• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT DAN MOTIF SISWA PEREMPUAN PADA EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA KARATE DI SMAN KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MINAT DAN MOTIF SISWA PEREMPUAN PADA EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA KARATE DI SMAN KOTA BANDUNG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT DAN MOTIF SISWA PEREMPUAN

PADA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA KARATE

DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan OlahSraga

Oleh

YOHAN PURNAMA 1105878

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

MINAT DAN MOTIF SISWA PEREMPUAN

PADA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA KARATE

DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Oleh:

YOHAN PURNAMA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© YOHAN PURNAMA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

YOHAN PURNAMA

MINAT DAN MOTIF SISWA PEREMPUAN PADA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA KARATE DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Drs.Satriya

NIP. 196002101987031004

Pembimbing II

Sagitarius, M.Pd. NIP. 196911132001121001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan

(4)

Yohan Purnama, 2015

ABSTRAK

MINAT DAN MOTIF SISWA PEREMPUAN PADA EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA KARATE DI SMAN

KOTA BANDUNG

Pembimbing 1 : Drs. Satriya Pembimbing 2 : Sagitarius, M.Pd.

Yohan Purnama 1105878

Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana minat siswa perempuan pada ekstrakulikuler olahraga karate? 2) Apa motif yang mendorong siswa perempuan pada ekstrakulikuler olahraga karate? Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui minat apa yang melatar belakangi siswa perempuan pada kegiatan ekstrakulikuler olahraga karate. 2) Untuk mengetahui motif apa yang melatar belakangi siswa perempuan pada kegiatan ekstrakulikuler olahraga karate. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 38 orang siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga karate di 4 skolah di Kota Bandung. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu:1) Instrumen untuk mengatahui minat menggunakan bentuk angket tertutup,2) Instrumen untuk mengetahui motif menggunakan bentuk angket tertutup. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai minat dan motif siswa perempuan pada ekstrakulikuler olahraga karate di SMAN Kota Bandung lebih cenderung kepada minat kebutuhan, sedangkan motif lebih cenderung motif obyektif.

(5)

Yohan Purnama, 2015

ABSTRACT

THE INTEREST AND MOTIVES OF FEMALE STUDENTS IN EXTRACURRICULAR SPORT KARATE OF A SENIOR HIGH SCHOOL

IN BANDUNG

Pembimbing 1 : Drs. Satriya Pembimbing 11 : Sagitarius, M.Pd

Yohan Purnama* 1105878

The problems in this research are : 1) How this interest of female students in extracurricular sport karate? 2) What are the motivates that encourage female students in extracurricular sport of karate? The purposes of this research are : 1) To find out what is the interest of female students in extracurricular activities of sport karate. 2) To determine the motivates the female students in extracurricular activities of sport karate. This research descriptive method with the korelasional technique. As for the sampling techniquesing total sampling total sample, with as many as 38 students who follow the extracurricular sport karate in 4 school in Bandung City. Data collection tools used are : 1) Instruments for do know interest shape using the now closed. 2) Instruments to find out the motive know of using the form of the now closed.Based on the result of examination and data analyze, we can get some conclusion the fisrt base on concering result of examination which of the research did about proclivity and design the female student at extracurricular karate sport in consider as most importan on behalf of necessity whereas the design of female student to karate sport more than to objective design

(6)

Yohan Purnama, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ... ix

DAFTAR GAMBAR... ... x

DAFTAR LAMPIRAN... ... xi

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Batasan Masalah Penelitian... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II TINJAUAN TEORETIS…... 7

A. Karate………... 7

1. Definisi dan Hakekat Olahraga Karate... 7

2. Perkembangan Olahraga Karate di Indonesia…………... 8

B. Kegiatan Ekstrakurikuler……... 8

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler... 8

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler... 9

3. Ekstrakurikuler di SMAN... 10

(7)

Yohan Purnama, 2015

1. Wanita di Masa Lalu…………... 11

2. Wanita di Zaman Emansipasi Sekarang... 11

3. Hambatan Wanita dalam Berolahraga Karate…... 12

D. Hakikat Minat dan Motif Wanita dalam Olahraga Karate... 15

1. Definisi Minat... 15

2. Minat Wanita Terhadap Olahraga Karate... 16

3. Definisi Motif... 17

4. Motif Wanita Terhadap Olahraga Karate... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 20

A. Metode Penelitian... 20

B. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian... 20

C. Populasi... 21

d. Penyebaran Angket... 34

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA... ... 36

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data... 36

1. Persentase minat SMAN 7 Bandung... 37

2. Persentase motif SMAN 7 Bandung... 38

3. Persentase minat SMAN 10 Bandung... 40

4. Persentase motif SMAN 10 Bandung... 41

5. Persentase minat SMAN 11 Bandung... 43

(8)

Yohan Purnama, 2015

7. Persentase minat SMAN 24 Bandung... 46

8. Persentase motif SMAN 24 Bandung... 47

B. Diskusi Penemuan Keseluruhan Minat & Motif... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 50

A. Kesimpulan... 50

B. Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA... 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 53

(9)

