• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

EVALUATION OF WATER TREATMENT PLANT LEGUNDI PERFORMANCE IN PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITRE/

SECOND)

PUTU RASINDRA DINI dan HARI WIKO INDARJANTO Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

email: [email protected] Abstrak

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Gresik pada kondisi yang telah ada jumlah kapasitas total yang tersedia 550 liter/ detik. Proses produksi dari PDAM yang kurang memenuhi kebutuhan pelanggan, maka diperlukan upaya peningkatkan kualitas dan kuantitas air minum. Dalam hal ini PDAM Gresik menambahkan unit pengolahan IPAM di Legundi dengan kapasitas 100 liter/ detik (unit 4).

Adanya tambahan unit pengolahan yang baru dan telah terbangun dengan kapasitas 100 liter/ detik maka diperlukan adanya evaluasi terhadap kinerja IPAM Legundi unit 4 PDAM Gresik.

Evaluasi yang akan dilakukan dintinjau dari kualitas dan kuantitas air baku dan air produksi yang telah memenuhi parameter PP no 82 tahun 2001 untuk air baku sedangkan PERMENKES no 492/

MENKES/ PER/ IV/ 2010 pada air produksi, dan kinerja unit- unit instalasi, sebagian besar telah memenuhi kriteria, namun unit koagulasi diperlukan perencanaan ulang dikarenakan nilai G yang rendah, maka dilakukan penambahan pipa statis sepanjang 0,5 m.

Kata kunci: air minum, bangunan pengolahan air minum, instalasi Legundi.

Abstract

Now day maximum capacity in Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gresik or Gresik Municipal Waterworks is 550 liter/second. To improve the quality and quantity of the water produced by PDAM and give better services to the public, the capacity of PDAM need to be increased. Based on that reasons, PDAM Gresik build up an IPAM which is 100 liter/second of capacity in Legundi (Unit 4).

The evaluation by PDAM Gresik to the IPAM Legundi (Unit 4) is required to evaluate the management in producing water in appropriate capacity that is 100 liter/second. The evaluation is focusing to the quality and quantity of the water basic material and water produced based on PP No. 82 Tahun 2001 for water basic material and PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010 for water produced. Most of the management in the installation unit is already fulfill the criteria required. But especially for coagulation unit is need to improve because of its low G point, so the static pipe for about 0,5 m is set.

Key words: drink water, water treatment plant, Legundi Installation.

(2)

1. Pendahuluan

Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi.

Kegiatan proses pengolahan air minum pada Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi PDAM Gresik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi sekitarnya.

Dari segi kualitas, pihak pengelola telah melakukan beberapa cara baik dalam proses pengolahan air minum hingga menghasilkan effluent yang sesuai dengan standar baku mutu air minum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dari segi kuantitas yaitu tidak tercukupi kebutuhan air minum pada masyarakat, sehingga pihak PDAM dituntut untuk meningkatkan jumlah air minum yang dihasilkan agar seluruh area pelayanan dapat terlayani dengan baik.

Instansi pengelola dan pemberi layanan air minum di kabupaten Gresik dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Gresik. Pada kondisi yang telah ada jumlah kapasitas total yang tersedia 450 liter/ detik. Dalam proses produksi yang kurang memenuhi kebutuhan pelanggan maka diperlukan peningkatkan kualitas dan kuantitas air minum untuk meningkatkan proses pelayanan. Dalam hal ini PDAM gresik menambahkan unit pengolahan IPAM di Legundi dengan kapasitas 100 liter/ detik (unit 4).

Dengan adanya unit pengolahan yang baru dengan kapasitas 100 liter/ detik maka diperlukan adanya evaluasi terhadap kinerja IPAM Legundi unit 4 PDAM Gresik. Evaluasi yang akan dilakukan dintinjau dari kualitas dan kuantitas air baku dan air produksi serta di tiap inlet dan outletnya, kinerja unit- unit bangunan Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi. Sehingga diharapkan mampu memberikan saran dan masukan terhadap instansi pengelola (PDAM).

Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah :

• Menganalisa kualitas air produksi IPAM Legundi sesuai baku mutu.

• Mengevaluasi kinerja unit-unit Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi.

a. Aspek kualitas dan kuantitas air baku ditinjau dari PP no.82 tahun 2001 dan air produksi yang ditinjau dari parameter yang terdapat pada PERMENKES no.492 tahun 2010. Serta kualitas air di tiap inlet menggunakan parameter kekeruhan dan parameter dari air produksi yang melebihi baku mutu.

b. Kondisi tiap bangunan IPAM Legundi unit 4.

2. Gambaran Umum IPAM Legundi Kabupaten Gresik

Pada IPAM Legundi telah terdapat 4 unit instalasi pengolahan. Unit 1 dan 2 masing-masing berkapasitas 100 liter/detik, namun dilakukan peningkatan kapasitas sehingga pada tahun 2004 kapasitas IPAM Legundi unit 1 dan 2

menjadi 400 liter/detik.Unit 3 merupakan sistem paket dengan kapasitas 50 liter/detik.

Berdasarkan tingginya kebutuhan air minum penduduk Gresik maka PDAM yang berwenang dalam penyediaan air bersih melakukan pembangunan IPAM baru (IPAM 4).

IPAM Legundi unit 4 merupakan sistem IPAM Paket yang terdiri dari

(3)

Intake, Prasedimentasi, Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filter, dan Reservoir dengan elevasi

± 5,1 meter di atas permukaan laut.Sistem IPAM Paket ini berkapasitas 100 liter/detik. Sumber air baku berasal dari Kali Surabaya yang berjarak 900 meter dari bangunan.

3. Tinjauan Pustaka

Air merupakan kebutuhan yang essensial bagi manusia karena air digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci dan lain-lain. Secara umum manfaat air bagi kehidupan manusia meliputi dua aspek (Hadi, 1992).

Pengolahan air adalah usaha teknis yang dilakukan untuk mengunah sifat-sifat suatu zat sesuai standar air minum yang diinginkan. Proses pengolahan air pada dasarnya dapat digolongkan menjadi tiga bagian pengolahan (Reynolds, 1982),yaitu:

• Pengolahan fisik, yaitu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran- kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diubah

• Pengolahan kimia, yaitu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-xat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya

• Pengolahan bakteriologis, yaitu tingkat pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung didalam air.

Unit-unit pengolahan air yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air

Intake merupakan bangunan penangkap atau pengumpul air baku dari suatu sumber sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu wadah untuk selanjutnya diolah.

Perhitungan pada analisa debit mengacu pada pelimpah V-notch yang terdapat pada unit sedimentasi dengan menggunakan rumus :

Q = 1,417 x (tinggi air pada pelimpah)

x jumlahV-notch

Prasedimentasi merupakan salah satu jenis pengolahan pendahuluan untuk meremoval padatan tersuspensi penyebab kekeruhan dengan pengendapan dan mengumpulkannya secara alami akibat gravitasi dalam unit tanpa penggunaan koagulan

Untuk mendapatkan kondisi pengendapan yang mendekati ideal, perencanaan mengikuti persyaratan bilangan Reynolds (Nre) dan bilangan Froud (Nfr). Zona pengendapan ideal mempunyai kondisi aliran laminer (Nre < 2000), serta stabil dan tidak terjadi aliran pendek (Nfr > 10-5).

υ

= vh×R

Nre ;

R g

vh2 Nfr= × ;

P

R = Ac ; Vh = o

Atube

Q 60

×sin

Koagulasi adalah proses destabilisasi koloid dan partikel-partikel yang tersuspensi didalam air baku karena adanya pencampuran yang merata dengan senyawa kimia tertentu (koagulan) melalui pengadukan cepat.

aliran masuk air (hL), semakin besar nilai hL maka makin besar pula nilai G td

h

G g L

× µ

×

×

= ρ

Koagulan merupakan bahan kimia yang digunakan dalam proses koagulasi. Fungsi utama koagulan adalah destabilisasi partikulat dan penguatan flok untuk mengurangi pecahnya flok.

