• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR

MUKADIMAH/PEMBUKAAN 1

Bab I Nama, Tempat, Bentuk, Kedudukan dan Jangka Waktu

Pasal 1 Nama 2

Pasal 2 Tempat 2

Pasal 3 Bentuk 2

Pasall 4 Kedudukan 2

Pasal 5 Jangka Waktu 2

Bab II Azas dan Landasan, serta Tujuan

Pasal 6 Azas dan Landasan 3

Pasal 7 Maksud dan Tujuan 3

Bab III Usaha, Kewajiban dan Kegiatan

Pasal 8 Usaha 4

Pasal 9 Kewajiban 4

Pasal 10 Kegiatan 4-5

Bab IV Organisasi

Pasal 11 Kedaulatan 5

Pasal 12 Struktur 5

Pasal 13 Susunan Organisasi 6

Pasal 14 Kepengurusan 6-7

Pasal 15 Persyaratan Pengurus 7

Pasal 16 Masa Bakti Kepengurusan 7

Pasal 17 Susunan Pengurus 7-9

(2)

Pasal 18 Pergantian Pengurus Antar Waktu 9-10

Pasal 19 Pelindung 10

Pasal 20 Penasehat 11

Bab V Kelengkapan dan Hubungan Organisasi

Pasal 21 Kelengkapan Organisasi 12

Pasal 22 Hubungan Organisasi 12-13

Bab VI Keanggotaan

Pasal 23 Jenis Keanggotaan 13

Bab VII Kekayaan Organisasi

Pasal 24 Kekayaan dan Pendapatan Organisasi 13 Bab VIII Lambang, Panji, Lencana dan Bendera

Pasal 25 Lambang, Panji, Lencana dan Bendera 14-15 Bab IX Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran

Pasal 26 Perubahan Anggaran Dasar 15

Pasal 27 Pembubaran 15

Bab X Penutup

Pasal 28 Penutup 16

(3)

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Bab I: Landasan Hukum

Pasal 1 Landasan Hukum 18

Bab II Organisasi Kepengurusan

Pasal 2 Tugas dan tanggung jawab Pengurus 18-23 Pasal 3 Tata cara pemilihan Pengurus 24 Pasal 4 Fungsi Pengurus terhadap

MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP 24-25

Pasal 5 Tata tertib MUSORNAS/MUSORPROV/RUAP 25-26 Pasal 6 Fungsi Pengurus terhadap Rapat Kerja 26

Pasal 7 Tata Tertib Rapat Kerja 27

Bab III Kelengkapan Organisasi

Pasal 8 Musyswarah Olahraga Boin Nasional (MUSORNAS) 27-28 Pasal 9 Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) 28

Pasal 10 Rapat Pengurus PBI Pusat 28

Pasal 11 Musyswarah Olahraga Boling Provinsi-

(MUSORPROV) 28-29

Pasal 12 Rapat Kerja Provinsi (RAKERPROV) 29 Pasal 13 Rapat Pengurus PBI Provinsi 29-30 Pasal 14 Rapat Kerja Kabupaten-Kota 30 Pasal 15 Rapat Pengurus PBI Kabupaten-Kota 30 Pasal 16 Rapat Umum Anggota Perkumpulan (RUAP) 31 Pasal 17 Rapat Pengurus Perkumpulan 31 Bab IV Pembentukan Organisasi

Pasal 18 Tata Cara Penerimaan Perkumpulan 32

Pasal 19 Berakhirnya Perkumpulan 33

Pasal 20 Disiplin Perkumpulan 33

Pasal 21 Tata Cara Penerimaan PBI Kabupaten-Kota 34 Pasal 22 Berakhirnya PBI Kabupaten-Kota 34 Pasal 23 Disiplin PBI Kabupaten-Kota 34-35 Pasal 24 Tata Cara Penerimaan PBI Provinsi 35

Pasal 25 Berakhirnya PBI Provinsi 36

(4)

Pasal 26 Disiplin PBI Provinsi 36-37 Bab V Keanggotaan

Pasal 27 Tata Cara Penerimaan Anggota 37-38

Pasal 28 Hak Anggota 38

Pasal 29 Kewajiban Anggota 38-39

Pasal 30 Berakhirnya Keanggotaan 39

Pasal 31 Disiplin Keanggotaan 39-40

Pasal 32 Tanda Keanggotaan 40-41

Pasal 33 Tata Cara Perpindahan Anggota 41-42 Pasal 34 Tata Cara Pengunduran Diri dari Anggota 42-43 Bab VI Kekayaan Organisasi

Pasal 35 Pendapatan Keuangan 43

Pasal 36 Uang Pangkal dan Iuran Anggota 43-44

Pasal 37 Sumbangan 44-45

Bab VII Wewenang dan Peraturan Pertandingan

Pasal 38 Wewenang Pertandingan 45-46

Pasal 39 Peraturan Pertandingan 46

Bab VIII Perubahan Peraturan

Pasal 40 Peraturan Pengecualian 46

Bab IX Penutup

Pasal 41 Penutup 47

(5)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN BOLING INDONESIA

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah melaksanakan upaya- upaya pengisian cita-cita kemerdekaan, yaitu masyarakat adil dan makmur, sejahtera lahir dan bathin yang pelaksanaannya antara lain melalui pembangunan bidang olahraga sebagai salah satu sektor dari usaha pendidikan bangsa.

Bahwa sesungguhnya pembangunan olahraga di Indonesia adalah perwujudan kehendak dan keinginan untuk membina jiwa dan raga yang sehat serta membentuk manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Bahwa jiwa dan raga yang sehat dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara di segala bidang dan karenanya wajar apabila setiap jenis kegiatan olahraga memerlukan pembinaan secara berjenjang berkesinambungan dalam rangka peningkatan mutu dan prestasi olahraga nasional.

Bahwa sesungguhnya olahraga merupakan kebutuhan manusia menurut kodratnya yang bersumber atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, merupakan salah satu unsur yang berpengaruh dalam rangka mewujudkan cita-cita perjuangan dan pembangunan rakyat dan bangsa Indonesia.

Bahwa keberhasilan pembinaan boling diukur dari prestasi yang dicapai, karena tingginya prestasi olahraga boling dapat menimbulkan kebanggaan Nasional, dengan demikian pelaksanaan pembinaan perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi Boling Nasional.

Bahwa dengan menyadari sedalam-dalamnya akan hal tersebut di atas, maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur untuk mengabdikan diri kepada Bangsa dan Negara, maka para pencinta olahraga boling bersepakat membentuk suatu organisasi boling sebagai wadah tunggal pembinaan dan perwujudan prestasi atlit yang diupayakan dalam bentuk pemberdayaan dan pembinaan organisasi olahraga boling secara nasional yang mencakup penyelenggaraan kegiatan-kegiatan olahraga boling yang teratur dengan memperhatikan ketentuan dan peraturan organisasi Internasional, yang pada akhirnya akan tercipta suatu organisasi yang berintegritas.

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, maka disusun landasan organisasi yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Boling Indonesia seperti tertera dibawah ini.

(6)

ANGGARAN DASAR PERSATUAN BOLING INDONESIA

BAB I

NAMA, TEMPAT, BENTUK, KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1

NAMA

1.1 Organisasi ini bernama PERSATUAN BOLING INDONESIA disingkat PBI.

1.2 Dalam hubungan internasional nama PBI diterjemahkan dengan INDONESIAN BOWLING FEDERATION disingkat IBF.

1.3 Nama boling didalam organisasi PBI adalah ’Tenpin bowling’ (boling sepuluh pin) selanjutnya disebut boling.

Pasal 2 TEMPAT

PBI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 3 BENTUK

PBI adalah organisasi yang berbentuk wadah persatuan dari masyarakat pencinta boling yang ada di Indonesia dan WNI yang berada di Luar Negeri.

Pasal 4 KEDUDUKAN

PBI merupakan satu-satunya induk organisasi olahraga boling di Indonesia berkedudukan dibawah KONI atau nama lain yang diakui oleh Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5 JANGKA WAKTU

PBI didirikan pada tanggal 19 Nopember 1970 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

(7)

BAB II

AZAS DAN LANDASAN, SERTA MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 6

AZAS DAN LANDASAN

6.1 PBI berazaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

6.2 PBI mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan daerah, golongan dan perorangan sebagai perwujudan persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat, pengabdian dan berpegang teguh pada nilai-nilai sportifitas untuk menghasilkan prestasi olahraga boling nasional yang berkualitas.

