• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE

(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

oleh

DIYANA HERLIANA 1000766

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE

(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI Bandung)

Oleh Diyana Herliana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Diyana Herliana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : DIYANA HERLIANA

NIM : 1000766

JUDUL : DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE

(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I,

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. NIP.196812181994021001

Pembimbing II,

Nida’ul Hidayah, M.Si. NIP.197209131998022001

Diketahui oleh,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(4)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

DAMPAK PENERAPAN PELATIHAN TABATA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE

(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal Puteri Anggota UKM Futsal UPI Bandung)

Pembimbing I : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd Pembimbing II : Nida’ul Hidayah, M.Si

Diyana Herliana* 1000766

Power endurance merupakan salah satu komponen kondisi fisik. Ada beberapa pola pelatihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan power endurance, salah satunya yaitu pelatihan tabata. Adapun permasalahan dalam penelitian ini mengenai dampak pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance. Tujuan dalam penelitian ini untuk melihat hasil dari penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah 32 orang anggota UKM Futsal Putri UPI, teknik sampling yang digunakan yaitu sampling purposive, sampel diambil sebanyak 18 orang yang dipilih sebagai suatu kebutuhan tim. Pengumpulan data menggunakan instrument tes 10 hop. Hasil penghitungan statistik dari data pre-test dan post-test, dengan menggunakan perhitungan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan). Dari hasil analisis data diperoleh t-hitung dengan nilai 4.40 lebih besar dari t-tabel dengan nilai 2.11, dapat dikatakan signifikan karena t-hitung > t-tabel. Dengan demikian hasil pengolahan dan analisis data dapat menunjukkan bahwa penerapan pelatihan tabata memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

(5)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI Angkatan 2010

ABSTRACT

THE IMPACT OF TABATA TRAINING TO INCREASE POWER ENDURANCE CAPABILITY

(Experiment Study to Futsal Women’s Athlete Of UKM Futsal UPI Bandung)

Supervisor : 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd 2. Nida’ul Hidayah, M.Si

Diyana Herliana* 1000766

Power endurance is component of physical fitness. There are several exercise method can used to increase power endurance, one of them is tabata training. The problem in this research is impact of tabata training to increase power endurance capability. This research is purpose to know the impact of tabata training to increase power endurance capability. The method used is an experimental method. Populate in the research are 32 futsal’s woman athlete of UKM UPI, sampling techniq using purposive sampling, the samples are used in this research consists of eightteen futsal’s women athlete team. Collecting data used a test instrument 10 hops. Result of statistical calculation of pre-test and post-test data, using with statistical manual counting statistics. From the analysis of the data obtained that, test with a value of 4.40 is greater than t-table with a value of 2.11, can be said to be significant because t count> t-t-table. It can be concluded that the impact of tabata training have increased significantly to an increase in power endurance capability.

(6)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 11

A. Kemampuan Fisik ... . 11

1. Latihan Kondisi Fisik ... 12

2. Komponen Kondisi Fisik. ... 15

B. Kemampuan Power Endurance ... 19

(7)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Metode latihan Power Endurance ... 32

E. Pelatihan Tabata ... 33

F. Bentuk-bentuk Pelatihan Tabata ... 36

G. Anggapan Dasar ... 39

H. Hipotesis ... 41

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 42

A. Metode Penelitian ... 42

B. Populasi Penelitian ... 43

C. Sampel Penelitian ... 43

D. Desain Penelitian ... 44

E. Intrumen Penelitian ... 45

F. Definisi Operasional ... 48

G. Pelaksanaan Latihan ... 49

H. Teknik Pengumpulan Data ... 53

I. Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Analisis Data ... 56

1. Hasil Pengolahan Data ... 56

2. Uji Normalitas ... 57

3. Pengujian Hipotesis ... 58

B. Diskusi Temuan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

(8)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Desain Penelitian One Group Pretest Posttest... 44

3.2. Kisi-kisi Program Latihan ... 51

3.3. Program Latihan Tabata ... 52

3.4. Parameter Program Latihan Berdasarkan Hasil Data Tes... 52

4.1. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal ... 56

4.2. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir ... 57

4.3. Hasil Pengujian Lilliefors ... 57

(10)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

(11)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Struktur Pendukung Prestasi... 2

2.1. Otot Tungkai ... 21

2.2. Terjadinya Proses Kontraksi Otot ... 23

2.3. Kombinasi lebih Spesifik diantara Kemampuan Biomotor yang Dominan... 24

2.4. Aturan Norma Latihan ... 31

2.5. Step Up ... 37

2.6. Hurdle Jump ... 38

2.7. Running Stairs ... 38

(12)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1. Batas Penerimaan dan Penolakan………... 59

4.2. Batas Penerimaaan dan Penolakan ... 60

4.3. Perbandingan Tes Awal dan Akhir pada Tungkai Kanan ... 61

4.4. Perbandingan Tes Awal dan Tes Akhir pada Tungkai Kiri ... 61

(13)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Pengesahan Judul ... 69

2. Surat Izin Penelitian ... 74

3. Surat Balasan UKM ... 75

4. Hasil Tes Awal ... 76

5. Hasil Tes Akhir... 77

6. Tes Awal dan Akhir pada Tungkai Kanan dan Kiri ... 78

7. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Tes Akhir pada Tungkai ... 80