Dalam penentuan koagulan dilakukan percobaan jartest. Jartest merupakan suatu metode penentuan dosis koagulan yang akan digunakan. Pada tes ini sampel dari air baku yang akan

(4)

diuji dimasukkan dalam beaker glass, kemudian masing-masing ditambahkan koagulan dengan variasi dosis yang berbeda. Isi beaker glass kemudian diaduk secara cepat dan kemudian secara perlahan untuk menstimulasi flokulasi. Setelah beberapa saat, pengadukan dihentikan dan dibiarkan mengendap.

Flokulasi merupakan unit pengadukan lambat setelah koagulasi, yang berfungsi untuk mempercepat penggabungan partikel-partikel koloid sehingga terbentuk partikel-partikel berukuran besar yang dengan mudah dan cepat mengendap secara gravitasi.

G = volume

hL g Q

×

×

×

× µ

ρ

Sedimentasi sedimentasi adalah suatu operasi yang dirancang untuk menghilangkan sebagian besar padatan yang dapat mengendap secara gravitasi. Tujuan digunakannya unit sedimentasi yaitu untuk menghilangkan pasir atau kerikil halus, particulate-matter, biological-foc, chemical foc serta untuk pemekatan padatan dalam tangki pemekat lumpur.

Efisiensi Removal

% Removal

= Ke uhanawal

uhanakhir ke

uhanawal Ke

ker

ker

ker −

Filtrasi berfungsi sebagai penyaring flok-flok halus yang masih terdapat dalam air yang tidak terendapkan pada sedimentasi yang dapat menyaring bakteri atau mikroorganisme yang ada dalam air. Proses filtrasi merupakan penyaring air dari partikel-partikel koloid yang tidak terendapkan selama proses sedimentasi melalui media butiran yang berpori

Reservoir adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih hasil produksi IPAM sebelum didistribusikan pada pelanggan atau konsumen. Reservoir digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran, untuk mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat.

4. Pembahasan

Umum

IPAM (Instalasi Pengolahan Air Minum ) Legundi unit 4 merupakan sistem IPAM Paket yang terdiri dari Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filter, dan Reservoir dengan elevasi ± 5,1 meter di atas permukaan tanah. Sumber air baku diambil dari Sungai Surabaya yang berjarak 900 meter dari bangunan IPAM. Sistem IPAM paket ini berkapasitas 100 liter/detik proses. Evaluasi kinerja diperlukan dalam kesesuaian sistem IPAM yang disesuaikan dengan kondisi eksisting.

Analisa Parameter Kualitas Air Baku No Parameter Satuan

Baku mutu air Kelas II*)

Hasil

Analisa Metoda

A. FISIKA

1 Temperatur oC deviasi 3 28 Termometer

2 Total Disolved mg/L 1000 220 Gravimetri

(5)

No Parameter Satuan

Baku mutu air Kelas II*)

Hasil

Analisa Metoda Solid (TDS)

