• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM pdf

N/A
N/A
M. Yusuf Fahmi

Academic year: 2024

Membagikan "UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM pdf"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM

1. INTAKE

Intake merupakan bangunan/alat yang digunakan untuk mengambil air dari sumbernya untuk keperluan pengolahan dan penyediaan air minum. Kapasitas intake harus dapat memenuhi jumlah kebutuhan air maksimum harian sepanjang periode perencanaan.

Intake merupakan bangunan penangkap/ pengumpul air yang berfungsi untuk :

1. Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas debit air yang dibutuhkan oleh instalasi.

2. Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen.

3. Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber.

Kriteria yang harus dipenuhi dalam pembuatan intake adalah :

1. Tertutup untuk mencegah masuknya sinar matahari yang memungkinkan tumbuhan atau mikroorganisme hidup.

2. Tanah di lokasi intake harus stabil.

3. Intake harus kedap air sehingga tidak terjadi kebocoran.

4. Intake harus di desain untuk menghadapi keadaan darurat.

5. Intake dekat permukaan air untuk mencegah masuknya suspended solid dan inlet jauh di atas intake.

Pertimbangan utama dalam memilih jenis intake adalah keandalan, keamanan, dan biaya yang dibutuhkan dalam biaya pengoperasian dan pemeliharaan. Selain itu kondisi aliran dan kapasitas sumber air juga perlu dipertimbangkan. Ada beberapa jenis intake sungai, yaitu : intake weir, intake tower, intake gate, dan intake crib (JICA, 1990).

(2)

Intake Tower

2. BAK PENGUMPUL

Bak pengumpul berfungsi untuk mengumpulkan air yang telah diambil oleh intake sebelum masuk ke dalam unit prasedimentasi. Dengan bak pengumpul maka aliran dapat diseragamkan dari debit pengambilan air baku yang berfluktuasi. Pada perencanaan ini bak pengumpul dilengkapi dengan sistem pemompaan yang akan memberikan head yang cukup agar air dapat dialirkan ke lokasi instalasi pengolahan yang memiliki elevasi yang lebih besar daripada elevasi lokasi intake.

Kriteria desain bak pengumpul adalah :

 Jumlah bak minimal 2 buah (untuk kemudahan perawatan dan pemeliharaan)

 Dasar bak minimal 1 m di bawah dasar sungai atau 1.52 m di bawah tinggi muka air minimum

 Ketinggian foot valve dari dasar bak tidak kurang dari 0.6 m

 Konstruksi harus kuat, disarankan menggunakan beton. Ketebalan dinding minimal 20 cm

(3)

 Kuat terhadap pengaruh uplift pressure

Bak Pengumpul

3. SISTEM TRANSMISI

Sistem transmisi merupakan sistem untuk

mentransmisikan air baku dari intake menuju ke

instalasi pengolahan air minum. Sistem ini terdiri

dari sistem perpipaan dan sistem

pemompaan. Hal ini dikarenakan lokasi intake

yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi instalasi pengolahan air minum.

1. Pipa Transmisi

Pipa transmisi digunakan untuk menyalurkan air dari lokasi intake ke instalasi pengolahan. Dalam menentukan jenis pipa yang digunakan dalam sistem transmisi maka perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :

 Durabilitas dan kondisi air yang dihantarkan

 Ketahanan terhadap erosi dan korosi

 Harga pipa dan biaya pemasangan

 Jenis sambungan yang diperlukan, kekuatannya dan kemudahan konstruksi

 Kondisi lokal (Mudah didapat, bahan lokal, dan biaya perawatan)

Besarnya debit air yang dialirkan melalui pipa transmisi didasarkan kepada kebutuhan hari maksimum.

