PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAN
KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN BENGKULU SELATAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis
Oleh
MARZA YOPITA
NIM 1201103
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BISNIS
SEKOLAH PASCA SARJANA
PENGARUH EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI DAN
KECERDASAN EMOSIONAL
TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT
DAERAH KABUPATEN
BENGKULU SELATAN
Oleh Marza Yopita
S.Pd. Universitas Bengkulu (UNIB), 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen (MM.) pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis (M2B)
© Marza Yopita 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
Marza Yopita
Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan
disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.Si. NIP. 19611022 198603 1 002
Pembimbing II
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002
Mengetahui, Ketua Program Studi
Magister Manajemen Bisnis (M2B)
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Marza Yopita, 1201103, (2014), “Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan”, tesis ini dibawah bimbingan Prof. Dr. Eeng Ahman, M.Si. dan Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.
Tingkat kinerja pegawai yang rendah menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini. Hal ini dapat terlihat pada rekapitulasi absensi yang dikumpulkan dan diambil pada saat observasi di lapangan. Untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut penulis menjadikan efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja.
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari efektivitas komunikasi (X1) dan kecerdasan emosional
(X2) sedangkan variabel terikatnya yaitu kinerja pegawai (Y). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis gambaran komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.
Metode penelitian bersifat deskriptif dan verifikatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, dengan jumlah populasi sebanyak 160 pegawai. Instrumen penelitian menggunakan angket atau kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS 19.0 Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Kecerdasan Emosional tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Marza Yopita, 1201103, (2014), "Influence Effectiveness of
Communication and Emotional Intelligence on Employee Performance in the Regional Secretariat of the Environment South Bengkulu", this thesis under the guidance of Prof. Dr Eeng Ahman, M.Sc. and Dr. H. Edi Suryadi, M.Sc.
Low levels of employee performance into the main problems in this study. This can be seen in attendance recapitulation collected and taken at the time of observation. To follow up on these problems the author makes the effectiveness of communication and emotional intelligence as factors that affect performance.
The variables of this study consists of independent variables and the dependent variable. The independent variables consist of the effectiveness of communication (X1) and emotional intelligence (X2) while the dependent variable is the performance of employees (Y). This study aims to identify and analyze the picture communication, emotional intelligence and performance of employees in the Regional Secretariat of Environment of South Bengkulu and to investigate and analyze the influence of the variable communication and emotional intelligence on employee performance.
The research method is descriptive and verification. The population in this study were all employees of the Regional Secretariat of the Environment in South Bengkulu, with a total population of 160 employees. The research instrument using a questionnaire or questionnaire. Data were analyzed using multiple regression analysis with SPSS 19.0 Based on the results, it can be concluded that the effectiveness of communication is not positive and significant impact on employee performance. Emotional intelligence is not positive and significant impact on employee performance.
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 7
1. Kinerja ... 7
a. Pengertian Kinerja ... 7
b. Indikator Kinerja ... 8
c. Faktor-faktor Kinerja Pegawai ... 9
d. Tujuan Mengukur Kinerja Pegawai ... 9
e. Upaya Peningkatan Kinerja ... 10
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 11
2. Komunikasi ... 12
a. Pengertian Komunikasi ... 12
b. Fungsi-fungsi Komunikasi ... 13
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Hambatan Bagi Komunikasi yang Efektif ... 16
e. Proses Komunikasi ... 17
f. Dimensi Komunikasi ... 17
g. Jaringan Komunikasi dalam Organisasi ... 18
3. Kecerdasan Emosional ... 20
a. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 20
b. Mengembangkan Kecerdasan Emosional ... 21
c. Faktor Internal yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ... 23
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 23
C. Kerangka Pemikiran ... 24
D. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 28
B. Populasi ... 28
C. Metode Penelitian ... 29
D. Operasional Variabel ... 29
E. Sumber Data ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Teknik Pengolahan Data ... 36
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37
I. Uji Asumsi Klasik ... 42
J. Teknik Analisis Regresi Berganda ... 44
K. Pengujian Hipotesis ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
1. Profil Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 49
2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 53
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 86
B. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92
DAFTAR TABEL Tabel Hal 1.1 Rekapitulasi Absensi Pegawai Kesekretariatan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 2
1.2 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan (Unsur Penilaian Prestasi Kerja) Tahun 2013 ... 3
3.1 Jumlah Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 28
3.2 Operasional Variabel ... 30
3.3 Kriteria Jawaban Penilaian Responden Berdasarkan Variabel... 37
