2 macam :
1) Pekerjaan wirausaha
2) Pekerjaan bukan wirausaha
Era industrialisasi membutuhkan manusia yang
berkemampuan profesional dibidangnya masing-masing dalam
berbagai aspek kehidupan. Halini tentunya akan menimbulkan
persaingan ketat terhadap dunia kerja. Salah satu upaya untuk
menghadapi industrialisasi adalah dengan berwiraswasta.
Ditinjau dari segi kemandirian berwiraswasta akan
memberikan peluang untukdiri sendiri dalam mencapai
kesuksesan. Dari segi sosial akan memberikan peluang kerja bagi
orang lain, lingkungan dan masyarakat. Lapangan pekerjaan yang
dewasa ini semakin sulit menyebabkan anak-anak lulusan SMK
mendapatkan pekerjaan, sehingga semakin menambah jumlah
pengangguran. Kesempatan kerja dengan orang yang mencari kerja
lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak
orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang
mengurangi jumlah pekerjanya sehingga pengangguranpun
semakin bertambah.
Hal ini akan teratasi apabila orang tersebut mempunyai
minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yaitu dengan
bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki tidak
usah mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain
atau bekerja pada instansi pemerintah. Bagi anak lulusan SMK
otomotif dimana di sekolahan telah dibekali pengetahuan dan
keterampilan dibidang otomotif hendaknya berani untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan membuka bengkel
motor atau bengkel mobil. Menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
atau berwiraswasta banyak dipengaruhi oleh berbagai hal baik dari
dalam diri atau dari lingkungan. Lingkungan pertama yang paling
berpengaruh adalah lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang
juga memegang peran penting dalam prestasi anak. Ditinjau dari
segi lingkungan maka pembentukan watak, kecerdasan,
lingkungan pertama yang paling dominan. Keluarga adalah
merupakan lingkungan pertama bagi anak. Setiap orang tua
menjadi teladan bagi anak-anaknya. Dengan bimbingan dan
pengawasan dari orang tua maka unsur-unsur psikologis anak dapat
didayagunakan secara optimal. Unsur-unsur psikologi tersebut
adalah perhatian, pengawasan, tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran,
intelegensi dan bakat.
Anak-anak cenderung ingin meniru orang tuanya atau
meneruskan tradisi keluarga misalnya dalam hal bekerja. Tetapi di
era sekarang anak cenderung ingin menemukan jati diri atau
mandiri. Kemandirian lebih baik dari orang tuanya. Hal ini akan
mendorong anak untuk berusaha menciptakan lapangan pekerjaan
yang sesuai dengan bidang keahliannya.
Latar belakang pekerjaan orang tua merupakan salah satu
faktor yang mempunyai peranan terhadap minat berwiraswasta
pada anaknya. Latar belakang pekerjaan orang tua beraneka ragam
misalnya sebagai petani, buruh,karyawan swasta, wiraswasta dan
pegawai negeri. Dengan latar belakang pekerjaan orang tua yang
berbeda-beda maka akan berbeda pula pengaruhnya terhadap minat
berwiraswasta pada anak. Karena dengan alasan apapun anak tetap
masih bergantung pada orang tua, hal ini juga berlaku pada minat
berwiraswasta pada anak. Anak yang mempunyai minat
spiritual dan material dari orang tuanya kemungkinan untuk meraih
kesuksesan juga kecil.
Dukungan spiritual seperti halnya cara orang tua
memotivasi, mengawasi dan perhatian, sedangkan dukungan
material yaitu berupa modal. SMK menyiapkan anak didiknya
untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan
kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Pelajaran tentang kewirausahaan juga
diajarkan di kurikulum SMK sekarang ini. Dengan diajarkannya
kewirausahaan maka akan semakin menambah pengetahuan siswa
SMK tentang kewirausahaan, hal ini diharapkan akan semakin
menumbuhkan minat siswa untuk berwiraswasta. Dengan
diajarkannya kewirausahaan dan keterampilan di bidang otomotif,
siswa jurusan otomotif diharapkan setelah lulus sekolah mampu
mengembangkannya pada dunia usaha dengan menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan keterampilannya
masing-masing, dengan demikian maka minat berwiraswasta pada siswa
SMK harus ditumbuhkembangkan. Program Keahlian Teknik
mekanik Otomotif harus bisa mengembangkan minat
berwiraswasta pada siswanya dibidang otomotif.