3

Padatan Tersuspensi

(SS) mg/L 50 640 Gravimetri

B. KIMIA

1 pH (-) 6,0-9,0 7,54 pH meter

2 Barium mg/L Ba (-) (-) AAS

3 Besi mg/L Fe (-) 0,42 Spektrofotometri

Boron mg/L B 1 (-) AAS

4 Mangan mg/L Mn (-) 16,14 Spektrofotometri

5 Tembaga mg/L Cu 0,02 0,00 AAS

6 Seng mg/L Zn 0,05 0,03 AAS

7

Krom Heksavalen

mg/L Cr

6+ 0,05 0,00 AAS

8 Kadmium mg/L Cd 0,01 0,00 AAS

9 Raksa mg/L Hg 0,002 (-) AAS

10 Timbal mg/L Pb 0,03 0,00 AAS

11 Arsen mg/L As 1 0,00 AAS

12 Selenium mg/L Se 0,05 0,00 AAS

13 Kobalt mg/L Co 0,2 (-) AAS

14 Khlorida mg/L Cl 600 20,00 Argentometri

15 Sulfat

mg/L SO

4 (-) 41,00 Spektrofotometri

16 Sianida mg/L CN 0,02 0,00 Spektrofotometri

17 Sulfida

mg/L

H2S 0,002 0,00 Iodometri

18 Fluorida mg/L F 1,5 0,18 Spektrofotometri

19

Sisa Khlor

Bebas mg/L Cl2 0,03 0,00 Iodometri

20 Total Phospat

mg/L

PO4-P 0,2 0,18 Spektrofotometri 21 Nitrat

mg/L

NO3-N 10 0,49 Spektrofotometri 22 Nitrit

mg/L

NO2-N 0,06 0,07 Spektrofotometri 23 Amonia Bebas

mg/L

NH3-N (-) 0,00 Spektrofotometri

24 BOD mg/L O2 3 7 Winkler

25 COD mg/L O2 25 16 Reflux/Titrimetri

26

Disolved

Oxygen (DO) mg/L O2 4 4,8 Iodometri

27 Detergen mg/L 0,2 0,54 Spektrofotometri

(6)

No Parameter Satuan

Baku mutu air Kelas II*)

Hasil

Analisa Metoda

Anionik LAS

28 Fenol mg/L 0,001 0,00 Spektrofotometri

29

Minyak dan

Lemak mg/L 1 0,00 Gravimetri

Sumber : Laboratorium Teknik Lingkungan ITS, 2010

Air Produksi

No Parameter Satuan

Syarat Air Minum *)

Hasil

Analisa Metode Analisa A.FISIKA

1 Bau (-) (-)

tak

berbau (-) 2

Total Disolved

Solid(TDS) mg/L 500 238 Gravimetri

3 Kekeruhan Skala NTU 5 2,40 Turbidimetri

4 Rasa (-) (-) (-) (-)

5 Suhu oC

Suhu

Udara 28 Termometer

6 Warna Unit PtCo 15 5 Spektofotometri

7

Daya Hantar

listrik (DHL) µmhos/cm B.KIMIA

a.Kimia Anorganik

1 Air Raksa mg/L Hg 0,001 0,000 AAS

2 Aluminium mg/L Al 0,2 0,04 AAS

3 Ammoniak mg/LNH3-N 1,5 0,00 Spektofotometri

4 Arsen mg/L As 0,01 0,00 AAS

5 Barium mg/L Ba 0,7 0,00 AAS

6 Besi mg/L Fe 0,3 0,21 Spektofotometri

7 Boron mg/L B 0,5 0,00 AAS

8 Fluorida mg/L F 1,5 0,12 Spektofotometri

9 Kadmium mg/L Cd 0,003 0,000 AAS

10 Kesadahan Total mg/L CaCO3 500 235,71 Kompleksometri

11 Khlorida mg/L Cl 250 20,00 Argentometri

12

Kromium, Valensi

6 mg/L Cr 6+ 0,05 0,00 AAS

13 Mangan mg/L Mn 0,4 0,00 Spektofotometri

(7)

No Parameter Satuan

Syarat Air Minum *)

Hasil

Analisa Metode Analisa

14 Natrium mg/L Na 200 3,48 AAS

15 Nikel mg/L Ni 0,07 0,00 AAS

16 Nitrat mg/L NO3-N 50 0,66 Spektofotometri

17 Nitrit mg/L NO2-N 3 0,01 Spektofotometri

18 Perak mg/L Ag 0,001 0,00 AAS

19 pH (-) 6,5-8,5 7,14 pH meter

20 Selenium mg/L Se 0,01 0,00 AAS

21 Seng mg/L Zn 3 0,00 AAS

22 Sianida mg/L CN 0,07 0,00 Spektofotometri

23 Sulfat mg/L SO4 250 24,30 Spektofotometri

24 Sulfida mg/L H2S 0,05 0,00 Iodometri

25 Tembaga mg/L Cu 2 0,00 AAS

26 Timbal mg/L Pb 0,05 0,00 AAS

27 Sisa Khlor mg/L Cl2 5 0,00 Iodometri

b.Kimia Organik

1 Zat Organik mg/L KMnO4 10 5,32 Oksidasi/Titrimetri

2 Detergent mg/L LAS 0,05 0,00 Spektrofotometri

Sumber : Laboratorium Teknik Lingkungan ITS, 2010

Analisa Debit

Perhitungan debit eksisting menggunakan pelimpah (weir) V-notch yang terdapat pada unit sedimentasi dengan prinsip gravitasi.