8. Menghitung Rata-rata Data Hasil Tes ... 81

9. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Tes Akhir ... 83

10. Menghitung Simpangan Baku Data Hasil Tes ... 84

11. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Awal ... 86

12. Uji Normalitas Data Hasil Pengujian Tes Akhir ... 87

13. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 89

14. Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ... 90

15. Nilai Persentil Distribusi Z ... 91

16. Nilai Persentil Distribusi t ... 92

17. Program Latihan ... 93

18. Data Pencapaian Latihan5 ... 109

19. Dokumentasi Foto Tes Awal Kanan dan Kiri 10 Hop ... 121

20. Dokumentasi Foto Tes Akhir Kanan dan Kiri 10 Hop ... 123

21. Dokumentasi Foto Pendahuluan ... 125

22. Dokumentasi Foto Latihan Inti ... 126

(14)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era teknologi maju olahraga menjadi pemberi banyak sentuhan dalam

kehidupan di masyarakat, contohnya apabila kita memperhatikan sejumlah orang

yang sedang menonton olahraga melalui televisi, kita bisa menyimpulkan bahwa

olahraga telah memberikan banyak sentuhan dalam kehidupan di masyarakat.

Melalui teknologi pula banyak informasi yang disampaikan menjadi referensi

dalam perkembangan olahraga prestasi masa kini, hal ini di indikasikan dengan

semakin lengkapnya referensi pelatih melalui internet yang melengkapi banyak

keilmuan dalam pengetahuan kepelatihan olahraga.

Dari sudut Ilmu Faal Olahraga, Giriwijoyo (2012, hlm. 37) menjelaskan

bahwa:

Olahraga ialah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Bila ditinjau dari sifat atau tujuannya, istilah olahraga dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Olahraga prestasi, 2) Olahraga rekreasi, 3) Olahraga kesehatan, 4) Olahraga pendidikan.

Kini yang sedang menjadi sorotan masyarakat luas adalah olahraga prestasi.

Olahraga prestasi sangatlah tidak mudah, dilihat dari tujuan utama olahraga

prestasi adalah untuk meningkatkan keterampilan atau prestasi semaksimal

mungkin. Untuk mendapat pencapaian prestasi tersebut, harus bekerja keras yaitu

dengan cara latihan. Proses latihan adalah satu-satunya cara untuk mencapai

prestasi yang tinggi, tentunya dengan latihan yang berkualitas. Latihan yang

berkualitas harus berpedoman pada teori serta prinsip-prinsip latihan yang benar

dan sudah diterima secara universal. Prinsip-prinsip latihan diantaranya: 1)

Latihan harus diulang-ulang, 2) Latihan yang diberikan harus lebih berat, 3)

(15)

2

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan berprestasi. Selain itu Bompa (1994, hlm. 28-44) menyebutkan

prinsip-prinsip latihan diantaranya, 1) Active Participation, 2) Multilateral

Development, 3) Specialization, 4) Individualization, 5) Variety, 6) Modeling, 7)

Load Progression.

Proses latihan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung

pencapaian prestasi. Menurut Schroter dalam buku yang dituliskan Schmolinsky

(1989, dikutip oleh Sidik 2008, hlm. 1) yaitu ada tujuh pendukung prestasi

puncak. Tujuh pendukung prestasi puncak terdiri dari beberapa faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal datangnya dari luar yaitu

kemampuan dan keterampilan pelatih, fasilitas atau sarana dan prasarana

pendukung latihan, kompetisi, managemen dan faktor lingkungan. Sedangkan

faktor internal ialah faktor yang datangnya dari dalam diri atlet yaitu bakat,

kemampuan atlet (fisik, teknik, taktik, dan mental), dan motivasi yang dimiliki.

Tujuh pendukung prestasi puncak dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1.

Struktur Pendukung Prestasi

(16)

3

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu faktor internal pendukung kemampuan atlet dalam pencapaian

prestasi yaitu fisik, teknik, taktik dan mental. Hal senada juga di ungkapkan oleh

Harsono (1998, hlm. 100) bahwa “Untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi

semaksimal mungkin ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih

secara seksama yaitu latihan fisik, teknik, taktik, dan mental”.

Dari ke-empat aspek tersebut, salah satu aspek yang sangat penting adalah

fisik. Latihan fisik merupakan aspek yang sangat penting yang akan menunjang

setiap atlet untuk membentuk dan mempersiapkan kondisi atlet dalam

meningkatkan ketahanan, kebugaran dan pencapaian suatu prestasi. Kondisi fisik

yang baik merupakan salah-satu cara pencapaian prestasi. Sajoto (1990, hlm. 16)

menjelaskan bahwa:

Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak

dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai pada masalah status kondisi fisik.

Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting hampir diseluruh

cabang olahraga. Oleh karena itu latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian

yang serius direncanakan secara matang, sistematis, dan progresif sehingga

tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik.

Dalam hal ini Harsono (2001, hlm. 4) mengemukakan bahwa apabila kondisi fisik

baik, maka akan ada:

1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. 2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan

komponen kondisi fisik lainnya.

3. Ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4. Respon bergerak lebih cepat apabila dibutuhkan.

(17)

4

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, apabila kondisi fisik atlet baik, maka dia akan lebih cepat pula

menguasai teknik-teknik gerakan yang dilatihkan.

Kalau faktor-faktor tersebut tidak atau kurang tercapai setelah satu masa

latihan kondisi fisik tertentu, maka hal ini berarti bahwa perencanaan dan

sistematik latihan kurang sempurna.

Dengan demikian faktor-faktor tersebut harus benar-benar dilatih secara

benar dan tepat, sistematis, berencana dan progresif, serta tujuannya mengarah

pada peningkatan kemampuan secara optimal.