3.4 Hasil Pengujian Validitas Efektivitas Komunikasi ... 39
3.5 Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional ... 39
3.6 Hasil Pengujian Validitas Kinerja Pegawai ... 40
3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 42
4.1 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Kualitas ... 54
4.2 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Kuantitas ... 54
4.3 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Jangka Waktu ... 55
4.4 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Efektivitas Biaya ... 55
4.5 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Tingkat Supervisi ... 56
4.6 Kinerja Pegawai Berdasarkan Indikator Hubungan Personal ... 57
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai di Lingkungan
Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 58
4.9 Klasifikasi Skor Variabel Kinerja Pegawai ... 59
4.10 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Respect ... 61
4.11 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Empathy ... 61
4.12 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Audible ... 62
4.13 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Clarity ... 62
4.14 Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Indikator Humble ... 63
4.15 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Efektivitas Komunikasi di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 64
4.16 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Efektivitas Komunikasi di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 64
4.17 Klasifikasi Skor Variabel Efektivitas Komunikasi ... 65
4.18 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Kesadaran Diri ... 67
4.19 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Manajemen Diri... 68
4.20 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Memotivasi Diri ... 68
4.21 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Empati ... 69
4.22 Kecerdasan Emosional Berdasarkan Indikator Keterampilan Sosial ... 69
4.23 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kecerdasan Emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 70
4.24 Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Kecerdasan Emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 71
4.25 Klasifikasi Skor Variabel Kecerdasan Emosional ... 72
4.26 Hasil Uji Normalitas ... 74
4.27 Hasil Uji Homogenitas ... 75
4.28 Hasil Uji Multikolinearitas ... 76
4.29 Hasil Uji Autokorelasi ... 76
4.30 Hasil Analisis Korelasi Ganda X1 dan X2 terhadap Y ... 77
4.31 Uji F dan Signifikan Efektivitas Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai ... 77
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Kerangka Pemikiran ... 26
2.2 Paradigma Berpikir ... 27
3.1 Model Piktografis Regresi Berganda ... 44
3.2 Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap
Kinerja Pegawai ... 46
4.1 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Usia ... 51
4.2 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Jenis Kelamin ... 51
4.3 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Tingkat Pendidikan52
4.4 Diagram Karakteristik Responden dari Sudut Pandang Masa Kerja ... 53
4.5 Diagram Persentase Tanggapan Responden tentang Kinerja Pegawai ... 59
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.7 Diagram Persentase Tanggapan Responden tentang EfektivitasKomunikasi 65
4.8 Daerah Kontinum Variabel Efektivitas Komunikasi ... 66
4.9 Diagram Persentase Tanggapan Responden tentang Kecerdasan Emosional 72 4.10 Daerah Kontinum Variabel Kecerdasan Emosional ... 73
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal 1. Kuesioner Pengaruh Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ... 92
2. Kodingan Data Lengkap Hasil Pengebaran Kuesioner ... 96
3. Distribusi Frekuensi Hasil Pengebaran Kuesioner ... 114
4. MSI Data Lengkap Hasil Pengebaran Kuesioner ... 123
5. Output Pengujian Validitas dan Realibilitas ... 136
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi atau lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta tempat
bekerja memiliki prosedur dan manajemen sendiri untuk mengelola sistem
pekerjaan. Banyak ditemukan pada kenyataan didunia pekerjaan, para pegawai
yang melakukan tugasnya dengan sangat teliti sesuai dengan yang dibebankan
kepadanya. Akan tetapi, banyak juga pegawai yang menyelesaikan tugasnya
dengan tidak atau kurang maksimal. Kurang maksimalnya pegawai dalam
melaksanakan tugas yang diberikan akan mempengaruhi tingkat kinerja pegawai
itu sendiri.
Kinerja setiap pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang
berasal dari diri mereka pribadi (internal) maupun faktor dari lingkungan luar
(eksternal). Faktor internal ini berupa tingkat kesadaran diri akan tanggung jawab
tugas yang diberikan, dapat pula berupa dorongan, semangat serta motivasi dalam
diri mereka pribadi. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa pengaruh dari teman
sejawat atau pegawai yang lain. Selain itu dapat juga faktor lingkungan dan
suasana yang terjadi disekitar kantor tempat bekerja.
Pegawai yang tingkat kerjanya tinggi biasanya diberikan suatu penghargaan
yang dapat berupa kenaikan jabatan, kenaikan upah atau gaji dapat juga berupa
ungkapan terima kasih dari atasan. Hal ini dilakukan untuk mendorong pegawai
yang lain agar meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Sebaliknya,
tingkat kinerja pegawai yang rendah dapat diberikan sanksi atau teguran agar
dapat memperbaiki kinerja.
Langkah awal untuk mengetahui kinerja para pegawai yaitu dengan
melakukan survei langsung ke lapangan. Berdasarkan pengamatan kondisi dan pra
2
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, terlihat adanya fenomena kinerja
pegawai yang belum menunjukkan profesionalisme seperti yang diharapkan atau
dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja pegawai masih tergolong rendah.
Fenomena ini berupa ketidakhadiran pegawai dengan alasan sakit, urusan pribadi
bahkan tanpa keterangan yang berkaitan erat dengan masalah kedisiplinan.
