• Tidak ada hasil yang ditemukan

MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASI PESAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASI PESAN BISNIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASI PESAN BISNIS

DOSEN PENGAMPU: Nanang Suryadi, SE., MM.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 ANGGOTA :

Navisah Ainul Izza (NIM. 185020200111011) Diana Nurfita (NIM. 185020201111024) Novia Mega Asri (NIM. 185020207111004)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TA 2018/2019

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...1

KATA PENGANTAR...2

BAB 1 PENDAHULUAN...3

1.1 LATAR BELAKANG...3

1.2 RUMUSAN MASALAH...3

1.3 TUJUAN...3

BAB II PEMBAHASAN...4

2.1 PERENCANAAN PESAN BISNIS...4

2.1.1 Proses Penyusunan Pesan Bisnis...4

2.1.2 Penentuan Tujuan Pesan Bisnis...5

2.1.3 Analisis Audiens...5

2.1.4 Penentuan Ide Pokok...6

2.1.5 Pemilihan Saluran dan Media...7

2.1.5.1 Saluran Komunikasi Lisan...7

2.1.5.2 Saluran Komunikasi Tertulis...7

2.1.5.3 Kekayaan Media...8

2.2 PENGORGANISASIAN PESAN BISNIS...8

2.2.1 Mengorganisasikan Pesan Bisnis...8

2.2.2 Memformulasikan Pesan Bisnis...9

2.2.3 Mengendalikan Gaya dan Nada...9

2.2.4 Mengembangkan Paragraf yang Logis...10

BAB III PENUTUP...11

3.1 KESIMPULAN...11

3.2 SARAN...11

DAFTAR PUSTAKA...12

(3)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah SWT. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Makalah Perencanaan dan Pengorganisasian Pesan Bisnis ini guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari buku yang berhubungan dengan tema diatas.

Dan tak lupa juga kmai ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja sama sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Brawijaya.

Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 4 Februari 2019

Penyusun

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam organisasi bisnis, berbagai kegiatan komunikasi terjadi setiap hari, baik lisan maupun tertulis. Mulai dari komunikasi yang sederhana hingga komunikasi yang kompleks. Semua kegiatan komunikasi saling bersaing untuk memperoleh perhatian penerima. Oleh karena itu, pesan bisnis diupayakan selalu lebih menarik atau lebih baik. Pesan bisnis yang dibuat hendaknya tetap berpusat pada penerima dan memiliki tujuan yang jelas.

Komunikasi yang tidak diorganisasikan dengan baik bermasalah dalam isi, pengelompokkan, dan urutan butir-butir pesan. Pesan yang tidak diorganisasikan dengan baik akan sulit dipahami dan dapat berakibat adanya rasa frustasi pada penerima. Oleh karena itu, mengorganisasikan pesan dengan baik akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan pesan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja perencanaan pesan bisnis?

2. Apa tujuan pesan bisnis?

3. Bagaimana cara melakukan analisis audiens?

4. Bagaimana menentukan ide pokok?

5. Bagaimana cara melakukan pemilihan saluran dan media?

6. Bagaimana cara menyunting pesan bisnis?

7. Apa pentingnya penulisan ulang pesan?

8. Bagaimana cara menyusun pesan bisnis yang menarik dan efektif?

9. Bagaimana cara melakukan pengorganisasian pesan bisnis?

10. Apa pentingnya organisasi yang baik?

11. Bagaimana cara memformulasikan pesan bisnis?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui perencanaan pesan bisnis 2. Menentukan tujuan pesan bisnis 3. Melakukan analisis audiens 4. Menentukan ide pokok

5. Melakukan pemilihan saluran dan media 6. Menyunting pesan bisnis

7. Memahami pentingnya penulisan ulang pesan 8. Menyusun pesan bisnis dengan menarik dan efektif 9. Memahami pengorganisasian pesan bisnis

10. Memahami pentingnya organisasi pesan yang baik

(5)

