• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SD Kelas III tahun ajaran 2014-2015 disalah satu Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Jl. Karangtineung Kec. Sukajadi-Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Dede Gunawan

1106048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)

KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SD Kelas III tahun ajaran 2014-2015 disalah satu Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Jl. Karangtineung Kec. Sukajadi-Bandung)

Oleh

Dede Gunawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

©Dede Gunawan 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

(Studi Deskriptif terhadap Siswa SD Kelas III tahun ajaran 2014-2015 disalah satu Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Jl. Karangtineung Kec. Sukajadi-Bandung)

Bandung, Juni 2015

Oleh

Dede Gunawan 1106048

Disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing

Dr. Y. Suyitno. M.Pd NIP. 195009081981011001

Mengetahui, Ketua Prodi PGSD

(5)

KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

Oleh

Dede Gunawan 1106048

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III. Penelitian dilaksanakan disalah satu SD Negeri yang bertempat di Jl. Karangtineung Sukajadi-Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas III dengan sampel 33 orang siswa. Secara umum tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui kontribusi pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III. Kemudian, tujuan khusus penelitian ini yaitu mendeskripsikan hal-hal sebagai yaitu mengetahui pola asuh orang tua yang dirasakan siswa SD kelas III, mengetahui prestasi belajar siswa SD kelas III, dan mengetahui hubungan pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III. Penelitian ini merupakan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket/kuisioner dan observasi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola asuh yang dirasakan siswa SD kelas III yang diberikan orang tua adalah pola asuh permisif (permissive parenting) dengan persentase 45.45%, prestasi belajar yang diperoleh siswa berada pada kategori sangat baik dengan presentase 17.58%, dan kontribusi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa memperoleh persentase 21.22% yang dapat diartikan pada klasifikasi kurang kuat. Kontribusi pola asuh orang tua memang memegang peranan penting dalam perkembangan prestasi belajar anaknya di sekolah. Apabila pengasuhan yang diberikan orang tua sudah baik, maka prestasi hasil belajar di sekolah akan berkembang baik. Tetapi dilihat kembali dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa pola asuh yang diberikan orang tua yang kurang baik tidak terlalu berpengaruh pada prestasi belajar siswa dan siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik dan memuaskan. Disarankan untuk orang tua tidak sepantasnya memberikan pengasuhan yang otoriter atau acuh tak acuh, berilah pengasuhan pada anak secara demokratis. Anak adalah anugerah sangat berharga yang telah dititipkan dari yang maha kuasa, seharusnya orang tua menjaga, merawat, dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Orang tua adalah cerminan bagi anak-anaknya. Keberhasilan seorang anak akan sangat berpengaruh pada pola asuh yang diberikan orang tuanya. Karena orang tua adalah kunci dari keberhasilan anak-anaknya.

(6)

THE CONTRIBUTION OF PARENT EDUCATE PATTERN IN FAMILY TO STUDY RESULT PERFORMANCE ELEMENTARY STUDENT IIIth

GRADE

By

Dede Gunawan 1106048

ABSTRACT

Research tittle is about parent educate pattern to study result performance elementary student in IIIth grade. This research held in one of elementary school which located at Jl. Karangtineung Sukajadi Bandung. This Research subject is elementary students in IIIth grade with 33 student as a sample. In general the objective on this research is to find out contribution of parent educate pattern in family to study result performance elementary student in IIIth grade. Afterwards the special objective of this research to describe any things that find out parents educate pattern that feel by elementary students grade IIIth , find out study result performance elementary student in IIIth grade, and to find out the relation parent educate pattern in family to study result performance elementary student in IIIth grade. This research used descriptive study. This data obtain by using instrument research such as questionnaire and documentation observation. The result of this research showed that permissive parenting educate pattern with percentage 45.45%, study result performance get by elementary student be in very good category with percentage 17.58%, and the relation parent educate pattern to study result performance gain 21.22% that can defined as less powerful category. The contribution of parent educate pattern take a important control in study result performance development to student in school. When parent has already give a very good nurture, then study result performance in school will develop very good. But return back to the research result that showed educate pattern that give by parent less powerful not influential to student performance and student can gain a good and satisfy study result performance. Suggestion to parent not able give a authoritative and not care nurture, give democratic nurture to child. Child is a valuable gift that entrusted by God, parent should take care, and educate with full of love. Parent is a reflection to their childs. Children success will influential to educate sytem that give by parent, because parent is children key of success.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR ……….. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ………...., ix

DAFTAR GRAFIK ……….... x

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ……….. 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ………... 7

E. Struktur Organisasi Penelitian ………... 8

BAB II KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR A. Pola Asuh ………... 9

B. Prestasi Belajar ……….. 23

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 31

B. Desain Penelitian ………... 31

C. Pendekatan Penelitian ……….... 32

D. Populasi dan Sampel ……….. 32

E. Definisi Operasional ……….. 33

F. Instrumen Penelitian ……….. 33

G. Prosedur Penelitian ……… 45

H. Teknik Analisis Data ………. 45

(8)

B. Pembahasan Penelitian ……….. 55

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ……….... 62

B. Rekomendasi ………. 63

DAFTAR PUSTAKA ………. 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 66

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada jaman sekarang ini manusia dituntut untuk tidak hanya cerdas dalam

intelektual, tapi dituntut juga untuk berkarakter, sebab karakter sebagai

kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak dalam menjalankan

kehidupannya sehari-hari. Adapun terbentuknya suatu karakter tidak semudah

membalikan telapak tangan, harus memerlukan proses yang relatif lama dan terus

menerus dilakukan. Karakter seseorang dikembangkan melalui pendidikan

karakter. Pendidikan karakter yang utama dan pertama bagi anak adalah

lingkungan keluarga. Di dalam lingkungan keluarga, seseorang anak akan

mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupannya kemudian.