(4)

Pipa Transmisi

2. Pompa Transmisi

Pompa digunakan untuk menyediakan head yang cukup untuk mengalirkan air dari satu tempat yang memiliki head lebih rendah daripada tempat yang lain. Klasifikasi pompa yang ada di pasaran adalah :

 Reciprocating Pump

 Fland Pump

 Centrifugal Pump

 Air Lift Pump

Reprocating Pump

Jumlah pompa yang digunakan tergantung kepada besarnya aliran yang diperlukan dan kapasitas pompa ditentukan oleh head yang diperlukan. Kriteria dalam menentukan jumlah pompa diberikan oleh tabel berikut:

Tabel Kriteria Jumlah Pompa Yang Digunakan Debit (L/menit) Jumlah Pompa Keterangan

< 1895 1895-5685 5685-11370

> 11370

2 buah 3 buah 4 buah 6 buah

1 operasi – 1 cadangan 2 operasi – 1 cadangan 3 operasi – 1 cadangan 5 operasi – 1 cadangan

(5)

Sumber : Al-Layla, 1980

Pada proses pengambilan air oleh pompa digunakan pipa suction. Kriteria desain untuk pipa suction adalah :

 Kecepatan melalui pipa 1-1.5 m/det

 Perbedaan tinggi muka air minimum dengan pusat pompa maksimal 3.7 m

 Jika ketinggian pompa lebih besar dari tinggi muka air minimum, jaraknya harus kurang dari 4 meter

 Pompa di bawah tinggi muka air minimum lebih diutamakan karena lebih ekonomis

4. BAK PERENANG

Berfungsi untuk mengumpulkan air baku yang dipompa dari bak pengumpul intake, selain itu juga berfungsi menstabilkan aliran sebelum masuk ke unit prasedimentasi. Bak ini umumnya dilengkapi oleh alat ukur debit sebagai kontrol.

5. UNIT PRA SEDIMENTASI

Berfungsi sebagai unit pengolahan yang akan mengendapkan partikel diskrit yaitu partikel yang dapat mengendap dengan sendirinya tanpa pengaruh bahan kimia.

(6)

6. KOAGULASI FLOKULASI

Berfungsi untuk mengolah air yang mengandung koloid/partikel yang sulit mengendap. Merupakan proses pembentukan koloid yang stabil menjadi tidak stabil dan membentuk flok-flok dari gabungan koloid yang berbeda muatan.

7. SEDIMENTASI (BAK PENGENDAP PERTAMA)

Bertujuan untuk menghilangkan zat padat yang tersuspensi partikel tertentu. Terdapat berbagai jenis tangki sedimentasi, tetapi pada umumnya padatan dikeluarkan dari dasar tangki secara mekanis.

(7)

Fungsi bak pengendap ini adalah mengurangi kandungan suspended solid dalam air buangan (antara 50 % - 65%) dan menurunkan BOD (25% - 40%) yang berlangsung secara fisis tanpa pembubuh zat kimia. Lumpur endapan dialirkan ke thickener sedang filtrat dialirkan ke pengolahan berikutnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang bak sedimentasi, yaitu :

 Zona inlet : didesain untuk dapat membagi aliran merata ke seluruh bagian bak

 Zona pengendapan : memungkinkan partikel mengendap dengan bebas,

 Zona lumpur : tempat akumulasi zat padat hasil pengendapan,

 Zona outlet : mengumpulkan supernatant dari seluruh bagian bak.

Kriteria desain dari unit sedimentasi adalah :

 Jumlah bak minimum 2 buah

 Kedalaman bak (h) = 3-5 meter

 Rasio panjang & lebar bak (p:l) = (4-6) : 1

 Rasio lebar bak & kedalaman (l:h) = (3-6) : 1

 Freeboard (fb) = 0.6 meter

 Waktu detensi (td) minimal 4 menit

 Kecepatan aliran di plate settler (Vα) maksimal 0.9 m/s

 Beban pelimpah = 3.8 – 15 m3/m jam

 Beban permukaan (Vs) = 5-8.8 m3/m2 jam

 Kemiringan plate settler (α) = 45-60o

 Jarak tengah antar plate settler (w) = 25-50 mm

 Bilangan Reynolds (NRe) < 2000

 Bilangan Froud (NFr) > 10-5

 Performance bak  n = 1/8 (very good)

(8)

8. FILTRASI

Berfungsi untuk menyisihkan partikel, bakteri dan zat organik yang tidak dapat disisihkan melalui proses sedimentasi. Proses filtrasi dilakukan dengan menggunakan media berbutir dengan ukuran dan kedalaman yang bervariasi. Terdapat 2 jenis filtrasi yaitu rapid sand filtration dan slow sand filtration.

