PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG
(StudiEksperimenMelaluiMateriTari Batik)
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratMemperolehGelarSarjana PendidikanJurusan PendidikanSeniTari
Oleh:
VITRIA MEGA UTAMI 1100784
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG
(Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik) Oleh
Vitria Mega Utami
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Tari
© Vitria Mega Utami 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG
(StudiEksperimenMelaluiMateriTari Batik)
Oleh :
VITRIA MEGA UTAMI 1100784
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Trianti Nugraheni, M. Si NIP. 197303161997022001
Pembimbing II
Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M.Hum NIP. 19720304 200112 1002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari
ABSTRAK
Penelitian dengan judul pembelajaran tari kreasi untuk meningkatkan minat belajar pada siswa kelas VIII di SMPN 45 Bandung (studi eksperimen melalui materi Tari Batik) ini dilakukan terhadap siswa kelas VIII C di SMPN 45 Bandung dengan jumlah siswa 36 orang. Penelitian ini berawal dari pemasalahan mengenai minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni tari. Minat belajar sebagai salah satu hal yang penting kiranya dalam menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran, akan sangat disayangkan jika tidak perhatikan. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah bagaimana minat belajar siswa sebelum, proses dan setelah diterapkannya pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik. Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah penelitian, maka metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode eksperimen, berupa pendekatan pre-eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Metode pre-eksperimen ini dilakukan dengan teknik data secara kuantitatif yang diolah menggunakan rumus-rumus statistik. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik dapat meningkatkan minat belajar siswa yang didasari pada skor angket pada aspek perasaan senang, keterikatan, perhatian dan keterlibatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil rata-rata skor angket tersebut, dimana pada pretest hanya diperoleh skor 78,8 dan pada posttest meningkat menjadi 86,1. Begitu pula dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa t hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan t tabel yakni dengan angka 10>1,689. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa adanya pengaruh pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik terhadap peningkatan minat belajar siswa dapat diterima dan signifikan (dipercaya).
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin
salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan dengan pernyataan bahwa “minat berhubungan erat dengan hasil belajar yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pendorong untuk meningkatkan hasil belajar” (Amri, dkk, 2011 hlm. 40). Oleh karenanya, disadari atau tidak menciptakan sebuah pembelajaran yang ideal dan bertujuan pada peningkatan
berbagai aspeknya yang saling berkaitan, perlu didasari adanya sebuah dorongan
dari diri setiap individu agar terlaksana proses secara maksimal.
Untuk menumbuhkembangkan minat tersebut tentu ada banyak faktor
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang dimaksud diantaranya ialah
kemampuan guru melakukan strategi atau metode mengajar dan bahan ajar yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaaan proses pembelajaran. Menurut Asra dan Sumiati (2012, hlm. 29) bahwa “ Upaya membangkitkan minat itu diantaranya dapat dilakukan dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan yang bersifat praktis”. Mencermati hal tersebut, selama terlaksananya proses pembelajaran, minat yang perlu dibangun sebagai salah satu
aspek psikologis dapat dipengaruhi oleh faktor baik dari dalam maupun dari luar
diri siswa tersebut. seperti halnya pernyataan Slameto (dalam Amri,dkk, 2011
hlm. 41) yang menyatakan bahwa :
“Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menumbuhkembangkan minat belajar ialah : 1) penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni;2) memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian;3) mengembangkan kebiasaan yang teratur; 4) meningkatkan kondisi fisik siswa;5)mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa;6) menyediakan sarana penunjang yang memadai”.
Sebagai salah satu bidang mata pelajaran dalam sebuah proses kegiatan
belajar mengajar, pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran seni
budaya yang memberikan ruang bagi siswa untuk dapat berekspresi dan
menjadi landasan tentunya bagi daya tarik siswa sehingga dapat memunculkan
minat belajarnya.
Adapun berkenaan dengan tujuan pendidikan seni itu sendiri menurut Tim
pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI (2012, hlm. 417) yaitu:
Melalui pendidikan seni, siswa dilatih untuk mengembangkan bakat kreatif, kemampuan dan keterampilan yang dapat ditransfer pada kehidupan kerja sebagai mata pencaharian maupun untuk rekreasi sebagai hobi atau kesenangan. Melalui praktek berkesenian, para siswa akan memperoleh pengalaman dan siap untuk memahami aspek kolaboratif serta manajemen diri. Para siswa menjadi sadar akan pengaruh sosial dari seni dan termotivasi untuk mengambil bagian serta menikmati seni dalam situasi berbeda, baik sebagai praktisi maupun penikmat.
Hal ini tentunya mencerminkan betapa eratnya hubungan antara tujuan
pendidikan seni dengan bentuk pembelajaran seni tari jika dikaitkan dengan
tujuan menumbuhkembangkannya minat belajar siswa sebagai landasan dasar
dalam sebuah proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran seni tari nampaknya
akan banyak memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan keberhasilan pada
proses pembelajaran seni budaya pada umumnya.
Menyadari besarnya manfaat pembelajaran seni tari tersebut, maka perlu
diterapkan sebuah inovasi pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan
minat belajar siswa, sehingga tidak membosankan.
Namun nyatanya, masalah rendahnya minat siswa masih yang utama
dalam proses belajar mengajar seni tari dan dapat mengakibatkan proses belajar
menjadi kurang optimal, sehingga hasil yang didapat tidak maksimal. Terlebih
lagi karena guru kurang menyadari apa sebenarnya tujuan tari dalam dunia
pendidikan. Menurut Masunah dan Narawati (2002, hlm.264) mengatakan :
Hal tersebut tentunya menjadi salah satu faktor penentu kualitas suatu
pembelajaran tari, sekaligus sebuah permasalahan yang perlu dikaji agar
memperoleh hasil menuju arah perbaikan.
Berdasarkan hasil pra observasi yang dilakukan peneliti di SMPN 45
Bandung, kurikulum yang digunakan ialah masih mengacu pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun demikian sangat disayangkan
terdapat permasalahan yang muncul dan menjadi dasar ialah hampir seluruh siswa
di beberapa kelas VIII cenderung hanya berminat terhadap pembelajaran seni
musik dibandingkan seni tari dan seni rupa. Beberapa faktor yang mempengaruhi
hal tersebut diantaranya sarana yang tidak kondusif, kurangnya komunikasi yang
terjadi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran, siswa juga tidak
memahami makna gerak tari itu sendiri serta siswa tidak dapat berekspresi dan
berkreasi, sehingga siswa lebih cepat bosan dengan pembelajaran yang
disampaikan, oleh karenanya siswa menjadi tidak percaya diri untuk
mengungkapkan keterampilan secara individual maupun berkelompok.
