• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

11

Penelitian ini diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Mimi (2015) tentang pengaruh harga, kualitas pelayanan, lokasi dan keragaman produk terhadap keputusan pembelian di Ranch Market. Hasil uji membuktikan bahwa harga, kualitas pelayanan, lokasi dan keragaman produk mempunyai pengaruh positif dan segnifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Penelitian selanjutnya adalah Sindy (2013), melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk, harga, dan strategi promosi pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada mobil toyota vios di pt. Hasjrat abadi manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel atribut produk, harga, dan strategi promosi berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan pembelian di pt. Hasjrat abadi manado.

Peneliti berikutnya adalah Ruslina (2013) yang melakukan penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk, iklan dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian shopping goods. Ruslina telah melakukan penelitian mendalam mengenai variable-variabel tersebut, dan hasil penelitian menunjukkan variable atribut produk, iklan dan saluran distribusi berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan pembelian.

Atribut produk memberikan kontribusi terbesar pada shopping goods dalam

(2)

mempengaruhi keputusan pembelian.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini dengan penelitian terdahulu mengenai pengaruh atribut produk dan harga terhadap keputusan pembelian terdapat pada uji hipotesis. Uji hipotesis dalam pemelitian ini menggunakan uji t dan uji standardized beta coefficients . selain itu setiap variable penelitian juga akan dibahas lebih mendalam. Serta perbedaan objek penelitian yang dipilih dari peneliti saat ini.

B. Landasan Teori

1. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen sebagai seseorang yang menentukan keputusan untuk membeli merek yang paling disukai, Kotler (2008). Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, di mana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak yang mereka beli, kapan mereka membeli, dan mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari pembelian konsumen yang sebenarnya untuk menemukan apa yang mereka beli, di mana, dan berapa banyak. Tetapi mempelajari tentang mengapa terjadi suatu perilaku pembelian konsumen tidaklah mudah-jawabannya sering terkunci jauh di dalam pikiran konsumen.

(3)

a. Proses Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternative, keputusan pembelian, perilaku setelah pembelian, Kotler (2003):

1) Pengenalan masalah

Proses pembeliaan dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang seperti lapar, haus dan sebagainya naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul karena rangsangan eksternal. Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

2) Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi informasi yag lebih banyak. Dalam tahap ini, pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen dapat dibagi ke dalam dua level, yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan dengan penguatan informasi. Pada level ini orang akan mencari serangkaian informasi tentang sebuah

(4)

produk.

Pada level kedua, konsumen mungkin akan mungkin masuk kedalam tahap pencarian informasi secara aktif. Mereka akan mencari informasi melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang dapat menjadi perhatian pemasar dalam tahap ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi sumber- sumber utama atas informasi yang didapat konsumen dan bagaimana pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen selanjutnya.

Menurut (Kotler, 2003) sumber utama yang menjadi tempat konsumen untuk mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu:

a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

b) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko.

c) Sumber publik: Media masa, organisasi penentu peringkat konsumen.

d) Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian informasi tentang sebuah produk melalui sumber komersial-yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling

(5)

efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap-tiap informasi komersial menjalankan perannya sebagai pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi. Melalui sebuah aktivitas pengumpulan informasi, konsumen dapat mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur yang dimiliki oleh setiap merek sebelum memutuskan untuk membeli merek yang mana.

3) Penilaian alternatif

Dalam tahapan selanjutnya, setelah mengumpulkan informasi sebuah merek, konsumen akan melakukan penilaian alternatif terhadap beberapa merek yang menghasilkan produk yang sama.

Pada tahap ini ada tiga buah konsep dasar yang dapat membantu pemasar dalam memahami proses penilaian konsumen. Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua, konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

Ketiga, konsumen akan memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda- beda dalam memberikan manfaat yang digunakan dan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produknya. Contohnya, konsumen akan mengamati perbedaan atribut sperti ketajaman gambar, kecepatan kamera, ukuran kamera, dan harga yang terdapat pada sebuah kamera.