Berikut perhitungan untuk debit pada IPA unit 4 dari saluran pelimpah (V-notch) :

Sudut pelimpah = 900

Tinggi air pada atas pelimpah = 3 cm

Jumlah V-notch =448

(

m

)

m dt

Q 1,417 0,03 2 448 0,0989 3/

5 × =

×

= = 98,9 Lt/dt

Dari perhitungan diatas dapat diketahui debit eksisting sebesar 98,9 Lt/dt. Debit yang dihasilkan pada kondisi eksisting masih sesuai dengan perencanaan awal sebesar 100 Lt/dt. Pompa yang digunakan 2 buah dengan masing-masing kapasitas pompa 100 liter/detik.

Intake

Pada IPAM unit 4 terdapat 1 buah sumur pengumpul berbentuk persegi, adapun data sumur pengumpul adalah sebagai berikut :

Panjang (L) = 4,34 m Lebar (B) = 3,13m Kedalaman(H) = 8 m

(8)

Q = 0,0989 m3/s Volume sumur = L x B x H

= 4,34 m x 3,13m x 8m = 108,7 m3

Td = 3

3

0989 , 0

/ 7 , 108

m dt m Q

volume

=

= 1099/ dt

= 18,32 menit

Penentuan waktu dimensi berdasarkan dari dimensi unit. Dari hasil perhitungan diatas maka waktu tinggal air didalam intake kurang dari 20 menit, maka pada sumur pengumpul tidak terjadi pengendapan /sedimentasi yang berlebihan.

Prasedimentasi

Untuk mendapatkan zona pengendapan yang menyerupai kondisi pengendapan yang ideal, perencanaan mengikuti persyaratan bilangan bilangan Reynolds (Nre) < 2000, kondisi aliran tersebut bersifat laminer. Cek kondisi aliran eksisting pada zona pengendapan

Nilai Nre aliran (kondisi aliran), µ

ρdvs Nre . .

=

3

4 7

10 895 , 0

) 10 6 , 9 ).(

10 6 , 9 .(

07 , 997

=

x

x Nre x

Nre =1,03 x 10-3

Dari hasil perhitungan Nre menunjukkan bahwa kondisi aliran memenuhi persyaratan dikarenakan aliran yang terbentuk bersifat laminer.

Pengaduk Lambat (Flash Mix) Eksisting

2 / 1





×

×

×

= ×

V hl g G Q

µ ρ

2 / 3 1

067 , 0 3 - 0,895.10

10 87 , 5 81 , 9 997,07 0989

,

0 



×

×

×

= × x

G

dt G=307,72/

Dari hasil perhitungan Gradien kecepatan diatas didapatkan hasil 307,72/dt < 700/dt, sehingga diperlukan perencanaan ulang.

Perencanaan ulang

2 / 1





×

×

×

= ×

v hl g G Q

µ ρ

2 / 1

1 , 0 3 - 0,895.10

5 , 0 81 , 9 997,07 0989

,

0

×

×

×

= × G

dt G=2324/

(9)

Hasil perhitungan gradien kecepatan setelah dilakukan perencanaan ulang telah memenuhi standar kriteria >700/dt sebesar 2324/ dt.

Pengaduk Lambat (Slow Mix)

G = volume hL g Q

×

×

×

× µ

ρ

Dari perhitungan rumus diatas diketahui nilai G masing- masing kompartemen : Kompartemen 1: G = 58,63dt-1

Kompartemen 2: G = 55,08dt-1 Kompartemen 3: G = 52,25dt-1 Kompartemen 4: G = 50,28dt-1 Kompartemen 5: G = 38,94dt-1 Kompartemen 6: G = 16,83dt-1

Sedimentasi

Ruang lumpur pada IPAM unit 4 berbentuk limas terpancung.

