• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efektivitas Komunikasi Terhadap Budaya Kerja Karyawan Pt Wisma Hijau Cimanggis, Depok, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efektivitas Komunikasi Terhadap Budaya Kerja Karyawan Pt Wisma Hijau Cimanggis, Depok, Jawa Barat"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERHADAP

BUDAYA KERJA KARYAWAN PT WISMA HIJAU

CIMANGGIS DEPOK

PRATIWI PUTRI UTAMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Efektivitas Komunikasi terhadap Budaya Kerja Karyawan PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta karya tulis saya kepada Institut pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2015

(4)

ABSTRAK

PRATIWI PUTRI UTAMI. Pengaruh Efektivitas Komunikasi terhadap Budaya Kerja Karyawan PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dibimbing oleh HJ SITI RAHMAWATI.

Efektivitas komunikasi dibutuhkan dalam menggerakkan jalannya perusahaan, semakin baik efektivitas komunikasi dalam suatu perusahaan maka semakin baik pula perilaku karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Setiap perusahaan pasti memiliki nilai-nilai budaya kerja yang harus diterapkan oleh masing-masing karyawan. Budaya kerja akan diterapkan dengan baik oleh karyawan jika efektivitas komunikasi di perusahaan berjalan dengan baik pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh efektivitas komunikasi terhadap budaya kerrja karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan sensus. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi berpengaruh terhadap budaya kerja karyawan secara simultan dan secara parsial terhadap budaya kerja karyawan.

Kata kunci: Analisis Regresi Berganda, Budaya Kerja, Efektivitas Komunikasi

ABSTRACT

PRATIWI PUTRI UTAMI. The Influence of Communication Effectivity toward Employee Work Culture in PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok, West Java. Supervised by HJ SITI RAHMAWATI.

The communication effectivity is needed to operate our own company. When the communication effectivity is better, so is the employee work behavior. Each company have the work culture which every their employee must apply it exactly. Work culture will be applied by employee wellif only communication effectivity was applied well too. The goal of this study is to analysis the ifluence of communication effectivity toward employee work culture. This study uses sensus method. Data analysis uses descriptive analysis method and multiple linear regression analysis method. The result of this shows that communication effectivity affect employee work culture simultaneously and affect employee work culture partially.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI TERHADAP

BUDAYA KERJA KARYAWAN PT WISMA HIJAU

CIMANGGIS DEPOK

PRATIWI PUTRI UTAMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2015 ini ialah Pengaruh Efektivitas Komunikasi terhadap Budaya Kerja Karyawan PT Wisma Hijau.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Hj.Siti Rahmawati, MPd selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Emilia Tri Setyowati, SP selaku Direktur Utama PT Wisma Hijau, Ibu Theresia Sudarti selaku Supervisor HRD PT Wisma Hijau dan Ibu Yennita Andriati selaku staff HRD PT Wisma Hijau yang telah membantu selama pengumpulan data . Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua saya, keluarga dan temanteman atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Efektivitas Komunikasi Organisasi 3

Budaya Perusahaan 4

Penelitian Terdahulu 5

METODE 5

Kerangka Pemikiran Penelitian 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 7

Jenis dan Sumber Data 7

Metode Pengumpulan Data 7

Pengolahan dan Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Gambaran Umum PT Wisma Hijau 11

Karakteristik Karyawan PT Wisma Hijau 12

Persepsi Karyawan terhadap Efektivitas Komunikasi 12

Persepsi Karyawan terhadap Saluran Komunikasi 13

Persepsi Karyawan terhadap Struktur Wewenang Organisasi. 13 Persepsi Karyawan terhadap Spesialisasi Jabatan 13 Persepsi Karyawan terhadap Penguasaan Informasi 14 Persepsi karyawan terhadap Budaya Kerja Karyawan 14

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Integritas 14

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Profesionalisme 15 Persepsi Karyawan terhadap Budaya Kemandirian dalam Kebersamaan 15

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Kepedulian 16

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Non-Diskriminasi 16

Uji Asumsi Klasik 17

Regresi Linier Berganda 20

Implikasi Manajerial 20

SIMPULAN DAN SARAN 22

Simpulan 22

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

(10)

DAFTAR TABEL

1 Penelitian terdahulu 5

2 Rentang skala 9

3 Karakteristik karyawan PT Wisma Hijau 12

4 Persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi 12

5 Persepsi karyawan terhadap saluran komunikasi 13

6 Persepsi karyawan terhadap struktur wewenang organisasi 13 7 persepsi karyawan terhadap spesialisasi jabatan 14 8 Persepsi karyawan terhadap penguasaan informasi 14 9 Persepsi karyawan terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau 14

10 Persepsi karyawan terhadap budaya integritas 15

11 Persepsi karyawan terhadap budaya profesionalisme 15 12 Persepsi karyawan terhadap budaya kemandirian dalam kebersamaan 15

13 Persepsi karyawan terhadap budaya kepedulian 16

14 Persepsi karyawan terhadap budaya non-diskriminasi 16

15 Uji multikolinieritas 18

16 R Square 18

17 Hasil uji F 18

18 Hasil uji t 19

19 Hasil regresi linier berganda 20

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 7

2 Grafik normal P-Plot 17

3 Scatterplot 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Struktur organisasi PT Wisma Hijau 24

2 Uji validitas dan reliabilitas 25

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia membutuhkan kehidupan berkelompok atau berorganisasi, apabila ada suatu kebutuhan hidup yang tidak dapat dipenuhinya apabila dilakukannya sendiri. Seseorang membutuhkan orang lain untuk saling mendukung dan saling memperkuat karena saling membutuhkan (Lubis et al 2010). Banyak orang merasa telah mengetahui dan menguasai komunikasi khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam suatu interaksi sosial, oleh karena itu bukan hanya berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari tapi juga berpengaruh dalam dunia kerja. Tempat kerja merupakan suatu komunitas sosial yang memfokuskan pada peran dari komunikasi, sehingga efektivitas komunikasi dapat dioptimalkan (Riswandi 2009). Penggunaan komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal berpengaruh cukup besar pada lingkungan kerja yang diwujudkan dalam visi misi dari perusahaan (Sutrisno 2010). Efektivitas komunikasi dibutuhkan dalam menggerakkan jalannya perusahaan, semakin baik efektivitas komunikasi dalam suatu perusahaan maka semakin baik pula perilaku karyawan dalam menjalankan pekerjaannya (Yusup 2009).

