ABSTRAK
KAMPANYE MEMPERKENALKAN BATIK JAWA BARAT KEPADA MAHASISWA
Oleh
Rhesa Christian Hernawan NRP 1164066
Batik Indonesia sudah diakui UNESCO sebagai budaya resmi Indonesia, namun kalangan mahasiswa kurang memiliki minat, dan mencintai batik itu sendiri. Sedangkan mahasiswa sendiri memiliki potensi untuk memberi perubahan terhadap masyarakat (trend setter). Mereka lebih memilih gaya hidup budaya asing (globalisasi), karena terlihat lebih keren, modis, dan modern.
Oleh karena itu, perlu dibuat perancangan Kampanye Memperkenalkan Batik Jawa Barat kepada Mahasiswa. Melalui perancangan ini diharapkan minat mahasiswa untuk mengenal dan menggunakan Batik Jawa Barat dalam keseharian mereka dapat diterapkan.
Kampanye ini menggunakan konsep komunikasi dengan cara permainan tebak-tebakan di media sosial, menggunakan event yang menarik, sehingga mereka (mahasiswa) tertarik. Konsep visual dalam kampanye ini menggunakan gaya visual vektor yang ilustratif dan menggunakan warna-warna cerah. Konsep verbalnya menggunakan bahasa yang digunakan mahasiswa sehari-hari, sehingga mudah untuk dipahami mereka. Media kampanye ini menggunakan media sosial yang sering digunakan mahasiswa. Didukung pula dengan gimmick-gimmick menarik seperti tempat handphone, mug, kaos T-Shirt, sticker, Pin.
ABSTRACT
THE CAMPAIGN TO INTRODUCE WEST JAVA BATIK TO UNIVERSITY STUDENTS
Submitted by
Rhesa Christian Hernawan NRP 1164066
Indonesian batik has gained recognition from UNESCO as Indonesia's native culture. As such, university students take little interest in batik. This is very unfortunate seeing that students are the main trendsetters able to bring about changes in the society. They are more interested in foreign cultures identical with its being cool, trendy and modern.
That is the reason why, campaign design to introduce West Java batik to students is vital with the expectation that students will turn their attention to the batik and use it in their daily lives.
This campaign is designed communicatively with guessing games on the social media and makes the best use of interesting events to garner the students' attention. The visual concept of this campaign use vector visuals that are illustrative, colorful and shiny. The verbal concepts use daily conversation easy to comprehend by students. The campaign media use social media students are familiar with. Interesting gimmicks like hand phone cashing, mugs, T-shirts, stickers and tags to complement the media.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii
BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 16
3.1 Data dan Fakta ... 16
3.1.1 Lembaga Terkait ... 16
A. Yayasan Batik Jawa Barat ... 16
3.1.2 Data Tentang Gejala/Fenomena Yang Terjadi ... 21
A. Wawancara dengan Batik KOMAR ... 21
B. Wawancara dengan Batik Hasan ... 22
C. Kuesioner ... 24
3.2 Tinjauan Karya Sejenis ... 29
3.2.1 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ... 31
3.2.2 Strength, Weakness, Oportunity, Threats ... 31
BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 34
4.1 Konsep Komunikasi ... 34
4.2 Konsep Kreatif ... 34
4.2.1 Konsep Verbal ... 34
4.2.2 Konsep Visual ... 35
4.3 Konsep Media ... 35
4.4 Hasil Karya ... 38
BAB V : PENUTUP ... 62
5.1 Simpulan ... 62
5.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.6 Diagram jumlah usia responden ... 24
Gambar 3.7 Diagram jenis kelamin responden ... 24
Gambar 3.8 Diagram hal yang biasa dilakukan responden ... 25
