• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAKSANAAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PEKERJA SOSIAL AHLI MUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEDOMAN PELAKSANAAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PEKERJA SOSIAL AHLI MUDA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAKSANAAN PELATIHAN JABATAN

FUNGSIONAL PEKERJA SOSIAL

AHLI MUDA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga Pedoman Diklat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda selesai disusun. Pedoman ini sebagai acuan/panduan bagi seluruh komponen yang terkait dengan penyelenggaraan diklat baik panitia, Co Fasilitator maupun peserta.

Disadari bahwa aktivitas ilmiah sebagaimana penyelenggara diklat selalu bersifat dinamis dan terbuka untuk dikritisi demi mencapai kualitas yang lebih baik.

Tak lupa disampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dalam mewujudkan buku ini, semoga buku ini dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 2 Juni 2022

Kepala Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi

Afrizon Tanjung

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

I ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 5

C. Waktu dan Tempat ... 6

BAB II KURIKULUM ... 7

BAB III PESERTA A. Persyaratan ... 9

B. Quota ... 9

C. Prosedur Penetapan Peserta ... 10

D. Hak dan Kewajiban Peserta ... 10

BAB IV TENAGA KEDIKLATAN A. Jenis-jenis Tenaga Kediklatan... 11

B. Persyaratan Widyaiswara ... 11

C. Kompetensi Widyaiswara ... 12

BAB V METODE, SARANA PRASANA A. Metode ... 14

B. Sarana Prasarana ... 14

BAB VI EVALUASI A. Peserta ... 18

B. Widyaiswara ... 19

C. Penyelenggara ... 20

D. Evaluasi Akhir ... 21

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan, menjamin hak setiap warga negara Indonesia untuk mencapai taraf kesejahteraan sosial yang setinggi – tingginya dalam rangka meningkatkan harkat, martabat dan kualitas hidupnya dengan memanfaatkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Guna merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol pembangunan maupun pelayanan kesejahteraan sosial dibutuhkan tenaga profesional yang handal. Salah satu tenaga profesional yang mempunyai peran di bidang tersebut adalah Pekerja Sosial (Social Worker).

Seiring dengan perubahan paradigma kehidupan masyarakat yang kompleks membawa dampak permasalahan kesejahteraan sosial yang terus meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya.

Untuk dapat menjawab dan meningkatkan

(5)

pelayanan sebut diperlukan tenaga kesejahteraan sosial yang berkualitas.

Untuk itu dibutuhkan perangkat pelaksana pembangunan kesejahteraan sosial yang menyangkut tiga (3) rangkaian utama yang tidak dipisahkan yaitu “Program dan Kebijakan – Keorganisasian – Sumber Daya Manusia” dari ketiga rangkaian tersebut komponen Sumber Daya Manusia mempunyai kedudukan yang penting dan strategis karena mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam menentukan keberhasilan pembangunan dana pelayanan kesejahteraan sosial.

Kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial yang menekankan pada peningkatan kualitas dan efektifitas pelayanan kesejahteraan sosial meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kesejahteraan sosial. Kondisi yang diharapkan adalah peningkatan profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial, baik yang dilakukan oleh SDM Kesos. dari unsur pemerintah

(6)

mempengaruhi pelaksanan tugas pembangunan dan pelayanan kesejahteraan sosial.

Kementerian Sosial sebagai instansi pemerintah yang membina jabatan fungsional pekerja sosial melakukan berbagai upaya antisipasif dan responsisif yang terpadu. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Aparatur Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Kep/03/M.PAN/I/2004 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya dan ditindaklanjuti dengan Keputusan bersama Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 05/HUK/2004 dan Nomor 09 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

Maksud dan Tujuan a. Maksud

Untuk meningkatkan kinerja Pekerja Sosial Fungsional dalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosial dengan optimal dan profesional maka, perlu ditingkatkan dan ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan pekerjaan/kegiatan para Pekerja Sosial Ahli Muda melalui Pendidikan