Setiap perusahaan pasti memiliki nilai-nilai budaya kerja yang harus diterapkan oleh masing-masing karyawan. Karyawan memiliki peranan yang cukup penting dalam menentukan baik atau tidaknya penerapan budaya kerja pada suatu perusahaan (Tika 2012). Budaya kerja karyawan mungkin diciptakan dan ditegakkan oleh pendiri perusahaan. Pada tahap awal budaya kerja karyawan lemah maka kewajiban penerusnya untuk memperkuat dan merubah menjadi budaya perusahaan yang kuat dan cocok (Wahjono 2010). Budaya kerja akan diterapkan dengan baik oleh karyawan jika efektivitas komunikasi organisasi di perusahaan berjalan dengan baik pula. Adanya efektivitas komunikasi akan terjadi proses pertukaran informasi di antara unit-unit yang merupakan bagian dari suatu perusahaan dan dipengaruhi oleh budaya dalam lingkungan kerja, sehingga terjadi kerjasama serta perilaku yang berorientasi kepada tujuan.

(12)

2

Rumusan Masalah

Perusahaan yang mampu bertahan dan menang dalam persaingan adalah perusahaan yang mampu mengelola segala sumberdaya yang dimiliki. Dalam rangka meningkatkan daya saing, kondisi sumberdaya manusia di perusahaan merupakan unsur utama yang harus diperhatikan. Perlu dibentuk suatu aturan dalam bentuk budaya kerja karyawan yang merupakan pengikat dalam bertindak dan mencerminkan ciri khas perusahaan. Penerapan budaya kerja karyawan akan berjalan dengan baik jika terjalin komunikasi yang baik pula. Jika efektivitas komunikasi berjalan dengan baik, maka seluruh komponen perusahaan dapat menerapkan budaya kerja karyawan yang telah ditetapkan dengan baik. Adapun perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana efektivitas komunikasi yang terjadi pada PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok?

2. Bagaimana budaya kerja karyawan yang terjadi pada PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok?

3. Bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi yang terjadi terhadap budaya kerja karyawan pada PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi efektivitas komunikasi yang terjadi pada PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok.

2. Mengidentifikasi budaya kerja karyawan yang ada pada PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok.

3. Menganalisis pengaruh efektivitas komunikasi terhadap budaya kerja karyawan pada PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan rekomendasi kepada perusahaan tentang pengaruh efektivitas komunikasi terhadap budaya kerja karyawan.

2. Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya dan menambah wawasan bagi pihak yang berkepentingan.

Ruang Lingkup Penelitian

(13)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Efektivitas Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang mampu mencapai tujuan dari isi pesan tersebut dan memberikan feed back (umpan balik) atau reaksi sehingga pesan pun berhasil tersampaikan dan menimbulkan sebuah komunikasi yang efektif. Menurut Suranto (2005), komunikasi dikatakan efektif apabila dalam suatu proses komunikasi itu pesan yang disampaikan seorang komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Adapun faktor-faktor penentu efektivitas komunikasi dalam organisasi yaitu (Lubis et al 2010):

1. Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi formal adalah jalur penyampaian pesan yang bertalian dengan tugas. Karena itu jalurnya mengikuti rantai wewenang dalam organisasi. Pengaruh saluran komunikasi formal terhadap efektivitas komunikasi dapat dilihat melalui cakupannya yang melebar sejalan dengan tingkat perkembangan organisasi dan hambatan antar tingkatan dalam organisasi apabila strukstur organisasi yang bersangkutan terlalu birokratis. Saluran komunikasi informal dapat berupa selentingan atau desas-desus dalam komunikasi yang bersifat bebas kesegala arah, melompati tingkat-tingkat wewenang dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan sosial anggota apabila hal itu dapat mempermudah penyelesaian tugas.

2. Struktur Wewenang Organisasi

Perbedaan kekuasaan dan kedudukan menentukan siapa, apa (isi) dan bagaimana (ketepatan) berkomunikasi. Struktur wewenang organisasi berperan dalam kejelasan kedudukan seseorang mempermudah koordinasi yang ada pada perusahaan, pertanggung jawaban atas tugas yang telah dikerjakan, atasan/bawahan memberikan pengaruh dalam perubahan sikap, pembagian kerja jelas.

3. Spesialisasi Jabatan

Kelompok orang yang berdasar pada spesialisasi jabatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan dapat menyebabkan tiap kelompok hidup dalam dunia yang berbeda sehingga sulit memahami perasaan dan mendorong terjadinya kesalan-kesalahan. Adanya spesialisasi jabatan memberikan informasi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh karyawan, job description yang ditetapkan sesuai dengan apa yang dikerjakan.

4. Penguasaan Informasi

(14)

4

Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan didefinisikan sebagai perangkat sistem values (nilai-nilai), beliefs (keyakinan-keyakinan), assumptions (asumsi-asumsi) , atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya (Sutrisno 2010). Menurut Moeljono (2005), budaya korporat adalah sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan secara berskesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat , dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan,harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu (Koesmono 2010). Ndraha (2005) mengemukakan bahwa budaya perusahaan (corporate culture) merupakan aplikasi dari budaya organisasi (organizational culture) terhadap badan usaha atau perusahaan.

Budaya perusahaan pada PT Wisma Hijau Cimanggis meliputi: 1. Integritas

Integritas adalah menyatukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerjasama yang memberikan kepuasan. Pengintegrasian ini sangat penting karena merupakan salah satu kunci untuk mencapai hasil yang baik bagi perusahaan dan semua pihak di dalamnya seperti turut serta dalam pengambilan keputusan,

2. Profesionalisme

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Adapun ciri-ciri profesionalisme adalah memiliki pengetahuan luas tentang perusahaan, mampu menjunjung kode etik perusahaan, memiliki loyalitas terhadap perusahaan.

3. Kemandirian dalam Kebersamaan

Kemandirian ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku, perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas. 4. Kepedulian

Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan yang meliputi kesejahteraan, kepuasan kerja, hak-hak, cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul.