11. Memahami cara memformulasikan pesan bisnis

BAB II PEMBAHASAAN

2.1 Perencanaan Pesan Bisnis 2.1.1 Proses Penyusunan Pesan Bisnis

Dalam organisasi bisnis, berbagai kegiatan komunikasi terjadi setiap hari, baik lisan maupun tertulis. Mulai dari kegiatan komunikasi yang sangat sederhana sampai pada kegiatan komunikasi yang rumit dan kompleks. Misalnya, membuat memo, merevisi draft surat, mengetik e-mail, membuat laporan, menyiapkan, surat tanggapan atas keluhan pelanggan, membuat surat perjanjian, dan lain-lain. Semua kegiatan komunikasi itu saling bersaing untuk memperoleh banyak perhatian. Oleh karena itu, pesan bisinis diupayakan selalu lebih menarik dibandingkan dengan yang lain atau lebih baik dibandingkan lainnya. Agar pesan bisnis efektif, diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Proses penyusunan pesan bisnis umumnya terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu:

1. Perencanaan Pesan

Dalam tahap ini, ditentukan hal-hal yang mendasar dari suatu pesan yang dikomunikasikan, meliputi:

- Penentuan tujuan - Analisis audiens - Penentuan ide pokok

- Pemilihan saluran dan media 2. Penyusunan Pesan

Pengorganisasian dan penyusunan dokumen dimulai dari penyusunan kata-kata, kalimat, paragraf, serta memilih ilustrasi yang digunakan untuk mendukung ide/gagasan. Tahapan itu meliputi 2 (dua), yaitu:

- Mengorganisasikan pesan - Memformulasikan pesan 3. Revisi Pesan

Pesan yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/gagasan yang diungkapkan sudah memadai. Pemeriksaan lebih detail juga dilakukan atas format penulisan, tanda baca, dan tata bahasa. Berbagai kegiatan pada tahap revisi pesan sebagai berikut:

- Menyunting pesan

Menyusun pesan bisnis memerlukan proses yang dilakukan dengan hati-hati.

Pesan yang telah sesuai harus ditelaah ulang (review) dan diperbaiki lagi, baik dari sudut isi maupun gaya bahasa yang digunakan, serta format penulisannya.

(6)

- Menulis ulang pesan

Ketika menulis ulang, perhatian ditujukan pada setiap kata pada sebuah kalimat yang efektif dan pengembangan kalimat agar menjadi paragraf yang logis.

Setelah penulisan ulang dilakukan dengan baik, kemungkinan akan menjadi separuh dari sebelumnya dan itu menjadikan pargraf yang lebih ringkas.

- Memproduksi pesan

Agar desain pesan bisnis efektif, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

 Konsistensi

Pemakaian desain yang konsisten dalam seluruh isi dokumen untuk elemen desain yang mucul berulang-ulang. Misalnya, penggunaan marjin, besar huruf, jenis huruf, spasi, dan garis.

 Seimbang

Agar desain tidak terlihat kacau, perlu dijaga keseimbangan ruang antar teks, gambar, dan ruang kosong.

 Terkendali

Usahakan desain sederhana. Karena terlalu banyak elemen desain atau terlalu banyak dekoratif menyebabkan dokumen terlihat kacau.

 Rincian

Desain yang baik akan memberikan kemudahan bagi pembaca untuk mencari rincian pesan.

- Mencetak pesan

Setelah menyusun pesan dari awal sampai akhir, langkah terkahir adalah mencetak pesan. Mencetak suatu dokumen yang belum final (proof sheet) dengan printer dapat dilakukan menggunakan pilihan print quality yang lebih rendah (economode) untuk menghemat tinta. Membaca cetakan percobaan (proof reading) dilakukan untuk memeriksa kebenaran seluruh isi pesan.

Setelah puas dan yakin, pesan kemudian dicetak dengan pilihan best quality dan selanjutnya dapat didistribusikan kepada penerima.

