• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG (Studi Kasus di Sentra Pengrajin Bale Batik Taza)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Oleh

KUSWOYO 1102476

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

(2)

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG (Studi Kasus di Sentra Pengrajin Bale Batik Taza)

Oleh

Kuswoyo

1102476

Sebuah skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

©

Kuswoyo 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Kuswoyo. 2015. “Analisis Visual Motif Batik Karawang (Studi Kasus di Sentra

Pengrajin Bale Batik Taza).

(6)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: Batik Karawang, Analisis Visual, Makna Simbolis Batik, Motif Batik.

ABSTRACT

Kuswoyo. 2015. “The Visual Analysis of the Karawang’s Batik’s Design (a case study in Sentra Pengrajin Bale Batik Taza)”

Batik is considered one of the various culture’s Products in West Java which keeps

developing from time to time and becomes the symbolism of the identity of people in

Karawang. Historically speaking, Karawang’s batik has existed since the past time,

however in this present time; it leaves nothing but the name and the record in history.

However, starting in 2011, the efforts to keep Karawang’s Batik alive, has been

raised by some people who believe that Karawang’s batik must survive through

times. Therefore, the examination to aspects such as the historical development, the symbolic meaning of the batik, visualization of the design it self of which purposes

are to preserve, to develop and to introduce Karawang’s batik’s design to the people

must be further improved. The problems raised in this study are: 1) The names of

Karawang’s batik’s design in Sentra Pegrajin Bale Batik Taza; 2) The symbolic

(7)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(8)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

E. Struktur Organisasi 6

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Konsep Batik 7

1. Pengertian Batik 7

2. Sejarah Singkat Perkembangan Batik 9

3. Perkembangan Batik Jawa Barat 16

4. Fungsi Batik 25

5. Unsur-Unsur Visual Seni Rupa 28

6. Prinsip-Prinsip Visual Seni Rupa 42

7. Jenis-Jenis Teknik Batik 49

8. Alat dan Bahan 51

9. Proses dan Tahapan Membatik 59

B. Konsep Motif Hias Batik 61

1. Pengertian Motif Hias Batik 61

2. Unsur-Unsur Dasar Motif Batik 62

3. Jenis-Jenis Motif Hias Batik di Indonesia 64

(9)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

BAB III METODELOGI PENELITIAN 71

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 71

B. Lokasi Penelitian 73

C. Definisi Operasional 73

D. Instrumen Penelitian 74

E. Teknik Pengumpulan Data 78

F. Teknik Analisis Data 81

G. Pola Pikir Penelitian 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 85

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 85

1. Lokasi Kabupaten Karawang 85

2. Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Wilaya Kabupaten Karawang 86

3. Demografi dan Karakteristik Penduduk Kabupaten Karawang 86

4. Batik Karawang 87

B. Pengelompokan Nama dan Analisis Makna Simbolis Motif Batik Karawang 92

1. Objek Motif Batik Karawang Tempo Dulu 93

2. Objek Motif Batik Karawang Kontemporer 97

3. Objek Motif Batik Karawang Budaya Sunda 103

C. Visualisasi dan Pembahasan Ide Gagasan Motif Batik Karawang 101 1. Analisis Unsur-Unsur Visual Batik Karawang 109

2. Analisis Prinsip-Prinsip Visual Batik Karawang 149

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 172

A. Kesimpulan 172

B. Rekomendasi 174

DAFTAR PUSTAKA 176

GLOSARIUM 177

(10)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Teknik Rintang Warna di Indonesia 13

Tabel 2.2 Isian Bentuk Cecek 63

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 75

Tabel 4.1 Analisis Makna Simbolis Motif Pare Sagedeng 93

Tabel 4.2 Analisis Makna Simbolis Motif Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 94

Tabel 4.3 Analisis Makna Simbolis Motif Padi Cere Bulu 96

Tabel 4.4 Analisis Makna Simbolis Motif Cigentis 97

Tabel 4.5 Analisis Makna Simbolis Motif Citarum 98

Tabel 4.6 Analisis Makna Simbolis Motif Ceplok Sawah 99

Tabel 4.7 Analisis Makna Simbolis Motif Ceplok Padi 100

Tabel 4.8 Analisis Makna Simbolis Motif Ceplok Kapas 101

Tabel 4.9 Analisis Makna Simbolis Motif Panen Raya 102

Tabel 4.10 Analisis Makna Simbolis Motif Bulir Padi dan Kupu-kupu 103

Tabel 4.11 Analisis Makna Simbolis Motif Leuit 104

Tabel 4.12 Analisis Makna Simbolis Motif Kembang Goyang Besar 105

Tabel 4.13 Analisis Makna Simbolis Motif Kembang Goyang Kecil 106

Tabel 4.14 Analisis Makna Simbolis Motif Bunga Tarum dan Padi 107

Tabel 4.15 Analisis Makna Simbolis Motif Keong Sawah 108

Tabel 4.16 Unsur Visual Pada Motif Batik Pare Sagedeng 110

Tabel 4.17 Unsur Visual Pada Motif Batik Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 113

Tabel 4.18 Unsur Visual Pada Motif Batik Padi Cere Bulu 115

Tabel 4.19 Unsur Visual Pada Motif Batik Cigentis 119

Tabel 4.20 Unsur Visual Pada Motif Batik Citarum 122

Tabel 4.21 Unsur Visual Pada Motif Batik Ceplok Sawah 125

Tabel 4.22 Unsur Visual Pada Motif Batik Ceplok Padi 127

(11)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

Tabel 4.24 Unsur Visual Pada Motif Batik Panen Raya 132

Tabel 4.25 Unsur Visual Pada Motif Batik Bulir Padi dan Kupu-kupu 134

Tabel 4.26 Unsur Visual Pada Motif Batik Leuit 137

Tabel 4.27 Unsur Visual Pada Motif Batik Kembang Goyang Besar 140

Tabel 4.28 Unsur Visual Pada Motif Batik Kembang Goyang Kecil 143

Tabel 4.29 Unsur Visual Pada Motif Batik Bunga Tarum dan Padi 145

(12)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Proses Pembuatan Batik 8