5. Non Diskriminasi

(15)

5

Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu yang menjadi pembeda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada tempat penelitian, tahun penelitian, responden, jumlah responden. Untuk penelitian Rizky Andayani menggunakan SEM sebagai alat analisis. Tabel 1 Penelitian terdahulu

Nama, Tahun,

Referensi Judul Alat Analisis Hasil Adytiawardana Sumber Daya Manusia dan Umum di PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung. bahwa ada pengaruh signifikan positif dari budaya organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan, terdapat pengaruh signifikan positif dari kepuasan terhadap kinerja, dan terdapat pengaruh signifikan positif dari budaya organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja

Tri Wahyuni, 2013

(Skripsi) Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi

Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi antar pribadi dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja. Tingkat efektivitas komunikasi antar pribadi, motivasi kerja, dan produktivitas kerja pada PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Regional VII KTI berada pada tingkat yang tinggi. Dan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan Pupuk Kaltim (KPJ) telah diterapkan dengan baik oleh karyawan dalam lingkungan kerja/

(16)

6

METODE

Kerangka Pemikiran Penelitian

PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud apabila didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kinerja serta integritas tinggi terhadap perusahaan. PT Wisma Hijau memiliki struktur organisasi yang telah tersusun dengan rapi yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Karyawan sebagai penggerak utama suatu perusahaan yaitu bertindak sebagai pelaksana, pengelola dan pengambil keputusan serta kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan perusahaan. Karyawan juga berperan dalam membantu mewujudkan tujuan perusahaan karena berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tergantung pada produktivitas kerja karyawan. Selain karyawan, tokoh yang sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah seorang manajer atau atasan. Atasan dan bawahan saling berinteraksi dengan menjalin komunikasi.

Komunikasi yang terjadi pada sebuah organisasi berperan sebagai jembatan penghubung diantara anggota organisasi. Efektivitas komunikasi yang terjadi menciptakan persamaan makna anggota organisasi yang terlibat dalam proses komunikasi. Terciptanya persamaan makna, maka penyampaian pesan/informasi terkait dengan kegiatan organisasi dapat diterima dan dipahami dengan baik. Sehingga komunikasi organisasi yang terjalin diantara anggota organisasi baik atasan ke bawahan atau dari bawahan ke atasan dapat menciptakan pula suasana kerja yang nyaman untuk menerapkan budaya kerja yang ada pada PT Wisma Hijau dalam diri masing-masing, sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan organisasi. Adapun indikator efektivitas komunikasi adalah saluran komunikasi, struktur wewenang organisasi, spesialisasi jabatan dan penguasaan informasi. Sedangkan indikator dari budaya perusahaan adalah integritas, profesionalisme, kemandirian dalam kebersamaan, kepedulian, non diskriminasi.

Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui pengaruh efektivitas komunikasi terhadap budaya kerja karyawan. Sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada perusahaan tentang efektivitas komunikasi dan pengaruhnya terhadap budaya kerja karyawan. Model penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

(17)

7

Jenis dan Sumber Data

Data primer yang diperoleh dari hasil pemberian kuesioner ke karyawan PT Wisma Hijau serta wawancara dengan pihak PT Wisma Hijau. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, tesis, penelitian terdahulu, serta data dari dinas yang terkait dalam penelitian (Sugiyono 2012).

Metode Pengumpulan Data

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada kantor pusat PT Wisma Hijau Cimanggis, Depok. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Responden penelitian ini berjumlah 63 orang yang akan diberikan kuesioner. Penetapan jumlah responden sesuai dengan kaidah statistika dalam pengambilan sampel sosial yaitu minimal 30 data atau sampel agar mendekati sebaran normal (Walpole 1995). Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden dilakukan uji validitas dan uji relibilitas terlebih dahulu yang dapat dilihat pada Lampiran 2.

Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji seberapa valid item-item pertanyaan kuesioner mengukur variabel yang diteliti (Trihendradi

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

PT Wisma Hijau

Manajer (Pimpinan) Komunikasi Karyawan (bawahan)

Efektivitas komunikasi -Saluran Komunikasi

-Struktur Wewenang Organisasi -Spesialisasi Jabatan

-Penguasaan Informasi

Budaya perusahaan -Integritas

-Profesionalisme

-Kemandirian dalam kebersamaan -Kepedulian

-Non-diskriminasi

Pengaruh efektivitas komunikasi terhadap budaya kerja karyawan

(18)

8

2009). Menurut Nugroho (2005) uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. pengujian validitas kuesioner menggunakan bantuan software SPSSv.22 yang dilakukan terhadap 30 responden dan Cronbach’

Alpha sebesar 5 persen. Melihat kevalidan masing-masing pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation> dari r tabel. Nilai r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-k dimana k merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation> dari r-tabel.

Uji Reliabilitas

Menurut Trihendradi (2009), uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dalam mendapatkan data penelitian, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Menurut Sugiyono (2009), reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data. Data dinyatakan reliabel apabila peneliti dalam obyek yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama. Menurut Nugroho reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2010) statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Misbahudin dan Hasan (2013), analisis deskriptif digunakan untuk menguji generalisasi atau mengidentifikasi karakteristik konsumen dalam suatu penelitian yang diperoleh melalui kuesioner dan hasilnya dapat digenerelisasikan atau tidak. Analisis deskriptif digunakan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dan dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto 2006). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi, menggambarkan aspek-aspek relevan misalnya usia, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama kerja (Sekaran 2009). Analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi yaitu penyajian data dan informasi dalam bentuk tabel sederhana. Hasil yang diperoleh dipersentasekan berdasarkan jumlah responden dan persentase terbesar merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel karakteristik. Data yang digunakan pada penelitian ini didapat dari kuesioner dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2009). Model skor menurut Likert yaitu:

Bobot skor 5 = Sangat setuju Bobor skor 4 = Setuju

(19)

9 Setelah diberikan bobot kemudian dicari nilai rata-rata. Nilai tersebut diperoleh dengan mengalikan jumlah responden dengan bobot nilai jawaban berdasarkan skalanya. Hasil rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke dalam rentang skala dengan interval yang dihitung dengan cara sebagai berikut:

Interval

=

nilai tertinggi −nilai terendah

banya knya kelas

=

5−1

5

= 0.8……….(1)

Rentang skala yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil dari analisis deskriptif kemudian disesuaikan dengan kriteria yang ada.

Tabel 2 Rentang skala

Kriteria Rentang Skala Sangat Tidak Setuju 1.00<x≤1.80 Tidak Setuju 1.80<x≤2.60 Cukup Setuju 2.60<x≤3.40 Setuju 3.40<x≤4.20 Sangat Setuju 4.20<x≤5.00

Uji Asumsi Klasik

Cara memastikan bahwa persamaan regresi yang telah dilakukan adalah liniear dan dapat dipergunakanvalid untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan uji asumsi klasik, yaitu dengan menggunakan uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dan regrese terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal (Priyatno 2014). Uji normalitas digunakan untuk melihat sensus yang diambil terdistribusi dengan normal atau tidak yang dilihat pada grafik normal P-Plot bahwa titik-titik berada pada garis diagonal (Ghozali 2006). 2. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas dilihat dari gambar Scatterplot yaitu titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0, titik-titik yang tidak mengumpul di atas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik yang tidak boleh membentuk pola.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas (Ghozali 2006). Model regresi dalam suatu penelitian dikatakan baik apabila tidak terjadi multikolinieritas. Hal itu dapat dilihat dari nilai VIF tiap variabel bebas lebih kecil dari sepuluh.

