• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAN

KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA

PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH

KABUPATEN BENGKULU SELATAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis

Oleh

MARZA YOPITA

NIM 1201103

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BISNIS

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

PENGARUH EFEKTIVITAS

KOMUNIKASI DAN

KECERDASAN EMOSIONAL

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT

DAERAH KABUPATEN

BENGKULU SELATAN

Oleh Marza Yopita

S.Pd. Universitas Bengkulu (UNIB), 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen (MM.) pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis (M2B)

© Marza Yopita 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Marza Yopita

Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu

Selatan

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.Si. NIP. 19611022 198603 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Magister Manajemen Bisnis (M2B)

(4)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Marza Yopita, 1201103, (2014), “Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan”, tesis ini dibawah bimbingan Prof. Dr. Eeng Ahman, M.Si. dan Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

Tingkat kinerja pegawai yang rendah menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini. Hal ini dapat terlihat pada rekapitulasi absensi yang dikumpulkan dan diambil pada saat observasi di lapangan. Untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut penulis menjadikan efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja.

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari efektivitas komunikasi (X1) dan kecerdasan emosional

(X2) sedangkan variabel terikatnya yaitu kinerja pegawai (Y). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis gambaran komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.

Metode penelitian bersifat deskriptif dan verifikatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, dengan jumlah populasi sebanyak 160 pegawai. Instrumen penelitian menggunakan angket atau kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS 19.0 Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Kecerdasan Emosional tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

(5)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Marza Yopita, 1201103, (2014), "Influence Effectiveness of

Communication and Emotional Intelligence on Employee Performance in the Regional Secretariat of the Environment South Bengkulu", this thesis under the guidance of Prof. Dr Eeng Ahman, M.Sc. and Dr. H. Edi Suryadi, M.Sc.

Low levels of employee performance into the main problems in this study. This can be seen in attendance recapitulation collected and taken at the time of observation. To follow up on these problems the author makes the effectiveness of communication and emotional intelligence as factors that affect performance.

The variables of this study consists of independent variables and the dependent variable. The independent variables consist of the effectiveness of communication (X1) and emotional intelligence (X2) while the dependent variable is the performance of employees (Y). This study aims to identify and analyze the picture communication, emotional intelligence and performance of employees in the Regional Secretariat of Environment of South Bengkulu and to investigate and analyze the influence of the variable communication and emotional intelligence on employee performance.

The research method is descriptive and verification. The population in this study were all employees of the Regional Secretariat of the Environment in South Bengkulu, with a total population of 160 employees. The research instrument using a questionnaire or questionnaire. Data were analyzed using multiple regression analysis with SPSS 19.0 Based on the results, it can be concluded that the effectiveness of communication is not positive and significant impact on employee performance. Emotional intelligence is not positive and significant impact on employee performance.

(6)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

(7)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 7

1. Kinerja ... 7

a. Pengertian Kinerja ... 7

b. Indikator Kinerja ... 8

c. Faktor-faktor Kinerja Pegawai ... 9

d. Tujuan Mengukur Kinerja Pegawai ... 9

e. Upaya Peningkatan Kinerja ... 10

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 11

2. Komunikasi ... 12

a. Pengertian Komunikasi ... 12

b. Fungsi-fungsi Komunikasi ... 13

(8)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Hambatan Bagi Komunikasi yang Efektif ... 16

e. Proses Komunikasi ... 17

f. Dimensi Komunikasi ... 17

g. Jaringan Komunikasi dalam Organisasi ... 18

3. Kecerdasan Emosional ... 20

a. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 20

b. Mengembangkan Kecerdasan Emosional ... 21

c. Faktor Internal yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ... 23

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Pemikiran ... 24

D. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 28

B. Populasi ... 28

C. Metode Penelitian ... 29

D. Operasional Variabel ... 29

E. Sumber Data ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Teknik Pengolahan Data ... 36

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

I. Uji Asumsi Klasik ... 42

J. Teknik Analisis Regresi Berganda ... 44

K. Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

1. Profil Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 49

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 53

(9)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92

DAFTAR TABEL Tabel Hal 1.1 Rekapitulasi Absensi Pegawai Kesekretariatan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 2

1.2 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan (Unsur Penilaian Prestasi Kerja) Tahun 2013 ... 3

3.1 Jumlah Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 28

3.2 Operasional Variabel ... 30

3.3 Kriteria Jawaban Penilaian Responden Berdasarkan Variabel... 37

3.4 Hasil Pengujian Validitas Efektivitas Komunikasi ... 39

3.5 Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional ... 39

3.6 Hasil Pengujian Validitas Kinerja Pegawai ... 40

3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 42

4.1 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Kualitas ... 54

4.2 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Kuantitas ... 54

4.3 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Jangka Waktu ... 55

4.4 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Efektivitas Biaya ... 55

4.5 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Tingkat Supervisi ... 56

4.6 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Hubungan Personal ... 57

(10)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai di Lingkungan

Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 58

4.9 Klasifikasi Skor Variabel Kinerja Pegawai ... 59

4.10 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Respect ... 61

4.11 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Empathy ... 61

4.12 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Audible ... 62

4.13 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Clarity ... 62

4.14 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Humble ... 63

4.15 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Efektivitas Komunikasi di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 64

4.16 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Efektivitas Komunikasi di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 64