Gambar 2.2 Contoh Batik Cirebon “ Motif Mega Mendung” 18

Gambar 2.3 Contoh Batik Garut “Motif Iwak Eton” 20

Gambar 2.4 Contoh Batik Indramayu “Motif Iwak Etong” 21

Gambar 2.5 Contoh Batik Tasikmalaya “Motif Melati Sukapura” 22

Gambar 2.6 Contoh Batik Sukabumi “Motif Pelabuhan Ratu Sukabumi” 23

Gambar 2.7 Contoh Batik Ciamis “Motif Pecah Kopi” 24

Gambar 2.8 Contoh Batik Cianjur “Motif Ayam Pelung Cianjur” 25

Gambar 2.9 Contoh Motif Batik Sebagai Fashion 26

Gambar 2.10 Contoh Motif Batik Sebagai Interior 27

Gambar 2.11 Contoh Motif Batik Sebagai Kerajinan Lain 28

Gambar 2.12 Pengaturan Titik pada sebuah Bidang 29

Gambar 2.13 Peran Garis pada sebuah Komposisi 30

Gambar 2.14 Peran Garis pada sebuah Komposisi 31

Gambar 2.15 Beberapa Bentuk Garis dengan Ketebalan serta Sifat Goresan yang Berbeda 33

Gambar 2.16 Beberapa Jenis Bidang 35

Gambar 2.17 Beberapa Jenis Raut Bidang 36

Gambar 2.18 Lingkaran Warna : Warna Primer, Sekunder dan Tersier ` 38

Gambar 2.19 Lingkaran Warna Panas dan Dingin 38

Gambar 2.20 Skema Warna Monokromik 39

Gambar 2.21 Skema Warana Analogus 40

Gambar 2.22 Skema Warna Komplementer 40

Gambar 2.23 Susunan Repitisi, Transisi dan Oposisi 45

Gambar 2.24 Corak Ragam Hias dengan Pola Langkah Pengulangan 45

(13)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Gambar 2.26 Komposisi Simetris 47

Gambar 2.27 Komposisi Simetris 47

Gambar 2.28 Komposisi Simetris 48

Gambar 2.29 Komposisi Simetris 48

Gambar 2.30 Proses Membatik Batik Tulis 49

Gambar 2.31 Proses Membatik Batik Cap 50

Gambar 2.32 Canting Tulis 51

Gambar 2.33 Canting Cap 52

Gambar 2.34 Wajan Malam 53

Gambar 2.35 Kompor 53

Gambar 2.36 Panci 54

Gambar 2.37 Tempat Pewarnaan Kain 55

Gambar 2.38 Kursi Kecil (Dingklik) 55

Gambar 2.39 Kuas 56

Gambar 2.40 Tempat Pencucian 57

Gambar 2.41 Lilin (Malam) 57

Gambar 2.42 Kain Mori 58

Gambar 2.43 Zat Pewarna 59

Gambar 2.44 Proses Membuat Pola Batik pada Kain 59

Gambar 2.45 Proses Membuat Pola Batik pada Kain 60

Gambar 2.46 Proses Membuat Pola Batik pada Kain 60

Gambar 2.47 Proses Pewarnaan Kain 61

Gambar 2.48 Contoh Motif Tumbuhan dengan Bentuk Daun 66

Gambar 2.49 Contoh Motif Tumbuhan dengan Bentuk Bunga 67

Gambar 2.50 Contoh Motif Binatang 68

Gambar 2.51 Contoh Ragam Hias Manusia 69

Gambar 2.52 Contoh Ragam Hias Alam Benda 69

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Karawang 85

Gambar 4.2 Produk Kain Batik Karawang 91

Gambar 4.3 Karya Kemeja Batik Karawang 92

Gambar 4.4 Karya Busana Batik Karawang 92

(14)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Gambar 4.6 Motif Batik Padi Cere Bulu 112

Gambar 4.7 Motif Batik Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 114

Gambar 4.8 Motif Batik Cigentis 118

Gambar 4.9 Motif Batik Citarum 121

Gambar 4.10 Motif Batik Ceplok Sawah 124

Gambar 4.11 Motif Batik Panen Raya 126

Gambar 4.12 Motif Batik Ceplok Kapas 129

Gambar 4.13 Motif Batik Ceplok Padi 131

Gambar 4.14 Motif Batik Bulir Padi dan Kupu-kupu 133

Gambar 4.15 Motif Batik Leuit 136

Gambar 4.16 Motif Batik Bunga Tarum dan Padi 139

Gambar 4.17 Motif Batik Kembang Goyang Besar 142

Gambar 4.18 Motif Batik Kembang Goyang Besar 144

Gambar 4.19 Motif Batik Keong Sawah 147

Gambar 4.20 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Pare Sagedeng 149

Gambar 4.21 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Padi Cere Bulu 151

Gambar 4.22 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Pare Sagedeng dan Tugu Rengasdengklok 152

Gambar 4.23 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Cigentis 154

Gambar 4.24 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Citarum 156

Gambar 4.25 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Ceplok Sawah 157

Gambar 4.26 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Panen Raya 159

Gambar 4.27 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik Ceplok

Padi 160

Gambar 4.28 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik Ceplok

(15)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

Gambar 4.29 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik Bulir

Padi dan Kupu-kupu 163

Gambar 4.30 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Leuit 165

Gambar 4.31 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif

Bunga Tarum dan Padi 166

Gambar 4.32 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Kembang Goyang Besar 167

Gambar 4.33 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

Kembang Goyang Kecil 169

Gambar 4.34 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik

(16)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Lampiran 3. Surat Pernyataan Lampiran 4. Instrumen Penelitian Lampiran 5. Lembar Observasi Lampiran 6. Hasil Wawancara Lampiran 7. Foto Lokasi Penelitian Lampiran 8. Narasumber

(17)

1

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batik merupakan sebuah karya seni yang berasal dari budaya Indonesia

dengan corak yang beragam dengan mengadaptasi berbagai bentuk dari eksplorasi

alam maupun kebudayaan yang ada di Indonesia. Serta tata warna yang khas dari

setiap daerah yang menunjukan identitas bangsa Indonesia. Batik juga merupakan

sebuah ikon produk atau aset budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai

historis serta memiliki kualitas dan dapat bersaing dengan kesenian tradisional

negara lain. Seiring dengan perkembangan kebudayaan, itu tidak menghilangkan

ciri khas batik yang memiliki nilai tradisional. Teknologi pada saat ini mengalami

kemajuan yang sangat pesat terlihat dengan perkembangan pembuatan batik yang

semakin mengalami pengembangan dimana batik saat ini memiliki berbagai

banyak jenisnya dari mulai batik printing atau pembuatannnya menggunakan

mesin cetak serta ada juga jenis canting elektronik. Pada masa ini, batik tidak

hanya dinikmati atau dipakai oleh seorang bangsawan keraton akan tetapi batik

pada masa kini bersifat universal artinya dapat dinikmati oleh setiap orang dari

mulai anak-anak, remaja maupun dewasa tanpa melihat jabatan maupun kasta.