Dimensi:

Sisi atas (A1) :

Panjang (l ) = 14,5 m

Lebar (b) = 5 m

Sisi bawah (A2) :

Panjang (l ) =8,5 m

Lebar (b) = 5 m

Kedalaman (h) = 3 m

Maka : t

(

A1 A2 (A1 A2)0,5

)

3

Volume=1× × + + ×

( )

(

72,5 42,5 72,5 42,50,5

)

3 3

1× × + + ×

= m

Volume

Volume = 170,5 m3

Berdasarkan hasil perhitungan volume lumpur eksisting yang ditampung pada ruang lumpur yaitu sebanyak 170,5 m3, sedangkan ruang lumpur yang ada mampu menampung lumpur sebanyak 85,45 m3/hari sehingga pada sistem operasional diperlukan sistem pengurasan2 hari sekali.

Filtrasi

Besar filtration (Vf) pada rapid sand filter adalah 5-10 m3/m2/jam atau 5-17 m3/m2/jam.

Q tiap unit =

/dt m 989 00 , 10 0

/dt m 0989 ,

0 3

3 =

Vf = m m

dt m B

L Q Af

Q

33 , 1 75 , 1

/ 00989 ,

0 3

= ×

= ×

= 4,25x 10-3 m3/m2/dt

= 15,3 m3/m2/jam

(10)

Pengecekan laju dengan debit eksisting Af per unit = L x B

= 1,75 x 1,33 =2,3275 m2 Af total = 10 x Af

=10 x 2,3275

= 23,275 m2

Cek : Af total x Vf = 23,275 m2 x 4,25x10-3 m3/m2/dt

= 0,0989 m3/dt

Dari perhitungan diatas laju fitrasi yang diperoleh sesuai dengan kriteria desain sebesar 15,3 m3/m2/jam dan setelah dilakukan pengecekan hasilnya sesuai dengan debit eksisting .

Reservoir pada Instalasi Pengolahan Air Minum mempunyai fungsi untuk menampung air hasil olahan IPAM sebelum didistribusikan ke konsumen. Jenis reservoir IPAM unit 4 yaitu ground reservoir Reservoir

Berikut ini data eksisting dari Reservoir :

Q = 0,0989 m3/dt

Diameter (d) = 9 m Kedalaman (h) = 1,8 m

Waktu detensi (td) =5 jam = 18000 detik Volume = 1/4 x 3,14 x (d)2 x h

= 0,25 x 3,14 x (9) 2x 1,8

= 114, 45m3

td = dt jam

dt m

m Q

Volume

32 , 0 2 , 1157 /

0989 , 0

45 , 114

3

3 = =

=

Dari perhitungan diatas td maksimal pada reservoir 0,32 jam.

Desinfeksi Kebutuhan klor =

hari kg 3 100 = 33,33 kg/hari = 1,39 kg/jam

Diperlukan perencanaan ulang pada dosis klor menggunakan analisa BPC untuk mengetahui jumlah klor yang dibutuhkan untuk meremoval bakteri. Perhitungan perencanaan kebutuhan klor sebagai berikut :

Dosis klor = BPC + sisa klor

= 2,5 mg/L x 0,8 mg/L=3,3 mg/L Persamaan reaksi

Cl2 + H2O HOCl + H+ + Cl-

3,3 mg/L 3,3 mg/L

Kebutuhan klor =

klor efisiensi klor

kadar

klor dosis Q

×

×

= 99,5% 98%

3 , 3 550

×

× mg L dt

L

= 1842,78 mg/dt = 6,63 kg/jam

(11)

Waktu pemakaian 1 (satu) tabung gas klor

= Ejektorinjeksigasklor klorinator tabung

Kapasitas

. . .

.

.

= =

jam kg

kg / 63 , 6

100 15,07 jam

Pada proses desinfeksi eksisting kebutuhan klor 1,39 kg/jam sedangkan pada perencanaan proses desinfeksi total kebutuhan klor sebesar 6,63 kg/jam, sehingga dibutuhkan penambahan dosis pada desinfektan.