4.17 Klasifikasi Skor Variabel Efektivitas Komunikasi ... 65

4.18 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Kesadaran Diri ... 67

4.19 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Manajemen Diri... 68

4.20 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Memotivasi Diri ... 68

4.21 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Empati ... 69

4.22 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Keterampilan Sosial ... 69

4.23 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kecerdasan Emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 70

4.24 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Kecerdasan Emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 71

4.25 Klasifikasi Skor Variabel Kecerdasan Emosional ... 72

4.26 Hasil Uji Normalitas ... 74

4.27 Hasil Uji Homogenitas ... 75

4.28 Hasil Uji Multikolinearitas ... 76

4.29 Hasil Uji Autokorelasi ... 76

4.30 Hasil Analisis Korelasi Ganda X1 dan X2 terhadap Y ... 77

4.31 Uji F dan Signifikan Efektivitas Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai ... 77

(11)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Kerangka Pemikiran ... 26

2.2 Paradigma Berpikir ... 27

3.1 Model Piktografis Regresi Berganda ... 44

3.2 Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap

Kinerja Pegawai ... 46

4.1 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Usia ... 51

4.2 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Jenis Kelamin ... 51

4.3 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Tingkat Pendidikan52

4.4 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Masa Kerja ... 53

4.5 Diagram Persentase Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai ... 59

(12)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.7 Diagram Persentase Tanggapan Responden tentang EfektivitasKomunikasi 65

4.8 Daerah Kontinum Variabel Efektivitas Komunikasi ... 66

4.9 Diagram Persentase Tanggapan Responden tentang Kecerdasan Emosional 72 4.10 Daerah Kontinum Variabel Kecerdasan Emosional ... 73

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal 1. Kuesioner Pengaruh Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 92

2. Kodingan Data Lengkap Hasil Pengebaran Kuesioner ... 96

3. Distribusi Frekuensi Hasil Pengebaran Kuesioner ... 114

4. MSI Data Lengkap Hasil Pengebaran Kuesioner ... 123

5. Output Pengujian Validitas dan Realibilitas ... 136

(13)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi atau lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta tempat

bekerja memiliki prosedur dan manajemen sendiri untuk mengelola sistem

pekerjaan. Banyak ditemukan pada kenyataan didunia pekerjaan, para pegawai

yang melakukan tugasnya dengan sangat teliti sesuai dengan yang dibebankan

kepadanya. Akan tetapi, banyak juga pegawai yang menyelesaikan tugasnya

dengan tidak atau kurang maksimal. Kurang maksimalnya pegawai dalam

melaksanakan tugas yang diberikan akan mempengaruhi tingkat kinerja pegawai

itu sendiri.

Kinerja setiap pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang

berasal dari diri mereka pribadi (internal) maupun faktor dari lingkungan luar

(eksternal). Faktor internal ini berupa tingkat kesadaran diri akan tanggung jawab

tugas yang diberikan, dapat pula berupa dorongan, semangat serta motivasi dalam

diri mereka pribadi. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa pengaruh dari teman

sejawat atau pegawai yang lain. Selain itu dapat juga faktor lingkungan dan

suasana yang terjadi disekitar kantor tempat bekerja.

Pegawai yang tingkat kerjanya tinggi biasanya diberikan suatu penghargaan

yang dapat berupa kenaikan jabatan, kenaikan upah atau gaji dapat juga berupa

ungkapan terima kasih dari atasan. Hal ini dilakukan untuk mendorong pegawai

yang lain agar meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Sebaliknya,

tingkat kinerja pegawai yang rendah dapat diberikan sanksi atau teguran agar

dapat memperbaiki kinerja.

Langkah awal untuk mengetahui kinerja para pegawai yaitu dengan

melakukan survei langsung ke lapangan. Berdasarkan pengamatan kondisi dan pra

(15)

2

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, terlihat adanya fenomena kinerja

pegawai yang belum menunjukkan profesionalisme seperti yang diharapkan atau

dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja pegawai masih tergolong rendah.

Fenomena ini berupa ketidakhadiran pegawai dengan alasan sakit, urusan pribadi

bahkan tanpa keterangan yang berkaitan erat dengan masalah kedisiplinan.

Kedisiplinan ini akan sangat mempengaruhi tingkat kinerja pegawai. Rekapitulasi

absensi pegawai 2 tahun terakhir seperti di bawah ini:

Tabel 1.1

Rekapitulasi Absensi Pegawai Kesekretariatan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan

2 Bidang Administrasi

Pemerintahan Umum 11% 9% 8%

Sumber Data: Rekapitulasi Absensi Pegawai Kesekretariatan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2012 dan 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase ketidakhadiran pegawai

dikarenakan izin untuk urusan pribadi dan tanpa keterangan dapat dikatakan tidak

selayaknya. Data absensi 2 tahun terakhir di atas merupakan fenomena yang

penulis temui di Lingkungan Kesekretariatan Daerah Kabupaten bengkulu Selatan

ini menggambarkan kinerja para pegawai yang rendah.

