• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT KELAS IV SDN 5 CIKIDANG : Penelitian Tindakan Kelas Pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 5 Ciki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT KELAS IV SDN 5 CIKIDANG : Penelitian Tindakan Kelas Pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 5 Ciki"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT KELAS IV SDN 5

CIKIDANG

Penelitian Tindakan Kelas Pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

GADIS MEIRINA AULIA 1003384

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI

MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

(Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/ 2014)

Oleh

Gadis Meirina Aulia 1003384

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Gadis Meirina Aulia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT KELAS IV SDN 5

CIKIDANG Oleh

Gadis Meirina Aulia 1003384

Menyetujui : Dosen Pembimbing I

Dra. Ani Hendriani, M.Pd NIP. 196006241986032001

Dosen Pembimbing II

Drs. Eded Tarmedi, MA NIP. 195801051980021002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Metode Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

F. Hipotesis Tindakan... 5

G. Definisi Operasional... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Model Cooperative Learning... 7

(5)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Masalah Sosial di Lingkungan Setempat... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 18

B. Model Penelitian ... 18

C. Subjek Peneltian ... 19

D. Prosedur Penelitian ... 20

E. Instrumen Penelitan ... 26

F. Pengolahan Data ... 26

G. Analisis Data... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 69

B. Rekomendasi ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN A ... 72

LAMPIRAN B ... 112

(6)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Keaktifan Siswa... 27

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 34

Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I... 37

Tabel 4.3 Hasil Presentase Klasifikasi Keaktifan Siswa... 38

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II... 45

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II... 48

Tabel 4.6 Hasil Presentase Klasifikasi Keaktifan Siswa... 49

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III... 56

Tabel 4.8 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III... 59

(7)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model siklus PTK Kemmis & Mc. Taggart... 19

Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Keaktifan Siswa Siklus I ... 39

Diagram 4.2. Persentase Ketuntasan Keaktifan Siswa Siklus II ... 50

Diagram 4.3 Persentase Ketuntasan Keaktifan Siswa Siklus III... 61

(8)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ... 72

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 73

A.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 79

A.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... 81

A.4 Lembar Media Kartu Soal dan Jawaban Siklus I ... 82

(9)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.8 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... 94

A.9 Lembar Media Kartu Soal dan Jawaban Siklus II ... 95

A.10 Lembar Media Gambar Siklus II ... 96

A.11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 98

A.12 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III... 106

A.13 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus III ... 108

A.14 Lembar Media Kartu Soal dan Jawaban Siklus III ... 109

A.15 Lembar Media Gambar Siklus III ... 110

Lampiran B : Hasil Penelitian ... 112

B.1 Hasil Evaluasi Siklus I... 113

B.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 117

B.3 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... 119

B.4 Hasil Evaluasi Siklus II ... 135

B.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 139

B.6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... 141

B.7 Hasil Evaluasi Siklus III ... 155

B.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 159

B.9 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus III ... 161

B.10 Dokumentasi ... 175

(10)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(11)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Pada

Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn 5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gadis Meirina Aulia

1003384

ABSTRACT

Abstract: Application of Cooperative Learning Model Type Make a Match To Boost Motivation In Social Learning Materials Social Issues in Local Environment. The background of this research is based on the observation of the initial background research on SDN fourth grade 5 Cikidang District Lembang West Bandung regency, there are problems in the learning process of students, one of which is the low activity of students in social studies learning material social problems in the local environment due to the learning process only teacher-centered (teacher centered) by relying on the material learned from the book IPS (textbooks) are available without the use of models and instructional media. This leads to bored students and many students are less concerned teacher. So it proved to be only about 2 students or 14% of students are active from 14 students. To overcome this problem researchers improve the activity of students in the learning process through the implementation of cooperative learning model of the type of make a match, will create an atmosphere of learning that students participate actively and directly in the learning process. Based on the above problems, the research instrument used observation student activity sheets, teacher activities and documentation in the form of photos and videos. The research method used was Classroom Action Research (CAR), which lasted 3 cycles. Of each cycle the percentage of active students in the learning process experienced a significant increase in the phase of the first cycle is 57% on average 54.5, 85 second cycle averaged 76.7% and 92% the third cycle averages 83. So the conclusion is implementation of cooperative learning model type Make a Match on Social Learning Materials Social issues in Local Environment Class IV SDN 5 Cikidang very effective in increasing student activity seen in the third cycle is 92%. As a recommendation for all parties associated with the world of education, that the cooperative learning model of the type of make a match can be used as an alternative to increase the activity of students in learning social studies, because this model has the advantages that effective, but in using the model of cooperative learning many types Make a

Match that need to be prepared carefully.