Disisi lain masyarakat Indonesia merasa bangga bahwa karya seni Indonesia

telah di akui oleh semua negara karena sebagai warisan dunia akan tetapi disisi

lain dikhawatirkan dengan banyaknya negara-negara asing yang menciptakan

batik akan tetapi masyarakat Indonesia semakin mengabaikan karya bangsanya

sendiri. Sebagai contoh di setiap daerah di Indonesia pada saat ini semakin

berlomba-lomba menciptakan batik ciri khas daerahnya masing-masing akan

tetapi yang disayangkan masyarakat baik remaja maupun dewasa belum tahu

bahwa daerahnya memiliki karya batik yang menjadi ikonnya. Problema yang

terjadi adalah semakin tidak pedulinya masyarakat terhadap budaya batik

(18)

2

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelestarian dari masyarakat. Padahal eksistensi batik sangat ditunjang oleh

kepedulian masyarakat terhadap karya seni batik.

Salah satu yang menjadi harapan agar batik akan terus terjaga pelestariannya

yaitu dengan adanya pengrajin batik. Pengrajin batik pada setiap daerah di

Indonesia sudah semakin banyak akan tetapi jumlahnya belum merata pada setiap

daerah di Indonesia dimana ada yang jumlahnya banyak maupun sedikit bahkan

tidak sedikit daerah yang tidak mempunyai pengrajin batik. Pengrajin batik

merupakan hal terpenting untuk keberlangsungannya budaya batik di Indonesia.

Ada hal yang perlu pengrajin batik indonesia lakukan yaitu mengembangkan

kualitas batik Indonesia dari segi motif, warna, serta desain yang menarik dengan

memperhatikan fashion pada masa ini agar produksi batik dapat menarik

konsumen. Pengrajin batik harus banyak bereksplorasi dengan inovasi-inovasi

yang menarik, unik serta bernilai tinggi agar setiap produksi batik dapat menarik

konsumen serta dapat bersaing dengan fashion luar negeri yang semakin banyak.

Untuk itu, inovasi batik diharapkan dapat mengembangkan budaya batik di

Indonesia.

Di Provinsi Jawa Barat sudah semakin banyak terdapat motif batik. Ada

beberapa kota di Jawa Barat yang saat ini sudah terkenal dengan karya-karya

batiknya dan semakin mengembangkan motif batik daerahnya masing-masing

seperti batik cirebon, batik Indramayu, batik Garut, batik Tasikmalaya, batik

Sukabumi, batik Kuningan, batik Majalengka serta batik lainnya di daerah Jawa

Barat. Sebagai contoh motif batik ciri khas daerah Corebon yaitu Motif Mega

Mendung.

Namun baru-baru ini terdapat pengrajin di daerah di Jawa Barat akan tetapi

belum dikenal oleh masyarakat luas namun sudah semakin mengembangkan motif

batik didaerahnya yaitu Bale Batik Taza yang terdapat di kota Karawang. Bale

Batik Taza merupakan salah satu sentra pengrajin batik yang karyanya membuat

motif-motif khas Kabupaten Karawang dengan mengeksplorasi alam serta budaya

yang ada di Kabupaten Karawang. Bale Batik Taza juga melakukan pelatihan

(19)

3

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melestarikan budaya batik sebagai leluhur bangsa Indonesia. Namun realitanya

belum ada kepedulian dari masyarakat terhadap batik di Kabupaten Karawang.

Dari hal tersebut penulis sebagai masyarakat Karawang melihat potensi yang

terdapat pada batik Karawang dan belum ada penelitian yang merujuk pada alasan

mengenai inspirasi dan analisis visual motif batik Karawang. Maka dari itu

penulis melakukan sebuah penelitian pada sentra Bale Batik Taza mengenai karya

motif batik Karawang yang tujuannya memperkenalkan motif batik Karawang

kepada masyarakat Karawang dan pula masyarakat luas, menambah keberagaman

motif batik Jawa Barat dan batik Indonesia, serta mengembangkan motif batik

Karawang dari mulai visual atau corak batik dan pemaknaannya sehingga

kepercayaan bahwa Karawang mempunyai motif batik ciri khas daerahnya.

Dalam riset yang dilakukan, penulis akan lebih menitikberatkan pada dua

unsur yaitu identitas motif batik dan visual pada motif batik Bale Batik Taza. Dari

visual penulis akan melihat beberapa kategori dari mulai bentuk motif, estetika,

nilai visual, dan lain-lain. Dengan menitikberatkan beberapa unsur yang dilakukan

dalam penelitian, maka dari itu penulis memberi sebuah judul “Analisis Visual

Motif Batik Karawang (Studi Kasus di Sentra Pengrajin Bale Batik Taza).

Semoga dengan dilaksanakan penilitian ini dapat diperoleh satu acuan sebagai

bahan pembanding dari berbagai pemikiran yang muncul.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan atau menitikberatkan mengenai batik

Karawang dimana menganalisis identitas dan visual dari motif batik Karawang di

sentra pengrajin Bale Batik Taza di kota Karawang. Dengan demikian rumusan

masalahnya adalah bagiamana identitas motif batik yang telah dijadikan sebagai

ciri khas dari Kabupaten Karawang dan visual motif batiknya.

Sejalan dengan fokus masalah di atas, pertanyaan penelitian yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

(20)

4

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Makna simbolis yang terdapat pada motif batik Karawang di sentra pengrajin

Bale Batik Taza?

3. Bagaimana unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip visual motif batik

Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini di

antaranya bertujuan untuk :

1. Mengetahui nama-nama motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik

Taza.

2. Mengetahui makna simbolis yang terdapat pada motif batik Karawang di

sentra pengrajin Bale Batik Taza.

3. Mendapatkan data-data dan informasi mengenai unsur-unsur visual dan

prinsip-prinsip visual motif batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik

Taza.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tentang Batik Karawang di harapkan dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat utama yang diharapkan yaitu:

1. Manfaat Bagi Penulis :

a. Dapat memperoleh pengetahuan mengenai sejarah berdirinya batik Karawang

di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

b. Dapat memperoleh pengetahuan tentang identitas motif batik dan visual motif

batik Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

c. Dapat memperoleh pengalaman dan pembelajaran tentang batik batik

Karawang di sentra pengrajin Bale Batik Taza.

d. Dapat memperoleh pengetahuan baru tentang motif-motif batik yang ada di

Indonesia.

(21)

5

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian semoga dapat menjadikan sebagai bahan dokumentasi dan

keperluan-keperluan yang relevan untuk kedepannya.

b. Hasil penelitian semoga dapat memberikan informasi untuk menambah

wawasan tentang kriya batik khas Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang.