Model perilaku orang tua secara langsung maupun tidak langsung akan

dipelajari dan ditiru oleh anak. Orang tua sebagai lingkungan terdekat yang selalu

mengitarinya dan sekaligus menjadi figur idola anak yang paling dekat. Bila anak

melihat kebiasaan baik dari orang tuanya maka dengan cepat anak mencontohnya.

Demikian sebaliknya, bila orang tua berperilaku buruk maka akan ditiru oleh

anak-anaknya. Dalam Pandangan Hurlock (dalam Tridhonanto, 2014, hlm. 3)

menyatakan bahwa:

‘perlakuan orang tua terhadap anak akan mempengaruhi sikap anak dan perilakunya. Sikap orang tua sangat menentukan hubungan keluarga sebab sekali hubungan terbentuk, ini cenderung bertahan. Hendaknya orang tua juga bisa memahami anak dengan baik dan mengenali sikap dan bakatnya yang unik, mengembangkan dan membina kepribadiannya, tanpa memaksa menjadi orang lain. Di dalam berkomunikasi pada anak sebaiknya tidak mengancam dan menghakimi tetapi dengan perkataan yang mengasihi atau memberi motivasi supaya anak mencapai keberhasilan dalam membentuk karakter anak. Adapun salah satu upaya yang dilakukan untuk membentuk karakter yang baik yakni dengan pendampingan orang tua yang berbentuk pola asuh’.

Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, di

mana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak dengan mengubah tingkah

(10)

anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secara sehat dan optimal, memiliki

rasa percaya diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuk

sukses.

Selain itu, orang tua perlu memahami syarat-syarat pola asuh yang efektif.

Pola asuh harus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan

anak. Misalnya, penerapan pola asuh untuk anak balita tentunya berbeda dari pola

asuh untuk anak diusia sekolah. Alasannya karena kemampuan berfikir balita

masih sederhana. Maka pola asuh harus disertai dengan komunikasi yang tidak

bertele-tele dan bahasa yang mudah dimengerti.

Pola asuh haruslah disesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Hal ini

perlu dilakukan, sebab kebutuhan dan kemampuan anak yang berbeda-beda.

Ketika anak berusia satu tahun sudah mampu mendengarkan alunan musik, lalu ia

mencoba untuk menari dan bernyanyi, maka anak perlu diarahkan dan difasilitiasi.

Orang tua yang kompak dalam memberikan pengasuhan untuk anaknya akan

selalu sama, baik dalam pemberian pengasuhan, pendidikan, maupun niai-nilai

moral yang luhur untuk membentuk karakter anak-anaknya. Dalam hal ini, kedua

orang tua sebaiknya berkompromi atau berdiskusi dalam menetapkan nilai-nilai

yang boleh dan tidak dilakukan, membagi tugas dengan porsi yang seimbang,

serta perhatian dan kepedulian yang harus diberikan untuk anaknya.

Penerapan pola asuh juga membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tuanya,

sehingga mereka bisa menjadi panutan bagi anaknya seperti, memberikan

pembelajaran moral-moral yang luhur, sikap-sikap kebajikan, dan nilai-nilai

kebaikan yang disertai dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh anak. Orang

tua seharusnya meluangkan waktu untuk berbincang-bincang bersama dengan

anak. Selain anak mendengarkan apa yang dikatakan orang tua, orang tua juga

harus menjadi pendengar yang baik untuk anaknya dan jangan sekali-sekali

meremehkan pendapat anak. Dalam setiap perbincangan, orang tua dapat

memberikan saran, masukan atau pelurusan pendapat anak yang keliru sehingga

anak lebih terarah.

Penerapan disiplin juga sangan perlu dilakukan untuk pengasuhan anak.

Sebisa mungkin orang tua menerapkan kedisiplinan untuk anak, dimulai dari

(11)

3

berangkat sekolah, membuat jadwal harian, dsb. Penerapan disiplin yang

diterapkan orang tua haruslah fleksibel agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan

dan kondisi anak.

Kekonsistenan orang tua sangat dibutuhkan dalam pengasuhan anaknya. Sikap

konsisten inilah yang menjadi kebiasaan dalam pola asuh orang tua. Misalnya,

anak tidak boleh minum air dingin kalau sedang batuk, namun jika sehat itu boleh

dilakukan. Atas kejadian tersebut hendaknya anak belajar untuk konsisten

terhadap sesuatu, dan hal tersebut juga berlaku bagi orang tua untuk konsisten

serta jangan sampai apa yang sudah diperintahkan orang tua malah orang tualah

yang melanggarnya.

Berbicara perilaku manusia maka akan berbicara juga tentang ilmu psikologi.

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia. Dalam

hal ini, perilaku manusia termasuk kedalam golongan ilmu psikologi umum yang

membicarakan perilaku manusia dalam orientasinya ke arah teoritis.

Menurut Skinner ahli psikologi (dalam Murti, 2008, hlm. 29) mengatakan bahwa ‘perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar’. Perilaku dalam teori Skinner sering disebut teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon). Sedangkan menurut Bandura (Graeff &

Judith,1996, Murti, 2008, hlm.30) mengatakan bahwa ‘lingkungan merupakan tempat seseorang membentuk dan mempengaruhi perilakunya’. Menurutnya dalam teori pembelajaran soial, lingkungan memang membentuk perilak, namun

perilaku juga membentuk lingkungan. Ia menyebut konsep ini sebagai

determinisme resiprokal yang di mana terjadi antara hubungan/interaksi antara

lingkungan, perilaku dan proses psikologi seseorang.