Yohan Purnama, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Kisi-Kisi Angket Minat... 25

3.2. Kisi-Kisi Angket Motif...………... 26

3.3. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban... 27

3.4. Hasil Uji Validitas Minat………... 28

3.5. Hasil Uji Validitas Motif... 30

3.6. Hasil Uji Penghitungan Realibilitas Minat... 33

3.7. Hasil Penghitungan Realibilitas Dari Motif... 33

3.8. Kriteria Penilaian... 35

4.1. Deskripsi Hasil Responden Minat dan Motif... 36

4.2. Persentase Hasil Angket Minat... 37

4.3. Persentase Hasil Angket Motif... 38

4.4. Persentase Hasil Angket Minat... 40

4.5. Persentase Hasil Angket Motif... 41

4.6. Persentase Hasil Angket Minat... 43

4.7. Persentase Hasil Angket Motif... 44

4.8. Persentase Hasil Angket Minat... 46

(10)

Yohan Purnama, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Faktor-faktor yang berhubungan siklus menstruasi... 14

2.2. Hubungan minat, motif dan perilaku... 16

3.1. Desain Penelitian………... 21

4.1. Diagram Hasil Persentase Minat... 38

4.2. Diagram Hasil Persentase Motif... 39

4.3. Diagram Hasil Persentase Minat... 41

4.4. Diagram Hasil Persentase Motif... 42

4.5. Diagram Hasil Persentase Minat... 44

4.6. Diagram Hasil Persentase Motif... 45

4.7. Diagram Hasil Persentase Minat... 47

(11)

Yohan Purnama, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Angket Uji Coba... 54

2. Data Angket Penelitian... 59

3. Data Hasil Uji Validitas... 64

4. Data Hasil Reliabilitas... 68

5. Data Hasil Uji Coba Angket Menggunakan SPSS... 70

6. Data Hasil Angket Penelitian... 74

7. Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing... 80

8. Surat Ijin Melakukan Penelitian... 85

9. Surat Balasan Penelitian... 89

10.Dokumentasi Penelitian... 93

(12)

Yohan Purnama, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Secara umum olahraga adalah sebuah aktivitas yang berguna untuk melatih

tubuh seseorang, tidak hanya jasmani tetapi secara rohani. Olahraga adalah proses

sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong,

mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang. Rukmono mengemukakan bahwa “Suatu kegiatan untuk melatih tubuh kita agar badan terasa sehat dan kuat, baik secara jasmani maupun rohani”. Dari beberapa

pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah aktivitas yang

dilakukan untuk melatih tubuh sesorang, baik olahraga jasmani, maupun rohani agar

badan terasa sehat dan kuat.

Seorang karateka biasanya identik dengan seseorang yang kuat dan hebat,

tangguh, bijaksana menghadapi masalah di dalam keadaan yang mendesak. Olahraga

karate seperti juga olahraga lainnya dapat menjadi pendukung pertumbuhan

seseorang untuk mencapai kematangan intelektual dan kearifan yang dapat

berkontribusi terhadap pembangunan karakter. Olahraga yang bagus itu umumnya

olahraga yang mempunyai prestasi seperti salah satunya olahraga karate. Olahraga

karate termasuk dalam kegiatan olahraga yang dikelola secara profesional oleh negara

dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal.

Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk meraih prestasi dari

mulai tingkat daerah, nasional, serta internasional, mempunyai syarat memiliki

tingkat kebugaran dan harus memiliki keterampilan pada salah satu cabang olahraga

yang ditekuninya tentunya di atas rata-rata non atlet. Hal tersebut tercantum pada (UU Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragan Nasional) yakni “Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara

terencana berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi

dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”. Olahraga prestasi

(13)

2

Yohan Purnama, 2015

walaupun sejak zaman dulu olahraga keras seringkali di dominasi sebagai kegiatan

kaum laki-laki, tetapi berbeda halnya di zaman sekarang ini.

Di zaman maju dan modern yang sudah tidak ada lagi perbedaan antara kaum

pria dan wanita saat ini semuanya memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan sosiolog Michael Smith dalam

Sutresna dalam Harsuki (2003, hlm. 254) menyimpulkan bahwa;

Mulai tahun 1970, tingkat keterlibatan wanita dalam olahraga terus meningkat. Perambahan pada cabang-cabang olahraga keras sebagaimana yang kerap dilakukan kaum pria, bukan lagi sesuatu yang tabu. Kesadaran akan adanya persamaan antara kaum wanita, sehingga penerapan strategi dalam cabang olahraga keras merupakan sesuatu yang cukup mengasyikan.

Nilai sosial yang terjadi pada masyarakat turut mempengaruhi perubahan

dalam kegiatan olahraga bagi kaum wanita. Beberapa perubahan tersebut antara lain,

adanya peluang, berubahnya kebijakan pemerintah, kegiatan wanita yang semakin

luas, kesadaran pentingnya kesehatan dan kebugaran jasmani semakin meningkat, dan

semakin banyaknya penghargaan juga publikasi untuk wanita dan kegiatanya.