Menurut Sidik (2011, hlm. 3) “yang harus dipersiapkan dengan baik oleh

setiap pelatih adalah perencanaan program latihan yang adekuat untuk setiap

aspek-aspek latihan dan termasuk komponen latihan fisik”. Sehingga pelatih

dalam pelatihan fisiknya harus menguasai berbagai metode dan bentuk latihan

yang dapat memberikan dampak positif terhadap perubahan perkembangan

fisiknya. Oleh karena itu, pelatih dituntut untuk kompeten dalam persiapan

pelatihan untuk setiap atletnya agar meraih prestasi puncak.

Futsal adalah permainan bola yang dilakukan dua anggota tim yang dimana

masing-masing tim beranggotakan 5 orang. Tujuan futsal adalah memasukan bola

ke gawang lawan dengan memanipulasi bola dengan kaki. Olahraga futsal

membutuhkan komponen-komponen kondisi fisik, salah satu komponen kondisi

fisik yang dibutuhkan adalah power endurance. Power endurance atau disebut

juga daya ledak otot yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan dalam

jumlah yang banyak merupakan salah satu komponen fisik yang harus dimiliki

seorang atlet futsal.

Dalam proses peningkatan power endurance ada beberapa metode dan

bentuk latihan atau pola pelatihan yang dapat digunakan, salah satu pola yang

masih jarang diterapkan dalam peningkatan power endurance adalah pola latihan

(18)

5

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabata seorang ahli pelatih fisik berkebangsaan Jepang dari National Institute of

Fitness and Sport di Tokyo melalui penelitian pada cabang olahraga sepeda dalam

upaya meningkatkan prestasi kondisi fisik atletnya terutama meningkatkan sistem

aerobik dan anaerobik atlet. Berdasarkan wawancara dengan Dikdik Zafar Sidik

seorang ahli kondisi fisik bahwa, “latihan tabata merupakan latihan

pengembangan dari metode interval training, hanya metode atau latihan tabata ini

merupakan metode yang ditinggikan intensitasnya”.

Dalam metode interval training ada tiga yaitu, intensitas rendah, sedang dan

tinggi. Namun, merujuk pada sejarah metode interval hanya ada dua yaitu intensif

interval dan ekstensif interval. Low interval muncul ketika ada daya tahan seorang

atlet lemah maka muncul low interval. Yang mengemukakan hal tersebut salah

satunya Frank Fight, Fight mengatakan ada low interval training, intermediet

interval training, dan high interval training. Untuk high interval training

penekanannya intensitas bukan istirahat, istirahat intervalnya tetap, tetapnya itu

bisa sedang, bisa lama tergantung intensitas latihannya. Itu yang melatarbelakangi

munculnya tabata.

Kebanyakan pelatih jarang menggunakan latihan ini untuk meningkatkan

kualitas kondisi fisik atletnya, ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya

adalah metode ini termasuk metode latihan terbaru di indonesia dan masih belum

memahami manfaat dari pelatihan tabata.

Adapun manfaat dari latihan tabata yang dikemukakan oleh Rich (2014)

diantaranya,

(19)

6

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Artinya bahwa metode tabata membakar lemak, meningkatkan metabolisme

selama latihan, meningkatkan metabolisme setelah latihan, latihannya cepat dan

waktunya singkat, meningkatkan sistem aerobik, metode ini merupakan penelitian

dari pelatih atlet, meningkatkan ketangguhan mental dan kekuatan, metode ini

serbaguna, anda dapat memilih dari berbagai aktivitas.

Latihan Tabata dilakukan dengan cara cukup sederhana dan mudah

dipahami. Tabata menggabungkan latihan interval intensitas tinggi selama 20

detik yang diikuti 10 detik istirahat. Latihan ini diulang selama siklus delapan kali

selama 4 menit. Tabata ada dua cara yaitu dengan intensitas pembebanan ringan

tetapi dengan intensitas eksekusi tinggi dengan tujuan indikator denyut nadi naik,

karena dengan DN 170x/menit itu termasuk dalam kategori tinggi, kedua dengan

intensitas pembebanan berat dengan usaha maksimal.

Pelaksanaan latihan tabata dikutip dari (2009, www.tabataprotocol.com)

dijelaskan bahwa, “The original Tabata Protocol requires the following five

minutes of warm-up, 8 intervals of 20 second all-out intensity exercise followed by 10 seconds of rest, 2 minutes cool-down.” Yang berarti pelatihan tabata

membutuhkan 5 menit untuk pemanasan, 8 interval dari 20 detik latihan yang

habis-habisan diikuti 10 detik istirahat, 2 menit pendinginan. Sama halnya dengan

yang diungkapkan oleh Tabata (1996, hlm. 3) bahwa:

Tabata examined several different protocols but settled on eight sets of twenty-second work intervals alternating with ten-second rest intervals as the most effective interval times for improving VO2max. the intervals were performed at a quantiable 170 percent of VO2max.(just think max effort)”.

Pernyataan di atas mengandung makna bahwa Dr.Tabata memeriksa

beberapa protokol yang berbeda tetapi tetap menentukan di 8 set terdiri 20 detik

kerja bergantian dengan 10 detik waktu istirahat sebagai waktu selang yang paling

efektif untuk meningkatkan VO2max. Interval yang dilakukan pada kualitas

(20)

7

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk bisa mengikuti metode latihan Tabata, pastikan harus memiliki

kondisi fisik yang kuat. Tabata sebaiknya jangan dilakukan setiap hari. Beberapa

orang melakukan Tabata seminggu dua kali. Sesuai dengan yang diungkapkan

Shirey (2013) bahwa “The Tabata method is very demanding and should not be done too frequently. The typical recommendation is for one or two Tabata

workouts per week”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa metode Tabata adalah metode yang banyak tuntutan. Direkomendasikan latihan Tabata

satu atau dua kali seminggu.

