• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017"

Copied!
410
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

KABUPATEN SOPPENG

TAHUN 2017

(2)

PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 13 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOPPENG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penjabaran RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016- 2021, sesuai pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka dipandang perlu menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2017;

b. bahwa untuk memenuhi maksud tersebut pada huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2017.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4406);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan

Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4693);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun

(3)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017;

12. Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun 2005-2025;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor ... Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 2012- 2032;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor ….. Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2016;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng;

23. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 43/PER-BUP/XII/2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Kabupaten Soppeng;

MEMUTUSKAN :

(4)

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Soppeng

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Soppeng sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan unsrusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.

3. Kepala Daerah adalah Bupati Soppeng

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

5. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

6. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah Dokumen Perencanaan Daerah yang merupakan penjabaran dari RPJMD yang mengacu pada RKP, RKPD Provinsi yang memuat Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu, Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah, Rencana Program dan Kegiatan serta pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk periode 1 (satu) tahun, yakni tahun 2017 yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2017 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.

7. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

9. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.

10. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/Lembaga atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi Pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.

11. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan 1 (satu) atau beberapa satuan kerja, sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengarahan sumber daya, baik berupa personil (SDM), barang, modal termasuk jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (Input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

12. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang, adalah Forum antar pelaku dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah.

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut

APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(5)

sebagaimana termuat dalam Peraturan Bupati ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021 sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor ….. Tahun 2016.

(2) RKPD Tahun 2017 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi : a. Pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun

Rencana Kerja SKPD.

b. Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2017.

Pasal 3

(1) RKPD sebagaimana termuat dalam Peraturan Bupati ini merupakan hasil Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang Kabupaten, sinkronisasi Musrenbang Provinsi dan Musrenbang Nasional serta evaluasi hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, fenomena yang ada, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah.

(2) Isi beserta uraian perincian sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini dituangkan dalam naskah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2017 sebagaimana terdapat pada lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 4

(1) Dalam rangka Penyusunan APBD Tahun 2017 Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng menggunakan RKPD Tahun 2017 sebagai bahan pembahasan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun 2017.

(2) Satuan Kerja Perangkat Daerah menggunakan Rencana Kerja SKPD Tahun 2017 dalam melakukan pembahasan rencana kerja dan anggaran SKPD dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Soppeng.

Pasal 5

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melakukan sinkronisasi antara Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2017 dengan RKPD Tahun 2017.

Pasal 6

Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka semua ketentuan yang mengatur Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan masih tetap berlaku.

Pasal 7

Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Soppeng.

(6)

2013

Diundangkan di Watansoppeng Pada tanggal : 31 Mei 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG

TTD

H. SUGIRMAN DJAROPI

BUPATI SOPPENG TTD

H. A. KASWADI RAZAK

BERITA DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 NOMOR 13

(7)

RKPD KAB. SOPPENG i

DAFTAR ISI

Hal.

DAFTAR ISI ... i PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR 8/PERBUP/V/2013

TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017 ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... I - 1 1.1. Latar Belakang ... I - 1 1.2. Landasan Hukum ... I - 3 1.3. Hubungan Antar Dokumen ... I - 6 1.4. Sistematika Dokumen RKPD ... I - 6 1.5. Maksud dan Tujuan ... I - 7 1.5.1. Maksud ... I - 7 1.5.2. Tujuan ... I - 7 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN .

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ... II - 1 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah ... II - 1 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi ... II - 1 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II - 10 2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II - 10 2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ... II - 20 2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga ... II - 21 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum ... II - 22 2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib ... II - 23 2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan ... II - 44 2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah ... II - 48 2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... II - 48 2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah ... II - 49 2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi ... II - 49 2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia ... II - 50 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai .

Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD ... II - 53 2.4. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah………... . II-152 2.5. Permasalahan Pembangunan Daerah ... II-162

2.5.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan .

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ... II-162

2.5.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan .

Pemerintahan Daerah ... II-165

(8)

RKPD KAB. SOPPENG ii

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN ………. ... III - 1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... III - 1

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2016 dan Perkiraan ...

Tahun 2017 ... III - 1 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah

Tahun 2016 dan Tahun 2017 ... III - 3 3.2. Kerangka Pendanaan ... III - 4 3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ... III - 5 3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah ... III - 7 3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ... III - 9 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ..

TAHUN 2017 ... IV - 1

4.1. Prioritas Pembangunan Daerah ... IV - 2

4.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan ... IV - 23

4.2. Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan ... IV - 25

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH ... V - 1

BAB VI PENUTUP ... VI - 1

(9)

RKPD KAB. SOPPENG I - 1

NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : MEI 2016

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional.

Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD, pelaksanaan Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD.

Rancangan Awal RKPD merupakan arahan dan panduan bagi SKPD

untuk menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun

perencanaan. Rancangan Awal RKPD memuat antara lain evaluasi pelaksanaan

RKPD tahun sebelumnya (n-1), rancangan kerangka ekonomi daerah beserta

kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan; dan rencana program

prioritas daerah.