Dari pengertian tersebut bila dihubungkan dengan pola asuh orang tua

terhadap perilaku anak sangat erat kaitannya. Di mana perilaku anak akan

berpengaruh sesuai dengan pola asuh orang tua yang diberikan kepadanya.

Lingkungan keluarga yaitu lingkungan yang di mana perilaku anak mulai

terbentuk, bila pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak baik di

dalam lingkungan keluarga, maka perilaku anak-anak menjadi tidak baik.

Sebaliknya, bila pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya baik di

(12)

Menurut Djamarah (1994). Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan dan diciptakan baik secara individu maupun kelompok.

(http://www.lintasjari.com. 2013). Sedangkan menurut W.S. Winkel (1996) bahwa ‘prestasi adalah bukti usaha yang tercapai’ (http://definisipengertian.com. 2012).

Prestasi tidak mungkin dicapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak

melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih.

Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah membalikan

telapak tangan, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan

hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya.

Gagne (dalam Damyati & Mudjiono, 1999. Hlm. 10) mengemukakan bahwa ‘belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelohan tentang informasi menjadi kapabilitas baru’. Sedangkan menurut Sardiman (1999, hlm. 22-23) “belajar adalah serangkaian

kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia

seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitf, afektif, dan psikomotor”.

Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu

aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Dengan kata lain,” prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam

diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar” (Ngalim & Purwanto,

1988, hlm. 85).

Bukan hanya perilaku yang dapat berpengaruh dari pola asuh orang tua yang

diberikan terhadap anak, pada prestasi belajar yang dicapai anak di dalam sekolah

pun juga berdampak penting pola asuh orang tua yang diterapkan dalam keluarga.

Dalam kenyataannya pola asuh orang tua menjadi aksi yang berpengaruh penting

bagi perubahan perilaku anak menjadi individu yang berkarakter (baik dikeluarga

maupun dilingkungan masyarakat) dan prestasi belajar anak di sekolah. Orang tua

adalah figus yang utama dalam mendidik anak-anaknya untuk membentuk tingkah

(13)

5

anak-anaknya, maka karakter yang diharapkan orang tua akan sesuai dengan

pendidikan yang diberikan olehnya.

Namun demikian, tidak sedikit dari orang tua yang tidak mengerti atau tidak

tahu bagaimana mengasuh anak-anaknya dengan pola asuh yang dapat

membentuk karakter anaknya menjadi lebih baik. Dari pengasuhan orang tua yang

tidak mengerti bagaimana mengasuh anak-anaknya itulah, anak akan mengalami

perubahan perilaku dan anak menjadi terhambat dalam mencapai impiannya.

Salah satu contonya adalah anak mendapatkan prestasi belajar yang rendah dalam

pembelajaran di sekolah. Ada juga orang tua yang sering sekali memaksakan

kehendaknya pada anak, adapun dasarnya kadang hanya karena ketidak sabaran

saat mendampingi anak, sehingga yang terjadi adalah sifat otoriter yang muncul

dalam diri orang tua. sikap itu sebaiknya dibuang jauh-jauh.

Seperti yang telah ditemukan oleh peneliti pada siswa SD kelas III di salah

satu SD yang berada di Kec. Sukajadi-Bandung. Pada umumnya anak diusia

Sekolah Dasar (6-12 tahun) adalah masa anak mulai melawan orang tuanya, anak

menjadi suka berargumentasi dan tidak suka melakukan pekerjaan rumah. Bukan

hanya di rumah, di sekolah pun anak cenderung lebih melawan guru dengan

argumen-argumen yang tidak layak untuk dikeluarkan dari mulut seusianya dan

malas untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru di sekolah.

Siswa SD kelas III adalah siswa yang bisa dikatakan sebagai masa-masa

peralihan dari kelas rendah ke kelas tinggi, tingkat emosional dan rasa ingin tahu

yang cenderung negatif serta mulai tertarik dengan masalah-masalah yang

dianggap sensitif (seks dan sebagainya) yang sudah membayangi pikiran siswa,

sehingga perlu diberikan informasi secara benar tentang masalah tersebut.

Dalam hal ini sangat berpengaruh pada pengasuhan orang tua di keluarga

seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa pola asuh yang diberikan orang

tua erat kaitannya dengan perilaku anak. Di mana perilaku anak akan

berpengaruh sesuai dengan pola asuh orang tua yang diberikan kepadanya.

Lingkungan keluarga yaitu lingkungan yang di mana perilaku anak mulai

terbentuk, bila pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak baik di

(14)

Sebaliknya, bila pola asuh yang diberikan orang tua kepada anaknya baik di

dalam lingkungan keluarga, maka perilaku anak akan menjadi baik pula.

Bukan hanya itu, perilaku anak yang tidak baik akan berdampak pada prestasi

hasil belajarnya di sekolah. Apabila pengasuhan orang tua yang kurang baik akan

sangat berdampak buruk bagi anaknya di sekolah. Masalah yang sering ditemukan

pada kondisi ini umumnya pada prestasi hasil belajar anak yang kurang baik

ataupun mengalami penurunan.

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini yaitu kembali lagi dari

kesadaran orang tua memberikan pola asuh yang layak untuk anak-anaknya.

Orang tua harus menempatkan diri sesuai dengan tanggung jawab yang

dipegangnya seperti, meluangkan waktu, memperhatikan pendapat anak,

membiarkan anak menang, tetap tenang, memberikan pujian pada anak, dsb. Anak

juga bukanlah beban dalam kehidupan, tetapi anak adalah karunia yang diberikan

oleh tuhan untuk senantiasa diberi kasih dan sayang, kebutuhan, pendidikan, dsb.