(6)

4) Keputusan pembelian

Dalam melakukan penilaian alternatif, konsumen akan mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan citra merek. Selain itu, pada tahap penilaian alternatif konsumen juga membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling di sukai dan berujung pada keputusan pembelian. Pada tahapan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terdapat diantara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu:

a) Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal. Pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai calon konsumen. Kedua, motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain (Fisbhein, dalam Kotler 2003:227). Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan preferensi sebaliknya juga berlaku, preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai

(7)

merek yang sama.

b) Faktor yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat mengurangi niat pembelian konsumen. Contohnya, konsumen mungkin akan kehilangan niat pembeliannya ketika ia kehilangan pekerjaannya atau adanya kebutuhan yang lebih mendesak pada saat yang tidak terduga sebelumnya.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan (Raymond, dalam Kotler 2003). Seperti jumlah uang yang akan dikeluarkan, ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Dalam hal ini, pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya risiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi risiko yang dipikirkan konsumen.

5) Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidapuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.

a) Kepuasan pasca pembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari sberapa dekat

(8)

harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa. Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan konsumen maka pembeli akan merasa puas. Perasaan-perasaan itulah yang akan memutuskan apakah konsumen akan membeli kembali merek yang telah dibelinya dan memutuskan untuk menjadi pelanggan merek tersebut atau merferensikan merek tersebut kepada orang lain.

Pentingya kepuasan pascapembelian menunjukkan bahwa para penjual harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya. Beberapa penjual bahkan menyatakan kinerja yang lebih rendah sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi daripada yang diharapkannya atas produk tersebut.

b) Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen merasa puas ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Sebaliknya jka konsumen merasa tidak puas, maka ia mungkin tidak akan membeli kembali merek tersebut.

(9)

c) Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Selain perilaku pascapembelian, dan tindakan pasca pembelian, pemasar juga haru memantau cara konsumen dalam memakai dan membuang produk tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri konsumen, dan lingkungan atas pemakaian yang salah, berlebihan atau kurang bertanggung jawab.

b. Indikator Keputusan Pembelian

Menurut (Kotler, 2008) Terdapat indikator dari keputusan pembelian, yaitu:

1) Kebutuhan

pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan.

2) Publik

Merupakan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi melalui media massa atau organisasi penilai pelangga.

3) Manfaat

Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi manfaatnya.

4) Sikap orang lain

Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mendapat rekomendasi dari orang lain.

(10)

5) Kepuasan

Dimana konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

c. Model Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen menurut (Engel, 1994) adalah tindakan yang lansung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini. Model perilaku konsumen menurut Engel dkk (1994) membedakan tipe-tipe perilaku konsumen atas dasar situasi yang dihadapinya, apakah pilihan membeli berlangsung secara rutin atau hanya pada saat tertentu saja. Langkah-langkah utama didalam model perilaku konsumen ini adalah: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasilnya.

2. Atribut Produk

Atribut produk adalah “Unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh pelanggan dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan” Tjiptono (2001:103). Atribut produk meliputi fitur, desain, kemasan, jaminan (garansi), dan sebagainya. Atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan (Kotler, 2008). Manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut- atribut produk seperti kualitas produk, fitur, desain, label, kemasan dan jaminan. Bahkan

(11)

perusahaan yang berada di belakang suatu produk yang kesemuanya membentuk persepsi konsumen terhadap produk bersangkutan" menurut Unsur-Unsur Atribut Produk

a. Kualitas

Kualitas merupakan salah satu sarana positioning utama pasar.

Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk, oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai kepuasan pelanggan. Tingkat kualitas produk berarti tingkat kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya. Disini kualitas produk berarti pemastian kualitas bebas dari semua kerusakan dan konsisten dalam mengantarkan tingkat kinerja yang diharapkan. Kualitas produk dapat ditentukan oleh material, teknik atau cara pembuatan, tingkat keahlian orang atau perusahaan yang mengerjakan, enginering design dan specifications, Sunyoto (2012).

b. Fitur

Fitur merupakan alat bersaing yang kompetitif untuk membandingkan produk perusahaan dengan produk pesaing.

Beberapa perusahaan melakukan inovasi terhadap produknya secara kreatif demi memunculkan cirri barunya agar dapat dibedakan dengan produk pesaing (Kotler 2009).

c. Desain

Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Selain mempertimbangkan faktor penampilan, desain juga bertujuan untuk

(12)

memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing. "Ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan satu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta memposisikan produk dan jasa perusahaan (Kotler 2009)".

