E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Daftar FPIPS : 4432/UN.40.2.2/PL/2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
(Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Kewarganegaran
Oleh
E. Maria Ulfah
NIM 1105992
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
(Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)
Oleh
E. MARIA ULFAH
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
© E. Maria Ulfah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
E. MARIA ULFAH (1105992)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA NIP. 130 321 112
Pembimbing II
Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si. NIP. 19620102 198608 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skripsi ini diuji pada tanggal 23 Februari 2015
Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas:
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001
3. Penguji :
3.1. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001
3.2. Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721 200112 2 001
3.3. Drs. Rahmat, M.Si
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
E. Maria Ulfah (1105992), “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)”.
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata kunci: model pembelajaran jerat palang, inovasi model pembelajaran, pendidikan kewarganegaraan.
ABSTRACT
E. Maria Ulfah (1105992), “The Effectiveness of The Use of Jerat Palang Learning Model in Civics Education Subject in Improving Students’ Ability Expressing Opinions (A Case Study in SMPN 43 Bandung)”.
The success of a learning process is greatly determined by teacher’s ability in delivering the learning material. However, to be able to deliverlearning material well, a teacher must have the creativity, innovation and teaching skills in applying a learning model.Therefore, any efforts in innovating teaching model undertaken by teachers need to be improved.One of the ways is through the use of Jerat Palang model learning innovation. Jerat Palang an innovative learning which aims at making students actively involved and dare to express opinions without diminishing the seriousness of the learning in class. Generally, this research aims at obtaining a description of the effectiveness of the use of Jerat Palang leaning model in civics education subject to improve students’ ability to express opinions. A qualitative approach is used in this research by using a study case method. The techniques of data collection are interview, observation, documentation, literature review, and field notes. The result of the research reveals that: 1) The design of a Jerat Palang model learning comprises syllabus and lesson plan; 2) In applying Jerat Palang learning model:(a) the teacher divides the class into 3 groups, (b) the teacher explains subject materials, (c) the groups are discussing and
question-answer session, (d) The groups’ representative fillsa simulation board, (e) the
teacher ranks the fastest and the most accurate group, (f) the fastest and the most precisegroup play Jerat Palang, (g) two members of the winning group become the Palang, (h) students walk past the crossbar while singing, (i) whenever the whistle is blown, students are trappedin the Palang and take the question on the material tree, then answer it, (j) if the student can answer the question from the
material tree, he should hand the participation’s card and will earn points. 3) The
success of Jerat Palang learning model in civics education subject can be seen from the result of the learning process.4) Obstacles faced are (a) the limitation of time, (b) students’ motivation, (c) students’ lack of experience using Jerat Palang model, (d) students’ lack of understanding on the material, (e) school’s facilities that are inadequate, (f) classroom that are not supporting. 5) Attempts to overcome the obstacles include:: (a) teachers have to plan the time efficiently, (b) teachers have to motivate smartly,(c) students are given explanation on the previous meeting,(d) learning material should be relevance to the students’ need,
(e) teachers’ role in creating the atmosphere of the class is the main factor that
should be done, (f) teachers should be able to handle the class, because classroom is an environment that needs to be organized.