Sehingga anak merasa senang, bahagia, berkarakter, dan dapat mewujudkan

impiannya pada kesuksesan. Menjadi orang tua yang baik adalah impian setiap

anak, sebaliknya anak yang baik adalah impian setiap orang tua.

Berdasarkan kondisi di atas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti kontribusi

pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III disalah satu SD

Negeri yang bertempat di Jl. Karangtineung Sukajadi-Bandung.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “bagaimana kontribusi pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III ?”

Kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara

khusus dibuat tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pola asuh orang tua yang dirasakan siswa SD kelas III?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa SD kelas III?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara khusus tujuan penelitian ini

yaitu mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

(15)

7

2. Mengetahui prestasi belajar siswa SD kelas III

Selanjutnya tujuan daripada penelitian ini adalah mendeskripsikan secara

umum tentang “kontribusi pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan secara

deskriptis mengenai kontribusi pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap

prestasi belajar siswa SD kelas III dan manfaat-manfaat lain dari pola asuh orang

tua di dalam keluarga.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Penelitian yang dihasilkan dapat hak pengasuhan yang layak dari orang

tuanya dan mempengaruhi prestasi belajar yang lebih baik di sekolahnya.

b. Orang tua

Penelitian yang dihasilkan dapat mempengaruhi dan memberikan

pencerahan bagi orang tua untuk mengasuh anak-anaknya dengan baik dalam

keluarga, sehingga anak-anak yang menjadi kebanggaan orang tua bisa

berprestasi dan menggampai cita-cita yang sukses dimasa depannya.

c. Guru

Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan pengaruh bagi kelangsungan

proses kegiatan belajar (KMB) di sekolah khususnya pada siswa yang diajar

oleh guru di kelas. Guru bisa lebih mengenal karakteristik siswanya di kelas

bila mengetahui dan mengerti tentang pola asuh yang diberikan orang tuanya.

Sehingga guru bisa membimbing siswanya untuk selalu belajar dengan baik.

Karena guru juga bisa disebut orang tua untuk murid-muridnya.

d. Peneliti

Penelitian yang dihasilkan dapat berguna untuk peneliti karena peneliti

bisa lebih mendalami tentang pengetahuan-pengetahuan tentang pola asuh

orang tua serta pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan

(16)

e. LPTK

Penelitian yang dihasilkan dapat berguna menjadi referensi untuk

penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan bahasan pada

penelitian ini.

E. Struktur Organisasi Penelitian

Pada penelitian ini struktur organisasi pembahahasan penelitian disajikan

secara terstuktur sesuai dengan bahasan-bahasan penelitian.

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

penelitian.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka mencakup kajian teori dari pola asuh orang tua, dan

prestasi belajar serta teori-teori yang berhubungan dengan bahasan penelitian.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian mencakup desain penelitian, partisipan, populasi dan

sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data yang

berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hasil dan pembahasan mencakup hasil-hasil yang didapat dari

penemuan penelitian dan akan mengungkap data-data yang sudah terkumpul dari

hasil pengumpulan data penelitian dan selanjutnya akan dibahas secara deskriptif

sesuai dengan metode yang telah ditentukan.

5. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam simpulan dan rekomendasi mencakup beberapa simpulan penting dari

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Menurut Nazir. M (1988, hlm. 63-65) menyatakan bahwa,

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas pada peristiwa masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki”.

Metode deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu untuk

menggambarkan tentang variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Dimana pada

penelitian ini hasil yang didapatkan akan dideskripsikan mengenai kontribusi pola

asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III tahun ajaran 2014-2015 di

SD Negeri yang bertempat di Jl. Karangtineung Kec. Sukajadi-Bandung, yang akan

dibuat secara deskriptif, sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

hubungan antarfenomena yang diteliti.

B. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini digambarkan pada bagan sebagai berikut:

(18)

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

metode gabungan (mix method) yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Penggunaan pendekatan kuantitatif dikarenakan data-data serta sumber data dijaring

melalui proses kuantifikasi dengan menggunakan angket/kuisioner yang

dikembangkan sesuai standar dan memenuhi validitas dan reliabilitasnya. Pendekatan

kualitatif digunakan karena pada proses pengumpulan data menggunakan pedoman

observasi dokumen.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah SD Negeri yang bertempat di Jl.

Karangtineung Kec. Sukajadi Kota Bandung, tahun ajaran 2014-2015.

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini menggunakan purposive

sampling. “Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki” (Sugiono, 2011, hlm.

118-127). Dimana sampel yang dibutuhkan akan ditentukan oleh peneliti sesuai

dengan permasalahan yang dikaji.

Ketika peneliti mempertimbangkan populasi yang diteliti dari semua kelas yang

ada dalam populasi tersebut, ternyata ada satu kelas yang mempunyai karakteristik

yang berbeda dari kelas lain yaitu siswa kelas III, dimana karakteristik yang

diperlihatkan oleh siswa kelas III ini masih berpikir secara abstrak (dalam artian cara

berpikirnya masih tidak bisa diperkirakan dan diduga sebelumnya dengan

melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab orang dewasa). Pada

usia-usia ini (6-12 tahun), anak mulai melawan/menentang orang tua, suka

berargumen, tidak suka mengerjakan pekerjaan rumah, dan banyak menolak perintah

dari orang tuannya. pada kondisi sekarang ini, siswa kelas III juga mengalami

masa-masa transisi dari kelas rendah ke kelas tinggi, sehingga siswa SD kelas III akan

mengalami di mana masa-masa yang akan dijalaninya menjadi sangat berbeda dari

(19)

33

Maka dari itu, sampel yang diambil tidak secara keseluruhan dari populasi SD

Negeri di Jl. Karangtineung Kec. Sukajadi-Bandung, melainkan sampel yang diambil

hanya satu kelas yaitu kelas III yang berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 16 siswa

laki-laki dan 17 siswa perempuan.