(10)

RKPD KAB. SOPPENG I - 2

RKPD sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang disusun menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai stakeholders dan merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017 mengacu pada RKP Tahun 2017, RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017 dan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021. Dengan proses yang partisipatif, memungkinkan masyarakat menyalurkan aspirasinya dan mampu memantau kinerja pemerintah guna mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance).

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2017 merupakan tahun masa transisi dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng, sehingga evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya mutlak diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang dicapai dari target RPJMD dan renstra SKPD yang telah ditetapkan. Penyusunan RKPD tahun 2017 selain melihat hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, juga mempertimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi baik lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD, hasil musrenbang RKPD di tingkat kecamatan dan kabupaten serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah.

Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwa proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah diharapkan dapat mengoptimalkan partisipasi masyarakat melalui penjaringan aspirasi yang diformulasikan melalui Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahunan dan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. Lebih lanjut penyusunan RKPD juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan provinsi maupun pemerintah pusat.

Secara normatif penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng tahun 2017

didasarkan pada fungsi anggaran, karena investasi dana APBD mempunyai tiga

fungsi utama. Pertama, fungsi alokasi yaitu pembiayaan untuk kegiatan

pembangunan yang tidak mungkin dilaksanakan oleh masyarakat/swasta karena

bersifat publik services seperti penanganan prasarana dasar, penyediaan

infrastruktur; kedua, fungsi distribusi yaitu pembiayaan diarahkan untuk

pemerataan, keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan, yang antara lain

meliputi penanganan masalah kemiskinan, pengembangan wilayah tertinggal dan

lainnya; dan ketiga, fungsi stabilisasi yaitu pembiayaan diarahkan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan peningkatan

pendapatan masyarakat serta stabilitas keamanan dan ketertiban.

(11)

RKPD KAB. SOPPENG I - 3

pembangunan dan dijabarkan dalam program-program pembangunan disusun dengan maksud untuk memberikan landasan dan pedoman bagi semua pelaku dan pengelola pembangunan dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Seluruh satuan kerja dijajaran Pemerintah Kabupaten Soppeng berkewajiban menyusun Rencana Kerja sebagai manifestasi dari pelaksanaan RKPD Kabupaten Soppeng. Dengan demikian dokumen ini akan bermanfaat bagi satuan kerja dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan mensinergikan pembiayaan pembangunan dari berbagai sumber. Oleh karena itu program-program pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2017 ini akan menjadi acuan dalam penyusunan KUA-PPAS (Kebijakan Umum APBD- Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) Kabupaten Soppeng Tahun 2017.

Tersusunnya RKPD Tahun 2017 Kabupaten Soppeng ini diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran. Dimana pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah.

Pemerintah Kabupaten Soppeng terus berupaya melakukan perbaikan dan pembenahan pada segala aspek pembangunan guna mewujudkan Kabupaten Soppeng yang Lebih Baik. Kabupaten Soppeng sebagai daerah pertanian dan peternakan mendorong peningkatan kapasitas ekonomi daerah dengan menyeimbangkan antara aspek ekonomi, aspek sosial serta lingkungan.

Meskipun saat ini Kabupaten Soppeng memiliki banyak kemajuan pesat di segala bidang, namun Pemerintah Kabupaten Soppeng masih melakukan pembenahan dan perbaikan seperti masalah permukiman, kegiatan ekonomi informal secara berlebihan di sejumlah titik hingga persoalan lingkungan hidup.

1.2. Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4406);

(12)

RKPD KAB. SOPPENG I - 4

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4693);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2017;

12. Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

(13)

RKPD KAB. SOPPENG I - 5

Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun 2005- 2025;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor …. Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016-2021;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 2012- 2032;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng;

23. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 43/PER-BUP/XII/2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Kabupaten Soppeng;

24. Peraturan Bupati Soppeng Nomor ……… tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun

Anggaran 2016.

(14)

RKPD KAB. SOPPENG I - 6

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan berjalan dalam satu benang merah yang saling terkait. Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kab.Soppeng.

Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017 memperhatikan beberapa unsur pokok sebagai berikut:

a. Tujuan yang dikehendaki;

b. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya;

c. Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya;

d. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya;

e. SKPD yang mempunyai kewenangan dalam pelaksanaannya.

Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka RKPD Kabupaten Soppeng tahun 2017 akan dijadikan landasan bagi penyusunan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Soppeng Tahun 2017 serta penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) kepala daerah, sekaligus menjadi tolok ukur kinerja kepala daerah.

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017 dimaksudkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu rencana Pembangunan tahunan daerah untuk Tahun 2017, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah Kabupaten Soppeng dalam pelaksanaan pembangunan daerah Tahun 2017.