(12)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Pada

Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn 5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian di kelas IV SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, terdapat masalah pada proses pembelajaran siswa, salah satunya rendahnya keaktifan siswa pada pembelajaran IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat karena dalam proses pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered) dengan mengandalkan bahan belajar dari buku IPS (TextBook) yang tersedia tanpa menggunakan model dan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa bosan dan banyak siswa yang kurang memperhatikan guru. Sehingga terbukti hanya sekitar 2 siswa atau 14 % siswa yang aktif dari 14 siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti memperbaiki keaktifan siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan model cooperative learning tipe make a match, akan menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan siswa berpartisipasi secara langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan diatas, instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi keaktifan siswa, aktivitas guru dan dokumentasi berupa foto dan video. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung 3 siklus. Dari setiap siklusnya presentase keaktifan siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan yaitu pada tahap siklus I 57% rata-ratanya 54,5, siklus II 85% rata-rata-ratanya 76,7 dan siklus III 92% rata-rata-ratanya 83. Jadi kesimpulannya adalah penerapan Model Cooperative Learning tipe Make a Match Pada Pembelajaran IPS Materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Kelas IV SDN 5 Cikidang sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa terlihat pada siklus III yang mencapai 92%. Sebagai rekomendasi bagi semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, bahwa model cooperative learning tipe make a match dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS, karena model pembelajaran ini memiliki kelebihan yang efektif, namun dalam menggunakan model cooperative learning tipe Make a Match banyak yang perlu dipersiapkan dengan matang.

(13)

1

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses belajar mengajar yang bisa diterapkan dalam pembelajaran yang efektif harus diimbangi dengan kemampuan guru menguasai model pembelajaran dan materi yang akan diajarkan. Proses pembelajaran yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses pembelajaran pada siswa.

(14)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan analisis gejala yang terjadi, bahwa penyebab dari permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPS di kelas IV SDN 5 Cikidang :

1. Proses pembelajarannya yang secara umum, hanya berpusat pada guru (teacher centered) dengan mengandalkan bahan belajar dari buku IPS (TextBook) yang tersedia tanpa ditunjang dengan model dan media pembelajaran yang baik, sehingga menyebabkan siswa merasa bosan terhadap pembelajaran IPS, banyak siswa yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan dan tidak ada keinginan untuk mencari pengetahuan lebih dari pelajaran IPS.

2. Para peserta didik yang dirasakan belum memiliki keaktifan sepenuhnya timbul saat proses pembelajaran. Hal ini terlihat karena siswa tidak dilibatkan langsung dalam pembelajaran, dari jumlah 17 siswa hanya 10% atau 2 siswa (TR dan PM) saja yang bertanya ataupun menanggapi penjelasan guru saat proses pembelajaran.

3. Materi pengetahuan sosial yang terlalu bersifat informatif dan menuntut hapalan membuat para siswa malas untuk memahami informasi, padahal dalam pembelajaran IPS siswa diarahkan agar dapat berinteraksi serta dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat dan ikut meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

(15)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik pengelompokan yang didalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-6 orang (Isjoni, 2011: 6).

Salah satu model Cooperative Learning yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa yaitu melalui model Cooperative learning teknik Make a Match (mencari pasangan). Menurut Lie (2004:55), “Model pembelajaran mencari pasangan (make a match) sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam pembelajaran aktif yang menyenangkan”. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match ini banyak dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah karena memiliki keunggulan yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. Dengan model pembelajaran ini siswa dapat memahami suatu konsep atau informasi tertentu dengan mencari pasangan yang sesuai dalam suasana yang aktif dan menyenangkan, karena selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif bekerjasama mencari kartu-kartu pasangan, berdiskusi sesuai materi, menyelesaikan tugas dengan disiplin waktu, berani menampilkan hasil jawaban, sehingga diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penulis termotivasi untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka memperbaiki pembelajaran IPS dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning type Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Pada Pembelajaran IPS

(16)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian adalah “Penerapan Model

Cooperative Learning tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan pada

Pembelajaran IPS dalam materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Kelas IV SDN 5 Cikidang”. Berdasarkan latar belakang, diperoleh beberapa rumusan masalah yang dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksananaan model pembelajaran cooperative learning tipe

make a match pada pembelajaran IPS tentang Masalah-masalah Sosial di

Lingkungan Setempat pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang?

2. Bagaimanakah keaktifan siswa dengan menerapkan model cooperative

learning tipe make a match pada pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial di

Lingkungan Setempat pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe

make a match pada pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial di Lingkungan

Setempat pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang.