E. Definisi Operasional

Untuk menegaskan penelitian yang akan dilaksanakan dengan judul “kontribusi pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III”,

maka diambilah beberapa definisi yang berkaitan dengan variabel-variabel sebagai

kajian penting dalam penelitian ini. Sehingga pada penelitian yang akan dilaksanakan

tidak ada kekeliruan dan akan lebih terarah dalam proses pelaksanaannya.

Ada beberapa definisi yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pola Asuh

Pola asuh pada penelitian ini dimaksudkan sebagai menjaga, pembimbingan, dan

memimpin anak yang dilakukan oleh orang tua di dalam keluarga dengan

menggunakan jenis-jenis/bentuk-bentuk pengasuhan yang telah ditetapkan (pola asuh

otoriter, permisif, dan demokratis).

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada penelitian ini dimaksudkan sebagai hasil yang telah dicapai

oleh siswa dalam aspek kognitif pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai rata-rata

raport pada semester satu siswa SD kelas III yang diberikan oleh guru.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada rumusan

masalah yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang terjadi

pada penelitian ini.

1. Instrumen yang digunakan

Ada dua instrumen yang digunakan pada penelitian ini, yaitu angket/kuisioner

yang telah dikembangkan tentang pola asuh orang tua, dan pedoman observasi

(20)

a. Angket/kuisioner

Angket/kuisioner adalah instrumen yang berisi serangkaian pertanyaan yang

akan dijawab oleh responden mengenai kondisi kehidupan, keyakinan, atau sikap

mereka. Angket/kuisioner untuk menghimpun data dengan cara mengajukan

pertanyaan yang disusun dengan sistematis, kemudian disebarkan kepada

responden dengan cara tertentu. Instrumen penelitian ini dipergunakan untuk

menetapkan jawaban-jawaban atas sejumlah pertanyaan melalui formulir yang

akan diisi oleh responden sendiri. Isi angket berupa sekelompok pertanyaan yang

tertulis (tercetak) dengan sistem tertentu yang perlu dijawab dengan tertulis pula

(betapapun singkat dan sederhananya), sehingga hubungan antara peneliti dan

respondennya menjadi tidak langsung. Teknik angket/kuisioner seringkali sangat

tepat sebagai suatu instrumen metode penelitian untuk mendapatkan data yang

cukup luas yang dihimpun dari populasi yang besar, heterogen, dan tempatnya

sporadik. Adapun bentuk angket/kuisioner dalam penelitian ini menggunakan

jenis angket tertutup, dimana para responden memberikan jawaban pernyataannya

dengan memberikan tanda checklist (√ ) pada setiap pernyataan.

b. Pedoman Observasi Dokumen

Instrumen yang digunakan dalam pedoman observasi dokumen ini, bertujuan

untuk mengetahui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan prestasi belajar

siswa SD kelas III dari aspek kognitif.

2. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data

a. Alat Ukur

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket/kuisioner,

yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar pertanyaan

yang telah disusun dan disebar kepada responden agar diperoleh data yang

dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

angket/kuisioner hasil kontruksi peneliti untuk mengungkap pola asuh orang tua

yang dirasa siswa. Sedangkan untuk mengungkapkan prestasi hasil belajar siswa

teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi data untuk mengumpulkan

(21)

35

1) Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data

a) Instrumen Pola Asuh Orang Tua

Instrumen pola asuh orang tua yang digunakan dalam penelitian ini

didasarkan pada bentuk-bentuk pola asuh orang tua yang dikemukakan oleh

Stewart dan Koch yang menekankan bahwa pola asuh orang tua dibagi ke

dalam tiga bentuk, yaitu pola asuh orang tua otoriter (authoritarian

parenting), permisif/acuh tak acuh (permissive parenting), dan demokratis

(authoritative parenting). Pengembangan kisi-kisi dan pengembangan butir

soal pola asuh orang tua dijabarkan dalam kisi-kisi yang dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Pola Asuh Orang Tua

(22)

Memberikan hukuman yang tidak tetap

37,38 39,40 4

Sedikit tuntutan atau harapan 41,42,43 44,45 5

Kurang hangat 46,47 48 3

Mempertimbangkan keinginan anak 72,73,74 3

Memberikan solusi untuk masalah

b) Instrumen Prestasi Belajar Siswa

Pada instrumen prestasi belajar siswa ini menggunakan pedoman

observasi dokumen yang berhubungan dengan nilai kognitif atau

(23)

Data-37

data yang dibutuhkan peneliti yang berpedoman pada observasi dokumen ini

bersumber dari guru/wali kelas. Pengembangan kisi-kisi untuk

mengungkapkan prestasi hasil belajar siswa dapat dilihal pada tabel di bawah

ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Prestasi Belajar Siswa

Aspek Indikator

Prestasi

Belajar

Siswa SD

Kelas III

1. Daftar Nama dan Raport Siswa SD kelas III semester 1

2. Nilai per-mata pelajaran dan nilai rata-rata yang diperoleh

masing-masing siswa SD kelas III semester 1

2) Penyusunan Item atau Butir Pernyataan

Penyusunan item atau butir pernyataan instrumen didasarkan pada kisi-kisi

alat pengumpulan data pola asuh orang tua. Dalam penyusunan item atau butir

pernyataan ini dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan format instrumen yang

dibutuhkan pada penelitian ini.

b. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen ini hanya digunakan pada instrumen berbentuk

angket/kuisioner yang berkaitan dengan pola asuh orang tua dan tidak digunakan

pada instrumen yang berbentuk observasi dokumen yang berkaitan dengan

prestasi belajar. Adapun uji coba instrumen pada pola asuh orang tua yaitu

sebagai berikut:

1) Uji Validitas Instrumen

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, Arikunto (dalam

Riduwan.M.B.A, 2011, hlm. 97) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

validitas adalah ‘suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur’. Sedangkan, menurut Sugiono (dalam Riduwan.M.B.A, 2011,

(24)

ukur yang digunakan untuk menandakan data itu valid sehingga valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus diukur’. Dari

pengertian di atas dapat diartikan bahwa valid itu mengukur apa yang hendak

diukur (ketepatan).