Selain data mengenai kehadiran pegawai, penulis juga mendapatkan data

mengenai penilaian pelaksaan pekerjaan para pegawai. Dokumen ini merupakan

(16)

3

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis memerlukan data ini sebagai kelengkapan dalam penelitian yang akan

dipergunakan sesuai dengan kode etik, maka pihak yang bersangkutan

memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). DP3 yang menjadi

sorotan yaitu pada unsur penilaian mengenai prestasi kerja terhitung tahun 2013.

Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan (Unsur Penilaian Prestasi

Kerja) Tahun 2013

No. Nama Bidang Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan

Nilai

Angka Sebutan

1 Eselon IIa dan IIb 84.75 Baik

2 Bidang Administrasi Pemerintahan Umum 75 Cukup

3 Bidang Hukum 82 Baik

4 Bidang Kesra 74.75 Cukup

5 Bidang Ekonomi 82.5 Baik

6 Bidang Pembangunan 74.8 Cukup

7 Bidang Keuangan 74.83 Cukup

8 Bidang Ortala 82.25 Baik

9 Bidang Humas 74.90 Cukup

10 Bidang Umum 74.91 Cukup

Sumber Data: Diolah dari Rekapitulasi DP3 PNS Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan 2013

Dari tabel di atas terlihat bahwa 6 bidang kerja di Lingkungan Sekretariat

Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan masih berada pada kategori cukup.

Sedangkan 4 bidang lainnya sudah tergolong baik. Hal ini memungkinkan bagi

para pegawai untuk lebih meningkatkan kinerja individu yang akan

mempengaruhi kinerja pegawai kelompok pada bidang kerja masing-masing.

Pencapaian kinerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi

memiliki banyak faktor pendukung atau faktor yang mempengaruhi. Salah satu

faktor yang mempengaruhi kinerja adalah komunikasi. Komunikasi disini

diartikan menurut Sutrisno (2011: 42) penyampaian atau penerimaan signal atau

(17)

4

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri penerima, melibatkan pengalihan informasi dan melibatkan ribuan rangsangan

potensial. Komunikasi yang terjalin dengan baik akan mendorong informasi atau

pesan yang disampaikan akan dikerjakan dengan baik sesuai dengan tujuan.

Ketercapaian tujuan inilah yang menunjukkan bahwa kinerja pegawai tersebut

dipandang sudah baik. Hal ini bertolak dari pendapat Robins dan Judge (2011: 39)

yang menyatakan bahwa penggunaan saluran-saluran komunikasi vertikal, lateral

dan informal yang ekstensif akan meningkatkan aliran komunikasi, mengurangi

ketidakpastian serta memperbaiki kinerja dan kepuasan kelompok.

Faktor yang mempengaruhi kinerja yang lainnya adalah kecerdasan

emosional. Kecerdasan emosional didefinisikan oleh Cooper dan Sawaf dalam

Ekspediaweb (2013) adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara

selektif menerapkan daya dan kepekaan emosional sebagai sumber energi dan

pengaruh yang menusiawi. Kecerdasan emosional menuntut pemahaman perasaan,

untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta

menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif dalam kehidupan

sehari-hari. Pengelolaan kecerdasan emosional yang baik, akan menentukan sikap dan

perilaku kita terhadap pekerjaan yang diberikan. Pendapat Sutrisno (2011: 289)

menyatakan bahwa kinerja pegawai cenderung meningkat dengan semakin

tingginya kecerdasan emosional yang dimiliki.

Bertolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat

Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam tesis ini adalah sebagai berikut:

(18)

5

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?

2. Bagaimana gambaran tingkat kecerdasan emosional di Lingkungan Sekretariat

Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?

3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat

Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?

4. Bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi dan tingkat kecerdasan

emosional terhadap tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah

Kabupaten Bengkulu Selatan?

5. Bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi terhadap tingkat kinerja pegawai

di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?

6. Bagaimana pengaruh tingkat kecerdasan emosional terhadap tingkat kinerja

pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya,

maka tujuan penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Gambaran efektivitas komunikasi di Lingkungan Sekretariat Daerah

Kabupaten Bengkulu Selatan.

2. Gambaran tingkat kecerdasan emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah

Kabupaten Bengkulu Selatan.

3. Gambaran tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah

Kabupaten Bengkulu Selatan.

4. Pengaruh efektivitas komunikasi dan tingkat kecerdasan emosional terhadap

tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten

Bengkulu Selatan

5. Pengaruh efektivitas komunikasi terhadap tingkat kinerja pegawai di

Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.

6. Pengaruh tingkat kecerdasan emosional terhadap tingkat kinerja pegawai di

(19)

6

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari tesis ini berupa manfaat dari

segi teoritis dan praktis. Di bawah ini akan dipaparkan secara rinci.

1. Manfaat secara teoritis:

a. Diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan memperkaya ilmu

pengetahuan manajemen sumber daya manusia terutama mengenai

komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja.

b. Diharapkan teori manajemen sumber daya manusia terutama mengenai

komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja di dalam tesis ini dapat

menjadi panduan untuk diterapkan pada kehidupan berorganisasi.