Gambar 3.9 Diagram intensitas responden menggunakan batik ... 25
Gambar 3.10 Diagram pemikiran responden tentang batik ... 24
Gambar 3.11 Diagram situasi di mana responden selalu menggunakan batik ... 24
Gambar 3.12 Diagram alasan responden tidak menggunakan batik ... 24
Gambar 3.13 Diagram pengetahuan responden tentang Batik Jawa Barat ... 24
Gambar 3.14 Diagram media yang baik memperkenalkan Batik Jawa Barat... 24
Gambar 3.15 Kampanye Car Free Day Berbatik ... 29
Gambar 3.16 Poster Kampanye Event Batik Competition 2013 ... 30
Gambar 4.9 Poster Outdoor ... 42
Gambar 4.10 Facebook Ads ... 42
Gambar 4.11 LINE Free Coins ... 43
Gambar 4.12 Postingan Pembuka ... 44
Gambar 4.13 Postingan Pengenalan Logo dan Maskot ... 44
Gambar 4.14 Postingan Tebak Gambar Batik Ciamis ... 45
Gambar 4.15 Postingan Tebak Gambar Batik Cirebon ... 46
Gambar 4.16 Postingan Tebak Gambar Batik Tasikmalaya ... 46
Gambar 4.17 Postingan Tebak Gambar Batik Garut ... 47
Gambar 4.18 Postingan Tebak Gambar Batik Indramayu ... 48
Gambar 4.19 Postingan Lomba Foto Instagram ... 48
Gambar 4.20 Poster Event ... 49
Gambar 4.21 Umbul-umbul Event ... 50
Gambar 4.22 Spanduk Event... 51
Gambar 4.23 X-Banner Event ... 52
Gambar 4.24 Photo Booth Event ... 53
Gambar 4.25 Name Tag Panitia/Peserta... 53
Gambar 4.26 Papan Pemenang Lomba ... 54
Gambar 4.27 Postingan Pesan Sosial Kampanye 1 ... 55
Gambar 4.28 Postingan Pesan Sosial Kampanye 2 ... 55
Gambar 4.29 Postingan Pesan Sosial Kampanye 3 ... 56
Gambar 4.30 Postingan Pesan Sosial Kampanye 4 ... 57
Gambar 4.31 Postingan Pesan Sosial Kampanye 5 ... 57
Gambar 4.32 Pin ... 58
Gambar 4.33 Kaos T-Shirt ... 59
Gambar 4.34 Sticker ... 59
Gambar 4.35 Mug... 60
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Timeline Media ... 37
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya, salah satunya
adalah batik. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik
sebagai budaya resmi milik Indonesia. Seiring perkembangannya, batik biasanya
digunakan dalam acara-acara resmi, seperti undangan pernikahan, upacara-upacara
penting, rapat paripurna, dan lain-lain. Ada banyak macam keaneka ragaman batik di
Indonesia, dan beberapa diantaranya ada yang terkenal dikalangan masyarakat
seperti daerah Bali, NTT, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat
(www.komangputra.com, diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 20:07).
Batik di provinsi Jawa Barat, memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan
dengan batik di daerah lainnya. Batik Jawa Barat memiliki banyak warna, dinamis,
cerah, cantik dan motif-motifnya lebih centil (fleksibel), yang memungkinkan
banyak orang menyukainya. Batik Jawa Barat terdiri dari Batik Cirebon, Batik
Tasik, Batik Ciamis, Batik Garut, Batik Cianjur, Batik Bogor, Batik Indramayu, dan
Batik Sumedang (Sandy Dede Yusuf, Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat).
Agar generasi muda sekarang bisa memiliki pengetahuan batik, maka pemerintah
Indonesia menetapkan seragam batik bagi sekolah-sekolah (TK, SD, SMP, sampai
SMA), kantor-kantor di Indonesia pada tahun 2014. Ini merupakan terbosan baru
agar anak-anak Indonesia bisa lebih respect terhadap budaya batik. Tapi terjadi
pemisah antara tingkat SMA dan mahasiswa. Sehingga mereka sebagai mahasiswa
tidak memiliki pengetahuan tentang batik lebih dalam (www.rri.co.id, diunduh pada
tanggal 3 Maret 2015, 21:03).