2.1.2 Penentuan Tujuan Pesan Bisnis

Pesan bisnis dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Pesan-pesan yang disampaikan kepada pihak lain hendaknya mampu menjaga dan meningkatkan citra perusahaan. Setiap pesan bisnis hendaknya memiliki tujuan yang jelas. Ada tiga tujuan dari komunikasi bisnis, yaitu: (1) memberi informasi, (2) membujuk atau persuasi, dan (3) melakukan kerja sama atau kolaborasi. Oleh karena itu, tujuan pesan bisnis hendaknya realistis dan tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan.

2.1.3 Analisis Audiens

Sasaran atau target utama dari setiap komunikasi adalah penerima atau audiens.

oleh karena itu, analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan. Audiens dalam studi komunikasi bisa individu atau organisasi. Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda atas pesan yang mereka terima. Berikut analisis pemahaman dari audiens:

a. Mengembangkan Profil Audiens

(7)

Analisis terhadap audiens yang sudah dikenal biasanya relatif lebih mudah dilakukan tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi atas pesan yang dikirim kepada orang yang sudah dikenal pada umumnya bisa diperkirakan. Contoh audiens yang sudah dikenal adalah atasan, rekan kerja, pelanggan lama, dan pemasok lama.

b. Mengenali Penerima Primer

Apabila penerima terdiri dari beberapa orang, perlu diketahui orang- orang terpenting yang berpengaruh atau bertindak sebagai pengambil keputusan. Biasanya, orang yang berkedudukan tinggi bertindak sebagai pengambil keputusan. Namun, adakalanya justru orang yang berkedudukan rendah yang berpengaruh terhadap pengambil keputusan tertentu.

c. Menetapkan Jumlah dan Komposisi Audiens

Jumlah penerima juga memengaruhi pesan bisnis. Menulis pesan bisnis yang ditujukan hanya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan bisnis yang ditujukan kepada banyak orang. Gaya penulisan, format, dan bahasa pesan bisnis yang ditujukan kepada orang banyak cenderung lebih formal.

d. Mengukur Tingkat Pemahaman Audiens

Apabila penerima memiliki latar belakang yang sama dengan pengirim, maka pada umumnya mereka dianggap memiliki pemahaman yang relatif sama terhadap suatu pesan. Dalam keadaan demikian, pengirim tidak perlu melakukan usaha-usaha tertentu untuk memberikan pemahaman kepada penerima. Apabila penerima memiliki latar belakang yang berbeda, maka pengirim harus siap untuk memberikan penjelasan- penjelasan tanpa rasa bosan agar tidak terjadi kekeliruan.

e. Memperkirakan Reaksi Penerima

Cara mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada reaksi yang diterima oleh penerima. Untuk menghindari kritik dan perdebatan, pesan bisnis sebaiknya dilengkapi dengan argumentasi yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan penjelasan yang memadai, serta diakhiri simpulan dan rekomendasi.

f. Memenuhi Kebutuhan Informasi Audiens

Memenuhi kebutuhan informasi penerima merupakan salah satu kunci sukses pesan bisnis. Ada lima pedoman agar pesan bisnis mampu memenhi kebutuhan informasi audiens, yaitu:

1. Temukan apa yang diketahui audiens

2. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan

3. Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens 4. Pastikan bahwa informasi yang diberikan akurat 5. Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens

Untuk mencapai tujuan komunikasi, diupayakan agar pesan bisnis menggunakan pendekatan emosional kepada audiens, terstruktur, rasional, dan disusun dengan format yang menarik.