Tidak ada satupun wanita terlahir yang secara otomatis mendapatkan status

sebagai olahragawan atau atlet. Status partisipan olahraga hanya diperoleh melalui

tindakan yang ditunjukan dengan perbuatanya pada aktivitas olahraga. Hal ini yang

membedakan dengan status bangsawan (Raden, Roro) yang secara otomatis dimiliki

ketika seseorang dilahirkan. Dapat dikatakan bahwa status atlet yang dimilki wanita,

merupakan achieved-status. Achieved status bersifat terbuka bagi siapa saja

tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuanya.

Semua wanita memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh status

tertentu di masyarakat, tetapi karena kemampuan dan pengalaman berbeda

berdampak pada lahirnya tingkatan-tingkatan status yang akan diperoleh wanita

dalam partisipasinya di olahraga. Bagaimanapun juga, setiap wanita berolahraga

menginginkan prestise dan derajat sosial dalam kehidupan di masyarakatnya.

(14)

3

Yohan Purnama, 2015

dengan arus yang terus mengalir, gender memberikan dukungan yang lebih untuk

wanita agar bisa masuk dalam bidang yang biasa dilakukan oleh kaum pria.

Perilaku seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh suatu kebutuhan dalam

mencapai tujuan. Minat dan motif seseorang melakukan perbuatan atau tindakan

selalu didasarkan dan ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari dalam dan

dipengaruhi apa yang dipikirkannya.

Menurut Hurlock dalam Kartono (1995, hlm. 144) menyatakan bahwa “Minat

merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih”. Menurut Effendi & Praja (1993, hlm. 60) mengemukakan;

Motif adalah suatu kondisi (kekuatan/dorongan) yang menggerakan organisme (individu) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan dari tingkat tertentu, atau dengan kata lain motif itu yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu itu berbuat, bertindak atau bertingkah laku.

Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat dan motif

merupakan suatu dorongan yang menjadikan tingkah laku dari suatu individu dengan

kebebasan memilih sesuai keinginannya masing-masing. Olahraga karate yang

dilakukan oleh perempuan akan tergantung pada minat dan motif individu

masing-masing.

Pada dasarnya kaum wanita berpikir bahwa kekerasan sering diartikan sebagai

lambang kejantanaan (masculinity) yang hanya berada di lingkungan pria saja dan

dapat di lakukan untuk pria saja sedangkan kaum wanita masih awam. Hal tersebut

menyebabkan terjadinya hambatan yang cukup keras bagi perkembangan olahraga

kaum wanita dalam menentukan cabang olahraga. Faktor yang mempengaruhi dari

segala macam kegiatan olahraga yang digeluti oleh kaum wanita adalah menstruasi

atau yang sering disebut datang bulan, masa kehamilan, menyusui ada pula keadaan

ekonomi, lingkungan dan budaya. Beberapa faktor tersebut sangat mempengaruhi

kaum wanita dalam beraktifitas olahraga keras contohnya seperti olahraga karate.

Dari beberapa informasi menyatakan bahwa wanita masih rendah untuk jenis

(15)

4

Yohan Purnama, 2015

yang langsung di hadapi oleh tubuh. Dari hasil penelitian Brown dan Davies dalam

Sutresna (2010, hlm. 4) mengindikasikan bahwa;

Sikap wanita pada jenis olahraga yang keras (body contact) masih sangat rendah, dibandingkan dengan kaum laki-laki. Pada umumnya wanita kurang berpartisipasi dalam cabang-cabang olahraga yang di dalamnya sarat dengan dengan kekerasan fisik. Maka dari itu para kaum wanita memiliki motif yang berbeda dalam melakukan olahraga tersebut.

Pada saat ini, tidak sedikit kaum wanita memilih olahraga yang syarat dengan

kekuatan fisik, seperti olahraga yang mempertunjukan kekuatan dan bela diri untuk

berjaga-jaga dari hal-hal yang tidak di inginkan. Olahraga tersebut adalah karate.

Olahraga karate menuntut kombinasi dan kekuatan dari segala otot di tubuh karena

olahraga ini identik dengan pukulan dan tendangan keras dan saling bergelut antara

pemainnya dengan tujuan untuk bisa menumbangkan lawan, sehingga olahraga ini

membutuhkan beban mental dan fisik yang kuat. Karate adalah seni bela diri yang

berasal dari Jepang. Karate adalah sebuah seni bela diri yang memungkinkan

seseorang mempertahankan diri tanpa senjata.

Keterlibatan perempuan dalam olahraga keras ini sangat menarik penulis

untuk meneliti minat dan motifnya. Pada penjelasan di atas, penulis ingin mengkaji

lebih dalam mengenai minat dan motif perempuan pada ekstrakurikuler olahraga

karate di SMA Negeri Kota Bandung.

B.Rumusan Masalah

Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaaan yang akan dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut, sehingga pada

akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan yang relevan atau hasil dari suatu

penelitian yang bersifat objektif berdasarkan hasil di lapangan dengan hasil akurat

dan dapat di percaya.