2. Manfaat secara praktis:

a. Diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan acuan bagi Lingkungan

Sekretariat Daerah kabupaten Bengkulu Selatan terutama mengenai

komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja untuk meningkatkan dan

mencetak generasi muda yang cerdas dengan kualitas dan kinerja yang baik.

b. Diharapkan dapat menjadi pengalaman tersendiri bagi penulis untuk

menerapkan dalam kehidupan kerja nanti terutama mengenai komunikasi,

(20)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan subjek yaitu seluruh pegawai di

Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan yang berjumlah 160

orang. Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ini beralamat di Jalan

Padang Panjang No. 01 Manna, Bengkulu Selatan. Sedangkan objek penelitian

ketiga variabel yaitu efektivitas komunikasi, tingkat kecerdasan emosional dan

tingkat kinerja pegawai.

B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

Bengkulu Selatan yang berjumlah 160 orang terdiri dari 8 Eselon IIa dan IIb dan 9

bidang yaitu, 1) Bidang Administrasi Pemerintahan Umum; 2) Bidang Hukum; 3)

Bidang Kesra; 4) Bidang Ekonomi; 5) Bidang Pembangunan; 6) Bidang

Keuangan; 7) Bidang Ortala; 8) Bidang Humas; dan 9) Bidang Umum. Seluruh

populasi penulis jadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Lebih jelasnya

jumlah pegawai dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Jumlah Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan

No. Nama Bidang Sekretariat Daerah Kabupaten

Bengkulu Selatan Jumlah

1 Eselon IIa dan IIb 8

2 Bidang Administrasi Pemerintahan Umum 12

3 Bidang Hukum 9

4 Bidang Kesra 12

5 Bidang Ekonomi 10

6 Bidang Pembangunan 15

7 Bidang Keuangan 18

(21)

29

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Nama Bidang Sekretariat Daerah Kabupaten

Bengkulu Selatan Jumlah

1 Eselon IIa dan IIb 8

9 Bidang Humas 21

10 Bidang Umum 43

Total 160

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif

dan verifikatif. Penelitian deskriptif menurut Ismi (2012) adalah penelitian yang

tujuannya untuk mendeskripsikan fakta sesuai dengan keadaan yang ada.

Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji atau mengecek

kebenaran hasil penelitian.

Berdasarkan jenis penelitian deskriptif maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah survey explanatory, dimana menurut Kerlinger seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2012:7) bahwa:

“Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.

Kesalahan memilih metode penelitian akan mengakibatkan tujuan yang

sesungguhnya dari penelitian tidak akan tercapai. Metode penelitian mutlak

diperlukan untuk memberi arah terhadap penelitian yang dilakukan.

D. Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2012: 3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(22)

30

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadinya salah pengertian atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang

diteliti dan juga sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan permasalahan

yang hendak diungkap. Berdasarkan hal ini, penulis mendefinisikan istilah-istilah

yang termuat dalam judul dengan maksud agar memperjelas makna yang

terkandung sehingga diharapkan adanya kesamaan dalam landasan berpikir ke

arah pembahasan lebih lanjut.

Berdasarkan judul tesis ini yaitu, Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan

Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat

Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, maka dapat ditentukan variabel yang

digunakan dalam penelitian ini ada 3, yaitu:

1. Variabel X1 adalah efektivitas komunikasi

2. Variabel X2 adalah kecerdasan emosional

3. Variabel Y adalah kinerja pegawai

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel operasional varibel, seperti di

bawah ini.

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep

Teoritis Indikator Ukuran

(23)

31

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep

Teoritis Indikator Ukuran

(24)

32

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep

Teoritis Indikator Ukuran

(25)

33

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep

Teoritis Indikator Ukuran

Skala 3. Motivasi diri a. Tingkat

(26)

34

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep

Teoritis Indikator Ukuran

(27)

35

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep

Teoritis Indikator Ukuran

(28)

36

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep

Teoritis Indikator Ukuran

Skala Pengukuran (Interperson

al Impact)

kerjasama antar rekan kerja b. Tingkat

pemeliharaan kerjasama antara atasan dan bawahan

Ordinal

E. Sumber Data

Sumber data adalah data yang diperoleh untuk kepentingan penelitian yang

dapat berasal dari dalam perusahaan atau yayasan secara langsung maupun tidak

langsung.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang bisa didapat langsung dari sekretariat,

perusahaan atau yayasan itu sendiri. Data primer dapat juga diartikan sebagai data

intern, dan Sugiyono (2012:7) menyatakan “data intern ialah data yang

dikumpulkan oleh suatu badan mengenai aktivitas badan itu dan hasilnya

digunakan untuk keperluan badan itu pula.” Dalam hal ini data yang didapat

langsung dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan cara

wawancara lansung dan penyebaran angket.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sebelumnya, diperoleh dari

pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan tulisan-tulisan ilmiah.

Dalam hal ini, data sekunder yang diperoleh dari buku-buku yang mendukung

pencarian data, data-data di internet, dan lain-lain.

F. Teknik Pengumpulan Data

(29)

37

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan

nara sumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.

Penulis melakukan wawancara secara lansung kepada Bapak Jisarman selaku

Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian (Kasubag TU dan

Kepegawaian) Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.

2. Angket (Kuesioner)

Angket (kuesioner) adalah suatu alat pengumpul data yang berupa

serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden untuk

mendapat jawaban. Kuesioner disusun berdasarkan variabel penelitian, yaitu

mengungkap masalah komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja para

pegawai dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Angket

yang telah dibuat dapat dibagikan kepada responden untuk mendapatkan jawaban.

Responden dalam hal ini yaitu seluruh pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

Bengkulu Selatan.