Kedisiplinan ini akan sangat mempengaruhi tingkat kinerja pegawai. Rekapitulasi
absensi pegawai 2 tahun terakhir seperti di bawah ini:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Absensi Pegawai Kesekretariatan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan
2 Bidang Administrasi
Pemerintahan Umum 11% 9% 8%
Sumber Data: Rekapitulasi Absensi Pegawai Kesekretariatan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2012 dan 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa presentase ketidakhadiran pegawai
dikarenakan izin untuk urusan pribadi dan tanpa keterangan dapat dikatakan tidak
selayaknya. Data absensi 2 tahun terakhir di atas merupakan fenomena yang
penulis temui di Lingkungan Kesekretariatan Daerah Kabupaten bengkulu Selatan
ini menggambarkan kinerja para pegawai yang rendah.
Selain data mengenai kehadiran pegawai, penulis juga mendapatkan data
mengenai penilaian pelaksaan pekerjaan para pegawai. Dokumen ini merupakan
3
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulis memerlukan data ini sebagai kelengkapan dalam penelitian yang akan
dipergunakan sesuai dengan kode etik, maka pihak yang bersangkutan
memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). DP3 yang menjadi
sorotan yaitu pada unsur penilaian mengenai prestasi kerja terhitung tahun 2013.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.2
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan (Unsur Penilaian Prestasi
Kerja) Tahun 2013
No. Nama Bidang Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan
Nilai
Angka Sebutan
1 Eselon IIa dan IIb 84.75 Baik
2 Bidang Administrasi Pemerintahan Umum 75 Cukup
3 Bidang Hukum 82 Baik
4 Bidang Kesra 74.75 Cukup
5 Bidang Ekonomi 82.5 Baik
6 Bidang Pembangunan 74.8 Cukup
7 Bidang Keuangan 74.83 Cukup
8 Bidang Ortala 82.25 Baik
9 Bidang Humas 74.90 Cukup
10 Bidang Umum 74.91 Cukup
Sumber Data: Diolah dari Rekapitulasi DP3 PNS Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan 2013
Dari tabel di atas terlihat bahwa 6 bidang kerja di Lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan masih berada pada kategori cukup.
Sedangkan 4 bidang lainnya sudah tergolong baik. Hal ini memungkinkan bagi
para pegawai untuk lebih meningkatkan kinerja individu yang akan
mempengaruhi kinerja pegawai kelompok pada bidang kerja masing-masing.
Pencapaian kinerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi
memiliki banyak faktor pendukung atau faktor yang mempengaruhi. Salah satu
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah komunikasi. Komunikasi disini
diartikan menurut Sutrisno (2011: 42) penyampaian atau penerimaan signal atau
4
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diri penerima, melibatkan pengalihan informasi dan melibatkan ribuan rangsangan
potensial. Komunikasi yang terjalin dengan baik akan mendorong informasi atau
pesan yang disampaikan akan dikerjakan dengan baik sesuai dengan tujuan.
Ketercapaian tujuan inilah yang menunjukkan bahwa kinerja pegawai tersebut
dipandang sudah baik. Hal ini bertolak dari pendapat Robins dan Judge (2011: 39)
yang menyatakan bahwa penggunaan saluran-saluran komunikasi vertikal, lateral
dan informal yang ekstensif akan meningkatkan aliran komunikasi, mengurangi
ketidakpastian serta memperbaiki kinerja dan kepuasan kelompok.
Faktor yang mempengaruhi kinerja yang lainnya adalah kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional didefinisikan oleh Cooper dan Sawaf dalam
Ekspediaweb (2013) adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara
selektif menerapkan daya dan kepekaan emosional sebagai sumber energi dan
pengaruh yang menusiawi. Kecerdasan emosional menuntut pemahaman perasaan,
untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif dalam kehidupan
sehari-hari. Pengelolaan kecerdasan emosional yang baik, akan menentukan sikap dan
perilaku kita terhadap pekerjaan yang diberikan. Pendapat Sutrisno (2011: 289)
menyatakan bahwa kinerja pegawai cenderung meningkat dengan semakin
tingginya kecerdasan emosional yang dimiliki.
Bertolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam tesis ini adalah sebagai berikut:
5
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?
2. Bagaimana gambaran tingkat kecerdasan emosional di Lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?
3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?
4. Bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi dan tingkat kecerdasan
emosional terhadap tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah
Kabupaten Bengkulu Selatan?
5. Bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi terhadap tingkat kinerja pegawai
di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?
6. Bagaimana pengaruh tingkat kecerdasan emosional terhadap tingkat kinerja
pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya,
maka tujuan penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Gambaran efektivitas komunikasi di Lingkungan Sekretariat Daerah
Kabupaten Bengkulu Selatan.
2. Gambaran tingkat kecerdasan emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah
Kabupaten Bengkulu Selatan.
3. Gambaran tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah
Kabupaten Bengkulu Selatan.
4. Pengaruh efektivitas komunikasi dan tingkat kecerdasan emosional terhadap
tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan
5. Pengaruh efektivitas komunikasi terhadap tingkat kinerja pegawai di
Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.
6. Pengaruh tingkat kecerdasan emosional terhadap tingkat kinerja pegawai di
6
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari tesis ini berupa manfaat dari
segi teoritis dan praktis. Di bawah ini akan dipaparkan secara rinci.