Pasal 7

MAKSUD DAN TUJUAN

PBI bermaksud mengembangkan olahraga boling di Indonesia dengan tujuan sebagai berikut:

7.1 Mewujudkan satu kesatuan langkah dari perkumpulan-perkumpulan boling yang ada di Indonesia, dalam satu wadah organisasi PBI.

7.2 Menyebarluaskan dan memajukan olahraga boling di seluruh Indonesia untuk mencapai prestasi tertinggi yang dapat membangkitkan rasa kebangsaan Nasional

7.3 Memupuk watak dan kepribadian insan boling yang baik, berdisiplin dan berjiwa sportif sehingga tercipta kualitas Atlit boling yang handal dan cakap, sehat jasmani maupun rohani dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

7.4 Memupuk dan membina persahabatan serta persaudaraan antar atlit khususnya atlit boling di tanah air serta antar bangsa pada umumnya.

7.5 Menjunjung tinggi kebesaran, kehormatan dan martabat Bangsa dan Negara Indonesia dengan berperan aktif menggalakkan panji olahraga, yakni memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat melalui olahraga boling.

7.6 Meningkatkan mutu dan prestasi olahraga boling yang meliputi segenap unsur (Pengurus, Pelatih, Wasit, Atlit, Sarana/Prasarana serta Dana dengan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang maju dan modern).

7.7 Menggalang dana untuk kemajuan olahraga boling

7.8 Menciptakan situasi dan kondisi yang menunjang serta menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan olahraga boling secara merata diseluruh Indonesia.

(8)

BAB III

USAHA, KEWAJIBAN DAN KEGIATAN Pasal 8

USAHA

8.1 Melakukan kerjasama usaha dengan pihak-pihak lain dalam rangka tercapainya maksud dan tujuan organisasi.

8.2 Bila dipandang perlu PBI-Pusat dapat membentuk Badan Usaha yang berstatus Badan Hukum dan mandiri untuk mendukung kebutuhan dana bagi kegiatan PBI dalam upaya mencapai tujuannya.

8.3 Pembentukan Badan Usaha berikut kepengurusannya diatur tersendiri dalam surat keputusan PBI-Pusat berdasarkan keputusan hasil rapat Pengurus PBI- Pusat.

Pasal 9 KEWAJIBAN

9.1 Membentuk Tim Nasional yang berkualitas Internasional.

9.2 Mensosialisasikan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PBI

9.3 Mensosialisasikan program PBI baik penjelasan tentang dasar kebijakan maupun maksud dan tujuan olahraga boling di seluruh Indonesia.

9.4 Mengupayakan agar pelatih dan wasit bersertifikat Nasional dan Internasional, dimana hal ini merupakan sarana dan prasarana bagi atlit potensial yang dapat mengangkat prestasi olahraga boling Indonesia sederajat dengan Bangsa lain yang lebih maju.

9.5 Mengadakan pendidikan, pelatihan, penataran, seminar, loka karya dan lain- lain pada segenap unsur pendukung PBI dan masyarakat pencinta boling demi meningkatkan mutu dan prestasi olahraga boling

9.6 Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan secara Profesional sehingga benar-benar mampu mengangkat mutu dan prestasi olahraga boling Indonesia.

Pasal 10 KEGIATAN

10.1 Menyelenggarakan dan membantu terselenggaranya pertandingan- pertandingan boling baik di tingkat provinsi, nasional, regional maupun internasional

10.2 Menyelenggarakan pembentukan pelatih dan wasit untuk tingkat pusat, provinsi maupun perkumpulan.

(9)

10.3 Menyelenggarakan pelatihan untuk pelatih dan wasit boling dalam rangka peningkatan mutu dan prestasi para pelatih dan wasit boling di Indonesia.

10.4 Meningkatkan dan membantu tersedianya lintasan boling di Indonesia.

10.5 Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang perlu dan bermanfaat bagi PBI dan anggotanya dalam arti yang seluas-luasnya untuk mendukung tercapainya tujuan PBI dan kemajuan olahraga boling di Indonesia.

10.6 Menyelenggarakan Tata Administrasi yang baik termasuk dokumentasi, statistik, pendataan sebagai dasar kegiatan penelitian dan pengembangan tentang olahraga boling dengan sebaik-baiknya.

10.7 Memanfaatkan segenap sarana informasi yang ada untuk memasyarakatkan olahraga boling melalui media cetak, media elektronik dan alat penerangan lainnya.

10.8 Menerbitkan majalah, brosur, bulletin, buku dan bahan penerangan lainnya secara pantas dan memadai.

BAB IV ORGANISASI

Pasal 11 KEDAULATAN

11.1 Kedaulatan organisasi PBI adalah pada anggota yang sepenuhnya disalurkan melalui kelengkapan organisasi Musyawarah Olahraga Nasional (MUSORNAS), Musyawarah Olahraga Provinsi (MUSORPROV), Musyawarah Olahraga Kabupaten/ Kota (MUSORKAB/MUSORKOT) dan Rapat Umum Anggota Perkumpulan (RUAP).

Pasal 12 STRUKTUR PBI terdiri dari:

12.1 PBI Pusat merupakan induk organisasi Persatuan Boling di Indonesia, membawahi PBI Provinsi.

12.2 PBI Provinsi merupakan induk organisasi tingkat Provinsi dan membawahi PBI Kabupaten/Kota.

12.3 PBI Kabupaten/Kota merupakan induk organisasi tingkat Kabupaten/Kota dan membawahi Perkumpulan Boling yang ada di Kabupaten/Kota tersebut.

12.4 Perkumpulan Boling tergabung dalam PBI Provinsi dan PBI Kabupaten/Kota, selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut Perkumpulan.

(10)

Pasal 13

SUSUNAN ORGANISASI

13.1 PBI adalah satu-satunya Induk Organisasi Olahraga Boling di Indonesia yang merupakan organisasi yang bersifat nasional yang berwenang untuk mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan olahraga boling diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

13.2 PBI merupakan bagian dari pembinaan olahraga yang tergabung dalam KONI atau nama lainnya yang diakui oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

13.3 Dalam rangka pengembangkan olahraga Boling di Kabupaten/Kota, dibentuk Pengurus Kabupaten/Kota.

13.4 Susunan organisasi Olahraga PBI adalah mulai dari perkumpulan sampai dengan Pusat.

13.5 Ditingkat Pusat dibentuk Pengurus Besar Pasal 14 KEPENGURUSAN 14.1 Pengurus Pusat

a. Pengurus Pusat adalah pembina organisasi PBI tertinggi yang bersifat kolektif.

b. Ketua Umum PBI Pusat dipilih dan disahkan melalui Musyawarah Olahraga Nasional (MUSORNAS).

14.2 Pengurus Provinsi

a. Pengurus PBI Provinsi adalah pembina tertinggi di provinsi, yang bersifat kolektif.

b. Ketua PBI Provinsi dipilih dan disahkan melalui Musyawarah Olahraga Provinsi (MUSORPROV).

14.3 Pengurus Kabupaten/ Kota

a. Pengurus Kabupaten /Kota adalah pembina tertinggi di Kabupaten /Kota, yang bersifat kolektif.

b. Ketua PBI Kabupaten/Kota dipilih dan disahkan melalui Musyawarah Olahraga Kabupaten/Kota (MUSORKAB / MUSORKOT).

14.4 Pengurus Perkumpulan

a. Pengurus Perkumpulan adalah pembina tertinggi di perkumpulan yang bersifat kolektif.

(11)

b. Ketua Perkumpulan dipilih melalui Rapat Umum Anggota Perkumpulan (RUAP) dan disahkan oleh PBI Kabupaten/Kota.