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, dalam menghadapi persaingan dalam dunia usaha produsen dapat menggunakan desain sebagai ciri atau pembeda dari produk lainnya yang sejenis untuk menarik minat konsumen.

d. Label

Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya (Sunyoto, 2012).

Dengan label diharapkan konsumen dapat mengetahui informasi tentang produk atau penjualannya. Adapun fungsi label menurut (Sunyoto, 2012:125) adalah "mengidentifikasikan produk atau merek, menggolongkan produk, menjelaskan beberapa hal mengenai produk dan sebagai alat promosi".

Dengan pencantuman label pada suatu produk dapat membantu konsumen dalam mengidentifikasi barang atau merek yang dibutuhkan dan membantu wiraniaga dalam menggolongkan produk agar sesuai dengan tata letak di toko mereka. Selain itu pencantuman label dapat membantu memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan seperti masa kadaluarsa, penetapan harga per unit, pencantuman besarnya nilai gizi dan lainnya, sehingga hal ini akan

(13)

berdampak positif dalam membantu kegiatan promosi.

e. Kemasan

Kemasan adalah "kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk" (Kotler, 2012). Dengan kemasan, produk yang dipasarkan akan terlindungi dan aman, selain itu dengan kemasan menarik konsumen akan memberikan apresiasi positif. Bila kemasan yang menarik sudah tertanam di benak konsumen, dan konsumen tertarik untuk membeli maka secara otomatis volume penjualan meningkat sehingga laba yang diperoleh perusahaan juga akan meningkat.

Kegiatan pengemasan hendaknya direncanakan secara matang, kemudian dilaksanakan secara baik. Secara pengemasan yang baik akan menguntungkan perusahaan karena berbagai hal antara lain (Kotler, 2000:187):

1) Bungkus yang menarik akan menambah hasrat untuk membeli.

2) Bungkus yang khas akan mempermudah pembeli mengingat produk.

3) Bungkus yang baik akan melindungi kualitas (mutu) produk.

4) Mempermudah pengangkutan (trasnportasi) 5) Memudahkan penyimpanan dan penyusunan f. Jaminan

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atau produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi

(14)

gati rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan dan dijanjikan.

3. Harga

Harga yang merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang seringkali dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian tidak bisa dikesampingkan oleh perusahaan.

Harga sebagai sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Swastha, 2006). Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa menurut (Kotler, 2001). Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.

Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk Simamora (2003). Biasanya harga dihitung dengan nilai uang. Masalah terpenting dalam penetapan harga adalah mnentukan harga yang tepat, yaitu tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan di mata pesaing.

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang, ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, Tjiptono (2002). Dalam penelitian yang ditulis oleh Nugroho (2010) menyebutkan bahwa harga

(15)

menjadi pertimbangan penting didalam keputusan pembelian. Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa harga dapat diukur dengan menggunakan indikator: tingkat harga, kekompetitifan harga, dan kesesuaian harga.

Menurut (Xia et al, 2004) dalam jurnal Influence Of Price And Quality To Customer Satisfaction indikator harga dapat berupa:

a. Persepsi harga

Persepsi pembeli terhadap harga didasarkan pada relativitas harga dan kinerja. Ketika pembeli melihat kualitas produk sama dengan harga yang ditawarkan, persepsi mereka adalah mereka merasa puas setelah membeli produk tersebut. Demikian pula, ketika harga sebuah produksesuai dengan harapan seseorang maka persepsi orang tersebut mengenai harga yang ditawarkan akan cenderung baik yang memungkinkan orang tersebut untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

b. Prosedural harga

Prosedural harga merupakan Informasi yang diberikan terhadap konsumen mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses terjadinya transaksi jual beli yang akan dilakukan. Seperti cara melakukan pembayaran dan cara mendapatkan potongan harga. Cara melakukan pembayaran harus diterangkan sebaik mungkin kepada konsumen agar konsumen merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Perusahaan harus memberikan informasi sebaik mungkin