Teknik Analisis Data

Setelah dilakukan uji asumsi klasik dan model memenuhi kriteria asumsi klasik tersebut maka dilakukan analisis data menggunakan Uji R2, Uji t (parsial) dan Uji F (simultan) yaitu:

1. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

(20)

10

disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho2005).

2. Uji F

Uji F untuk menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama–sama terhadap variabel dependen. Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya (Siregar 2013). Dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis yang akan diuji, yaitu:

H0: Efektivitas komunikasi (saluran komunikasi, struktur wewenang organisasi, spesialisasi jabatan, penguasaan informasi) secara simultan tidak berpengaruh terhadap budaya kerja karywan,

H1: Efektivitas komunikasi (saluran komunikasi, struktur wewenang organisasi, spesialisasi jabatan, penguasaan informasi) secara simultan berpengaruh terhadap budaya kerja karyawan.

H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α=5% H1 diterima jika F hitung > F tabel pada α=5% 3. Uji t

Uji t untuk menunjukkan seberapa jauh variabel independen dalam menerangkan variabel dependen secara terpisah atau parsial. Menggunakan alpha 0.05, maka untuk menentukan pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai alpha tersebut . Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α=5%

H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α=5%

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya (Siregar 2013). Dalam penelitian ini terdapat beberapa hipotesis yang akan diuji, yaitu:

Saluran komunikasi

H01: Tidak terdapat pengaruh peubah saluran komunikasi terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau.

H11: Terdapat pengaruh peubah saluran komunikasi terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau

Struktur Wewenang Organisasi

H02: Tidak terdapat pengaruh peubah struktur wewenang organisasi terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau.

H12: Terdapat pengaruh peubah struktur wewenang organisasi terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau.

Spesialisasi Jabatan

H03: Tidak terdapat pengaruh peubah spesialisasi jabatan terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau.

H13: Terdapat pengaruh peubah spesialisasi jabatan terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau.

Penguasaan Informasi

H04: Tidak terdapat pengaruh peubah penguasaan informasi terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau.

(21)

11

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah suatu metode statistic umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara peubah dependen dengan beberapa peubah independen. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 e ………(2) Keterangan :

Y = Budaya Kerja Karyawan X1 = Saluran Komunikasi

X2 = Struktur Wewenang Organisasi X3 = Spesialisasi Jabatan

X4 = Penguasaan Informasi

a = konstanta

b1,b2,b3 = Koefisien regresi

e = Faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang tidak terdapat dalam persamaan linier

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Wisma Hijau

Wisma Hijau merupakan kampus pendidikan dan pelatihan yang berada dibawah naungan Yayasan Bina Swadaya merupakan lokasi tempat

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta pelaksanaan event training

dengan menonjolkan konsep berwawasan lingkungan dengan nuansa hijau dan asri serta alami. Untuk menyoroti suasana wisma di mana pendidikan dan pelatihan adalah nuansa hijau, karena pagar bambu segar, rumput, tanaman hias dan pohon-pohon rindang. Pada tahun 1974, Mr Bambang Ismawan mewujudkan idenya mendirikan Wisma Hijau secara mandiri, sebagai sebuah perusahaan yang menjalankan fungsi manajerial maka untuk mewujudkan suatu keinginan dan tujuan yang tercermin dan tertuang dalam visi dan misi. Visi dan misi tersebut selanjutnya akan menjadi acuan dalam menentukan kebijakan strategi perusahaan yang akan diterapkan dalam progam kerja secara teknis dan secara umum akan menjadi jiwa dan ruh semua elemen perusahaan untuk menuju perusahaan yang berkualitas dan profesional. Sejalan dengan hal tersebut maka semua elemen yang terkait dengan perusahaan harus ikut dan mendukung kebijakan yang mengacu pada visi dan misi perusahaan dan menjadi komitmen bersama. Visi PT Wisma Hijau yaitu menjadi perusahaan yang diakui keunguulannya dalam menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang berwawasan lingkungan dengan pelayanan prima.oleh konsumennya. Misi PT Wisma Hijau yaitu:

1. Menyediakan saran dan prasarana belajar yang berwawasan lingkungan

2. Memberikan pelayanan prima

3. Menjadi bagian integral dari pengembangan masyarakat lokal

(22)

12

Karakteristik Karyawan PT Wisma Hijau

Penelitian ini mengambil responden dari karyawan PT Wisma Hijau Cimanggis. Jumlah responden adalah sebanyak 63 orang. Karakteristik responden yang dibahas pada penelitian ini terdiri atas usia, jabatan dan lama bekerja. Berdasarkan data dalam Tabel 3, diperoleh hasil dimana karakteristik karyawan

PT Wisma Hijau yang berada pada divisi food and baverage sebagian besar

berusia produktif yaitu usia 21-30 tahun dan telah bekerja selama kurang lebih

dari 1 tahun. Pada divisi House Keeping yang paling lama bekerja selama 20

tahun dan berusia 41 tahun, sisanya berada pada usia dibawah 40 tahun dan telah

bekerja selama kurang lebih 10 tahun. Karyawan divisi Maintanance berusia 46

tahun telah bekerja selama 10 tahun, sisanya berusia kurang dari 46 tahun dan

bekerja selamakurang lebih 2 tahun. Karyawan pada bagian security yang berusia

49 tahun telah bekerja selama 25 tahun, sedangkan sisanya berusaia kurang sari 45 tahun dan telah bekerja selama kurang dari 20 tahun. Karyawan yang menjabat sebagai supir berusia kurang dari 40 tahun dan bekerja selama kurang lebih 5 tahun.

Tabel 3 Karakteristik karyawan PT Wisma Hijau

Kategori Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%)

Usia <20 tahun 10 15.9

Efektivitas Komunikasi pada PT Wisma Hijau

Persepsi Karyawan terhadap Efektivitas Komunikasi

Persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4. Efektivitas komunikasi yang terjadi pada PT wima Hijau secara keseluruhan sudah termasuk dalam kriteria sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahawa efektivitas komunikasi PT Wisma Hijau yang terjalin antara seluruh bagian dari perusahaan sudah berjalan sangat efektif.