Proses penyusunan didahului dengan Penyusunan Rancangan Awal

RKPD Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2017 oleh BAPPEDA Kabupaten

Soppeng yang selanjutnya disampaikan kepada Satuan Kerja Pemerintah

(15)

RKPD KAB. SOPPENG I - 7

dan sebagai bahan dalam Musrenbang Kabupaten. Draf RKPD disempurnakan dengan bahan masukan dari hasil forum SKPD dan hasil Musrenbang Kabupaten. Selanjutnya dirumuskan RKPD untuk ditetapkan dalam bentuk peraturan bupati . Secara sistematis, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2017 sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Memuat tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

Memuat gambaran umum kondisi daerah dan evaluasi kinerja pembangunan daerah, evaluasi pelaksanaan program sampai dengan tahun berjalan serta permasalahan pembangunan daerah.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKANGKA PENDANAAN

Menguraikan penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu (tahun 2015) dan perkiraan tahun berjalan (tahun 2016), yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah dalam mendanai pembangunan daerah tahun 2017.

BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Menjelaskan prioritas dan sasaran pembangunan tahun 2017.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Memuat rencana program prioritas pembangunan daerah tahun 2017.

BAB VI. PENUTUP

Memuat tentang kaidah pelaksanaan.

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya RKPD tahun 2017 adalah untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah.

Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017 juga dimaksudkan

untuk memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah

(16)

RKPD KAB. SOPPENG I - 8

penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun 2017.

Selain itu penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017 ini juga dimaksudkan untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng.

Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2017 yang sesuai dengan RJMD Kabupaten Soppeng;

2. Diperolehnya program-program prioritas yang menjadi upaya konkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Soppeng Tahun 2017;

3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kabupaten Soppeng Tahun 2017 serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2017; dan

4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2017.

5. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;

6. Menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD;

7. Mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah melalui capaian target kinerja program dan kegiatan pembangunan;

8. Menjadi acuan dalam penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2017 Kepala Daerah kepada DPRD Kabupaten Soppeng;

9. Menyediakan informasi bagi pemenuhan laporan evaluasi penyelenggaraan

pemerintahan daerah yaang perlu disampaikan kepada pemerintah.

(17)

RKPD KAB. SOPPENG II - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografis dan Demografis

1. Aspek Geografis

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak diantara 4 0 06 0 00 0 - 4 0 32 0 00 0 Lintang Selatan 119 0 42 0 18 0

- 120 0 06 0 13 0 Bujur Timur dan berada sekitar 180 km di sebelah utara Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan). Luas wilayah Kabupaten Soppeng tercatat 1.500 Km². Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan, dengan luas daratan 700 Km² berada pada ketinggian rata-rata kurang lebih 60 M diatas permukaan laut dan perbukitan yang luasnya 800 Km² berada pada ketinggian rata-rata 200 M diatas permukaan laut.

Secara administratif Kabupaten Soppeng terbagi atas 8 Kecamatan, 21 Kelurahan, 49 Desa, 39 Lingkungan, 124 Dusun, 438 Rukun Kampung, dan 1.163 Rukun Tetangga dengan Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng.

Adapun batas wilayah Kabupaten Soppeng terdiri dari :

- Sebelah Utara : Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo, - Sebelah Timur : Kabupaten wajo dan Bone,

- Sebelah Selatan : Kabupaten Bone - Sebelah Barat : Kabupaten Barru

Di Kabupaten Soppeng terdapat beberapa gunung dan gunung tertinggi adalah Gunung Nene Conang dengan ketinggian 1.463 m dpl. Seluruh gunung tersebut tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai jenis gunung merapi. Ketinggian masing-masing gunung tersebut adalah sebagai berikut:

 Gunung Nene Conang + 1.463 m dpl

 Gunung Sewo + 860 m dpl

 Gunung Lapancu + 850 m dpl

 Gunung Bulu Dua + 800 m dpl

 Gunung Paowengeng + 760 m dpl

(18)

RKPD KAB. SOPPENG II - 2

Puluhan sungai-sungai yang terletak di Kabupaten Soppeng yang cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian di sekitarnya.

Sungai-sungai tersebut antara lain :

 Sungai Langkemme, berhulu di Gunung Lapacu bermuara di Sungai Walannae.

 Sungai Soppeng, berhulu di Gunung Matanre dan bermuara di Sungai Walannae.

 Sungai Lawo, berhulu di Gunung Lapancu dan bermuara di Danau Tempe.

 Sungai Paddangeng, berhulu di Gunung Malemping dan bermuara di Danau Tempe.

 Sungai Lajaroko, berhulu di Gunung Addeppungeng dan bermuara di Danau tempe.

Ditinjau dari kondisi jenis tanah, jenis-jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Soppeng antara lain Litosol, Gromusol, Mediteran Coklat, Regusol, Alluvial, Litosol Coklat Tua; dengan variasi penyebaran jenis tanah pada setiap kecamatan ; sebagai berikut :

 Kecamatan Marioriwawo: Litosol, Gromusol dan Mediteran Coklat;

 Kecamatan Liliriaja, Citta, Ganra: Gromusol/ Kelabu Tua, Mediteran Coklat dan Regusol;

 Kecamatan Lilirilau: Aluvial, Coklat Kelabuan, Gromusol/ Kelabu Tua Kekuning-kuningan

 Kecamatan Lalabata: Aluvial Hidromorf, Gromusol, Coklat Tua Rensina, Litosol, Mediteran Coklat, Regusol dan Litosol