2. Mendeskripsikan peningkatan keaktifan melalui penerapan model

cooperative learning tipe make a match tentang Masalah Sosial di

Lingkungan Setempat pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang.

(17)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang bersifat Kualitatif, yang menghasilkan penelitian data deskriptif karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan mengamati suatu generalisasi dari pengamatan mengenai pelaksanaan suatu program, kemudian hasil dari temuan data tersebut dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan program layanan selanjutnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan ialah Model Spiral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Khomarudin. Z, 2009:23) yaitu merupakan kegiatan dalam bentuk spiral yang meliputi : Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Observasi (Observation), dan Refleksi (Reflection).

E. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.

1. Guru

Dapat menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe make a

match dengan baik dalam pembelajaran IPS tentang materi Masalah Sosial di

Lingkungan Setempat.

2. Siswa

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match siswa dapat menerima pengalaman belajar yang lebih variatif sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran.

(18)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat digunakan sebagai referensi untuk menggali ilmu terutama dalam model pembelajaran cooperative learning tipe make a match.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti yang dijabarkan dalam kajian teori. Hipotesis yang dapat diajukan peneliti ini adalah : Penerapan Model Cooperative Learning tipe

Make a Match Dapat Meningkatkan Keaktifan Pada Pembelajaran IPS Materi

Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Kelas IV SDN 5 Cikidang.

G. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi dan tidak terjadi kesalahpmahan dalam menafsirkan, maka akan diberikan definisi operasional dari istilah-istilah yang digunakan penelitian ini antara lain :

1. Model cooperative learning

Cooperative Learning dapat diartikan belajar bersama-sama, saling

membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya (Isjoni, 2010: 6).

2. Model cooperative learning tipe Make a Match

(19)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Konsep Keaktifan

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar merupakan untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana Nana (2001: hal 110) proses pembelajaran yang bermakna siswa aktif yaitu:

a. Siswa tidak hanya meneria informasi, tetapi lebih banyak mencari dan memberi informasi

b. Siswa banyak mengajukan pendapat terhadap informasi yang disampaikan oleh gur atau pendapat teman

c. Siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan, baik kepada guru maupun kepada teman

d. Siswa memberikan respon nyata terhadap stimulus belajar yang diberikan oleh guru seperti membaca,mengerjakan tugas, berdiskusi, bertanya apabila mendapatkan kesulitan kepada teman maupun ke guru kelas, dan mencari beberapa informasi dari sumber belajar.

e. Siswa berkesempatan melakukan penilaian sendiri terhadap hasil pekerjaannya, sekaligus memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan yang dianggapnya masih belum sempurna.

f. Siswa membuat sendiri kesimpulan pelajaran dengan bahasa dan cara masing-masing, baik secara mandiri maupun secara berkelompok.

(20)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Konsep Ilmu Pengetahuan sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi IPS merupakan gambaran ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dan terpadu (Lili M. Sadeli dalam Hidayati, dkk. 2008 : 1.26)

H. Judul Penelitian :

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A

MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA

PEMBELAJARAN IPS MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester II 2013/2014)

I. Bidang Kajian :

Bidang kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai model pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran IPS, dengan fokus yang berkaitan dengan Penerapan Model Cooperative Learning tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan pada Pembelajaran IPS dalam materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Kelas IV SDN 5 Cikidang.

(21)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan adalah proses belajar mengajar yang bisa diterapkan dalam pembelajaran yang efektif harus diimbangi dengan kemampuan guru menguasai model pembelajaran dan materi yang akan diajarkan. Proses pembelajaran yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses pembelajaran pada siswa.

Namun pada kenyataannya fakta ditemukan terjadinya kesenjangan dalam proses pembelajaran IPS. Demikian halnya pada saat peneliti melakukan pengamatan observasi di SDN 5 Cikidang Kamis, 6 Maret 2014 dalam mata pelajaran IPS tentang Masalah Sosial di Lingkungan Setempat terlihat keaktifan siswa masih rendah. Hal ini ditunjukan dengan perilaku siswa yang kurang partisipasi dalam proses pembelajaran, saat diberikan kesempatan untuk bertanya mereka hanya berdiam diri terlihat takut mengajukan pendapatnya dan pertanyaan yang belum dipahaminya, tidak terdorong untuk melakukan aktivitas yang memberikan pengalaman yang dibutuhkan untuk pengembangan konsep IPS, saat berdiskusi siswa hanya diam tidak terlihat aktif dan hanya mengandalkan siswa yang pintar saja, kemudian saat diberikan tugas siswa tidak dapat mengerjakan tugas tersebut dengan baik dan kembali bertanya kepada guru kelas.