3. Manfaat Bagi Pengrajin :

a. Untuk menambah pengetahuan bagi para pengrajin mengenai batik.

b. Untuk dijadikan sebagai motivasi dan inspirasi untuk bekerja secara optimal

dalam menciptakan dan mengembangkan motif-motif batik yang lebih kreatif.

c. Untuk memberikan motivasi agar saling peduli terhadap batik di daerahnya

sendiri sehingga dapat memberikan ilmu mengenai batik kepada masyarakat

disekitarnya.

4. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Seni Rupa.

a. Sebagai bahan kajian untuk mata kuliah batik sehingga dapat menularkan

inovasi, motivasi, dan keberanian dengan berkarya batik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan menanbah perkembangan ilmu pengetahuan

untuk menjadikan salah satu sumber informasi yang relevan mengenai batik.

c. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan tentang perkembangan

motif batik di Indonesia.

d. Hasil penelitian sebagai pedoman untuk menunjang proses pembelajaran

kriya tekstil dan batik di Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

Manfaat dari penelitian yang dilakukan dapat ditinjau secara teoritis dan

praktis, diantaranya sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kriya

batik Kabupaten Karawang, serta bermanfaaat bagi pengembangan dibidang

(22)

6

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Secara Praktis

Melakukan observasi secara langsung serta berkala ketempat pembuatan batik

Kabupaten Karawang secara langsung untuk mengetahui tetang bagaimana

visualisasi motif yang ada pada batik Karawang dari mulai motif dan makna yang

terkandung pada batik tersebut, sehingga dapat memperoleh informasi yang

lengkap dan akurat serta jelas

E. Sturktur Organisasi

Sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam penulisan ini terdiri dari

lima bab, yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan dan

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

pengumpulan data serta sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan dan

menjadi acuan bagi penulis dalam menyusun skripsi. Dalam bab ini akan

diuraikan pula mengenai buku-buku yang relevan dan berhubungan dengan

pembahasan masalah yang dikaji dalam skripsi ini.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara penulisan dalam melakukan

penelitian guna mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah

yang dikaji

4. BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini memaparkan hasil data mengenai nama-nama motif batik

Karawang, makna simbolis motif batik Karawang, dan unsur visual serta prinsip

visual pada industri kerajinan Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang

berdasarkan penelitian yang digunakan.

5. BAB V PENUTUP

(23)

7

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

(24)

71

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah cara yang bersifat ilmiah yang

dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan yang nantinya memperoleh

pencapaian dari sebuah tujuan. Dalam menemukan jawaban dari suatu

permasalahan memerlukan pendekatan dimana diperlukan sebuah metode ataupun

pendekatan yang sangat tepat sehingga mendapatkan data yang relevan dari pokok

permasalahan yang diteliti.

Subjek dari penelitian ini adalah karya batik di sentra Bale Batik Taza.

Adapun hal-hal yang di analisis yaitu visual dari motif batik Karawang karya Bale

Batik Taza dengan melihat elemen-elemen pada batiknya. Unsur visual tersebut

berupa corak batik, unsur-unsur dari dalam motif batik tersebut, dan aspek-aspek

lainnya.

Dalam teknik penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan penelitian

kualitatif hasil yang dikumpulkan berupa data yang dimana hasilnya tersebut

berupa tulisan, foto, ataupun gambar yang diperoleh dari hasil wawancara.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini dapat mendeskripsikan

tentang Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza di Kabupaten

Karawang. Data yang diperoleh disajikan dengan bentuk naratif dengan

pemaparan yang sangat objektif dan menyeluruh dari data yang diperoleh.

Semuanya berkaitan dengan analisis visual motif batik Bale Batik Taza di

Kabupaten Karawang.

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 9) menyatakan bahwa:

(25)

72

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada dasarnya metode penelitian dapat di artikan sebagai kegiatan penelitian

yang dilakukan dengan berbagai cara dan bersifat rasional dengan melakukan

pengamatan secara objektif sehingga memperoleh data yang relevan yang

tujuannya memecahkan masalah. Pada umumnya masalah yang diteliti bertujuan

untuk sebuah pengembangan, penemuan, maupun pembuktian.

Sugiyono (2011, hlm. 2) mengungkapkan bahwa:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,

data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Sebuah penelitian memiliki arah dan tujuan dimana dari hal tersebut

memberikan hasil berupa data yang didapatkan yang dijadikan sebagai

pembuktian yang relevan dan obyektif dari penelitian yang dilakukan. Menurut

Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa:

Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat

penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang

diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada.

Penelitian pada dasarnya bertujuan menemukan solusi dari suatu masalah

yang nantinya dibuat dalam bentuk data berupa tulisan. Dengan melakukan

penelitian artinya telah memberikan transparansi berupa bukti yang sesungguhnya

dari data yang telah dibuat. Berdasarkan penjelasan diatas pada umumnya

penelitian harus memiliki tujuan yang berupa penemuan yang dijadikan tolak ukur

bahwa penelitian yang dilakukan merupakan sesuatu yang baru. Kemudian dari

data yang didapatkan harus berdasarkan informasi yang valid dari tempat yang

diteliti agar menjadi bukti dan mulai memperdalam agar dihasilkan data yang

(26)

73

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Lokasi Penelitian

Dalam proses yang telah dilakukan dengan melalui tahap berpikir maupun

melihat disekitar Kabupaten Karawang dimana penulis melakukan studi lapangan

pada hari Senin, 20 April 2015 dan pada hari Rabu, tanggal 6 Mei 2015

melakukan penelitian pada satu sentra kerajinan batik yang bernama Bale Batik

Taza di daerah kota Karawang yang terletak di Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 20

(Kaum I), Karawang.

Masyarakat didaerah Karawang sebagian adalah seorang petani karena

potensi Kabupaten Karawang adalah pertanian dan industri. Persawahan

merupakan sumber daya alam yang menjadi ciri khas daerah-daerah di Kabupaten

Karawang karena setiap kampung sering terdapat area persawahan yang sangat

melimpah.

C. Definisi Operasional

Dalam memperoleh dan memperjelas dari judul penelitian yang akan

dilaksanakan, penulis merumuskan operasional yang diantaranya analisis visual,

motif batik Bale Batik Taza, dan batik Karawang. Analisis visual yaitu proses

melakukan penelitian terhadap objek visual yang akan kita teliti. Motif adalah

pokok dasar sebuah pola gambar. Adapun rumusan operasional sebagai berikut:

1. Analisis Visual : Analisis visual dari pembahasan yaitu mengenai

unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip visual dari

motif batik Bale Batik Taza.