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Jerat Palang ... 13
1. Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi dan Pengelompokan Model Pembelajaran ... 13
a. Pengertian Model Pembelajaran ... 13
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran ... 19
c. Fungsi Model Pembelajaran ... 22
d. Pengelompokan Model Pembelajaran ... 23
2. Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran Jerat Palang ... 31
a. Pengertian Model Pembelajaran Jerat Palang ... 31
b. Tujuan Model Pembelajaran Jerat Palang ... 34
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jerat Palang ... 37
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan . 39
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 39
b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 41
2. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan ... 46
3. Aspek-Aspek Kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan ... 48
4. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Sekolah Menengah Pertama ... 52
C. Tinjauan Tentang Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 54
1. Pengertian Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 54
2. Ciri-ciri Mengemukakan Pendapat ... 56
3. Cara Mengemukakan pendapat yang baik ... 57
4. Landasan Hukum Mengemukakan Pendapat di Indonesia ... 59
5. Tujuan Mengemukakan Pendapat ... 60
D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 61
BAB III METODE PENELITIAN ... 63
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 63
1. Lokasi Penelitian ... 63
2. Subjek Penelitian ... 63
B. Pendekatan Penelitian ... 64
C. Metode Penelitian ... 65
D. Definisi Operasional ... 67
E. Teknik Pengumpulan Data ... 68
1. Wawancara ... 68
2. Observasi ... 69
3. Studi Dokumentasi ... 70
4. Studi Literatur ... 71
5. Catatan Lapangan (Fieldnotes) ... 72
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 72
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H.Tahap Penelitian ... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80
A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 80
1. Profil SMPN 43 Bandung ... 80
2. Visi, Misi dan Motto SMPN 43 Bandung ... 81
3. Tujuan SMPN 43 Bandung ... 83
4. Tenaga Pendidik ... 84
5. Sarana dan Prasarana ... 86
6. Jenis Pengembangan Diri ... 88
B. Hasil Penelitian ... 89
1. Perencanaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 90
2. Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 101
3. Keberhasilan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 111
4. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 113
5. Upaya Mengatasi Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 115
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perencanaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 117
2. Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 125
3. Keberhasilan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 130
4. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 133
5. Upaya Mengatasi Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 140
A. Kesimpulan ... 140
1. Kesimpulan Umum ... 140
2. Kesimpulan Khusus ... 140
B. Saran ... 142
DAFTAR PUSTAKA ... 145
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rumpun Model Pemrosesan Informasi ... 24
Tabel 2.2 Model-model Pengajaran Sosial……... 26
Tabel 2.3 Rumpun Model Interaksi Sosial... 27
Tabel 2.4 Rumpun Kelompok Model Pengajaran Personal... 29
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik SMPN 43 Bandung... 84
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Pola-pola Pembelajaran…...…….………... 16 Bagan 2.2 Bingkai dari Penerapan suatu Pendekatan, Metode, dan Teknik
Pembelajaran dalam Model Pembelajaran……….....
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Tabel 4.1 Pohon Materi……….. ... 96
Tabel 4.2 Pertannyaan-pertannyaan dibalik Gambar……... 97
Tabel 4.3 Papan Simulasi………... 98
Tabel 4.4 Kartu Partisipasi………... 99
Tabel 4.5Kondisi Kelas berbentuk Huruf “U”……..... 102
Tabel 4.6 Pembagaian Kelompok………... 105
Tabel 4.7 Mengisi Papan Simulasi………..……..... 107
Tabel 4.8 Merengking Kelompok………... 108
Tabel 4.9 Palang……..... 109
63
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian. Nasution (2003: 43) mengemukakan bahwa “lokasi penelitian menunjukkan pada tempat atau lokasi sosial dimana penelitian dilakukan, yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu
pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Adapun tempat atau lokasi
penelitian ini dilaksanakan di SMPN 43 Bandung. Pemilihan lokasi penelitian
didasarkan atas belum adanya penelitian khusus di SMPN 43 Bandung yang
mengkaji mengenai efektivitas model pembelajaran Jerat Palang pada mata
pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.
Selain itu, SMPN 43 Bandung merupakan sekolah yang menerapkan Model Jerat
palang. Hal ini disebabkan karena guru yang telah mendesain model Jerat Palang
adalah guru PKn yang mengajar di SMPN 43 Bandung.
2. Subjek Penelitian
Dalam melakukan penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif, data diperoleh
dari sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian harus dipilih secara tepat dan secara
purposive berkaitan dengan tujuan dari penelitian.
Subjek dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran
penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purposive
64
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subjek dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran
penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive
bertalian dengan tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah satu orang guru PKn
dan siswa-siswi kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung. siswa-siswi kelas VII-1
yaitu 35 orang siswa. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini terdiri atas:
a. Guru PKn SMPN 43 Bandung : 1 Orang
b. Siswa-siswi SMPN 43 Bandung : 6 Orang
B. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mengenai
pendekatan kualitatif, Meleong (2010: 6) menjelaskan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah.
“Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitaif” (Saryono, 2010: 1).
Sama halnya Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13) “penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)”.
Selain itu, pendekatan kualitatif mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi
sehingga peneliti senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah.