Selain itu, siswa juga mengakui bahwa mereka merasa kesulitan jika
mempelajari seni tari dan seni rupa, dibandingkan seni musik yang dianggapnya
sebagai hobi yang biasa dilakukannya dalam kegiatan sehari-hari dan mereka
merasa terhibur karena musik. Walaupun banyak peserta didik yang sudah
berpengalaman dalam menari, tetapi belajar menari yang dimulai dari gerak
dasar dan tekhnik dalam bergerak menjadi keluhan oleh guru karena peserta didik
merasa tidak penting dalam mengenal dan mempelajari komponen tari. Dan pada
nyatanya guru memang tidak menerapkan praktik secara langsung dalam
pembelajaran, hanya memberikan materi berupa pemaparan teori yang dianggap
membosankan bagi siswa. Selanjutnya, dari hasil wawancara dengan guru Seni
Budaya Dan Keterampilan (SBK) kelas VIII di SMP Negeri 45 Bandung, yaitu
Ibu Popon ratnasih pada Selasa, 10 Maret 2015. Beliau mengemukakan bahwa:
1. Pembelajaran Seni Tari kelas VIII sesuai kurikulum adalah Tari Nusantara.
2. Guru hanya menggunakan Information Processing Models dalam pembelajaran
Tari Nusantara.
3. Materi pembelajaran yang digunakan masih mengacu pada buku Seni Budaya
4. Dalam satu semester, pertemuan pembelajaran Seni Tari lebih sedikit
dibanding pembelajaran seni yang lain.
5. Pelatihan atau praktik Tari tidak dilakukan dalam proses pembelajaran, hanya
mengutamakan materi berupa pemaparan teori.
Mencermati hal tersebut, tentunya sebuah pembelajaran tari didalam
lingkup pendidikan perlu kembali menegasakan akan tujuannya lebih
menanamkan makna dan mengutamakan kreativitas siswa. Dan bagaimana
pembelajaran tari dapat dijadikan sebagai media pengembangan karakter siswa.
Guru perlu memberikan pengalaman gerak terhadap seluruh siswa melalui
pembelajaran praktik agar siswa merasa tertarik. Dalam hal ini pembelajaran
praktik yang dimaksudkan bukan bersifat meniru semua gerak yang diberikan
oleh guru, akan tetapi pembelajaran praktik yang memberikan peran terhadap
siswa untuk berkreasi menemukan gerak-geraknya sebagai komponen tari,
melalui berbagai rangsangan yang diberikan oleh guru.
Artinya keadaan di lapangan tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak
lebih melakukan sebuah pembelajaran tari hanya karena sebuah kewajiban yang
perlu ditaati dan tidak pernah serius, karena mereka merasa tidak berminat dan
dianggapnya tidak lebih penting jika dibandingkan dengan pelajaran matematika
dan lain-lainnya.
Inilah kenyataannya bahwa pendidikan seni tari tidak dipelajari secara
sungguh-sungguh dan kurang diminati oleh sebagian besar siswa dengan berbagai
alasan, seperti materi ujian nasional hanya beberapa mata pelajaran saja, karena
pembelajarannya yang kurang menarik dan membosankan. Akibatnya guru
maupun siswa pada akhirnya tidak maksimal dalam tugasnya masing-masing
dalam sebuah kegiatan pembelajaran seni tari tersebut.
Permasalahan tersebut yang menjadi dasar mengapa perlu adanya
perubahan sebuah rancangan pembelajaran, metode maupun pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran seni tari di lingkup pendidikan. Karena berkenaan
dengan faktor minat belajar siswa yang menjadi penentu keberhasilan
pembelajaran tersebut dan tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”(Slameto,
2013 hlm.180).
Artinya suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Aspek minat terdiri atas aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan
berpusat pada manfaat dari objek tersebut. Aspek afektif tampak rasa suka atau
tidak senang terhadap objek tersebut. Aspek psikomotor berupa konsep
keterlibatan dalam wujud gerak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif, afektif dan psikomotor seseorang
terhadap objek minat adalah positif, maka akan menghasilkan sikap yang positif
dan dapat menimbulkan minat.
Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat
memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya yang
berkaitan dengan bidang studi seni tari. Karena seni tari, rupa maupun musik
seharusnya memiliki bobot atau kesempatan yang sama untuk dipelajari oleh
siswa. Ketiganya merupakan sebuah kesatuan terpadu yang tidak layak
dikesampingkan salah satunya.
Sebagaimana proses pembelajaran di sekolah, kualitas pembelajaran
tentu dipengaruhi oleh sebuah rancangan pembelajaran yang digunakan. Menurut
Yulaelawati (2007, hlm.58) mengatakan :
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Berkenaan dengan hal itu, maka dikembangkanlah suatu desain
pembelajaran yakni pembelajaran tari kreasi melalui materi Tari Batik. Tari Batik
merupakan tarian yang tergolong ke dalam bentuk tari kreasi dan diciptakan oleh
seorang seniman yang berasal dari Sanggar Sekar Pandan yang terletak di Keraton
memperkenalkan Batik sebagai sebuah identitas bangsa dengan cara yang berbeda
yakni melalui wujud gerak serta bernilai kearifan lokal. Tarian ini secara
sederhana terbentuk melalui gambaran proses membatik dan berdasarkan
perkembangan gerak-gerak tradisi yang dikemas secara menarik.
Namun pembelajaran Tari Batik yang peneliti maksud merupakan bentuk
desain berdasarkan tari pendidikan. Hal ini dirasa unik dan menarik tentunya,
karena merupakan pembelajaran terpadu yang melibatkan seni tari dan seni rupa
secara bersama. Artinya dalam pembelajaran ini siswa bukan hanya dikenalkan
pada corak gerak tari batik dan aspek-aspek lain penunjang pemahaman siswa
terhadap materi seni tari saja. Akan tetapi memasukkan unsur seni rupa dalam
pemakaian property tari tersebut berupa kain batik. Bahkan siswa akan dikenalkan
lebih jauh terhadap makna yang terkandung didalam proses mereka mempelajari
tarian tersebut, karena kita ketahui bersama bahwa batik merupakan salah satu
karya seni yang telah menjadi aset bangsa.