Berdasarkan uraian latar belakang yang di kemukakan penulis di atas, maka penulis

(16)

5

Yohan Purnama, 2015

1. Bagaimana minat siswa perempuan pada ekstrakurikuler olahraga karate di

SMA Negeri Kota Bandung?

2. Apa motif yang mendorong siswa perempuan mengikuti ekstrakurikuler

olahraga karate di SMA Negeri Kota Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana minat siswa perempuan pada

ekstrakurikuler olahraga karate di SMA Negeri Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui motif apa yang mendorong siswa perempuan pada

ekstrakurikuler olahraga karate di SMA Negeri Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi

perkembangan psikologi olahraga, psikologi pendidikan dan psikologi sosial, dan

sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai minat

dan motif perempuan pada ekstrakurikuler olahraga karate, serta dapat

memberikan dorongan kepada para perempuan bahwa mereka kedudukanya

sama dengan siswa laki-laki dan untuk menunjukan bahwa perempuan patut

untuk ikut serta olahraga bela diri untuk menjaga dirinya sendiri.

b. Bagi pihak sekolah yaitu hasil penelitian dapat mendorong pihak sekolah

untuk memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan prestasi siswa dalam

bidang olahraga karate. Olahraga karate tidak hanya dijadikan sebagai

(17)

6

Yohan Purnama, 2015

meningkatkan kualitas siswa serta mendorong perilaku positif dalam

masyarakat.

c. Membina karakter pelajar sebagai kekuatan untuk masa yang akan datang bagi

bangsa dan negara.

d. Ekstrakurikuler karate menjadi kegiatan di waktu luang yang bermanfaat guna

mencegah pergaulan bebas serta melakukan kegiatan yang positif bagi siswa

itu sendiri dalam kesehariannya.

E.Batasan Masalah Penelitian

Kajian Penelitian diarahkan pada pengungkapan minat dan motif dikalangan

siswa perempuan yang menngikuti esktrakurikuler karate di sekolah. Dengan

demikian, maka penulis membatasi beberapa masalah mengenai apa yang akan diteliti

sebagai berikut:

1. Ruang lingkup penelitian hanya ditekankan pada minat dan motif siswa

perempuan pada ekstrakurikuler olahraga karate di lingkungan sekolah.

2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

3. Instrument yang digunakan adalah berupa pemberian angket atau kuesioner.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan, Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah

penelitian, definisi operasional, anggapan dasar. BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka

Pemikiran. Bab ini berisi uraian landasan teori yang mendasari minat dan motif siswa

perempuan pada ekstrakurikuler olahraga karate SMA Negeri di Kota Bandung. BAB

III. Metodologi Penelitian, Bab ini berisi uraian tentang metode penelitian yang

digunakan, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, prosedur dan analisis data. BAB IV. Hasil Penelitian dan

Pembahasan. Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian serta analisis

(18)

7

Yohan Purnama, 2015

digunakan. BAB V. Kesimpulan dan Saran. Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari

hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian

(19)

Yohan Purnama, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat akan sangat berguna,

karena akan membantu peneliti untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan

dapat menyelesaikan penelitianya.Metode adalah suatu cara atau jalan yang harus

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk

megungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan data untuk memecahkan

suatu permasalahan sesuai dengan prosedur penelitian.

Dalam penelitian itu sendiri dibagi menjadi dua metode yaitu metode

penelitian eksperimen dan metode penelitian deskriftip. Sugiyono (2014, hal. 107)

menjelaskan “Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan”.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif, yaitu

memecahkan suatu masalah dengan cara pencarian data-data mengenai masalah

yang diteliti. Arikunto (2013, hal.3) menjelaskan “Metode penelitian deskriftif

adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal

lain-lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian”.

Jenis metode deskriftif yang digunakan yaitu metode deskriftif

korelasional, karena penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan hubungan

yang terjadi antara tiga variabel. Pengertian dari penelitian korelasional sendiri

menurut Arikunto (2013, hal.4) adalah “Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa

melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang

sudah ada”.

B. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian

Pola atau desain penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah

penelitian, karena desain penelitian berfungsi untuk mempermudah langkah yang

(20)

21

Yohan Purnama, 2015

pegangan agar tidak keluar dari ketentuan, sehingga dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Desain penelitian yang dibuat harus sesuai dengan variabel-variabel

yang terkandung dalam penelitian. Definisi variabel menurut Arikunto (2013, hal.

161) adalah “Objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian”. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas 1 = Minat ( )

2. Variabel bebas 2 = Motif ( )

3. Variabel terikat = Siswa perempuan yang mengikuti ekstrakurikuler

karate

Di bawah ini meupakan desain penelitian deskriptif menurut Arikunto

(2006, hal.186):

Gambar 3.1

Desain Penelitian (Arikunto, 2006, hal. 186)

C. Populasi

Setiap penelitian terlebih dahulu perlu menentukan populasi yang

dijadikan sebagai sumber data untuk penelitianya. Populasi dapat berbentuk

manusia, nilai-nilai, dokumen dan peristiwa yang dijadikan objek penelitian.