Kemampuan fisik merupakan kebutuhan dasar dalam penampilan olahraga

futsal, dan kemampuan fisik juga harus dipertimbangkan sebagai bagian penting

untuk menampilkan teknik dan taktik yang sempurna seperti dalam olahraga

futsal. Banyaknya komponen fisik yang menjadi kebutuhan prestasi atlet futsal

menuntut pelatih untuk berusaha keras memahami dengan baik tentang

pelatihan-pelatihan komponen fisik, seperti: kemampuan kelenturan, kecepatan gerak

(dalam bentuk speed, agility, maupun quickness), kekuatan maksimal, kekuatan

yang cepat (power), daya tahan kekuatan, daya tahan anaerob, dan juga daya

tahan aerob. Semua komponen fisik tersebut pada prinsipnya merupakan

kemampuan dinamis anaerobik dan aerobik. Dari berbagai macam komponen

kondisi fisik yang menjadi kebutuhan, salah satunya yaitu power endurance.

Power menurut Kardjono (2011, hlm. 23) adalah “ Produk dari kekuatan dan kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang amat singkat”. Sedangkan Bompa (1993, hlm. 176)

menjelaskan bahwa “Several sport and position, from sprinting in track and field and swimming, to a running back, pitcher or wrestler, require the ability of

applying a high degree of power not once, but several times ini a retitive manner”.

Pernyataan di atas mengandung makna bahwa beberapa cabang olahraga

dan juga nomor dari cabang olahraga telah memanfaatkan kemampuan ini untuk

(21)

8

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bentuk power yang bukan hanya sekali melakukan untuk gerakan dengan

intensitas tinggi akan tetapi dilakukan dengan berkali-kali dalam jumlah

pengulangan yang cukup banyak. Begitu pula dengan yang dikemukakan oleh

Santana (Nick, 2014) bahwa:

Power endurance is your ability to perform consecutive power (strength and speed) exercises with the least amount of recovery time. It helps build stamina (ability to resist fatigue), muscle mass, and increase reflexes necessary in many sports, particularly combat sports like mixed-martial arts and boxing.

Artinya bahwa gerakan power yang dilakukan secara berturut-turut dengan

waktu pemulihan yang singkat dinamakan power endurance. Kemampuan ini

akan membantu membangun stamina (kemampuan melawan kelelahan), massa

otot, dan juga meningkatkan reflex yang diperlukan dalam cabang olahraga

beladiri.

Power endurance (daya tahan kekuatan yang cepat) penting untuk

cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif. Juga

dalam cabang-cabang olahraga yang mengharuskan atlet untuk menolak dengan

kaki seperti futsal. Karena dalam cabang olahraga futsal dibutuhkan gerakan

mengoper dan menendang atau shooting yang dilakukan sesering mungkin tanpa

mengalami penurunan kualitas kekuatannya untuk mencetak gol agar dapat

melakukan permainan dengan maksimal dalam waktu yang lama dan masih bisa

berlari cepat dan memiliki kualitas tendangan yang masih baik selama

pertandingan berlangsung sehingga akan terus memimpin pertandingan, dengan

demikian power endurance merupakan salah satu komponen fisik yang harus

dimiliki seorang atlet futsal.

Oleh karena itu, peneliti merasa terpanggil untuk mengkaji lebih dalam

tentang pola pelatihan tabata yang dirancang dengan karakeristik relatif berbeda,

dan dalam hal ini peneliti akan lebih spesifikasi kepada salah satu komponen fisik

(22)

9

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka variabel

yang termuat dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas tentang pelatihan

tabata, sedangkan variabel terikatnya adalah daya tahan kekuatan yang cepat

(power endurance). Permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah

penerapan pelatihan tabata memberikan dampak yang signifikan terhadap

peningkatan kemampuan power endurance ?”.

C. Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan pelatihan tabata

terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat dan kegunaan yang

bisa digeneralisasikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoretis

a. Dapat dijadikan sumbangan bagi pengetahuan olahraga mengenai dampak

penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan power endurance.

b. Memberikan bahan informasi bagi para pelatih untuk meningkatkan dan

memelihara kondisi fisik atletnya.

2. Secara praktis

a. Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih atau pembina dan pihak yang

berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya kondisi fisik.

b. Dapat dijadikan acuan bagi para pelatih dan Pembina dan pihak yang

(23)

10

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan ruang

lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah daya tahan kekuatan yang cepat

atau power endurance.

2. Variabel bebas adalah Pelatihan Tabata

3. Sampel penelitian ini adalah atlet futsal tingkat perguruan tinggi yaitu

anggota UKM Futsal Puteri UPI (Universitas Pendidikan Indonesia).

F. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,

maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan

diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan struktur organisasi. BAB II

LANDASAN TEORI, berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan tentang kemampuan fisik, kemampuan power endurance, metode

latihan, metode latihan power endurance, pelatihan tabata, bentuk-bentuk

pelatihan tabata, anggapan dasar dan hipotesis. BAB III METODE

PENELITIAN, membahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel,

desain penelitian, instrumen penelitian, definisi operasional, pelaksanaan latihan,

teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN, berisi tentang analisis data yang didalamnya terdapat hasil

pengolahan data, pengujian normalitas, pengujian hipotesis dan diskusi temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, membahas tentang kesimpulan dari

(24)