Dalam prosesnya pembelajaran Tari Batik ini menggunakan
tahapan-tahapan dimana siswa mulai diberikan rangsangan awal terhadap kegiatan atau
proses membatik untuk mengenal dan menemukan gerak, kemudian dilanjutkan
pada pemahaman (ruang, level dan tenaga), pemahaman tempo gerak, pemahaman
pola lantai, pemahaman property dan nilai-nilai yang dapat diperoleh dari Tari
Batik melalui proses apresiasi. Dalam hal ini menari tidak hanya mencontoh tarian
yang sudah ada tetapi siswa dapat berkreativitas dalam menciptakan
gerakan-gerakan tari. Artinya dalam desain pembelajaran Tari Batik ini siswa yang akan
dituntut untuk berkreasi menemukan gerak-gerak yang kemudian akan diarahkan
dan dibimbing oleh guru berdasarkan esensi dari Tari Batik yang sesungguhnya.
Menariknya lagi siswa akan semakin dalam untuk mengetahui proses
pembuatan kain batik yang nantinya akan dijadikan property yang digunakan
dalam melakukan gerak tarinya. Dan secara sadar atau tidak disadari dalam hal
tersebut guru bersama siswa telah memadukan dua bagian dari pembelajaran seni
budaya yaitu seni tari dan seni rupa. Ini tentunya akan sangat menunjang
kreativitas siswa, baik secara individu maupun berkelompok. Siswa juga akan
ide kreativnya yang dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak dalam proses
pembelajaran Tari Batik tersebut.
Dan yang menjadi penunjang dimana siswa sebelumnya memang telah
mempelajari tentang Batik, baik jenis maupun proses pembuatannya melalui
video pembelajaran saat mempelajari seni rupa. Bahkan melakukan praktek
langsung dalam membuat gambar motif-motif Batik Nusantara sesuai kreasi
ciptaannya. Hal ini tentunya dapat menambah wawasannya dalam berimajinasi
menemukan gerak-gerak Tari Batik. Oleh karena itu pembelajaran Tari Batik ini
diharapkan dapat memberikan dampak instruksional yaitu perolehan dan
penguasaan materi baru yang lebih menarik dan tentunya akan meningkatkan
minat belajar siswa.
Dengan demikian, berdasarkan pembahasan di atas peneliti menemukan
suatu alternatif untuk membantu memecahkan masalah dalam pembelajaran seni
tari yaitu menggunakan penerapan pembelajaran Tari Batik. Dalam hal ini peneliti
akan mengangkat judul “Pembelajaran Tari Kreasi Untuk Meningkatkan Minat Belajar Pada Siswa Kelas VIII di SMPN 45 Bandung” (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Batik)
Diharapkan dengan penelitian ini dapat berpengaruh terhadap
peningkatan minat belajar siswa yang tentunya akan berdampak pula pada hasil
dan prestasi belajar siswa.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan judul penelitian serta latar belakang masalah yang peneliti
paparkan di atas, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari pada kelas VIII di
SMPN 45 Bandung sebelum diterapkan pembelajaran Tari Batik?
2. Bagaimana proses penerapan pembelajaran Tari Batik pada siswa kelas VIII di
SMPN 45 Bandung?
3. Bagaimana hasil peningkatan minat belajar siswa kelas VIII di SMPN 45
4. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, tentunya penelitian ini
mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai mencakup 2
aspek, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum bermaksud mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang
berkaitan dengan proses dan pelaksanaan pembelajaran seni tari menggunakan
penerapan pembelajaran Tari Batik dalam meningkatkan minat belajar siswa.
2. Tujuan Khusus
2.1 Untuk memberikan gambaran tentang minat belajar siswa sebelum
menggunakan penerapan pembelajaran Tari Batik.
2.2 Untuk mendeskripsikan data tentang proses penerapan pembelajaran Tari
Batik dalam meningkatkan minat belajar pada pembelajaran seni tari.
2.3 Untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa setelah diterapkannya
pembelajaran Tari Batik dalam pembelajaran seni tari.
5. Manfaat Penelitian
Kajian mengenai Penerapan Pembelajaran Tari Batik ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi semua
pihak yang terkait, antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran tentang desain
pembelajaran yang lebih menarik dan menambah sumber literatur bagi berbagai
pihak terkait. Serta sekaligus membantu pelestarian Tari Batik itu sendiri dan
budaya berupa seni membatik melalui penyajian yang berbeda, sebagai aset dan
identitas di dalam lingkup pendidikan formal khususnya.
2. Manfaat Praktis
Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Guru memperoleh wawasan
menyampaikan materi seni tari, sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran
dan mengembangkan profesionalisme keguruannya.
Bagi siswa
Dapat memberikan proses pembelajaran baru yang menyenangkan dalam bidang
seni tari sehingga mampu meningkatkan minat belajar, sikap apresiatif, motivasi
dan aktivitas belajar seni tari secara berkelompok bahkan pemahaman (prestasi
belajar) siswa tentang konsep-konsep pembelajaran seni tari serta meningkatkan
perkembangan sosial siswa melalui kerja sama dengan sesamanya.
Bagi Lembaga/Sekolah Menengah Pertama
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah itu
sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran Seni Tari dan meningkatkan
kepedulian sekolah terhadap pembelajaran seni tari, serta menambah sarana
dan prasarana sebagai penunjang, sehingga pembelajaran seni tari bermakna
dalam meningkatkan minat belajar siswa.
Bagi peneliti
1. Peneliti dapat mempelajari cara untuk memecahkan masalah yang
dihadapi pada saat proses penerapan pembelajaran di dalam kelas
berlangsung.
2. Menjadi tempat penyaluran ilmu yang telah dipelajari pada masa kuliah
dengan penelitian ilmiah.
3. Dan bagi peneliti lain merupakan sumbangan pemikiran dalam melakukan
penelitian berikutnya untuk perbaikan mutu pendidikan khususnya sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam struktur organisasi penulisan skripsi ini akan dijabarkan dalam
sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan : Bab satu berisi pemaparan alasan yang membahas
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
BAB II Kajian Pustaka : Bab ini peneliti memaparkan mengenai berbagai
kajian kepustakaan yang akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses
penelitian, serta mengkaji data pengamatan dari berbagai sumber.
BAB III Metode Penelitian : Bab ini metode penelitian yang peneliti
lakukan terdiri atas, metode dan desain penelitian, partisipan dan tempat
penelitian, pengumpulan data instrumen penelitian, prosedur penelitian, analisis
data, isu etik.
BAB IV Hasil dan Pembahasan : Pada Bab ini memaparkan hal-hal yang
berkenaan dengan hasil penelitian berdasarkan dengan data yang diperoleh,
pengamatan dan analisa dari fakta yang ditemukan.