Tabel 4 Persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi

Indikator Efektivitas Komunikasi Rataan Kriteria

Saluran Komunikasi 4.65 Sangat setuju

Struktur Wewenang Organisasi 4.65 Sangat setuju

Spesialisasi Jabatan 4.60 Sangat Setuju

Penguasaan Informasi 4.67 Sangat setuju

(23)

13

Persepsi Karyawan terhadap Saluran Komunikasi

Persepsi karyawan terhadap saluran komunikasi dapat dilihat pada Tabel 5. Persepsi karyawan menunjukkan bahwa melalui saluran komunikasi penyampaian informasi bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata yang sedang dialami oleh penerima informasi. Melalui saluran komunikasi dapat langsung mengetahui umpan balik dan jika terjadi kesalahpahaman informasi dapat langsung diluruskan.

Tabel 5 Persepsi karyawan terhadap saluran komunikasi

Saluran Komunikasi Rataan Kriteria

Penyampaian informasi yang diberikan melalui

saluran komunikasi lebih efektif 4.73 Sangat Setuju

Melalui saluran komunikasi penyampaian informasi bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata yang sedang dialami oleh penerima informasi

4.62 Sangat Setuju

Melalui saluran komunikasi dapat langsung mengetahui umpan balik/reaksi yang diberikan

oleh penerima informasi 4.75 Sangat setuju

Melalui saluran komunikasi dapat langsung memberikan penjelasan jika terjadi

kesalahpahaman informasi yang diberikan 4.52 Sangat Setuju

Total 4.65 Sangat setuju

Persepsi Karyawan terhadap Struktur Wewenang Organisasi.

Persepsi karyawan terhadap struktur wewenang organisasi dapat dilihat pada Tabel 6. Persepsi karyawan menunjukkan bahwa atasan memberikan pengaruh yang positif terhadap karyawannya, sehingga karyawan dapat lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Pembagian kerja yang diberikan oleh atasan sudah sesuai dengan struksur wewenang organisasi yang ada, dengan begitu dapat mempermudah karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Tabel 6 Persepsi karyawan terhadap struktur wewenang organisasi

Struktur Wewenang Organisasi Rataan Kriteria

Setiap anggota harus bertanggung jawab atas

pekerjaannya kepada pimpinan 4.92 Sangat setuju

Atasan memberikan pengaruh terhadap

perubahan sikap yang baik pada karyawan 4.86 Sangat Setuju

Karyawan memberikan pengaruh terhadap

perubahan sikap yang baik pada atasan 4.34 Sangat Setuju

Adanya struktur organisasi yang jelas akan

mempermudah untuk melakukan koordinasi 4.60 Sangat setuju

Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan

dengan adanya struktur wewenang organisasi 4.48 Sangat setuju

Total 4.65 Sangat setuju

Persepsi Karyawan terhadap Spesialisasi Jabatan

(24)

14

pekerjaan. Sehingga karyawan yang belum ada kemjuan dalam mengerjakan tugasnya lebih terpacu lagi untuk mengerjakan pekerjaannya dengan lebih baik dan semangat.

Tabel 7 persepsi karyawan terhadap spesialisasi jabatan

Spesialisasi Jabatan Rataan Kriteria

Pemberian informasi tentang pekerjaan dilakukan

dengan cermat dan jelas 4.63 Sangat Setuju

Adanya informasi tentang kemajuan yang telah

dicapai oleh karyawan 4.57 Sangat setuju

Total 4.60 Sangat Setuju

Persepsi Karyawan terhadap Penguasaan Informasi

Persepsi karyawan terhadap penguasaan informasi dapat dilihat pada Tabel 8. Persepsi karyawan menunjukkan bahwa umpan balik merupakan wujud pemahaman informasi yang diterima. Jika informasi yang diterima sudah dikuasai atau dipahami. maka informasi itu sebaiknya diberikan kepada teman-teman rekan kerja yang lainnya. Pemahaman akan informasi mengenai pekerjaan dapat terlihat dari pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan.

Tabel 8 Persepsi karyawan terhadap penguasaan informasi

Penguasaan Informasi Rataan Kriteria

Pemahaman akan informasi pekerjaan yang telah

disampaikan 4.79 Sangat Setuju

Memberikan umpan balik merupakan wujud

pemahaman informasi yang diterima 4.65 Sangat Setuju

Informasi disampaikan dengan jelas sehingga

menghindari terjadinya kesalahpahaman 4.73 Sangat Setuju

Bersedia membagi informasi yang didapatkan

merupakan bentuk dari penguasaan informasi 4.51 Sangat setuju

Total 4.67 Sangat setuju

Budaya Kerja Karyawan pada PT Wisma Hijau

Persepsi karyawan terhadap Budaya Kerja Karyawan

Persepsi karyawan terhadap budaya kerja dapat dilihat pada Tabel 9. Persepsi karyawan menunjukkan budaya kerja yang ada pada PT Wisma Hijau menunjukkan kriteria sangat setuju yang artinya budaya kerja yang diterapkan pada PT Wisma Hijau sudah sangat baik. Budaya yang diterapkan dengan baik mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Tabel 9 Persepsi karyawan terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau

Indikator Budaya Kerja Perusahaan Rataan Kriteria

Integritas 4.71 Sangat Setuju

Prosfesionalisme 4.49 Sangat Setuju

Kemandirian dalam Kebersamaan 4.59 Sangat Setuju

Kepedulian 4.51 Sangat setuju

Non-Diskriminasi 4.54 Sangat Setuju

Total 4.57 Sangat Setuju

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Integritas

(25)

15

oleh seluruh anggota perusahaan. Kesetiaan seluruh karyawan disebabkan karena adanya hubungan yang baik dari seluruh anggota perusahaan, sehingga pada saat ada musyawarah semua karyawan ikut berpartisipasi aktif dalam musyawarah

tersebut, misalnya dalam briefing masing-masing divisi dimana semua karyawan

berpartisipasi aktif dalam memberikan kritik maupun saran tentang apa yang telah dikerjakannya.