 Kecamatan Marioriawa dan Kec.Donri-Donri: Aluvial Hidromorf Kelabu Tua, Mediteran Regusol dan Litosol

Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada kisaran ± 24o sampai dengan ± 30° dan keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika curah hujan rata- rata pada tahun 2012 sekitar 180 mm dan 15 hari hujan/bulan. Jumlah hari hujan tertinggi yaitu pada bulan Juli sebanyak 25 hari hujan, sedangkan terendah pada bulan Desember yaitu 5 hari hujan.

a. Potensi pengembangan wilayah

Kabupaten Soppeng memiliki potensi pengembangan wilayah cukup

prospektif. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah

Kabupaten Soppeng (RTRW Kabupaten Soppeng 2012-2032) yang ditetapkan

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 2012-

2032. Arah pengembangan wilayah Kabupaten Soppeng sebagai berikut:

(19)

RKPD KAB. SOPPENG II - 3

1. Kawasan peruntukan pertanian sebagai berikut:

 Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 46.491 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

 Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

Kawasan perkebunan terdiri atas :

 kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

 kawasan perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;

 kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;

 kawasan perkebunan lada terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;

 kawasan perkebunan aren terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;

 kawasan perkebunan jambu mente terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;

 kawasan perkebunan Kemiri terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa, Citta;

 kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;

 kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri; dan

 tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan Donri- Donri

2. Kawasan peruntukan perikanan sebagai berikut:

 Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di Kecamatan Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan Marioriawa;

 Kawasan peruntukan budidaya perikanan tersebar diseluruh wilayah kecamatan;

 Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan diseluruh

wilayah Kecamatan;

(20)

RKPD KAB. SOPPENG II - 4

 Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta.

3. Kawasan peruntukan industri sebagi berikut:

 Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri penggilingan padi tersebar di setiap Kecamatan, industri pemintalan sutra alam di Kecamatan Donri-donri dan industri tembakau di Kecamatan Lilirilau;

 Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri pembuatan gula merah tersebar di Kecamatan Lalabata, Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-donri, Marioriawa, industri pertenunan di Kecamatan Donri- Donri, Lilirilau, Marioriawa, Lalabata.

4. Kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut:

 Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :

 Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan Makam Kuno Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid (Tuang Uddungeng), Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya, Kompleks Makam Jera’Caddie, Menhir Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata;

 Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejenge di Kecamatan Donri-Donri;

 Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;

 Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;

 Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;

 Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;

 Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;

 Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs

Megalitik Madenra, Sumur Tua Tettikenrarae, Makam Arung

Sekkang, Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo;

(21)

RKPD KAB. SOPPENG II - 5

 Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) meliputi : TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan Marioriawa), TWA Citta (Kecamatan Citta), TWA Lereng Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo), Goa Coddong (Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota watansoppeng (Kecamatan Lalabata), dan Kawasan Pesutraan Alam (Kecamatan Donri-Donri);

 Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;

 Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo.

5. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi,terdiri atas:

 Kawasan strategis perkotaan dan pusat pemerintahan ditetapkan di Kecamatan Lalabata;

 Kawasan strategis simpul transportasi dan perdagangan ditetapkan di Kawasan Cabenge Kecamatan Lilirilau;

 Kawasan strategis pengembangan lahan pertanian dan kawasan agropolitan ditetapkan di Kecamatan Liliriaja, Marioriwawo, Ganra;

6. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;

 Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa

 Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata Marioriawa; dan

 Kawasan hutan lindung yang meliputi Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Citta.

Dari potensi pengembangan wilayah, maka pengembangan wilayah yang sesuai dengan penataan ruang yang berwawasan lingkungan hidup dan konsisten dalam pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang yang ada.

b. Wilayah Rawan Bencana

Dengan kondisi topografis Kabupaten Soppeng yang bergunung-gunung dan memiliki wilayah dataran rendah serta bentang wilayah yang luas selain memiliki potensi keindahan dan kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana berupa banjir, longsor, dan putting beliung. Wilayah rawan bencana di Kabupaten Soppeng, yaitu:

1. Kawasan rawan banjir terdapat di Daerah Aliran Sungai Walanae meliputi Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra;

2. Kawasan rawan tanah longsor terdapat di di Desa Gattareng kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, Desa Citta Kecamatan Citta;

3. Kawasan rawan putting beliung terdapat di Desa Pajalesang, Desa

Tetewatu, Desa Palangiseng, Desa Paroto Kecamatan Lilirilau;desa Donri-

donri. Desa Pesse Kecamatan Donri-Donri, Kelurahan Bila Kecamatan

(22)

RKPD KAB. SOPPENG II - 6

Lalabata; Desa Pattojo Kecamatan Liliriaja; Desa Limpomajang, Kelurahan Kaca, Kelurahan Attang Salo, Kelurahan Batu-batu Kecamatan Marioriawa.

Penanganan daerah rawan bencana, memerlukan rekayasa perencanan lintas sektor dalam penanganan nya sehingga tidak menjadi bencana yang sifatnya rutin setiap tahun.