BAB V Kesimpulan dan Saran : Bab ini merupakan bab terakhir yang
berisi kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dari data-data yang diperoleh,
dan memberikan implikasi serta rekomendasi bagi pihak-pihak terkait diantaranya
bagi para pembuat kebijakan, bagi para pengguna hasil penelitian, bagi peneliti
berikutnya, bagi pemecahan masalah di lapangan atau follow-up dari hasil
penelitian..
Daftar pustaka berisi daftar buku-buku sumber yang digunakan peneliti,
seperti buku, jurnal, makalah hasil penelitian, dan dari internet.
Lampiran berisi pedoman observasi, pedoman wawancara, angket.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya metode penelitian untuk
mempermudah pencapaian tujuan penelitian, dan memperoleh pemecahan
masalah yang diteliti, sehingga dapat tercapai sesuai harapan. Metode merupakan
suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian
digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimum dalam
penelitian.” Metode penelitian juga diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono , 2013 hlm.3).
Maka dari itu dalam suatu penelitian harus ditentukan metode penelitian yang
sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup penelitian.
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji, penelitian ini
menggunakan metode eksperimen, berupa pendekatan pre-eksperimen dengan
desain one group pretest-postest, dimana dalam penelitiannya tidak
menggunakan kelas pembanding dan hanya ada satu kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan dengan memberikan pretest dan melihat hasil dari tes akhir.
Penelitian ini difokuskan dalam penerapan pembelajaran Tari Batik dengan aspek
minat belajar siswa. Diharapkan dengan diterapkannya pembelajaran Tari Batik,
minat belajar siswa akan meningkat. Dengan demikian dari setiap data yang
diperoleh akan dianalisis dan dideskripsikan untuk menjawab permasalahan yang
diteliti.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai penelitian adalah Sekolah Menengah
Pertama Negeri 45 Bandung tepatnya di Jl. Yogyakarta No. 1 Kel. Antapani Kidul
Kec. Antapani, Bandung dengan No. Telepon : 022 2034914. Dalam pemilihan
lokasi penelitian di sekolah tersebut dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi
sekolah yang dalam bidang pembelajaran seni, khususnya seni tari, baik pada
intrakulikuler, maupun ekstrakulikuler dinilai telah berkembang. Hal tersebut
prasarana yang cukup memadai untuk dilaksanakannya berbagai aktivitas
berkesenian. Namun setelah diobservasi lebih jauh, permasalahan yang muncul
terletak pada kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran seni tari, sehingga
pembelajaran tidak mencapai hasil yang maksimal tentunya dengan tujuan
membangun karakter siswa melalui pembelajaran seni tari tersebut.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Dalam melakukan setiap penelitian, subjek yang akan diteliti merupakan
bagian yang sangat penting. Apabila subjek yang akan diteliti jumlahnya
terbatas, maka diperlukan adanya penentuan populasi. “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013 hlm.117). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung yang berjumlah 11 kelas
dan berjumlah 355 orang. Alasan peneliti memilih populasi kelas VIII karena
pembelajaran seni tari terdapat dalam salah satu mata pelajaran seni budaya dan
hasil observasi awal pada guru mata pelajaran menyarankan di kelas VIII karena
cocok untuk diterapkan rancangan pembelajaran Tari Batik dan waktu untuk
penelitian yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
2. Sampel Penelitian
Data yang dianalisis dalam suatu penelitian biasanya merupakan data dari
hasil pengukuran yang diperoleh dari sampel. Sampel merupakan bagian dari
populasi, sehingga jenis sampel yang diambil harus mencerminkan populasi.
Sugiyono (2013 hlm.18) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan teknik sampel merupakan hal yang
penting dilakukan karena akan menjadikan penelitian lebih efektif, baik dari
segi waktu, tenaga, dana dan fikiran. Melalui teknik pengambilan sampel, maka
kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dianggap dapat mewakili dan di
generalisasikan.
subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII C di
SMPN 45 Bandung yang berjumlah 36 orang. Siswa perempuan berjumlah 20
orang dan laki-laki 16 orang. Alasan peneliti mengambil sampel di kelas VIII C
yakni dalam kelas ini minat terhadap pembelajaran seni tari sangat kurang,
sehingga berdampak terhadap hasil belajar dan dianggap tepat untuk mendukung
pelaksanaan penelitian. Selain itu, kelas VIII C dalam hal ini, memiliki perangkat
awal dimana telah mengetahui berbagai hal mengenai batik termasuk pada proses
pembuatannya saat mempelajari seni rupa. Proses pembuatan batik tersebut
menjadi hal yang penting dalam pembelajaran Tari Batik ini, karena sebagai
stimulus bagi siswa untuk menemukan gerak-gerak yang nantinya akan
dikembangkan berdasarkan hasil ide kreatifnya bersama kelompok. Dengan
demikian, hal tersebut tentunya akan sangat mendukung dalam pemberian materi
praktik Tari Batik agar lebih mudah diterima oleh sampel yang telah ditentukan.
Tabel 3.1
Profil Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 45 Bandung Sampel Penelitian
NO Nama JK
1 Achmad Hidayatullah L
2 Aghniyha Hanifah Az-zahra P
3 Aldhila Alvi Kausarrany P
4 Alisa Agustina P
5 Annisa Dea Amaliah PL
6 Aris Septiawan L
7 Arya Gumelar L
8 Aura Aulia Syifa Maharani P
9 Ayu Soraya P
10 Dewi Fermanik P
12 Elvioni Mahla Pramesti P
13 Evita Puteri Amelia P
14 Fadli Muhammad Ramdani L
15 Fanni Hamidah P
16 Fauzan Viargie Atallah L
17 Fina Nailatul Faizah P
18 Firman Nurachman L
19 Indira Violita Annisa Arif P
20 Malia Almanda Yasmin P
21 Meita Putri Epilia P
22 Mochammad Januar Darba L
23 Muhamad Riva Maulana L
24 Muhammad Fauzan Mardiansyah L
25 Nadya Yulia Savitri P
26 Pajar Sidik L
27 Rendy Dermawan L
28 Resti Lestari P
29 Rian Fajar Nurdiansyah L
30 Rifki Renaldi L
31 Shevina Zahraida Aulia P
32 Soul Mattatiah G Siboro L
33 Thoriq Baraja L
34 Tia Anggraeni P
35 Tiara Aprilianti P
36 Vivi Sofyanti Catur R P
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Siregar (2013, hlm.46), adalah “suatu alat
yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama”. Instrumen penelitian diperlukan dalam suatu
penelitian, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Instrumen penelitian disusun sesuai dengan teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam sebuah penelitian.
Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian sebagai berikut :
1. Instrumen Tes
Tes merupakan instrumen untuk teknik tes. Tes yang dilakukan dapat
meliputi tes pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dilakukan, baik secara
lisan, tulisan maupun perbuatan.
Tes yang dilakukan oleh peneliti diberikan pada saat pretest, treatment
maupun posttest. Pada saat pretest maupun posttest tes yang dilakukan peneliti
hanya berupa tes lisan yang bertujuan menilai sejauh mana pengetahuan dan
respon siswa terhadap pembelajaran seni tari sebelum diberikan pembelajaran Tari
Batik, maupun sesudah diberikan treatment tersebut dan diperkuat menggunakan
hasil angket dan wawancara. Adapun pertanyaan dalam bentuk lisan tersebut ialah
berupa pertanyaan mengenai materi seni tari yang siswa ketahui. Sementara pada
saat treatment yang dilakukan dalam empat kali pertemuan tes yang diberikan
ialah berupa lembar analisis siswa yang dapat menunjukkan adanya penilian
afektif, kognitif maupun psikomotor siswa secara mendetail. Adapun bentuk
lembar analisis yang dimaksud oleh peneliti ialah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Pertanyaan Lembar Analisis Kelompok
level), tempo
dan pola lantai
bersama
kelompok!
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau
pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, atau
evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variable-variabel yang
dikaji dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa,
yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan. Adapun pelaksanaan
wawancara dalam penelitian ini, termasuk ke dalam wawancara tidak terstruktur,
karena peneliti memberikan pertanyaan kepada responden (guru dan siswa) tanpa
membuat struktur pertanyaan wawancaranya terlebih dahulu, peneliti hanya
membawa pedoman wawancara secara garis besarnya saja, sehingga dalam
menjawab pertanyaan, responden (guru dan siswa) dapat mengemukakan jawaban
serta pendapatnya dengan bebas. Adapun yang ditanyakan dalam wawancara ini
kepada guru yaitu mengenai RPP, metode dan pendekatan pembelajaran yang
digunakan, materi, media, hambatan dalam mengajar serta mengenai minat belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Adapun hal yang ditanyakan pada
siswa yaitu mengenai ketertarikan siswa terhadap pembelajaran seni tari,
pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru, dan dapat pula
pertanyaan yang disampaikan pada guru dipertanyakan ulang pada siswa, hal ini
dilakukan untuk menyerasikan jawaban yang telah diberikan oleh guru dengan
kebenarannya di lapangan sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh
siswa.
b. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan instrumen untuk teknik observasi
sebelum penelitian dan saat pelaksanaan penelitian. Pada saat sebelum dimulainya
penelitian pedoman observasi yang digunakan berupa catatan informal dalam
mengumpulkan datanya. Segala bentuk tingkah laku dan obyek yang berada
dalam rangka masalah yang diteliti, ditulis sebagai catatan pengamatan penelitian.
Adapun masalah yang diteliti tersebut mengenai gambaran proses pembelajaran
pada saat awal sebelum diterapkannya pembelajaran Tari Batik dan kondisi minat
belajar siswa serta berbagai hal lainnya yang saling berkaitan.
Kemudian pedoman observasi yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian ini menggunakan pengamatan langsung terhadap penilaian afektif,
kognitif dan psikomotor siswa berdasarkan hasil siswa dalam mengisi lembar
analisis kelompok pada saat diberikan treatment sebanyak empat kali pertemuan.
Adapun lembar observasi untuk penilaian minat belajar siswa
berdasarkan indikator aspek afektif, kognitif dan psikomotor yang dilakukan oleh
peneliti, ditunjukkan dengan tabel berikut.
Tabel 3.3 Penilaian Afektif
Nilai Indikator
75-80
1. Siswa memperlihatkan sikap antusias saat menerima pelajaran.
2. Siswa tampak ceria dan tidak merasa bosan atau keterpaksaan dalam
mempelajari seni tari
81-90
1. Siswa memperlihatkan sikap antusias saat menerima pelajaran.
2. Siswa tampak ceria dan tidak merasa bosan atau keterpaksaan dalam
mempelajari seni tari
3. Siswa memiliki inisiatif untuk terus mempelajari seni tari dan merasa
tertarik dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
4. Siswa fokus dan berkonsentrasi dalam mengamati dan memperhatikan
materi yang disampaikan dalam pembelajaran
91-95
1. Siswa memperlihatkan sikap antusias saat menerima pelajaran.
2. Siswa tampak ceria dan tidak merasa bosan atau keterpaksaan dalam
mempelajari seni tari
3. Siswa memiliki inisiatif untuk terus mempelajari seni tari dan merasa
Tabel 3.4 Penilaian Kognitif
Nilai Indikator
75-80 1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian Ruang Gerak (level dan tenaga) berdasarkan pemahaman kelompok.
81-90
1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian Ruang
Gerak (level dan tenaga) berdasarkan pemahaman kelompok.
2. Siswa mampu mempresentasikan gerak hasil kreativitas
kelompok.
91-95
1. Siswa mampu mengingat dan memahami pengertian Ruang
Gerak (level dan tenaga) berdasarkan pemahaman kelompok.
2. Siswa mampu mempresentasikan gerak hasil kreativitas
kelompok.
3. Siswa mampu menganalisis hasil presentasi kelompok, dengan
cara menjelaskan keterangan dari setiap gerak yang mereka
buat.
Keterangan : penilaian pada ranah kognitif, indikator disesuaikan pada setiap
pertemuannya menggunakan tujuan pemahaman yang berbeda, yaitu :
1. Pertemuan 1 : Pemahaman ruang gerak (level dan tenaga)
2. Pertemuan 2 : Pemahaman tempo
3. Pertemuan 3 : Pemahaman pola lantai
4. Pertemuan 4 : Pemahaman properti dan nilai yang terkandung dalam tarian materi yang disampaikan dalam pembelajaran
5. Siswa turut aktif dalam berimajinasi dan berkreasi menemukan
gerak-gerak dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
6. Siswa berani dalam berpendapat terhadap hal-hal yang relatif
Dengan demikian, berdasarkan tabel indikator setiap aspek tersebut,
secara keseluruhan observasi yang dilakukan peneliti dalam memperoleh
penilaian minat belajar siswa melalui aspek afektif, kognitif dan psikomotor ialah
menggunakan tabel berikut.