Berdasarkan analisis gejala yang terjadi, bahwa penyebab dari permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPS di kelas IV SDN 5 Cikidang :

(22)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(TextBook) yang tersedia tanpa ditunjang dengan model dan media pembelajaran yang baik, Sehingga menyebabkan siswa merasa bosan terhadap pembelajaran IPS, banyak siswa yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan dan tidak ada keinginan untuk mencari pengetahuan lebih dari pelajaran IPS.

5. Para peserta didik yang dirasakan belum memiliki keaktifan sepenuhnya timbul saat proses pembelajaran. Hal ini terlihat karena siswa tidak dilibatkan langsung dalam pembelajaran, dari jumlah 17 siswa hanya 10% atau 2 siswa (TR dan PM) saja yang bertanya ataupun menanggapi penjelasan guru saat proses pembelajaran.

6. Materi pengetahuan sosial yang terlalu bersifat informatif dan menuntut hapalan membuat para siswa malas untuk memahami informasi, padahal dalam pembelajaran IPS siswa diarahkan agar dapat berinteraksi serta dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat dan ikut meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

Kondisi ini menunjukan bahwa pembelajaran IPS di SDN 5 Cikidang masih belum mampu menciptakan suasana belajar aktif dikelas. Untuk mengatasi kondisi ini, maka dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang melibatkan siswa menjadi aktif. Salah satunya yang dimaksud ialah model Cooperative Learning.

Cooperative Learning adalah teknik pengelompokan yang didalamnya siswa

bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-6 orang (Isjoni, 2011: 6).

(23)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat memahami suatu konsep atau informasi tertentu dengan mencari pasangan yang sesuai dalam suasana yang aktif dan menyenangkan. Menurut Lie (2004:55),

“Model pembelajaran mencari pasangan (make a match) sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik dalam pembelajaran aktif yang menyenangkan”. Model pembelajaran Cooperative Learning type Make a Match ini banyak dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah karena memiliki keunggulan yang dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dengan baik.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penulis termotivasi untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka memperbaiki pembelajaran IPS dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning type Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Pada Pembelajaran IPS

Materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Kelas IV SDN 5 Cikidang”

K. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian adalah “Penerapan Model Cooperative Learning tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan pada Pembelajaran IPS dalam materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Kelas IV SDN 5 Cikidang”. Berdasarkan latar belakang, diperoleh beberapa rumusan masalah yang dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

3. Bagaimanakah pelaksananaan pembelajaran IPS tentang Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat dengan menerapkan model pembelajaran

cooperative learning tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 5

(24)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimanakah keaktifan siswa di pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial di Lingkungan Setempat setelah penerapan model cooperative

learning tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang?

5. Bagaimana pengaruh peningkatan keaktifan siswa terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial di Lingkungan Setempat setelah penerapan model cooperative learning tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang?

L. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah : 3. Mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran IPS sesuai dengan materi

Masalah Sosial di Lingkungan Setempat dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang.

4. Mengidentifikasi Peningkatan keaktifan siswa dalam materi Masalah Sosial di Lingkungan Setempat melalui penerapan model cooperative

learning tipe make a match pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang.

5. Mengidentifikasi pengaruh peningkatan keaktifan siswa terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPS tentang Masalah Sosial di Lingkungan Setempat setelah penerapan model cooperative learning tipe make a

match pada siswa kelas IV SDN 5 Cikidang.

M. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.

(25)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe make a

match dengan baik dalam pembelajaran IPS tentang materi Masalah Sosial

di Lingkungan Setempat. 5. Siswa

Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe make a match siswa dapat menerima pengalaman belajar yang lebih variatif sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran.

6. Sekolah

Dapat digunakan sebagai referensi untuk menggali ilmu terutama dalam model pembelajaran cooperative learning tipe make a match.

N. Kajian Pustaka

1. Model Cooperative Learning

Cooperative Learning dapat diartikan belajar bersama-sama, saling

membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya (Isjoni, 2010: 6).

Menurut Huda (2012: 27) Pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) diyakini sebagai praktik pedagogis untuk meningkatkan proses

(26)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

David dan Roger Johnson (Slavin, 2005: 250) mengatakan bahwa metode-metode pembelajaran cooperative learning untuk mencapai hasil yang maksimal, ada empat unsur yang ditekankan yaitu :

a. Interaksi tatap muka (face to face) : para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang.

b. Saling ketergantungan antara satu dengan lainnya dalam kelompok secara positif untuk mencapai tujuan kelompok c. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

yakni para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya.

d. Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok-kelompok kecil: para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka.