(8)

2.1.4 Penentuan Ide Pokok

Setiap pesan bisnis, baik panjang maupun pendek mengacu pada suatu ide pokok.

ide pokok biasanya didukung oleh ide-ide lain. Ide pokok merupakan pernyataan

tentang suatu topik yang menjelaskan isi dan tujuan topik sehingga dapat diterima dengan baik oleh audiens. Topik merupakan suatu subjek pesan yang luas. Dengan demikian, ide pokok tidak sama dengan topik. Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan ide pokok:

1. Brainstorming

Penentuan ide pokok dengan membiarkan pikiran mencari berbagai kemungkinan ide pokok secara leluasa (sumbang saran). Ide yang diperoleh dengan cara tersebut akan lebih bervariatif, baru, dan orisinil.

2. Petunjuk pesan

Dalam organisasi yang menganut sitem senioritas, para pelaksana cenderung meminta petunjuk atasan dalam menentukan ide pokok.

3. Kebiasaan

Untuk situasi yang cenderung sama atau kejadian-kejadian yang berulang biasanya dikembangkan ide pokok tertentu yang cenderung sama.

2.1.5 Pemilihan Saluran dan Media

Pemilihan saluran dan media sangat penting dilakukan dalam perencanaan pesan bisnis. Komunikasi yang efektif dan tidak efektif dapat dibedakan melalui pilihan atas saluran dan media komunikasi. Pilihan saluran dan media komunikasi

sangat tergantung pada sifat pesan, waktu, formalitas, dan harapan penerima.

Saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan dan komunikasi tertulis.

2.1.5.1 Saluran Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan merupakan saluran yang paling banyak digunakan dalam bisnis. Komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang secara langsung (tatap muka), melalui telepon, wawancara, pidato, seminar, pelatihan, dan presentasi. Saluran ini disukai karena sederhana, spontan, nyaman, praktis, dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam umpan balik (feedback). Saluran lisan dapat digunakan apabila:

- Diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima - Pesan relatif sederhana dan mudah dimengerti

- Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah

- Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

Media pada saluran lisan:

 Percakapan tatap muka (pidato, presentasi, rapat, seminar, konferensi)

 Telepon, voicemail

 Radio, televisi

(9)

 Video

2.1.5.2 Saluran Komunikasi Tertulis

Pesan-pesan tertulis dalam bisnis dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya:

surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan. Pesan tertulis bisa ditulis dengan tangan atau bantuan media elektronik. Media elektronik yang biasa dipergunakan adalah mesin faks, telegram, dan e-mail. Saluran tertulis dapat digunakan apabila:

- Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima - Pesan rinci dan kompleks

- Memerlukan perencanaan yang seksama - Penerima dalam jumlah banyak

- Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografis Media pada saluran tertulis:

 Surat, memo, laporan, proposal

 E-mail

 SMS

 Komputer

 Faks

 Telegram

 Pos 2.1.5.3 Kekayaan Media

Kekayaan media adalah nilai dari media dalam situasi komunikasi.

Kekayaan ditetapkan oleh kemampuan media untuk menyampaikan pesan dengan memakai lebih dari satu isyarat, memudahkan umpan balik,

dan menetapkan fokus pribadi. Komunikasi tatap muka adalah media yang

paling kaya karena bersifat pribadi, menyediakan umpan balik verbal maupun nonverbal secara langsung, dan menyampaikan emosi di balik pesan. Namun, tatap muka juga merupakan salah satu media yang tebatas karena penerima dan pengirim pesan harus berbeda di satu tempat saat berkomunikasi. Keterbatasan itu dapat diatasi dengan penggunaan teknologi maju berupa teleconference.

2.2 Pengorganisasian Pesan Bisinis 2.2.1 Mengorganisasikan Pesan Bisnis

Pesan yang tidak diorganisasikan dengan baik akan sulit dipahami dan dapat berakibat adanya rasa frustasi pada penerima. Hal-hal berikut yang bisa menyebabkan tidak baiknya pesan bisnis:

1. Bagian awal terlalu panjang (bertele-tele) 2. Memasukkan hal-hal yang tidak logis 3. Informasi penting terlupakan

(10)