11

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

(25)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan

menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu

yang sesuai dengan prosedur penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen. Metode ini

digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ekperimental yaitu

mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan

atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel terikat

yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini menurut Sugiyono

(2013, hlm. 107) menjelaskan,“Metode penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan

dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh

hasil, hasil dari kegiatan percobaan itu nantinya yang akan menegaskan hubungan

variabel-variabel yang diselidiki. Variabel bebas adalah suatu gejala yang

mempengaruhi atau menyebabkan kepada variabel terikat. Adapun variabel bebas

dalam penelitian ini adalah pelatihan tabata. Variabel terikat adalah suatu gejala

yang ingin diketahui, karena adanya pengaruh dari variabel bebas, variabel terikat

dalam penelitian ini adalah kemampuan power endurance. Beberapa hal yang

diperlukan dan diperhatikan dalam penelitian ini adalah :

1. Karakteristik Sampel : secara teknik sampel dalam penelitian ini adalah atlet

(26)

43

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Administrasi Sampel :

a. Jenis sampel dalam penelitian ini adalah perempuan

b. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

B. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dibutuhkan sekumpulan orang untuk ikut terlibat di

dalamnya. Dimana mereka berasal dari suatu populasi dalam suatu wilayah atau

lingkungan dengan keragaman yang beragam. Mengenai populasi oleh Sugiyono

(2013, hlm. 117) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal puteri tingkat perguruan

tinggi yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal Puteri UPI (Isola

FC) yang berjumlah 32 orang. Populasi ini diambil karena dalam beberapa tahun

terakhir telah banyak prestasi yang diraih sehingga membuat peneliti dapat

menerapkan metode yang akan diteliti karena kondisi fisik atletnya sudah

termasuk dalam kategori baik. Terbukti dari banyaknya prestasi yang telah diraih.

C. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) menjelaskan bahwa, “Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Banyak cara untuk menentukan sampel, untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Mengenai hal ini Sugiyono (2013, hlm 119) menjelaskan bahwa:

(27)

44

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Tentang teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 124), Purposive Sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam

penelitian ini adalah atlet futsal puteri UPI yang masuk dalam tim inti untuk

mengikuti UiTM 2014 yang berjumlah 18 orang yang dipilih sebagai suatu

kebutuhan tim.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan diterapkan peneliti yaitu menggunakan One

Group Pretest-Posttest Design. One Group Pretest-Posttest Design yaitu

menggambarkan suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum diberi

perlakuan dilakukan pretest terlebih dahulu. Dengan demikian hasil perlakuan

dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum

diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest Design.

O1 X O2

Pretest Treatment Posttest

(28)

45

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk Bagan

3.1.

Bagan 3.1. Langkah-Langkah Penelitian

(Sumber: Arikunto, 2002, hlm. 23)

E. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih kongkrit, maka perlu adanya data. Data KESIMPULAN

ANALISIS DATA

POSTTEST KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TREATMENT DENGAN PELATIHAN TABATA PRETES KEMAMPUAN POWER ENDURANCE

POPULASI

(29)

46

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir

eksperimen sebagai data akhir. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam

penelitian, diperlukan alat ukur yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian

yang dilaksanakan. Nurhasan (2007, hlm. 5) mengemukakan :

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) tes dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, b) tes dalam bentuk psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat Celcius (“C).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka melalui pengukuran penulis dapat

mengumpulkan data secara objektif yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu

berupa angka-angka yang dapat diolah secara statistik. Tujuannya agar dapat

mengetahui pengaruh dari hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan

tujuan akhir dari eksperimen.

Untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data maka instrumen yang

akan digunakan berupa program latihan untuk pelatihan Tabata dan berikut

intrumen tes untuk mengetahui kemampuan power endurance, yaitu :

1. Item tes untuk Power Endurance tungkai adalah tes 10 Hop.

Gambar 3.1. Tes 10 hop

2. Pelaksanaan Tes Power Endurance: tes 10 Hop (Gambetta 1989, hlm. 143)

Pemilihan instrument tes 10 Hop berdasarkan kaidah fisiologi dan

disesuaikan dengan karakteristik teknik dalam permainan futsal, yaitu

(30)

47

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

trough) bergerak ke depan serta lapangan yang relative kecil maka teknik

shooting akan semakin banyak digunakan, sehingga dianggap valid dan

reliabel untuk digunakan mengukur kemampuan power endurance. Dalam

Sumpena (2013, hlm. 84-85) untuk nilai validitas instrument ini adalah 0,84,

sedangkan nilai reliabilitas adalah 0,94.

a. Tujuan : untuk mengukur daya horizontal dan vertical power kaki yang

dipertahankan selama mungkin tanpa kehilangan keseimbangan dan

koordinasi.

b. Alat dan Perlengkapan :

1. Meteran untuk mengukur jarak melompat

2. Lapangan dengan rumput datar

3. Stopwatch untuk mengetahui waktu tempuh

4. Tanda akhir lompatan harus ditandai dengan jelas

5. Lembaran catatan

6. Alat tulis

c. Pelaksanaan

1. Posisi kaki depan testee berada dibelakang garis START

2. Posisi badan testee statis dibelakang garis START

3. Tidak diperkenankan mengawali tes 10 Hop dengan awalan berlari

4. Tester memberikan aba-aba SIAP dan YA

5. Pada saat tester memberikan aba-aba YA, maka testee memulai

lompatan sampai dengan sepuluh kali lompatan untuk mencapai jarak

yang maksimum

6. Tes 10 Hop diberikan dua kali kesempatan, kesempatan pertama

diberikan menggunakan satu kaki (single leg). Kemudian kesempatan

kedua diberikan kepada satu kaki yang lainnya (misalkan: kesempatan

pertama menggunakan kaki kanan kesempatan kedua menggunakan

(31)

48

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Testee diharapkan maksimal dalam pencapaian jarak diinginkan dan

melakukan 10 Hop dengan secepat mungkin sebagai indikator

komponen fisik power endurance yaitu mempertahankan kekuatan

kaki untuk mencapai jarak yang maksimal dengan waktu yang

ditempuhsecepat mungkin tanpa kehilangan keseimbangan dan

koordinasi.