Tabel 10 Persepsi karyawan terhadap budaya integritas

Integritas Rataan Kriteria

Berpartisipasi aktif dalam musyawarah pengambilan

keputusan 4.68 Sangat setuju

Seluruh bagian dari perusahaan memiliki hubungan

yang baik 4.55 Sangat setuju

Peraturan yang ada dipatuhi oleh seluruh bagian dari

perusahaan 4.84 Sangat Setuju

Kesetiaan seluruh karyawan terhadap perusahaan

sangat kuat 4.75 Sangat setuju

Total 4.71 Sangat setuju

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Profesionalisme

Persepsi karyawan terhadap budaya profesionalisme dapat dilihat pada Tabel 11. Persepsi karyawan menunjukkan adanya rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan yang dibuktikan dengan bekerja penuh semangat untuk memberikan hasil yang maksimal, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Tetapi pengetahuan karyawan baru tentang perusahaan belum begitu luas, karena karyawan yang baru masuk masih mementingkan bekerja untuk mendapatkan upah, bukan bekerja untuk perusahaan atau belum adanya loyalitas karyawan yang baru masuk dengan perusahaan.

Tabel 11 Persepsi karyawan terhadap budaya profesionalisme

Profesionalisme Rataan Kriteria

Tujuan dan standar mutu perusahaan memacu semangat kerja karyawan untuk memberikan hasil yang maksimal kepada perusahaan

4.79 Sangat setuju

Adanya loyalitas antara karyawan dengan perusahaan 4.52 Sangat setuju

Seluruh bagian dari perusahaan menjunjung tinggi

kode etik yang ada pada perusahaan 4.73 Sangat Setuju

Memiliki pengetahuan luas tentang perusahaan 3.89 Setuju

Total 4.49 Sangat setuju

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Kemandirian dalam Kebersamaan

Persepsi karyawan dapat dilihat pada Tabel 12. Persepsi karyawan menunjukkan bahwa PT Wisma Hijau sudah menjalankan fungsi dan perannya secara mandiri dan tidak bergantung kepada yayasan. PT Wisma Hijau saat ini telah memiliki struktur organisasi yang terpisah dari yayasan, tetapi pengawasan secara keseluruhan masih dibawah naungan yayasan Bina Swadaya.

Tabel 12 Persepsi karyawan terhadap budaya kemandirian dalam kebersamaan

Kemandirian dalam kebersamaan Rataan Kriteria

Perusahaan bertindak secara mandiri sesuai

(26)

16

tekanan dari pihak yayasan

Perusahaan memiliki struktur organisasi yang

jelas 4,62 Sangat Setuju

Total 4,59 Sangat setuju

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Kepedulian

Persepsi karyawan terhadap budaya kepedulian dapat dilihat pada Tabel 13. Persepsi karyawan menunjukkan bahwa perusahaan sudah memperhatikan kesejahteraan, kepuasan kerja dan hak-hak karyawan, perusahaan cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul di masing-masing divisi yang ada pada PT Wisma Hijau. Perusahaan tidak menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada kepala divisi masing-masing, karena perusahaan akan ikut turun tangan jika disalah satu divisi ada yang memiliki masalah internal. Masalah satu divisi merupakan masalah perusahaan juga.

Tabel 13 Persepsi karyawan terhadap budaya kepedulian

Kepedulian Rataan Kriteria

Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan

karyawan 4.51 Sangat setuju

Perusahaan memperhatikan kepuasan kerja karyawan 4.44 Sangat setuju

Perusahaan memperhatikan hak-hak karyawan 4.65 Sangat setuju

Perusahaan cepat tanggap dalam menghadapi

masalah yang timbul 4.43 Sangat setuju

Total 4.51 Sangat Setuju

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Non-Diskriminasi

Persepsi karyawan terhadap budaya non-diskriminasi dapat dilihat pada Tabel 14. Persepsi karyawan menunjukkan bahwa tidak ada diskriminasi dalam PT Wisma Hijau. Hal itu dapat dibuktikan bahwa PT Wisma Hijau tidak membedakan gender, agama, suku dalam menerima karywan baru. Perusahaan lebih mementingkan pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh seorang karyawan. PT Wisma Hijau memberikan kesempatan untuk kenaikan jabatan dan rotasi jabatan untuk karyawan yang memiliki kinerja yang baik. Tetapi, kenaikan jabatan pada PT Wisma Hijau masih jarang dan terbilang cukup lama.

Tabel 14 Persepsi karyawan terhadap budaya non-diskriminasi

Non-Diskriminasi Rataan Kriteria

Perusahaan menerima karyawan baru berdasarkan pengalaman dan keahlian bukan berdasarkan gender, agama, suku

4.73 Sangat setuju

Penempatan tenaga kerja sesuai dengan

keahlian,minat, bakat dan kemampuan 4.75 Sangat Setuju

Penempatan tenaga kerja dilaksanakan dengan memperhatikan pemerataan kesempatan kerja pada karyawan

4.14 Setuju

(27)

17

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 2. Terlihat pada Gambar 2 bahwa titik-titik yang digambarkan pada grafik berada di sekitar garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi memiliki distribusi nomal.

Gambar 2 Grafik normal P-Plot Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini.

(28)

18

Uji Multikolinieritas

Hasil Uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 15. Terlihat pada Tabel 15 bahwa semua variabel memiliki nilai VIF < 10. Ini memperlihatkan bahwa dalam model regresi tidak mengandung multikolinearitas.

Table 15 Hasil uji multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Saluran Komunikasi 0.577 1.723

Struktur Wewenang Organisasi 0.439 2.276

Spesialisasi Jabatan 0.489 2.045

Penguasaan Informasi 0.650 1.538

Pengaruh Efektivitas Komunikasi terhadap Budaya Kerja Karyawan pada PT Wismna Hijau Cimanggis

Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Variabel yang digunakan adalah saluran komunikasi, struktur wewenang organisasi, spesialisasi jabatan dan penguasaan informasi sebagai variabel bebas dan budaya kerja karyawan sebagai variabel terikat. Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 R Square

Model R R Square Adjusted R Square

1 0.876a 0.767 0.751

Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat

diperoleh dari besaran R square, yaitu dengan mengaitkan nilai R. Nilai R square

yang diperoleh adalah 0,767. Angka R square ini menunjukan bahwa kontribusi semua variabel bebas terhadap budaya kerja karyawan adalah sebesar 76,7%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Uji F

Uji F digunakan untuk melihat terjadinya pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan.Berikut ini hipotesis untuk uji F:

H0 : Persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi tidak berpengaruh

terhadap budaya kerja perusahaan.

H1 : Persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi berpengaruh terhadap

budaya kerja karyawan.