1. Manfaat secara teoritis:
a. Diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan memperkaya ilmu
pengetahuan manajemen sumber daya manusia terutama mengenai
komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja.
b. Diharapkan teori manajemen sumber daya manusia terutama mengenai
komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja di dalam tesis ini dapat
menjadi panduan untuk diterapkan pada kehidupan berorganisasi.
2. Manfaat secara praktis:
a. Diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan acuan bagi Lingkungan
Sekretariat Daerah kabupaten Bengkulu Selatan terutama mengenai
komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja untuk meningkatkan dan
mencetak generasi muda yang cerdas dengan kualitas dan kinerja yang baik.
b. Diharapkan dapat menjadi pengalaman tersendiri bagi penulis untuk
menerapkan dalam kehidupan kerja nanti terutama mengenai komunikasi,
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan subjek yaitu seluruh pegawai di
Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan yang berjumlah 160
orang. Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan ini beralamat di Jalan
Padang Panjang No. 01 Manna, Bengkulu Selatan. Sedangkan objek penelitian
ketiga variabel yaitu efektivitas komunikasi, tingkat kecerdasan emosional dan
tingkat kinerja pegawai.
B. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan yang berjumlah 160 orang terdiri dari 8 Eselon IIa dan IIb dan 9
bidang yaitu, 1) Bidang Administrasi Pemerintahan Umum; 2) Bidang Hukum; 3)
Bidang Kesra; 4) Bidang Ekonomi; 5) Bidang Pembangunan; 6) Bidang
Keuangan; 7) Bidang Ortala; 8) Bidang Humas; dan 9) Bidang Umum. Seluruh
populasi penulis jadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Lebih jelasnya
jumlah pegawai dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Jumlah Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan
No. Nama Bidang Sekretariat Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan Jumlah
1 Eselon IIa dan IIb 8
2 Bidang Administrasi Pemerintahan Umum 12
3 Bidang Hukum 9
4 Bidang Kesra 12
5 Bidang Ekonomi 10
6 Bidang Pembangunan 15
7 Bidang Keuangan 18
29
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Nama Bidang Sekretariat Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan Jumlah
1 Eselon IIa dan IIb 8
9 Bidang Humas 21
10 Bidang Umum 43
Total 160
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
dan verifikatif. Penelitian deskriptif menurut Ismi (2012) adalah penelitian yang
tujuannya untuk mendeskripsikan fakta sesuai dengan keadaan yang ada.
Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji atau mengecek
kebenaran hasil penelitian.
Berdasarkan jenis penelitian deskriptif maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survey explanatory, dimana menurut Kerlinger seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2012:7) bahwa:
“Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.
Kesalahan memilih metode penelitian akan mengakibatkan tujuan yang
sesungguhnya dari penelitian tidak akan tercapai. Metode penelitian mutlak
diperlukan untuk memberi arah terhadap penelitian yang dilakukan.
D. Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2012: 3), variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
30
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terjadinya salah pengertian atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang
diteliti dan juga sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan permasalahan
yang hendak diungkap. Berdasarkan hal ini, penulis mendefinisikan istilah-istilah
yang termuat dalam judul dengan maksud agar memperjelas makna yang
terkandung sehingga diharapkan adanya kesamaan dalam landasan berpikir ke
arah pembahasan lebih lanjut.
Berdasarkan judul tesis ini yaitu, Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan
Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, maka dapat ditentukan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini ada 3, yaitu:
1. Variabel X1 adalah efektivitas komunikasi
2. Variabel X2 adalah kecerdasan emosional
3. Variabel Y adalah kinerja pegawai
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel operasional varibel, seperti di
bawah ini.
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran
31
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran
32
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran
33
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran
Skala 3. Motivasi diri a. Tingkat
34
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran
35
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran
36
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Konsep
Teoritis Indikator Ukuran
Skala Pengukuran (Interperson
al Impact)
kerjasama antar rekan kerja b. Tingkat
pemeliharaan kerjasama antara atasan dan bawahan
Ordinal
E. Sumber Data
Sumber data adalah data yang diperoleh untuk kepentingan penelitian yang
dapat berasal dari dalam perusahaan atau yayasan secara langsung maupun tidak
langsung.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang bisa didapat langsung dari sekretariat,
perusahaan atau yayasan itu sendiri. Data primer dapat juga diartikan sebagai data
intern, dan Sugiyono (2012:7) menyatakan “data intern ialah data yang
dikumpulkan oleh suatu badan mengenai aktivitas badan itu dan hasilnya
digunakan untuk keperluan badan itu pula.” Dalam hal ini data yang didapat
langsung dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan cara
wawancara lansung dan penyebaran angket.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sebelumnya, diperoleh dari
pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan tulisan-tulisan ilmiah.
Dalam hal ini, data sekunder yang diperoleh dari buku-buku yang mendukung
pencarian data, data-data di internet, dan lain-lain.
F. Teknik Pengumpulan Data
37
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan
nara sumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.