Nasution (2001:40) menjelaskan bahwa:
65
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun karakteristik penelitian dengan pendekatan kualitatif menurut
Alsa (2003: 38-44) adalah sebagai berikut:
1. Penelitian kualitatif memiliki setting alamiah sebagai sumber data. 2. Peneliti sebagai instrumen utama penelitian.
3. Penelitian kualitatif adalah deskriptif.
4. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil penelitian.
5. Peneliti kualitatif cenderung menganalisa datanya secara induktif. 6. Pemaknaan merupakan perhatian utama dari penelitian kualitatif. 7. Kontak personal langsung dengan subyek merupakan hal utama dalam
penelitian kualitatif.
8. Penelitian kualitaif pada umumnya berorientasi pada kasus unik; dan 9. Penelitian kualitatif biasanya merupakan penelitian lapangan
(fieldwork).
Pada pendekatan kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah
maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti
dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi objek tersebut. Alasan
dipilihnya pendekatan kualitatif, karena peneliti akan meneliti aktifitas-aktifitas
kelompok manusia yang berkaitan dengan efektivitas model pembelajaran jerat
palang pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan
mengemukakan pendapat siswa. Selain itu, mengingat masalah yang akan diteliti
memerlukan pengamatan penelitian yang mendalam.
Dengan melakukan penelitian kualitatif peneliti akan memperoleh
gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata,
gambar, perilaku). Selama proses penelitian, peneliti lebih banyak berhubungan
dengan orang-orang dilingkungan lokasi penelitian, dengan demikan diharapkan
peneliti lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih
terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.
C. Metode Penelitian
Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri
dari kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara, dan
66
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cara yang digunakan dalam mencari sesuatu hal dengan menggunakan logika
berpikir logis, sehingga diperoleh ilmu pengetahuan yang baru. Metodologi
diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan
mempermudah individu yang melaksnakannya.
Penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat
dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yatitu re yang berarti melakukan
kembali dan research yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga
research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih
komprehensif dari suatu hal yang diteliti. Masyhuri dan Zainuddin (2008: 151),
menjelaskan mengenai pengertian metode, yaitu:
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. “Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas masyarakat tertentu” (Danial dan Wasriah, 2009:63). Sama halnya dengan Arikunto (2006: 120) yang menyatakan
bahwa:
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam
“Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya
memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan
67
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkup wilayahnya, penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek
yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus
lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah
yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya
serta menginterpretasikannya. Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi
kasus, karena sesuai dengan sifat dari masalah, serta tujuan penelitian yang
diperoleh, dan berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berbeda.
Selain itu pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan how dan why.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir, maka beberapa istilah yang perlu dijelaskan
sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, efektivitas merupakan hubungan antara output dengan
tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian
tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. (Mahmudi,
2005:92).
2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematika mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu. (Kardi dan Nur, 2003:9).
3. Jerat Palang adalah model pembelajaran yang dapat mengekspresikan
pendapat siswa sehingga siswa lebih berani untuk mengemukakan pendapat
melalui permainan jerat palang.
4. Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan
lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat,
dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk
berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam
mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD
68
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Kemampuan mengemukakan pendapat adalah kemampuan mengutarakan
pendapat mempergunakan bahasa dengan baik, tepat dan seksama dan
kemampuan mengutarakan pendapat secara analitis, logis, dan kreatif.
(Parera, 1987 : 185).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri
dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat
menyeluruh hingga ke akar permasalahan, sehingga diperoleh data yang utuh
tentang segala pernyataan yang disampaikan sumber. Adapun Untuk memperoleh
data maka diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan, dalam
penelitian ini digunakan penjaringan data melalui observasi, wawancara,
dokumentasi, dan catatan lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan
dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh.
(Danial dan Wasriah, 2009 : 71). Selain itu Wiriatmadja (2005 : 117) menegaskan bahwa wawancara merupakan “pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi penjelasan
hal-hal yang dianggap perlu”. Disini, yang akan digali dalam teknik wawancara
yaitu berkaiatan dengan guru merancang persiapan pembelajaran PKn, penerapan
model jerat palang, keberhasilan model jerat palang, hambatan dan upaya atau
solusi yang dilakukan dalam setiap kendala yang dihadapi dalam menerapkan
model Jerat Palang.
Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui wawancara yaitu untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang kemampuan mengemukakan
69
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara
terstruktur. Menurut Widi (2010: 242):
Dalam wawancara terstruktur peneliti memberikan pertanyaan kepada responden dengan pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan, dirancang, dan ditulis oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan kalimat dan urutan sama dan tercatat dalam daftar rencana wawancara (interview schedule).
Jenis Wawancara struktur sering disebut juga dengan wawancara sistematik.
Sama halnya dengan pendapat Danial dan Wasriah (2009:72) yang menyatakan bahwa wawancara sistematik adalah “wawancara yang disusun secara sistematik masalah yang akan ditanyakan, dan ditulis pada daftar wawancara. Waktu tempat serta orang yang akan diwawancarai ditentukan sebelumnya”.
Alasan dipilihnya wawancara terstruktur karena dalam pendekatan kualitatif
wawancara ini merupakan alat yang diandalkan dan dapat dilakukan secara
berkali-kali dan mendalam, sehingga diperoleh informasi yang utuh dan lengkap.
Selain itu, peneliti mendapatkan hasil wawancara yang seragam dari setiap
responden tentang kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Sehingga dengan
didapatkannya hasil yang seragam tersebut, akan memudahkan peneliti dalam
melakukan perbandingan dari hasil wawancara.
2. Observasi
Ngalim Purwanto (dalam Baswori dan Suwandi, 2008:94) berpendapat bahwa „observasi ialah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung‟. Sedangkan menurut Arikunto (2006:129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting untuk
penelitian kualitatif. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat melihat secara
langsung kondisi di lapangan, sehingga semua kegiatan yang didengar, dilihat dan
70
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didapatkan ketika melakukan observasi dengan secara sistematik. Menurut M.Q
Patton (dalam Nasution, 2003:59) manfaat data observasi yaitu sebagai berikut:
a. Dengan berada dilapangan peneliti lebih mamapu memehami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.
b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dapat dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
d. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif.
e. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengmatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.
Jadi dengan berbagai manfaat observasi yang telah dipaparkan diatas,
maka alasan dipilihnya pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan
yaitu, agar peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan
mencatat apa yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian. Selain
itu peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih akurat tentang
penerapan model Jerat Palang pada mata pelajaran PKn. Dalam penelitian ini
yang akan diobservasi yaitu:
a. Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang.
b. Penerapan model pembelajaran Jerat Palang.
c. Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang.
d. Hambatan model pembelajaran Jerat Palang.
e. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mencari data berupa catatan, buku, surat kabar,
majalah, notulen, agenda dan sebagainya, yang berhubungan dengan penelitian.
71
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.
Arikunto (2006:236) menjelaskan bahwa “metode dokumentasi
merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Sedangkan Moleong (2010: 161) mengungkapkan “kegunaan dokumen sebagai sumber data untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”.
Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui studi dokumentasi yaitu untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tentang proses pelaksanaan
pembelajaran model Jerat Palang pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Dari hasil dokumentasi, peneliti
dapat memperkuat data hasil wawancara dan observasi. Adapun dokumen yang
dipelajari dalam penelitian ini, yaitu:
a. Profil SMPN 43 Bandung.
b. RPP yang dikembangkan oleh guru PKn.
c. Catatan guru terhadap prilaku dan sikap siswa selama proses
pembelajaran.
d. Catatan Kehadiran.
4. Studi Literatur
“Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya” (Arikunto, 2006:202). Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah, liflet dan yang berkenaan dengan masalah dan
tujuan penelitian.
Semua ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat
mendukung kebenaran data yang akan diperoleh melalui penelitian. Studi literatur
72
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Mengkaji buku-buku mengenai model-model pembelajaran.
b. Mengkaji buku tentang mengemukakan pendapat.
c. Mengkaji buku tentang Pendidikan Kewarganegaraan.
d. Mengkaji portofolio model Jerat Palang.
e. Mengkaji buku Paket PKn SMP kelas VII.