Jika nilai Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil uji F dapat

dilihat pada Tabel 17. Karena nilai Sig (0.000) < alpha 0.05 maka H1 diterima,

sehingga dinyatakan semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini

berupa persepsi karyawan terhadap saluran komunikasi (X1), struktur wewenang

(29)

19 Uji t

Hasil pengolahan data dengan bantuan software SPSS diperoleh uji t yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Secara ringkas hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil uji t menunjukkan variabel mana saja yang berpengaruh terhadap

Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien

Constant -0.059 0.986 -0.451 0.677 -0.434 0.468

Variabel saluran komunikasi (X1) tidak berpengaruh secara parsial terhadap

budaya kerja karyawan tetapi saluran komunikasi berpengaruh terhadap budaya non-diskriminasi, sedangkan budaya integritas, profesionalisme, kemandirian dalam kebersamaan, kepedulian tidak dipengaruhi oleh saluran komunikasi karena nilai signifikasi yang kurang dari 0.05. Variabel struktur wewenang organisasi

(X2) berpengaruh secara parsial terhadap budaya kerja karyawan, struktur

wewenang organisasi juga berpengaruh terhadap budaya integritas, profesionalisme dan kepedulian, sedangkan budaya non-diskriminasi tidak dipengaruhi oleh struktur wewenang organisasi karena nilai signifikasi yang

kurang dari 0.05. Variabel spesialisasi jabatan (X3) tidak berpengaruh terhadap

budaya kerja karyawan maupun budaya integritas, profesionalisme, kemandirian dalam kebersamaan, kepedulian dan non-diskriminasi karena nilai signifikansi nya

kurang dari 0,05. Variabel penguasaan informasi (X4) berpengaruh terhadap

(30)

20

Regresi Linier Berganda

Tabel 19 Hasil regresi linier berganda

Variabel Koefisien Std. Error t hitung Signifikansi

Constant -0.059 0.229 -0.257 0.798

Saluran Komunikasi 0.118 0.066 1.794 0.078

Struktur Wewenang

Organisasi 0.505 0.097 5.225 0.000

Spesialisasi Jabatan 0.061 0.059 1.029 0.308

Penguasaan Informasi 0.290 0.062 4.647 0.000

Tabel 19 menunjukkan persamaan linier yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = - 0.059 + 0.118 X1 + 0.505X2 + 0.061 X3 + 0.290X4 ...(3) Keterangan:

Y : budaya kerja karyawan

X1 : Saluran Komunikasi

X2 : struktur wewenang organisasi

X3 : Spesialisasi Jabatan

X4 : Penguasaan Informasi

Berdasarkan persamaan 3 dapat dijelaskan bahwa persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi (X) yang memberikan pengaruh tertinggi berturut-turut yaitu struktur wewenang organisasi dan penguasaan informasi, dimana setiap penambahan satu satuan terhadap variabel tersebut akan meningkatkan penerapan budaya kerja karyawan (Y) sebesar 0.505 dan 0.290 satuan. Sementara jika perusahaan tersebut tidak memiliki dua variabel bebas yang berpengaruh signifikan tersebut maka variabel budaya kerja karyawan (Y) bernilai negatif atau dapat dikatakan penerapan budaya kerja pada karyawan sangat buruk. Variabel saluran komunikasi dan spesialisasi jabatan meskipun memiliki pengaruh positif tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap budaya kerja karyawan, sehingga dapat dikatakan budaya kerja karyawan tidak ditentukan dari saluran komunikasi dan spesialisasi jabatan yang dimiliki PT Wisma Hijau.

Implikasi Manajerial

(31)

21 memberikan pengaruh yang positif satu sama lain. Struktur wewenang organisasi dapat dipertahankan dengan cara menjelaskan secara berulang kali bahwa pekerjaan yang dilakukan harus berorientasi terhadap struktur wewenang organisasi. Melalui struktur wewenang organisasi karyawan akan lebih mudah menyelesaikan pekerjaan karena karyawan telah mengerti bahwa perintah pekerjaan diberikan oleh atasan dan karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan oleh atasan. Saluran komunikasi yang diterapkan oleh PT Wisma Hijau sudah sangat efektif karena penyampaian informasi melalui saluran komunikasi bisa disesuaikan dengan keadaan dan kondisi yang sedang dialami oleh penerima informasi. Saluran komunikasi sebaiknya dipertahankan dengan cara tidak mengurangi atau melebih-lebihkan informasi dari sumber utama pemberi informasi dan jangan sampai saluran komunikasi menjadi penghambat jalannya informasi. Spesialisasi jabatan pada PT Wima HIjau sudah sangat efektif untuk diterapkan karena pemberian informasi pekerjaan dari pimpinan ke karyawan sudah jelas. Adanya pemberian informasi tentang kemajuan yang telah dicapai oleh karyawan. PT Wisma Hijau sebaiknya mempertahankan spesialisasi jabatan dengan cara pimpinan lebih peka terhadap masalah yang dihadapi karyawan.

(32)

22

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai serta hasil analisis pada pembahasan penelititan, maka dapat disimpulkan:

1. Efektivitas komunikasi yang terjadi pada PT Wisma Hijau sudah diterapkan dengan sangat efektif. Penguasaan informasi merupakan yang paling efektif karena memiliki nilai yang paling tinggi diantara saluran komunikasi, struktur wewenang organisasi dan spesialisasi jabatan.

2. Budaya kerja karyawan yang terjadi pada PT Wisma Hijau sudah cukup diterapkan dengan baik. Budaya integritas merupakan budaya paling kuat yang telah diterapkan pada perusahaan dibandingkan budaya profesionalisme, kemandirian dalam kebersamaan, kepedulian dan non-diskriminasi.

3. Pengaruh efektivitas komunikasi terhadap budaya kerja karyawan pada PT Wisma Hijau telah terbukti secara simultan maupun parsial. Efektivitas komunikasi yaitu struktur wewenang organisasi dan penguasaan informasi berpengaruh secara parsial terhadap budaya kerja karyawan PT Wisma Hijau. Sementara jika PT Wisma Hijau tidak memiliki dua variabel bebas yang berpengaruh signifikan maka budaya kerja karyawan tidak akan diterapkan dengan baik. Saluran komunikasi berpengaruh terhadap budaya non-diskriminasi. Struktur wewenang organisasi berpengaruh terhadap budaya integritas, profesionalisme dan kepedulian. Spesialisasi jabatan berpengaruh terhadap budaya integritas. Penguasaan informasi berpengaruh terhadap budaya profesionalisme dan non-diskriminasi.