G. Teknik Pengolahan Data

Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh deskripsi mengenai

penilaian komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja pegawai di Lingkungan

Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Data kuantitatif yang

merupakan sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisian

kuesioner oleh responden. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar isian

pertanyaan atau pernyataan yang dituangkan didasarkan atas indikator melekat

pada masing-masing variabel yang akan diteliti, yaitu variabel eksogen adalah

efektivitas komunikasi (X1) dan kecerdasan emosional (X2), dan variabel

(30)

38

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan skala likert (Sugiyono, 2012).

Penilaian skoring atas jawaban responden dengan nilai kriteria jawaban

yang tersedia merupakan cara untuk merubah nilai kualitatif menjadi nilai

kuantitatif, sehingga hasil kuesioner dari responden ini dapat dianalisis dengan

metode statistic range dan rentang. Selanjutnya langkah-langkah dalam

pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

1. Meneliti setiap jawaban dari hasil kuesioner yang telah diisi responden.

2. Melakukan penjumlahan dari seluruh pertanyaan dan kemudian ditentukan

tingkat keperluannya.

3. Menghitung tingkat kebutuhan dengan menggunakan pendekatan rentang,

yaitu skor terbesar dikurangi skor terkecil. Setelah diketahui hasil dari

rentang tersebut dibagi dengan jumlah kategori jawaban.

Kategori untuk variabel komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja

ditentukan berdasarkan skala yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Kriteria jawaban penilaian responden berdasarkan variabel

Jawaban Skor Item

Positif

Skor Item Negatif

Sangat Setuju (SS) Selalu (SU) 5 1

Setuju (S) Sering (SG) 4 2

Netral (N) Kadang-kadang (K) 3 3

Tidak Setuju (TS) Pernah (P) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Pernah (TP) 1 5

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Data mempunyai kedudukan yang paling penting di dalam penelitian,

(31)

39

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan

bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari

baik tidaknya instrumen pengumpul data.

Untuk menguji kelayakan suatu kuisioner yang akan disebarkan pada

responden, maka dilakukan pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

Karena syarat suatu instrumen yang baik adalah valid dan reliabel.

Instrumen dalam sebuah penelitian mempunyai peranan yang sangat

penting, karena data yang diolah merupakan penggambaran variabel yang diteliti

dan berfungsi sebagai alat pembuktian kebenaran hipotesis. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur atau mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (validity contruct)

yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang

diperoleh masing-masing item yang dapat berupa pertanyaan dengan skor

totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua

skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan

berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item yang disusun

berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat

dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Untuk menentukan tingkat validitas suatu item kuisioner, maka digunakan

metode korelasi Product Moment untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau

rasio dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama yaitu dengan

mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden (Y)

dengan skor masing-masing item (X) dengan menggunakan rumus sebagai

(32)

40

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

  

rxy = Koefisien korelasi antara x dan y

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Kriteria pengujian : r hitung > r tabel : valid

r hitung ≤ r tabel : tidak valid

Saefuddin Azhar (Kusnendi, 2008:96) menyatakan bahwa untuk

menentukan item mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli

menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25

atau 0,30 sebagai batas minimal valid atau tidaknya sebuah item. Pengujian

validitas item instrumen penelitian dilakukan dengan bantuan program Statistical

Product and Service Solution for windows versi 19 (SPSS 19).

A. Efektivitas Komunikasi

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Efektivitas Komunikasi

No. Item Pernyataan Hasil Uji

Validitas

diberikan dengan senang hati 0,482 0,300 Valid

2. Saya bertanggungjawab atas tugas yang

saya terima 0,609 0,300 Valid

(33)

41

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Item Pernyataan Hasil Uji

Validitas

4. Saya menyimak dengan baik setiap tugas

yang disampaikan 0,581 0,300 Valid

5. Saya menyampaikan tugas dengan

bahasa yang baik 0,670 0,300 Valid

6. Saya menyampaikan tugas melalui media

yang tepat 0,497 0,300 Valid

7. Saya akan menegaskan kembali setiap

tugas yang saya terima 0,635 0,300 Valid

8. Saya akan melaksanakan tugas sesuai

dengan petunjuk yang diberikan 0,574 0,300 Valid 9. Saya menyampaikan tugas dengan sopan 0,497 0,300 Valid 10. Saya menanggapi dengan baik setiap

tugas yang diberikan 0,401 0,300 Valid

Sumber: Output SPSS 19.

B. Kecerdasan Emosional

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional

No. Item Pernyataan Hasil Uji

Validitas

Batas Min.

Kesimpulan Uji Validitas 1. Berusaha menyesuaikan diri terhadap

tugas 0,586 0,300 Valid

2. Segera menyelesaikan tugas yang ada 0,567 0,300 Valid 3. Menggunakan waktu istirahat dengan

sebaik-baiknya 0,509 0,300 Valid

4. Menyelesaikan tugas dengan

sungguh-sungguh 0,665 0,300 Valid

5. Berusaha melawan rasa malas dalam

menyelesaikan tugas 0,580 0,300 Valid

6. Berusaha menyelesaikan tugas tepat

waktu 0,602 0,300 Valid

7. Berusaha agar tidak merasa terbebani

terhadap tugas yang diberikan 0,564 0,300 Valid

8. Merespon setiap interaksi yang terjadi

(34)

42

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Item Pernyataan Hasil Uji

Validitas

10. Berusaha membantu kesulitan yang

dialami pegawai lain 0,600 0,300 Valid

Sumber: Output SPSS 19.