2. Model Cooperative Learning Tipe Make a Match (Mencari Pasangan)

Model pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran mencari pasangan. Model pembelajaran cooperative Learning tipe Make a

Match adalah model pembelajaran yang di kembangkan untuk memahami

suatu konsep atau informasi tertentu yang harus di tentukan siswa dengan mencari pasangan dalam suasana belajar yang menyenangkan (Hidayati. 2009 : 7.32). Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran Make a

Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Karena

(27)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, dan dalam metode ini, anak didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan (Yudha, dkk. 2008: 67)

Hal-hal yang perlu diperhatikan jika pembelajaran di kembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut (Suprijono, 2009: 94).

Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang siswa tersebut pegang.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tipe Make a Match adalah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

c. Tiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari karu yang dipegang d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal jawaban)

e. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

(28)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i. Penutup

Kelebihan Model Pembelajaran Make a Match

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik

b. Kerena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan

c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi

e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Kekurangan Model Pembelajaran Make a Match

a. Membutuhkan banyak waktu

b. Membutuhkan media kartu sesuai dengan jumlah siswa

3. Konsep Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Dalam aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Adapun faktor psikologis peserta didik yang mempengaruhi keaktifan belajarnya adalah sebagai berikut:

(1) inteligensi, tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) peserta didik tidak dapat diragukan lagi dalam menentukan keaktifan dan keberhasilan belajar peserta didik. Ini bermakna bahwa semakin tinggi tingkat inteligensinya maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, begitu juga sebaliknya;

(29)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif;

(3) bakat, adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir yang berguna untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing;

(4) minat, adalah kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu;

(5) motivasi, adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.

Rousseau dalam (Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan terjadi. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik (2005 : 172) keaktifan dalam belajar siswa dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu:

(30)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. e. Kegiatan-kegitan menggambar

Menggambar, membuat grafik, diagram peta, dan pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

g. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

(31)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menilai seberapa aktif kegiatan siswa di kelas, Nana Sudjana (2001) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dari:

(1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah;

(3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya;

(4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah;

(5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya; (7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

4. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi IPS merupakan gambaran ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dan terpadu (Lili M. Sadeli dalam Hidayati, dkk. 2008 : 1.26). Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus kajian dari IPS (Supriatna, dkk. 2007: 4) .

(32)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuatu yang harus dipecahkan sedangkan sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern : 459).

O. Definisi Operasional 1. Cooperative Learning

Cooperative Learning adalah Pembelajaran yang dilakukan secara

berkelompok dan menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran yang saling bertukar fikiran dengan sesamanya untuk memahami suatu materi pembelajaran dalam suasana kelas yang demokratis. Cooperative Learning juga merupakan pendekatan yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dengan sesamanya dalam memahami suatu materi pembelajaran. Dengan belajar dalam kelompok diharapkan siswa akan memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi, mau mendengarkan pendapat orang lain, bekerja sama dalam mencapai tujuan, mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap sikap dan perbuatan yang pernah dilakukannya serta mampu menyelesaikan masalah dan mencari solusinya.

2. Model Cooperative Learning tipe Make a Match

(33)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Keaktifan Siswa

Keaktifan Siswa adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh individu atau para peserta didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman belajarnya sendiri. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.

Keaktifan siswa dapat dilihat dari kegiatan siswa yang terjadi dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses pembelajaran, peneliti memiliki beberapa indikator keaktifan siswa diantaranya yaitu ; a. Bertanya

b. Mengajukan pendapat c. Menjawab pertanyaan guru

d. Bekerja sama dengan siswa lain seperti ; menolong, memberi, tertib e. Menyelesaikan tugas-tugas dengan baik

Indikator keaktifan tersebut dijadikan acuan oleh peneliti untuk mengetahui perkembangan keaktifan yang dialami siswa selama penelitian berlangsung.

4. Masalah Sosial di Lingkungan Setempat

Masalah sosial merupakan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu keadaan dimasyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya.

1. Kebodohan

(34)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kemiskinan

4. Kejahatan adalah tindak kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum. Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan tindak kriminal

5. Pertikaian disebabkan karena salah paham, emosi yang tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu.

Upaya Mengatasi Masalah Sosial

1. Pemberian kartu askes (asuransi kesehatan) diberikan kepada keluarga miskin agar dapat berobat dirumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.

