• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENGARUH MODAL USAHA DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PENGARUH MODAL USAHA DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini Indonesia memasuki masa milenium. Selama tiga dasawarsa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat yang pada akhirnya terpuruk karena diterjang krisis moneter yang berkepanjangan. Krisis moneter yang dialami bangsa Indonesia sampai pada saat ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum mempunyai ketangguhan dalam perekonomian.

Sektor riil yang selama ini menjadi andalan sumber penerimaan negara seolah-olah terhenti. Hal ini dikarenakan sumber keuangan terutama industri perbankan banyak yang di likuidasi. Kondisi ini berdampak fatal terhadap perekonomian negara. Para pelaku ekonomi disektor formal baik pemerintah (BUMN), sektor swasta (perusahaan-perusahaan swasta) dan koperasi banyak yang tidak dapat mempertahankan usahanya bahkan sampai gulung tikar. Para pelaku ekonomi ini sulit untuk bangkit kembali menjalankan usahanya dan mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

Setiap badan usaha yang didirikan baik BUMN, perusahaan-perusahaan swasta maupun koperasi pada dasarnya mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan badan usaha dalam jangka panjang sehingga dalam menjalankan operasinya diarahkan pada pencapaian tujuan yang bersifat ideal dan tujuan yang bersifat komersial. Tujuan ideal antara lain: meningkatkan kesejahteraan karyawan, mengurangi pengangguran, memberi pelayanan

(2)

terhadap kebutuhan masyarakat dan tujuan ideal lainnya. Sedangkan tujuan yang bersifat komersial antara lain memperoleh keuntungan optimal yang dilanjutkan dengan pengembangan usaha guna kelangsungan hidup perusahaan yang akan dibangun.

Sektor informal merupakan unit usaha berskala kecil yang memproduksi serta mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dimana dalam usahanya itu sangat dibatasi sangat dibatasi oleh modal dan ketrampilan (Argo Demastoto, 2000:23)

Bagi pelaku sektor informal sebagai wiraswastawan tidak cukup hanya memiliki keberanian, kreativitas, dinamis dan memahami kebutuhan tetapi mereka perlu mendapatkan perlindungan dalam kebijaksanaan. Mereka memerlukan berbagai sarana, bantuan dan perlindungan agar tidak berakhir dengan kegagalan. Jiwa wiraswasta tidak bisa berdiri dalam dirinya sendiri. Dia berkaitan dengan suatu sistem ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, kreativitas wiraswasta agar berkembang harus memerlukan suatu lingkungan pendukung yang berupa sarana, usaha pembinaan dan pengembangan.

Permasalahan yang ada adalah pemerintah masih kurang memberikan dukungan yang serius kepada kegiatan ekonomi informal. Kebijakan pemerintah masih berpihak kepada sektor formal yang bermodal besar, oleh karena itu diharapkan dukungan dari pihak lain yaitu swasta, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, maupun pelaku-pelaku sektor informal sendiri dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan mereka.

(3)

sektor ini tidak memerlukan pendidikan khusus secara konseptual mereka memasuki sektor informal mempunyai orientasi yang lebih mendasar yaitu menciptakan laporan pekerjakan sendiri.Keterlibatan para pedagang kaki lima sebagai wiraswasta kecil,untuk memainkan peranan yang lebih besar dan terlepas dari kondisi usaha yang cenderung kurang bisa bergerak bebas karena berbagai kendala internal maupun external bagi wiraswastawan kecil seperti pedagang kaki lima menganggap bahwa faktor lingkungan usaha sebagai variable utama didalam keberhasilan usaha.

Didalam ilmu ekonomi kita mengenal faktor-faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, modal, keahlian dan X. Yang dimaksud dengan faktor produk X ini tidak lain adalah kewiraswastawan. Dari kelima faktor produksi tersebut tidak dapat bekerja sendiri tetapi harus berintegrasi agar bisa melakukan proses produksi dengan baik sehingga akan menghasilkan laba yang maksimal.