Sedangkan mahasiswa sendiri memiliki potensi untuk memberi perubahan terhadap
masyarakat (trend setter). Perubahan tersebut didominasi oleh mahasiswa itu sendiri,
perhatian adalah, mahasiswa-mahasiswa sekarang kurang memiliki minat dalam
mencintai budaya batik itu sendiri. Mereka lebih memilih gaya hidup budaya asing
(globalisasi), karena terlihat lebih keren, modis, dan modern (Agus Dairo Beke,
2008).
Efeknya, mahasiswa kurang mengapresiasi batik, mereka menganggap batik hanya
serangkaian motif kuno, yang biasa dipakai untuk acara-acara resmi. Bahkan, mereka
tidak tahu seluk-beluk sejarahnya. Bila hal ini terus dibiarkan, maka nilai-nilai
budaya dari batik itu akan semakin hilang. Sementara, mahasiswa adalah generasi
penerus dari bangsa ini, yang bisa membawa perubahan (www.news.viva.co.id,
diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 22:05).
Karena itu kalangan mahasiswa perlu memiliki kesadaran terhadap budaya batik itu
sendiri. Melalui kampanye ini, diharapkan bisa membangkitkan kembali minat
mahasiswa terhadap batik. Agar mereka bisa menggunakan batik sebagai bagian dari
gaya hidup mereka, dan peran sebagai mahasiswa yang bisa membawa trend setter
dalam batik khususnya Batik Jawa Barat (serta melestarikannya) itu bisa terjadi.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang tersebut, maka susunan rumusan
permasalahannya adalah bagaimana cara merancang kampanye kreatif Batik Jawa
Barat untuk mahasiswa? Ruang lingkup perancangan meliputi kalangan mahasiwa
baik pria maupun wanita yang berumur 19-25 tahun di kota Bandung.
1.3Tujuan Perancangan
Untuk menjawab permasalahan di atas, maka tujuan perancangan dari tugas akhir ini
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Pengamatan akan dilakukan langsung ke berbagai tempat di mana
mahasiswa berada, baik di dalam universitas maupun di luar universitas
untuk mengetahui intensitas mereka dalam menggunakan batik.
2. Wawancara
Mengumpulkan informasi dengan menanyakan secara langsung kepada
Bapak Komarudin Kudiya S. Ip. M. Ds selaku ketua harian Yayasan
Batik Jawa Barat dan pemilik Batik KOMAR, Ibu Sania Sari SE. MM
selaku pemilik Batik Hassan, dan beberapa mahasiswa di Bandung.
3. Kuesioner
Mengumpulkan data dengan menyebarkan pertanyaan tertulis kepada
mahasiswa-mahasiswa sebanyak 105 kuesioner, untuk mengetahui minat
mahasiswa terhadap batik, dan penggunaan media dalam pemecahan
1.5Skema Perancangan
Berikut adalah bagan alur proses dari penelitian ini:
Latar Belakang Masalah
Batik Jawa Barat sudah diakui UNESCO sebagai budaya resmi Indonesia, namun kalangan mahasiswa kurang memiliki minat, dan mencintai batik itu sendiri.
Permasalahan
Bagaimana cara merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa?
Ruang Lingkup
Meliputi kalangan mahasiwa baik pria maupun wanita yang berumur 19-25 tahun di kota Bandung.
Tujuan Perancangan
Merancang kampanye kreatif Batik Jawa Barat untuk mahasiswa.
Teknik Pengumpulan Data
batik Jawa Barat , Batik KOMAR, dan Batik Hassan. untuk mahasiswa agar mengenal
Batik Jawa Barat.