Minat berwiraswasta meliputi : kesediaan untuk bekerja
keras dan tekun untuk mencapai kemajuan usahanya, kesediaan
tindakan berusaha yang dilakukannya, bersedia menempuh jalur
dan cara baru, kesediaan untuk hidup hemat, kesediaan belajar dari
kegagalan yang dialami. Jadi yang dimaksud minat berwiraswasta
adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras
atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resikoyang akan
terjadi, serta belajar dari kegagalan.
Alasan yang mendasari Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan
Orang Tua Terhadap minat Berwiraswasta adalah semakin sulitnya
mendapatkan pekerjaan yang layak bagi lulusan SMK. Banyak
anak lulusan SMK yang bekerja sebagai buruh tani, sales dan
buruh bangunan. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa SMK.
4. Jenis Kelamin
Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap intense seseorang
menjadi wirausaha telah banyak diteliti (http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti‐rostiani‐jebi‐
2008.pdf). Seperti yang diduga, bahwa siswa laki – laki memiliki intensi yang lebih kuat dibandingkan siswi perempuan. Secara umum, sektor wiraswasta adalah sektor yang didominasi oleh kaum laki –
laki. Mazzarol et al., (1999) (http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti‐rostiani‐jebi‐
Sebagian besar laki – laki lebih mempunyai kreatifitas dan
inovasi untuk menyalurkan bakatnya di bidang wirausaha. Sedangkan
perempuan cenderung memilih pekerjaan di kantor – kantor atau lebih
memilih menjadi guru dibanding wirausaha. Ada perbedaan yang
signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam
wirausaha antara perempuan dan laki – laki. Minat laki – laki untuk
berwirausaha konsisten dibandingkan minat perempuan yang berubah
menurut waktu. Jadi laki – laki mempunyai intensi kewirausahaan
yang tinggi dibandingkan dengan perempuan.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Dyah Fitriani dalam penelitiannya tentang pengaruh kepribadian
dan kecemasan akan sempitnya lapangan pekerjaan terhadap minat
berwirausaha siswa yang dilakukan terhadap mahasiswa yang telah
menempuh mata kuliah Kewirausahaan di Program Studi Manajemen dan
Program Studi Akuntansi Universitas Ahmad Dahlan menunjukkan
bahwa: (1) kepribadian mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa
secara signifikan, (2) kepribadian mempengaruhi kecemasan akan
sempitnya lapangan pekerjaan secara signifikan, dan (3) kecemasan akan
sempitnya lapangan pekerjaan mempengaruhi minat berwirausaha
mahasiswa. secara signifikan. Apabila lapangan pekerjaan sempit maka
kecenderungan untuk berwirausaha akan lebih besar. Selain itu penelitian
ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepribadian, kecemasan
mahasiswa Program Studi Manajemen dan Program Studi Akuntansi
(http://lpp.uad.ac.id/08/wp-content/abstrak-pengaruh-kepribadian-dan-kecemasan-terhadap-minat-berwirausaha.doc.)
FX Muhadi dan Laurentius Saptono dalam penelitiannya tentang
Jiwa Kewirausahaan Siswa SMK : Suatu Survei Pada 3 SMK Negeri dan 7
SMK Swasta di DIY mengutarakan jenis kelamin seseorang sering
menyebabkan perbedaan seseorang dalam beberapa hal. Hal tersebut
disebabkan adanya karakteristik yang melekat pada klasifikasi gender
tersebut. Laki – laki, misalnya, umumnya lebih dominan dalam
menggunakan rasio dalam cara berpikir, bertindak, dan bersikap terhadap
suatu obyek. Sedangkan, pada perempuan cenderung lebih
mengedepankan unsur perasaan sehingga cenderung sensitif dan peka
terhadap suatu objek. Hal ini berarti ciri-ciri dominan pada seorang
wirausahawan seperti yang dikemukakan oleh Meredith (1996) lebih
dimiliki oleh laki-laki daripada perempuan. Dengan demukian diduga kuat
bahwa antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam hal jiwa
kewirausahaan dan minat berwirausaha.
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/161051528.pdf)
C. Rasionalitas Penelitian
1. Pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha
Menurut pendapat amir Hamzah Nasution (1950: 10), jiwa
bagi sekalian laku, pikiran, perasaan dan kemauan yang member corak
kepadanya.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil persyaratan
utama harus memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa
kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif
dan kreatif dan pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.
2. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat
berwirausaha
Pengertian kerja menurut kamus besar bahasa Indonesia
Kontemporer (Poter Salim & Yenny Salim, 1991: 721) adalah kegiatan
melakukan sesuatu; kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah;
mata pencaharian. Sedangkan pekerjaan adalah hal – hal yang
diperbuat; dilakukan; tugas kewajiban; sesuatu yang dapat dikerjakan,
dilakukan atau dijalankan untuk mendapatkan nafkah. Yang dimaksud
dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh penghasilan.
Memang tidak semua para wirausahawan di latar belakangi dari
pekerjaan orang tua atau dari kultur keluarga, tetapi dengan latar
belakang pekerjaan orang tua sebagai wirausaha secara tidak langsung
dapat menanamkan sedikit minat berwirausaha pada anak sejak dini,
karena seorang anak dapat melihat langsung atau mengetahui bagai
peroleh dalam wirausaha. Pekerjaan orang tua sangat berpengaruh
dalam menimbulkan minat berwirausaha, jika pekerjaan orang tua
adalah seorang wirausaha dan sukses maka akan menginspirasi anak
nya untuk malakukan hal yang sama atau mengikuti orang tuanya
untuk menjadi wirausaha begitu pula sebaliknya jika orang tua bekerja
bukan sebagai wirausaha maka minat untuk menjadi wirausaha kecil
walaupun tidak menutup kemungkinan adanya minat berwirausaha
akan timbul dengan sendirinya bukan karena orang tua tidak bekerja
sebagai wirausahaan.
3. Pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha
Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap intense seseorang
menjadi wirausaha telah banyak diteliti
(http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti‐rostiani‐jebi‐ 2008.pdf). Seperti yang diduga, bahwa siswa laki – laki memiliki intensi yang lebih kuat dibandingkan siswi perempuan. Secara umum,
sektor wiraswasta adalah sektor yang didominasi oleh kaum laki – laki.
Ada perbedaan yang signifikan dalam hal kesuksesan usaha
dan kesuksesan dalam wirausaha antara perempuan dan laki – laki.
Minat laki – laki untuk berwirausaha konsisten dibandingkan minat
perempuan yang berubah menurut waktu. Jadi laki – laki mempunyai
D. Paradigma penelitian
Dari hasil pembahasan dari tinjauan pustaka di atas maka dapat
digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Keterangan:
X1 : Jiwa Kewirausahaan
X2 : Latar belakang pekerjaan Orang Tua
X3 : Jenis Kelamin
Y : Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII SMK di Yogyakarta
Tahun Ajaran Tahun Ajaran 2011/2012
: Garis Regresi X terhadap Y dan Garis Regresi X1, X2, X3 terhadap
Y Jiwa Kewirausahaan (X1)
Minat Berwirausaha (Y)
Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua (X2)
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
2. Ada pengaruh belakang pekerjaan orang tua terhadap minat
berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
3. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap minat berwirausaha siswa
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Ex-post Facto, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah
terjadi dan kemudian meruntun ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Eksplanasinya adalah tergolong penelitian deskriptif kolerasional dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif kolerasional karena penelitian
ini akan mencari pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain
yaitu variabel pengetahuan kewirausahaan dan variabel jiwa
kewirausahaan terhadap variabel minat berwirausaha. Dan menggunakan
pendekatan kuantitatif karena variabel bebas dan variabel terikatnya
diukur dalam bentuk angka-angka, dan kemudian dicari ada tidaknya
pegaruh antara kedua variabel tersebut dan dikemukan seberapa besar
pengaruhnya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian :
a. SMK Negeri 7 Yogyakarta, yang berlokasi di jl. Gowongan Kidul
JT III/416 Yogyakarta dengan subyek penelitian siswa kelas XII
Tahun Ajaran 2011/2012.
b. SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta, yang berlokasi di jl. Nitikan 48
Yogyakarta dengan subyek penelitian siswa kelas XII Tahun
Ajaran 2011/2012.
2. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2012
sampai dengan bulan Februari 2012.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek
/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta jurusan akuntansi,
siswa SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta jurusan akuntansi, pemasaran
sebanyak 594 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007: 116). Sejalan dengan
pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto (2002: 109) mengatakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Lebih
lanjut Suharsimi Arikunto (2002: 112) menjelaskan, dalam
pengambilan sampel apabila jumlah subyeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII
SMK Negeri 7 Yogyakarta dan seluruh siswa kelas XII SMK
Muhamadiyah 1 Yogyakarta jurusan akuntansi, pemasaran, dan
administrasi perkantoran. Jumlah sampel penelitan adalah 155 siswa,
terdiri dari 95 siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan 60 siswa SMK
Muhamadiyah 1 Yogyakarta.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan penulis gunakan adalah
Sampling Purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
Alasan dipilih kelas XII sebagai sampel dalam penelitian ini adalah
:
a. Siswa kelas XII sudah cukup lama berada di SMK/Sekolah tersebut,
sehingga mereka telah mendapatkan pengalaman belajar yang cukup
banyak.
b. Siswa kelas XII telah memiliki kemantapan mental psikologi dan fisik
yang lebih baik dari pada kelas X dan XI.
c. Siswa kelas XII dalam waktu dekat akan lulus dari SMK, sehinggai
mereka sudah memiliki pilihan pekerjaan di masa depan.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. (Sugiyono, 2006: 61).
Macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu variabel indenpendent dan variabel dependent. Variabel
indenpendent sering disebut variabel stimulus, prediktor atau dalam
Bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas, yaitu variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
dengan variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang merupakan dua
variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a) Variabel Bebas (X)
Jiwa kewirausahaan (X1), latar belakang pekerjaan orang tua
(X2), jenis kelamin (X3).
b) Variabel Terikat (Y)
Minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 7 Yogyakarta
dan SMK Muhamadiyah 1 tahun ajaran 2011/2012.
2. Pengukuran
Dalam pengertian yang lebih sederhana, pengukuran diartikan
sebagai suatu prosedur untuk mengklasifikasikan kasus (subyek riset,
unit eksperimen, responden, atau secara umum obyek-obyek seperti
orang, perusahaan, benda, dsb) ke dalam kategori dalam suatu variabel
tertentu.
Variabel terikat dalam penelitian ini di ukur menggunakan
Likert’s Summated Rating (LSR). LSR adalah metode pengukuran
sikap (attitude) yang banyak digunakan dalam penelitian sosial karena
kesederhanaannya. LSR sangat bermanfaat untuk membandingkan
skor sikap seseorang dengan distribusi skala dari sekelompok orang
lainnya, serta untuk melihat perkembangan atau perubahan sikap
Kuesioner tersebut diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh
Bapak Drs. FX. Muhadi dan belum di publikasikan. Untuk menyusun
kuesioner disusun berdasarkan kisi – kisi sebagai berikut :
a) Variabel terikat
Minat berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dilihat dari analisis yang diambil dari hasil kuesioner yang
telah diisi oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Minat berwirausaha adalah suatu keinginan atau
kertertarikan untuk menjadi seseorang yang mempunyai
kemampuan, keberanian, keutamaan, keperkasaan dalam
mengambil suatu resiko untuk mencapai kesuksesan. Pengaruh
variabel minat berwirausaha berdasarkan indikator yang disajikan
dalam tabel operasional. Berikut adalah tabel operasional :
Tabel 3.1
Data Operasional Minat Berwirausaha Nama
Variabel
Dimensi Indikator No Item
Minat
Berwirausaha
Rasa tertarik
menjalankan
wirausaha
1. Menyukai usaha mandiri dan
tidak bergantung orang lain.
2. Menyukai usaha yang penuh
tantangan
3. Menyukai usaha yang
menuntut inovatif
4. Menyukai usaha yang
5. Menyukai pekerjaan dengan
penghasilan yang ditentukan
sendiri.
5,
Berusaha
mewujudkan
keinginan
berwirausaha
1. Membaca buku-buku
kewirausahaan
2. Belajar dari orang yang sukses
berwira-usaha
3. Mempelajari faktor-faktor yang
menyebabkan kegagalan dalam
menjalankan usaha
4. Mengidentifikasi jenis usaha
yang berpeluang untuk berhasil.
5. Merencanakan menjalankan
usaha sendiri/ berwirausah.