Tabel 3.6 Penilaian Keseluruhan Minat Belajar Siswa
No Nama Siswa
Kriteria Penilaian
Jumlah Afektif Kognitif Psikomotor
Jumlah Rata-rata
c. Pedoman Angket
Pedoman angket merupakan instrumen penelitian untuk teknik
mengajukan pertanyaan atau pernyataan untuk memperoleh sebuah data yang
akan menentukan hasil dari sebuah penelitian. Pedoman angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk pertanyaan atau pernyataan dalam skala Likert
yang bertujuan mengetahui respon siswa yang merupakan penilaian afektif
sebagai acuan utama dalam peningkatan minat belajar siswa.
Tabel 3.5 Penilaian Psikomotor
Nilai Indikator
75-80 1. Siswa dapat mempresentasikan gerak di depan siswa lain.
81-90
1. Siswa dapat mempresentasikan gerak di depan siswa lain.
2. Siswa dapat mempresentasikan gerak sesuai dengan lembar
analisis kelompok.
91-95
1. Siswa dapat mempresentasikan gerak di depan siswa lain.
2. Siswa dapat mempresentasikan gerak sesuai dengan lembar
analisis kelompok.
3. Tidak ada anggota kelompok yang melakukan kesalahan gerak
Dalam pedoman angket yang digunakan, siswa diberi keleluasaan dalam
berpendapat melalui jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu atau netral, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Kelima pilihan tersebut masing- masing memiliki
skor yang ditetapkan untuk ditindaklanjuti dalam perhitungan hasil data angket
berupa persentase. Adapun skor yang dimaksud ialah:
SS (Sangat Setuju) : 5
S (Setuju) : 4
N (Netral/Ragu-ragu) : 3
TS (Tidak Setuju) : 2
STS (Sangat Tidak Setuju) : 1
d. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi, merupakan instrumen penelitian untuk teknik
dokumentasi. Pedoman dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa catatan-catatan atau gambaran siswa selama mengikuti pretest, proses atau
treatment melalui pembelajaran Tari Batik dari pertemuan pertama hingga ke
empat hingga posttest yang diberikan. Dimana di setiap pertemuan atau treatment
siswa ditugaskan untuk memahami berbagai materi tari seperti gerak, ruang gerak
(level dan tenaga), tempo gerak, pola lantai hingga properti dan nilai yang
terkandung dalam Tari Batik tersebut.
Adapun mengenai kisi kisi instrumen secara lebih jelas dan mendetail
mengenai pedoman wawancara, angket, dan aspek-aspek yang diobservasi pada
penelitian ini, seluruhnya terlampir.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data yang berhubungan
dengan variabel penelitian yang terukur, yaitu minat belajar siswa dalam
pembelajaran seni tari. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Ada berbagai teknik
yang dapat dilakukan misalnya melalui tes tulis/lisan, angket, wawancara,
observasi dan studi dokumentasi. Adapun dalam penelitian ini teknik pengumpul
1. Tes
Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada sampel yaitu kelas VIII C
untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari, sebelum
(pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan penelitian. Tes yang dilakukan berupa
tes lisan, lembar analisis siswa dan tes praktik yang telah disatukan melalui
lembar analisis tersebut. Dimana pada saat pretest diperoleh data yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan kognitif siswa. Sementara setelah di berikan
treatment siswa dapat pula dinilai dari aspek afektif, kognitif maupun
psikomotornya sebagai acuan dalam peningkatan minat belajar siswa.
2. Wawancara
Pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur (terbuka)
kepada Guru Seni Budaya dan Keterampilan kelas VIII SMP Negeri 45 Bandung
yaitu Popon Ratnasih, S.Pd., M.Pd pada Selasa, 10 Maret 2015 dan pada siswa
kelas VIII C. Wawancara berupa butiran pertanyaan mengenai berbagai hal
tentang proses pembelajaran dan berkaitan dengan kondisi minat belajar siswa
terhadap pembelajaran seni tari. Wawancara ini dilakukan sebelum diadakannya
penelitian dan pada proses pelaksanaan penelitian bagi siswa untuk mengetahui
inti permasalahan dan situasi objek yang akan dijadikan sampel penelitian, serta
pengetahuan guru tentang pembelajaran Tari Batik yang akan diterapkan oleh
peneliti dalam penelitian.
3. Observasi
Observasi pada penelitian ini, menggunakan observasi langsung yang
dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya
dan langsung diamati oleh pengamat. Artinya dalam hal ini, peneliti secara
langsung mengamati proses pembelajaran pada saat awal sebelum diterapkannya
pembelajaran Tari Batik. Dengan demikian, dalam hal ini peneliti hanya sebagai
pengamat.
Kemudian observasi berperan serta (Participant Observation) yang artinya
terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari sampel yang diamati. Dalam hal ini
artinya peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat, namun berperan pula
1. Setiap treatment atau perlakuan yang diberikan kepada sampel, yaitu hasil
aplikasi pembelajaran Tari Batik terhadap peningkatan minat belajar siswa
kelas VIII C SMP Negeri 45 Bandung.
2. Lembar analisis kelompok yang diberikan oleh guru kepada siswa di setiap
pertemuan.
Penelitian dilakukan sebanyak enam kali pertemuan, yakni pretest, 4 kali
pertemuan berupa proses pembelajaran atau treatment dan posttest. Pada proses
atau treatment ini siswa VIII C dibagi kedalam beberapa kelompok yang
disesuaikan dengan tahapan pembelajaran Tari Batik dengan menggunakan
pendekatan kontekstual yang didalamnya mengacu pada pembelajaran
berkelompok, serta berkenaan dengan pemahaman terhadap pola lantai. Pada
pengolahan data, peneliti akan mengambil data mengenai minat khususnya dalam
ranah penilaian afektif dan ditunjang berdasarkan nilai pada aspek kognitif dan
psikomotor sebagai aspek pendukung dari penyajian hasil karya pembelajaran tari.
Lembar observasi ini pula, dapat berupa penilaian ataupun catatan-catatan
informal pada saat melaksanakan penelitian.
4. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden.
Angket dalam penelitian ini diajukan terhadap siswa saat pretest dan posttest
untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran seni
tari. Dalam penelitian ini angket yang dimaksud menggunakan jenis skala Likert,
dimana digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan tegas. Hal ini tentunya
bertujuan untuk mengukur aspek afektif sebagai acuan dalam pengukuran
meningkatnya minat belajar siswa. Adapun mengenai aspek kognitif dan
psikomotor dijadikan sebagai penunjang dan lebih ditinjau berdasarkan hasil pada
saat treatment diberlakukan melalui lembar analisis berupa lisan dan tulisan serta
tes praktek secara berkelompok.
5. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
wawancara dalam penelitian (Sugiyono, 2013 hlm.329). Hasil penelitian juga
akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah ada. Tujuan dilakukannya teknik ini yakni untuk
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan memotret saat melakukan
pretest, treatment dan posttest serta berbagai kegiatan lain yang menunjang data
hasil penelitian tersebut. Adapun bentuk dokumentasi lain yang diperoleh sebagai
pendukung kelengapan data ialah berupa RPP dan silabus serta perangkat rencana
pembelajaran lainnya dan dokumentasi mengenai pembelajaran oleh guru sebelum
dilakukan adanya penelitian. Berdasarkan pemaparan di atas, maka studi
dokumentasi ini dirasa sangat penting untuk memperkuat dari penelitian yang
akan dilakukan.
E. Prosedur Penelitian
Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti
juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran
mengenai langkah penelitian yang dilakukan, maka diperlukan prosedur penelitian
sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian, maka akan
mempermudah memulai langkah penelitian.
1. Langkah-Langkah Penelitian
Secara garis besar, langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini
Bagan 3.1 Alur Penelitian
PENDAHULUAN PELAKSANAAN PENGOLAHAN DATA
DAN PELAPORAN
lembar analisis siswa
dan angket Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, tahap pengolahan, dan tahap penarikan kesimpulan. Keempat
tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Tahap Persiapan
Untuk tahap ini dilakukan beberapa persiapan yaitu meliputi
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menyiapkan instrumen untuk melakukan studi pendahuluan.
b. Melakukan studi pendahuluan melalui telaah pustaka dan studi lapangan.
c. Memilih solusi dari masalah dalam hasil studi pendahuluan melalui studi
literatur.
d. Merancang skenario pembelajaran Tari Batik melalui tahapan- tahapan
penerapan tari dalam pendidikan dengan metode dan pendekatan yang
mendukung dalam prosesnya.
e. Menyusun instrumen penelitian seperti wawancara, observasi, dokumentasi
dan tes, baik lisan maupun tes yang berupa lembar analisis siswa serta angket
pada saat pretest dan posttest.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data yang dilakukan selama 6
kali penelitian. Pada tahap ini dimulai dari pretest, treatment (penerapan
pembelajaran Tari Batik), dan posttest untuk menemukan hasil mengenai
peningkatan minat belajar siswa yang dihasilkan.
Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Waktu Pelaksanaan
Penelitian
Rencana Kegiatan Penelitian Materi Pembelajaran
08 April 2015 Pretest Tes Minat Belajar Siswa -
09 April 2015
Pembelajaran pertemuan 1:
Treatment tahap 1
Pemahaman Ruang
Gerak (meliputi Level
Treatment tahap 2 Gerak
23 April 2015
Pembelajaran pertemuan 3:
Treatment tahap 3 Pemahaman Pola Lantai
30 April 2015
Pembelajaran pertemuan 4:
Treatment tahap 4
Apresiasi Tari Batik (mencakup pemahaman
properti dan nilai yang dapat diperoleh dari tari
tersebut) 08 Mei 2015 Posttest Minat Belajar Siswa -
c. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahap ini, peneliti mengolah data yang didapatkan dari hasil pretest ,
treatment dan posttest dengan menggunakan rumus yang ada dalam statistik untuk
mengetahui apakah ada peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran
seni tari melalui pembelajaran Tari Batik. Analisis data dalam penelitian ini akan
dideskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur
kemudian diolah sesuai dengan fungsinya, dalam hal ini yaitu pembelajaran Tari
Batik dalam meningkatkan minat belajar siswa. Hasil pengolahan tersebut
selanjutnya dipaparkan baik dalam bentuk angka-angka maupun secara deskriptif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan data kuantitatif dan kualitatif.
d. Tahap Penarikan Kesimpulan
Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian akan dilakukan penarikan
kesimpulan, dan menyusun laporan penelitian. Kegiatan ini berupa penulisan
laporan yang disusun sesuai dengan persiapan, proses, dan hasil akhir dari
penelitian.
2. Skema / Alur Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain one-group pretest-posttest design,
yakni terdapat pretest sebelum diberi treatment. Dengan demikian hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum
Bagan 3.2 Model Eksperimen
One group pre test-post test
O1 X O2
Keterangan :
O1 = Nilai pretest (sebelum treatment)
O2 = Nilai Posttest (setelah treatment)
X = Eksperimen (treatment) pembelajaran Tari Batik
Tes awal atau pretest dilakukan secara lisan dengan tujuan peneliti melihat
respon siswa dalam pembelajaran seni tari, mengenai materi pemahaman tentang
ruang gerak (level dan tenaga), tempo, pola lantai, properti dan nilai yang terdapat
dalam sebuah tarian berdasarkan pembelajaran yang belum diberikan treatment.
Tujuan dari tes awal ini untuk mengukur kemampuan siswa merespon
pembelajaran yang diberikan oleh guru sebagai wujud minat belajar siswa, yang
ditunjukkan dengan pengetahuannya akan materi tersebut. Didukung dengan
pengisian kuesioner dan bentuk wawancara tertulis yang diberikan kepada siswa
seputar respon dan pengetahuan mereka terhadap pembelajaran seni tari.
Selanjutnya, perlakuan atau treatment dengan diterapkannya pembelajaran Tari
Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa. Dan terakhir melihat hasil yang
didapat dari perlakuan atau melakukan posttest dengan menjumlah keseluruhan
nilai pada treatment dan menyebarkan angket serta bentuk wawancara tertulis
kembali hingga terlihat perubahannya.
3. Variabel Penelitian
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013
hlm.61).
1. Variabel Bebas / Independen ( X )
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini ialah pembelajaran Tari Batik,
karena merupakan suatu hal yang mempengaruhi minat terhadap
pembelajaran seni tari pada siswa kelas VIII C SMPN 45 Bandung
2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini ialah minat belajar terhadap pembelajaran seni tari bagi siswa kelas
VIII SMP Negeri 45 Bandung karena merupakan suatu hal yang
dipengaruhi oleh diterapkannya pembelajaran Tari Batik.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
Bagan 3.3
Varibel Penelitian
Keterangan :
X = Penerapan pembelajaran Tari Batik
Y= Peningkatan minat belajar siswa kelas VIII C SMPN 45 Bandung
4. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis merupakan jawaban sementara yang merujuk terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2013:96). Jawaban bisa positif bila
peneliti yakin perlakuan akan berhasil, karena kajian teori banyak yang
mendukung ke arah keberhasilan, hipotesis ini disebut hipotesis alternative (Ha).