(7)

dan Pelatihan sehingga tersedia Pejabat Fungsional Ahli Muda pada Instansi Sosial Kabupaten/Kota/Provinsi.

b. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam melaksanakan kegiatan Pekerja Sosial Ahli Muda dalam bidang pelayanan kesejahteraan sosial dan pengembangan kualitas pekerja sosial.

c. Khusus

Setelah mengikuti diklat peserta diharapkan mampu :

a. Mengaplikasikan kebijakan dan program pembangunan kesejahteraan sosial

b. Melaksanakan proses pelayanan kesejahteraan sosial

c. Melaksanakan pengembangan Model pelayanan Kessos

d. Membuat Perencanaan Pekerjaan Sosial yang efisien dan efektif

(8)

B. Dasar Hukum

1. Keputusan Presiden RI Nomor 34 tahun 1972 tentang tanggungjawab fungsional Pendidikan dan Pelatihan

2. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 53/

HUK/2003 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial

3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Nomor Kep/03/M.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Angka Kreditnya

4. Keputusan bersama Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 05/HUK/2004 dan 09 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksana Jabatan Fungsional dan Angka kreditnya

5. Keputusan Menteri Sosial Nomor 10/HUK/2007 Tentang Pembinaan Teknis Jabatan Fungsional Pekerja Sosial

6. Keputusan Menteri Sosial Nomor 43/HUK/2007 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial

(9)

C. Waktu dan Tempat 1. Waktu

Diklat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda diselenggarakan selama tujuh belas (17) hari meliputi 150 jamlat.

2. Tempat

BBPPKS masing-masing regional di seluruh Indonesia.

(10)

BAB II KURIKULUM

Sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan oleh pejabat fungsional pekerja sosial, maka kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda disusun sebagai berikut :

NO MATERI JAMLAT

1 Dinamika Kelompok 6

2 Kebijakan dan Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial

3

3 Penghitungan Angka Kredit 2

4 UU No 11 Tahun 2009 2

5 Proses Pelayanan Kesejahteraan Sosial 8 6 Metode Pekerjaan Sosial dengan

Masyarakat

20

7 Perencanaan Pelayanan Kessos Tingkat Mikro

10

8 Pengkajian Kebijakan Kessos Tingkat Mikro

10

9 Pengembangan Model Pelayanan Kessos Tingkat Mikro

10

10 Penyusunan Karya Tulis Ilmiah 6

(11)

NO MATERI JAMLAT

11 Penyusunan Buku Ilmiah 6

12 Evaluasi Program Pelayanan Kessos Tingkat Mikro

10

13 Praktikum Kelompok Masyarakat 30

14 Ujian Tertulis dan Lisan 12

15 Lain-Lain : 10

Pembukaan, Penutupan , Pengarahan Program, Pra/Purna Test, Evaluasi Penyelenggaraan, Pembulatan

-

JUMLAH 150

Penddikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda yang dilaksanakan selama enam belas (16) hari, dengan rincian tiga belas (13) hari kegiatan didalam kelas dan 2 (dua) hari kegiatan di lapangan atau 150 jamlat, tiap jam pelatihan 45 menit.

(12)

A. Persyaratan

BAB III PESERTA

1. Pekerja Sosial yang akan dan/atau telah menduduki Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda

2. Pendidikan minimal S 1/D IV

3. Pangkat minimal Penata Muda Tk I III/b

4. Telah mengikuti dan lulus Diklat JFPS Pertama (kecuali yang diangkat sebelum berlakunya Keputusan Menteri Sosial No. 10/HUK/2007 Tentang Pembinaan Teknis Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan No. 43/HUK/2007 Tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Peksos).