Penulis melakukan wawancara secara lansung kepada Bapak Jisarman selaku
Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian (Kasubag TU dan
Kepegawaian) Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.
2. Angket (Kuesioner)
Angket (kuesioner) adalah suatu alat pengumpul data yang berupa
serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden untuk
mendapat jawaban. Kuesioner disusun berdasarkan variabel penelitian, yaitu
mengungkap masalah komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja para
pegawai dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Angket
yang telah dibuat dapat dibagikan kepada responden untuk mendapatkan jawaban.
Responden dalam hal ini yaitu seluruh pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan.
G. Teknik Pengolahan Data
Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh deskripsi mengenai
penilaian komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja pegawai di Lingkungan
Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Data kuantitatif yang
merupakan sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pengisian
kuesioner oleh responden. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar isian
pertanyaan atau pernyataan yang dituangkan didasarkan atas indikator melekat
pada masing-masing variabel yang akan diteliti, yaitu variabel eksogen adalah
efektivitas komunikasi (X1) dan kecerdasan emosional (X2), dan variabel
38
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan skala likert (Sugiyono, 2012).
Penilaian skoring atas jawaban responden dengan nilai kriteria jawaban
yang tersedia merupakan cara untuk merubah nilai kualitatif menjadi nilai
kuantitatif, sehingga hasil kuesioner dari responden ini dapat dianalisis dengan
metode statistic range dan rentang. Selanjutnya langkah-langkah dalam
pengolahan data dilakukan sebagai berikut:
1. Meneliti setiap jawaban dari hasil kuesioner yang telah diisi responden.
2. Melakukan penjumlahan dari seluruh pertanyaan dan kemudian ditentukan
tingkat keperluannya.
3. Menghitung tingkat kebutuhan dengan menggunakan pendekatan rentang,
yaitu skor terbesar dikurangi skor terkecil. Setelah diketahui hasil dari
rentang tersebut dibagi dengan jumlah kategori jawaban.
Kategori untuk variabel komunikasi, kecerdasan emosional dan kinerja
ditentukan berdasarkan skala yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Kriteria jawaban penilaian responden berdasarkan variabel
Jawaban Skor Item
Positif
Skor Item Negatif
Sangat Setuju (SS) Selalu (SU) 5 1
Setuju (S) Sering (SG) 4 2
Netral (N) Kadang-kadang (K) 3 3
Tidak Setuju (TS) Pernah (P) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Pernah (TP) 1 5
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Data mempunyai kedudukan yang paling penting di dalam penelitian,
39
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan
bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari
baik tidaknya instrumen pengumpul data.
Untuk menguji kelayakan suatu kuisioner yang akan disebarkan pada
responden, maka dilakukan pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
Karena syarat suatu instrumen yang baik adalah valid dan reliabel.
Instrumen dalam sebuah penelitian mempunyai peranan yang sangat
penting, karena data yang diolah merupakan penggambaran variabel yang diteliti
dan berfungsi sebagai alat pembuktian kebenaran hipotesis. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur atau mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat.
Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (validity contruct)
yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang
diperoleh masing-masing item yang dapat berupa pertanyaan dengan skor
totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua
skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan
berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item yang disusun
berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat
dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Untuk menentukan tingkat validitas suatu item kuisioner, maka digunakan
metode korelasi Product Moment untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau
rasio dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama yaitu dengan
mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden (Y)
dengan skor masing-masing item (X) dengan menggunakan rumus sebagai
40
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2
= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2
= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Kriteria pengujian : r hitung > r tabel : valid
r hitung ≤ r tabel : tidak valid
Saefuddin Azhar (Kusnendi, 2008:96) menyatakan bahwa untuk
menentukan item mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli
menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25
atau 0,30 sebagai batas minimal valid atau tidaknya sebuah item. Pengujian
validitas item instrumen penelitian dilakukan dengan bantuan program Statistical
Product and Service Solution for windows versi 19 (SPSS 19).
A. Efektivitas Komunikasi
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Efektivitas Komunikasi
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
diberikan dengan senang hati 0,482 0,300 Valid
2. Saya bertanggungjawab atas tugas yang
saya terima 0,609 0,300 Valid
41
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
4. Saya menyimak dengan baik setiap tugas
yang disampaikan 0,581 0,300 Valid
5. Saya menyampaikan tugas dengan
bahasa yang baik 0,670 0,300 Valid
6. Saya menyampaikan tugas melalui media
yang tepat 0,497 0,300 Valid
7. Saya akan menegaskan kembali setiap
tugas yang saya terima 0,635 0,300 Valid
8. Saya akan melaksanakan tugas sesuai
dengan petunjuk yang diberikan 0,574 0,300 Valid 9. Saya menyampaikan tugas dengan sopan 0,497 0,300 Valid 10. Saya menanggapi dengan baik setiap
tugas yang diberikan 0,401 0,300 Valid
Sumber: Output SPSS 19.
B. Kecerdasan Emosional
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
Batas Min.
Kesimpulan Uji Validitas 1. Berusaha menyesuaikan diri terhadap
tugas 0,586 0,300 Valid
2. Segera menyelesaikan tugas yang ada 0,567 0,300 Valid 3. Menggunakan waktu istirahat dengan
sebaik-baiknya 0,509 0,300 Valid
4. Menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh 0,665 0,300 Valid
5. Berusaha melawan rasa malas dalam
menyelesaikan tugas 0,580 0,300 Valid
6. Berusaha menyelesaikan tugas tepat
waktu 0,602 0,300 Valid
7. Berusaha agar tidak merasa terbebani
terhadap tugas yang diberikan 0,564 0,300 Valid
8. Merespon setiap interaksi yang terjadi
42
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
10. Berusaha membantu kesulitan yang
dialami pegawai lain 0,600 0,300 Valid
Sumber: Output SPSS 19.
C. Kinerja Pegawai
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Kinerja Pegawai
No.
Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
dengan petunjuk yang diberikan 0,524 0,300 Valid 2. Memeriksa kembali setiap tugas sebelum
diserahkan 0,588 0,300 Valid
3. Mengerjakan tugas dengan terstruktur 0,604 0,300 Valid 4. Mematuhi setiap peraturan yang ada 0,423 0,300 Valid 5. Merencanakan urutan kerja sebelum
mengerjakan tugas 0,414 0,300 Valid
6. Tidak menggunakan jam kerja untuk
keperluan pribadi 0,516 0,300 Valid
7. Menggunakan waktu sebaik mungkin
agar bisa mengerjakan tugas yang lain 0,525 0,300 Valid 8. Membuat strategi untuk menyelesaikan
suatu tugas 0,468 0,300 Valid
9. Menggunakan fasilitas yang ada sesuai
dengan kebutuhan 0,433 0,300 Valid
10. Membutuhkan bimbingan dari atasan 0,613 0,300 Valid 11. Berkonsultasi dengan atasan jika ada
suatu masalah 0,492 0,300 Valid
12. Menghargai kepedulian atasan terhadap
perkerjaan pegawai 0,457 0,300 Valid
13. Bersemangat dalam berkerja karena
motivasi dari atasan 0,601 0,300 Valid
14. Bekerjasama dan menjaga keharmonisan
43
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.
Item Pernyataan Hasil Uji
Validitas
Batas Min.
Kesimpulan Uji Validitas 15. Bekerjasama dan menjaga keharmonisan
dengan atasan dan bawahan 0,517 0,300 Valid
Sumber: Output SPSS 19.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Reliabilitas dari setiap pertanyaan akan ditunjukkan dengan
hasil r hitung yang lebih besar atau sama dengan r tabel dan r hitungnya positif.
Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha Croanbach
yang merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas
suatu instrumen penelitian. Adapun koefisien Alpha Croanbach dirumuskan
sebagai berikut:
ΣSt2 = jumlah varians setiap item pertanyaan
ΣSi2 = varians skor total
Xt2 = jumlah kuadrat skor jawaban responden tiap item
44
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Xt)2 = kuadrat skor seluruh responden dari setiap item
JKi = jumlah kuadrat skor total
JKs = jumlah kuadrat dari jumlah skor total
n = jumlah responden
Kriteria pengujian : r hitung > r tabel : valid
r hitung ≤ r tabel : tidak valid
Hair, Anderson, Tatham dan Black (Kusnendi, 2008:96) menyatakan bahwa
dalam statistik alpha croncbach, suatu instrumen penelitian diindikasikan
memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien alpha croncbach lebih besar
atau sama dengan 0,70 (> 0,70). Perhitungan reliabilitas item instrumen dilakukan
dengan bantuan program SPSS 19.
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
No. Variabel Hasil Uji Reliabilitas
Batas Minimum
Keterangan
1. Efektivitas Komunikasi 0,740 0,700 Reliabel
2. Kecerdasan Emosional 0,781 0,700 Reliabel
3. Kinerja pegawai 0,784 0,700 Reliabel
Sumber: Output SPSS 19.0
Jika koefisien internal seluruh item rhitung≥ rtabel dengan tingkat signifikansi
5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel, maka variabel yang diuji semuanya
dapat dikatakan reliabel.
I. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Sunyoto (2012: 119) mengemukakan bahwa analisis normalitas suatu data
ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada
persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak
45
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Dalam pembahasan ini akan digunakan uji asumsi klasik dengan cara
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan yaitu data berdistribusi
normal jika signifikansi > 5% atau 0,05. Sedangkan data tidak berdistribusi
normal jika signifikansi < 5% atau 0,05.
2. Uji Multikoliniearitas
Sunyoto (2012: 131) mengemukakan bahwa terjadinya multikolinieritas,
jika koefisien korelasi antara variabel bebas (X) > 0,60 (pendapat lain: 0,50 dan
0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antara
variabel bebas (X) < 0,60 (r < 0,60).
3. Uji Homogenitas
Suliyanto (2011:95) mengemukakan bahwa uji homogenitas dimaksudkan
untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari
populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan
analisis yang dibutuhkan adalah bahwa alat regresi untuk setiap pengelompokan
berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama. Jika dua kelompok
data atau lebih mempunyai varians yang sama besarnya, maka uji homogenitas
tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Uji
homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi
normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang
terjadi pada uji statistik (misalnya uji t, ANOVA maupun MANOVA) benar-benar
terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan
dalam kelompok. Uji homogenitas data dilakukan salah satunya dengan metode
analisis grafik dengan mengamati scatterplot di mana sumbu horizontal
46
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggambarkan nilai Residual Studentized. Jika Scatterplot membentuk pola
tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heterogenitas pada model regresi
yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu
menunjukkan tidak terjadinya masalah heterogenitas pada model regresi yang
dibentuk.
4. Uji Autokorelasi
Sunyoto (2012: 139) mengemukakan bahwa masalah autokorelasi timbul
jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada)
dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam
menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 (-2 < DW
< +2)
c. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 (DW > +2)
J. Teknik Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data dengan menggunakan regresi berganda ini variabel
tergantung dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel bebas (X1, X2, ... Xn) secara
umum dapat ditulis sebagai berikut:
Y = f (X1, X2)
Dimana:
Y = Variabel tergantung (dependent)
X1, X2 = Variabel bebas (independent)
Secara piktografik model fungsional di atas dapat digambarkan sebagai
berikut:
X1
X2
47
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Model Piktografis Regresi Berganda
Persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn + €
(Suliyanto, 2011: 54)
Keterangan:
Y = Variabel tergantung (Nilai yang diproyeksikan)
a = Intercept (Konstanta)
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
bn = Koefisien regresi untuk Xn
X1 = Variabel bebas pertama
X2 = Variabel bebas kedua
Xn = Variabel bebas ke n
€ = Nilai residu
Beberapa hal yang harus dianalisis sebagai dasar untuk melakukan analisis
lebih mendalam dari sekedar persamaan regresi yang terbentuk. Beberapa hal
yang perlu dianalisis berkaitan dengan analisis regresi adalah sebagai berikut:
1. Persamaan regresi
Persamaan regresi digunakan untuk menggambarkan model hubungan antar
variabel bebas dengan variabel tergantungnya. Persamaan regresi ini memuat
nilai konstanta atau intercept nilai koefisien regresi atau slope dan variabel
bebasnya.
2. Nilai prediksi
48
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari prediksi dengan menggunakan persamaan regresi yang telah terbentuk.
3. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada
variabel tergantungnya.
4. Kesalahan baku estimasi
Merupakan satuan yang digunakan untuk menentukan besarnya tingkat
penyimpangan dari persamaan regresi yang terbentuk dengan nilai senyatanya.
Semakin tinggi kesalahan baku estimasi maka semakin lemah persamaan
regresi tersebut untuk digunakan sebagai alat proyeksi.
5. Kesalahan baku koefisien regresi
Merupakan satuan yang digunakan untuk menunjukkan tingkat penyimpangan
dari masing-masing koefisien regresi. Semakin tinggi kesalahan baku
koefisien regresi maka semakin lemah variabel tersebut untuk diikutkan dalam
model persamaan regresi (semakin tidak berpengaruh)
6. Nilai F hitung
Digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap
variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan
terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam
kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak dapat pengaruh secara simultan
maka masuk dalam kategori tidak cocok atau non fit.
7. Nilai t hitung
Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel)
terhadap variabel tergantungnya. Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh
yang berarti terhadap variabel tergantungnya atau tidak.
49
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat berdasarkan hasil analisis apakah
variabel bebas yang diuji memiliki pengaruh terhadap variabel tergantung atau
tidak. Kesimpulan didasarkan pada nilai t hitung yang dibandingkan dengan
nilai t tabel, atau dengan membandingkan nilai signifikasi (p-value) dengan
tingkat toleransi.
K. Pengujian Hipotesis
Setelah data penelitian berskala interval, selanjutnya akan digunakan
analisis regresi berganda untuk menentukan besarnya pengaruh secara parsial
antara efektivitas komunikasi (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) terhadap
kinerja pegawai (Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menggambar struktur hipotesis.
Gambar 3.2
Pengaruh Efektivitas Komunikasi dan Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Pegawai
2. Keputusan penerimaan atau penolakan Ho
a. Rumusan Hipotesis Operasional
Hipotesis 1:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi dan
kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.
H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi dan
kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.
€1
X1
X2
50
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hipotesis 2:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi
terhadap kinerja pegawai.
H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara efektivitas komunikasi terhadap
kinerja pegawai.
Hipotesis 3:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara kecerdasan emosional
terhadap kinerja pegawai.
H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara kecerdasan emosional terhadap
kinerja pegawai.
b. Menghitung koefisien determinasi (R2) dengan menggunakan rumus:
∑(Y - )2 R2 = 1 -
∑(Y - )2
c. Menghitung nilai F hitung dengan menggunakan rumus: R2/(k – 1)
F =
1 - R2/(n – k)
d. Menghitung nilai t hitung dengan menggunakan rumus: bj
ti =
Sbj e. Kriteria Keputusan
Hipotesi 1:
Menolak H0 apabila Hasil thitung ≥ ttabel, artinya terdapat pengaruh yang positif
antara efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja
pegawai.