Kriteria desain dari unit filtrasi adalah :

(9)

- Kecepatan filtrasi (Vf) = 5-7.5 m/jam - Media pasir

ES = 0.45-0.65 UC = 1.4-1.7 h = 0.3 meter - Media antrasit

ES = 0.9-1.4 UC = 1.4-1.7 h = 0.45 meter - Sistem underdrain

Luas total orifice = (0.2-0.3) % Abed Luas total lateral = (2-4) x luas orifice Luas manifold = (1.5-3) x luas lateral Jarak orifice = 10-20 cm

- Kec. Backwash (Vb) = 0.74-0.9 m/menit - Lebar filter (L) = 3-6 meter

- Panjang : lebar = (2-4) : 1 - Area filtrasi (As) = 25-100 m2 - Kedalaman filter (h) = 3.2-6 meter - Kehilangan tekan (HL) = 2.7-4.5 meter - Pengaturan aliran

Kec. inlet = 0.6-1.8 m/s Kec. outlet =0.9-1.8 m/s Kec. pencuci = 2.5-3.7 m/s Kec. pembuangan = 1.2-2.5 m/s

Rapid sand filtration

(10)

9. DESINFEKSI

Berfungsi untuk membunuh mikroorganisme pathogen di dalam air. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam merancang unit desinfeksi adalah :

- Jumlah mikroorganisme pathogen dalam air - Residu desinfektan

- Hasil akhir dari proses desinfeksi - Biaya dari proses desinfeksi

Proses klorinasi dapat digunakan sebagai proses desinfeksi. Dosis klor ditentukan melalui percobaan laboratorium. Kriteria desain unit klorinasi, yaitu :

- Jumlah feeder minimal 2 buah - Sisa klor = 0.3-0.5 mg/L

Setelah proses desinfeksi, perlu diperiksa nilai pH untuk menentukan kebutuhan penambahan kapur. Penambahan kapur berfungsi untuk menghasilkan air yang tidak agresif.

10. RESERVOIR

Berfungsi sebagai tempat ekualisasi aliran dan tekanan untuk pelayanan kebutuhan air minum.

Menara reservoir didesain untuk menampung air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air pada IPAM.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang reservoir adalah :

 Volume reservoir

ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan memperhatikan fluktuasi pemakaian.

 Tinggi elevasi energi

menentukan sistem pengaliran dari reservoir menuju jaringan distribusi.

 Letak reservoir

reservoir sebaiknya terletak di daerah distribusi.

 Pemakaian pompa

jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencakupi kebutuhan pengaliran air.

 Konstruksi reservoir

(11)

ambang bebas & dasar bak, inlet & outlet serta ventilasi & manhole.

DASAR PEMILIHAN UNIT PENGOLAHAN

Pemilihan alternatif unit pengolahan suatu IPAM didasarkan pada 3 (tiga) kriteria berikut :

 Aspek Teknis

Aspek Teknis meliputi :

 Segi Konstruksi, menyangkut teknis pelaksanaan, tenaga ahli, kemudahan material konstruksi, instalasi pembangunan, serta pemenuhan kebutuhan efisiensi pengolahan dan spesifikasi teknis.

 Segi Operasional dan Pemeliharaan, menyangkut tenaga ahli, kemudahan pengoperasian, dan pemilihan instalasi.

 Aspek Ekonomis

Menyangkut masalah pembiayaan (finansial) dalam hal konstruksi, operasi dan pemeliharaan IPAM. Tentunya perencanaan IPAM diharapkan dapat mencapai efisiensi pengolahan semaksimal mungkin dengan pembiayaan seminimal mungkin dengan tetap memperhatikan spesifikasi teknis yang dibutuhkan.

 Aspek Kualitas Air Baku

Kualitas air baku tentunya akan berpengaruh pada kualitas parameter yang harus diolah, semakin baik kualitas air baku, semakin minim pula pengolahan yang dibutuhkan.

(12)

Setelah melakukan analisis data kualitas air baku, selanjutnya dilakukan pemilihan unit pengolahan dengan model prediksi berdasarkan tabel berikut :

Sumber : Babbit, 1976

Keterangan

S : Screening

SSF : Slow Sand Filtration PC : Pre Chlorination P : Post Chlorination PS : Plain Settling SC : Special Chlorination

A : Aeration

AC : Activated Carbon

LS : Lime Softening

SCT : Special Chemical Treatment CS : Coagulation Sedimentation SWT : Salt Water Treatment RSF : Rapid Sand Filtration

E : Essential

O : Optional

(13)

JENIS PENGOLAHAN AIR MINUM

Menurut Kawamura (1990), pengolahan air minum terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Metode Conventional Complete

Metode yang melibatkan proses koagulasi, flokulasui, sedimentasi, dan filtrasi.

2. Direct Filtration

Metode yang melibatkan proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi. Sementara clarifier digunakan setelah filtrasi dan supernatant di sirkulasi menuju proses flokulasi.

3. In-line Filtration

Metode yang sama dengan Direct Filtration tetapi supernatant dari clarifier di sirkulasi ke bagian koagulasi.

Modifikasi dari ketiga metode tersebut adalah High Level Complete dan Two Stage Filtration.

Penerapan metode pengolahan tergantung pada kualitas air baku.

Terdapat 3 tahapan proses untuk menghilangkan parameter pencemar air, yaitu:

1. Pra pengolahan

Merupakan pengolahan air baku sebelum air baku diolah pada unit-unit pengolahan utama seperti koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan disinfeksi yang terjadi pada akhir pengolahan.

Tahapan ini diutamakan untuk menurunkan parameter tertentu yang dapat mengganggu proses pada pengolahan utama. Contoh unitnya adalah: Screening, pre-klorinasi, pra- sedimentasi, dan aerasi.

2. Pengolahan utama

Meliputi pengolahan yang secara umum diperlukan untuk mengolah air baku untuk air minum seperti penurunan kesadahan, koagulasi dan flokulasi yang diikuti oleh proses sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.

3. Pengolahan khusus

Merupakan pengolahan tambahan yang benar-benar diperlukan untuk kondisi air baku yang spesifik.

(14)

KAPASITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

Kapasitas instalasi pengolahan air minum ditentukan oleh kebutuhan air minum selama periode perencanaan. Periode perencanaan merupakan jangka waktu yang diberikan kepada instalasi pengolahan untuk dapat melayani kebutuhan air masyarakat di wilayah perencanaan. Periode perencanaan instalasi pengolahan air minum pada umumnya adalah 20-25 tahun. Pada perencanaan ini ditetapkan 20 tahun sebagai periode perencanaan. Periode perencanaan ini diambil dengan pertimbangan bahwa perkembangan penduduk di masa mendatang hanya dapat diprediksi dengan baik untuk periode 20 tahun. Apabila periode perencanaan dilakukan melebihi 20 tahun maka dikhawatirkan keadaan perkembangan penduduk di masa mendatang justru sangat berbeda dari apa yang telah diprediksi.

Kapasitas ditentukan berdasarkan pemakaian hari maksimum ditambah dengan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Kebutuhan air untuk keperluan instalasi ini diperkirakan sebesar 5% dari debit pengolahan

Kapasitas pengolahan = Qpeak + 5% x Qpeak

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan adalah survei dan observasi lapangan ke lokasi Instalasi Pengolahan Air Minum Lengkap Kemudian dilanjutkan dengan studi mengenai proses dan

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Leachate Tempat Pembuangan Akhir Piyungan Yogyakarta sebagai Tugas Akhir ini, diharapkan dapat menentukan dimensi bak

Bak-bak pengolahan tersebut akan dijadikan satu place dengan nama place instalasi pengolahan air (IPA). Kemudian bak penampungan air bersih ground reservoir tidak

e) untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan paket unit instalasi pengolahan air harus dilengkapi dengan lantai pemeriksaan... . e) jalan masuk dari jalan besar menuju ke

Materi perkuliahan mencakup pembahasan mengenai pengertian dan metode perencanaan bangunan pengolahan air minum; penentuan kebutuhan air dan debit air baku, analisis

Sungai Mahakam menggunakan 2 mesin pompa menuju ke Instalasi Pengolahan Air/bak koagulasi. 3) Kemudian di bak koagulasi ini akan dilakukan penuangan bahan kimia yaitu berupa

Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air

Instalasi Pengolahan Air Minum dalam perencanaan di Kabupaten Demak sendiri menggunakan intake saluran terbuka dengan jumlah pipa sadap sebanyak 2 pipa sadap yang diletakkan di Average