2. Motif : Motif yang di analisis yaitu corak atau gambar

yang terdapat pada permukaan batik.

3. Motif Batik Karawang : Batik yang di analisis yaitu batik dari karya Bale

(27)

74

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah unsur yang dijadikan sebagai alat

bantu untuk melakukan penelitian dalam dalam mengumpulkan. Dalam penelitian

yang dilakukan yaitu penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel dimana

sampel tersebut memiliki maksud dan tujuan. Menurut Arikunto (2010, hlm. 183) menyatakan bahwa “Sampel bertujuan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu ”. Pembuatan sampel bertujuan untuk menganalisis motif batik Bale Batik Taza dari elemen-elemen yang akan di teliti yang ditentukan oleh instrumen yang

dibuat. Kemudian kualitas sebuah data pula ditentukan kualitas yang dibuat.

Banyaknya jumlah instrumen penelitian tergantung variabel yang dibuat yang

telah ditetapkan dalam pelaksanaan penelitian. Seorang peneliti diharuskan

memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas karena dalam penelitian

instrumennya adalah peneliti itu sendiri. Peneliti harus memahami metode dalam

penelitian yang akan dilakukannya dari mulai pemahaman terhadap bidang yang

akan diteliti, kemampuan untuk berinteraksi, menganalisis objek yang akan

diteliti, kemudian kualitas wawancara dapat menentukan kualitas data yang akan

dibuat dalam penelitiannya tersebut dan penulis pula harus menguasai teori dalam

penelitian yang dibautnya.

Selain itu penelitian harus dapat memilih informan yang tepat sebagai sumber

data dan berinteraksi secara langsung sehingga data yang dihasilkan benar-benar

dapat dipercaya. Kemudian penulis juga harus mampu memilih atau menganalisis

data dan menafsirkan data yang tujuannya dapat menentukan kualitas data yang

akan diambil pada nantinya. Selain itu penulis pula dapat membuat kesimpulan

atas penelitian yang dilakukannya.

Nasution (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 223) menyatakan bahwa:

(28)

75

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kualitatif artinya

dengan memecahkan suatu masalah yang belum dipecahkan yang menjadi

instrumennya ialah peneliti itu sendiri dimana peneliti harus memiliki kemampuan

dan pengetahuan yang sangat baik karena kualitas data ditentukan instrumen yang

dia buat. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis

yaitu berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi.

Adapun desain susunan penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

No

Variabel/

Aspek Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Item

1 Sejarah

Perkembangan Batik

Kabupaten Karwang

Waktu berdirinya perusahaan

Karawang di Bale Batik Taza

Wawancara

dan Observasi A. 1

Latar belakang berdirinya

perusahaan Bale Batik Taza

dan asal mula adanya batik di

Kabupaten Karawang

A. 2

Didirikannya perusahaan Bale

Batik Taza.

A. 3

Faktor pendorong didirikannya

perusahaan Bale Batik Taza. A. 4

Teknik yang digunakan dalam

pembuatan batik Karawang di

Bale Batik Taza

A. 5

(29)

76

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No

Variabel/

Aspek Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Item

dalam pembuatan batik

Karawang di Bale Batik Taza.

A. 6

Dukungan lingkungan sekitar

dan masyarakat terhadap

keberadaan batik Karawang. A. 7

Pengenalan batik di

masyarakat. A. 8

Hambatan atau kesulitan yang

dihadapi. A. 9

Produk yang dihasilkan oleh

perusahaan Bale Batik Taza A. 10

Jumlah produk yang dihasilkan

oleh perusahaan Bale Batik

Taza. A. 11

Jumlah semua motif batik

Karawang di Bale Batik Taza A. 12

Nama motif batik Karawang di

Bale Batik Taza A. 13

Perancang pembuatan motif

batik Karawang di Bale Batik

Taza. A. 14

2 Makna

simbolis yang

terdapat pada

batik

Karawang di

sentra

Sumber inspirasi penciptaan

motif batik Karawang di Bale

Batik Taza.

(30)

77

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No

Variabel/

Aspek Indikator

Teknik Pengumpulan Data Item pengrajin Bale Batik Taza.

3 Visualisasi

motif batik

Karawang di

sentra

pengrajin Bale

Batik Taza.

Ragam hias yang digunakan

pada motif batik Karawang di

Bale Batik Taza.

Observasi dan

Kajian

Dokumentasi A. 16

Bentuk cecek yang muncul

pada motif batik Karawang di

Bale Batik Taza

A. 17 Bentuk garis yang muncul

pada batik Karawang di Bale

Batik Taza.

Bentuk bidang pada motif

batik Karawang di Bale Batik

Taza.

Warna yang digunakan pada

latar batik Karawang di Bale

Batik Taza

Penerapan prinsip irama pada

motif batik Karawang di Bale

Batik Taza.

A. 18 Penerapan prinsip komposisi

pada batik Karawang di Bale

Batik Taza.

Penerapan prinsip

keseimbangan pada motif batik

(31)

78

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data merupakan suatu langkah yang dilaksanakan dalam

sebuah penelitian yang tujuannya mendapatkan data dari hasil penelitian tersebut

melalui struktur dan tahapan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam melakukan

pengumpulan data dilaksanakan dengan berbagai cara yang diantaranya yaitu

observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka.

1. Observasi

Observasi merupakan serangkaian proses pengamatan langsung ke lapangan

atau tempat yang akan di teliti untuk mendapatkan data-data yang kongkrit

dengan proses memahami, mencatat, dan merancang beberapa hal berkaitan

dengan permasalahan yang akan di angkat. Dalam observasi, peneliti harus

mengenal dan berinteraksi secara berkala dengan tempat yang akan diteliti baik

narasumber maupun orang-orang yang mungkin ada kaitannya dengan tempat

yang akan diteliti. Hal tersebut dilakukan agar peneliti dapat terbiasa berinteraksi,

serta mudah beradaftasi dengan tempat yang akan diteliti yang nantinya

mempermudah peneliti dalam proses pengumpulan data.

Teknik observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan teknik wawancara

karena observasi dapat dikatakan sebagai wadah dalam melakukan wawancara.

Observasi dilaksanakan secara berkala agar data yang didapatkan lebih lengkap

dan tajam. Nasution (dalam Sugiyono, hlm. 226) menyatakan bahwa:

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas.