2. Pemberian beras untuk masyarakat miskin (Raskin) dengan raskin diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan pangannya.

3. Pemberian bantuan operasional sekolah (BOS) yakni penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS diharapkan orang tua tidak lagi dibebani biaya.

4. Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya tidak terlalu padat dan terikat. Dengan sekolah terbuka siswa dapat sekolah meskipun sudah bekerja

5. Program pendidikan luar sekolah merupakan berupa kursus-kursus seperti menjahit, perbengkelan atau komputer agar anak-anak yang putus sekolah dapat tetap memiliki ilmu dan keterampilan.

(35)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Pemberian bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Bantuan ini akan mengurangkan angka pengangguran dan kemiskinan

Hambatan dalam mengatasi masalah sosial

1. Berbagai bantuan dari pemerintah tidak tepat sasaran. 2. Program yang dilakukan tidak merata keseluruh daerah

3. Kurang disiplinnya petugas dalam meyalurkan bantuan dari pemerintah

4. Kurang kerja sama antara masyarakat dalam mengalami masalah sosial

5. Beberapa pihak yang kurang peduli dalam masalah bantuan sosial

P. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti yang dijabarkan dalam kajian teori. Hipotesis yang dapat diajukan peneliti ini adalah :

Penerapan Model Cooperative Learning tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Pada Pembelajaran IPS Materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat Kelas IV SDN 5 Cikidang.

Q. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian

Kajian yang diangkat dalam penelitian ini adalah Penerapan Model

Cooperative Learning tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

(36)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini yaitu penelitian yang bersifat Kualitatif, yang menghasilkan penelitian data deskriptif karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan mengamati suatu generalisasi dari pengamatan mengenai pelaksanaan suatu program, kemudian hasil dari temuan data tersebut dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan program layanan selanjutnya.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan ialah Model Spiral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Khomarudin. Z, 2009:23) yaitu merupakan kegiatan dalam bentuk spiral yang meliputi : Perencanaan

(Planning), Pelaksanaan (Action), Observasi (Observation), dan Refleksi

(Reflection). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas secara lebih rinci dapat

dijabarkan sebagai berikut : a). Perencanaan (Planning)

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati. Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian meliputi :

a. Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data

b. Memperkenalkan model pembelajaran Make a Match yang dianggap lebih efektif untuk mencapai indikator

c. Menyusun rencana pembelajaran dengan model Make a

Match

(37)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b). Pelaksanaan (Action)

Kegiatan dalam tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya. Penelitian melaksanakan pembelajaran IPS dengan menerapkan model Make a Match, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada tahap siklus pertama maka dilanjutkan pada tahap siklus berikutnya. Untuk membantu observer dalam melakukan pengamatan pelaksaan tindakan, dibuat alat pengumpul data sebagai alat dokumentasi atau catatan yang digunakan untuk memberikan umpan balik yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. Disepakati juga antara peneliti dan observer bahwa kehadiran observer tidak akan mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

c). Observasi (Observation)

(38)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterlaksanaan pembelajaran yang dilihat dari aktivitas guru dan siswa.

Untuk mengukur atau mengetahui keaktifan siswa, maka peneliti membuat lembar observasi siswa, karena lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa.

d). Refleksi (Reflection).

Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam penelitian tindakan kelas. Kegiatan refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan, berdiskusi tentang kekurangan atau kelebihan pembelajaran yang telah selesai, jika hasil refleksi menunjukan adanya perbaikan pada tindakan yang sudah dilakukan maka bisa diperbaiki pada tindakan selanjutnya.

Adapun setting dari penelitian ini mencakup : a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah para siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa pada pembelajaran IPS

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang , Kabupaten Bandung Barat

c. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret samapai dengan bulan April 2014 pada saat pelaksanaan PPL.

(39)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Kegiatan Waktu Pelaksanan

1. Penyusunan Proposal Minggu pertama bulan Maret sampai minggu kedua bulan Maret 2014

2. Seminar Proposal Minggu ketiga bulan Maret 2014

3. Penyempurnaan Proposal Minggu ketiga bulan Maret sampai minggu keempat bulan Maret 2014

4.

Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data b. Tindakan Siklus I c. Tindakan Siklus II d. Tindakan Siklus III

Minggu pertama bulan April 2014 Minggu kedua bulan April 2014 Minggu kedua bulan April 2014 Minggu ketiga bulan April 2014 5. Pengolahan Data dan analisis

data

Minggu keempat bulan April sampai minggu kedua bulan Mei 2014

6. Penyusunan dan revisi laporan

(40)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S. Daftar Pustaka

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hidayati, dkk. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Isjoni. (2011). Cooperative learning: efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta

Khomarudin. Z. (2009). Model Penelitian Tindakan Kelas.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual: konsep dan aplikasinya. Bandung: PT. Refika Aditama.