6,
7,
8,
9,
10 dan 11
Dalam penelitian ini skala sikap dari Likert dimodifikasi
menjadi empat opsi jawaban, yaitu SS, S, TS, STS. Untuk setiap
pilihan respon, jawaban diberikan skor dengan kriteria apabila item
positif maka angka terbesar diletakkan pada sangat setuju
sedangkan jika item negatif maka angka terbesar diletakkan pada
sangat tidak setuju. Untuk pernyataan positif masing-masing opsi
diberi skor 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif
masing opsi diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Skor yang diberikan pada
Tabel 3.2
Skor Pertanyaan Positif dan Negatif
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju 4
3
2
1
Sangat Setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju 1
2
3
4
b) Variabel Bebas
Variabel bebasnya (independent variable) yaitu jiwa
kewirausahaan, latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin.
1. Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi
penggerak dan pengatur adanya kepercayaan atas kemampuan diri
sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil,
selalu berani menghadapi dan mengambil resiko, mempunyai jiwa
kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam setiap usaha selalu
bersifat orisinilitas dan memilki pandangan jauh ke depan. Pengaruh
variabel jiwa kewirausahaan berdasarkan indikator yang disajikan
Tabel 3.3
Data Operasional Jiwa Kewirausahaan Nama
Variabel
Dimensi Indikator No Item
Jiwa
Kewirausahaan
1. Percaya diri
2. Berorientasi tugas
dan hasil 3. Keberanian mengambil risiko 4. Kepemimpinan berorientasi ke masa depan
5. Kreativitas dan
inovasi
6. Memiliki tenaga
dalam
12, 13, 14, 15, 16,
29, dan 42
28, 30, 39, 40, 41,
45, 46, dan 48
17, 18, 31, dan 44
19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, dan 27
36, 37, dan 47
32, 33, 34, 35, 38,
43, 49, 50, 51
Setiap indikator tersebut selanjutnya dalam
pertanyaan-pertanyaan. Dalam penelitian ini skala sikap dari Likert dimodifikasi
menjadi empat opsi jawaban, yaitu SS, S, TS, STS. Masing-masing
pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat
Tabel 3.4
Skor Pertanyaan Jiwa Kewirausahaan
Penilaian Pertanyaan Positif Skor
Pertanyaan Negatif Skor
Sangat Setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
4
3
2
1
1
2
3
4
2. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Latar belakang pekerjaan orang tua dalam penelitian ini adalah
ayah. Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia
dengan berbagai tujuan, ada yang melakukan pekerjaan dengan
terpaksa ada juga yang ikhlas, ada yang melakukan pekerjaan karena
memang dia membutuhkan pekerjaan itu, ada juga yang melakukan
pekerjaan itu karena untuk memenuhi kebutuhan hidup, ada yang
melakukan pekerjaan itu dengan senang hati karena memang menyukai
pekerjaan itu, ada juga yang melakukan suatu pekerjaan dengan
terpaksa karena dia tidak menyukai pekerjaan itu. Pengaruh variabel
latar belakang pekerjaan orang tua berdasarkan indikator yang
Tabel 3.5
Data Operasional Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Jenis Pekerjaan Orang Tua 1.Wirausaha
2.Bukan Wirausaha
Dalam penelitian ini variabel bebas “latar belakang pekerjaan
orang tua” diukur menggunakan skala Likert sebagai berikut :
Tabel 3.6
Skor Penilaian Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Penilaian Skor Lain-lain
Petani / Pengrajin / Buruh
Pedagang / Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
1
2
3
4
5
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin siswa sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
diambil dari kuesioner yang diisi sendiri oleh siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Untuk mengetahui jenis kelamin siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), siswa memilih jenis kelamin laki – laki
atau perempuan dikolom yang tersedia dan mencoret salah satu yang
Tabel 3.7
Skor Penilaian Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Penilaian
Perempuan 1
Laki – laki 2
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Dalam penelitian ini metode yang
digunakan antara lain:
• Metode Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2006:199).
Keuntungan menggunakan kuesioner menurut Suharsimi
Arikunto (2002:129) antara lain :
a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatanya
masing-masing dan menurut waktu senggang responden
d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak
e) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat
diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Sedangkan kelemahan menggunakan kuesioner/angket
antara lain:
a) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar
diulangi diberikan kembali kepadanya.
b) Seringkali sukar dicari validasinya.
c) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan
sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
d) Seringkali tidak tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
e) Waktu pengembaliaannya tidak bersama-sama, bahkan
kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner dilakukan uji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Validitas
Validitas secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya
diukur. Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran
untuk diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat, dan
kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita
ukur.
