• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN LEARNING TRAJECTORY PADA PEMBAHASAN LUAS DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN LEARNING TRAJECTORY PADA PEMBAHASAN LUAS DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG, LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT)."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN

LEARNING TRAJECTORY PADA PEMBAHASAN LUAS

DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG,

LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Dewi Oktaviani

NIM 1100466

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DESAIN DIDAKTIS MELALUI LEARNING OBSTACLE DAN

LEARNING TRAJECTORY PADA PEMBAHASAN LUAS

DAERAH SEGIEMPAT (TRAPESIUM, JAJARGENJANG,

LAYANG-LAYANG, DAN BELAH KETUPAT)

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh :

Dewi Oktaviani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

© Dewi Oktaviani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)
(4)

ABSTRAK

Dewi Oktaviani. Desain Didaktis Melalui Learning Obstacle dan Learning

Trajectory Pada Pembahasan Luas Daerah Segiempat (Trapesium,

Jajargenjang, Layang-layang, dan Belah Ketupat).

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain didaktis luas daerah segiempat khususnya trapesium, jajargenjang, layang-layang, dan belah ketupat. Pengembangan desain didaktis pada penelitian ini berdasarkan kepada hasil analisis buku teks yang digunakan siswa, analisis video pembelajaran, analisis learning obstacle siswa, analisis teoritis, dan kajian repersonalisasi penulis. Berdasarkan hasil analisis ini, disusun desain didaktis awal dengan karakterisitik: memfasilitasi siswa untuk melakukan proses penemuan dan memberikan materi prasyarat sesuai kebutuhan selama pembelajaran. Desain yang dirancang adalah menemukan rumus luas daerah trapesium, jajargenjang, layang-layang, dan belah ketupat menggunakan pendekatan luas daerah dua segitiga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian desain didaktis. Teknik pengumpulan data berupa : studi literatur, implementasi desain didaktis awal, observasi, dan studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Bandung sebanyak 31 orang. Analisis hasil implementasi merupakan analisis restrosfektif, yaitu membandingkan prediksi respon dan antisipasi didaktis yang disiapkan dengan kenyataan saat implementasi. Hasil implementasi juga dianalisis berdasarkan komponen metapedadidaktik, yaitu: koherensi dan fleksibilitas. Berdasarkan analisis hasil implementasi disusun desain didaktis revisi, yang dapat dilihat dari sisi teori situasi didaktis.

(5)

ABSTRACT

Dewi Oktaviani. Didactic Design Through Learning Obstacle and Learning Trajectory In The Discussion Area Of Quadrilateral (Trapezium, Parallelogram, Kites, and Rhombus).

The goal of this study is develop didactical design area quadrilateral for example trapezium, parallelogram, kite, and rhombus. To develop didactical design in this study based on the results of book analysis that used by students, lessons video analysis,

learning obstacle analysis, theoretical analysis, and repersonalitations analysis. Based on the results of analysis, writer create didactical design with characteristic for example facilitates students to do the process of discovery and give the lessons as needed for learning. The design is used to find area formula trapezium, parallelogram, kite, and rhombus with approach two area of triangle. Method in this study is qualitative methods with approach didactical design research. Technical in this studies are study literature, implementation didactical design, observation, and documentation. Subject in this study are 31 students in SMPN 1 Bandung. The results of implementation is retrosfektif analysis for example to compare respons prediction and didactical anticipation with reality during implementation. Then the results were also analyzed based metapedadidactic component is coherence and flexibility. Finally, writer create revision of didactical design based on the results of implementation and didactical situation theory.

(6)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Jenis masalah yang teridentifikasi dalam pembelajaran konsep luas daerah

segiempat khususnya trapesium, jajargenjang, layang-layang, dan belah

ketupat adalah terkait kesulitan belajar siswa dalam menentukan alas dan

tinggi segitiga, kemampuan siswa dalam mengidentifikasi konsep luas daerah

trapesium yang merupakan gabungan dari luas daerah dua segitiga, koneksi

antara konsep luas jajargenjang dan konsep perbandingan dalam matematika

dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi bentuk bangun datar segiempat

dan menentukan luasnya.

2. Masalah yang muncul juga bukan saja dari kesulitan belajar yang dialami

siswa, tetapi dari buku pegangan siswa serta proses pembelajaran di dalam

kelas. Dilihat dari buku pegangan siswa, ada ketidakkonsistenan dalam

menyajikan konsep luas daerah jajargenjang. Jika pada buku tersebut, luas

daerah trapesium, layang-layang, dan belah ketupat menggunakan pendekatan

luas daerah segitiga, berbeda dengan jajargenjang yang diperoleh dari

pendekatan luas daerah persegi panjang. Dilihat dari proses pembelajaran, dari

hasil video yang diamati penulis dan wawancara yang dilakukan kepada guru

mata pelajaran, ternyata diperoleh bahwa pembelajaran berlangsung dengan

cara siswa diminta mencari sendiri konsep luas daerah segiempat dari internet.

Guru hanya membahas sekilas saja tanpa adanya reflektif dan penguatan

bahwa ada koneksi antara luas daerah segitiga dan luas daerah segiempat.

3. Bentuk desain didaktis awal berdasarkan analisis learning obstacle khususnya

pada didactical obstacle dan epistemological obstacle, serta berdasarkan

analisis learning trajectory berkaitan dengan topik luas daerah trapesium,

(7)

80

4. Pada saat implementasi, sebagian besar siswa masih saja kesulitan dalam

menentukan alas dan tinggi segitiga. Hal ini sesuai prediksi respon yang

dibuat. Pada pembuktian konsep luas daerah trapesium dan jajargenjang, siswa

masih merasa kesulitan untuk membuktikannya bahkan muncul respon yang

di luar prediksi. Respon-respon yang muncul di luar prediksi dapat diatasi

dengan keputusan yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung, sebagai

bimbingan terhadap respon yang muncul saat pembelajaran tersebut. Tetapi

pada pembelajaran berikutnya yaitu pembuktian konsep luas daearah

layang-layang dan belah ketupat semua kesulitan pada pembelajaran sebelumnya

dapat diatasi dengan baik sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan

pembelajaan dengan baik.