2. Aspek Demografi

Aspek demografi suatu daerah menggambarkan secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi pendudukdan serta perubahan-perubahannya dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan Penduduk merupakan orang-orang yang berada dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus/ kontinue. Dewasa ini perencanaan pembangunan baik nasional maupun regional, penduduk merupakan salah satu faktor strategis dikarenakan penduduk bukan hanya sebagaiobjek pembangunan tetapi juga sebagai subjek pembangunan.

Keberhasilan suatu pembangunan sangat tergantung pada penduduknya, terlebih jika didukung oleh jumlah penduduk yang besar, berkualitas dan produktif yang dapat menjadi sumber potensi dalam pelaksanaan pembangunan.Akan tetapi, jumlah penduduk yang besar tidak dapat menjamin keberhasilan pembangunan jika tidak didukung oleh perencanaan program-program dan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas penduduknya.

Berdasarkan hal tersebut tentunya sangat diperlukan data-data kependudukan yang akurat untuk mendukung setiap program peningkatan kualitas agar potensi penduduk dalam suatu wilayah dapat dimaksimalkan dengan baik dalam mendukung pembangunan.

Penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 berjumlah 251.801

jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 121.915 jiwa dan perempuan

sebanyak 129.886 jiwa. Penduduk tersebut tersebar di seluruh wilayah

desa/kelurahan dalm wilayah Kabupaten Soppeng. Berikut adalah

perkembangan penduduk Kabupaten Soppeng kurun waktu 2011-2015.

(23)

RKPD KAB. SOPPENG II - 7

Tabel.2.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015

Tahun Jumlah Penduduk

2011 261.403

2012 255.499

2013 260.401

2014 250.996

2015 251.801

Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans

Penduduk Kabupaten Soppeng tersebar pada 8 (delapan) wilayah Kecamatan yang terdiri dari 49 desa, 21 kelurahan, 124 dusun, 39 lingkungan, 438 RW dan 1.163 RT. Berdasarkan data KTP-El dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah penduduk Kabupaten Soppeng dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 251.102 jiwa terdiri dari 121.617 jiwa penduduk laki-laki dan 129.485 jiwa penduduk perempuan atau 48,43% penduduk laki- laki dan 51,57% penduduk perempuan.Kondisi ini, memerlukan kebijakan pembangunan yang mengarah pada pemberdayaan perempuan. Sedangkan penyebaranpenduduk Kabupaten Soppeng tahun 2015 di dominasi di Kecamatan Marioriwao sebanyak 21,09 % yang merupakan kecamatan dengan jumlah desa dan kelurahan terbanyak. Sebaran terbanyak kedua sebesar 19,97 % berada di Kecamatan Lalabata yang merupakan ibu kota Kabupaten atau pusat pemerintahan. Sedangkan distribusi penduduk yang paling rendah di Kecamatan Citta sebesar 3,5 %. Dengan luas wilayah sebesar 1.500 Km², kepadatan penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sebesar 168 jiwa/Km². Kecamatan Liliriaja merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 309 jiwa/Km², sementara kepadatan terendah berada di Kecamatan Marioriawa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 94 jiwa/Km².Perkembangan Penduduk Kab. Soppeng tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Laju Pertumbuhan Penduduk Kab. Soppeng Tahun 2010-2015

TAHUN

JENIS KELAMIN

JUMLAH RASIO JENIS

KELAMIN

LAJU PERTUMBUHAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

2010 115,932 124,092 240,024 93.42

2011 117,644 125,610 243,254 93.66 1.33

2012 119,253 127,196 246,449 93.76 1.30

2013 120,679 128,472 249,151 93.93 1.08

2014 121,500 129,496 250,996 93.83 0.74

2015 121,617 129,485 251,102 93.92 0.04

Sumber: Dinas Transmigrasi, Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Soppeng, 2015

(24)

RKPD KAB. SOPPENG II - 8

Potensi tenaga kerja dapat dicermati dari komposisi penduduk menurut umur karena umur seseorang sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya sehingga akan menetukan produktivitasnya. Penduduk dengan usia yang sangat mudah (umur 0-14 tahun) umumnya belum produktif karena selain kemampuan fisiknya yang masih kurang, juga karena mereka pada umumnya masih sekolah dan belum bekerja. Begitu pula penduduk yang berusia lanjut (umur 60 tahun keatas), produktivitasnya sudah menurun dan bahkan sebagian dari mereka sudah tidak bekerja lagi. Bila di hitung jumlah penduduk pada kelompok usia produktif (15-59 tahun) yaitu sebesar 158.480 jiwa maka dapat diketahui bahwa pada umumnya penduduk Kabupten Soppeng masih dalam usia produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 2.3

Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Soppeng Tahun 2015

Golongan Umur

Jumlah

Penduduk Laki-Laki+Perempuan Laki-Laki Perempuan

1 2 3 4

0 – 4

7.732 7.156 14.888

5 – 9

9.393 8.848 18.241

10 – 14

11.029 10.368 21.397

15 – 19

11.885 11.219 23.104

20 – 24

9.301 9.257 18.558

25 – 29

8.068 7.977 16.045

30 – 34

8.426 8.621 17.047

35 – 39

8.704 9.137 17.841

40 – 44

9.082 9.846 18.928

45 – 49

9.048 9.640 18.688

50 – 54

6.461 7.844 14.305

55 – 59

6.258 8.074 14.332

60 – 64

4.719 5.710 10.429

65 – 69

4.244 5.573 9.817

70 – 74

3.171 4.233 7.404

75+ 4.394 6.383 10.777

Jumlah

121.915 129.886 251.801

Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans

(25)