Pengukuran validitas butir dilakukan dengan mengkolerasikan skor
total setip intem dengan skor total seluruh item, dengan menggunakan
teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut :
rxy =
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi product moment
X = skor total setiap item
Y = skor total seluruh item
N = jumlah sampel
Untuk menentukan instrumen valid atau tidak menggunakan
pedoman sebagai berikut:
• Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan ( , maka instrument
tersebut dikatakan valid
• Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikan ( , maka instrument
tersebut dikatakan tidak valid
Pelaksanaan analisis uji coba validitas ini diberikan kepada siswa
SMK Marsudiluhur 1 dan SMK PIRI 3 Yogyakarta dengan jumlah
diketahui derajat kebebasan sebesar 67 (69-2), dengan harga kritik product
moment tabel (rtabel) sebesar 0,237 dengan taraf signifikan 5%.
Untuk perhitungan uji validitas instrumen terhadap butir-butir
pertanyaan dalam penelitian ini penulis mengunakan bantuan komputer
program SPSS Versi 16.0 berikut hasil pengujian variabel minat
berwirausaha dan jiwa kewirausahaan :
Tabel 3.8
Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha
No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,450 0,237 Valid
2 0,291 0,237 Valid
3 0,301 0,237 Valid
4 0,236 0,237 Valid
5 0,375 0,237 Valid
6 0,327 0,237 Valid
7 0,424 0,237 Valid
8 0,261 0,237 Valid
9 0,364 0,237 Valid
10 0,395 0,237 Valid
Tabel 3.9
Hasil Pengukuran Validitas Jiwa Kewirausahaan
No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,438 0,237 Valid
2 0,438 0,237 Valid
3 0,381 0,237 Valid
4 0,359 0,237 Valid
5 0,410 0,237 Valid
6 0,444 0,237 Valid
7 0,357 0,237 Valid
8 0,444 0,237 Valid
9 0,396 0,237 Valid
10 0,542 0,237 Valid
11 0,525 0,237 Valid
12 0,256 0,237 Valid
13 0,542 0,237 Valid
14 0,525 0,237 Valid
15 0,369 0,237 Valid
16 0,341 0,237 Valid
17 0,240 0,237 Valid
18 0,509 0,237 Valid
19 0,316 0,237 Valid
20 0,290 0,237 Valid
22 0,338 0,237 Valid
23 0,542 0,237 Valid
24 0,465 0,237 Valid
25 0,359 0,237 Valid
26 0,422 0,237 Valid
27 0,364 0,237 Valid
28 0,340 0,237 Valid
29 0,542 0,237 Valid
30 0,348 0,237 Valid
31 0,291 0,237 Valid
32 0,367 0,237 Valid
33 0,363 0,237 Valid
34 0,542 0,237 Valid
35 0,525 0,237 Valid
36 0,381 0,237 Valid
37 0,542 0,237 Valid
38 0,284 0,237 Valid
39 0,525 0,237 Valid
40 0,288 0,237 Valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsistensi pengukuran yang dilakukan
yang meliputi stabilitas (stability), ekivalen (equivalence), dan
kaitannya dengan ketepatan dan ketelitian pengukuran. Pengukuran
dikatakan stabil jika pengukuran pada sebuah obyek dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda, menunjukkan hasil yang
sama; dikatakan ekivalen jika pengukuran menunjukkan hasil
pengukuran yang sama jika dilakukan peneliti lain atau memakai
contoh item lain; serta dikatakan konsisten internal jika item-item atau
indikator yang digunakan adalah konsisten satu sama lain.
Tingkat reliabilitas kuesioner (instrumen) diuji dengan
menggunakan koefisien AlphaCronbach sebagai berikut :
rtt =
Keterangan :
rtt = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanaan atau banyaknya soal
σb2 = jumlah varians butir σt2 = varians total
Kriteria koefisien korelasi realiabilitas:
Tabel 3.10
Kriteria Koefisien korelasi Nilai Reliabilitas Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Untuk menentukan instrumen reliabel atau tidak menggunakan
pedoman sebagai berikut :
Jika ralpha > rtabel dengan taraf signifikan ( maka item tersebut
dikatakan reliabel.
Jika ralpha < rtabel dengan taraf signifikan ( maka item tersebut
dikatakan tidak reliabel.
Tabel 3. 11 Reliability Statistics Minat Berwirausaha
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.705 .708 11
Tabel 3. 12 Reliability Statistics Jiwa Kewirausahaan
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
Hasil pengujian pada variabel minat berwirausaha dan jiwa
kewirausahaan nilai dari alpha cronbach sebesar 0,708 dan 0,734 nilai
tersebut menunjukan bahwa kedua variabel dikatakan reliabel karena nilai
alpha cronbach lebih besar dari 0.6.
G. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Analisis deskriptif
Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil
observasi yang sudah didapat dari penelitian di lapangan yang meliputi
karakteristik responden, variabel minat berwirausaha, variabel jiwa
kewirusahaan, latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis kelamin.
Untuk keperluan deskripsi data digunakan statistik deskriptif untuk
setiap variabel.
2. Pengujian Analisis Prasyarat Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
distribusi data setiap variabel yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak. Untuk menguji normalitas distribusi data setiap variabel,
digunakan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov. Pengujian
normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 For
Jika α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah
α = 0,05, maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika
masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Rumus
uji Kolmogorof-Smirnov (Gozali, 2002: 36), yaitu:
D = Max
|
Fo(Xi) – Sn(Xi)
|
Keterangan:D = Deviasi maksimum
Fo(Xi) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang dioservasi
Kriteria pengujian normalitas yaitu jika nilai Fhitung > dari
tabel
F pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05), maka dapat dikatakan
data berdistribusi tidak normal. Sebalikya jika nilai Fhitung < dari
tabel
F , maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
b. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product
moment dari Pearson. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh jiwa kewirausahaan (X1) terhadap minat
a. Rumusan hipotesis
Ho=?=o; tidak ada pengaruh jiwa kewirausahaan (X1)
terhadap minat berwirausaha (Y).
Ho=?>o; ada pengaruh jiwa kewirausahaan (X1) terhadap
minat berwirausaha (Y).
b. Pengujian hipotesis
r
xy
=
(
( )
( )( )
)
(
( )
)
∑
∑
∑
−
∑
∑
−
−
2 2 2 2 i i i i i i i iy
y
n
x
x
n
y
x
y
x
n
Keterangan:rxy = koefisien korelasi skor item dengan skor total
Σχ = jumlah skor item dari kuesioner
Σу = jumlah skor total
Σxy = jumlah perkalian antara skor item dengan skor
total
Σ 2
x = jumlah kuadrat skor item
Σ 2
y = jumlah kuadrat skor total
c. Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999: 183), adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13
Interpretasi Nilai Koefisien
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,000 Sangat Tinggi
d. Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,
1992: 380), dengan rumus:
t =
Keterangan:
t = Nilai hitung uji
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
e. Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi
5%. Ho ditolak jika thitung > ttabel. Ho diterima jika thitung <
ttabel.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua diuji menggunakan Chi Square.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh latar
belakang pekerjaan orang tua (X2) terhadap minat
berwirausaha (Y).
a. Rumusan hipotesis
Ho=?=o; tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan
orang tua (X2) terhadap minat berwirausaha (Y).
Ho=?>o; ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua
(X2) terhadap minat berwirausaha (Y).
b. Pengujian hipotesis
fi
fi
fo
∑
−
=
2
χ
Keterangan:
χ = Chi kuadrat
fi = frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai
pencerminan populasi
c. Interpretasi nilai koefisien Chi Square, adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.14
Interpretasi nilai koefisien Chi Square
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,000 Sangat Tinggi
d. Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Kriteria pengujian yaitu jika chi kuadrat hitung
(
χ
2hitung) lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (χ
2tabel)dan dk sama dengan k-1 pada taraf signifikansi 5% maka
dapat dikatakan data berdistribusi normal. Sebalikya jika
harga chi kuadrat hitung (
χ
2hitung) lebih besar dari chikuadrat tabel (
χ
2tabel) dan dk sama dengan k-1 pada tarafsignifikansi 5% maka dapat dikatakan datanya tidak
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga diuji menggunakan Chi Square.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis
kelamin (X3) terhadap minat berwirausaha (Y).
a. Rumusan hipotesis
Ho=?=o; tidak ada pengaruh jenis kelamin (X3) terhadap
minat berwirausaha (Y).