Cara yang digunakan untuk uji validitas instrumen ini menggunakan bantuan

dari program IBM SPSS Statistics v20. Pengambilan keputusan valid atau tidak

valid item pernyataan dari hasil yang didapat melalui program IBM SPSS

Statistics v20 didasarkan pada uji hipotesa Korelasi Product Moment (r) dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Jika � positif, dan � >� � ,maka item pernyataan valid b. Jika � negatif, dan � <� � ,maka item pernyataan tidak valid

Untuk lebih jelasnya tentang uji validitas, berikut adalah hasil penghitungan

rekapitulasi uji validitas pola asuh orang tua:

Tabel 3.3

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Pola Asuh Orang Tua

(25)
(26)

No.56 0.436 >0.344 Valid

Berdasarkan tabel 3.4 diperoleh bahwa dari 87 item pernyataan instrumen

pola asuh orang tua hanya mendapatkan item pernyataan valid sebanyak 38 item

(27)

41

Setelah dilakukan uji coba pada angket, maka terdapat perubahan pada

kisi-kisi instrumen pola asuh orang tua, perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel

3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.4

(28)

Pengasuhan Demokratis (Authoritative

Parenting)

Memberikan pendapat pada tingkah laku anak

61,62,63 3

Bangga dan memberikan dukungan 65,66 2

Peraturan jelas 68,69,70 3

Mempertimbangkan keinginan anak 72,73 2

Hangat 80 78 2

Adanya kebersamaan 87 84,85,86 4

Jumlah 13 25 38

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah diuji validitas setiap item dari pernyataan-pernyataan instrumen,

selanjutnya alat pengumpul data diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap

baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius mengarahkan responden

untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya dan

dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama

(konsisten).

Dalam uji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan bantuan Program IBM

SPSS Statistics v20 dengan menggunakan statistika Cronbach’s Alpha yang

didasarkan pada nilai korelasi Gutman Split-Half Coefficient dengan

mengategorikan korelasi sangat kuat, kuat, cukup kuat, rendah, sangat rendah.

Untuk lebih jelasnya, kategori pada korelasi Gutman Split-Half Coefficient dapat

dilihat pada tabel 3.5, sebagai berikut:

Tabel 3.5

Indeks Koefisien Korelasi Realibilitas Instrumen

(29)

43

Pengambilan keputusan pada reliabilitas instrumen yaitu apabila

menghasilkan koefisien korelasi rendah dan sangat rendah, maka instrumen

belum bisa dikatakan realibilitas atau tidak bisa teruji keterandalannya. Dan

apabila pada instrumen menghasilkan koefisien korelasi kuat dan sangat kuat,

maka instrumen bisa dikatakan realibitas atau telah teruji keterandalannya.

Hasil dari penghitungan dengan bantuan program IBM SPSS Statistics v20,

maka hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6

Reliabilitas dengan Bantuan IBM SPSS Statistics v20

Reliability Statistics

Berdasakan hasil diatas bahwa nilai korelasi Gutman Split-Half Coefficient

berada pada angka 0.625 yang berarti masuk pada kategori kuat. Bila

dibandingkan dengan � (0.344) maka � lebih besar dari � yaitu 0.625>0.344. Dengan demikian bahwa instrumen pola asuh orang tua dinyatakan

(30)

c. Verifikasi Data

Penyeleksian data dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan pengisian

yang dilakukan oleh siswa dan dokumen-dokumen yang berkaitan tentang

prestasi belajar siswa SD kelas III spade semester satu. Ketika semua data yang

dibutuhkan sudah terkumpul dari banyaknya siswa yang berjumlah 33 siswa,

maka data yang akan diolah tersebut memenuhi syarat untuk diolah.

d. Penyekoran

Setiap instrumen baik instrumen yang mengungkap pola asuh orang tua

maupun prestasi hasil belajar siswa mempunyai sistem penyekoran. Instrumen

yang mengungkap pola asuh orang tua menggunakan model skala Likert, yaitu:

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu-ragu (R), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak

Sesuai (STS). Sedangkan instrumen prestasi hasil belajar menggunakan

penyekoran nilai rata-rata dari keseluruhan nilai mata pelajaran yang didapatkan

siswa, kemudian dari keseluruhan siswa akan dikelompokan pada prestasi yang

didapatkannya sesuai dengan nilai rata-rata yang diperolehnya. Adapun

pengelompokan prestasi hasil belajar siswa yaitu: Tinggi (T), Sedang (S), dan

Rendah (R).

Cara penyekoran untuk setiap butir pernyataan dari jawaban responden/siswa

mengikuti pola seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Pola Penyekoran

Skala Likert

Kriteria

Pola Skala Penyekoran

SS S R TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sedangkan pada prestasi belajar siswa pola pengelompokan dapat dilihat pada

(31)

45

Tabel 3.8

Kategori Prestasi Belajar Siswa

Skala Nilai Kategori

0 - 60.0 Rendah

60.1 – 80,0 Baik

80.1 – 100 Sangat Baik

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap I : pada tahap ini penelitian masih dalam proses perencanaan, penyusunan

proposal penelitian, dan perijinan-perijinan pelaksanaan penelitian ke Bidang

Akademik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia dan

sekolah yang akan menjadi subjek penelitian.