4. Pengelompokkan dan urutan pesan tidak menunjukkan satu kesatuan yang logis

Tujuan pesan bisnis adalah pemahaman penerima. Oleh karena itu, mengorganisasikan pesan dengan baik akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan pesan. Pesan yang diorganisasikan dengan baik akan memberikan beberapa manfaat, yaitu: (1) membantu audiens memahami pesan, (2) membantu audiens menerima pesan, (3) menghemat waktu audiens, dan (4) menyederhanakan tugas komunikasi. Ada tiga tahapan mengorganisasikan pesan dengan baik, sebagai berikut:

1. Menetapkan ide/gagasan pokok

Semua pesan bisnis memiliki satu ide/gagasan pokok. Ada tiga teknik untuk menentukan ide/gagasan pokok, yaitu: brainstorming, meminta petunjuk atasan, dan mengulang kebiasaan.

2. Mengelompokkan ide/gagasan

Dalam menyiapkan pesan yang panjang dan kompleks, pembuatan kerangka akan membantu membayangkan hubungan antar bagan-bagan pesan.

3. Memutuskan pola atau pendekatan urutan gagasan

Terdapat dua pola atau pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:

a. Pendekatan deduktif atau langsung

Pola urutan penyajian ide dimana ide pokok ditempatkan di bagian awal, kemudian diikuti argumentasi atau bukti-bukti. Pendekatan ini digunakan apabila penerima pesan diperkirakan akan bereaksi netral atau merasa senang saat menerima pesan tersebut.

b. Pendekatan induktif atau tidak langsung

Pada pendekatan induktif, argumentasi atau bukti-bukti pendukung disajikan di bagian awal diikuti ide pokok. Pendekatan ini digunakan untuk pesan-pesan yang diperkirakan bisa menimbulkan reaksi negatif

atau untuk berita yang tidak menyenangkan atau penerima diperkirakan menolak gagasan yang disampaikan.

Kedua pendekatan tersebut bisa menggunakan pesan secara singkat (informal) maupun pesan panjang (formal).

2.2.2 Memformulasikan Pesan Bisnis

Ketika menyusun naskah untuk pertama kali, hal-hal yang harus diperhatikan adalah gaya dan nada. Gaya dan nada sebaiknya ditentukan sejak awal untuk menghemat waktu penulisan ulang. Pilihan kata-kata disesuaikan dengan nada yang dikehendaki

2.2.3 Mengendalikan Gaya dan Nada

Gaya adalah cara menggunakan kata-kata untuk mencapai nada atau kesan secara keseluruhan. Gaya dapat diubah-ubah untuk menciptakan nada yang sesuai dengan peristiwa. Struktur kalimat dan kosakata yang digunakan disesuaikan dengan sifat pesan dan hubungan dengan penerima. Gaya nada yang

(11)

sopan dan memungkinkan jalur komunikasi tetap terbuka. Untuk menciptakan nada yang hangat dan praktis, hendaknya tidak terlalu ditunjukkan keakraban, humor digunakan dengan hati-hati, dan tidak menggunakan bahasa yang berlebihan agar tidak terkesan sombong. Komunikasi yang efektif memegang peranan penting dalam bisnis. Berikut karakteristiknya:

1. Sopan santun

Nada sopan dan santun akan membuat penerima pesan merasa dihargai dan dihormati serta permohonan maaf yang tulus diakhir kalimat akan meningkatkan citra komunikator.

2. Tepat/benar

Tidak terdapat kesalahan dalam penulisan, format, tanda baca, penggunaan kata, ejaan, dan tata bahasa.

3. Ringkas

Menggunakan kata, kalimat, dan paragraf yang relevan secara ringkas dan tidak mengulang kata-kata yang tidak perlu.

4. Jelas

Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti hanya dengan sekali baca dan tidak menimbulakan keraguan serta kalimatnya tidak terlalu panjang.

5. Lengkap

Memberikan informasi secara lengkap sesuai kebutuhan dan keinginan penerima. Informasi yang tidak lengkap bisa mengakibatkan kerugian.