Pasal 15

PERSYARATAN PENGURUS 15.1 Warga Negara Republik Indonesia

15.2 Memahami dan menghayati azas dan tujuan PBI, serta bersedia dan sanggup menjalankan kegiatan organisasi dengan dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab yang tinggi dalam membangun olahraga boling

15.3 Bersedia menjadi anggota PBI, mempunyai kewajiban melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta kebijakan umum yang ditetapkan dalam MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP serta keputusan sidang atau rapat PBI lainnya.

15.4 Bersedia bekerjasama dengan pengurus boling lainnya, ikhlas berkorban demi kemajuan olahraga boling serta menunjukkan minat yang tinggi terhadap olahraga boling.

15.5 Pengurus dapat merangkap jabatan dalam suatu kepengurusan PBI, kecuali untuk jabatan KETUA UMUM/KETUA yang dapat menimbulkan perselisihan kepentingan.

15.6 Tidak tersangkut pada suatu organisasi atau kegiatan yang dilarang Pemerintah atau sedang menjalani hukuman oleh Organisasi PBI.

Pasal 16

MASA BAKTI KEPENGURUSAN

16.1 Ketua Umum PBI Pusat, Ketua PBI Provinsi dan Ketua PBI Kabupaten/Kota dipilih untuk masa bakti 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali bila yang bersangkutan bersedia.

16.2 Ketua Perkumpulan dipilih untuk masa bakti 2 (dua) tahun.

Pasal 17

SUSUNAN PENGURUS 17.1 Pengurus PBI Pusat terdiri dari:

a. Ketua Umum b. Wakil Ketua Umum

c. Sekretaris Jenderal dan Wakil Sekretaris Jenderal d. Bendahara dan Wakil Bendahara

(12)

e. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi.

f. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Prestasi

g. Ketua Bidang Pertandingan dibantu oleh dua Kepala Biro yaitu; Kepala Biro Pengawas Peraturan Pertandingan dan Perwasitan, dan Kepala Biro Ranking Anggota dan Average.

h. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Media, Promosi, Hubungan Pemerintah dan Masyarakat (Hupmas)

i. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Dana dan Usaha.

j. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional

17.2 Pengurus PBI Provinsi terdiri dari:

a. Ketua b. Wakil Ketua

c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris d. Bendahara dan Wakil Bendahara

e. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi.

f. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Prestasi.

g. Ketua Bidang Pertandingan dibantu oleh dua Kepala Seksi yaitu; Kepala Seksi Pengawas Peraturan Pertandingan dan Perwasitan dan Kepala Seksi Ranking Anggota dan Average.

h. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Humas, Media dan Promosi.

17.3 Pengurus PBI Provinsi yang terpilih dalam MUSORPROV dianggap sah setelah mendapat surat rekomendasi dari KONI Provinsi yang bersangkutan, dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan oleh Pengurus PBI Pusat.

17.4 Pengurus PBI Kabupaten/Kota terdiri dari:

a. Ketua

b. Wakil Ketua

c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris d. Bendahara dan Wakil Bendahara

(13)

e. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi.

f. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Prestasi.

g. Ketua Bidang Pertandingan dibantu oleh dua Kepala Seksi yaitu; Kepala Seksi Pengawas Peraturan Pertandingan dan Perwasitan dan Kepala Seksi Ranking Anggota dan Average.

h. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Humas, Media dan Promosi.

17.3 Pengurus PBI Kabupaten/Kota yang terpilih dalam MUSORKAB/MUSORKOT dianggap sah setelah mendapat surat rekomendasi dari KONI Kabupaten/Kota yang bersangkutan, dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan oleh Pengurus PBI Provinsi.

17.4 Pengurus Perkumpulan terdiri dari:

a. Ketua

b. Wakil Ketua

c. Sekretaris dan Wakil Sekretaris d. Bendahara dan Wakil Bendahara

e. Ketua Bidang dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Prestasi.

f. Ketua Bidang Pertandingan dibantu oleh dua Seksi yaitu; Seksi Pengawas Peraturan Pertadingan dan Perwasitan dan Seksi Ranking Anggota dan Average.

17.5 Pengurus Perkumpulan yang terpilih dalam RUAP dianggap sah setelah ditetapkan dengan Surat Keputusan oleh Pengurus PBI Provinsi.

17.5 Penambahan dan pengurangan bidang dan penjabaran tugas-tugasnya, disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan organisasi, dan dilakukan didalam forum MUSORNAS dan/atau RAKERNAS.

17.6 Ketua Umum PBI Pusat tidak diperkenankan merangkap menjadi anggota Pengurus PBI Provinsi/Kabupaten/Kota/Perkumpulan.

Pasal 18

PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU

18.1 Apabila Ketua Umum berhalangan tetap, maka Ketua Umum digantikan oleh wakil Ketua Umum sebagaimana yang tercantum dalam Surat Keputusan MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT sampai habis masa bakti kepengurusan.

(14)

18.2 Apabila Ketua Umum/Ketua dan wakil Ketua Umum/Wakil Ketua PBI-Pusat/

Provinsi/Perkumpulan berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (MUSORNASLUB)/ Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (MUSORPROVLUB)/ Musyawarah Olahraga Kabupaten / Kota Luar Biasa (MUSORKAB/KOTLUB) dan Rapat Umum Anggota Perkumpulan Luar Biasa (RUAPLUB).

18.3 Apabila Pengurus Lainnya berhalangan tetap, maka pergantian/pengisian jabatan lowong tersebut dilakukan dan disahkan dengan Surat Keputusan PBI- Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota melalui rapat pengurus.

18.4 Apabila terjadi lowongan jabatan karena anggota pengurus mengundurkan diri atau meninggal dunia atau ditetapkan oleh rapat pengurus bahwa yang bersangkutan tidak mampu melakukan tugasnya maka Rapat Pengurus berkewajiban melakukan penggantian dengan menyerahkan lowongan jabatan kepada salah seorang anggota pengurus lainnya atau dengan mengangkat anggota pengurus yang baru.

18.5 Apabila seorang anggota pengurus bermaksud mengundurkan diri maka yang bersangkutan diwajibkan untuk mengajukan permohonan tertulis yang disampaikan kepada Ketua Umum/Ketua sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan sebelum waktu pengunduran diri.

18.6 Permohonan pengunduran diri tersebut melalui suatu pertimbangan dapat disetujui oleh Ketua Umum/Ketua setelah yang bersangkutan memberikan pertanggung jawaban jabatan yang disetujui oleh Rapat Pengurus.

Pasal 19 PELINDUNG Pelindung Antara lain:

19.1 Ditingkat Pusat adalah KONI-Pusat atau nama lainnya yang diakui oleh Peraturan dan Perundang-Undangan yang berlaku dan Kementerian yang bertanggung jawab dibidang olahraga, dan pariwisata.

19.2 Ditingkat Provinsi adalah PBI-Pusat, KONI-Provinsi atau nama lainnya yang diakui oleh Peraturan dan Perundang-Undangan yang berlaku dan Pemerintahan provinsi.

19.3 Ditingkat Kabupaten-Kota adalah PBI-Provinsi, KONI-Provinsi atau nama lainnya yang diakui oleh Peraturan dan Perundang-Undangan yang berlaku dan Pemerintahan provinsi

19.3 Ditingkat Perkumpulan adalah PBI-Provinsi, Kabupaten-Kota, Kecamatan dan para tokoh masyarakat yang dipandang perlu.

19.4 Para Pelindung ditetapkan melalui Musornas/MUSORPROV/MUSORKAB/

MUSORKOT/RUAP setelah diajukan permohonan kepada yang bersangkutan dan yang bersangkutan menyetujuinya.

(15)

Pasal 20 PENASEHAT Penasehat antara lain:

20.1 Ditingkat Pusat adalah Dirjen Pendidikan, Deputi Menegpora, Dirjen Pariwisata, Dirjen Imigrasi, dan tokoh masyarakat yang dipandang perlu.

20.2 Ditingkat Provinsi adalah BAKORPIMDA Provinsi dan tokoh masyarakat yang dipandang perlu.

20.3 Ditingkat Kabupaten/Kota adalah BAKORPIMDA Kabupaten/Kota dan Perkumpulan adalah para tokoh masyarakat yang dipandang perlu.