Lie, A. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Huda, Miftahul. (2012). Cooperative learning: metode,teknik,struktur,dan model

penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riswati, R. (2011). Pembelajaran Cooperative Learning type Make a Match

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi

kegiatan ekonomi di Indonesia. Skripsi FIP UPI: Bandung.

Sardiman. (2001). Interaksi dan Keaktifan Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Slavin, Robert E. (2005). Cooperative learning:Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media.

Supriatna, dkk. (2007). Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.

(41)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarmizi. (2008). Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match. [Online]. Tersedia di Tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pem-kooperatif-make-a-match. UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. UPI. Bandung

LAMPIRAN

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No.

Aspek kegiatan yang diamati Aktivitas Siswa

Penilaian Aktivitas Siswa

Keterangan

3 2 1

1. Bertanya

siswa bertanya sesuai dengan materi masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa bertanya diluar materi masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa tidak bertanya terhadap materi masalah sosial pada pembelajaran IPS

2. Mengajukan Pendapat

siswa dapat mengajukan

pendapat dengan baik menggunakan kata-kata sendiri terhadap materi masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa dapat mengajukan

pendapat namun melihat dari buku materi masalah sosial pada pembelajaran IPS

siswa belum bisa mengajukan pendapat terhadap materi masalah sosial pada pembelajaran IPS

3. Menjawab Pertanyaan Guru

siswa mampu menjawab

pertanyaan guru dengan baik dan benar terhadap

siswa kurang tepat menjawab

pertanyaan guru terhadap materi masalah sosial pada

siswa tidak bisa menjawab

(42)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu materi masalah

sosial pada pembelajaran IPS

pembelajaran IPS pada

pembelajaran IPS

4.

Bekerja sama dengan siswa lain seperti ; menolong, memberi, tertib

siswa dapat aktif bekerjasama

dengan siswa lain dalam

pembelajaran IPS materi Masalah Sosial

siswa kurang aktif bekerjasama dengan siswa lain dalam pembelajaran IPS materi Masalah Sosial

siswa pasif bekerjasama dengan siswa lain dalam

pembelajaran IPS materi Masalah Sosial

5. Menyelesaikan tugas-tugas dengan baik

siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan benar dalam pembelajaran IPS materi Masalah Sosial

siswa kurang dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan benar dalam pembelajaran IPS materi Masalah Sosial

(43)

18

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). PTK adalah suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik proses pembelajaran dikelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru dapat melakukan tindakan-tindakan yang telah direncanakan.

Pendekatan yang digunakan yaitu bersifat kualitatif yang menghasilkan penelitian data deskriptif karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan mengamati suatu generalisasi dari pengamatan mengenai pelaksanaan suatu program, kemudian hasil dari temuan data tersebut dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan program layanan selanjutnya. Adapun alasan penulis menggunakan data deskriptif dalam penelitian ini, karena meneliti masalah yang terjadi pada masa sekarang dan bersifat aktual.

Berdasarkan teknik tersebut dapat diketahui secara sistematik proses belajar mengajar yang dilakukan. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan disuatu kelas tertentu secara ilmiah.

B. Model Penelitian

(44)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang digunakan adalah desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Khomarudin. Z, 2009:23) yaitu merupakan kegiatan dalam bentuk spiral yang meliputi : Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Observasi

(Observation), dan Refleksi (Reflection).

Gambar 3.1 RENCANA I

SIKLUS I TINDAKAN I

OBSERVASI

RENCANA II REFLEKSI

REFLEKSI TINDAKAN II

OBSERVASI SIKLUS II

RENCANA III

SIKLUS III

OBSERVASI

[image:44.595.66.562.228.652.2]
(45)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Taggart (Khomarudin. Z, 2009:23)

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV semester II Sekolah Dasar Negeri 5 Cikidang Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian adalah para siswa kelas IV yang berjumlah 14 orang siswa, jumlah peserta didik laki-laki 10 orang dan jumlah peserta didik perempuan 4 orang. Yang diukur adalah keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS materi masalah-masalah sosial dilingkungan setempat.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Untuk mendapatkan data awal agar dapat menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan, maka diadakan suatu kegiatan awal keadaan kelas melalui pengamatan langsung didalam kelas. Dalam kegiatan perencanaan tindakan yang dilaksanakan dikelas, peneliti berusaha merumuskan tindakan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rumusan masalah yang ingin mengungkap tentang aktivitas siswa dengan model make a match. Adapun langkah awal perencanaan : a. Permohonan izin yang ditujukan kepada kepala sekolah dan staf guru-guru