B. Quota

NO PROVINSI JUMLAH

1 Jawa Tengah 17

2 Jawa Timur 1

3 UPT Kemensos 5

Jumlah 23 orang

(13)

C. Prosedur Penetapan Peserta

1. Pejabat Pembina Jabatan Fungsional Pekerja Sosial (Dinas Sosial/BKD)

2. Instansi terkait / Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/ Kota mengusulkan calon peserta diklat

3. BBPPKS menyeleksi calon peserta diklat sesuai persyaratan

4. BBPPKS menetapkan dan melaksanakan pemanggilan peserta diklat.

D. Hak dan Kewajiban Peserta 1. Hak

a. Mendapatkan pelayanan akomodasi dan konsumsi selama kegiatan diklat

b. Mendapatkan uang transport dan uang harian yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan DJPB

c. Mendapatkan foto copy Modul

d. Mendapatkan alat tulis : blocknote, ballpoint e. Mendapatkan tas dan Kaos

2. Kewajiban

(14)

BAB IV

TENAGA KEDIKLATAN A. Jenis – Jenis Tenaga Kediklatan

1. Tenaga kediklatan terdiri dari : 1) Widyaiswara

2) Pakar dan praktisi 3) Narasumber Pusat/Lokal

2. Pengelola Diklat terdiri dari : 1) Penanggung Jawab 2) Koordinator/Ketua

3) Wakil Ketua Bidang Akademik 4) Sekretariat

5) Pendamping

B. Persyaratan Widyaiswara

Persyaratan untuk menjadi tenaga pengajar (Wiodyaiswara) pada Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda adalah sebagai berikut :

1. Menguasai materi yang akan diajarkan

2. Memiliki kemampuan mengajar secara sistematik, efektif dan efisien

(15)

3. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan Tujuan Pembelajaran Umum dan Tujuan Pembelajaran Khusus

C. Kompetensi Widyaiswara

Widyaiswara pada Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda diharuskan memiliki kompetensi sebagai berikut :

1. Memahami dan mampu membimbing peserta agar memiliki komitmen, integritas moral dan tanggung jawab profesi

2. Memahami dan membimbing peserta untuk menegakkan disiplin dan memiliki etos kerja

3. Memahami dan mampu menjelaskan tentang masalah sosial, pelayanan sosial serta kebijakan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial.

4. Memahami dan mampu menjelaskan tentang pembangunan sosial, kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial

5. Memahami dan mampu menjelaskan tentang analisis masalah sosial/kebutuhan yang dihadapi

(16)

6. Memahami dan mampu menganalisis sumber- sumber pemenuhan kebutuhan/pemecahan masalah

7. Memahami dan mampu memberikan bimbingan dan kerjasama peserta dalam kelompok

D. Penugasan

Widyaiswara atau fasilitator yang bertugas pada Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda mendapat surat tugas dari Kepala Lembaga Diklat dan diwajibkan untuk :

1. Melaporkan perkembangan proses belajar mengajar pada waktu-waktu tertentu dan pada setiap akhir agenda pembelajaran.

2. Memberikan masukan diminta atau tidak diminta kepada penyelenggara program berkenaan dengan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan pada program berikutnya.

(17)

BAB V

METODE DAN SARANA/PRASARANA KEDIKLATAN A. Metode

Metode pembelajaran yang digunakan dalam diklat Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda meliputi :

1. Curah Pendapat ( brainstorming). Metode untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan serta pengalaman peserta berkaitan dengan pokok bahasan materi pelatihan

2. Ceramah dan Tanya jawab. Fasilitator memberikan uraian tentang subtansi-subtansi pokok yang terkandung dalam setiap materi pelatihan. Peserta mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapatnya tentang topik. Fasilitator memberikan jawaban atau penjelasan atas pertanyaan atau tanggapan peserta

3. Permainan peran. Metode peragaan perilaku oleh fasilitator maupun peserta atas konsep, sikap maupun keterampilan tertentu yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah permainan peran fasilitator bersama peserta memberikan tanggapan dan

(18)

4. Diskusi kelompok dan pleno. Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok mendiskusikan suatu materi atau kasus sesuai dengan pedoman diskusi/ lembar kerja yang telah dipersiapkan.