Ho=?>o; ada pengaruh jenis kelamin (X3) terhadap minat
berwirausaha (Y).
b. Pengujian hipotesis
fi
fi
fo
∑
−
=
2
χ
Keterangan:
χ = Chi kuadrat
fo= frekuensi yang diperoleh dari sampel
fi = frekuensi yang diharapkan dari sampel sebagai
c. Interpretasi nilai koefisien Chi Square, adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.15
Interpretasi nilai koefisien Chi Square
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,000 Sangat Tinggi
d. Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Kriteria pengujian yaitu jika chi kuadrat hitung
(
χ
2hitung) lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (χ
2tabel)dan dk sama dengan k-1 pada taraf signifikansi 5% maka
dapat dikatakan data berdistribusi normal. Sebalikya jika
harga chi kuadrat hitung (
χ
2hitung) lebih besar dari chikuadrat tabel (
χ
2tabel) dan dk sama dengan k-1 pada tarafsignifikansi 5% maka dapat dikatakan datanya tidak
berdistribusi normal.
52
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Sebelum data dianalisis langkah pertama akan disajikan deskripsi data
tentang variabel jiwa kewirausahaan, latar belakang pekerjaan orang tua dan jenis
kelamin, data ini didasarkan dari jawaban responden berjumlah 155 responden
yang terdiri dari siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1
Yogyakarta masing-masing berjumlah 95 dan 60 responden. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan mengunakan bantuan komputer program SPSS 16.
A. Deskripsi Data
1. Minat Berwirausaha
Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel minat berwirausaha
skor tertinggi yang dicapai adalah 44 dan skor terendah adalah 26,
berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan dalam tabel distribusi
frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) II.
Tabel 4.1 Minat Berwirausaha
No Interval Kategori SMK
Negeri 7 Yogyakarta Muhamadiyah 1 Yogyakarta
Frekuensi Frekuensi Relatif
Frekuensi Frekuensi Relatif
1 38 – 44 Sangat tinggi
35 36,8% 22 36,7%
2 33 – 37 Tinggi 46 48,4% 29 48,3%
3 30 – 32 Cukup 11 11,6% 8 13,3%
4 26 – 29 Rendah 3 3,2% 1 1,7%
5 <26 Sangat rendah
0 0% 0 0%
Jumlah 95 100% 60 100%
Keterangan : Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa SMK Negeri 7
Yogyakarta yang mempunyai minat berwirausaha sangat tinggi yaitu
36,8% ; tinggi yaitu 48,4% ; cukup sebesar 11,6% ; rendah sebesar 3,2%
dan siswa yang mempunyai minat sangat rendah yaitu 0%. Sedangkan
siswa SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta yaitu mempunyai minat yang
sangat tinggi sebesar 36,7% ; tinggi sebesar 48,3% ; cukup sebesar 13,3%
; rendah sebesar 1,7% dan sangat rendah yaitu 0%. Dengan demikian
dapat disimpulkan siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dan SMK
Muhamadiyah 1 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 mempunyai minat
2. Jiwa Kewirausahaan
Data hasil penelitian pada variabel jiwa kewirausahaan skor
tertinggi yang dicapai adalah 160 dan skor terendah adalah 95.
Berdasarkan data tersebut, berikut ini disajikan tabel distribusi
frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) II.
Tabel 4.2 Jiwa Kewirausahaan
No Interval Kategori SMK
Negeri 7 Yogyakarta Muhamadiyah 1 Yogyakarta
Frekuensi Frekuensi Relatif
Frekuensi Frekuensi Relatif
1 137 –
160
Sangat tinggi
6 6,3% 1 1,7%
2 119 –
136
Tinggi 64 67,4% 29 48,3%
3 107 –
118
Cukup 24 25,3% 29 48,3%
4 95 – 106 Rendah 1 1% 1 1,7%
5 <95 Sangat rendah
0 0% 0 0%
Jumlah 95 100% 60 100%
Keterangan : Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa SMK Negeri 7
Yogyakarta yang mempunyai jiwa berwirausaha sangat tinggi yaitu 6,3% ;
rendah yaitu 0%. Sedangkan siswa SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta
yaitu mempunyai jiwa berwirausaha yang sangat tinggi sebesar 1,7% ;
tinggi sebesar 48,3% ; cukup sebesar 48,3% ; rendah sebesar 1,7% dan
sangat rendah yaitu 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan siswa SMK
Negeri 7 Yogyakarta dan SMK Muhamadiyah 1 Yogyakarta tahun ajaran
2011/2012 mempunyai jiwa berwirausaha cenderung tinggi.
3. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua
Dari jenis pekerjaan orang tua responden dapat digolongkan
menjadi dua kategori yaitu berwirausaha dan bukan berwirausaha. Ta