RKPD KAB. SOPPENG II - 9

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut:

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Struktur perekonomian suatu wilayah dapat diketahui dari komposisi Produk Domestik Regional Bruto (atas dasar harga berlaku) setiap sektor/lapangan usaha. Dari komposisi PDRB sektoral dapat dilihat gambaran

“peranan” dari setiap sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB wilayah tersebut. Semakin besar peranan suatu sektor ekonomi terhadap pembentukan total PDRB, maka semakin besar pula Pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan perekonomian wilayah tersebut.

Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat pada beberapa indikator utama ekonomi, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan indeks gini serta rasio penduduk miskin.

Pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products) suatu negara dan difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (Gross Domestic Regional Products) pada suatu provinsi, kabupaten atau kota.

Seiring perkembangan waktu, muncul alternatif definisi pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada peningkatan pendapatan perkapita (income perkapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara atau daerah untuk meningkatkan output yang dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Blakely, 1989).

Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian

pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan

mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor

sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi

(26)

RKPD KAB. SOPPENG II - 10

adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

Terkait dengan pentingnya pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan ekonomi yang matang dan tepat menjadi suatu hal mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi daerah kabupaten/kota, telah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan, menentukan strategi dan membuat kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan di daerahnya masing- masing.

Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok dalam perencanaan ekonomi suatu daerah yaitu: (i) bagaimana mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara mantap dan (ii) bagaimana agar pendapatan yang timbul tersebut dapat dibagi atau diterima masyarakat secara merata.

Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen.

Komponen-komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), PDRB perkapita dan tingkat inflasi.

a. Pertumbuhan PDRB

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.PDRB atas

dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga pada tahun berjalan, sedang PDRB atas dasar harga konstan

menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga

yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.PDRB menurut harga

berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran,

dan struktur ekonomi suatu daerah.Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk

mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan

ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. Selanjutnya perkembangan PDRB

Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(27)

RKPD KAB. SOPPENG II - 11 PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah)

Tahun 2010-2014

No Sektor

2011 2012 2013 2014

Hk % Hk % Hk % Hk Hb

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,265,771.40 31.78 1,291,905.60 30.33 1,329,292.90 29.10 1,427,348.20 29.27 2 Pertambangan & Penggalian 117,185.00 2.94 129,061.00 3.03 138,273.80 3.03 151,299.20 3.10

3 Industri Pengolahan 345,414.10 8.67 379,561.40 8.91 444,352.60 9.73 496,639.80 10.18

4 Pengadaan Listrik, dan Gas 4,790.20 0.12 5,436.10 0.13 5,879.50 0.13 6,500.10 0.13

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang

2,795.90 0.07 2,795.90 0.07 3,031.10 0.07 3,063.50 0.06

6 Konstruksi 494,553.60 12.42 540,015.70 12.68 597,977.90 13.09 610,299.80 12.51

7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

518,399.10 13.01 589,745.10 13.85 627,616.20 13.74 670,911.20 13.76 8 Transportasi dan Pergudangan 107,880.50 2.71 116,983.50 2.75 126,452.90 2.77 138,291.20 2.84 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

62,042.60 1.56 65,294.30 1.53 69,934.50 1.53 76,102.10 1.56 10 Informasi dan Komunikasi 122,632.60 3.08 139,875.20 3.28 163,680.10 3.58 164,739.40 3.38 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 104,570.10 2.63 123,326.80 2.90 131,892.10 2.89 144,534.80 2.96

12 Real Estate 185,708.90 4.66 203,527.60 4.78 224,420.00 4.91 252,757.50 5.18

13 Jasa Perusahaan 7,547.70 0.19 8,681.20 0.20 10,194.80 0.22 10,692.10 0.22

14 Administasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

311,213.20 7.81 315,328.10 7.40 322,637.30 7.06 328,909.00 6.74

15 Jasa Pendidikan 231,676.40 5.82 240,753.90 5.65 260,258.10 5.70 274,026.40 5.62

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 72,886.50 1.83 76,900.10 1.81 80,318.90 1.76 87,095.20 1.79

17 Jasa Lainnya 28,350.07 0.71 30,347.70 0.71 31,774.40 0.70 33,543.30 0.69

PDRB 3,983,417.87 100.00 4,259,539.20 100.00 4,567,987.10 100.00 4,876,752.80 100.00

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

(28)

RKPD KAB. SOPPENG II - 12 Tabel 2.3

PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014

Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) % Juta (Rp) %

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,344,834.40 31.41 1,431,680.60 30.07 1,624,249.90 30.07 1,868,525.00 30.26 Pertambangan & Penggalian 136,329.00 3.18 153,578.40 3.23 186,531.20 3.45 241,563.20 3.91