Fasilitator/pelatih terlibat mendampingi peserta selama proses diskusi. Hasil diskusi dirumuskan dalam suatu laporan yang akan disampaikan masing- masing kelompok dalam diskusi pleno. Pada diskusi pleno tiap kelompok memberikan tanggapannya terhadap hasil diskusi kelompok lain. Fasilitator memberikan tanggapan atas materi dan jalannya diskusi.

5. Tayangan Video. Program tanyangan video untuk membantu pemahaman dan keterampilan peserta terhadap materi pelatihan, sekaligus sebagai modeling perilaku, gambaran tentang seting kondisi atau kondisi sosial. Program video dipersiapkan sebelumnya. Peserta memberikan tanggapan atau pertanyaan atas program video. Fasilitator bersama peserta memberikan penjelasan atau klarifikasinya.

6. Study kasus. Peserta mendiskusikan suatu kasus.

Kasus dapat diambil dari pengalaman peserta atau telah dipersiapkan sebelumnya oleh fasilitator. Studi kasus merupakan metode untuk memberikan

(19)

kesempatan kepada peserta untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah empirik dalam tugas kehidupannya.

7. Penugasan/Uji coba. Peserta baik secara perorangan atau kelompok diberikan tugas-tugas yang harus dilakukan atau diselesaikan. Penugasan untuk melatih keterampilan peserta untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah disampaikan sebelumnya. Setelah penugasan fasilitator dan peserta membahas bersama-sama hasil dan pengalaman dalam melaksanakan tugas tersebut.

B. Sarana dan Prasarana

1. Sarana

Sarana yang digunakan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda meliputi :

a. Modul b. Whiteboard c. Flipchart d. LCD

e. Sound System f. TV/Video

(20)

2. Prasarana

Prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda meliputi :

a. Ruang Kelas b. Ruang Diskusi c. Ruang Seminar

d. Ruang Sekretariat Panitia e. Ruang Makan

f. Ruang ibadah

g. Ruang Komputer dan internet h. Perpustakaan

i. Fasilitas Olah Raga j. Fasilitas Kesehatan

(21)

BAB VI EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan pada Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda meliputi evaluasi terhadap peserta, widyaiswara dan penyelenggara.

A. Peserta

Evaluasi terhadap peserta meliputi dua aspek , yaitu : 1. Aspek Sikap dan perilaku, terdiri dari :

a. Disiplin

b. Kepemimpinan c. Kerjasama d. Prakarsa

2. Aspek Akademik/ Penguasaan Materi

Unsur penugasan materi mencakup ujian tertulis dan lisan. Indikator aspek penugasan materi adalah angka/nilai yang dihasilkan dari jawaban peserta terhadap bahan ujian tertulis maupun lisan, yang dilakukan setelah seluruh mata diklat

(22)

ketentuan bahan ujian disediakan oleh Pusdiklat Kesejahteraan Sosial.

Bobot penilaian evaluasi peserta sebagai berikut :

1. Aspek sikap dan perilaku : 40 % a. Disiplin

b. Kepemimpinan c. Kerjasama d. Prakarsa

2. Aspek akademik/penguasaan materi: 60 % Kualifikasi kelulusan peserta ditetapkan sebagai berikut :

Sangat Memuaskan Skor : 92,5 - 100 Memuaskan Skor : 85,0 – 92,4 Baik Sekali Skor : 77,5 – 84,9

Baik Skor : 70,0 – 77,4

Tidak Lulus Skor : dibawah 70,0

B. Widyaiswara

Evaluasi terhadap widyaiswara meliputi aspek : 1. Pencapaian tujuan pembelajaran

2. Sistematika penyajian

3. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program diklat

(23)

4. Ketepatan waktu dan kehadiran

5. Penggunaan metode dan sarana diklat 6. Sikap dan perilaku

7. Cara menjawab pertanyaan dari peserta 8. Penggunaan bahasa

9. Pemberian motivasi kepada peserta 10. Penguasaan materi

11. Kerapihan berpakaian

12. Kerjasama antar widyaiswara, peserta dan penyelenggara

Penilaian terhadap widyaiswara dilakukan oleh peserta. Hasil penilaian diolah penyelenggara dan disampaikan kepada Kepala Lembaga Diklat dan widyaiswara yang bersangkutan sebagai masukan untuk peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.