8. Tester mencatat jarak dan waktu yang dihasilkan dari tes tersebut.

d. Testee dinyatakan berhenti mengikuti serangkaian tes 10 Hop, apabila:

1. Testee tidak berada dibelakang garis START pada saat akan

mengawali tes

2. Testee terjatuh

3. Testee menyentuh lapangan dengan kedua kaki

4. Tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Penilaian : Jarak dan Waktu dicatat dengan ketelitian 2 desimal. Waktunya

dimulai dari gerakan pertama (jika menggunakan stopwatch) dan selesai

pada saaat lompatan kesepuluh.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang tentang ssuatu istilah sering berbeda-beda, sehingga

bisa menimbulkan suatu kekeliruan dan kesalahan pengertian penafsiran

istilah-istilah dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis menjelaskan istilah-istilah-istilah-istilah

sebagai berikut:

1. Menurut Harsono (1988, hlm. 101), “Latihan adalah suatu proses berlatih

yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah bebannya kian bertambah”.

2. Menurut Sajoto (Satriya, dkk 2007, hlm. 51), “Kondisi fisik adalah satu

(32)

49

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berprestasi secara optimal, apabila ditunjang dengan latihan yang

sistematis dan terprogram dengan baik.

3. Tabata training is a type of high intensity interval training that follows a

specific format : 20 second of a very high intensity exercise, 10 second of

rest, repeat 8 times for a total of 4 minutes.

(2014:http://exercise.about.com/od/exerciseglossaryterms/g/tabata.html)

4. Power menurut Kardjono (2011, hlm. 23) adalah produk dari kekuatan

dan kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan

kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat.

5. Menurut Harsono (1988, hlm. 155) “Endurance (daya tahan) adalah

keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang

lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.”

6. Menurut Lhaksana (2011, hlm. 7), futsal adalah permainan yang cepat dan

dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampr tidak ada ruangan

untuk membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antar

pemain lewat passing yang akurat, bukan hanya untuk melewati lawan. Ini

disebabkan dalam permainan futsal pemain selalu berangkat dengan

falsafah 100% ball possesion. Akan tetapi melalui timing dan positioning

yang tepat, bola dari lawan akan dapat direbut kembali.

G. Pelaksanaan Latihan

Pelaksanaan latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut :

Jadwal Penelitian : Mulai Oktober s/d November 2014

Tempat : Hall FPOK dan Stadion UPI Bandung

Pelaksanaan Latihan : Dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu (tergantung

pada tujuan latihan sesuai prinsip dan norma

(33)

50

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Waktu : Pukul 15.00 WIB s/d selesai.

Untuk mendapatkan perkembangan yang positif terhadap kondisi fisik,

teknik, taktik, dan mental diperlukan proses latihan dalam jangka waktu tertentu.

Dalam penelitian ini penulis membuat jadwal latihan sebanyak 2 kali pertemuan

dalam seminggu yaitu hari Selasa dan Kamis dari pukul 15.00 WIB s.d selesai.

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama 6-10 minggu. Mengenai

hal ini penulis mengacu pada pendapat Harsono (2004, hlm. 50) yang menjelaskan, “Atlet sebaiknya berlatih 2–5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga”.

Program latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan

pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Adapun uraian singkat dari

latihannya adalah :

1. Latihan Pemanasan/ Pendahuluan

Latihan pemanasan dilakukan untuk menaikkan suhu tubuh dan

mempersiapkan otot-otot tubuh sebelum melakukan aktivitas inti agar terhindar

dari cedera. Menurut Giriwijoyo (2012, hlm. 156) menjelaskan bahwa :

Latihan pendahuluan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan raga untuk menjalani latihan inti atau pertandingan, haruslah diprogram sesuai dengan tata aturan dan tata urutan fungsional ergosistema primer dan ergosistema sekunder sebagai perangkat pendukungnya. Latihan pendahuluan peregangan dan pelemasan ini melibatkan kapsula sendi dan semua jaringan ikat sekitar sendi, tendon, dan bahkan juga otot-otot yang bekerja pada sendi itu.

Sesuai dengan tata aturan dan tata fungsional dalam ergosistema primer,

maka tahap pertama latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis,

yaitu meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan

mulai dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya lari mengelilingi lapangan 2

keliling dan di akhiri dengan peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang

(34)

51

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latihan yaitu pada bagian kaki karena latihan inti menuntut kesiapan kaki untuk

menerima beban latihan.

2. Latihan Inti

Dalam latihan inti secara garis besar para sampel diberikan latihan fisik

yaitu pelatihan tabata yang dilakukan dengan 20 detik waktu kerja diikuti 10 detik

istirahat selama 8 pengulangan setiap setnya ketika gerakan lari atau bentuk

latihan akselerasi, kelincahan, power, dan daya tahan. Prinsip-prinsip latihan pun

diterapkan diantaranya prinsip sistematis, berulang-ulang dan overload.