Tujuan Akhir
Agar mahasiswa bisa mengenal Batik Jawa Barat dan bisa menggunakannya sebagai
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari data dan fakta yang diperoleh, mahasiswa pada zaman ini banyak
yang berpikir bahwa batik itu adalah sebuah budaya kuno, sesuatu yang statis dan
tidak modern lagi, sehingga merek lebih memilih budaya modern (western) sebagai
budaya gaya hidup mereka sekarang ini. Jika mahasiswa terus dibiarkan seperti ini,
maka beberapa tahun kedepan, title batik sebagai budaya warisan Indonesia hanya
sebatas nama saja, tidak ada aplikasi yang pasti terhadap generasi-generasi penerus.
Bahkan, bisa saja kejadian sewaktu tahun 2009, ketika batik sempat diclaim
budayanya oleh negara lain kemungkinan akan terjadi lagi.
Diperlukan upaya menanamkan rasa cinta terhadap penggunaan batik, rasa mau
mengenal lebih dalam lagi tentang batik itu sendiri. Usaha tersebut dilakukan melalui
kampanye “Anomatik –yang Kuno, tapi Keren!”
Kampanye ini dilakukan 3 tahap yaitu (awareness, informing, dan reminding).Pada
tahap awareness, memungkinkan para mahasiswa (anak muda) untuk membuat
penasaran terhadap apa itu kampanye Anomatik, kemudian mengenalkan 5 motif
Batik Jawa Barat dengan cara yang menyenangkan melalui sosisal media. Kemudian
pada tahap informing, pada tahap ini anak muda akan mengikuti lomba foto
instagram (narsis) dengan batik, dimana hal tersebut sudah sangat terjadi dan
diminati oleh kalangan anak muda. Kemudian diikuti dengan Event Anomatik, di
event ini terdapat banyak acara dimulai dari Fashion Show, pameran barang-barang
modern (anak muda) yang berhubungan dengan batik. Di event ini, terdapat photo
booth juga, sehingga mereka bisa terus mengabadikan moment ini dalam sebuah foto.
Di tahap yang terakhir, yaitu reminding, di tahap ini mereka akan terus mengingat
tentang kampanye ini dengan berbagai gimmick-gimmick, seperti mug, sticker, pin,
5.2 Saran
Penulis akan memberikan saran yang akan berguna dalam melakukan kampanye ini,
yaitu mempertimbangkan target yang ada (anak muda/mahasiswa). Pemilihan media
yang sesuai dengan target tersebut. Yang terpenting adalah menggunakan biaya yang
tidak terlalu besar (butuh perencanaan), dan pilih media yang efektif.
Anak muda sekarang erat kaitannya dengan media sosial, karena itu penyampaian
kampanye dengan menggunakan media sosial (handphone) adalah media yang sangat
efektif. Anak muda tidak terlalu suka dengan warna tua, karena itu perlu
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Anderson, Ricky. 2014. ”10 Batik Nusantara”, (Online), (http://life.viva.co.id/news/ read/544147-10-jenis-batik-nusantara), diakses 27 Februari 2015).
Balarea Batik Jabar. 2012. “Yayasan Batik Jawa Barat”, (Online), (http://balareabatikjabar.org/aboutus/, diakses 28 Februari 2015).
Elliott, McCabe. 2004. Batik:Fabled Cloth of Java. New York: Clarkson. N.
Potter,Inc.
Hardjonagoro, Go Tik Swan. 2008. Batik Indonesia. Jakarta: Tim Buku Sri Hana.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol. Jakarta.
Kusmiati, Artini. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Bandung: Penerbit Djambatan.
Poulin, Richard. 2012. The Language of Graphic Design. Rockport: Massachussets.
Rogers, E. M., & Storey, J. D. 2007. Communication campaigns. Newbury Park, CA: Sage.
Rustan, Surianto. 2008. Layout, Dasar & Penerapannya. Bandung: Gramedia.
Sekomoto, Teruo. 2003. Globalization in Southeast Asia: Local, National and
Transnational Perspectives. New York: Berghahn.
Website
www.balareabatikjabar.org diunduh pada tanggal 9 Maret 2015, 17:03
www.komangputra.com diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 20:07
www.news.viva.co.id diunduh pada tanggal 3 Maret 2015, 22:05