POPULASI

SAMPEL

UJI COBA ANGKET

ANGKET

PENGUMPULAN ANALISIS DATA

(21)

22

Yohan Purnama, 2015

Arikunto (2013, hal.137) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan

subjek dalam penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di Kota Bandung, pada

penelitian ini penulis mengambil populasi berdasarkan perwakilan bagian-bagian

daerah di Kota Bandung, Adapun bagian daerah asal sekolah yang di ambil oleh

penulis untuk dijadikan populasi sebagai berikut:

a. SMA Negeri 7 Bandung, Jl. Lengkong Kecil No 53 Bandung

b. SMA Negeri 10 Bandung, Jl Cikutra No. 77 Bandung

c. SMA Negeri 11 Bandung, Jl. H.Aksan Bandung

d. SMA Negeri 24 Bandung, Jl. A.H Nasution No 27 Bandung

D. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan di teliti. Sampel

dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan

gejala yang diamati. Menurut Sugiyono (2014, hal.118) mengemukakan “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedangkan Arikunto (2013, hal.174) menjelaskan “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”.

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa arah dan tujuan

dari pengambilan sampel tersebut adalah mengambil dari sebagian populasi dan

bertujuan untuk diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar berfungsi sebagai contoh

atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah

lain, sampel harus representatif.

Dalam pengambilan sampel ada beberapa teknik. Menurut Sugiyono

(2014, hal.119) menjelaskan, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan

menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Teknik ini meliputi ; simple random, proportionate stratified

random, disproportionate stratified rando, dan area random. Sedangkan

Non-probability samplingadalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

(22)

23

Yohan Purnama, 2015

menjadi sampel.Teknik ini meliputi;sampling sistematis, sampling kuota,

sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling jenuh.

sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian

penulis menggunakan keseluruhan siswa perempuan yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler karate di empat sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,

yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas

instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrumen dan

kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan dalam peneitian. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar yang ditetapkan.Pengumpulan data dapat dilakukan

dengan berbagai setting, sumber dan cara. Berdasarkan pada settingannya, data

dapat dikumpulkan pada setting alami, di rumah dengan berbagai responden,

seminar dan lain-lain. Kemudian berdasarkan sumber, pengumpulan data dibagi

menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Selanjutnya dilihat dari cara

pengumpulanya, Sugiyono (2014, hal. 193) berpendapat bahwa “Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket),

observation (pengamatan) dan gabungan ketiganya”.

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2014, hal. 199) “Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”.

Pada sebuah penelitian diperlukan sebuah alat ukur yang biasanya

dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan untuk

(23)

24

Yohan Purnama, 2015

ekstrakurikuler olahraga karate di SMAN Kota Bandung adalah angket. Alasan

penulis menggunakan angket dalam penelitian ini karena untuk mendapatkan atau

memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para

responden dan mewakili keuntungan dalam penggunaannya. Arikunto (2013, hal.

195) menjelaskan keuntungan menggunakan angket yaitu;

a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti; b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden; c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatanya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden; d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab; d) Dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Terdapat berbagai jenis angket yang dapat dipakai dalam melakukan

sebuah penelitian. Menurut Nasution (2009, hal. 129) menjelaskan yaitu “Angket

dapat dibagi menurut sifat jawaban yang diinginkan (1) tertutup (2) terbuka (3)

kombinasi kedua macam itu dan cara menyampaikan atau administrasi angket

itu”.

Dikarenakan responden wanita, jenis angket yang akan digunakan penulis

dalam penelitian ini yaitu angket tertutup. Survei atau angket yang digunakan

adalah pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk-bentuk yang lain yang

disebut closed-ended question. Pertanyaan itu dapat digunakan untuk mengukur

pendapat, sikap dan pengetahuan.

Agar penyusunan angket berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan

harapan keinginan penulis, maka diperlukan langkah untuk menyusun angket.

Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

1. Melakukan Spesifikasi Data

Spesifikasi data adalah untuk menjabarkan ruang lingkup suatu masalah yang

akan diteliti oleh si penelit yang bertujuani untuk mempermudah penulis

menyusun atau membuat kisi-kisi angket. Berikut ini pendapat para ahli yang

dijadikan penulis sebagai acuan untuk menyusun kisi-kisi angket:

a. Menurut Kamisa (1997, Hal. 370) “Minat diartikan sebagai kehendak,

keinginan atau kesukaan”. Effendi dan Praja, (1993, Hlm. 72) “Minat

dapat ditimbulkan dengan membangkitkan suatu kebutuhan,

menghubungkan dengan pengalaman yang lampau, dan memberikan

(24)

25

Yohan Purnama, 2015

b. Woodwort dan Marquis dalam Abu Ahmadi dari

(http://skydrugz.blogspot.com)

Motif dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Motif kejasmaniah, seperti kelangsungan hidup, misalnya motif berolahraga, istirahat, bernafas, makan, minum, dan seks. 2) Motif darurat, adalah tindakan-tindakan yang sifatnya segera dilakukan karena keadaan menuntunya. Misalnya motif untuk mengatasi rintangan, motif melawan, melepaskan diri dari bahaya, dan motif bersaing. 3) Motif obyektif, adalah untuk mengadakan hubungan anatara keadaan sekitar baik terhadap benda atau terhadap sesama manusia. Misalnya motif bereksplorasi, manipulasi, dan minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. Maka perhatian individu akan tertuju dengan sendirinya pada obyek itu.