3. Latihan Pendinginan dan Evaluasi

Latihan pendinginan bentuknya seperti latihan pendahuluan yaitu berupa

gerakan-gerakan ringan lebih menyerupai peregangan dan pelemasan. Arti

fisiologis latihan pendinginan menjelaskan bahwa gerakan-gerakan ringan itu

akan membantu memperlancar sirkulasi (mengaktifkan pompa vena) sehingga

akan membantu mempercepat pembuangan sampah-sampah sisa olah daya dari

otot-otot yang aktif pada waktu melakukan olahraga sebelumnya. Latihan

pendinginan pada program pelatihan tabata yaitu dengan stretching statis aktif,

kemudian diadakan evaluasi kegiatan latihan.

Selain itu, kisi-kisi program latihan dan parameter program latihan

berdasarkan hasil data tes dapat dilihat pada tabel 3.2, tabel 3.3, dan tabel 3.4

sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Program Latihan Tabata

Pertemuan Volume Intensitas Istirahat Durasi

(35)

52

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(36)

53

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Strength 1 set 4'/ set

- Program latihan secara lengkap dapat dilihat dalam Program latihan terlampir di lampiran hal.93-108

Tabel 3.3. Program Latihan Tabata

PROGRAM LATIHAN "TABATA"

PRINSIP DAN NORMA LATIHAN TABATA : EXERCISE 20" REST 10" X 8 REP X 8 SET; INTENSITAS 75% < EXERCISES

Tabel 3.4. Parameter Program Latihan Berdasarkan Hasil Data Tes

(37)

54

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 SM 16.64 5.27 1.66 0.53 6.31 4.99

13 RW 15.92 5.20 1.59 0.52 6.12 4.83

14 UM 12.82 5.20 1.28 0.52 4.93 3.89

15 PO 13.40 5.93 1.34 0.59 4.52 3.57

16 AN 18.78 5.43 1.88 0.54 6.92 5.46

17 YS 18.75 5.60 1.88 0.56 6.70 5.29

18 DTL 18.80 5.57 1.88 0.56 6.75 5.33

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui tes instrument 10

hop pada tes awal sebelum diberi perlakuan dan pada tes akhir setelah diberikan

perlakuan. Yang dihitung jarak yang dicapai, juga dihitung waktu sebagai

pengontrol, karena apabila kuat tapi tidak cepat, tidak bisa dikatakan sebagai

power, karena power merupakan kekuatan yang cepat.

I. Analisis Data

Data diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir

eksperimen sebagai data akhir. Analisis data digunakan untuk melihat pengaruh

latihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus dari Nurhasan (2013,

hlm. 24) sebagai berikut :

̅ ∑

(38)

55

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = nilai rata-rata yang dicapai

X = skor yang diperoleh

Σ = “sigma” yang berarti jumlah

N = jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus Nurhasan (2013,

hlm. 39) adalah sebagai berikut :

√∑ ̅ ̅̅̅̅̅̅̅

Arti unsur-unsur diatas adalah :

S = Simpangan baku

= skor yang dicapai seseorang

x = nilai rata-rata

n = Jumlah sampel

3. Menguji normalitas data dengan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah

pengujian yang dapat dilakukan menurut Nurhasan (2013, hlm. 118) adalah

sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan

yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan

Z-skor yaitu :

(39)

56

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal

baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing

nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : Jika nilai Z negatf, maka dalam

menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel.

d. Menentukan nilai proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara

melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi

dengan banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya

f. Ambillah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

g. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk uji Lilliofers, maka tentukanlah

nilai L.

h. Bandingkanlah nilai L dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau

ditolak hipotesisnya, dengan kriteria

 Terima Ho jika Lo < Lα = Normal

 Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal 4. Uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan).

Menurut Nurhasan (2013, hlm. 154) uji ini digunakan apabila skor yang kita

bandingkan berpasangan (sampel yang digunakan sama dan menggunakan tes

yang sama) seperti contoh digunakannya tes awal dan tes akhir pada sebuah

eksperimen atau sering juga dikatakan uji beda. Dengan rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Arti dari unsur-unsur diatas adalah :

t = nilai t hitung yang dicari

(40)

57

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SB = simpangan baku

(41)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir yang telah dilakukan terhadap

pelatihan tabata untuk meningkatkan kemampuan power endurance diperoleh

data hasil tes yang kemudian diolah dan dianalisis dengan rumus-rumus statistika,

hasil penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa penerapan pelatihan tabata

memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan power

endurance.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan setelah melaksanakan penelitian

berdasarkan hasilnya, yaitu:

1. Bagi para pelatih, pengajar, pembina olahraga dan rekan-rekan seprofesi

serta pihak-pihak yang berkepentingan tes ini dapat dijadikan alat ukur

untuk meningkatkan kemampuan daya tahan kekuatan yang cepat para atlet

dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan

pemikiran dan panduan untuk penelitian selanjutnya.

2. Karena pelatihan tabata ini adalah pelatihan yang bersifat intensitas tinggi

maka pelatihan ini disesuaikan pada tingkat kemampuan atlet sehingga

dapat disesuaikan.

3. Diharapkan setiap pelatih mampu merancang program latihan tabata yang

bervariatif karena hal ini penting agar kebutuhan latihan menjadi lebih

terjamin dan sasaran latihan menjadi terarah.

4. Untuk penelitian selanjutnya, pelatihan tabata ini dapat dilakukan bukan

hanya untuk olahraga futsal saja, tetapi juga diharapkan untuk

cabang-cabang olahraga yang lainnya yang membutuhkan kemampuan daya tahan

(42)

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2002).Tes Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.

Arikunto,Suharsimi.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Behnken, M. (2013). Power Sleds Workout for Athletes. [Online].Tersedia: http://www.askthetrainer.com/sled-workout/ [18 Januari 2013].

Bompa, T O.(1990). Theory and Methodology of Training; the Key to Athletic

Performance. Dubuque, Iowa: Kendall / Hunt Publishing Company.