Sekolah Dasar Negeri 5 Cikidang kecamatan lembang kabupaten Bandung Barat. Permohonan izin yang peneliti dapatkan sangatlah mudah karena peneliti adalah salah satu guru praktikan lapangan di SD tersebut.

b. Melaksanakan observasi

(46)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Merumuskan model alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

d. Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan langkah-langkah menggunakan model cooperative learning tipe make a match

e. Menyiapkan media kartu-kartu soal dan kartu-kartu jawaban, media gambar dan media video untuk mendukung proses pembelajaran.

f. Menyiapkan instrumen yaitu : lembar observasi aktivitas siswa dan lembar aktivitas guru mengacu langkah-langkah pada model cooperative learning tipe make a match, kamera foto, dan media-media yang menunjang dalam proses pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari satu tindakan.

Siklus I :

a. Pelaksanaan Tindakan

(47)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

o Guru meminta siswa menyebutkan perilaku manusia yang menimbulkan masalah sosial

o Guru menjelaskan tentang permasalahan sosial yang ada di Indonesia

o Guru meminta siswa mengkategorikan perilaku masyarakat yang dapat mempengaruhi lingkungan setempat

o Guru membagikan kartu soal kepada kelompok pertama dan kartu jawaban dipegang oleh kelompok kedua

o Guru meminta kelompok pemegang soal untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, dan mencari jawaban pada kelompok pemegang kartu jawaban b. Melakukan Observasi

Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung terhadap keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan mengamati keterampilan guru menggunakan model make a match. Utamanya dalam keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPS seperti ; Bertanya, mengajukan pendapat, menjawab pertanyaan guru, berdiskusi dan mengerjakan tugas dengan baik dan benar saat berkelompok dengan menggunakan model cooperative learning tipe make a match.

c. Melakukan Analisis data

Menganalisis data berdasarkan hasil observasi peserta didik terhadap keterlibatannya dalam proses pembelajaran IPS mengenai masalah-masalah sosial yang ada dilingkungan setempat dengan menggunakan model

cooperative learning tipe make a match.

d. Melakukan Refleksi

(48)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siklus II :

a. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan mengarah pada model make a match dalam proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Materi pada pembelajaran siklus II yaitu Upaya mengatasi masalah sosial di Indonesia. Dengan tujuan pembelajarannya melalui pengamatan gambar, siswa dapat mengidentifikasi permasalahan sosial berdasarkan di lingkungan sekitar dan melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi permasalahan sosial dilingkungan sekitar.

o Guru menunjukan gambar kepada seluuh siswa tentang permasalahan apa saja yang ada dilingkungan sekitar

o Guru meminta siswa menyebutkan perilaku manusia yang menimbulkan masalah sosial dilingkungan sekitar

o Guru meminta siswa mencari upaya terhadap permasalahan sosial dilingkungan sekitar

o Guru menjelaskan tentang permasalahan sosial dan upaya mengatasi masalah sosial

o Guru membagikan gambar tentang permasalahan sosial di Indonesia kepada setiap kelompok

o Guru meminta siswa mengidentifikasi dari gambar yang diunjuk oleh guru tentang permasalahan sosial yang ada dilingkungan sekitar sesuai dengan upaya mengatasinya

o Guru meminta seluruh kelompok mendiskusikan upaya apa saja untuk mengatasi masalah sosial dilingkungan sekitar

(49)

Gadis Meirina Aulia, 2014

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan

Pada Pembelajaran Ips Materi Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat Kelas Iv Sdn

5 Cikidang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

o Guru membagikan kartu soal kepada kelompok pertama dan kartu jawaban dipegang oleh kelompok kedua <

Gambar

 Gadis Meirina Aulia, 2014 Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Based on result of the analysis, it was found that there was insignificant influence between the control treatment and reduced micronutrients of B, Fe, and Zn on the

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

Dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi misi Gubernur berdasarkan Undang-Undang Nomor

Kompetensi SDM mempengaruhi kepuasan kerja dan kualitas pelayanan, terbukti melalui keahlian, sifat dan motivasi dokter dan perawat yang baik, maka kualitas pelayanan

[r]

B   Informasi merupakan kebutuhan sehari- hari, sehingga harus tersedia secara. cepat, mudah,

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan (Lembaran Negara Republik