C. Kinerja Pegawai

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Kinerja Pegawai

No.

Item Pernyataan Hasil Uji

Validitas

dengan petunjuk yang diberikan 0,524 0,300 Valid 2. Memeriksa kembali setiap tugas sebelum

diserahkan 0,588 0,300 Valid

3. Mengerjakan tugas dengan terstruktur 0,604 0,300 Valid 4. Mematuhi setiap peraturan yang ada 0,423 0,300 Valid 5. Merencanakan urutan kerja sebelum

mengerjakan tugas 0,414 0,300 Valid

6. Tidak menggunakan jam kerja untuk

keperluan pribadi 0,516 0,300 Valid

7. Menggunakan waktu sebaik mungkin

agar bisa mengerjakan tugas yang lain 0,525 0,300 Valid 8. Membuat strategi untuk menyelesaikan

suatu tugas 0,468 0,300 Valid

9. Menggunakan fasilitas yang ada sesuai

dengan kebutuhan 0,433 0,300 Valid

10. Membutuhkan bimbingan dari atasan 0,613 0,300 Valid 11. Berkonsultasi dengan atasan jika ada

suatu masalah 0,492 0,300 Valid

12. Menghargai kepedulian atasan terhadap

perkerjaan pegawai 0,457 0,300 Valid

13. Bersemangat dalam berkerja karena

motivasi dari atasan 0,601 0,300 Valid

14. Bekerjasama dan menjaga keharmonisan

(35)

43

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No.

Item Pernyataan Hasil Uji

Validitas

Batas Min.

Kesimpulan Uji Validitas 15. Bekerjasama dan menjaga keharmonisan

dengan atasan dan bawahan 0,517 0,300 Valid

Sumber: Output SPSS 19.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Reliabilitas dari setiap pertanyaan akan ditunjukkan dengan

hasil r hitung yang lebih besar atau sama dengan r tabel dan r hitungnya positif.

Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha Croanbach

yang merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas

suatu instrumen penelitian. Adapun koefisien Alpha Croanbach dirumuskan

sebagai berikut:

ΣSt2 = jumlah varians setiap item pertanyaan

ΣSi2 = varians skor total

Xt2 = jumlah kuadrat skor jawaban responden tiap item

(36)

44

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Xt)2 = kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

JKi = jumlah kuadrat skor total

JKs = jumlah kuadrat dari jumlah skor total

n = jumlah responden

Kriteria pengujian : r hitung > r tabel : valid

r hitung ≤ r tabel : tidak valid

Hair, Anderson, Tatham dan Black (Kusnendi, 2008:96) menyatakan bahwa

dalam statistik alpha croncbach, suatu instrumen penelitian diindikasikan

memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien alpha croncbach lebih besar

atau sama dengan 0,70 (> 0,70). Perhitungan reliabilitas item instrumen dilakukan

dengan bantuan program SPSS 19.

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

No. Variabel Hasil Uji Reliabilitas

Batas Minimum

Keterangan

1. Efektivitas Komunikasi 0,740 0,700 Reliabel

2. Kecerdasan Emosional 0,781 0,700 Reliabel

3. Kinerja pegawai 0,784 0,700 Reliabel

Sumber: Output SPSS 19.0

Jika koefisien internal seluruh item rhitung≥ rtabel dengan tingkat signifikansi

5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel, maka variabel yang diuji semuanya

dapat dikatakan reliabel.

I. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Sunyoto (2012: 119) mengemukakan bahwa analisis normalitas suatu data

ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada

persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak

(37)

45

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.

Dalam pembahasan ini akan digunakan uji asumsi klasik dengan cara

Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan yaitu data berdistribusi

normal jika signifikansi > 5% atau 0,05. Sedangkan data tidak berdistribusi

normal jika signifikansi < 5% atau 0,05.

2. Uji Multikoliniearitas

Sunyoto (2012: 131) mengemukakan bahwa terjadinya multikolinieritas,

jika koefisien korelasi antara variabel bebas (X) > 0,60 (pendapat lain: 0,50 dan

0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antara

variabel bebas (X) < 0,60 (r < 0,60).

3. Uji Homogenitas

Suliyanto (2011:95) mengemukakan bahwa uji homogenitas dimaksudkan

untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari

populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan

analisis yang dibutuhkan adalah bahwa alat regresi untuk setiap pengelompokan

berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama. Jika dua kelompok

data atau lebih mempunyai varians yang sama besarnya, maka uji homogenitas

tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Uji

homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi

normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang

terjadi pada uji statistik (misalnya uji t, ANOVA maupun MANOVA) benar-benar

terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan

dalam kelompok. Uji homogenitas data dilakukan salah satunya dengan metode

analisis grafik dengan mengamati scatterplot di mana sumbu horizontal

(38)

46

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan nilai Residual Studentized. Jika Scatterplot membentuk pola

tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heterogenitas pada model regresi

yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu

menunjukkan tidak terjadinya masalah heterogenitas pada model regresi yang

dibentuk.

4. Uji Autokorelasi

Sunyoto (2012: 139) mengemukakan bahwa masalah autokorelasi timbul

jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada)

dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam

menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW)

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)

b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 (-2 < DW

< +2)

c. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 (DW > +2)

J. Teknik Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data dengan menggunakan regresi berganda ini variabel

tergantung dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel bebas (X1, X2, ... Xn) secara

umum dapat ditulis sebagai berikut:

Y = f (X1, X2)

Dimana:

Y = Variabel tergantung (dependent)

X1, X2 = Variabel bebas (independent)

Secara piktografik model fungsional di atas dapat digambarkan sebagai

berikut:

X1

X2

(39)

47

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Model Piktografis Regresi Berganda

Persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn + €

(Suliyanto, 2011: 54)

Keterangan:

Y = Variabel tergantung (Nilai yang diproyeksikan)

a = Intercept (Konstanta)

b1 = Koefisien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

bn = Koefisien regresi untuk Xn

X1 = Variabel bebas pertama

X2 = Variabel bebas kedua

Xn = Variabel bebas ke n

€ = Nilai residu

Beberapa hal yang harus dianalisis sebagai dasar untuk melakukan analisis

lebih mendalam dari sekedar persamaan regresi yang terbentuk. Beberapa hal

yang perlu dianalisis berkaitan dengan analisis regresi adalah sebagai berikut:

1. Persamaan regresi

Persamaan regresi digunakan untuk menggambarkan model hubungan antar

variabel bebas dengan variabel tergantungnya. Persamaan regresi ini memuat

nilai konstanta atau intercept nilai koefisien regresi atau slope dan variabel

bebasnya.

2. Nilai prediksi

(40)

48

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari prediksi dengan menggunakan persamaan regresi yang telah terbentuk.

3. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap

variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada

variabel tergantungnya.

4. Kesalahan baku estimasi

Merupakan satuan yang digunakan untuk menentukan besarnya tingkat

penyimpangan dari persamaan regresi yang terbentuk dengan nilai senyatanya.

Semakin tinggi kesalahan baku estimasi maka semakin lemah persamaan

regresi tersebut untuk digunakan sebagai alat proyeksi.

5. Kesalahan baku koefisien regresi

Merupakan satuan yang digunakan untuk menunjukkan tingkat penyimpangan

dari masing-masing koefisien regresi. Semakin tinggi kesalahan baku

koefisien regresi maka semakin lemah variabel tersebut untuk diikutkan dalam

model persamaan regresi (semakin tidak berpengaruh)

6. Nilai F hitung

Digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap

variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan

terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam

kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak dapat pengaruh secara simultan

maka masuk dalam kategori tidak cocok atau non fit.

7. Nilai t hitung

Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel)

terhadap variabel tergantungnya. Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh

yang berarti terhadap variabel tergantungnya atau tidak.

(41)

49

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat berdasarkan hasil analisis apakah

variabel bebas yang diuji memiliki pengaruh terhadap variabel tergantung atau

tidak. Kesimpulan didasarkan pada nilai t hitung yang dibandingkan dengan

nilai t tabel, atau dengan membandingkan nilai signifikasi (p-value) dengan

tingkat toleransi.

K. Pengujian Hipotesis

Setelah data penelitian berskala interval, selanjutnya akan digunakan

analisis regresi berganda untuk menentukan besarnya pengaruh secara parsial

antara efektivitas komunikasi (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) terhadap

kinerja pegawai (Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menggambar struktur hipotesis.

Gambar 3.2

Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai

2. Keputusan penerimaan atau penolakan Ho

a. Rumusan Hipotesis Operasional

Hipotesis 1:

 H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi dan

kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.

 H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi dan

kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.

€1

X1

X2

(42)

50

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis 2:

 H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi

terhadap kinerja pegawai.

 H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi terhadap

kinerja pegawai.

Hipotesis 3:

 H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara kecerdasan emosional

terhadap kinerja pegawai.

 H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara kecerdasan emosional terhadap

kinerja pegawai.

b. Menghitung koefisien determinasi (R2) dengan menggunakan rumus:

∑(Y - )2 R2 = 1 -

∑(Y - )2

c. Menghitung nilai F hitung dengan menggunakan rumus: R2/(k – 1)

F =

1 - R2/(n – k)

d. Menghitung nilai t hitung dengan menggunakan rumus: bj

ti =

Sbj e. Kriteria Keputusan

Hipotesi 1:

 Menolak H0 apabila Hasil thitung ≥ ttabel, artinya terdapat pengaruh yang positif

antara efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja

pegawai.

 Menerima H0 apabila Hasil thitung ≤ ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang

positif antara efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap

kinerja pegawai.

(43)

51

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Menolak H0 apabila Hasil thitung ≥ ttabel, artinya terdapat pengaruh yang positif

antara efektivitas komunikasi terhadap kinerja pegawai.

 Menerima H0 apabila Hasil thitung ≤ ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang

positif antara efektivitas komunikasi terhadap kinerja pegawai.

Hipotesis 3:

 Menolak H0 apabila Hasil thitung ≥ ttabel, artinya terdapat pengaruh yang positif

antara kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.

 Menerima H0 apabila Hasil thitung ≤ ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang

(44)

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Efektivitas komunikasi yang terjalin di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten

Bengkulu Selatan berada pada kategori sangat efektif. Dilihat dari

indikator-indikatornya, tidak seluruhnya berada pada kategori tinggi. Indikator humble

memiliki skor tertinggi, sedangkan indikator respect memiliki skor terendah. Hal

ini dikarenakan para pegawai belum terlalu memupuk rasa saling menghargai

diantara rekan kerja.

2. Tingkat kecerdasan emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten

Bengkulu Selatan berada pada kategori tinggi. Dilihat dari indikator-indikatornya,

tidak seluruhnya berada pada kategori tinggi. Indikator manajemen diri memiliki

skor tertinggi, sedangkan indikator memotivasi diri memiliki skor terendah. Hal ini

dikarenakan dalam mengerjakan suatu tugas para pegawai belum secara optimal

memotivasi diri mereka sendiri. Para pegawai mengerjakan tugas hanya sekedar

untuk memenuhi kewajiban yang harus dilakukan.

3. Tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu

Selatan berada pada kategori sangat tinggi. Dilihat dari indikator-indikatornya,

tidak seluruhnya berada pada kategori tinggi. Indikator tingkat supervisi memiliki

skor tertinggi, sedangkan indikator kuantitas memiliki skor terendah. Hal ini

dikarenakan para pegawai menyelesaikan tugas dengan sekedarnya saja dan selesai

dengan apa adanya, tanpa memikirkan cara agar tugas yang diberikan mendapatkan

hasil yang memuaskan semua pihak.

4. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas komunikasi dan

(45)

87

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kabupaten Bengkulu Selatan. Tidak berpengaruhnya efektivitas komunikasi dan

kecerdasan emosional disebabkan oleh lembaga pemerintahan tidak memfokuskan

pada efektif atau tidaknya komunikasi dan tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan

emosional, akan tetapi lebih terfokus pada penyelesaian tugas dan kewajiban yang

diberikan.

5. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas komunikasi

terhadap kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu

Selatan. Tidak berpengaruhnya efektivitas komunikasi disebabkan oleh faktor

tempat kerja yang merupakan suatu lembaga pemerintahan. Tentunya lembaga

pemerintahan memiliki berbagai peraturan yang mengikat setiap pegawainya.

Pegawai juga memiliki kewajiban, hak dan juga hal-hal yang tidak boleh dilakukan

atau larangan yang diatur oleh perundang-undangan. Jika ada yang melanggar

peraturan dan kewajiban tersebut maka dikenakan hukuman. Oleh karena itu setiap

pegawai tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang

ada tanpa memfokuskan pada faktor komunikasi yang mereka terapkan efektif atau

pun tidak.

6. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kecerdasan emosional

terhadap kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu

Selatan. Tidak berpengaruhnya kecerdasan emosional disebabkan oleh latar

belakang pegawai yang mayoritas berasal dari daerah yang sama. Sehingga para

pegawai saling mengerti dan mudah untuk menerima bagaimana cara dalam

menyampaikan dan mengontrol emosi serta menindaklanjuti emosi yang

disampaikan pegawai lain. Jadi, berapa pun tingkat kecerdasan emosional tinggi

atau rendah tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Para pegawai tetap

menyelesaikan tugas yang diberikan dengan mengabaikan faktor kecerdasan

emosional.

(46)

88

Marza Yopita, 2015

Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka saran terkait dengan penelitian ini

adalah:

1. Pergunakan faktor lain yang akan dijadikan faktor yang mempengaruhi kinerja

pegawai selain komunikasi dan kecerdasan emosional. Karena dalam penelitian ini

didapatkan hasil bahwa tidak berpengaruh positif dan signifikan antara efektivitas

komunikasi maupun kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.

2. Cermat dalam menentukan variabel independent atau variabel bebas yang akan

diteliti. Temukan reverensi yang tepat berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi variabel dependent atau variabel terikatnya.

3. Pemilihan variabel penelitian juga disesuaikan dengan rencana tempat penelitian

yang secara langsung akan berpengaruh terhadap jawaban responden yang

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Pegawai Kesekretariatan Daerah Kabupaten Bengkulu
Tabel 1.2 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 3.2 Operasional Variabel
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi negara-negara berkembang di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data statistik saat ini, masih ada sekitar 40 juta penduduk

Pembuatan Website ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produkproduk yang ditawarkan oleh pihak perusahaan Balloon Station dengan menampilkan jenis dan keterangan

SAMPANG RAYON 142 UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA. NO NO.PESERTA NAMA INSTANSI/TEMPAT BERTUGAS

Dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam hal pelayanan kesehatan berupa pendaftaran, pemeriksaan, perawatan,

Terkait bidang hukum, ada permasalahan teknis dari kriteria yang berdasarkan perundang-undangan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam surat

sekolah, budaya kerja yang dihubungkan dengan kinerja mengajar

Dengan Microsoft Access 2000 yang menggunakan bahasan pemrograman Visual Basic 6.0 diharapkan mampu membuat rancangan database pada perusahaan departmen store, khususnya pada

membayar berbagai tagihan seperti listrik, dan pulsa. Pada kasus pembayaran berbagai tagihan, mereka selalu tepat waktu. Pembayaran listrik saat ini rata-rata dengan