Dalam teknik observasi memilki beberapa fungsi yang diantaranya peneliti

akan memahami konteks data dari situasi lapangan serta memperoleh pandangan

yang menyeluruh, memperoleh gambaran yang komperhensif, dan memperoleh

(32)

79

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan dampak yang baik bagi peneliti agar pada penelitiannya memperoleh

data yang lengkap.

Dalam observasi obyek penelitiannya yaitu tempat yang dijadikan sebagai

situasi sosial penelitian yang sedang berlangsung, narasumber dari temapat yang

diteliti, dan kegiatan dari narasumber pada tempat yang diteliti dari situasi sosial

yang berlangsung. Observasi terdiri dari beberapa macam-macam dimana setiap

jenisnya memiliki karakter dalam melakukan pengumpulan data. Observasi

terbagi dari beberapa jenis yaitu obervasi partisipasi, observasi terus terang dan

tersamar, dan observasi tak terstruktur.

Observasi pastisapasi merupakan kegiatan penelitian yang bersifat aktif

dengan terlibat pada kegiatan sehari-hari pada temapat yang diamati atau sebagai

sumber yang diamati. Observasi terus terang dan tersamar merupakan kegiatan

penelitian yang sifatnya memperlihatkan aktivitas peneliti ketika berlangsungnya

penelitian dan peneliti juga bersifat merahasiakan data yang dilakukan dalam

kegiatan observasinya. Kemudian yang terakhir yaitu observasi tak terstruktur,

dimana observasi ini dilakukan dengan cara acak atau tidak teratur ketika

observasi berlangsung akan tetapi ketika data di dapat seluruhnya secara otomatis

observasi dapat dilakukan berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi

pada akhirnya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan serangkaian pengamatan

terhadap objek penelitian dengan menggunakan teknik observasi partisipasi pasif

yaitu peneliti tidak sepenuhnya mengikuti kegiatan sehari-hari narasumber.

Namun peneliti melakukan observasi terhadap perusahaan Bale Batik Taza hanya

pada beberapa aspek yaitu mengetahui secara jelas mengenai sejarah batik

Karawang, mengamati visualisasi batik Karawang di perusahaan, dan mengetahui

jumlah produksi batik Karawang di perusahaan. Secara keseluruhan dilakukan

dengan melihat, mengamati, dan menganalisis karya batik Karawang yang ada di

(33)

80

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah dialog dalam penelitian yang fungsinya

mengumpulkan data dengan cara bertukar informasi antara dua orang yaitu

peneliti dan informan untuk bertukar ide dan informasi melalui proses tanya

jawab sehingga didapatkan data secara mendalam. Dalam wawancara peneliti

harus bisa mendeskripsikan hasil wawancaranya yang dihasilkan dari pengetahuan

dan keyakinan dirinya.

Wawancara terbagi menjadi tiga jenis yaitu wawancara terstruktur,

wawancara semiterstruktur, dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur

merupakan wawancara dengan mengumpulkan data dimana mengetahui pasti

informasi apa yang akan diperoleh dengan menyiapkan instrumen penelitian

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan. Wawancara semiterstruktur adalah wawancara dengan menemukan

permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang akan diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya. Yang terakhir wawancara tak terstruktur adalah

wawancara yang dilaksanakan dengan tidak menggunaka pedoman wawancara

yang tidak terstruktur dan sistematis. Esterberg (dalam Sugiyono, 2011, hlm.

233).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur

artinya penelitian dilakukan dengan proses yang telah dirancang sedemikian rupa

yang dimana peneliti telah mengetahui cara dalam memperoleh informasi data,

dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanya-pertanyaan mengenai

informasi batik Karawang pada perusahaan Bale Batik Taza secara langsung.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan proses mengumpulkan data dengan bentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya yang monumental. Bentuk tulisan dapat digambarkan

seperti catatan harian, biografi, sejarah kehidupan dan sebagainya. Gambar berupa

karya foto, sketsa, dan lainnya serta karya monumental berupa karya seni berupa

gambar ataupun film. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dalam penelitian

(34)

81

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, pengumpulan data lewat dokumen-dokumen,

laporan-laporan penelitian, foto-foto dan gambar serta karya orang lain yang relevan.

Objek penelitian dilakukan pada berupa dokumentasi tempat penelitian,

visualisasi batik Karawang, produk-produk motif batik Karawang, alat dan bahan,

dan dokumentasi bagaimana teknik membatik dilengkapi dengan langkah-langkah

tertulis.

4. Studi Pustaka

Dalam memperdalam materi yang berkaitan dengan penelitian peneliti

melakukan studi pustaka yang digunakan untuk memperoleh wawasan secara

teoritis. Selain itu studi pustakan dipakai untuk mendeskripsikan data, analaisis

data, serta membandingkan data yang ada dilapangan.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis mendapatka sumber dari

beberapa tempat diantaranya ke perpustakaan UPI, perpustakaan Jawa Barat

(BAPUSIPDA), beberapa referensi dari toko buku, dan melakukan browsing

untuk memperoleh data yang menunjang skripsi. Teknik pengumpulan data

merupakan alat penunjang dalam mengumpulkan data yang lebih banyak dan

akurat serta dapat mendeskripsikan hasil dari penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai proses menyusun data secara sistematis dari

data yang didapat dari hasil observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, dan

studi pustaka. Beberapa bagian tersebut dibuat sistematika dengan cara

mengorganisasikannya dari mulai menyusun, menjabarkan, memilih mana yang

penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.

Bogdan (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 244) mengungkapkan bahwa:

(35)

82

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritrakan kepada orang lain.

Dalam tahap analisis data dilakukan dengan bentuk penulisan laporan yang

dikemas menjadi karya tulis. Data-data yang diperoleh dari observasi, wawancara,

dokumentasi, dan studi pustaka di periksa kembali kelengkapannya dan dipilih

yang paling penting dan relevan yang kemudian dibuat menjadi karya tulis yang

sistematis. Adapun kegiatan analisis data dilakukan dalam penelitian diantaranya

sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data-data dari hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi

berupa catatan, gambar, foto, dan karya yang dihasilkan serta studi pustaka.

2. Mengelompokan data-data yang diperoleh dengan cara menyusun secara

sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

3. Melakukan analisis data satu dengan data yang lainnya.

4. Melakukan pengecekan ulang apabila ada data yang kurang lengkap.

5. Melakuakan bimbingan dengan dosen pembimbing I dan II terhadap data

yang diperoleh.

6. Mendeskripsikan data-data dari hasil penelitian menjadi laporan karya ilmiah

yang layak di baca.