2. Tahap II : pada tahap ini peneliti sudah mempersiapkan instrumen-instrumen

penelitian, menyebarkan instrumen-instrumen penelitian, dan mengumpulkan

data-data dilapangan.

3. Tahap III : pada tahap ini, data yang sudah terkumpul akan diolah dan akan dibuat

laporan hasil penelitian secara utuh, serta akan dipertanggung jawabkan hasil

penelitian tersebut pada sidang yang akan dilakukan selanjutnya.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini, dibagi ke beberapa gambaran-gambaran umum

yang akan dianalisis. Adapun gambaran-gambaran umumnya sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Pola Asuh Orang Tua yang Dirasakan Siswa SD Kelas III

Pola asuh yang dirasakan oleh siswa ditentukan dengan cara mencari rata-rata

terbesar dari setiap pernyataan ketiga pola asuh orang tua tersebut.

2. Gambaran Umum Prestasi Belajar Siswa SD Kelas III

Untuk mengetahui gambaran umum pada prestasi belajar siswa kelas III SD

digunakan statistik yang sudah sering digunakan untuk mencari rata-rata (Mean) dari

keseluruhan nilai yang diperoleh siswa dalam satu semester. Adapun rumus statistik

untuk mencari rata-rata (Mean) pada keseluruhan nilai yang diperoleh siswa kelas

(32)

=

∑ �

(Sudijono.A, 2011, hlm. 81)

Keterangan :

� : Rata-rata yang dicari

∑ � : Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang ada : Banyaknya skor (nilai-nilai) itu sendiri

3. Kontribusi Pola Asuh Orang Tua di dalam Keluarga terhadap Prestasi Belajar

Siswa SD Kelas III

Analisis data untuk mengungkap gambaran mengenai kontribusi pola asuh orang

tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas III SD yaitu dengan

menggunakan Statistik Nonparametrik. “Statistik Nonparametrik biasa dipakai dalam

analisis dua statistik yang tidak menuntut persyaratan-persyaratan yang sangat ketat

sebagaimana pada statistik parametrik” (Setyosari.P, 2012, hlm. 246).

Hasil pengumpulan data dilapangan akan diolah dengan Statistik Nonparametrik

jenis Chi-Kuadrat (). Adapun rumus Statistik Nonparametrik jenis Chi-Kuadrat

() yang digunakan adalah:

� = ∑ ∑( −� )

= �

=

(Setyosari.P, 2012, hlm. 250)

Keterangan:

: Chi-Kuadrat

∑ ∑ : Jumlah yang dihasilkan dari variabel

(33)

47

Untuk mencari kuat atau tidaknya kontribusi pola asuh orang tua terhadap prestasi

belajar siswa SD kelas III yaitu menggunakan koefisien kontingensi C, dengan rumus

sebagai berikut:

� = √� +

Keterangan:

� = koefisien kontingensi C

� = chi-kuadrat yang diperoleh

= jumlah frekuensi

Supaya koefisien kontingensi C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai

kontribusi pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD

kelas III, perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi C maksimum dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

� � = √ −

Keterangan:

� � = koefisien kontingensi C maksimum

= Banyaknya baris dan kolom

Untuk pengambilan keputusan pada kontribusi pola asuh orang tua di dalam

keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III, maka dicarilah koefisien

kontingensi C pada koefisien kontingensi C maksimum, dengan rumus sebagai

berikut:

� �× %

Apabila sudah memperoleh dari nilai hasil kontribusi pola asuh orang tua di

(34)

kontribusi tersebut kemudian dicocokan pada klasifikasi koefisien kontingensi kurang

kuat, kuat, dan sangat kuat yang dapat dilihat pada tabel 3.8 dibawah ini:

Tabel 3.9

Klasifikasi Koefisien Kontingensi

No Skala Klasifikasi Klasifikasi

1 0% - 30% Kurang Kuat

2 31% - 70% Kuat

3 71% -100% Sangat Kuat

Jika hasil penghitungan pada penghitungan koefisien kontingensi C dan C

maksimum memperoleh hasil pada skala koefisien 0% - 30%, maka kontribusi

diantara keduanya dapat dinyatakan kurang kuat, jika memperoleh hasil pada skala

koefisien 31% - 70%, maka kontribusi diantara keduanya dapat dinyatakan kuat, dan

jika memperoleh hasil pada skala koefisien 71% - 100%, maka kontribusi diantara

(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dipaparkan, terdapat

beberapa simpulan pada kontribusi pola asuh orang tua di dalam keluarga

terhadap prestasi belajar siswa SD kelas III, diantaranya:

1. Pola asuh orang tua yang dirasakan siswa SD kelas III di SD Negeri yang

terletak di Jln. Karangtineung Kec. Sukajadi-Bandung beragam-ragam.

Namun jika dilihat dari frekuensi dan persentasenya mayoritas siswa SD

kelas III berada pada pola asuh permisif (permissive parenting). Pola asuh

permisif (permissive parenting) pada umumnya pola perlakuan yang diterima

siswa dari orang tua yang acuh tak acuh, dan pada pola asuh permisif

(permissive parenting) yang diberikan oleh orang tuanya bersifat acceptance

tinggi namun kontrol yang rendah, kebebasan kepada anak untuk dorongan

atau keinginannya, dan orang tua tidak menggunakan hukuman-hukuman

yang konsisten.