5. Secara kesuluruhan desain didaktis awal yang dibuat dapat dipertahankan

tetapi pada saat pembelajaran muncul learning obstacle baru yaitu operasi

penjumlahan dan pemfaktoran aljabar. Desain yang dibuat hanya direvisi pada

redaksi saja yang bertujuan agar siswa tidak kebingungan pada saat membaca

soal. Revisi tersebut terkait perubahan redaksi perintah, pengurangan dan

penambahan bagian desain, prediksi respon yang harus lebih detail dan juga

pengelolaan waktu pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil implementasi dan pembahasan hasil implementasi yang

diperoleh, saran dari implementasi ini adalah sebagai berikut :

1. Desain didaktis revisi konsep luas daerah segiempat khususnya trapesium,

jajargenjang, layang-layang dan belah ketupat yang telah disusun ini bisa

digunakan sebagai salah satu alternatif yang dapat disajikan dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Namun, pada implementasinya dapat disesuaikan

dengan kondisi yang terjadi karena hasil implementasi atau respon siswa yang

muncul saat pembelajaran berlangsung tidak akan sesuai prediksi.

2. Pada saat pembelajaran dimulai seharusnya diberikan apersepsi dahulu

mengenai operasi dan pemfaktoran aljabar, lalusiswa diberi penjelasan bahwa

(8)

81

ketupat menggunakan operasi dan pemfaktoran aljabar tersebut. Selain itu

ingatkan kembali tentang alas dan tinggi segitiga yang bersesuaian.

3. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk membuat desain didaktis melalui

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Harun. (2010). Belajar Bermakna/Teori Subsumsi. Modul kuliah FPMIPA UPI :

tidak diterbitkan.

Hidayah, Miftahul.(2012). Seminar Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan

Matematika UPI :Desain Didaktis Konsep Perbandingan Trigonometri

Pada Pembelajaran Matematik SMA Kelas X. Bandung : tidak diterbitkan.

Leviana, Mega. (2012). Desain Didaktis Pada Konsep Hubungan Sudut Pusat,

Luas Juring, dan Panjang Busur Lingkaran di SMP. Skripsi Sarjana pada

FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Meilina, Alin. (2013). Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Belah Ketupat Pada

Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI

Bandung : tidak diterbitkan.

Moise, Edwin E. (1990). Elementary Geometry From An Advanced Standpoint :

Third Edition. United States of America : Addison-Wesley Publishing

Company, Inc.

Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. (2008). Matematika Konsep dan Aplikasinya

untuk SMP/Mts Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

Nurdin. (2012). Trajektori dalam Pembelajaran Matematika. (makalah).

Nuryadi. (2013). Aplikasi Teori Bruner Dalam Pembelajaran Matematika di

Tingkat SD [Online]. Tersedia :

http://made82math.files.wordpress.com/aplikasi-teori-bruner-dalam

pembelajaran-matematika-di-tingkat-sd.pdf. html [15 Januari 2015].

Purwoko. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika : UNIT 4 Teori

Belajar Van Hiele [Online]. Tersedia :

http://staff.uny.ac.id/PengembanganPembelajaranMatematika_UNIT_4_0.

pdf. html [18 November 2014].

Rahmat, Pupu Saeful. (2011). Penelitian Kualitatif [Online]. Tersedia :

http://yusuf.staff.ub.ac.id/ Jurnal-Penelitian-Kualitatif.pdf. html. [15

(10)

82

Suryadi, Didi. (2013). Didactical Design Research (DDR) Dalam Pengembangan

Pembelajaran Matematika. (makalah seminar).

Suryadi, Didi. (2010). Metapedadidaktik Dalam Pembelajaran Matematika: Suatu

Strategi Pengembangan Diri Menuju Guru Matematika Profesional.

(pidato pengukuhan guru besar di Universitas Pendidikan Indonesia).

Wadifah. (2011). Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Segitiga Pada

Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI

Bandung : tidak diterbitkan.

Winslow, Carl. (2005). Didactics of Mathematics - The French Way [Online].

Tersedia :

www.ind.ku.dk/Didactics_of_Mathematics_The_French_Way.pdf. html

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam dunia yang begitu cepat berubah dan kompetisi yang demikian tinggi/ dapat menyebabkan orang menjadi limbung/ bingung dan kehilangan arah// Karenanya diperlukan pencerahan

Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungisional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit.Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di rumah

(3) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, diharapkan dapat membekali mahasiswa sebagai calon konselor dengan keterampilan-keterampilan strategi ataupun

The results showed that simultaneous, work ethic and performance assessment significantly influence motivation of employees of PT..

Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Iskandar Muda Medan dalam mencapai atau bahkan melebihi target inilah yang terlihat bahwa para karyawannya tidak memiliki motivasi yang baik

atau gagal yang nantinya dapat mempengaruhi motif berprestasi siswa. Berdasarkan identifikasi masalah mengenai perlunya suatu intervensi untuk. meningkatkan motif berprestasi,

Untuk itu diperlukan upaya terus-menerus dari manajemen organisasi dalam memberikan contoh teladan dari perilaku etos kerja yang ingin dimiliki oleh..

Kebutuhan untuk mengatasi hambatan- hambatan yang datang dari diri sendiri dalam mencapai tujuan (Bp). Kebutuhan untuk mengatasi hambatan- hambatan yang datang dari luar