Bompa, T. (1999). Periodization Training for Sports. United State: Human Kinetics.

Fikom UI (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online].Tersedia:

http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=metode&varbidang=all&vard ialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=kamus. [14 Februari 2013].

Gambetta, V. (1989).The Athletics congress’s: Track and Field Coaching Manual

(Secon Edition). Champaign: Leisure Press.

Giriwijoyo, S. dan Sidik, D.Z. (2012). Ilmu Faal Olahraga (FisiologiOlahraga):Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan Prestasi.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Giriwijoyo, S. dkk. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB.

Harsono.(1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Tambak Kusuma CV.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Buku Ajar FPOK UPI.

Izumi, T. dkk.(1996).”Effect of Moderate-Intensity Endurance and High Intensity Intermittent Training on Anaerobic Capacity and VO2max”.Medicine and Science in Sport and Exercise.28(10),1327-1330.

Jaohariah, R. (2011). Dampak Penerapan Pelatihan Harness terhadap

Peningkatan Kemampuan Power. Skripsi Sarjana S1 pada FPOK UPI

(43)

66

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kardjono. (2011). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Lhaksana, J. (2011). Taktik dan Strategi Futsal Modern. Jakarta: Be Champion (Penebar Swadaya Group).

Mulyawan, R.(2014). Dampak Penerapan Pola Pelatihan Harness dengan

Metode Interval dan Metode Repetisi Terhadap Peningkatan Kemampuan Power Endurance. Skripsi Sarjana S1 pada FPOK UPI: tidak diterbitkan.

Nick. (2014). Power Endurance Exercise. [Online]. Tersedia: http://livestrong.com/article/111393-power-endurance-exercise. [10 Juli 2014].

Nurhasan. dan Cholil, D.H. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Nurhasan, Hasanudin C.D, Hidayah N. (2013). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Buku ajar FPOK UPI.

Permatasari, T.(2012). Dampak Penerapan Pelatihan Harness Terhadap

Peningkatan Kemampuan Dinamis Aerobik. Skripsi Sarjana S1 pada

FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rich. (2014). Tabata Training. [Online]. Tersedia:

(http://www.tabatatraining.com/benefits-of-tabata-training). [6 Juli 2014].

Rushall, Brant S. and Frank S. Pyke, 1990. Training for Sport and Fitness. Canberra: Macmillan Education.

Rutherford,M.(2007).”Dr Tabata and the Dumbbell”. The Crossfit Journal Articles.63,1-3.

Sajoto,Drs.M.(1990).Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga.Semarang: Dahara Prize.

(44)

67

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seagrave, Loren. (1992). Speed Dynamics. Jakarta: IAAF High Level Seminar on Sprints/Hurdles.

Sidik, D. Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : Buku ajar FPOK UPI.

Sidik, D. Z. (2010). Artikel Jurnal Kepelatihan Olahraga. [Online]. Tersedia: dizas424@yahoo.com.

Sugiyono.(2013).”Metode Penelitian Pendidikan”. Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman A, Rahayu N.I, Damayanti I. (2012). Metode Penelitian Olahraga. Bandung: UPI.

Sumpena A. (2013). Dampak Pola Pelatihan Harness Dan Metode Latihan Dengan

Kapasitas Aerobik Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik.

Bandung: UPI.

Tim Penyusun.(2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

TN.(2009). Prinsip Dasar Latihan Daya tahan Umum.[Online]. Tersedia: (http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/21/prinsip-dasar-latihan-daya-tahan-umum/).

TN.(2009).The Worlds Greatest Fat Burning Workout.[Online].Tersedia: (http://www.tabataprotocol.com/).[23 Juni 2014].

TN. (2013).Muscle of Leg.[Online].Tersedia: http://www.media-2.britannica.com.

(45)

68

Diyana Herlina, 2015

Dampak peneraqpan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan power endurance

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Volker. (2005). Rowing Faster. United State of America: Human Kinetics.

Waehner, P. (2014). Tabata Training-Definition. [Online]. Tersedia: http://exercise.about.com/od/exerciseglossaryterms/g/tabata.html.[6 Juli 2014].

Gambar

Tabel
Gambar 1.1. Struktur Pendukung Prestasi
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Program Latihan Tabata
Tabel 3.3. Program Latihan Tabata

Referensi

Dokumen terkait

Demikian surat pernyataan ini saya buat dan apabila dikemudian hari ditemukandata yang tidak benar,maka saya bersedia mengembalikan dana tunjangan profesi yang saya terima

SIMULASI GERAK KENDARAAN JALAN RAYA JENIS TRUK AKIBAT MANUVER DAN PENGEREMAN.

“ Penggunaan Alat Peraga Akuarium Bilbul Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Sekolah Dasar ”. Pengertian

Sehubungan dengan adanya alokasi anggaran untuk pemberian Tunjangan Fungsional Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (TF-GBPNS), maka bersama ini kami ajukan usulan untuk sejumlah …

Contextual Teaching Learning to Improve Students’ Critical Thinking Skill and Concept Comprehension in Changes of Matter Topic for Junior High School.. Universitas Pendidikan

Jenis yang ditemukan adalah jenis Modang landit (Persea rimosa), jenis Natumpea (Miconia ceramicapa DC), jenis Taratullit (Melia sp.), jenis Suhul- suhul (Macaranga gigantea),

Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan layanan internet banking berdasarkan metode klasifikasi CHAID Exhaustive di

Hasil uji parsial (t-test) menunjukkan bahwa variable ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks perataan laba, net profit margin tidak berpengaruh signifikan