20.4 Para Penasehat ditetapkan melalui MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/

MUSORKOT/RUAP setelah diajukan permohonan kepada yang bersangkutan dan yang bersangkutan menyetujuinya.

(16)

BAB V

KELENGKAPAN DAN HUBUNGAN ORGANISASI Pasal 21

KELENGKAPAN ORGANISASI Kelengkapan organisasi PBI terdiri dari:

21.1 Untuk tingkat Nasional:

a. Musyawarah Olahraga Nasional selanjutnya disebut MUSORNAS b. Rapat Kerja Nasional

c. Rapat Pengurus 21.2 Untuk tingkat Provinsi:

a. Musyawarah Olahraga Provinsi selanjutnya disebut MUSORPROV b. Rapat Kerja Provinsi

c. Rapat Pengurus

21.3 Untuk tingkat Kabupaten/Kota:

a. Musyawarah Olahraga Kabupaten/Kota: selanjutnya disebut MUSORKAB/

MUSORKOT

b. Rapat Kerja Kabupaten/Kota:

c. Rapat Pengurus 21.4 Untuk tingkat Perkumpulan

a. Rapat Umum Anggota Perkumpulan selanjutnya disebut RUAP b. Rapat Pengurus.

Pasal 22

HUBUNGAN ORGANISASI

22.1 Di dalam negeri PBI tergabung dalam organisasi sebagai berikut:

a. PBI Pusat dalam KONI dan KOI atau nama lainnya yang diakui oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

b. PBI Provinsi dalam KONI Provinsi atau nama lainnya yang diakui oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

c. PBI Kabupaten/Kota dalam KONI Kabupaten/Kota atau nama lainnya yang diakui oleh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

22.2 Di lembaga internasional PBI tergabung dalam World Bowling / ABF.

22.3 Bilamana dianggap perlu PBI dapat menjadi anggota organisasi lain selama tidak bertentangan dengan AD/ART PBI, melalui persetujuan di forum MUSORNAS atau RAKERNAS.

(17)

22.4 Semua hubungan dengan organisasi internasional yang dilakukan oleh PBI Provinsi, Kabupaten/Kota dan Perkumpulan harus sepengetahuan PBI Pusat.

BAB VI KEANGGOTAAN

Pasal 23

JENIS KEANGGOTAAN Keanggotaan PBI terdiri dari:

23.1 Anggota Biasa, yaitu individu yang merupakan anggota Perkumpulan Boling yang terdaftar pada PBI-Provinsi dan diterima menjadi anggota PBI setelah mendapat rekomendasi tertulis dari Perkumpulan yang bersangkutan.

23.2 Anggota Kehormatan, yaitu individu atau badan hukum yang berdasarkan keputusan Rapat Pengurus Pusat ditetapkan sebagai pihak yang berjasa dalam:

a. Menyumbangkan tenaga dan/atau keahliannya untuk perkembangan dan pembinaan olah raga boling;

b. Menyumbangkan dana/atau fasilitas secara tetap dan/atau teratur untuk kegiatan usaha PBI.

23.3 Anggota Asosiasi, yaitu badan hukum yang memiliki/mengelola lintasan boling termasuk industri olahraga boling lainnya, di wilayah Indonesia yang terdaftar pada PBI Pusat.

23.4 Syarat-syarat keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga PBI.

BAB VII

KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 24

KEKAYAAN DAN PENDAPATAN ORGANISASI Kekayaan organisasi PBI diperoleh dari:

24.1 Kekayaan dan pendapatan organisasi terdiri dari keuangan PBI dan lain-lain harta kekayaan baik yang berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak yang diperoleh dengan sah.

24.2 Kekayaan dan pendapatan organisasi diperoleh dari uang pangkal, uang iuran, uang sumbangan, hibah dan penerimaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

24.3 Besarnya uang pangkal dan iuran keanggotaan ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus PBI-Pusat.

(18)

BAB VIII

LAMBANG, PANJI, LENCANA DAN BENDERA Pasal 25

25.1 LAMBANG

a. Bentuk lambang PBI adalah seperti tercantum pada lampiran Anggaran Dasar ini.

b. Lambang terdiri dari bola berwarna hitam, lubang bola berwarna putih, tulisan PBI berwarna jingga dan pin berwarna putih dengan leher dan dasar bergaris merah

c. Ukuran Lambang dalam pemakaiannya diatur sedemikian rupa, sehingga memenuhi estetika gambar dan ruang yang ada.

25.2 PANJI

a. Bentuk Panji PBI adalah seperti tercantum pada lampiran Anggaran Dasar ini.

b. Panji berbentuk segi lima dengan warna dasar merah, di bagian atas bertuliskan PERSATUAN BOLING, di bagian bawah bertuliskan INDONESIA masing-masing berwarna putih dan di tengah memuat lambang PBI

c. Ukuran Panji dalam pemakaiannya diatur sedemikian rupa, sehingga memenuhi estetika gambar dan ruang yang ada.

25.3 LENCANA

a. Bentuk lencana PBI adalah seperti tercantum pada lampiran Anggaran Dasar ini.

b. Lencana berbentuk bundar dengan dasar hijau, memuat lambang PBI, dilingkari tulisan PERSATUAN BOLING berwarna putih dengan dasar setengah lingkaran atas berwarna merah dan tulisan INDONESIA berwarna hitam dengan dasar setengah lingkaran bawah berwarna putih.

c. Ukuran Lencana dalam pemakaiannya diatur sedemikian rupa, sehingga memenuhi estetika gambar dan ruang yang ada.

25.4 BENDERA

Bentuk/lambang bendera PBI Pusat/PBI Provinsi/Perkumpulan diatur tersendiri oleh masing-masing badan, sedangkan ukuran bendera diatur sebagai berikut:

(19)

Ukuran bendera didalam ruangan:

a. Bendera PBI Pusat, ukuran 90 cm X 120 cm b. Bendera PBI Provinsi, ukuran 90 cm X 120 cm

c. Bendera PBI Kabupaten / Kota, ukuran 90 cm X 120 cm d. Bendera Perkumpulan, ukuran 80 cm X 120 cm

Ukuran Bendera yang dikibarkan diluar ruangan:

a. Bendera PBI Pusat, ukuran 2 X 3 m c. Bendera PBI Provinsi, ukuran 2 X 3 m

d. Bendera PBI Kabupaten/Kota, ukuran 2 X 3 m c. Bendera Perkumpulan, ukuran 1 X 2 m

BAB IX

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN Pasal 26

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

26.1 Perubahan dan/atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Dasar hanya dapat disahkan oleh MUSORNAS berdasarkan mandat yang secara tegas diberikan oleh MUSORNAS, atau cara lain yang secara tegas diputuskan oleh MUSORNAS.

26.2 Perubahan dan/atau pengecualian dapat disahkan oleh MUSORNAS, apabila usul perubahan dan/atau pengecualian tersebut disetujui oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang hadir dan sah dalam MUSORNAS.

Pasal 27 PEMBUBARAN

27.1 Pembubaran PBI hanya dapat dilakukan oleh MUSORNAS yang khusus diadakan untuk keperluan itu.

27.2 MUSORNAS yang dimaksud pasal 1(satu) diatas hanya dapat diselenggarakan apabila diminta secara tertulis oleh paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari jumlah PBI-Provinsi yang sah.

(20)

BAB X

PENUTUP DAN LAIN-LAIN Pasal 28

28.1 Anggaran Dasar ini adalah satu-satunya Anggaran Dasar yang berlaku untuk PBI Pusat, PBI Provinsi, PBI Kabupaten/Kota dan Perkumpulan.

28.2 Hal-hal yang tidak dan/atau belum diatur di dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga yang isinya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.

28.3 Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2019, berdasarkan hasil Rapat Kerja Tim POKJA Pembahasan Perubahan AD/ART tanggal 6,7,8 Juli 2018 dan pembahasan serta pengesahan dalam MUSORNAS PBI 2018.

(21)
(22)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN BOLING INDONESIA

BAB I

LANDASAN HUKUM Pasal 1

Landasan hukum dari penyusunan Anggaran Rumah Tangga PBI adalah Anggaran Dasar PBI BAB X Pasal 28.2

BAB II

ORGANISASI KEPENGURUSAN

Pasal 2

TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS

Tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan, yang masing-masing disesuaikan dengan lingkup tugasnya, adalah sebagai berikut:

2.1 Ketua Umum/Ketua :

a. Memimpin, mengurus dan mengelola organisasi sesuai dengan tujuan PBI.

b. Melaksanakan kebijaksanaan umum dalam mengurus organisasi yang telah digariskan oleh MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/

RUAP.

c. Menyusun, Mengangkat dan memberhentikan Pengurus PBI-Pusat/

Provinsi/Kabupaten-Kota/Perkumpulan.

d. Menetapkan kebijaksanaan umum organisasi sesuai dengan AD-ART.

e. Berhak dan berwewenang bertindak atas nama Pengurus.

f. Berhak dan berwewenang memberikan mandat kepada Pengurus yang ditunjuk untuk mewakilinya.

g. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada MUSORNAS/

MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP.

2.2 Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua :

a. Mewakili tugas-tugas Ketua Umum/Ketua apabila Ketua Umum/Ketua berhalangan.

b. Melaksanakan fungsi koordinasi terhadap kegiatan bidang-bidang.

c. Melaksanakan pengawasan dan merumuskan saran dan tindakan atas segala penyimpangan pelaksanaan kegiatan organisasi.

(23)

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

2.3 Sekretaris Jenderal/Sekretaris :

a. Mengatur pelaksanaan bidang administrasi dan sistim pendataan yang baik antar bidang, berupa kegiatan ketatausahaan, pembinaan personil, pemeliharaan material dan kelengkapan sehingga terbentuk infrastruktur organisasi yang kokoh.

b. Mewakili Ketua Umum/Ketua dan Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua, apabila berhalangan.

c. Menyusun anggaran kesekretariatan dan kantor PBI serta menyusun laporan kegiatan PBI dari kegiatan bidang-bidang yang ada.

d. Mempersiapkan rapat-rapat pengurus dan menyusun notulen rapat.

e. Mempersiapkan penyelenggaraan MUSORNAS/Rapat Kerja Nasional PBI Pusat/MUSORPROV/Rapat Kerja Provinsi/MUSORKAB/MUSORKOT/Rapat kerja Kabupaten/Kota/RUAP.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

2.4 Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris :

a. Mewakili Sekretaris Jenderal/Sekretaris, apabila berhalangan.

b. Membantu Sekretaris Jenderal/Sekretaris dalam menjalankan tugas wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal/Sekretaris.

2.5 Bendahara:

a. Mengatur dan mengelola kebijakan umum dalam bidang keuangan serta menyusun perencanaan anggaran PBI.

b. Mengusahakan penggalian sumber dana, dengan mendirikan, mengatur dan mengendalikan Badan Usaha yag berstatus hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam mendukung pembiayaan semua kegiatan PBI Pusat/PBI Provinsi/Kabupaten-Kota/Perkumpulan demi meningkatkan prestasi anggota/atlit/pelatih. (Badan Usaha PBI hanya di tingkat PBI Pusat).

(24)

c. Mengelola dan mengawasi anggaran dari semua bidang, serta membuat pembukuan dan laporan keuangan secara periodik kepada pengurus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

2.6 Wakil Bendahara:

a. Mewakili Bendahara, apabila berhalangan.

b. Membantu Bendahara dalam menjalankan tugas wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bendahara.

2.7 Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi :

a. Mengendalikan kegiatan yang dapat menciptakan hubungan baik antar anggota/PBI di dalam negeri, serta melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi dibawah naungan PBI, searah dengan kebijakan PBI.

b. Mengupayakan pengembangan organisasi berupa penambahan jumlah PBI-Provinsi atau perkumpulan boling atau jumlah lintasan boling dan menyelesaikan persoalan organisasi yang timbul akibat perkembangan tertentu, terutama yang menyebabkan mundurnya perkembangan organisasi dibawah naungan PBI.

c. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.

d. Melaksanakan kegiatan lain yang belum tercakup dalam kegiatan media dan promosi, yang menyangkut hal hubungan masyarakat untuk menyampaikan semua kegiatan PBI.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

2.8 Wakil Ketua Bidang Pembinaaan dan Pengembangan Organisasi : a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.

b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.

(25)

2.9 Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Prestasi:

a. Melaksanakan dan mengawasi jalannya bidang pembinaan prestasi, yang dapat meningkatkan prestasi anggota/atlit/Pelatih secara nasional sesuai program yang sudah ditetapkan PBI serta menyelesaikan persoalan pembinaan prestasi yang timbul akibat perkembangan tertentu, terutama yang menyebabkan mundurnya prestasi anggota/Atlit/pelatih secara nasional.

b. Mengusahakan penggalian dan penerapan berbagai disiplin ilmu yang tepat untuk memajukan prestasi anggota/Atlit/pelatih.

c. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

2.10 Wakil Ketua Bidang Pembinaaan dan Pengembangan Prestasi:

a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.

b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.

2.11 Ketua Bidang Pertandingan:

a. Merencanakan, menyusun dan mengawasi jalannya kalender pertandingan tahunan yang diselenggarakan dibawah naungan dan searah dengan kebijakan PBI, agar penyelenggaraan pertandingan tetap berkualitas.

b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.

c. Membina personil di bawah naungan PBI mengenai pemahaman peraturan pertandingan dan arbitrase sebagai wadah penyelesaian persengketaan peraturan pertandingan serta mendalami persoalan peraturan pertandingan yang timbul akibat perkembangan tertentu untuk dicari cara penyelesaiannya.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan org.anisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

(26)

2.12 Kepala Biro/Kepala Seksi/Seksi Pengawas Peraturan Pertandingan dan Perwasitan:

a. Mengawasi kegiatan langsung dilapangan terhadap semua peraturan pertandingan dan perwasitan sesuai peraturan dan ketetapan pertandingan yang berlaku pada setiap kejuaraan.

b. Membantu dan mewakili Ketua Bidang Pertandingan dalam hal yang berkaitan dengan peraturan pertandingan dan perwasitan.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.

2.13 Kepala Biro/Kepala Seksi/Seksi Ranking Anggota dan Average:

a. Memeriksa Ranking prestasi Anggota dan memeriksa tata cara penentuan bobot naik turunnya average Anggota.

b. Membantu dan mewakili Ketua Bidang Pertandingan dalam hal yang berkaitan dengan Ranking Anggota dan Average.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.

2.14 Ketua Bidang Media, Humas dan Promosi:

a. Mengusahakan perjanjian kerjasama di bidang Media dalam rangka memasyarakatkan olahraga boling.

b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya melaporkan hasilnya secara periodik.

c. Menyampaikan dan menerbitkan bahan-bahan yang bersifat informasi dan pengetahuan boling dalam bentuk majalah, buku-buku, dll. yang dapat membantu kemajuan prestasi boling.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

2.15 Wakil Ketua Bidang Media, Humas dan Promosi:

a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.

b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.

(27)

2.16 Ketua Bidang Hubungan Internasional:

(Hanya di tingkat Pusat)

a. Menjalin hubungan luar negeri, yang dapat menciptakan hubungan baik PBI di dunia international dan menyerap keberhasilan organisasi negara lain terutama metode baru pelatihan atlit/pelatih untuk diterapkan demi peningkatan prestasi organisasi dibawah naungan PBI.

b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.

c. Memonitor perubahan peraturan bidang pertandingan internasional dan persyaratan keanggotaan IBF di luar negeri yang timbul akibat perkembangan tertentu.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

2.17 Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional:

a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.

b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.

2.18 Ketua Bidang Dana

a. Menggali sumber dana yang sah dan tidak mengikat dengan pihak ketiga dalam bentuk kerjasama.

b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.

d. Melaksanakan kegiatan lain yang belum tercakup.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.

(28)

Pasal 3

TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM/KETUA DAN PENGURUS

Tata cara pemilihan Ketua Umum/Ketua dan Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/

Kabupaten-Kota/Perkumpulan terdiri dari 2 (dua) alternatif sebagai berikut:

3.1 Tata cara pemilihan langsung Ketua Umum/Ketua.

a. MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP memilih seorang Ketua Umum/Ketua dari calon-calon yang diajukan oleh peserta MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP yang telah menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk dicalonkan dan menyampaikan Visi dan Misi.

b. Ketua Umum/Ketua menyusun Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan dalam batas waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/

RUAP berakhir.

3.2 Tata cara pemilihan Ketua Umum/Ketua melalui Formatur

a. MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP memilih Formatur yang terdiri dari 3 (tiga) orang.

b. Formatur memilih Ketua Umum/Ketua

c. Formatur menyusun Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten- Kota/Perkumpulan dalam batas waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP berakhir.

Pasal 4

PESERTA MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/ MUSORKOT/RUAP

4.1 Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan wajib menyelenggarakan MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP selambat-lambatnya pada akhir masa baktinya.

4.2 Peserta:

a. Dalam MUSORNAS setiap Provinsi diwakili oleh 3 (tiga) orang (Ketua, Sekretaris, Binpres) atau utusan dari Pengurus PBI Provinsi dengan membawa mandat dari Ketua PBI Provinsi.

b. Dalam MUSORPROV setiap Kabupaten / Kota dapat diwakili oleh sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang utusan yang terdiri dari anggota Pengurus Perkumpulan yang membawa mandat dari Ketua Pengurus Perkumpulan.

c. Dalam MUSORKAB / MUSORKOT setiap Perkumpulan dapat diwakili oleh sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang utusan yang terdiri dari anggota Pengurus Perkumpulan yang membawa mandat dari Ketua Pengurus Perkumpulan.

(29)

d. RUAP dapat dihadiri oleh seluruh Anggota Biasa yang tergabung dalam Perkumpulan.

4.3 Anggota Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan secara lengkap menghadiri MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT /RUAP sebagai peninjau tanpa hak suara.

4.4 Segala biaya utusan PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota untuk menghadiri MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP menjadi tangung jawab masing-masing PBI Provinsi/PBI Kabupaten- Kota/Perkumpulan/Anggota terkecuali apabila Pengurus PBI Pusat/Pengurus PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan mengambil kebijaksanaan khusus.

4.5 Waktu, tempat MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dan laporan Pertanggung jawaban Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten- Kota/Perkumpulan wajib disampaikan dengan surat tercatat oleh Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI-Kabupaten-Kota/Perkumpulan Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP diselenggarakan dan dalam hal MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/

MUSORKOT/RUAP Luar Biasa sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP Luar Biasa tersebut diselenggarakan.

4.6 Pengajuan materi sidang dari PBI Provinsi/PBI Kabupaten- Kota/Perkumpulan/Anggota harus disampaikan secara tertulis dan diterima oleh Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/

MUSORKOT/RUAP.

4.7 MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dapat diadakan dalam satu kali sidang atau lebih.

Pasal 5

TATA TERTIB MUSORNAS, MUSORPROV, MUSORKAB/MUSORKOT DAN RUAP

5.1 Pimpinan sidang sampai dengan terpilihnya Ketua Sidang MUSORNAS/

MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dilaksanakan oleh Ketua Umum PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan.

5.2 Pengesahan MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP dilaksanakan berdasarkan korum peserta yang tercatat dalam daftar hadir.

Apabila korum tidak tercapai maka MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/

MUSORKOT/RUAP ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan setelah itu MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dapat dilangsungkan.

5.3 Dalam pemilihan Ketua dan Sekretaris Sidang, anggota Pengurus PBI Pusat/Pengurus PBI Provinsi/Pengurus PBI Kabupaten-Kota/Pengurus Perkumpulan tidak mempunyai hak dipilih.

5.4 Pengesahan agenda sidang dilaksanakan berdasarkan materi sidang yang telah diajukan sesuai ART pasal 4 ayat 6.

(30)

5.5 Pengambilan keputusan dalam MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/

MUSORKOT/RUAP diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk mufakat, apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka pengambilan keputusan dilakukan atas dasar suara terbanyak yakni 50

% tambah 1 (satu) dari jumlah hak suara yang ada. Apabila pengambilan keputusan tetap tidak dapat dilakukan, maka pengambilan keputusan ditunda untuk sidang selanjutnya dan apabila dalam sidang selanjutnya tetap tidak dapat diambil keputusan, maka hal yang harus diputuskan ditunda lagi untuk sidang selanjutnya sampai ada kesepakatan.

5.6 Setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota berhak atas satu suara.

5.7 Pemungutan suara yang menyangkut nama orang wajib dilakukan secara rahasia.

5.8 Hak suara setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota tidak dapat diwakilkan kepada PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/

Anggota lainnya.

Pasal 6

FUNGSI PENGURUS TERHADAP RAPAT KERJA

6.1 Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten Kota wajib menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional/Rapat Kerja Provinsi / Rapat Kerja Kabupaten Kota sekali setahun.

6.2 Setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan diwakili oleh sebanyak- banyaknya 3 (tiga) orang utusan yang terdiri dari anggota Pengurus PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan dengan membawa mandat dari Ketua PBI Provinsi/PBI Kabupaten Kota/Perkumpulan.

6.3 Segala biaya utusan PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan untuk menghadiri Rapat Kerja menjadi tanggung jawab masing-masing PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan terkecuali apabila pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi PBI Kabupaten-Kota mengambil kebijaksanaan khusus

6.4 Acara, waktu dan tempat Rapat Kerja wajib diberitahukan kepada Peserta Sidang sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum Rapat diselenggarakan:

a. PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota wajib menyampaikan Laporan Kerja Tahun terakhir kepada peserta Rapat selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum sidang.

b. Anggota Pengurus PBI-Pusat/PBI-Provinsi/PBI Kabupaten-Kota wajib menyampaikan Laporan Kerja Tahun Terakhir dan selambat-lambatnya diterima PBI Pusat/PBI Provinsi 3 (tiga) minggu sebelum sidang.

(31)

Pasal 7

TATA TERTIB RAPAT KERJA

7.1 Pimpinan sidang adalah Ketua Umum PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten- Kota.

7.2 Pengesahan Rapat Kerja dilaksanakan berdasarkan korum peserta yang tercatat dalam daftar hadir, apabila korum tidak tercapai maka Rapat Kerja ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan setelah itu Rapat Kerja dapat dilangsungkan.

7.3 Pengambilan keputusan dalam RAKERNAS/RAKERPROV/RAKERKAB/RAKERKOT/

RAKERUAP diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk mufakat, apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka pengambilan keputusan dilakukan atas dasar suara terbanyak yakni 50 % tambah 1 (satu) dari jumlah hak suara yang ada. Apabila pengambilan keputusan tetap tidak dapat dilakukan, maka pengambilan keputusan ditunda untuk sidang selanjutnya dan apabila dalam sidang selanjutnya tetap tidak dapat diambil keputusan, maka hal yang harus diputuskan ditunda lagi untuk sidang selanjutnya sampai ada kesepakatan.

7.4 Pengesahan agenda sidang dilaksanakan berdasarkan materi sidang yang telah diajukan sesuai ART pasal 4 ayat 6.

BAB III

KELENGKAPAN ORGANISASI

Pasal 8

MUSYAWARAH OLAHRAGA BOLING NASIONAL (MUSORNAS)

8.1 MUSORNAS merupakan sidang wakil-wakil PBI Provinsi dan merupakan forum musyawarah tertinggi organisasi.

8.2 Tugas dan Wewenang:

a. Menetapkan dan merubah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan dan Peraturan PBI lainnya.

b. Menetapkan kebijaksanaan umum PBI.

c. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus PBI Pusat.

d. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PBI-PUsat

8.3 Pengurus PBI-Pusat berkewajiban menyelenggarakan MUSORNAS sekali dalam 4 (empat) tahun, dan diadakan ditempat kedudukan PBI-Pusat.

8.4 MUSORNAS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang sah menghadiri MUSORNAS tersebut.

(32)

8.5 Ketua PBI-Pusat berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan MUSORNAS Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa PBI Provinsi yang secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang terdaftar pada PBI-Pusat pada tanggal permintaan diajukan.

Pasal 9

RAPAT KERJA NASIONAL

9.1 Rapat Kerja Nasional adalah sidang yang dihadiri oleh Pengurus PBI Pusat dan Pengurus PBI Provinsi

9.2 Tugas dan Wewenang:

a. Menetapkan dan merubah Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan dan peraturan PBI lainnya.

b. Melakukan evaluasi terhadap rencana kerja tahun berjalan dan menyusun rencana kerja tahun berikutnya bagi Pengurus PBI Pusat dan Pengurus PBI Provinsi.

9.3 Rapat Kerja Nasional diadakan minimal sekali setahun dan khusus untuk tahun terakhir masa jabatan, maka Rapat Kerja Nasional digabung menjadi MUSORNAS

9.4 Rapat Kerja Nasional dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang dipanggil menghadiri Rapat Kerja Nasional tersebut.

Pasal 10

RAPAT PENGURUS PBI PUSAT

10.1 Rapat Pengurus PBI Pusat adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus PBI Pusat

10.2 Tugas dan wewenang:

a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Pusat.

b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan Pengawasannya.

c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI dalam menghadapi perkembangan tertentu.

10.3 Rapat Pengurus PBI Pusat dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI Pusat.

Pasal 11

MUSYAWARAH OLAHRAGA BOLING PROVINSI (MUSORPROV)

11.1 MUSORPROV merupakan sidang wakil-wakil Kabupaten-Kota yang tergabung dibawah PBI-Provinsi yang bersangkutan.

(33)

11.2 Tugas dan Wewenang:

a. Menetapkan kebijaksanaan umum PBI Provinsi.

b. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus PBI Provinsi.

c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua dan Wakil Ketua PBI Provinsi.

11.3 MUSORPROV diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun dan diadakan di tempat kedudukan PBI-Provinsi yang bersangkutan.

11.4 MUSORPROV dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Perkumpulan yang sah menghadiri MUSORPROV tersebut.

11.5 Ketua PBI-Provinsi berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan MUSORPROV Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa Kabupaten-Kota yang secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Perkumpulan yang terdaftar pada PBI-Provinsi pada tanggal permintaan diajukan.

Pasal 12

RAPAT KERJA PROVINSI

12.1 Rapat Kerja Provinsi adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus PBI Provinsi dan Pengurus Kabupaten-Kota yang tergabung dibawah PBI-Provinsi yang bersangkutan.

12.2 Tugas dan Wewenang:

a. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Provinsi dalam menghadapi pekembangan tertentu.

b. Membahas Laporan Kerja Tahunan anggota Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten-Kota.

12.3 Rapat Kerja Provinsi diadakan sekali setahun dan khusus untuk tahun terakhir masa jabatan, maka Rapat Kerja Provinsi digabung menjadi MUSORPROV.

12.4 Rapat Kerja Provinsi dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah Perkumpulan yang dipanggil menghadiri Rapat Kerja Provinsi tersebut.

Pasal 13

RAPAT PENGURUS PBI PROVINSI

13.1 Rapat Pengurus PBI Provinsi adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus PBI Provinsi.

(34)

13.2 Tugas dan wewenang:

a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Provinsi.

b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan Pengawasannya.

c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Provinsi dalam menghadapi perkembangan tertentu.

13.3 Rapat Pengurus PBI Provinsi dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI Provinsi.

Pasal 14

RAPAT KERJA KABUPATEN-KOTA

14.1 Rapat Kerja Kabupaten-Kota adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus PBI Kabupaten-Kota dan Pengurus Perkumpulan yang tergabung dibawah PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan.

14.2 Tugas dan Wewenang:

a. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Kabupaten-Kota dalam menghadapi pekembangan tertentu.

b. Membahas Laporan Kerja Tahunan anggota Pengurus Kabupaten-Kota dan Pengurus Perkumpulan.

14.3 Rapat Kerja Kabupaten-Kota diadakan sekali setahun.

14.4 Rapat Kerja Kabupaten-Kota dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah Perkumpulan yang dipanggil menghadiri Rapat Kerja Kabupaten-Kota tersebut.

Pasal 15

RAPAT PENGURUS PBI KABUPATEN-KOTA

15.1 Rapat Pengurus PBI Kabupaten-Kota adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus PBI Kabupaten-Kota.

15.2 Tugas dan wewenang:

a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Kabupaten-Kota.

b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan Pengawasannya.

c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Kabupaten-Kota dalam menghadapi perkembangan tertentu.

15.3 Rapat Pengurus PBI Kabupaten-Kota dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI

(35)

Kabupaten-Kota.

Pasal 16

RAPAT UMUM ANGGOTA PERKUMPULAN (RUAP)

16.1 RUAP adalah adalah rapat yang dihadiri oleh para anggota Perkumpulan yang bersangkutan.

16.2 Setiap Anggota Biasa berhak atas satu suara 16.3 Tugas dan Wewenang:

a. Menetapkan kebijaksanaan umum Perkumpulan.

b. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus Perkumpulan.

c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua dan Wakil Ketua Perkumpulan.

16.4 RUAP diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan diadakan di tempat kedudukan Perkumpulan yang bersangkutan.

16.5 RUAP dapat dil-angsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Anggota Perkumpulan yang sah menghadiri RUAP tersebut.

16.6 Ketua Perkumpulan berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan RUAP Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa Anggota Perkumpulan yang secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Anggota yang terdaftar pada Perkumpulan pada tanggal permintaan diajukan.

Pasal 17

RAPAT PENGURUS PERKUMPULAN

17.1 Rapat Pengurus Perkumpulan adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus Perkumpulan.

17.2 Tugas dan wewenang:

a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus Perkumpulan.

b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan Pengawasannya.

c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan perkumpulan dalam menghadapi perkembangan tertentu.

17.3 Rapat Pengurus Perkumpulan dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Perkumpulan.

(36)

BAB IV

PEMBENTUKAN ORGANISASI

Pasal 18

TATA CARA PENERIMAAN PERKUMPULAN

Tata cata penerimaan Perkumpulan untuk bergabung dalam PBI Provinsi adalah sebagai berikut:

18.1 Perkumpulan bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Provinsi dengan menggunakan formulir yang telah disediakan dan memiliki persyaratan sebagai berikut:

a. Mempunyai nama dan alamat sekretariat Perkumpulan.

b. Mempunyai anggota sekurang-kurangnya 25 orang untuk perkumpulan di Provinsi Jakarta dan 15 orang untuk perkumpulan di Provinsi lainnya.

c. Mempunyai susunan Pengurus.

d. Mempunyai Lambang dan Bendera.

e. Pernyataan bersedia mengadakan Pelatih dalam waktu 4 tahun umur perkumpulan.

f. Bersedia mentaati ketentuan-ketentuan AD/ART PBI.

g. Bersedia membayar uang pangkal dan/atau iuran wajib para anggotanya.

h. Tidak tergabung dalam PBI Provinsi lainnya.

18.2 Perkumpulan bersangkutan pada saat menyerahkan permohonan wajib melampirkan kepada PBI Provinsi hal sebagai berikut:

a. Nama para anggota pengurus dan susunan organisasi kepengurusan yang disesuaikan dengan ketentuan dalam AD/ART PBI.

b. Daftar nama dan alamat anggota Perkumpulan dan alamat Sekretariat Perkumpulan.

c. Lambang dan Bendera untuk arsip PBI Provinsi.

18.3 Pembentukan Perkumpulan Boling yang berdomisili di luar negeri apabila ayat 1b pasal ini tidak terpenuhi, maka hal itu ditentukan secara khusus oleh Pengurus PBI Pusat.

18.4 Penerimaan Perkumpulan untuk bergabung dalam PBI Provinsi akan disahkan dengan Surat Keputusan PBI Provinsi, dengan tembusan kepada PBI-Pusat.

(37)

Pasal 19

BERAKHIRNYA PERKUMPULAN Setiap Perkumpulan akan berakhir keanggotaannya karena:

19.1 Jumlah anggota Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku.

19.2 Perkumpulan yang bersangkutan, melalui Rapat Umum Anggota membubarkan diri.

19.3 Perkumpulan yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan Rapat Pengurus Provinsi, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.

19.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut.

Pasal 20

DISIPLIN PERKUMPULAN

20.1 Perkumpulan dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal- hal berikut:

a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat/PBI Provinsi.

b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan kepentingan PBI-Pusat/PBI-Provinsi seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI Provinsi.

c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya, selesai melaksanakan liga perkumpulan, kepada PBI Provinsi.

20.2 Sanksi organisasi terbagi atas:

a. Pemberhentian sementara kepengurusan dan bila memungkinkan melaksanakan RUAPLUB.

b. Pembubaran keanggotaan Perkumpulan sepenuhnya.

c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI- Pusat/Provinsi.

20.3 Surat Peringatan/teguran kepada Perkumpulan dikeluarkan oleh Pengurus PBI Provinsi dengan tembusan kepada Pengurus PBI Pusat.

20.4 Setiap Perkumpulan yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak diperkenankan untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang diselenggarakan oleh PBI Provinsi/PBI Pusat.

(38)

20.5 Perkumpulan yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus PBI Provinsi dan apabila Perkumpulan yang bersangkutan tidak bisa menerima keputusan Rapat Pengurus PBI Provinsi, Perkumpulan tersebut bisa mengajukan banding pembelaannya kepada Pengurus PBI Pusat.

Pasal 21

TATA CARA PENERIMAAN PBI KABUPATEN-KOTA Tata cara pembentukan PBI Kabupaten-Kota adalah sebagai berikut:

21.1 PBI Kabupaten-Kota dapat dibentuk dengan prakarsa dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) Perkumpulan yang berada dalam satu Kabupaten-Kota dimana di Kabupaten-Kota tersebut, belum ada PBI Kabupaten-Kota yang menaunginya.

21.2 Memiliki lintasan boling di Kabupaten-Kota tersebut.

21.3 Perkumpulan-perkumpulan bersangkutan harus memenuhi persyaratan Perkumpulan yang akan tergabung dalam PBI Kabupaten Kota sebagaimana tersebut dalam ART BAB IV pasal 18.

21.4 Perkumpulan-perkumpulan yang mempunyai prakarsa tersebut secara bersama mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Provinsi yang selanjutnya PBI Provinsi meneruskan kepada PBI Pusat.

21.5 Pembentukan PBI Kabupaten Kota akan disahkan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.

Pasal 22

BERAKHIRNYA PBI KABUPATEN-KOTA Setiap PBI Kabupaten Kota akan berakhir keanggotaannya karena:

21.1 Jumlah Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku.

22.2 PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan membubarkan diri.

22.3 PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan Rapat Pengurus PBI Pusat, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.

22.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut.

22.5 Tidak satupun lintasan yang ada di wilayahnya dapat dipertahankan, sejak itu PBI-Kabupaten-Kota yang telah terbentuk, akan ditinjau keberadaannya dalam jangka waktu 4 (empat) tahun kemudian.

Pasal 23

DISIPLIN PBI KABUPATEN-KOTA

23.1 PBI Kabupaten-Kota dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal-hal berikut:

(39)

a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat.

b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan kepentingan PBI-Pusat/PBI Provinsi seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI Provinsi.

c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya kepada PBI Provinsi pada tanggal 1 April untuk prestasi average anggota bulan Januari s/d Maret;

tanggal 1 Juni untuk prestasi average anggota bulan April s/d Juni;

tanggal 1 Oktober untuk prestasi average anggota bulan Juli s/d September; tanggal 1Januari tahun berikutnya untuk prestasi average anggota bulan Oktober s/d Desember. Semua PBI Provinsi mengirim daftar ranking anggotanya kepada PBI Pusat selambat-lambatnya satu Minggu sebelum diumumkan.

23.2 Sanksi organisasi terbagi atas:

a. Pemberhentian sementara kepengurusan.

b. Pembubaran keanggotaan PBI Kabupaten-Kota sepenuhnya.

c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI- Pusat/PBI Provinsi.

23.3 Surat Peringatan/teguran kepada PBI Kabupaten-Kota dikeluarkan Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi.

23.4 Setiap PBI Kabupaten-Kota yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak diperkenankan untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang diselenggarakan oleh PBI Pusat/PBI Provinsi.

23.5 PBI Kabupaten-Kota yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus PBI Provinsi dan apabila PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan tidak bisa menerima keputusan Rapat Pengurus PBI Provinsi, PBI Kabupaten-Kota tersebut bisa mengajukan banding pembelaannya kepada PBI Pusat.

Pasal 24

TATA CARA PENERIMAAN PBI PROVINSI Tata cara pembentukan PBI Provinsi adalah sebagai berikut:

24.1 PBI Provinsi dapat dibentuk dengan prakarsa dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) Perkumpulan yang berada dalam satu Provinsi dimana di Provinsi tersebut, belum ada PBI-Provinsi yang menaunginya.

24.2 Ada lintasan boling selambat-lambatnya 2 tahun setelah terbentuknya, dan tidak memiliki hak suara pada MUSORNAS PBI selama lintasan belum tersedia.

(40)

24.3 Perkumpulan-perkumpulan bersangkutan harus memenuhi persyaratan Perkumpulan yang akan tergabung dalam PBI Provinsi sebagaimana tersebut dalam ART BAB IV pasal 18.

24.4 Perkumpulan-perkumpulan yang mempunyai prakarsa tersebut secara bersama mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Pusat.

24.5 Pembentukan PBI Provinsi akan disahkan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.

Pasal 25

BERAKHIRNYA PBI PROVINSI Setiap PBI Provinsi akan berakhir keanggotaannya karena:

25.1 Jumlah Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku.

25.2 PBI Provinsi yang bersangkutan, melalui MUSORPROV membubarkan diri.

25.3 PBI Provinsi yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan Rapat Pengurus PBI Pusat, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.

25.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut.

25.5 Tidak satupun lintasan yang ada di wilayahnya dapat dipertahankan, sejak itu PBI-Provinsi yang telah terbentuk, akan ditinjau keberadaannya dalam jangka waktu 4 (empat) tahun kemudian.

Pasal 26

DISIPLIN PBI PROVINSI

26.1 PBI Provinsi dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal- hal berikut:

a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat.

b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan kepentingan PBI-Pusat seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat.

c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya kepada PBI Pusat pada tanggal 1 April untuk prestasi average anggota bulan Januari s/d Maret;

tanggal 1 Juni untuk prestasi average anggota bulan April s/d Juni;

tanggal 1 Oktober untuk prestasi average anggota bulan Juli s/d September; tanggal 1Januari tahun berikutnya untuk prestasi average anggota bulan Oktober s/d Desember. Semua PBI Provinsi mengirim daftar ranking anggotanya kepada PBI Pusat selambat-lambatnya satu Minggu sebelum diumumkan.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Rapat Pleno diadakan untuk membahas hasil Rapat Pengurus Internal Partai, Rapat Pengurus Bidang Pemerintahan, dan Rapat Pengurus Bidang Kerakyatan yang dihadiri oleh

Penetapan menjadi anggota penuh diusulkan oleh Pengurus Pusat PGLII dan disahkan oleh Musyawarah Nasional atau Rapat Kerja Nasional.. Anggota yang bersangkutan mengajukan

(3) Jika badan musyawarah tidak dapat menghadiri rapat anggota, pimpinan rapat dipilih dari anggota UKM-unsub yang hadir dengan cara mufakat atau pemilihan suara.

Anggota Dewan Pembina serta Dewan Pengurus Pusat yang berhenti sebagai pengurus Afiliasi, keanggotaannya dalam kepengurusan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional

Setiap anggota kepengurusan, baik anggota Dewan Pertimbangan maupun anggota Dewan Pengurus di semua tingkatan, dapat dikenai sanksi organisasi oleh Dewan Pengurus

pengurus atau apabila kepentingan pribadi seorang anggota pengurus berkepentingan dengan KKG Gugus III, maka anggota pengurus yang bersangkutan tidak berwenang

Apabila Anggota Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di Koperasi dikenakan sanksi oleh Rapat Anggota berupa

Unsur Dewan Penasehat meliputi Ketua dan Anggota, unsur Pengurus meliputi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Para Ketua Bidang Pengurus organisasi IA-ITB serta