Modal adalah faktor produksi yang mempunyai peran cukup penting dalam proses produksi, sekecil apapun modal tetap sangat diperlukan dalam proses produksi. Modal diperlukan ketika pengusaha hendak mendirikan perusahaan baru atau untuk memperluas usaha yang sudah ada. Modal usaha yang digunakan merupakan faktor yang penting dalam kegiatan usaha, sehingga modal usaha merupakan urat nadi bagi kehidupan tanpa modal yang cukup maka akan berpengaruh terhadap kelancaran usaha, sehingga akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh.

(4)

menerapkan dalam kegiatan usaha harus diwujudkan dalam tindakan, bisa saja seseorang mempunyai potensi kewirausahaan yang bagus tetapi tidak diwujudkan dalam perilaku, maka potensi tersebut tidak mempunyai makna dalam bisnis riil. Jadi perilaku kewirausahaan sebagai wujud konkrit dan faktor kewirausahaan harus ada dalam aktivitas bisnis.

Usaha dagang yang dijalani pedagang kaki lima dengan harapan mereka bisa mendapatkan laba sebagai imbalan atas jerih payah mereka, namun demikian laba yang diperoleh pedagang kaki lima sangat bervariasi, hal ini menunjukkan kecendenderungan keberhasilan yang kurang. Berdasarkan masalah tersebut penulis mencoba untuk meneliti seberapa besar laba yang diperoleh pedagang kaki lima di pasar kartasura kabupaten Sukoharjo.

Berdasar latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis mengambil judul tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : PENGARUH MODAL USAHA DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR KARTASURA.

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis berpegang pada batasan-batasan berikut: 1. Modal Usaha

(5)

2. Perilaku Kewirausahaan

Merupakan suatu tanggapan / reaksi individu terhadap rangsangan dalam hal ini rangsangan untuk melakukan suatu usaha.

3. Laba Usaha

Merupakan selisih antara jumlah penerimaan hasil penjualan dan biaya-biaya (ongkos) untuk mendapatkan barang-barang yang diinginkan.

4. Pedagang kaki lima.

Merupakan orang-orang (pedagang) golongan ekonomi lemah yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh yang positif modal usaha terhadap laba usaha pedagang kaki lima ?

2. Adakah pengaruh yang positif perilaku kewirausahaan terhadap laba usaha pedagang kaki lima ?

3. Adakah pengaruh yang positif modal usaha dan perilaku kewirausahaan secara bersama-sama terhadap laba usaha pedagang kaki lima ?

D. Tujuan Penelitian

(6)

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan modal usaha terhadap laba usaha pedagang kaki lima.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan perilaku kewirausahaan terhadap laba usaha pedagang kaki lima.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan modal usaha dan perilaku kewirausahaan terhadap laba usaha pedagang kaki lima.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan bacaan dan kekayaan pustaka sektor ekonomi informal. 2. Manfaat Praktis

Bagi setiap pengusaha untuk mempertimbangkan dalam hal mengembangkan usahanya terutama sektor ekonomi informal

F. Sistematika skripsi

Isi skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing – masing bab akan terbagi menjadi sub-sub tersebut akan terbagi lagi menjadi sub-sub terperinci denagn susunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(7)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang pengertian modal usaha, perilaku kewirausahaan, laba usaha, pedagang kaki lima, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini barisikan tentang tempat penelitian, populasi, sampel, sampling, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, analisis data, pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Guru, diharapkan guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya saat mengajar dengan menerapkan berbagai macam metode, salah satunya

This study aims to determine the influence of local government spending on the labour productivity, the influence of government spending in the function of education

Berdasarkan hasil pengelompokkan dengan VW K-Means diketahui bahwa variabel angka kematian kasar adalah variabel yang paling penting dalam pembentukan kelompok 1 dan

dapat disimpulkan bahwa semua alat uji data variabel sumber daya.. perusahaan adalah

Strategi Pemerintah Daerah da- lam memacu kualitas madrasah melalui manaje- men pendidikan adalah mendorong madrasah dari tingkat SD/MI, SLTP/MTs hingga SLTA/MA

Dari pemahaman tersebut maka bahwasanya penelitian ini bertitik tolak dari nash- nash al Qur’an dan al Sunnah sert a teks-teks Islam yang berkaitan baik langsung maupun tidak

[r]

Oleh Karena itu kami dari Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar, telah melakukan sosialisasi terkait kebijakan pengelolaan dana desa tahun 2018 di Gampong Suak