Dalam penelitian ini peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut.
Melalui penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar
siswa dalam pembelajaran seni tari. Adanya pengaruh penerapan pembelajaran
Tari Batikuntuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.
H0=Ha
Melalui penerapan pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat
belajar siswa dalam pembelajaran seni tari. Tidak adanya pengaruh penerapan
pembelajaran Tari Batik untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran seni tari.
H0≠Ha
Keterangan :
Ho = hipotesis nol
Ha = hipotesis alternatif
5. Asumsi
Minat belajar siswa dapat timbul melalui berbagai faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya ialah dengan mengaitkan materi pembelajaran
dengan situasi kehidupan yang bersifat praktis. Dalam hal ini pembelajaran tari
kreasi melalui materi Tari Batik merupakan sebuah pembelajaran praktik yang
menarik dan mampu menunjang respon siswa untuk aktif serta berperan dalam
prosesnya. Dengan demikian asumsi dalam penelitian ini ialah pembelajaran tari
kreasi melalui materi Tari Batik dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap
pembelajaran seni tari.
F. Teknik Analisis Data
Dalam kegiatan penelitian, kegiatan analisis data termasuk ke dalam daftar
yang sangat penting. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel yang diukur adalah minat
belajar siswa pada pembelajaran seni tari. Dimana saat pretest, treatment maupun
posttest aspek yang diukur ialah minat belajar melalui aspek afektif, kognitif dan
psikomotor dengan masing-masing indikator pencapaiannya yang telah
ditetapkan. Pemaparan data mengenai minat belajar siswa, didapatkan melalui
data-data kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test, treatment dan post-test
selama penelitian dilaksanakan.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis
hasil data penilaian pre-test dan pos-test yang telah diberikan kepada siswa.
Nilai-nilai yang telah didapatkan selama pelaksanaan pretest dan posttest diolah dengan
menggunakan rumus-rumus statistik, kemudian dicari nilai hasil akhir pretest dan
posttest untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya peningkatan dalam minat
belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran Tari Batik di dalam treatment
yang diberikan. Hasil analisis ini pun diperkuat dengan perhitungan data angket
yang diberikan saat pretest dan posttest sebagai acauan utama dalam mengukur
minat belajar siswa melalui responnya terhadap pembelajaran seni tari.
Selain itu hasil analisis tersebut semakin diperkuat dengan pengujian
hipotesis yang dilaksanakan oleh peneliti, agar hipotesis penelitian yang
dikeluarkan dapat diterima kebenarannya.
Adapun untuk perhitungan angket ialah menggunakan perhitungan skor
setiap jawaban yang diberikan siswa, yaitu menggunakan tabel berikut.
Tabel 3.8 Tabel Perhitungan Skor Angket
No Nama Siswa Jawaban Responden Untuk Item Nomor : Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
Berikutnya ialah melakukan perhitungan melalui perbandingan skor
Kemudian dapat disimpulkan secara kontinum pencapaian hasil data
angket tersebut, baik pada pretest, maupun posttest. Artinya dengan meletakkan
hasil perolehan skor tersebut diantara garis skor yang telah ditentukan sebagai
berikut.
Gambar 3.1 Gambar Secara Kontinum
STS TS N ST SS
360 720 1080 1440 1800
Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan pada saat pengolahan
data, dimana rumus-rumus ini terdapat dalam buku Statistika untuk penelitian
Sugiyono (2013) adalah sebagai berikut.
a. Mencari jumlah keseluruhan
(
∑
)
: nilai per aspek dijumlahkan menggunakantabel
Tabel 3.9 Tabel Jumlah Rincian Skor Angket Minat Belajar
No Nama
Tabel 3.10 Tabel Jumlah Nilai Keseluruhan
No Nama Siswa
Afektif Kognitif Psikomotor
b. Mencari rentang : data terbesar – data terkecil
c. Mencari mean atau rata-rata (X) : ∑ X �
(
∑ X ∶
jumlah rata-rata keseluruhan aspek, n : frekuensi)d. Mencari median : angka yang terletak di tengah-tengah frekuensi
e. Mencari modus : angka yang sering muncul di dalam frekuensi
f. Mencari varians : pangkat dua dari simpangan baku, disimbolkan
�
2�2 =� ∑ �2− ∑ � 2 � � −
g. Mencari standar deviasi (simpangan baku) “
s
”, diambil dari akar hasil variansh. Menentukan panjang interval kelas : K = 1 + 3,3 log n
i. Menentukan panjang kelas : i = R n an
K
j. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 3.11 Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas Interval Titik Tengah F
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi Relatif
Batas Nyata
Titik tengah : kelas atas ditambah 0,5
F : frekuensi (banyaknya anak yang mendapat nilai)
Frek. Kumulatif : jumlah dari frekuensi terbawah
Frek. Relatif : k n i
n x %
Batas nyata : kelas terbawah dikurangi 0,5
k. Membuat diagram
Untuk pembahasan uji hipotesis (uji-t) diperlukan, agar dapat
membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau
ditolak. Dalam melakukan uji hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat
terjadi, dan dikenal dengan nama : Adapun rumus yang digunakan dalam menguji
hipotesis adalah sebagai berikut.
b. Mencari d2 : hasil d dikuadratkan
c. Mencari ∑ d : jumlah d ditambahkan
d. Mencari ∑ d2 : jumlah d2 ditambahkan
e. Mencari t : ∑ D √ � ∑ d� −2 − ∑ d 2
( ∑ d : jumlah keseluruhan d, n: frekuensi, ∑ d2: jumlah keseluruhan d2 )
f. Mencari derajat kebebasan (d.b) yaitu ditentukan dengan N-1
g. Mencari t tabel : dilihat dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t. jika t hitung
yang didapatkan lebih besar dari t tabel, maka hipotesis yang diajukan dapat
diterima.
t hitung > t tabel maka Ha diterima, Ho ditolak
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan nilai minat
belajar siswa sebesar 75 yang berarti siswa telah mencapai batas nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Setelah mendapat hasil berupa prosentase
kemudian hasilnya dapat ditafsirkan dengan kalimat kualitatif sebagai berikut:
Frekuensi Kriteria
<75 = Rendah (Tidak Lulus)
75 – 80 = Cukup (Lulus)
81 – 90 = Tinggi (Lulus)