5. Kesimpulan dan saran Kesimpulan

Hasil evaluasi pada IPAM Legundi PDAM Gresik unit 4 (100 liter/ detik) menyimpulkan beberapa hal, yaitu :

1.Analisa kualitas air baku sesuai Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 dan kualitas air produksi telah sesuai PERMENKES nomor 492 tahun 2010.

2.Tidak terdapat pencatat debit untuk mengetahui debit eksisting yang masuk pada IPAM.

3.Bar screen yang terdapat pada unit intake tidak efektif dikarenakan ukuran screen sama.

4.Bangunan unit prasedimentasi yang kurang ideal pada dimensinya sehingga tidak terbentuk aliran yang laminer dan stabil.

5.G yang dihasilkan pada unit koagulasi terlalu rendah yaitu 307, 72 /det2.

6. Waktu tinggal (Td) pada kondisi eksisting terlalu kecil, hanya mencapai 11 menit.

7.Nilai G yang terbentuk pada unit flokulasi terjadi penurunan yang stabil, yaitu 58,63; 55,08;

52,25; 50,28; 38,94 dan 16, 83.

8.Aliran pada unit sedimentasi bersifat laminer dan stabil, yaitu NRe = 44,29 ddan NFr = 1,03x10-5.

9. Analisa kerucut inhoff menunjukkan angka kecepatan pengendapan sebesar 3,125 x 10-4. Saran

Dari hasil evaluasi pada IPAM Legundi PDAM Gresik unit 4 (100 liter/detik), diperlukan perencanaan ulang pada unit Flash Mixmagr terbentuk nilsi G yang lebih tinggi, G.700/dt.

6. Daftar Pustaka

Al-Layla, M.A &Achmad. 1978. Water Supply Engineering Design. Michigan, USA: Ann Arbor Science.

Huisman, L., and W.E. Wood. 1974. Slowsand Filtration. WHO, Genewa

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907 /MENKES /SK/VII / 2002

Noerbambang, 2000, Perancangan danPemeliharaan Sistem Plambing,Jakarta: PT Pradnya Paramita Okun D.A., and Christopher R.S. 1984. Surface Water Treatment for Communities in developing

Countries. New York : John Willey

Peavy, 1985, EnvironmentalEngineering, Singapore: McGraw-Hill, Inc

Reynolds, 1982, Unit Operations andProcesses In EnvironmentalEngineering, California:Wadsworth,Inc Reynolds,Tom D, and Paul A. Richards. 1996. Unit Operations and Processes in Environmental

Engineering, Edisi ke-2. PWS Publishing Company, Boston

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Analisa yang dilakukan di PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sunggal Medan pada air reservoir memenuhi standar yang ditentukan sesuai dengan standar kualitas air minum

unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket instalasi pengolahan air adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau

Pipa transmisi digunakan untuk mengalirkan air dari bak pengumpul ke bak penenang di lokasi instalasi pengolahan air minum.. Saluran pertama dihubungkan ke instalasi tahap I,

Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran kualitas parameter fisika, kimia dan biologi air minum hasil olahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Unit 2 Tirta Kencana PDAM

Reservoir Secara Spektrofotometri Di Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Instalasi Pengolahan Air Di Sunggal Medan.. Kategori :

Sungai Mahakam menggunakan 2 mesin pompa menuju ke Instalasi Pengolahan Air/bak koagulasi. 3) Kemudian di bak koagulasi ini akan dilakukan penuangan bahan kimia yaitu berupa

Reka Lingkungan – 152 EVALUASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KOTA MOJOKERTO INSTALASI PENGOLAHAN AIR IPA WATES ZONA PELAYANAN PENGOLAHAN AIR PRAJURIT KULON SAERIL

Pada perencanaan ini bak pengumpul dilengkapi dengan sistem pemompaan yang akan memberikan head yang cukup agar air dapat dialirkan ke lokasi instalasi pengolahan yang memiliki elevasi