c. Menurut Sagitarius (2008, hal.1) “Karate berasal dari dua huruf Kanji;

Kara berarti kosong, sedangkan te berarti tangan. Kedua huruf Kanji

tersebut bila digabungkan menjadi karate, yang berarti tangan kosong”.

dan bila disimpulkan karate adalah suatu teknik membela diri dengan

tangan kosong atau tanpa senjata.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Minat

Komponen Variabel Indikator Nomor Soal

+ -

a. Internal ( dari dalam

diri sendiri ) 1,6,10 16

b. External (dari luar ) 9,2,7 24,29

Kebutuhan

a. Kebutuhan diri 5,3,11 12,30

(25)

26

Yohan Purnama, 2015

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Motif

Komponen Variabel Indikator Nomor soal

+ -

a. Self confidance 10,14

19,30

17,18 31

b. Self Defence 16,9 15

c. Tuntutan berprestasi 13,20 21

Obyektif

a. Mengisi waktu

luangatau sekedar hobi 2,22 25

b. Ikut ajakan teman

5,23 26

c. Dari keturunan atau

silsilah keluarga 3,4 11,12

2. Penyusunan Angket

Langkah selanjutnya yaitu mejadikan kisi-kisi angket yang sudah tersusun

sebagai acuan untuk menyusun pernyataan yang akan dituangkan ke dalam angket

yang sebenarnya. Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket digunakan untuk menyebut

metode maupun unstrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket yang dipakai

adalah angket atau kuisioner. Memandang dari cara menjawabnya, dalam angket

ini penulis menggunakan angket tertutup, menurut Arikunto (2013,hal.195)

“Kuisoner tertutup, yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih”.

Dalam pemilihan jawaban, penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala

likert. Skala Likertmenurut Sugiyono (2014, hal.134) adalah “Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Penulis menyediakan alternatif

(26)

27

Yohan Purnama, 2015

sangat negatif. Untuk keperluan analisis data kuantitatif,, maka dari

jawaban-jawaban itu, penulis menetapkan kategori penyekoran yang tertera pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Setelah penyusunan angket, angket tidak langsung diberikan kepada

sampel asli yang akan penulis teliti. Tetapi angket terlebih dahulu diuji coba untuk

mengetahui tingkat validitas dan realibilitasnya, karena tidak semua pernyataan di

dalam angket ini akan diberikan kepada sampel. Hanya angket yang memenuhi

syaratlah yang digunakan sebagai alat pengumpul data.

a. Uji coba angket dilaksanakan pada siswa putri SMK Bina Warga Bandung

yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga karate yang bukan merupakan

sampel asli dari penelitian ini. Adapun langkah - langkah dalam mengolah

data untuk validitas instrumen adalah sebagai berikut:

b. Uji Validitas

Dalam mencari hasil dari penelitian yang dilakukan apakah penelitian itu

layak atau tidak untuk digunakan harus melewati proses penghitungan dengan

menggunakan beberapa rumus dalam ilmu statistika, Sugiyono (2013, hlm. 363)

menjelaskan bahwa “Validitas merupakan derajad ketepatan antara yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”.

c. Uji Realibilitas

Setelah mencari hasil validitas langkah selanjutnya yang harus penulis

lakukan adalah mencari realibilitas dari instrumen yang sudah disebar dengan cara

mengkorelasikan soal pernyataan genap dan ganjil dengan menggunakan rumus

korelasi produk momen. Menurut Arikunto (2006, hlm. 154) bahwa “realibilitas

(27)

28

Yohan Purnama, 2015

untuk dugunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik”.

F. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil tes merupakandata mentah, sehingga

memerlukan proses pengolahan data. Pengolahan data digunakan untuk

membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan pengolahan

dan analisis data untuk menerima atau menolak hipotesis.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service

Solution) versi 21for windows karena program ini ditujukan kepada pengguna

statistik untuk mempermudah penghitungan statistik untuk memperoleh hasil data

yang akurat dan dapat dimengerti. Langkah-langkah dalam pengolahan data

penelitian ini adalah Menentukan nilai dari uji validitas menggunakan Item-Total

Statistics tes

a. Hasil Uji Validitas

Hasil data uji validitas yang telah diolah menggunakan SPSS(Statistical Product

and Service Solution) versi 21, dipaparkan pada tabel dibawah ini, Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Minat

No Soal T-hitung T-tabel Keterangan

(28)