C. Penyelenggara

Evaluasi penyelenggara meliputi aspek : 1. Efektifitas penyelenggaraan

2. Kesiapan dan ketersediaan bahan diklat 3. Kesiapan sarana diklat

(24)

5. Kebersihan kelas, asrama, kafetaria, toilet dan lain-lain

6. Ketersediaan dan kelengkapan sarana diklat 7. Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan dan

ibadah

8. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara

D. Evaluasi Akhir

1. Evaluasi akhir dilaksanakan untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta oleh suatu tim yang terdiri dari :

a. Kepala Lembaga Diklat

b. Penanggung Jawab harian diklat c. Penjabat fungsional widyaiswara d. Penanggung jawab evaluasi program

diklat

e. Kepala Lembaga Diklat bertindak selaku ketua tim

2. Evaluasi akhir merupakan rekapitulasi hasil penilaian dari aspek akademis/penguasaan materi dan aspek sikap perilaku sesuai dengan pembobotannya masing-masing

(25)

TATA TERTIB

1. Hadir 15 menit sebelum kegiatan dimulai, dan wajib mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh panitia penyelenggara

2. Mengikuti seluruh kegiatan diklat dengan sungguh- sungguh.

3. Berpakaian rapi dan sopan selama mengikuti kegiatan didalam kelas

4. Mematikan (silent) HP selama proses belajar – mengajar 5. Memberitahukan pada panitia penyelenggara apabila

karena suatu hal, tidak mengikuti kegiatan diklat disertai surat keterangan (apabila sakit menunjukan surat keterangan dokter )

6. Menjaga ucapan dan tingkah laku yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

7. Berpakaian rapi diruang makan dan mengikuti jadwal makan yang ditetapkan.

8. Melapor dan minta ijin kepada panitia penyelenggara, apabila karena karena suatu hal, harus meninggalkan asrama .

9. Berada di Asrama pada jam 23.00 WIB .

10. Mentaati peraturan yang telah ditentukan serta mentaati semua petunjuk yang diberikan oleh panitia penyelenggara.

11. Jam Makan :

Pagi : 06.00 – 07.00 Wib Siang : 12.00 – 14.00 Wib Malam : 18.00 – 20.00 Wib

Referensi

Dokumen terkait

•Pekerja berhenti untuk melihat sesuatu terlihat pekerja tidak menggunakan safety helmet, dilokasi tersebut terlihat craine sedang membawa barang yang berpotensi

Kegiatan kerja sama penelitian yang dilaksanakan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) pada tahun 2010 terdiri atas enam kegiatan kerja sama

DiskripsiSingkat MK Materiyangdibahasdalamperkuliahaninimeliputi:analisis dan desain dari elemen-elemen struktur beton bertulang berupa plat 2 arah, kolom, join, fondasi dan

Kedua ayat diatas mengisyaratkan bahwa kata ” Ukuran” adalah apa yang ada di alam ini dapat dinyatakan dalam dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan dengan sifat

Berdasarkan hasil pengujian aplikasi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengendali perangkat listrik (dalam aplikasi ini lampu) yang berbasis aplikasi

Residu-residu yang bertanggung jawab terhadap kestabilan termal enzim Xilanase Aspergillus niger berdasarkan analisa pasangan jembatan garam atau interaksi

menganalisis secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana. Observasi; 1) Aktivitas Guru; guru dalam menyajikan materi dengan menjelaskan cara menganalisis

Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah perjanjian jual – beli yang dilaksanakan oleh PT Jabatex sudah sesuai dengan KUH Perdata dan bagaimana Hak dan kewajiban yang