2. Prestasi belajar siswa SD kelas III yang didapat dari hasil raport semester I

dalam aspek kognitif juga beragam. Namun jika dilihat dari frekuensi dan

persentasenya mayoritas siswa SD kelas III berada pada kategori prestasi

belajar yang sangat baik. Pada umumnya prestasi belajar baik dan sangat baik

pada siswa SD kelas III dilihat dari rata-rata keseluruhan nilai mata pelajaran

di semester satu yang diberikan oleh guru.

3. Pola asuh orang tua di dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa SD

kelas III memperoleh 21.22%. Bila dikaitkan dengan klasifikasi koefisien

kontingensi, maka kontribusi pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar

siswa SD kelas III dapat dinyatakan kurang kuat. Kontribusi pola asuh orang

tua memegang peranan penting dalam perkembangan prestasi belajar anaknya

di sekolah. Apabila pengasuhan yang diberikan orang tua sudah baik, maka

(36)

hasil penelitian yang menunjukan bahwa pola asuh yang diberikan orang tua

yang kurang baik tidak terlalu berpengaruh pada prestasi siswa dan siswa

dapat memperoleh prestasi hasil belajar yang baik dan memuaskan. Ini

dikarenakan anak pada usia-usia sekolah dasar masih belum memahami

betapa pentingnya pengaruh pola asuh orang tua untuk memberikan motivasi

belajarnya di sekolah.

B. Rekomendasi

1. Siswa

Untuk siswa yang merasakan pola asuh yang tidak sesuai dengan

kehidupannya haruslah berani untuk menegur atau memberi tahu orang tuanya

agar lebih diperhatikan dan dipedulikan selayaknya anak. Walaupun usia

memang belum sepantasnya untuk memberikan perlawanan kepada orang tua,

tapi berani adalah salah satu dari banyaknya cara untuk memperbaiki kehidupan

dimasa depan. Karena keluarga kalian sangat mempengaruhi keberhasilan kalian

dimasa yang akan datang.

2. Orang Tua

Orang tua tidak sepantasnya memberikan pengasuhan yang otoriter atau acuh

tak acuh, berilah pengasuhan pada anak secara demokratis. Anak adalah anugerah

sangat berharga yang telah dititipkan dari yang maha kuasa, seharusnya orang tua

menjaga, merawat, dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Orang tua adalah

cerminan bagi anak-anaknya. Keberhasilan seorang anak akan sangat

berpengaruh pada pola asuh yang diberikan orang tuanya. Karena orang tua

adalah kunci dari keberhasilan anak-anaknya.

3. Guru

Guru sebagai orang tua di sekolah harus lebih memperhatikan anak didiknya

dengan baik. Walaupun anak didik di sekolah bukanlah anak kandung dari

seorang guru, anggaplah anak didik seperti halnya anak kandung sendiri. Karena

sudah menjadi tanggung jawab seorang guru memberikan pendidikan dan

bimbingan sehingga anak-anak didiknya menjadi anak yang berprestasi dan

berhasil untuk bekal dimasa depannya nanti.

(37)

64

Untuk peneliti, eksplorasi dan gali kembali hal-hal yang berkaitan pada

penelitian ini. Karena begitu penting isi dari penelitian yang dihasilkan. Amalkan

pembelajaran yang telah didapat dari penelitian yang dihasilkan, karena

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Admin Blog. (2012. April). Pengertian Prestasi Menurut Para Ahli. [Online]. Diaksis dari http://definisipengertian.com.

Anwar. (2013, 8 Juni). Pengertian Prestasi Belajar Definisi Menurut Para Ahli.[Online]. Diakses dari http://www.lintasjari.com.

Apriliani. E. (2012). Kontribusi Pola Asuh Orang tua Terhadap Stabilitas Emosi Siswa serta Implikasinya pada Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. (Skripsi). PPB FIP UPI Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Damyanti & Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Devamelodika (2012, 24 Desember). Teori Prestasi Belajar untuk Skripsi Pendidikan Lengkap dengan Daftar Pustaka. [Online]. Diakses dari http://devamelodica.com/

Djamarah. (1994). Prestasi Belajara dan Kompetensi Guru. Surabaya. Usaha Nasional.

Murti. I.R.. (2008). Hubungan Antara Literatur. (Skripsi). FKM UI. Universitas Indonesia. Depok.

Nazir. M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Ngalim & Purwanto. (1988). Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Karya.

Pasaribu. I.L & Simanjuntak. B. (1983). Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung. Tersito.

Riduwan.M.B.A. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung. Alfabeta.

Rindiani. (2011). Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Daur Air dan Peristiwa Alam. (Skripsi). PGSD Pedagogik FIP UPI. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sardiman. (1994). Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Setyosari.P. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

(39)

65

Sudijono.A. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.

Sudjana. (1975). Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sumarno. (2002). Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.

Surya. M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung. Pustaka Bani Quraisy.

Syah. M. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.

Tridhonanto. A. (2014). Pengembangan Pola Asuh Demokratis. Jakarta. PT Alex Media Komputindo.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil pengamatan dan analisi data menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa implementasi pendidikan kearifan lokal dapat diterapkan

[r]

Kendala yang dihadapi dalam teknik metalurgi adalah biaya pembuatan serbuk logam karena peralatan untuk membuat serbuk cukup mahal dan produk yang dihasilkan biasanya

Fungsinya : Memompa darah.. Denyut jantung tergantung aktivitas yang kita lakukan. Semakin berat aktivitas kita semakin cepat jantung berdenyut.. Berdenyut ±70 kali per menit,

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek

Salam sejahtera, puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan banyak kenikmatan salah satunya kemudahan, sehingga saat ini penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP