• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN BISNIS DAN ANALISIS MODEL BISNIS MENGGUNAKAN METODE SWOT PADA PERUSAHAAN UD. ALIFA FARM PROPOSAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN BISNIS DAN ANALISIS MODEL BISNIS MENGGUNAKAN METODE SWOT PADA PERUSAHAAN UD. ALIFA FARM PROPOSAL SKRIPSI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN BISNIS DAN ANALISIS MODEL BISNIS MENGGUNAKAN METODE SWOT PADA PERUSAHAAN

UD. ALIFA FARM

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis

Program Studi Administrasi Bisnis

\

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI DAN BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI

DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(2)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Gambaran Umum ... 1

1.1.1. Sejarah Binsis UD. Alifa Farm ... 1

1.1.2. Deskripsi Produk ... 1

1.1.3. Logo Perusahaan ... 2

1.1.4. Visi dan Misi Perusahaan ... 3

1.1.5. Struktur Organisasi ... 4

1.2. Latar Belakang Penelitian ... 5

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 11

1.4. Tujuan Penelitian ... 11

1.5. Manfaat Penelitian ... 11

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

1.7. Lokasi dan Objek Penelitian ... 12

1.8. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 12

1.9. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1. Tinjauan Pustaka ... 14

2.1.1. Kewirausahaan ... 14

2.1.2. Model Bisnis ... 14

2.1.3. Pengembangan Bisnis Horizontal ... 14

2.1.4. Strategi Bersaing ... 15

2.1.5. Agribisnis ... 15

2.1.6. E-Commerce ... 16

2.1.7. Matrix SWOT ... 16

2.2. Penelitian Terdahulu ... 19

(3)

ii

2.3. Kerangka Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 38

3.1. Jenis Penelitian ... 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

3.3. Sumber Data ... 39

3.4. Metode Analisis Data ... 40

3.4.1. Matriks IFAS ... 40

3.4.2. Matriks EFAS ... 41

3.4.3. Matriks IE (Internal & Eksternal) ... 42

3.4.4. Matriks SWOT ... 43

3.4.5. Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT. ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

DAFTAR LAMPIRAN ... 49

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Produksi Sayur Organik UD. Alifa Farm per tahun 2021 s/d 2022 . 5 Tabel 2.1 Resume Literatur Skripsi ... 19 Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu Jurnal Nasional ... 24

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Produk Sayur Organik Cabai Rawit ... 2

Gambar 1.2 Logo Perusahaan UD. Alifa Farm ... 2

Gambar 1.3 Struktur Organisasi UD. Alifa Farm ... 4

Gambar 1.4 Data Tren Pengguna Internet Dan Sosial Media Di Indonesia ... 7

Gambar 1.5 Ringkasan Nilai Transaksi Barang Konsumer ... 8

Gambar 1.6 Analisis matriks SWOT. ... 10

Gambar 2.1 Rantai Agribisnis ... 16

Gambar 2.2 Analisis Matriks SWOT ... 18

Gambar 2.3 Kerangka Penelitian ... 37

Gambar 3.1 Tabel IFAS ... 41

Gambar 3.2 Tabel EFAS ... 42

Gambar 3.3 Matriks IE ... 43

Gambar 3.4 Matriks SWOT ... 44

Gambar 3.5 Strategi Pengembangan Matriks SWOT ... 45

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum

1.1.1. Sejarah Binsis UD. Alifa Farm

UD. Alifa Farm merupakan bisnis yang didirikan dan melakukan usaha pada tahun 2006 yang berfokus memasarkan produk pertanian organik. UD. Alifa Farm memulai bisnis retail sayur organik yang pemasrannya menggunakan skema B2B (Business to Business) yang dipasarkan secara konvensional.

Pendirian usaha UD. Alifa Farm berawal saat pendiri telah menjalani masa kampusnya dan lulus dari salah satu universitas yang berada di Kota Bandung ini mencoba merintis usaha yang kebetulan pada rumahnya memilik tanah yang subur untuk ditanami berbagai macam sayur organik, pada saat itu pemilik hanya menjual kepada pedagang sayur keliling pada pagi hari. Melihat adanya peluang yang sangat potensial dalam bidang pertanian organik, pada saat itu pendiri berinisiatif untuk menjalankan usahanya sendiri dan mengembangkan usaha penjualan sayur organik.

Perusahaan memiliki visi “Menjadi perusahaan agrobisnis yang berfokus dalam penjualan sayur serta berkontribusi secara langsung bagi para petani” dan memiliki misi “Mewujudkan usaha berbasis sumber daya perkebunan yang terintegrasi secara langsung dan juga bersinergi bagi para pelanggan dengan cara: Menghasilkan produk- produk yang berkualitas tinggi dan segar bagi pelanggan; Mengoptimalisasikan pemanfaatan tani sebagai daya guna kebutuhan sehari-hari; Turut serta menyejahterakan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan yang cerah.

1.1.2. Deskripsi Produk

Produk utama yang dijual pada perusahaan UD. Alifa Farm adalah sayur organik.

Namun selain itu juga menjual produk yang siap pasak seperti paket sayur asem, paket sayur lobak dan paket bumbu dapur. Produk sayur yang dipasarkan memiliki beragam jenis, sekitar 102 jenis dan produk siap pasak sebanyak 105 jenis. Rata-rata harga yang ditetapkan untuk setiap jenis sayurnya beragam mulai dari sawi hijau (Rp. 8.000/ikat) hingga cabe rawit merah (Rp. 90.000/1kg) per Maret 2022. Ketersediaan produk sayur

(7)

2

sendiri bergantung pada jenis sayur yang ditanam hingga panen dan proses pre-order konsumen.

Gambar 1.1 Produk Sayur Organik Cabai Rawit Sumber: Data Internal Perusahaan

Pemasaran produk tersebut dilakukan secara B2B (Business to Business) kepada penjual ritel yang berada di daerah Jakarta, Depok dan Tanggerang Selatan. Pemesanan bisanya dilakukan melalui platform pesan Whatsapp dan pengiriman produk dikirim langsung oleh karyawan UD. Alifa Farm tanpa menggunakan pihak ke-3.

1.1.3. Logo Perusahaan

Gambar 1.2 Logo Perusahaan UD. Alifa Farm Sumber: Data Internal Perusahaan

UD. Alifa Farm merupakan salah satu perusahaan pedagang eceran sayuran organik yang berfokus menjual berbagai macam sayuran-sayuran segar yang didapatkan langsung dari para petani yang berada di 4 kota secara langsung (Cianjur, Kab.

Sukabumi, Kab. Bandung dan Kab. Garut. Adapun makna dari bentuk logo tersebut adalah:

(8)

3

a. Warna Hijau: Melambangkan bahwasanya perusahaan ini bergerak pada bidang agrobisnis yang tentunya berfokus pada tanaman sayur yang memiliki warna hijau yang dihasilkan dari zat klorofil.

b. Lingkaran dua lapis secara tegas:

Memberikan bahwa perusahaan ini memiliki upaya yang tegas untuk mengembangkan bisnis yang berfokus pada tanaman sayur.

c. Huruf A yang dipadukan

dengan objek daun:

Memberitahu bahwa perusahaan ini memiliki fokus pada kegiatan tanaman sayur.

d. Tulisan bernama

“Alifa Farm”:

Memberi tahu bahwa perusahaan ini bernama lengkap UD. Alifa Farm.

1.1.4. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi:

“Menjadi perusahaan agrobisnis yang berfokus dalam penjualan sayur serta berkontribusi secara langsung bagi para petani”.

b. Misi

Mewujudkan usaha berbasis sumber daya perkebunan yang terintegrasi secara langsung dan juga bersinergi bagi para pelanggan dengan cara:

1. Menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dan segar bagi pelanggan.

2. Mengoptimalisasikan pemanfaatan tani sebagai daya guna kebutuhan sehari-hari.

3. Turut serta menyejahterakan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan yang cerah.

(9)

4 1.1.5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan terdiri dari pemilik, bendahara, kepala pengadaan barang, kepala gudang dan kepala bagian operasional.

Gambar 1.3 Struktur Organisasi UD. Alifa Farm Sumber: Data Internal Perusahaan a. Owner atau pemilik

Mengontrol dan mengawasi bagaimana karyawan-karyawan bergerak dan melakukan pekerjaannya.

b. Bendahara

Merekapitulasi uang masuk dan keluar yang dilakukan pada aktivitas perusahaan tersebut.

c. Kepala Pengadaan Barang

Bertanggung jawab atas barang maupun aset yang ada pada perusahaan tersebut, dan melaporkan kepada pemilik perusahaan apabila terdapat barang/aset yang bermasalah pada pemilik perusahaan.

d. Kepala Gudang dan Quality Control

Mengontrol barang sayuran apakah masih tersedia untuk di distribusikan kepada toko ritel dan mengawasi para karyawan yang sedang melakukan quality control sayur yang akan di distribusikan kepada toko ritel.

(10)

5 e. Kepala Gudang dan Quality Control

Mengontrol dan mengawasi bagaimana operasional perusahaan bergerak, memberikan shift karyawan berkaitan dengan pengemasan hingga distribusi barang menuju ritel.

1.2. Latar Belakang Penelitian

Bisnis adalah kegiatan individu terorganisir yang menghasilkan dana untuk penjualan barang atau jasa untuk menghasilkan keuntungan dengan memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. (Afuah, 2004 dalam Wijoyo, 2021).

Agribisnis adalah kumpulan dari banyak bisnis yang terlibat dalam produksi dan distribusi produk pertanian, produksi dan distribusi produk pertanian, produksi tanah budidaya, dan penyimpanan, pemrosesan dan distribusi produk pertanian dan barang- barangnya. (Davis dalam Amruddin, 2021).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, pertanian merupakan salah satu sektor yang mendominasi struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan lini usaha. Struktur sektor pertanian pada triwulan III-2019 sebesar 13,45%, tertinggi kedua setelah sektor industri sebesar 19,62%. Di sisi lain, laju pertumbuhan sektor pertanian adalah 3,08% dari tahun sebelumnya. (Hindarti, 2020).

Tabel 1.1 Jumlah Produksi Sayur Organik UD. Alifa Farm per tahun 2021 s/d 2022

No Bulan Wortel (per Kg) Cabe Merah Tanjung (per Kg)

Sawi Putih (per Kg)

1 Desember 284.5 9 147

2 Januari 279 8.5 139

3 Februari 273 8.5 135

Sumber: Data Internal Perusahaan

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah produksi sayur organik per tahun 2020 hingga tahun 2021 mengalami turun karena menurunnya permintaan dari konsumen. Permasalahan tersebut harus ditangani karena akan berdampak buruk terhadap perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya, maka diperlukannya

(11)

6

pengembangan bisnis online agar nantinya segmentasi pasar dapat meluas dan bisa meningkatkan pendapatan perusahaan.

Pengembangan usaha menurut Amirullah (2005) dalam Karyoto (2021) menyatakan, bisnis atau usaha adalah kegiatan menghasilkan produk yang memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan harapan mendapatkan keuntungan melalui penciptaan nilai dan pemrosesan transaksi.

Pengembangan usaha horizontal merupakan pengembangan usaha baru dengan tujuan memantapkan kegiatan utama untuk memperoleh keuntungan secara linier dengan kegiatan utama. (Subagyo, 2008 dalam Budi 2021). Dalam pengembangan usaha horizontal ini UD. Alifa Farm mengembangkan usahanya yang asalnya menggunakan metode konvensional dengan mengirimkan beberapa produk sayur organik kepada beberapa ritel swalayan dan diubah menjadi metode bisnis online yang memanfaatkan platform e-commerce sebagai medium antar penjual dan pembeli yang nantinya para pembeli tidak perlu pergi ke tempat ritel swalayan untuk membeli produk-produk sayur organik tersebut.

Pengembangan bisnis online menjadi primadona tahun-tahun terakhir ini.

Sejarah belanja online ditemukan dan dikembangkan oleh Michael Aldrich dari Inggris pada tahun 1979. Dia menghubungkan TV rumah yang dimodifikasi ke komputer pemrosesan transaksi multi-pengguna waktu nyata melalui saluran telepon. Sistem ini telah ada di pasaran sejak tahun 1980 dan menawarkan sistem B2B yang dijual di Inggris Raya, Irlandia dan Spanyol. Salah satu pengalaman belanja konsumen pertama adalah toko buku online Book Stack Unlimited, yang didirikan oleh Charles M. Schulz pada tahun 1992. The Stack Store dimulai sebagai komite pemungutan suara dua tahun sebelum Jeff Bezos mendirikan Amazon. Pada tahun 1994 Book Stack Unlimited online sebagai Books.com dan akhirnya diakuisisi oleh Barnes & Noble. (Aldrin, 2020).

E-commerce dapat juga didefinisikan sebagai proses bisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan masyarakat umum dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran/penjualan barang, jasa, dan informasi secara elektronik. (Aldrin, 2020 dalam Munawar, 2009).

(12)

7

Perkembangan teknologi berkembang sangat pesat, salah satunya terkait dengan penggunaan internet. Penggunaan internet dari tahun ke tahun semakin meningkat di berbagai negara termasuk Indonesia. Berdasarkan Hootsuite menyatakan bahwa pengguna aktif internet di Indonesia per bulan Februari 2022 sebanyak 204,7 juta dari keseluruhan populasi masyarakat yang ada di Indonesia yakni 277,7 juta penduduk.

(Hootsuite, 2022). Banyak pengguna internet yang tidak lepas dari akses internet.

Akses internet menjadi lebih mudah dan lebih mudah di banyak perangkat. Pesatnya perkembangan teknologi informasi mempengaruhi perkembangan usaha kecil menengah hingga perusahaan besar.

Gambar 1.4 Data Tren Pengguna Internet Dan Sosial Media Di Indonesia Sumber: Graha Nurdian. 2022

Pemasaran berbagai jenis produk dan jasa dilakukan melalui media elektronik yang disebut e-commerce sehingga lebih mudah dan praktis. Berdasarkan Graha Nurdian (2022) menyatakan bahwa jumlah orang yang membeli barang lewat internet per tahun 2021 sebesar USD.158.600.000 meningkat 14.9% dari tahun-tahun sebelumnya. Pelaku bisnis mendapatkan peluang dan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan perusahaan sejenis untuk mencapai target pasar yang menawarkan produk dan layanan melalui platform online. E-commerce tidak terbatas pada produk

(13)

8

industri dan produk manufaktur, tetapi kami juga mulai mengembangkan produk pertanian.

Gambar 1.5 Ringkasan Nilai Transaksi Barang Konsumer Sumber: Graha Nurdian. 2022

Sayuran organik biasanya dijual di pasar modern dan pasar tradisional.

Pemasaran sayuran organik secara online kini diluncurkan melalui platform e- commerce dan media sosial. Dengan seiring perkembangan zaman yang di mana aktivitas penjualan sudah merembet ke ranah online seperti sulitnya mempertahankan loyalitas pelanggan, permasalahan cybercrime, dll. (Daniel Nugraha, 2021).

Persaingan yang ketat antar para pemasok menciptakan persaingan bisnis dimana harga jual di pasar sangat bersaing walaupun target konsumen berbeda. Beberapa penjual menargetkan penjualan baik skala kecil antar kecamatan, antar kabupaten, antar kota hingga antar provinsi dan tidak terbatas pada satu skala saja ada yang merambah bisnis dari skala kecil hingga skala besar dengan menggunakan strategi anak perusahaan, demikian dengan strategi packaging antar penjual ada yang menawarkan mulai dari 250gr hingga 1kg tergantung dari permintaan pasarnya.

Kondisi perekonomian yang kian meningkat sehingga menjumpai beberapa perubahan serta persaingan yang ketat antar penjual menjadikan alasan perlunya manajemen atas bisnis yang serius dan profesional agar dapat menghadapi dan mengatasi persaingan usaha.

(14)

9

Salah satu metode yang dapat diterapkan pada upaya pengembangan bisnis tersebut adalah dengan memodelkan bisnis dengan membuat konsep yang memungkinkan perusahaan untuk mendiskusikan model bisnis perihal terkait organisasi internal dan pesaing dengan penjual lain melalui sebuah model bisnis yaitu dengan menggunakan analisis matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats).

Analisis SWOT ini dikenalkan oleh Albert Humphrey dari Stanford Research Institute, dalam penelitian untuk menentukan mengapa rencana bisnis selalu gagal.

Sejak awal, SWOT telah menjadi salah satu alat yang paling berguna bagi pemilik bisnis untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka. (Gie, 2020). Sehingga nantinya perusahaan dapat mengetahui dari segi aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang didapati dalam perusahaan tersebut dan di analisis penyebabnya dan menjadi evaluasi untuk perkembangan perusahaan nantinya.

Analisis SWOT adalah metode sistematis mengidentifikasi berbagai faktor untuk mengembangkan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman perusahaan. Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal, peluang dan ancaman yang dihadapi dunia usaha, serta kekuatan dan kelemahan lingkungan internal. Analisis SWOT membandingkan faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan, dari mana perusahaan tersebut dapat membuat keputusan strategis. (Rangkuti, 2014 dalam Anwar, 2021).

Sehingga nantinya dari permasalahan tersebut bisa dirangkum dalam bentuk matriks SWOT yang sebagaimana disebutkan oleh Suryatama (2018) dalam Anwar (2021) Beberapa manfaat analisis SWOT adalah:

a. Sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menyusun berbagai pedoman strategis terkait perencanaan dan pelaksanaan ke depan.

b. Menjadi dokumen untuk mengevaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan perusahaan.

c. Memberikan ide-ide yang menantang untuk kepemimpinan perusahaan.

d. Memberikan informasi tentang status bisnis perusahaan.

(15)

10

Gambar 1.6 Analisis matriks SWOT.

Sumber: Rangkuti 2016, dalam Anwar, 2021.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penting untuk mengkaji strategi pengembangan usaha pada perusahaan UD. Alifa Farm. Penelitian ini mengidentifikasi dan mendeskripsikan model bisnis perusahaan sayuran organik, dan bagaimana perusahaan UD. Alifa Farm dapat mengembangkan bisnisnya ke ranah online yang menjadi sebuah peluang besar dalam berbisnis akhir-akhir ini.

Pengembangan bisnis memerlukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan secara lebih efektif, efisien, dan optimal.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Penurunan usaha akibat sebuah pandemi menjadi masalah utama bagi seluruh sektor perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk sektor perusahaan sayur organik, berbagai macam dilakukan untuk mempertahankan usahanya agar tidak gulung tikar, salah satu cara yang di mana perusahaan dapat bertahan yakni dengan mengembangkan bisnisnya ke ranah online salah satunya ke platform e-commerce sehingga nantinya konsumen tidak perlu datang ke tempat penjualan selain dengan alasan yang berbahaya karena harus berkontak secara langsung ini bisa menghemat waktu dan lebih efisien karena hanya menunggu di rumah produk sayuran organik sampai di rumah.

Mengetahui cara kerja model bisnis adalah langkah pertama dalam membangun bisnis online, dan menggunakan Model Business Canvas mudah dipahami oleh

(16)

11

kebanyakan orang. Setelah mengetahui bentuk model bisnisnya, perusahaan UD. Alifa Farm dievaluasi menggunakan SWOT dan menemukan cara untuk merancang model bisnis sebagai bentuk strategi yang bisa dijalankan.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, didapatkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana bisnis model yang dijalankan pada perusahaan UD. Alifa Farm?

b. Bagaimana kondisi internal dan eksternal bisnis online penjualan sayur organik di perusahaan UD. Alifa Farm?

c. Bagaimana rumusan dan prioritas strategi pengembangan bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan UD. Alifa Farm?

1.4. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana model bisnis yang dijalankan pada perusahaan UD. Alifa Farm.

b. Untuk mengetahui bagaimana kondisi internal dan eksternal bisnis online penjualan sayur oragnik di perusahaan UD. Alifa Farm.

c. Untuk mengetahui bagaimana rumusan dan prioritas strategi pengembangan bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan UD. Alifa Farm.

1.5. Manfaat Penelitian a. UD. Alifa Farm

Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan ide tentang strategi pengembangan bisnis baru yang sedang dipertimbangkan untuk perusahaan UD. Alifa Farm selanjutnya dikembangkan bisnis penjualan online sayuran organik.

b. Pembaca

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pembaca dengan informasi, pengetahuan dan wawasan tentang strategi pengembangan pertanian. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

c. Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana memecahkan masalah yang terkait dengan kewirausahaan, memperluas pengetahuan

(17)

12

ilmiah, dan memberikan peneliti banyak pengalaman dalam menghadapi dunia pekerjaan mereka selanjutnya.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membutuhkan batasan untuk menjaga konsistensi terhadap penelitian yang dituju, sehingga lingkup dan rumusan masalah tidak meluas dari hulu ke hilir dan membuat pembahasan pada penelitian ini lebih fokus kepada pemecahan masalah yang ada pada kerangka pemikiran penulis.

Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada bagian internal perusahaan UD. Alifa Farm dengan menggunakan analisis matriks SWOT. Lima elemen SWOT ini merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. (Anwar, 2021).

1.7. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Warehouse UD. Alifa Farm Jl. Pasir Cina No.102, RT 004, RW 002, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

1.8. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2022.

1.9. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi yang terdapat dalam skripsi ini, sistematika skripsi disusun sebagai berikut:

a. BAB I PENDAHULUAN

BAB ini mendeskripsikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu pelaksanaan penelitian dan sistematika penulisan.

b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB ini mendeskripsikan kajian pustaka dan uraian umum tentang teori yang digunakan serta literatur yang berkaitan dengan penelitian.

c. BAB III METODE PENELITIAN

BAB ini mendeskripsikan metode, pendekatan dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan maupun menganalisis data yang dapat menjawab serta menjelaskan masalah penelitian.

(18)

13

d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian secara sistematis kemudian dianalisis dengan teknis analisis yang ditetapkan dan ditinjau dari metode analisis matriks SWOT.

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB ini mendeskripsikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dikemukakan pada BAB IV dan saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian.

(19)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Kewirausahaan

Kewirausahaan memiliki kata dasar wirausaha. Kewirausahaan terdiri dari dua kata yaitu ksatria, pahlawan, pendekar, wira yang berarti pemberani, dan usaha yang berarti bekerja untuk melakukan sesuatu. Secara harfiah, kewirausahaan berarti pejuang tangguh yang bekerja dan melakukan sesuatu.

Adapun pengertian kewirausahaan menurut beberapa para ahli di antaranya:

a. Menurut Zimmerer (1996), Konsep kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam menemukan cara untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kehidupan.

b. Menurut Soeharto Prawiro (1997), Kewirausahaan adalah nilai yang dibutuhkan untuk kewirausahaan (tahap permulaan) dan pengembangan usaha (pertumbuhan usaha).

c. Menurut Daryanto dan Cahyono (2013), Kewirausahaan adalah proses penggunaan waktu dan aktivitas untuk menciptakan sesuatu yang berbeda, dengan modal dan risiko jasa, dan menerima imbalan, kepuasan, dan kebebasan pribadi. (Mardia, dkk. 2021).

2.1.2. Model Bisnis

Menurut Teece (2010), model bisnis ada cara mengidentifikasi data, logika, dan bukti lain yang mendukung penyampaian nilai kepada pelanggan serta struktur pendapatan dan biaya yang sesuai bagi bisnis untuk memberikan nilai tersebut. (Samidi 2021).

Menurut Wheelen, dkk. (2010), model bisnis adalah "cara melakukan bisnis sehingga perusahaan dapat bertahan". Dengan kata lain, model bisnis adalah satu atau lebih cara, yaitu cara untuk menciptakan nilai.

2.1.3. Pengembangan Bisnis Horizontal

Pengembangan bisnis horizontal merupakan pengembangan bisnis yang dilakukan secara internal, jadi pada bisnis ini perusahaan hanya dibenarkan buat berbagi bisnis melalui produk-produk yang sudah dihasilkan.

(20)

15

Jenis bisnis tadi termasuk pada taktik mempertahankan pelanggan. Dimana para pesaing juga gencar melakukan persaingan bisnis. Agar bisnis permanen berjalan maka taktik mempertahankan pelanggan perlu dilakukan. (Karyoto, 2021).

2.1.4. Strategi Bersaing

Tujuan jangka panjang dari setiap bisnis adalah untuk mendapatkan keunggulan kompetitif atas para pesaingnya, sarana dan upaya untuk mencapai keunggulan kompetitif ini dikenal sebagai strategi bersaing. Strategi bersaing bertujuan untuk membentuk posisi defensif yang kuat terhadap persaingan di industri dan untuk meningkatkan efisiensi operasi dan profitabilitas perusahaan melalui langkah-langkah strategis yang dapat diambil. Taktik ini sangat penting dalam industri dan pasar yang sangat kompetitif di mana konsumen dalam suatu industri memiliki akses yang hampir sama terhadap barang dan/atau jasa dengan semua bisnis di industri tersebut.

(Anselmus, 2021).

2.1.5. Agribisnis

Agribisnis adalah segala usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, termasuk penggunaan pertanian dan/atau penggunaan produksi itu sendiri, atau pembudidayaan hasil pertanian. Oleh karena itu, agribisnis merupakan perspektif ekonomi dalam penyediaan pangan.

Dari sudut pandang akademis, agribisnis mempertimbangkan strategi untuk menghasilkan keuntungan dengan mengelola setiap tahap budidaya, pasokan bahan baku, pasca panen, pengolahan dan pemasaran.

Agribisnis meliputi produksi, distribusi dan konsumsi pangan, sandang dan bahkan tempat tinggal. Ini mencakup semua kegiatan ekonomi dalam sistem pangan dan tekstil, termasuk pasokan input, produksi pertanian, pasca panen dan industri pemasaran di mana setiap kegiatan menciptakan nilai, termasuk: Pengolahan bahan baku, produksi pangan dan distribusi pangan. Hubungan antar industri agribisnis, yang sering disebut mata rantai agribisnis, dimulai dari bahan baku dan komoditas yang relatif bernilai rendah. Kemudian, pada setiap langkah rantai, bahan atau produk berubah, meningkatkan nilai produk yang berasal dari langkah itu. Dapat kita

(21)

16

simpulkan bahwa nilai tambah inilah yang memperlancar arus barang dari bahan mentah yang bernilai rendah ke makanan siap saji. (Hindarti, 2020).

Gambar 2.1 Rantai Agribisnis (Sumber: Hindarti, 2020) 2.1.6. E-Commerce

E-commerce adalah distribusi, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sarana elektronik seperti internet atau televisi, www (world wide web) atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat mencakup transfer uang elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventaris otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi menganggap kegiatan e- commerce ini sebagai aplikasi bisnis elektronik dan aplikasi yang terkait dengan transaksi komersial, seperti: transfer uang elektronik, manajemen rantai pasokan, pemasaran, dll. pemasaran elektronik, pemrosesan transaksi online, pertukaran data elektronik, dll. Riwayat terjemahan akan tersedia saat kita masuk dan akan dikelola secara terpusat. E-commerce lebih luas, tidak hanya perdagangan, tetapi juga mencakup kolaborasi antara mitra bisnis, layanan pelanggan, tawaran pekerjaan, dan banyak lagi. Selain teknologi web, e-commerce juga memerlukan teknologi database, surat elektronik dan bentuk teknologi non-komputer lainnya seperti sistem distribusi barang dan fasilitas pembayaran untuk perdagangan ini. (Harmayani, 2020).

2.1.7. Matrix SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau spekulasi bisnis. Keempat elemen ini membentuk akronim SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats). Proses ini melibatkan pengidentifikasian tujuan spesifik dari bisnis atau proyek yang akan dispekulasikan dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan

(22)

17

menghalangi tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis dan menyusun berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktor tersebut kemudian menerapkannya dalam gambaran matriks SWOT, di mana penerapannya adalah bagaimana kekuatan (strengths) dapat memanfaatkan peluang (opportunities), bagaimana mengatasi kelemahan (weakness) yang ada, mencegah keuntungan (advantage) dari peluang yang ada (opportunities), kemudian bagaimana kekuatan (strengths) dapat menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan akhirnya cara mengatasi kelemahan (weakness) dapat membuat ancaman (threats) membuahkan hasil atau menciptakan ancaman baru. (Astuti, 2020)

Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman), merupakan kerangka kerja untuk menilai daya saing perusahaan dan mengembangkan rencana strategis. Analisis SWOT mempertimbangkan masalah internal dan eksternal serta peluang yang ada dan masa depan. Analisis SWOT dirancang untuk memberikan penilaian realistis kepada semua pemangku kepentingan tentang keadaan lingkungan bisnis, berdasarkan data faktual berdasarkan data tentang kekuatan dan kelemahan suatu organisasi, inisiatif, atau industri. Organisasi harus mempertahankan penilaian yang akurat dari lingkungan bisnis mereka dengan menghindari asumsi, opini, atau ketidakpastian dan alih-alih berfokus pada situasi aktual. Setiap rekomendasi SWOT harus dianggap sebagai rekomendasi, bukan praktik standar yang harus diikuti.

Secara umum SWOT adalah:

a. Analisis SWOT adalah teknik perencanaan strategis yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur kondisi lingkungan bisnis.

b. SWOT yang efektif dicapai dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman secara akurat berdasarkan data dan fakta empiris di lapangan.

c. SWOT yang efektif juga dapat dicapai ketika setiap bagian organisasi, sebagai contoh bisnis yang sedang berjalan, bebas memberikan pandangan evaluatif terhadap kondisi internal dan eksternal bisnis. (Anselmus 2021).

(23)

18

Gambar 2.2 Analisis Matriks SWOT Sumber: Astuti, 2020

a. Strategi SO, dengan mengembangkan strategi untuk memanfaatkan kekuatan (S) dan memanfaatkan peluang (O).

b. Strategi WO, secara khusus, mengembangkan strategi untuk memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan yang ada (W).

c. Strategi ST, yaitu dengan mengembangkan strategi kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T).

d. Strategi WT, khususnya dengan mengembangkan strategi untuk mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T). (Astuti, 2020).

(24)

19 2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini yang terdiri dari lima skripsi, lima jurnal Nasional dan lima jurnal Internasional:

Tabel 2.1 Resume Literatur Skripsi

No. Nama Peneliti Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian

Persamaan dan Perbedaan dengan

penelitian yang Dilakukan 1 Nama:

Muhammad Farhan Abdulaziz

Tahun:

2022 Sumber:

openlibrary.telkomuni versity.ac.id

X1: Analisis Strategi Pengembangan Binsis X2: Menggunakan Business Model Canvas

X3: Analisis Strength, Weakness,

Opportunity, dan Threats (SWOT) Y: Usaha Kecil Kue Ny Di Kota Bogor.

• Business Model Canvas (BMC).

• Strength, Weakness,

Opportunity, dan Threats (SWOT).

Terdapat pengaruh pada BMC yang menandakan bahwa Usaha Kecil Kue Ny.

Lina masih

menggunakan model bisnis tradisional yang disimpulkan

menggunakan matriks SWOT yang berharap Usaha Kecil Ny. Lina dapat mengembangkan

Persamaan:

Menggunakan metode analisis SWOT.

Perbedaan:

Tidak menggunakan IFAS, EFAS dan IE.

Bersambung...

(25)

20

usahanya menjadi digital untuk memperluas pasarnya.

2 Nama:

Jack Absalom Soselisa Tahun:

2017 Sumber:

id.scribd.com

X1: Strategi

Pengembangan Usaha Supermarket XYZ Y: Menggunakan Pendekatan Model Bisnis Kanvas

• Business Model Canvas (BMC).

• Strength, Weakness,

Opportunity, dan Threats (SWOT).

• Analytical

Hierarchy Process (AHP)

Terdapat indentifikasi pada analisis strategi supermarket XYZ menggunakan metode BMC yang dimana tujuannya untuk memperbaiki kondisi supermarket XYZ yang dihasilkan dan disimpulkan

menggunakan matriks SWOT.

Persamaan:

Menggunakan metode analisis SWOT

Perbedaan:

Tidak menggunakan IFAS, EFAS, dan IE.

3 Nama:

Aditya Anto Pratama Tahun:

2020

X1: Strategi

Pengembangan Usaha Y: Pada Perusahaan PT. Sami Aji Tekstil di Bandung.

• Internal Factors Evaluation (IFE).

• External Factors Evaluation (EFE).

Terdapat pemutusan strategi PT Sami Aji Tekstil yang diperoleh dari matriks SWOT adanya (1) persaingan

Persamaan:

Menggunakan matriks SWOT.

Perbedaan:

Sambungan...

Bersambung...

(26)

21 Sumber:

openlibrary.telkomuni versity.ac.id

• Matrix QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).

di pasar pada B2C, (2) riset pasar dan pengembangan produk untuk persaingan di pasar B2C, (3) Pembuatan produk khusus sesuai dengan klasifikasi konsumen dan daya beli

Konsumen (4)

Mengembangkan sistem informasi perusahaan,

Tidak menggunakan matriks IFAS, EFAS dan IE.

4 Nama:

Taqyya Naufinda Asnin

Tahun:

2021

X1: Perancangan Model

X2: Strategi

Pengembangan Bisnis Y: Dengan Business Model Canvas Pada Infineeds.

• Business Model Canvas (BMC).

• Strength, sWeakness,

Opportunity, dan Threats (SWOT).

Terdapat analisis yang menyatakan bahwa Infineeds ini berada pada strategis yang berorientasi pada pertumbuhan.

Singkatnya,

Persamaan:

Menggunakan metode IFAS, EFAS, dan matriks SWOT.

Perbedaan:

Tidak adanya IE.

Sambungan...

Bersambung...

(27)

22 Sumber:

openlibrary.telkomuni versity.ac.id

• External Factor Analysis Summary (EFAS).

• Internal Factor Analysis Summary (IFAS).

• Matrix QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).

memanfaatkan

kekuatan internal untuk menghasilkan peluang sebanyak mungkin, dan strategi pengembangan

terutama pada kecepatan website serta SEO merupakan alternatif terbaik bagi strategi pertumbuhan.

5 Nama:

Pradana Akbar Suryo Putro

Tahun:

2021 Sumber:

openlibrary.telkomuni versity.ac.id

X1: Evaluasi dan Perancangan Model Bisnis UMKM Wahyu Tumurun

Y:Metode Business Model Canvas.

• Business Model Canvas (BMC).

• Business Model Environment.

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

UMKM Wahyu

Tumurun ini dengan mengembangkan kualitas rasa yang diterima konsumen dan menambahkan informasi pada produk mereka, khususnya produk Madu Mongso

Persamaan:

Menggunakan metode BMC dan SWOT.

Perbedaan:

Tidak menggunakan matriks IFAS & EFAS.

Sambungan...

Bersambung...

(28)

23

• Value Proposition Canvas.

ini sehingga pengidap diabetes dapat mencapai batas penggunaannya dan bahkan roti bluder khas Madiun sangat laku dipasaran sehingga dapat mengetahui variasi rasa dan konsumen pun dapat membelinya secara berkelanjutan.

Sumber: Penelitian Terdahulu

Sambungan...

(29)

24

Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu Jurnal Nasional

No. Nama Peneliti Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian

Persamaan dan Perbedaan dengan

penelitian yang Dilakukan 1 Nama:

Lira Lorenza Tahun:

2022 Sumber:

openlibrary.telkomuni- versity.ac.id

X: Perancangan Pemasaran Pada Warung Lilo

Y: Menggunakan Metode Analisis SWOT dan Matriks QSPM.

• Internal Factor Evaluation Matrix (IFE),

• External Factor Evaluation Matrix (EFE),

• Internal External Matrix (IE),

• Matrix SWOT (Strength,

Weakness,

Opportunity, and Threat)

Terdapat kesimpulan pada analisis matriks SWOT ini yang dimana warung lilo, a.

Membuat konten yang menarik untuk mendapatkan

jangkauan yang lebih luas (SO1) b.

Memanfaatkan

teknologi yang ada untuk perencanaan marketing (SO2). c.

Membuat campign

Persamaan:

Menggunakan metode SWOT.

Perbedaan:

Tidak menggunakan matriks IFAS, EFAS, IE.

Bersambung...

(30)

25

• Quantitative Strategic Planning (QSPM)

social media agar sosial media lebih terjadwal (WO1) . d.

Membuat promo yang menarik dan terjadwal untuk menarik minat pembeli (WO2). e.

Bekerjasama dengan influenser dalam melakukan promosi (WO3). f. Melakukan riset makanan agar menemukan cita rasa yang sesuai dengan penduduk lokal (SO1).

g. Mengadakan Giveaway produk untuk bersaing dengan usaha (ST1). h.

Membuat konten

Sambungan...

Bersambung...

(31)

26

promosi dengan konsep yang berbeda untuk meningkatkan daya saing (ST2). i.

Melakukan riset

makanan agar

menemukan cita rasa yang sesuai dengan penduduk lokal (WT1).

2 Nama:

Lazuardi Angga Saputra

Tahun:

2020 Sumber:

id.scribd.com

X: Penerapan Business Model Canvas

Y: Dalam Membangun Web Commerce.

• Business Model Canvas (BMC).

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

Terdapat kesimpulan pada analisis BMC menyatakan sangat membantu toko dalam mengenali ruang lingkup toko yang dibangun yang ditunjukkan dalam sebuah BMC yang terbentuk dan saling

Persamaan:

Menggunakan metode SWOT.

Perbedaan:

Tidak menggunakan matriks IFAS, EFAS, IE.

Sambungan...

Bersambung...

(32)

27

Terkait dari 9 blok elemen yang ada di BMC dan dengan adanya web commerce ini dapat memperluas ruang lingkup toko dalam meningkatkan pelayanan dan penjualannya di berbagai wilayah baik dalam kota maupun luar kota dan dengan dibuatkan modul yang terkait transaksi- transaksi penjualan yang terjadi sehingga memudahkan pemilik toko untuk mengetahui tingkat penjualan yang ada.

Sambungan...

Bersambung...

(33)

28 3 Nama:

Sri Utaminingsih Tahun:

2019 Sumber:

id.scribd.com

X1: Analisis

Kelayakan

X2: Pengembangan Usaha Minuman Jelly Drink “Michu”

Y: Aspek Finansial Pada UKM Dapus Gadis Pamulang Barat

• Benefit Cross Ratio (BCR).

• Return On

Investment (ROI).

• Pengukuran Kinerja Finansial

• Analisis

Kelayakan Usaha

Terdapat kesimpulan

bahwa Usaha

Minuman Jelly Drink

“Michu” ini

dinyatakan layak usaha karena memiliki BCR sebesar Rp 0.4 > 0.

Sehingga dalam pengeluaran produksi sebesar Rp 100 mendapatkan

keuntungan sebesar Rp 0.4. Dan memiliki nilai ROI sebesar 40%.

Persamaan:

-

Perbedaan:

Tidak menggunakan matriks IFAS, EFAS, IE dan SWOT.

4 Nama:

Rina Djunita Pasaribu Tahun:

2022

X: Penerapan Business Model Canvas, Analisis SWOT &

Matriks TOWS

Y: Dalam penyusunan Strategi Bisnis Baru

• Business Model Canvas (BMC).

• Matriks TOWS.

Terdapat kesimpulan pada analisis BMC yakni, dari ke sembilan elemen tersebut strategi bisnis baru CV.

Cahaya Ganira ini

Persamaan:

Menggunakan IFAS, EFAS IE, dan SWOT

Sambungan...

Bersambung...

(34)

29 Sumber:

openlibrary.telkomuni- versity.ac.id

CV. Cahaya Ganira (Brand KadoKado)

menerapkan tren terbaru menyesuaikan pasar yang ada, melayani layanan pura

jual kepada

pelanggannya,

merekontruksi SDM pada CV. Cahaya

Ganria, dan

menekankan biaya pengeluaran dan menambah biaya pemasukan.

Perbedaan:

Tidak menggunakan analisis BMC.

5 Nama:

Hafiz Abdul Azis Tahun:

2017 Sumber:

openlibrary.telkomuni- versity.ac.id

X1: Analisis SWOT X2: Sebagai Strategi Meningkatkan Daya Saing

Y: Pada Produk Fariz Fashion

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

• EFE Matrix

• IFE Matrix

Terdapat kesimpulan pada Produk Fariz Fashion dimana harus ada peningkatan dari segi strategi promosi dan ide-ide inovatif dalam menciptakan

Persamaan:

Menggunakan matriks SWOT.

Sambungan...

Bersambung...

(35)

30

• Space Analysis (Strategic Position and Action Evaluation)

Matrix.

produk barunya, peluang pada Produk Fariz Fashion masih belum dimanfaatkan dan harus lebih fokus pada pemanfaatan peluang yang ada.

Perbedaan:

Tidak adanya analisis IFAS, EFAS dan IE.

Sumber: Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Jurnal Internasional

No. Nama Peneliti Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian

Persamaan dan Perbedaan dengan

penelitian yang Dilakukan 1 Nama:

Daniel Stefan Tahun:

2021

X: Women

Entrepreneurship and Sustainable Business Development

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

Terdapat kesimpulan pada analisis SWOT bahwa sebagian besar wanita yang memiliki

Persamaan:

Menggunakan SWOT Sambungan...

Bersambung...

(36)

31 Sumber:

mdpi.com

Y: Key Findings from a SWOT-AHP Analysis

• Analytical Hierarchical Process (AHP).

pikiran untuk mengembangkan

bisnis yang

berkelanjutan, sebagai prinsip panduan untuk upaya tersebut

agak spesifik untuk emansipasi

perempuan.

Perbedaan:

Tidak adanya IFAS, EFAS dan IE.

2 Nama:

Habimana. T Tahun:

2018 Sumber:

scholar.google.com

X: The Contribution of SWOT Analysis

Y: In the

Competitiveness of Business Enterprises in Rwanda

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

• Politic, Economy, Social,

Technology (PEST).

Terdapat kesimpulan dari analisis matriks SWOT yakni fakor-

faktor yang

berkontribusi terhadap daya saing di Banque Populaire adalah ketersediaan pasar, keterampilan

karyawan,

Persamaan:

Menggunakan SWOT,

Perbedaan:

Tidak adanya IFAS, EFAS dan IE.

Sambungan...

Bersambung...

(37)

32

ketersediaan pelanggan, pasar kinerja, ketersediaan peluang bisnis, kekuatan kelembagaan dan pemindaian lingkungan. Indikator daya saing di Banque Populaire adalah peningkatan pangsa pasar, reputasi bank, kemampuan bank untuk memuaskan pelanggannya,

penyediaan berbagai produk dan layanan.

3 Nama:

Sisira Kumara Naradda Gamage

X1: A Review of Global Challenges X2: Survival Strategies

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

Terdapat kesimpulan

bahwa setiap

SME/UMKM diberi kompensasi atas ke-

Persamaan:

Menggunakan SWOT.

Sambungan...

Bersambung...

(38)

33 Tahun:

2020 Sumber:

mdpi.com

Y: Small and Medium Enterprises (SMEs)

malfungsian-nya baik dari segi biaya, SDM, reputasi, peluang dalam pasar baru, dll.

Krisis keuangan secara global akibat pandemi

COVID-19 ini

berpengaruh terhadap perdagangan luar negeri termasuk berdampak pada sektor kecil seperti UMKM dan pada akhinrya UMKM bergantung

pada lembaga

pembiayaan seperti bank maupun P2P Lending untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan,

Perbedaan:

Tidak adanya IFAS, EFAS, dan IE.

Sambungan...

Bersambung...

(39)

34 4 Nama:

Ravindra

Deyshappriya N. P.

Tahun:

2019 Sumber:

aessweb.com

X1: An Analysis of Availability of Human

X2: Physical

Resources

Y: Small and Medium Enterprises in Sri Lanka

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

Terdapat kesimpulan pada SME/UMKM di Sri Lanka yang menyatakan kekuatan UMKM disana adalah SDA yang melimpah dan ketersediaan bahan baku yang memadai namun kondisi SDM yang tidak terampil membuat SDA yang melimpah tidak terorganisir secara baik dan benar, dan banyaknya produk luar negeri yang membuat citra lokal kian menghilang di pasaran Sri Langka.

Persamaan:

Menggunakan SWOT.

Perbedaan:

Tidak adanya IFAS, EFAS dan IE.

Sambungan...

Bersambung...

(40)

35 5 Nama:

Juviano Xavier Tahun:

2020 Sumber:

ijmmu.com

X1: Marketing Strategy Analysis X2: Developing a Small-Scale Business Y: Tourism, Island Atauro Tourism Object, Dili Timor Leste

• Strength, Weakness,

Opportunity dan Threats (SWOT).

• Internal Factors Analysis Summary (IFAS).

• External Factors Analysis Summary (EFAS).

• Product, Price, Promotion, Place, People, Process, Physical

Evidence.

Strategi penetrasi pasar, dalam hal ini Pulau Atauro memiliki peluang besar untuk mempertahankan tren pelanggan dan menjangkau pelanggan baru dengan upaya seperti menyediakan strategi ini dapat dilaksanakan dengan promosi yang lebih intensif melalui media sosial yang sudah ada atau membuat yang baru.

Strategi pengembangan

produk, strategi ini bertujuan agar

Persamaan:

Menggunakan IFAS, EFAS dan matriks SWOT.

Perbedaan:

Tidak adanya IE.

Sambungan...

Bersambung...

(41)

36

perusahaan dapat meningkatkan

penjualan dan

lebih meningkatkan kualitas dengan melakukan inovasi- inovasi baru.

Sumber: Penelitian Terdahulu

Sambungan...

(42)

37 2.3. Kerangka Penelitian

Berlandaskan pada teori diatas, maka penelitian ini menetapkan suatu pedoman dan kerangka berpikir untuk menyelesaikan penelitian ini. Teknik wawancara atau wawancara ini dilakukan secara langsung melalui tanya jawab antara peneliti atau pengumpul data dengan responden atau sumber atau sumber data. (Salma, 2021).

Data yang akan diproses yaitu Business Model Canvas (Marakali, 2020) yang berisikan sembilan elemen dan analisis SWOT (Anselmus, 2021). Yang selanjutnya analisis dari kedua tersebut akan mendapatkan hasil SWOT yang disempurnakan menggunakan strategi pengembangan SWOT. Diagram kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.3 Kerangka Penelitian Sumber: Data Olahan Peneliti

IFAS

EFAS

IE

Matriks SWOT

Strategi Pengembangan Usaha SWOT

(43)

38 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, hal ini didasari dari jenis data yang akan digunakan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditekankan dalam penelitian kualitatif, dan landasan teori dijadikan pedoman agar fokus penelitian sejalan dengan fakta di lapangan. (Askari, 2020).

Penelitian ini didasari menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti tidak melakukan analisis statistic dalam penelitian melainkan melakukan Teknik wawancara kepada pemilik UD. Alifa Farm. Penelitian ini ditujukan agar dapat mendeskripsikan tentang pengembangan bisnis online UD. Alifa Farm menggunakan pendekatan Business Model Canvas.

Jenis pada penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis hasil penelitian, tetapi tidak dapat digunakan untuk menarik kesimpulan umum.

Melanjutkan hal di atas, studi deskriptif adalah studi yang menjelaskan gambaran data penelitian, terutama berdasarkan peristiwa alam dan sosial yang terjadi di masyarakat. Proses penyelidikan deskriptif ini harus dilakukan secara berurutan dari awal sampai akhir agar menghasilkan temuan yang baik. Survei deskriptif adalah survei yang digunakan untuk menemukan gambaran besar atau hasil dari suatu peristiwa, situasi, perilaku, masalah, atau fenomena di masyarakat. Survei ini berusaha menjawab pertanyaan tentang apa, kapan, siapa, di mana, dan bagaimana relevansi masalah yang diteliti.

Studi deskriptif akan menggunakan aspek-aspek yang dikumpulkan dari banyak data studi untuk mengumpulkan informasi guna menjawab pertanyaan peneliti dengan menjelaskan kondisi, peristiwa, atau fenomena secara khusus dan berkesinambungan.

(44)

39

(Salma 2021 dalam Sugiyono 2005). Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data tentang model bisnis yang diterapkan oleh UD. Alifa Farm menggunakan pendekatan Business Model Canvas. Data faktual yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah dan dianalisis, ditarik kesimpulan dengan menggunakan teori-teori yang ada, dan akan diberikan gambaran tentang strategi pengembangan bisnis online UD. Alifa Farm.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang data variabel penelitiannya menjadi suatu permasalahan. Subjek dalam penelitian ini adalah Bapak Luki Lukman Hakim selaku pemilik dari perusahaan UD. Alifa Farm Objek dalam penelitian adalah variabel yang akan diteliti oleh peneliti. Objek dalam penelitian ini adalah Strategi Pengembangan Bisnis UD. Alifa Farm menggunakan metode Business Model Canvas.

Peneliti memiliki alasan mengenai penelitian ini adalah ingin mengembangkan usaha UD. Alifa Farm yang semula menggunakan metode pasar konvensional menjadi metode pasar online.

3.3. Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang mengirimkan data langsung ke pengumpul data.

(Trygu, 2020 dalam Sugiyono, 2016). Sehingga data yang diperoleh didapati dari sumber yang terpercaya dengan Teknik observasi yaitu menggunakan wawancara secara mendalam dan secara langsung dengan pihak UD. Alifa Farm yang akan memberikan informasi yang aktual dan terpercaya sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya, bukan dari pengamatan langsung. (Trygu, 2020 dalam Rakhmawati 2018). Sehingga data yang dikumpulkan didapati dari data primer perusahaan UD. Alifa Farm dan beberapa penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

(45)

40 3.4. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi model bisnis perusahaan UD. Alifa Farm menggunakan Matriks SWOT. Empat elemen SWOT mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari setiap indikator perusahaan. Pertama dilakukan pembobotan faktor internal dan eksternal. Data diolah dalam matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan matriks EFAS (External Factors Analysis Summary).

Setelah mengetahui skor pada masing-masing faktor matriks IFAS dan EFAS, maka akan diketahui poin pembobotannya. Poin pembobotan ini akan digunakan untuk melihat posisi pada perusahaan UD. Alifa Farm pada matriks IE (Internal & External).

3.4.1. Matriks IFAS

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal perusahaan, kemudian menyusun tabel IFAS yang merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Menyusun beberapa faktor dalam kolom 1.

b. Tetapkan nilai bobot dalam rentang skor 1,0 (Sangat Penting) hingga skor 0,0 (Tidak Penting) untuk setiap elemen di kolom 2. Semua faktor yang ada ini dapat mempengaruhi faktor strategis. (Semua nilai tidak boleh berjumlah lebih dari total 1,0).

c. Hitung skor untuk setiap faktor seperti pada kolom 3 dan buat skala mulai dari skor 4 (Sangat Baik) hingga skor 1 (Buruk) berdasarkan dampak faktor-faktor tersebut terhadap kondisi bisnis yang dilakukan. Semua variabel positif (semua variabel dalam kategori intensitas) dinilai dalam rentang +1 hingga +4 (sangat baik) dan dibandingkan dengan rata-rata industri atau pesaing utama. Variabel positif adalah kebalikannya, tetapi misalnya, jika skor kelemahan bisnis sangat tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1. Sebaliknya, jika skor kelemahan bisnis di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan nilai bobot pada kolom 2 dengan nilai evaluasi pada kolom 3 untuk mendapatkan faktor bobot pada kolom 4. Hasilnya adalah skor bobot untuk setiap faktor, yang nilainya bervariasi dari 4,0 (Sangat Baik) hingga 1,0 (Buruk).

(46)

41

e. Jumlahkan poin bobot seperti yang ditunjukkan pada (Kolom 4) untuk mendapatkan total poin bobot dari perdagangan yang dieksekusi. Besarnya nilai ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan tertentu merespon faktor-faktor strategis internal yang ada. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan bisnis yang dijalankan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sama.

Gambar 3.1 Tabel IFAS

Sumber: Primyastanto, 2016 dalam Rangkuti, 2014 3.4.2. Matriks EFAS

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal perusahaan, kemudian menyusun tabel EFAS yang merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka peluang dan ancaman perusahaan. Tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Menyusun beberapa faktor dalam kolom 1.

b. Menampilkan skor berbobot untuk setiap elemen di kolom 2, mulai dari skor 1,0 (Sangat Penting) hingga skor 0,0 (Tidak Penting). Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi faktor-faktor strategis.

c. Hitung skor untuk setiap faktor seperti pada kolom 3 dan buat skala mulai dari skor 4 (Sangat Baik) hingga skor 1 (Buruk) berdasarkan dampak faktor-faktor tersebut terhadap kondisi bisnis yang dilakukan. Semua variabel positif (semua variabel dalam kategori intensitas) dinilai dalam rentang +1 hingga +4 (sangat baik) dan dibandingkan dengan rata-rata industri atau pesaing utama. Variabel positif adalah kebalikannya, tetapi misalnya, jika skor kelemahan bisnis sangat

(47)

42

tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1. Sebaliknya, jika skor kelemahan bisnis di bawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan nilai bobot pada kolom 2 dengan nilai evaluasi pada kolom 3 untuk mendapatkan faktor bobot pada kolom 4. Hasilnya adalah skor bobot untuk setiap faktor, yang nilainya bervariasi dari 4,0 (Sangat Baik) hingga 1,0 (Buruk).

e. Jumlahkan poin bobot seperti yang ditunjukkan pada (Kolom 4) untuk mendapatkan total poin bobot dari perdagangan yang dieksekusi. Besarnya nilai ini menunjukkan bagaimana suatu perusahaan tertentu merespons faktor-faktor strategis internal yang ada. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan bisnis yang dijalankan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sama.

Gambar 3.2 Tabel EFAS

Sumber: Primyastanto, 2016 dalam Rangkuti, 2014 3.4.3. Matriks IE (Internal & Eksternal)

Hasil analisis perhitungan IFAS dan analisis perhitungan EFAS digabungkan dalam matriks IE untuk menentukan lokasi perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk mengeksekusi strategi yang tepat. Parameter yang digunakan meliputi kekuatan internal dan pengaruh eksternal.

(48)

43

Gambar 3.3 Matriks IE

Sumber: Primyastanto, 2016 dalam Rangkuti, 2014

Gambar di atas dapat digunakan untuk mengidentifikasi sembilan kolom strategi bisnis, namun pada prinsipnya kesembilan kolom strategi tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga strategi utama sebagai berikut:

a. Strategi pertumbuhan (Growth strategy) adalah perusahaan atau perusahaan itu sendiri (ditunjukkan pada kolom 1, 2, dan 5) dan upaya diversifikasi investasi (ditunjukkan pada kolom 7 dan 8).

b. Strategi stabilitas (Stability strategy) merupakan strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan (ditampilkan pada kolom ke-4 dan ke-5).

c. Strategi Pengurangan (Retrenchement strategy) (kolom 4, 6 dan 9) suatu usaha untuk mengurangi atau mengurangi usaha yang dijalankan.

3.4.4. Matriks SWOT

Posisi strategi menentukan alternatif terhadap strategi yang diambil oleh perusahaan UD. Alifa Farm. Empat strategi utama yang diformulasikan adalah, strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, dan strategi W-T.

(49)

44

Gambar 3.4 Matriks SWOT Sumber: Juliansyah, 2020 a. Strategi SO

Ini adalah situasi yang menguntungkan. Strategi yang diterapkan dalam situasi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

b. Strategi ST

Dalam situasi ini, perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun tetap memiliki kekuatan internal. Strategi yang dapat diterapkan dalam situasi ini adalah memanfaatkan peluang jangka panjang melalui strategi diversifikasi (produk/pasar).

c. Strategi WO

Dalam situasi ini, perusahaan menghadapi peluang pasar yang luar biasa, tetapi juga menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategis dalam situasi ini adalah meminimalkan masalah internal untuk memanfaatkan peluang pasar yang lebih baik.

d. Strategi WT

Ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan, sehingga perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. (Juliansyah, 2020).

(50)

45

3.4.5. Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT.

Matriks SWOT juga dapat digunakan selain Matriks IFAS dan Matriks EFAS dalam perencanaan strategi bisnis. Di sisi lain, matriks SWOT sebagai penyusun strategi pasar.

Gambar 3.5 Strategi Pengembangan Matriks SWOT Sumber: Primyastanto, 2016 dalam Rangkuti, 2014

Pengisian matriks SWOT dibuat dengan menghitung selisih (Kekuatan dan Kelemahan) pada tabel IFAS dan selisih (Peluang dan Ancaman) pada tabel EFAS dan ditandai pada perpotongan arah vertikal dan horizontal. Selanjutnya, interpretasi lebih lanjut dari simpang tersebut adalah berada pada salah satu dari empat kuadran yang ada.

Kuadran 1 Di kuadran 1, ini adalah situasi yang sangat berguna. Jika suatu perusahaan memiliki peluang dan kekuatan yang besar, maka dapat memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk menangkap peluang yang ada. Oleh karena itu, perusahaan dalam kondisi ini perlu menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

(Growth oriented strategy).

Kuadran 2 Meski dihadapkan pada berbagai ancaman, perusahaan tetap memiliki kekuatan internal. Perusahaan perlu menerapkan strategi

(51)

46

diversifikasi. Artinya, perlu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

Kuadran 3 Dalam situasi ini, perusahaan memiliki peluang pasar yang besar, sementara perusahaan menghadapi beberapa masalah keterbatasan/kelemahan internal. Oleh karena itu, strategi perusahaan adalah melakukan segala upaya untuk meminimalkan masalah (permasalahan internal) dan memungkinkan perusahaan untuk lebih meningkatkan peluang pasar.

Kuadran 4 Ini adalah situasi yang sangat tidak menguntungkan dan perusahaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Oleh karena itu, strategi yang digunakan adalah untuk mendukung strategi defensif.

(52)

47

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A., & Alam, S. N. (2020). E-COMMERCE: Dasar Teori Dalam Bisnis Digital. Medan:

Yayasan Kita Menulis.

Amruddin, S. M., Fahmi, S. M., Hikmah, S. M., Nugroho, S. M., Asasandi, S. M., Pratiwi, S. M., . . . Saranani, S. M. (2021). Manajemen Agribisnis. Bandung: Media Sains Indonesia.

Astuti, M., & Amanda, A. R. (2020). Pengantar Manajemen Pemasaran. Sleman: Deepublish.

Graha, N. (2022, Februari 22). Data E-commerce Indonesia 2022 (2 Tahun Pandemi).

Bagaimana situasi pengguna Internet Indonesia setelah 2 tahun pandemi? Diambil kembali dari Graha Nurdian: https://grahanurdian.com/data-e-commerce-

indonesia-2022/

Harmayani, H., Marpaung, D., Hamzah, A., Mulyani, N., & Hutahaean, J. (2020). E- Commerce: Suatu Pengantar Bisnis Digital. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Hindrati, M.Si., I., & Maula, L. R. (2020). Agribisnis Bawang Merah. Sleman: Deepublish.

Irnawati, J., Badrianto, Y., Hasan, M., Hendrayani, E., Sinambela, P. J., Nurdiana, . . . Ahmad, M. S. (2021). Technopreneurship: Wirausaha Berbasis Digital. Bandung: Media Sains Indonesia.

Karyoto. (2021). PROSES PENGEMBANGAN USAHA. Purwokerto: Karyoto.

Mangundjaya, W. L. (2020). PENGEMBANGAN ORGANISASI: DIAGNOSIS DAN INTERVENSI.

Surabaya: Jakad Media Publishing.

Mardia, M., Hasibuan, A., Simarmata, J., Kuswanto, Lifchatullaillah, E., Saragih, L., . . . Tanjung, R. (2021). Kewirausahaan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Nasfi, SE.MM.ME.CRBD, Supriadi, SE., MM., CF., A., Kusumaningsih, S.T., MM., A., Hermawan, S.Pd., S., Kusnindar, S.E., MBA., A. A., Meliyani, S.Si., M.Si., R., . . . Djuanda,CPGA,CSEM, A. (2022). Strategi Pengembangan Bisnis: Teori dan Implementasi. Klaten: Tahta Media Group.

Noor, S.E., M.M., D. (2020). MANAJEMEN STRATEGI KONSEP DAN MODEL BISNIS. Lebak: La Tansa Mashiro Publisher.

Nugraha, D. (2021, November 4). 4 Masalah Yang Dihadapi Online Seller Saat Berjualan di E- Commerce. Diambil kembali dari PAPER Blog: https://www.paper.id/blog/tips-dan- nasihat-umkm/masalah-online-seller-ecommerce/

Pohan, M.Si., MBA, D. A. (2021). Kebijakan dan Administrasi Perpajakan Daerah di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Primyastanto, M. (2016). Evapro (Evaluasi Proyek) Teori dan Aplikasi pada Usaha Pembesaran Ikan Sidat (Anguilla sp). Malang: Universitas Brawijaya Press.

Gambar

Gambar 1.1 Produk Sayur Organik Cabai Rawit Sumber: Data Internal Perusahaan
Gambar 1.3 Struktur Organisasi UD. Alifa Farm Sumber: Data Internal Perusahaan  a.  Owner atau pemilik
Tabel 1.1 Jumlah Produksi Sayur Organik UD. Alifa Farm per tahun 2021 s/d  2022
Gambar 1.4 Data Tren Pengguna Internet Dan Sosial Media Di Indonesia Sumber: Graha Nurdian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat pesat, sehingga hal itu mempengaruhi dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Setiap siswa memiliki kemampuan

Selanjutnya dalam Pasal 841 KUH Perdata menjelaskan ³SHUJDQWLDQ PHPEHUL KDN NHSDGD VHRUDQJ \DQJ PHQJJDQWL untuk bertindak sebagai pengganti dalam derajat dan dalam segala

Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa perlakuan cekaman kekeringan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter

Implementasi kebijakan Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok mewakili dan mempengaruhi beberapa kepentingan yang

Menindaklanjuti kewajiban Indonesia sebagai anggota IMO dan ICAO, maka berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan,

Proses perancangan ini mengacu pada metode pengembangan sistem pakar dari Durkin, dimana tahapan yang dijalankan merupakan langkah untuk membangun basis pengetahuan dalam

Ristek dan Pemerintah DKI Jakarta dengan Dinas Terkait memiliki suatu sistem  basis data (database) awal mengenai kondisi geoteknik lapisan-lapisan tanah,

Sedangkan pada proses pengolahan tempe bacem yang paling sering terjadi adalah tenaga pengolah meninggalkan makanan yang sedang direbus dalam keadaan terbuka, yang