(16)

mengenai pembayaran yang akan dilakukan, apakah dengan cara tunai atau kredit, apakah pembayaran melaui transfer antar bank atau lewat kartu kredit sehinggamemudahkan konsumen untuk melakukan pembelian. Dengan cara tersebut diharapkan akan banyak konsumen yang membeli produk tersebut dikarenakan kemudahan dalam melakukan pembelian.

c. Kewajaran harga

Kewajaran harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Harga sebuah produk yang ditawarkan haruslah wajar dan tidak banyak mengalami perubahan harga. Sehingga konsumen dapat membeli produk tersebut dengan harga yang wajar atau sesuai dengan harapan mereka. Jika harga suatu produk yang ditawarkan tidak wajar atau berbeda dengan harga produk lain yang sejenis maka konsumen akan lebih banyak tertarik dengan produk yang memberikan harga yang sesuai dengan kemampuan pembeli.

Harga produk yang memilki selisih harga yang banyak dengan produk lain yang sejenis membuat konsumen akan memilih produk dengan harga yang wajar atau sesuai dengan kemampuan pembeli.

Indikator yang mencirikan harga menurut (Kotler, 2008) yaitu:

a. Keterjangkauan harga

yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

(17)

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Konsumen akan melihat terlebih dahulu harga yang tercantum pada sebuah produk, karena sebelum membeli konsumen sudah berpikir tentang sistem hemat yang tepat. Selain itu konsumen dapat berpikir tentang harga yang ditawarkan memiliki kesesuaian dengan produk yang telah dibeli.

c. Daya saing harga

yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat

yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

C. Kerangka Konsep dan Hipotesis 1. Uraian tentang konsep

Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah atribut produk (X1) yang terdiri dari kualitas produk, fitur, desain, label, kemasan, jaminan dan harga (X2) yang terdiri dari keterjangkauan harga, kesesuaian hargadengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen.

(18)

Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian

Berdasarkan kerangka pikir bahwa keputusan pembelian (Y), menurut Reimond (2015) keputusan pembelian dipengaruhi oleh (X1) atribut produk yang dikemukakan oleh Ruslina (2013) dan keputusan pembelian di pengaruhi oleh (X2) harga yang dikemukakan oleh Mimi (2015). Berdasarkan kerangka pikir, bahwa keputusan pembelian sangat di pengaruhi atribut produk dan harga. Hasil dari kedua variabel tersebut akan dibandingkan dan akan diketahui mana yang lebih besar mempengaruhi keputusan pembelian.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, Arikunto (1992). Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan

Atribut Produk

(X1)

Harga (X2)

Keputusan Pembelian

(Y)

(19)

keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut (Supranto, 2009).

Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sindy Tawas (2013) menyatakan bahwa atribut produk berpengaruh positif dan segnifikan terhadap keputusan pembelian pada pt. Hasjrat abadi manado. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H1: Diduga atribut Produk berpengaruh positif dan segnifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mimi (2015) menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Ranch Market. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H2: Diduga harga berpengaruh positif dan segnifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Variabel yang Paling Berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ruslina (2013) mengungkapkan bahwa atribut produk memberikan kontribusi terbesar pada shopping goods dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Dari uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H3: Diduga atribut produk memberikan kontribusi terbesar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada toko Faiza bordir.

Gambar

Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ketiga merupakan pendidikan berbasis kompetensi untuk mencapai kemampuan profesi klinik dan kedokteran komunitas yang dilakukan minimal tiga semester (FKUI 4

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efektivitas kebijakan kredit yang diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio

“Untuk Gelar Teknologi Tepat Guna seharusnya dilaksanakan di tingkat Kota Pariaman juga, namun karena pemerintah kota tidak ada menganggarkan dana untuk

Puji syukur dan terima kasih Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan skripsi

Variabel partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, umpan balik anggaran, kesulitan pencapaian tujuan, evaluasi anggaran, penerapan sistem informasi akuntansi,

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan serta melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya kepada penulis

Di perangkat yang dibuat pada penelitian ini terdapat pompa air motor dc yang digunakan untuk proses mengairi lahan pertanian dan 2 Little box yang berisi sensor kelembaban

Disini di Perumahan Grha Revata Tulungagung pemberian upah atau gaji masih menggunakan sistem pemberian upah profesionalitas pekerja, jadi sistem ini sering