4.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan, yaitu:

1. PT Wisma Hijau sebaiknya mempertahankan efektivitas komunikasi dengan selalu memberikan informasi bahwa dengan adanya efektivitas komunikasi pekerjaan akan diselesaikan dengan mudah karena informasi yang diberikan jelas.

2. Perlu dilaksanakan sosialisasi untuk memperkenalkan budaya kerja yang harus diterapkan pada karyawan baru PT Wisma Hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani R.2013. Analisis Pengaruh Karakteristik Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada Unit Kerja Kepanitraan Mahkamah Agung Republik Indonesia[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(33)

23 Hermaningsih A. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Budaya Organisasi. Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausaan [internet]. [diunduh 2015 maret 29]: 5(1): 22-37. Tersedia pada http://ejournal-unisma.net>article>view.

Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Lubis DP, Mugniesyah SS, Purnaningsih N. 2010. Dasar-dasar Komunikasi. Bogor (ID): Sains KPM IPB Press.

Misbahudin, Hasan I. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Moeljono D. 2005. Budaya Organisasi dalam Tantangan. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo.

Ndraha T. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta.

Nizar M. Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pda PT Pos Indonesia Cabang Kudus)[skripsi]. Semanrang (ID): Universitas Diponegoro.

Nugroho BA. 2005. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Semarang (ID): ANDI.

Permanaputra A. 2014. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Direktorat Sumber daya Manusia dan Umum PT Pos Indonesia (Persero) Kator Pusat Bandung[skripsi]. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Bandung.

Priyatno D. 2014. SPSS 22 Pengolah data Terpraktis. Yogyakarta (ID). ANDI. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta (ID): Graha Ilmu.

Sekaran U. 2009. Research Methods for Business. Jakarta (ID): Penerbit Salemba. Siregar S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta (ID): Kencana.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelititan. Bandung (ID): Alfabeta..

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung(ID): Alfabeta.

Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran. Yogyakarta (ID): Media wacana.

Sutrisno E. 2011. Budaya Organisasi. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

Tika MP. 2012. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Trihendradi C. 2009. SPSS 21 Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.

Wahjono SI. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

Wahyuni T. 2013. Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional VII KT[skripsi]: Makassar (ID). Universitas Hasanuddin.

Walpole, R E. 1995. Pengantar Statistika. Jkarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Yusuf A. 2011. Pengaruh Nilai-nilai Budaya Perusahaan terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan PT Pupuk Kaltim (Kantor Perwakilan Jakarta)[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(34)

24

(35)

25 Lampiran 2 Uji validitas dan reliabilitas

Uji Validitas

Peubah Indikator Indikator Sub rhitung rtabel Simpulan

(36)

26

Lanjutan Lampiran 2 Uji reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.896 .961 33

Cronbach's Alpha if Item Deleted

SK1 .889

SK2 .894

SK3 .890

SK4 .889

SW1 .894

SW2 .893

SW3 .889

SW4 .894

SW5 .892

SJ1 .893

SJ2 .890

PI1 .893

PI2 .891

PI3 .890

PI4 .889

IN1 .893

IN2 .890

IN3 .894

IN4 .894

PRO1 .890

PRO2 .889

PRO3 .889

PRO4 .889

KK1 .893

KK2 .891

KP1 .892

KP2 .889

KP3 .893

KP4 .890

ND1 .889

ND2 .893

ND3 .889

(37)

27 Lampiran 3 Hasil uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Error Std. Beta Tolerance VIF

1 (Constant

) -.059 .229 -.257 .798

X1 .118 .066 .150 1.794 .078 .577 1.732

X2 .505 .097 .500 5.225 .000 .439 2.276

X3 .061 .059 .093 1.029 .308 .489 2.045

X4 .290 .062 .365 4.647 .000 .650 1.538

T TABEL

DF N-VAR 58

ALFA 0.05

T TABEL 2.001717

Model Y1 Y2 Y3 Y4 Y5

t hitung Sig. t hitung Sig. t hitung Sig. t hitung Sig. t hitung Sig.

Constant 2,407 0,019 -1,107 0,273 1,134 0,261 -1,027 0,308 1,000 0,322

X1 0,630 0,531 1,071 0,289 0,390 0,698 -0,028 0,978 2,260 0,028

X2 2,053 0,045 2,209 0,031 1,612 0,112 4,342 0,000 1,939 0,057

X3 2,676 0,010 0,028 0,978 1,289 0,202 1,513 0,136 -0,764 0,448

(38)

28

RIWAYAT HIDUP

Pratiwi Putri Utami, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 1993. Penulis adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Suyitno dan Ibu Suyamti. Bertempat tinggal di Cempaka Putih barat RT 005/09 No. 19 Gang Cendana, Jakarta Pusat. Riwayat pendidikan penulis bermula dari TK Sejahtera lulus tahun 1999, SDN Johar Baru 09 Pagi lulus pada tahun 2005, SMP Negeri 77 Jakarta lulus tahun 2008, dan SMA Negeri 27 Jakarta Depok lulus pada tahun 2011. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor tahun 2011 di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur undangan.

Gambar

Tabel 1 Penelitian terdahulu
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 4 Persepsi karyawan terhadap efektivitas komunikasi
Tabel 5 Persepsi karyawan terhadap saluran komunikasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Psikologis , Remaja adalah suatu masa ketika individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari. kanak-kanak menjadi

Kami tidak punya pilihan lain kecuali menyerahkan uang ini kepada seseorang yang menjadi pengganti Imam Hasan as., dan jika tidak, kami akan mengembalikan

CIREBON SUPER BLOK MALLGround Floor No. Cipto Mangunkusumo No. Margonda Raya No. MORITZ )Lantai Upper Ground Unit UG -

kondisi ini/ berbanding terbaik dengan sekolah-sekolah kejuruan/ yang kini justru menjadi pilihan favorit/ bagi calon siswa baru// Bukan hanya karena kurikulumnya yang

Dalam melakukan analisis tidak hanya untuk keperluan pemeriksaan pola sebaran data, tetapi juga untuk pendugaan parameter dan Return Level.Dalam menganalisis Return

Kehadiran bakteri patogen oportunistik pada produk akuakultur seperti ikan, kepiting, dan udang sangat berbahaya karena produk tersebut dapat terlibat secara aktif dan pasif

Analisis Regresi sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat) dan

Retrieved April 6, 2017, from Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat: http://dispusipda.jabarprov.go.id/profil/struktur_organisasi..