Menerima H0 apabila Hasil thitung ≤ ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang
positif antara efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap
kinerja pegawai.
51
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menolak H0 apabila Hasil thitung ≥ ttabel, artinya terdapat pengaruh yang positif
antara efektivitas komunikasi terhadap kinerja pegawai.
Menerima H0 apabila Hasil thitung ≤ ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang
positif antara efektivitas komunikasi terhadap kinerja pegawai.
Hipotesis 3:
Menolak H0 apabila Hasil thitung ≥ ttabel, artinya terdapat pengaruh yang positif
antara kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.
Menerima H0 apabila Hasil thitung ≤ ttabel, artinya tidak terdapat pengaruh yang
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Efektivitas komunikasi yang terjalin di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan berada pada kategori sangat efektif. Dilihat dari
indikator-indikatornya, tidak seluruhnya berada pada kategori tinggi. Indikator humble
memiliki skor tertinggi, sedangkan indikator respect memiliki skor terendah. Hal
ini dikarenakan para pegawai belum terlalu memupuk rasa saling menghargai
diantara rekan kerja.
2. Tingkat kecerdasan emosional di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
Bengkulu Selatan berada pada kategori tinggi. Dilihat dari indikator-indikatornya,
tidak seluruhnya berada pada kategori tinggi. Indikator manajemen diri memiliki
skor tertinggi, sedangkan indikator memotivasi diri memiliki skor terendah. Hal ini
dikarenakan dalam mengerjakan suatu tugas para pegawai belum secara optimal
memotivasi diri mereka sendiri. Para pegawai mengerjakan tugas hanya sekedar
untuk memenuhi kewajiban yang harus dilakukan.
3. Tingkat kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan berada pada kategori sangat tinggi. Dilihat dari indikator-indikatornya,
tidak seluruhnya berada pada kategori tinggi. Indikator tingkat supervisi memiliki
skor tertinggi, sedangkan indikator kuantitas memiliki skor terendah. Hal ini
dikarenakan para pegawai menyelesaikan tugas dengan sekedarnya saja dan selesai
dengan apa adanya, tanpa memikirkan cara agar tugas yang diberikan mendapatkan
hasil yang memuaskan semua pihak.
4. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas komunikasi dan
87
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kabupaten Bengkulu Selatan. Tidak berpengaruhnya efektivitas komunikasi dan
kecerdasan emosional disebabkan oleh lembaga pemerintahan tidak memfokuskan
pada efektif atau tidaknya komunikasi dan tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan
emosional, akan tetapi lebih terfokus pada penyelesaian tugas dan kewajiban yang
diberikan.
5. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas komunikasi
terhadap kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan. Tidak berpengaruhnya efektivitas komunikasi disebabkan oleh faktor
tempat kerja yang merupakan suatu lembaga pemerintahan. Tentunya lembaga
pemerintahan memiliki berbagai peraturan yang mengikat setiap pegawainya.
Pegawai juga memiliki kewajiban, hak dan juga hal-hal yang tidak boleh dilakukan
atau larangan yang diatur oleh perundang-undangan. Jika ada yang melanggar
peraturan dan kewajiban tersebut maka dikenakan hukuman. Oleh karena itu setiap
pegawai tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang
ada tanpa memfokuskan pada faktor komunikasi yang mereka terapkan efektif atau
pun tidak.
6. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kecerdasan emosional
terhadap kinerja pegawai di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan. Tidak berpengaruhnya kecerdasan emosional disebabkan oleh latar
belakang pegawai yang mayoritas berasal dari daerah yang sama. Sehingga para
pegawai saling mengerti dan mudah untuk menerima bagaimana cara dalam
menyampaikan dan mengontrol emosi serta menindaklanjuti emosi yang
disampaikan pegawai lain. Jadi, berapa pun tingkat kecerdasan emosional tinggi
atau rendah tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Para pegawai tetap
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan mengabaikan faktor kecerdasan
emosional.
88
Marza Yopita, 2015
Pengaruh efektivitas komunikasi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai di lingkungan sekretariat daerah kabupaten Bengkulu Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka saran terkait dengan penelitian ini
adalah:
1. Pergunakan faktor lain yang akan dijadikan faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai selain komunikasi dan kecerdasan emosional. Karena dalam penelitian ini
didapatkan hasil bahwa tidak berpengaruh positif dan signifikan antara efektivitas
komunikasi maupun kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.
2. Cermat dalam menentukan variabel independent atau variabel bebas yang akan
diteliti. Temukan reverensi yang tepat berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel dependent atau variabel terikatnya.
3. Pemilihan variabel penelitian juga disesuaikan dengan rencana tempat penelitian
yang secara langsung akan berpengaruh terhadap jawaban responden yang