(36)

83

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Pola Pikir Penelitian

Berikut ini merupakan bagan proses atau pola pikir dalam penelitian yang

dilakukan oleh penulis:

Bagan 3.1

Proses Penelitian Motif Batik Karawang Pada Bale Batik Taza

Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza di Kabupaten Karawang

Proses penelitian pada Bale Batik

Taza

Observasi Dokumentasi

Wawancara Studi Pustaka

Data-data yang terkumpul:

1. Nama-nama motif batik Karawang

2. Makna simbolis batik Karawang

3. Analisis visual motif batik Karawang

Verifikasi terhadap data yang sudah terkunpul dari hasil penelitian.

Analisis data dari data yang

telah di verifikasi

Kesimpulan dari semua data yang

terkumpul dari mulai sejarah, visualisasi

motif batik Karawang di Sentra Pengrajin

(37)

84

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan gambar tersebut memperjelaskan tahapan-tahapan dalam

memperoleh data yang harus ditempuh oleh penulis dalam proses penelitian

dengan judul Analisis Visual Motif Batik Pada Bale Batik Taza di Kabupaten

Karawang. Adapun literatur dalam penelitian ini berawal dari tahapan identifikasi

atau proses penelitian secara langsung pada tempat penelitian yaitu perusahaan

Bale Batik Taza yang terletak di kota Karawang, Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 20

(Kaum I), Karawang. Tahap tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik

pengumpulan data dari mulai observasi, wawancara, serta dokumentasi.

Kemudian dari tahap proses penelitian diperoleh data-data yang lengkap yaitu

sejarah mengenai batik Karawang dan analisis dari visualisasi batik Karawang

yang didapat dari perusahaan Bale Batik Taza. Setelah data terkumpul dari proses

penelitian dilakukan verifikasi dengan cara mengklasifikasikannya agar data

mudah untuk di analisis. Berikutnya data di analisis yang tujuannya mengetahui

keabsahan datanya dengan mengecek, membandingkan dengan literatur yang ada

atau dengan hasil pengamatan dari karya ilmiah orang lain sehingga menghasilkan

data yang relevan.

Kemudian data yang masih meragukan akan dilakukan proses analisis ulang

sedangkan data yang sudah relevan akan disusun secara sistematis dengan pola

pembuatan karya tulis ilmiah dan tahap terakhir membuat kesimpulan dari semua

(38)

172

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif Batik Pada Bale

Batik Taza Di Kabupaten Karawang yang telah di uraikan, akhirnya peneliti

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sejarah Perkembangan Batik Karawang di Industri Kerajinan Bale Batik Taza

Batik Karawang merupakan batik yang dibuat dengan tujuan mengenalkan

budaya batik terhadap masyarakat Karawang itu sendiri serta melestarikan

kebudayaan maupun kekayaan alam yang ada di Kabupaten Karawang. Batik

Karawang pada dasarnya mengadaftasi semua kekayaan alam dan kebudayaan

yang ada di Kabupaten Karawang. Secara umum batik di Kabupaten Karawang

sudah ada sejak tahun 1928 pada zaman penjajahan Belanda dan motif batik khas

nya adalah motif tarum yang mengeksplorasi dari tumbuhan bunga tarum namun

seiring waktu berjalan batik sudah semakin menghilang di Kabupaten Karawang

karena tidak ada kepedulian dari masyarakat yang ingin melestarikan batik

Karawang tersebut pada era nya tersebut.

Dengan perkembangan batik yang semakin maju pada saat ini ada rasa

keinginan dari salah satu masyarakat di Kabupaten Karawang untuk

membangkitkan kembali batik yang dulu pernah ada dan batik Karawang di rintis

pada tahun 2011 oleh Bu Hj. Istiqomah sebagai pemilik industri kerajinan Bale

Batik Taza yang ada di Kabupaten Karawang. Bale Batik Taza merupakan salah

satu industri kerajinan batik yang lahir pada tahun 2011 yang seluruh karya

batiknya yaitu motif batik khas Kabupaten Karawang.

Batik Karawang pada industri kerajinan Bale Batik Taza sudah menciptakan

15 motif Batik Karawang yang dibuat menggunakan tiga teknik pembuatan batik

yaitu teknik batik tulis, cap, dan kombinasi. Proses pewarnaannya menggunakan

teknik pencelupan dengan pewarna sintetis. Dari 15 motif batik Karawang hanya

4 motif yang di pavoritkan oleh masyarakat Kabupaten Karawang terdiri dari

(39)

173

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

batik Karawang yang ada pada industri kerajinan Bale Batik Taza sebenarnya

sudah melakuakan pengajuan mengenai hak paten namun sampai saat ini belum

ada informasi dari Pemerintah Kabupaten Karawang. Nama –nama motif batik

Karawang terinspirasi dari kebudayaan dan kekayaan alam Kabupaten Karawang.

2. Visualisasi Ide Gagasan Motif Batik Karawang

Karakteristik motif batik Karawang memiliki pola ragam hias batik dengan

cara pengulangan motif,. Outline yang digunakan pada motif batik Karawang

secara keseluruhan cenderung berwarna putih. Batik Karawang sering melakuakan

perubahan warna sehingga warna kain berbeda. Perkembangan batik Karawang

cenderung mengikuti selera pasar sehingga warnanya beraneka ragam.

a. Ragam Hias Motif Batik Karawang

Pada bentuk motif batik Karawang mengadaftasi ragam hias geometris dan

non geometris seperti hewan, tumbuhan, manusia, dan alam benda. Secara

keseluruhan dari motif batik Karawang ragam hias tumbuhan sangat mendominasi

karena motif batik Karawang kebanyakan terinspirasi dari kekayaan lam yang ada

di Kabupaten Karawang.

b. Unsur Visual Motif Batik Karawang

Motif batik Karawang secara keseluruhan memiliki unsur-unsur visual yang

tedapat pada motif batiknya dari mulai garis, bidang, dan warna. Dapat

disimpulkan bahwa motif batik Karawang cenderung banyak menerapkan unsur

garis dan warna sebagai unsur visualnya.

c. Prinsip Visual Motif Batik Karawang

Prinsip-prinsip visual yan terdapat pada motif batik Karawang memiliki

komposisi, keseimbangan dan irama yang dimana semua prinsip tersebut saling

keterkaitan. Pola pengulangan pada prisip irama selalu terdapat unsur visual yang

terlibat didalamnya seperti garis, bidang, dan warna. Sehingga motif batik

(40)

174

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motif batik Karawang ini

menfokuskan pada bidang kesenirupaan tentang motif batik hias batik, unsur

visual serta prinsip-prinsip visual, namun perlu hal-hal yang perlu diperhatikan

lebih lanjut dan teliti untuk mengembangkan motif batik Karawang karena masih

terbilang baru.