Industri Pengolahan 375,936.00 8.78 431,860.30 9.07 509,342.80 9.43 639,306.10 10.35

Pengadaan Listrik, dan Gas 4,737.40 0.11 5,176.50 0.11 5,179.80 0.10 5,616.40 0.09

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang

2,798.00 0.07 2,182.50 0.05 3,085.30 0.06 3,084.60 0.05

Konstruksi 528,018.20 12.33 618,655.80 12.99 721,771.60 13.36 797,349.60 12.91

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

561,668.50 13.12 643,812.70 13.52 702,571.10 13.01 756,925.10 12.26

Transportasi dan Pergudangan 113,439.8 2.65 124,626.00 2.62 148,888.60 2.76 186,941.40 3.03 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 62,834.80 1.47 74,745.90 1.57 82,604.30 1.53 95,310.20 1.54 Informasi dan Komunikasi 123,648.70 2.89 155,460.90 3.27 175,946.80 3.26 177,822.10 2.88 Jasa Keuangan dan Asuransi 122,099.60 2.85 162,093.40 3.40 186,325.20 3.45 213,134.10 3.45

Real Estat 205,003.40 4.79 240,060.30 5.04 283,950.30 5.26 335,697.00 5.44

Jasa Perusahaan 8,359.70 0.20 9,506.50 0.20 11,012.60 0.20 12,046.50 0.20

Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

341,826.80 7.98 364,107.10 7.65 385,095.30 7.13 422,869.10 6.85

Jasa Pendidikan 247,999.60 5.79 232,221.00 4.88 251,835.50 4.66 278,642.90 4.51

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 73,589.30 1.72 79,993.60 1.68 86,967.80 1.61 99,776.40 1.62

Jasa Lainnya 28,534.50 0.67 31,507.20 0.66 35,772.90 0.66 41,305.90 0.67

PDRB 4,281,657.70 4,761,268.70 5,401,131.00 6,175,915.60

* Sumber : BPS Kab. Soppeng

(29)

RKPD KAB. SOPPENG II - 13

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi Kab. Soppeng pada tahun 2011 sampai dengan 2014 masih didominasi oleh sektor pertanian, dimana selama periode tersebut berdasarkan PDRB harga berlaku tahun dasar 2010 sektor ini rata-rata berkontribusi sebesar Rp.1.567.322.480.000,- terhadap ekonomi Kab. Soppeng. Selanjutnya yaitu sektor konstruksi yang rata-rata berkontribusi sebesar Rp.666.448.800.000,-.

Sementara itu yang paling sedikit berkontribusi selama periode tersebut

adalah sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

dimana pada periode 2011-2014 sektor ini rata-rata berkontribusi sebesar

Rp.2.787.600.000,- terhadap ekonomi Kab. Soppeng.

(30)

RKPD KAB. SOPPENG II - 14 Tabel 2.4

Kontribusi Sektor Dalam PDRB Kab. Soppeng Tahun Dasar 2010 (Juta Rupiah) Tahun 2010-2014

Sektor

2011 2012 2013 2014

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % %

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 31.41 31.78 30.07 30.33 30.07 29.10 30.26 29.27

Pertambangan & Penggalian 3.18 2.94 3.23 3.03 3.45 3.03 3.91 3.10

Industri Pengolahan 8.78 8.67 9.07 8.91 9.43 9.73 10.35 10.18

Pengadaan Listrik, dan Gas 0.11 0.12 0.11 0.13 0.10 0.13 0.09 0.13

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang 0.07 0.07 0.05 0.07 0.06 0.07 0.05 0.06

Konstruksi 12.33 12.42 12.99 12.68 13.36 13.09 12.91 12.51

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13.12 13.01 13.52 13.85 13.01 13.74 12.26 13.76

Transportasi dan Pergudangan 2.65 2.71 2.62 2.75 2.76 2.77 3.03 2.84

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.47 1.56 1.57 1.53 1.53 1.53 1.54 1.56

Informasi dan Komunikasi 2.89 3.08 3.27 3.28 3.26 3.58 2.88 3.38

Jasa Keuangan dan Asuransi 2.85 2.63 3.40 2.90 3.45 2.89 3.45 2.96

Real Estat 4.79 4.66 5.04 4.78 5.26 4.91 5.44 5.18

Jasa Perusahaan 0.20 0.19 0.20 0.20 0.20 0.22 0.20 0.22

Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7.98 7.81 7.65 7.40 7.13 7.06 6.85 6.74

Jasa Pendidikan 5.79 5.82 4.88 5.65 4.66 5.70 4.51 5.62

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.72 1.83 1.68 1.81 1.61 1.76 1.62 1.79

Jasa Lainnya 0.67 0.71 0.66 0.71 0.66 0.70 0.67 0.69

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

* Sumber : BPS Kab. Soppeng

(31)