Misalnya: pengembalian barang, kehilangan pelanggan, rugi waktu, dan gagalnya penjualan.

2.2.4 Membuat Paragraf

Paragraf adalah satu atau lebih kalimat yang dirancang sebagai kelompok pikiran yang terpisah. Untuk menghindari paragraf yang kacau-balau, penulis harus mengenali unsur-unsur dasar paragraf, pola kalimat konvensional,dan cara untuk mengorganisasikan kalimat kedalam salah satu dari tiga pola paragraf klasik. Mereka juga harus mampu memperhalus paragraf dengan menghubungkan kalimat-kalimat dan menggunakan kalimat transisi.

Membahas satu topik. Paragraf yang disusun baik hanya membahas satu topik.

Mengatur kalimat ke dalam paragraph. Paragraph biasanya disusun dari tiga jenis kalimat:

a. Kalimat utama: menyampaikan ide utama paragraf.

b. Kalimat pendukung: menjelaskan atau memperkuat ide utama.

c. Kalimat yang membatasi: menentangkan ide utama dengan menyarankan pemikiran negatif atau pembanding; mungkin mendahului atau mengikuti kalimat utama.

Menggunakan pola paragraf langsung. paragraf yang diatur dalam pola

‘langsung’ dimulai dengan kalimat utama, diikuti oleh kalimat pendukung.

(12)

Menggunakan pola paragraf berputar. Paragraf yang disusun dengan pola

‘berputar’ dimulai dengan kalimat pembatasan yang menawarkan ide pembanding atau negatif sebelum menyampaikan kalimat utama.

Menggunakan pola paragraf tidak langsung. Pola paragraf ‘tidak langsung’

dimulai dengan kalimat pendukung dan disimpulkan dengan kalimat utama.

Mengaitkan ide untuk membangun hubungan. Paragraf dikatakan berhubungan jika ide-idenya saling terkait, yaitu, ketika satu ide membawa secara logis ke ide berikutnya.

Menggunakan kalimat transisi untuk membangun hubungan. Kalimat transisi memungkinkan penerima mengantisipasi apa yang akan datang, mengurangi ketidakpastian, dan mempercepat pemahaman.

Menyusun paragraf pendek. Paragraf dengan delapan baris atau kurang akan telihat menarik dan mudah dibaca, sedangkan paragraf yang panjang dan penuh tampak berat.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Perencanaan pesan bisnis merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan suatu organisasi secara menyeluruh dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi. Pesan bisnis diupayakan selalu lebih menarik atau lebih baik. Mengorganisasikan pesan dengan baik akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan pesan.

3.2 Saran

Dalam komunikasi bisnis perlu adanya perencanaan dan pengorganisasian pesan bisnis untuk mencapai tujuan suatu organisasi serta akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan pesan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Irwansyah. 2017. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh setianingsih, (2016) tentang kepuasan pasien pengguna BPJS kesehatan di rumah

Terlaksananya penilaian program pemberdayaan perempuan tingkat provinsi sumatera barat Sumatera Barat 19 Kabupaten/Kota Rp90.000.000 19 Kabupaten/Kota Rp250.000.000

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR  11

IT Maturity Model merupakan model yang digunakan untuk mengukur tingkat kematangan pengelolaanteknologi informasi dalam suatu organisasi.Model pengukuran ini

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak revitalisasi dan relokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Banjarsari Surakarta ke Pasar Klitikan Notoharjo

Hasil penelitian, menunjukkan peningkatan konsentrasi cekaman Al menurunkan pertumbuhan sorgum manis meliputi: panjang akar kecambah, panjang tunas kecambah, panjang

The aim of the study is to prove whether there is a significant difference be - tween writing using clustering technique and writing without using it on the students’ writ-

Koreksi tulisan oleh teman atau balikan sesama teman ( peer feedback ) tergolong wujud pembelajaran dengan pendekatan proses ( process approach ).Tidak itu saja,