29

Yohan Purnama, 2015

11 .683 0.459 Valid

12 .747 0.459 Valid

13 .471 0.459 Valid

14 .747 0.459 Valid

15 .677 0.459 Valid

16 .683 0.459 Valid

17 .677 0.459 Valid

18 .368 0.459 Tidak valid

19 .568 0.459 Valid

20 .223 0.459 Tidak Valid

21 .471 0.459 Valid

22 .705 0.459 Valid

23 .210 0.459 Tidak Valid

24 .677 0.459 Valid

25 .820 0.459 Valid

26 .568 0.459 Valid

27 .692 0.459 Valid

28 .069 0.459 Tidak Valid

29 .458 0.459 Tidak Valid

(29)

30

Yohan Purnama, 2015

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Motif

No Soal T-hitung T-tabel Keterangan

1 .727 0.459 Valid

2 .499 0.459 Valid

3 .572 0.459 Valid

4 .600 0.459 Valid

5 .140 0.459 Tidak Valid

6 .481 0.459 Valid

7 .583 0.459 Valid

8 .649 0.459 Valid

9 .412 0.459 Tidak Valid

10 .535 0.459 Valid

11 .576 0.459 Valid

12 .746 0.459 Valid

13 .528 0.459 Valid

14 .762 0.459 Valid

15 .619 0.459 Valid

16 .634 0.459 Valid

17 .468 0.459 Valid

18 .295 0.459 Tidak Valid

19 .405 0.459 Tidak Valid

20 .298 0.459 Tidak Valid

21 .528 0.459 Valid

22 .551 0.459 Valid

23 .221 0.459 Tidak Valid

(30)

31

Untuk penentuan valid atau tidaknya butir-butir dari setiap pernyataan tes

harus dilakukan pendekatan signifikan, yaitu jika �ℎ� �� lebih besar dari

� ��dengan taraf signifikan α = 0.05 adalah 0,459 untuk minat dan 0,459 untuk motif, maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan atau digunakan sebagai alat

pengumpul data dari setiap variabel, akan tetapi jika pernyataan di atas

sebaliknya, jika �ℎ� �� lebih kecil dari � �� maka dapat disimpulkan

berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel di atas, maka secara keseluruhan dapat

dilihat bahwa 47 soal yang valid dan 13 soal yang tidak valid. Soal yang valid

akan digunakan oleh penulis sebagai alat pengumpul data.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Setelah penulis mengetahui validitas instrumen, langkah selanjutnya yaitu

mencari realibilitas dari instrumen yang digunakan. Untuk mengetahui realibilitas

instrumen, penulis menggunakan pendekatan sebagai berikut:

1) Membagi dua butir pernyataan menjadi kelompok ganjil dan kelompok

genap.

2) Skor dari kelompok genap dikelompokan menjadi variabel X dan skor dari

kelompok ganjil dikelompokan menjadi variabel Y.

3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir pertanyaan kelompok genap dan

kelompok ganjil dengan menggunakan rumus korelasi pearson product

moment (Arikunto,2010:22) sebagai berikut:

� = �∑ − ∑ ∑

√{�∑ − ∑ } {�∑ − ∑ }

Keterangan :

(31)

32

Yohan Purnama, 2015

∑ = Jumlah perkalian skor X dan Y

∑ = Jumlah hasil kuadrat skor variabel

∑ = Jumlah hasil kuadrat skor variabel

n = Jumlah sampel

Lalu setelah mengkorelasi soal pernyataan genap dan ganjil langkah

selanjutnya yaitu mencari realibilitas seluruh perangkat butir soal yang

menggunakan rumus spearman brown dengan rumus sebagai berikut:

�� = .�

+�

Keterangan: ��� = Koefisien yang dicari

. �= Dua kali koefisien korelasi + �= Satu tambah koefisien korelasi

Selanjutnya menguji signifikani korelasi, yaitu dengan rumus yang

dikembangkan oleh Nurhasan (2008, hlm. 195) dengan rumus sebagai berikut:

�ℎ� ��=√� �−−�

Keterangan :

t = nilai t-hitung yang dicari

r = koefisien seluruh tes

n-2 = jumlah soal atau pernyataan dikurangi dua

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson

Product Moment, langsung dimasukan kedalam rumus Spearman Brown,

kemudian untuk menentukan t-hitung, nilai seluruh item tes dimasukan kedalam

rumus signifikansi korelasi. Hasil perhitungan dari variable minat dapat di lihat di

table 3.6

(32)
(33)

34

Mecari gambaran tentang masalah yang akan di ungkapkan mengenai

minat dan motif siswi perempuan pada ekstrakurikuler olahraga karate di SMA

Negeri Kota Bandung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = ∑

∑ � x 100%

Keterangan :

P = jumlah atau besarnya persentase yang dicari ∑ = jumlah respoden berdasarkan kriteria ∑ �= jumlah sampel

d. Penyebaran Angket

Setelah diketahui validitas instrument penelitian, tahap selanjutnya penulis

(34)

35

Yohan Purnama, 2015

Siswa perempuan SMAN 24 Bandung sebanyak 16 orang yang dilakukan pada

tanggal 5 september 2015, SMAN 11 Bandung sebanyak 7 orang yang dilakukan

pada tanggal 5 september 2015, SMAN 7 Bandung sebanyak 4 orang yang

dilakukan pada tangal 9 September 2015, SMAN 10 Bandung sebanyak 11 orang

yang dilakukan pada tanggal 10 September 2015.