Ragam hias yang terdapat pada motif batik Karawang megadaftasi dari

kekayaan alamnya seperti tumbuhan padi, bunga tarum, sungai citarum dan

sebagainya serta kebudayaannya seperti panen raya dan leuit. Dalam skripsi

tentang analisis motif batik Karawang ini dapat dijadikan sebagai sumber yang

bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi seni rupa, dapat

dijadikan sumber informasi mengenai batik Karawang bagi pemda, menambah

wawasan bagi pengrajin. Dibawah ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam mengembangkan motif batik Karawang:

1. Rekomendasi Teoritis

a. Untuk dunia pendidikan

1) Batik Karawang dapat dijadikan referensi kepustakaan dan pengetahuan baru

dalam dunia kependidikan seni rupa, khususnya dalam mata kuliah kriya

tekstil dan batik serta mata kuliah ornamen nusantara.

2) Batik Karawang dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran bagi

siswa siswi tingkat SD, SMP, maupun SMA atau SMK dengan memasukan

kedalam kurikulum. Hal tersebut dapat mendukung perkembangan batik

Karawang dan menambahkan bagi siswa-siswi tentang cara membatik.

2. Rekomendasi Parktis

a. Untuk Peneliti Lain

1) Motif batik Karawang merupakan batik yang berasal dari kondisi alam yang

ada di Kabupaten Karawang baik potensi daerah, kesenian, budaya, artefak,

dan kekayaan alam yang ada di Kabuapaten Karawang itu bisa menjadi

(41)

175

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Bagi para peneliti, dengan adanya analisis mengenai batik Karawang, bisa

menjadi sumber saran, gagasan yang bisa ditinjau lebih lanjut mengenai batik

Karawang.

b. Untuk Industri Kerajinan Bale Batik Taza

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat menjadi informasi

dalam mengembangkan motif batik Karawang dari segi desain motif dan

membuat inovasi-inovasi yang baru. Dan pula dapat menfokuskan pada nilai

filosofis, kualitas,. maupun visual dalam pembuatan motif-motif selanjutnya

c. Untuk masyarakat umum

Diharapkan menjadi sumber pengetahuan untuk masyarakat khususnya di

Kabupaten Karawang, umumnya di seluruh Indonesia sehingga batik Karawang

dapat dikenal oleh masyarakat luas dan ikut melestarikan batik Karawang.

d. Untuk Pemda setempat

Dapat menjadi bahan masukan untuk Pemda setempat sebagai tambahan

referensi tentang potensi budaya yang ada di Kabupaten Karawang. Kemudian

diharapkan ada kepedulian dari Pemda terhadap motif batik Kabupaten Karawang

agar dapat dikenal oleh masyarakat luas dengan mempatenkannya. Dengan

adanya motif batik Karawang dapat menjadi potensi pariwisata Kabupaten

(42)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Atik, S., K., dkk. (2014). Batik Pesisir Selatan Jawa Barat. Bandung : Yayasan

Batik Jawa Barat.

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Darmaprawira, S. (2002). Warna. Bandung : ITB.

Dharsono, S., K. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung : Rekayasa Sains.

Hasanudin. (2001). Batik Pesisiran. Bandung : PT Kiblat Utama Bumi.

Heru S, B. 1987. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita

Graha Widya.

Ismiyanto, PC. 2010. Strategi dan Model Pembelajaran Seni. Semarang:

UNNES.

Lisbijanto, H. (2013). Batik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Masri, A. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta : Jalasutra.

Musman, A. & B, Arini, A. (2011). Batik Warisan Adiluhung Nusantara.

Yogyakarta : G-Media.

Sanyoto, S., E. (2010). Nirmana. Yogyakarta : Jalasutra.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara (Kajian Khusus Tentang Ornamen

Indonesia). Semarang : Dahara Prize.

Susanto, S., S. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta : Departemen

Industri R.I.

Syafii. (2006). Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang: UNNES.

Toekio, S. (2000). Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung : Angkasa.

Wardhani & Pangabean. (2004). Tekstil. Jakarta : Pendidikan Seni Rupa.

Wijayanti, L. & Pratiwi, R. (2013). Menjadi Perancang dan Perajin Batik. Solo :

(43)

Kuswoyo,2015

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Internet:

http://madenurbawa.com/article/147232/suakan--satu-sigih-dua-pejangan.html, [5

Oktober 2015]

https://tondoktorayaku.wordpress.com/2015/08/, [5 Oktober 2015]

https://dyaiganov.wordpress.com/2015/03/14/curug-cigentis/, [5 Oktober 2015]

https//yunifatmaroyani18.wordpress.com/, [5 Oktober 2015]

https//berasdeh.wordpress.com/tag/padi/, [5 Oktober 2015]

Gambar

Tabel 4.24
Gambar 4.29 Teknik Pengulangan Bentuk Motif Pada Motif Batik Bulir
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: “ Mengetahui proses pembuatan motif tradisional Batak dengan teknik batik cap sebagai produk fashoin batik di pengrajin Ardhina

BAB IV KAJIAN VISUAL POLA BATIK PARANG RUSAK BARONG BERDASARKAN KOSMOLOGI MASYARAKAT JAWA KERATON YOGYAKARTA IV.1 Mistis-Spiritual Pada Pola Motif Batik Parang Rusak Barong

Dan juga dengan adanya sanggar batik Jawa Barat anak ini, anak-anak dapat mengetahui mengenai budaya Indonesia terutama batik Jawa Barat dan mereka pun lebih mencintai

‘’Ribuan motif batik itu tersebar di 29 kabupaten dan sembilan kota yang ada di wilayah Jatim,’’ papar Nina Soekarwo saat membuka Festival Batik Jawa Timur 2010 di UMM Dome,

(UMKM) pengrajin batik motif Medan yang terdapat di Medan Tembung.. UMKM tersebut meproduksi kain batik khas Sumatera Utara yaitu batik

2008, Sukabumi mulai mengembangkan budaya batik, salah satunya motif batik Penyu, tulisan ini membahas mengenai motif batik Penyu Sukabumi yang ditinjau dari sudut pandang

Diharapkan kedepan penelitian analisis batik motif batik Jawa Tengah (Studi Kasus daerah Semarang dan Pekalongan) dapat lebih luas dalam wilayah pembahasannya,

Pada saat ini perkembangan corak batik semakin berkembang, tidak lagi hanya terpaku pada motif batik klasik, seperti motif Ceplok, motif Parang, motif Lereng dan motif