5. Catatan Lapangan (Fieldnotes)
Catatan lapangan merujuk pada pendapat Bodgan dan Biklen (dalam
Moleong, 2010:209) sebagai berikut:
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Disini, Peneliti mengumpulkan data berupa cacatan peneliti terhadap
fenomena yang terjadi di lapangan. Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui
catatan lapangan yaitu karena peneliti dapat mengumpulkan data yang memuat
berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk kerjasama
kelompok dan nuansa-nuansa lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam
penelitian, karena dapat memberikan hasil yang baik terhadap data yang
dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan
melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi
dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk memudahkan dalam
pembahasan hasil penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sehingga data yang
diperoleh dari wawancara, observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan
73
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bentuk tulisan dan dianalisis”. Sependapat dengan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) yang menyatakan bahwa „metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati‟.
Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, penulis
menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan, dengan
tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mentetail. Data yang
diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap dan juga
didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Kemudian,
analisis data dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan
data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh. Sependapat dengan
Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2010:248) bahwa Analisis data adalah:
Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Seiddel (dalam Moleong,
2010:248) proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut:
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengkalsifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
Selanjutnya, menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2010:336) „analisis telah
dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟. Berdasarkan pendapat Nasution bahwa analisis data dapat dikerjakan sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, dalam arti penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
74
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Analisis sebelum di lapangan
Dalam penelitian kualitataif, analisis data dilakukan sebelum peneliti
memasuki lapangan. Peneliti menganalisis data hasil dari studi pendahuluan atau
data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Selain itu
peneliti juga menganalisis dokumen portofolio dan jurnal yang berkaitan dengan
penelitian. Disini, peneliti menganggap fokus penelitian masih bersifat sementara,
dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis selama di lapangan
Analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Tahapan analisis data menurut
Nasution (2003:129) adalah sebagai berikut:
Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi
Sama halnya dengan pendapat Miles and Huberman (1992: 16) yang
menyatakan bahwa:
“Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dilapangan. Pada tahap reduksi data, peneliti menganalisis data yang diperoleh
selama dilapangan melalui wawancara, studi dokumentasi, studi literatur, studi
lapangan dan observasi. Perlunya peneliti melakukan Reduksi data karena peneliti
75
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lapangan. Oleh karena itu, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b. Data Display (Penyajian Data)
Pada tahap ini peneliti menganalisis data dengan menyajikan data
dilapangan yang telah direduksi dalam bentuk teks dan bersifat naratif. Dipilihnya
bentuk teks dan bersifat naratif karena untuk menjawab sejumlah permasalahan
yang menjadi fokus penelitian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan mudah untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Pada tahap ini, peneliti berusaha menganalisis hasil penyajian data.
Setelelah menganalisis hasil penyajian data, peneliti dapat menarik kesimpulan
terhadap permasalahan yang diteliti sekaligus dapat memberikan solusi terhadap
permasalahan pembelajaran PKn di SMPN 43 Bandung.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
E. Validitas Data
Validitas data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara penelitian
dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Hasil penelitian kualitatif
seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan
reabilitas. Oleh sebab itu, peneliti harus menggunakan cara-cara agar memperoleh
76
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(validitas internal). Sugiyono (2010: 366-378) menyatakan bahwa uji kredibilitas
data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain
dilakukan dengan:
a. Perpanjangan pengamatan
Dilakukannnya perpanjangan pengamatan dilapangan, akan mengurangi
kebiasan data. Selama dilapangan, peneliti dapat mengetahui kedaan sebenarnya,
serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti
ataupun oleh subjek penelitian. Dengan perpanjangan pengamatan, hubungan
peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin terbuka,
saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
Bila telah terbentuk rapport, maka kehadiran peneliti tidak lagi
menggangu perilaku yang dipelajari. Pada perpanjangan pengamatan, peneliti
mengecek kembali data yang telah diberikan, apabila setelah dicek sumber data
asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan
pengamatan lagi dengan lebih luas dan mendalam, sehingga diperoleh data yang
pasti kebenarannya.
b. Meningkatkan ketekunan
Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan ketekunan, dilakukan
dengan cara pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara
tersebut, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
pasti dan sistematis. Selain itu, dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti
dapat melakukan pengecekan data yang telah ditemukan.
Dalam meningkatkan ketekunan, peneliti melakukan dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi
yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca, maka wawasan
peneliti akan semakin luas, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang
77
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas, diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Tujuan triangulasi adalah untuk mencek kebenaran data dengan membandingkan
data-data yang diperoleh dari sumber lain.
Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan terhadap informasi yang
diterima dan diperoleh dari Guru PKn dan siswa-siswi di SMPN 43 Bandung agar
memperoleh kebenaran informasi yang diinginkan.
d. Menggunakan member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check ialah agar informasi yang peneliti
peroleh dalam penulisan laporan, sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data
yang diperoleh dipercaya/kredibel. Tetapi apabila data yang ditemukan peneliti
dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka perlu
melakukan diskusi dengan pemberi data.
Pelaksanaan member check dilakukan setelah pengumpulan data selesai.
Dapat juga dikatakan setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Setelah
data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani
dengan tujuan agar lebih otentik dan terikat keabsahanya. Selain itu juga sebagai
bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.
G. Tahap Penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah,
menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis
menyusun proposal penelitian yang berisikan latar belakang masalah,
78
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta subjek penelitian. Tujuannya agar dalam melakukan penelitian, dapat
digambarkan secara keseluruhan dan fokus pada masalah yang telah dituangkan
dalam proposal. Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan segala hal yang
berhubungan dengan penelitian.
Setelah menyusun proposal, peneliti membuat surat izin pra penelitian
untuk diberikan ke sekolah SMPN 43 Bandung. Peneliti meminta izin kepada
kepala sekolah yang diwakili oleh bagian kurikulum untuk mengadakan
penelitian. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dalam
persiapan penelitian ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua Departemen PKn
FPIPS UPI.
b. Setelah memperoleh izin dari Ketua Departemen PKn kemudian
diteruskan untuk mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.
c. Setelah mendapatkan surat izin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu
Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin penelitian
kepada Rektor UPI.
d. Berdasarkan surat izin Rektor UPI melalui Pembantu Rektor I, kemudian
peneliti meneruskan untuk mendapat izin dari Kepala SMPN 43 Bandung.
e. Kepala SMPN 43 Bandung memberikan surat izin dan surat keterangan
mengadakan penelitian di sekolah.
2. Tahap Pelaksanaan Lapangan
Setelah tahap pra penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian
dari pihak-pihak yang bersangkutan maka peneliti mulai melakukan penelitian.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan observasi dan kemudian dilanjutkan
dengan studi dokumentasi, studi literatur, catatan lapangan dan wawancara.
Penulis melakukan wawancara di SMPN 43 Bandung kepada subjek penelitian.
Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan
mendapatkan informasi lebih lanjut di arahkan kepada fokus penelitian dan
79
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian
disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen
lainnya. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam
bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung
sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan
140
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan
beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya,
pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang
terkait, sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Efektivitas penggunaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan keberanian dan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa dengan baik.
2. Kesimpulan Khusus
Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan
hasil penelitian, yakni:
a. Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan meliputi penyusunan silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, model
pembelajaran, media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar
dan penilaian hasil belajar.
141
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran, (3) diskusi kelompok dan Tanya jawab, (4) dua orang dari
setiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengisi papan simulasi,
(5) Guru merengking kelompok yang paling cepat dan tepat dalam mengisi
papan simulasi, (6) Kelompok paling cepat dan tepat dalam mengisi papan
simulasi maju kedepan untuk melaksanakan permainan Jerat Palang, (7)
Dua orang perwakilan dari kelompok pemenang menjadi palang, (8) Satu
persatu siswa berjalan melewati palang sambil bernyanyi dan diikuti oleh
seluruh anggota kelompok, (9) Jika ada peluit berbunyi dari guru, siswa
yang sedang melewati palang dijerat oleh palang dan siswa yang terjerat
mengambil pertanyaan yang berbentuk buah atau hewan (di pohon materi),
lalu membuka kertas tersebut dan menjawab pertanyaannya, (10) Apabila
siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan yang ada di pohon materi, maka
siswa menyerahkan kartu partisipasi yang tergantung di dadanya kepada
guru dan mendapatkan poin.
c. Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya,
yakni berupa output dari hasil proses kegiatan belajar mengajar. Setelah
siswa melaksanakan model pembelajaran jerat palang, siswa mampu
menunjukan cara-cara mengemukakakan pendapat dengan baik, seperti:
(1) mengungkapkan pendapat dengan konteks yang masuk akal, dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar, (2) siswa dapat
mengungkapakan pendapat secara analitis, berarti dapat mengemukakan
pendapat secara sistematik dan teratur, (3) mengemukakan pendapat secara
logis, berarti mengemukakan pendapat secara nyata dan masuk akal, (4)
menunjukan sikap terbuka terhadap respon dari teman maupun dari guru,
dan mampu menerima pendapat orang lain tanpa menggunakan bahasa
yang kasar, dan (5) pendapat siswa mampu dipahami oleh siswa lainnya,
sehingga menimbulkan situasi tanya jawab yang menarik disaat
142
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Jerat Palang
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah (1)
keterbatasannya waktu, (2) motivasi siswa, (3) minimnya pengalaman
siswa dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) kurangnya
pemahaman siswa akan materi, (5) sarana dari sekolah yang tidak
mendukung, dan (6) ruang kelas yang tidak mendukung.
e. Upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan model
pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan adalah: (1) guru harus mampu mengefektifkan waktu
yang ada ssecara efisien, (2) guru harus memberikan motivasi, melihat
keadaan, melihat perkembangan yang terjadi ketika siswa belajar
berdasarkan sumber, metode dan media belajarnya, (3) siswa diberikan
penjelasan pada pertemuan sebelumnya untuk menyiapkan pembelajaran
yang akan mendatang dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) materi
pembelajaran hendaknya memiliki relevansi dengan kebutuhan siswa, baik
untuk dihubungkan dengan mata pelajaran berikutnya maupun untuk
kebutuhan pengambian masyarakat, karier, atau kepentingan lain, (5)
peran guru dalam menciptakan suasana kelas merupakan faktor utama
yang harus dilakukan, contohnya guru harus menciptakan suasana kelas
yang menggembirakan, (6) guru hendaknya mampu melakukan
penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu
diorganisasi.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya lebih berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran agar
143
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Untuk setiap pertemuan, guru seyogyanya dapat mempersiapkan hal-hal
yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran seperti menyusun RPP
dengan mempertimbangkan karakteristik siswa.
c. Guru sebaiknya lebih menggali kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat, yaitu dengan membangun suasana pembelajaran yang
demokratis dan menciptakan pembelajaran yang interaktif melalui
permainan yang santai tetapi tetap serius, dan memberikan kesempatan
siswa sharing atau tukar pikiran baik antara siswa dengan siswa maupun
siswa dengan guru.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya lebih mempersiapkan diri sebelum memulai
pembelajaran di kelas, karena dengan melakukan persiapan seperti
membaca buku, siswa dapat mengikuti pemebalajaran dengan baik.
b. Kemampuan mengemukakan pendapat yang sudah dimiliki siswa,
diharapkan terus ditumbuhkembangkan dengan cara melatih diri untuk
aktif dalam kegiatan debat dan diskusi di kelas maupun di luar kelas.
c. Siswa sebaiknya lebih menumbuhkan motivasi diri belajar melalui
kepekaan terhadap masalah /kasus yang terjadi di masyarakat.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jerat
Palang. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana,
media yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, dan
pemberian peluang kepada guru untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan profesi seperti pelatihan, diklat, dan sebagainya.
144
E. Maria Ulfah, 2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Departemen PKn sebaiknya membantu mensosialisasikan mengenai
karakteristik model pembelajaran Jerat Palang beserta fungsinya melalui
diklat guru, seminar, atau diskusi, kepada seluruh guru mata pelajaran PKn
di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Hal ini disebabkan tidak semua
guru PKn memahami mengenai model pembelajaran Jerat Palang dan
fungsinya dalam pembelajaran PKn di kelas.
b. Departemen PKn diharapkan juga dapat memasukan model pembelajaran
Jerat Palang dalam materi perkuliahan, khususnya pada mata kuliah
simulasi pembelajaran PKn. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan model
pembelajaran Jerat Palang kepada setiap mahasiswa PKn atau calon guru
PKn, agar model pembelajaran Jerat Palang dapat menjadi salah satu
model pembelajaran pada KBM PKn di kelas.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat kemampuan
mengemukakan pendapat, sebaiknya peneliti menyiapkan alat ukur yang
relevan dan fokus terhadap kemampuan mengemukakan pendapat secara
lisan atau tulisan.
b. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji model pembelajaran jerat palang
dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis, dan hasil belajar