RKPD KAB. SOPPENG II - 15

Dilihat dari kontribusi sektoral yang menggunakan tahun dasar 2010

menunjukkan bahwa sektor tersier berkontribusi paling besar

dibanding sektor yang lain. Pada periode 2011-2014 berdasarkan

distribusi PDRB Tahun Dasar 2010 nilai rata-rata sektor ini sebesar

43,64 %. Walaupun rata-rata pada periode tersebut sektor ini

berkontribusi paling besar terhadap struktur ekonomi Kabupaten

Soppeng, tetapi pada tahun 2014 kontribusi sektor ini menurun

dibanding pada tahun 2011 dimana dari 44,12% pada tahun 2011

menjadi sebesar 42,43% pada tahun 2014. Selanjutnya sektor yang

paling berkontribusi terhadap struktur ekonomi Kabupaten Soppeng

adalah sektor pertanian dengan nilai rata-rata 33,90% selama

periode 2011-2014. Dan sektor terakhir yang berkontribusi pada

struktur ekonomi Kabupaten Soppeng adalah sektor sekunder

dengan kontribusi sebesar 22,46%, meskipun berkontribusi paling

sedikit dibanding sektor lain tetapi pada tahun 2014 kontribusi sector

ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 dimana pada

tahun 2011 sebesar 21,29% meningkat menjadi 23,40% pada tahun

2014. Penurunan kontribusi sektor tersier pada tahun 2014

diakibatkan oleh bergesernya struktur perekonomian ke sektor

sekunder dan primer yang mengalami peningkatan, seperti

tergambar pada grafik 2.2. Secara detail pada tahun 2014 kontribusi

tertinggi pada pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng

berdasarkan Harga Berlaku adalah sector pertanian dengan

kontribusi sebesar 30,26%, hal ini menunjukkan penurunan kontriusi

sector ini dibanding pada tahun 2011 yang sebesar 31,41% dan

rata-rata kontribusi sektor pertanian selama periode 2011-2014

sebesar 30,45%.

(32)

RKPD KAB. SOPPENG II - 16 Grafik 2.1

Distribusi Sektor Usaha Terhadap PDRB Tahun 2010-2014

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan nilai PDRB tahun sebelumnya, dengan menggunakan nilai PDRB Harga Konstan. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan serta sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan daerah untuk perncanaan pembangunan daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang fluktuatif, diakibatkan oleh peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi selama lima tahun terakhir yang juga mengalami fluktuatif. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng dengan tahun dasar 2010 tercatat sebesar 6,09%. Capaian pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 ini melambat 0,67% dibanding tahun 2014 yang sebesar 6,76%. Sedangkan bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 yang sebesar 7,17%, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 sangatlah melambat.

2011 2012 2013 2014

PRIMER 34.59 33.29 33.53 34.17

SEKUNDER 21.29 22.22 22.95 23.40

TERSIER 44.12 44.49 43.53 42.43

- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

(33)

RKPD KAB. SOPPENG II - 17 Grafik 2.2

Pertumbuhan Ekonomi Kab. Soppeng (%) Tahun 2010-2015

Sumber : BPS Kab. Soppeng

c. PDRB PerKapita

PDRB PerKapita atau pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu daerah selama satu periode tertentu. Pendapatan Per Kapita juga memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai indicator kesejahteraan suatu daerah, standar pertumbuhan kemakmuran daerah, sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi, dan pembanding tingkat kemakmuran antar daerah.PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai PDRB per-kepala atau satu orang penduduk.

Sedangkan PDRB per kapita atas harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk suatu daerah.

Selama periode 2010-2014 PDRB perkapita Kabupaten Soppeng terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 ADHB telah mencapai Rp.27.360.000,- atau meningkat sebesar 65,32% dibanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar Rp.16.550.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2014 tiap penduduk di wilayah Kabupaten Soppeng mampu memberikan kontribusi nilai tambah secara ekonomi sebesar 27,60 juta rupiah.

Nilai PDRB perkapita Kabupaten Soppeng secara riil dapat dilihat dari nilai PDRB Perkapita ADHK yang pada tahun 2014 mencatatkan kenaikan sebesar 30,57% dibanding tahun 2010 atau

7.17

6.93

7.24

6.76

6.09

5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2 7.4

2011 2012 2013 2014 2015

Laju Pertumbuhan

Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pelayanan Kesempatan Kerja dalam sektor non formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dilaksanakan melalui kebijakan menciptakan iklim usaha bagi

Pengolahan data menggunakan sistem yang baru memiliki kelebihan dibanding yang lama, seperti dalam pengolahan data menjadi lebih cepat, data lebih aman karena

Skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berhitung dan Aktivitas Bermain Siswa Menggunakan Alat Peraga Lidi dalam Make A Match pada Siswa Kelas II SDN Tlekung

e) Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi; 2.. jaminan perlindungan

Petunjuk terbuka baik dalam “bagaimana untuk” dan “kapan untuk” dari penggunaan berbagai kecakapan dan strategi berpikir adalah alat bantu guru yang paling penting dalam

Penelitian mengenai sinkronisasi antara Pasal 36 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan terhadap Pasal 23 ayat (1)

Kepada semua teman-teman Fakultas Teknik Program Studi sistem Informasi khususnya angkatan 2007 yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode pembelajaran Mind mapping