Untuk memberikan kriteria pada hasil persentase data yang diperoleh

penulis mengacu kepada Arikunto (2006, hal. 6) dengan memberikan kriteria

penilaian persentase sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Penilaian

Penilaian (%) Kriteria

80% - 100%

66% - 79%

56% - 65%

40% - 55%

30% - 39%

Baik sekali

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

(35)

Yohan Purnama, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data mengenai minat dan

motif siswa perempuan pada ekstrakulikuler olahraga karate di SMAN Kota

Bandung, maka hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat

diketahui bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai minat dan motif

siswa perempuan pada ekstrakulikuler olahraga karate di SMAN Kota Bandung

ialah :

1. Komponen minat dengan presentase sebesar 79.28% lebih cenderung

kepada sub komponen kebutuhan.

2. Komponen motif dengan presentase sebesar 80.37% lebih cenderung

kepada sub komponen obyektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada pengolahan dan analisis

data mengenai minat dan motif siswa perempuan pada ekstrakurikuler olahraga

karate di SMAN Kota Bandung, terkait penelitian ini, penulis menyampaikan

saran-saran kepada para pelatih ekstrakurikuler di sekolah, pembina olahraga,

guru pendidikan jasamani di sekolah, dan para pembaca yang tertarik melakukan

penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi lembaga di harapkan hasil penelitian ini menjadi sumbangan ilmu

pengetahuan yang akan bermafaat bagi semua pihak dan penulis berharap

kepada pihak lembaga agar penelitian ini dilakukan kembali dengan sampel

yang lebih besar guna menghasilkan penelitian yang main baik dari pada

sebelumnya..

2. Kepada para pembina olahraga, agar selalu memperhatikan kedua aspek

psikologis tersebut, yaitu minat dan motif dengan khususnya untuk para

pelaku pembinaan anak usia dini dan remaja, karena pada dasarnya pembina

(36)

51

Yohan Purnama, 2015

pembinaan kedua aspek tersebut diharapkan mutu sumber daya manusia

menjadi lebih baik.

3. Kepada para guru pendidikan jasmani disekolah, pada dasarnya pendidikan

jasmani di sekolah merupakan proses pembinaan atlet yang pertama, oleh

karena itu diharapakan dalam proses pembelajaran olahraga harus dilakukan

dengan sebaik mungkin, dengan menyentuh semua aspek pendidikan, yaitu

tujuan afektif dan intelektual kognitif yang tinggi pula.

4. Bagi sekolah yang masih kurang aktif dalam pembinaan kegiatan

ekstrakurikuler olahrag di harapkan untuk aktif guna terpenuhinya

kebutuhann siswa guna untuk berprestasi dalam kegiatan ekstrauriuler.

5. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

yang lebih mendalam.

6. Berkaitan dengan masalah penelitian ini ,penulis berharap penelitian ini

tidak berhenti di sini saja, tetapi masih bisa di tindak lanjuti

permasalahan-nya dengan tingkat level yang berbeda dengan populasi dan sampel yang

lebih besar kedepanya seperti contohnya pengambilan populasi seperti

(37)

Yohan Purnama, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (3013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta.

Ardianto, E (2011), Metode Penelitian. Bandung: Simbosa

Effendi, dan Praja. (1993). Pengantar Psikologi. Bandung: Aksara.

Griwijoyo, S. (2007) Ilmu faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Kamisa, (1997:370) Pengertian Minat.

Tersedia:http//creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf

Mulyati. 1998. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Publisher

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Sutresna, N. 1999. B. & Alen Rismawan, (2011). Modul Sosiologi Olahraga, Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI

Sagitarius, M.Pd. (2008). Modul Karate. Bandung: FPOK UPI

Sutresna, N. 1999. Wanita dan Olahraga Fenomena Sosial. Perkembangan Olahraga Terkini: Kajian Para Pakar. Page 253-167. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada11

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Undang-undang No.3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Motif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Tayangan MY TRIP MY ADVENTURE Terhadap Minat Berwisata di Dalam Negeri di Kalangan Komunitas Backpacker di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia|

Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan sikap positif terhadap perilaku merokok dimana sebagian besar responden menjawab setuju bahwa masyarakat juga berkewajiban

Sekolah Dasar 01 Desa Sabungan Setelah Pindah Lokasi dan Sudah Direnovasi. Sumber: Koleksi Pribadi Penulis, 8 Mei 2017 di

Dalam tulisan ini, kami akan memperkenalkan sebuah program pendidikan konservasi yang dikembangkan CI khususnya program Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKA Bodogol)

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Abdul Chaer (1989 : 62) berkaitan tentang beberapa pengertian jenis makna yaitu makna gramatikal adalah makna

Puji dan syukur senantiasa peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang

PENERAPAN MEDIA VISUALISASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP1. Universitas

Berangkat dari hal tersebut, penulis merasa sudah perlu di Tondano, Kabupaten Minahasa dipertimbangkan pembangunan Lapas Kelas II A dengan daya tampung yang lebih banyak