• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA : Studi Kasus di SMPN 43 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA : Studi Kasus di SMPN 43 Bandung."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar FPIPS : 4432/UN.40.2.2/PL/2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

(Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Kewarganegaran

Oleh

E. Maria Ulfah

NIM 1105992

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

(Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)

Oleh

E. MARIA ULFAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© E. Maria Ulfah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

E. MARIA ULFAH (1105992)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA NIP. 130 321 112

Pembimbing II

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si. NIP. 19620102 198608 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini diuji pada tanggal 23 Februari 2015

Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001

3. Penguji :

3.1. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001

3.2. Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721 200112 2 001

3.3. Drs. Rahmat, M.Si

(5)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

E. Maria Ulfah (1105992), “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)”.

(6)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: model pembelajaran jerat palang, inovasi model pembelajaran, pendidikan kewarganegaraan.

ABSTRACT

E. Maria Ulfah (1105992), “The Effectiveness of The Use of Jerat Palang Learning Model in Civics Education Subject in Improving Students’ Ability Expressing Opinions (A Case Study in SMPN 43 Bandung)”.

The success of a learning process is greatly determined by teacher’s ability in delivering the learning material. However, to be able to deliverlearning material well, a teacher must have the creativity, innovation and teaching skills in applying a learning model.Therefore, any efforts in innovating teaching model undertaken by teachers need to be improved.One of the ways is through the use of Jerat Palang model learning innovation. Jerat Palang an innovative learning which aims at making students actively involved and dare to express opinions without diminishing the seriousness of the learning in class. Generally, this research aims at obtaining a description of the effectiveness of the use of Jerat Palang leaning model in civics education subject to improve students’ ability to express opinions. A qualitative approach is used in this research by using a study case method. The techniques of data collection are interview, observation, documentation, literature review, and field notes. The result of the research reveals that: 1) The design of a Jerat Palang model learning comprises syllabus and lesson plan; 2) In applying Jerat Palang learning model:(a) the teacher divides the class into 3 groups, (b) the teacher explains subject materials, (c) the groups are discussing and

question-answer session, (d) The groups’ representative fillsa simulation board, (e) the

teacher ranks the fastest and the most accurate group, (f) the fastest and the most precisegroup play Jerat Palang, (g) two members of the winning group become the Palang, (h) students walk past the crossbar while singing, (i) whenever the whistle is blown, students are trappedin the Palang and take the question on the material tree, then answer it, (j) if the student can answer the question from the

material tree, he should hand the participation’s card and will earn points. 3) The

success of Jerat Palang learning model in civics education subject can be seen from the result of the learning process.4) Obstacles faced are (a) the limitation of time, (b) students’ motivation, (c) students’ lack of experience using Jerat Palang model, (d) students’ lack of understanding on the material, (e) school’s facilities that are inadequate, (f) classroom that are not supporting. 5) Attempts to overcome the obstacles include:: (a) teachers have to plan the time efficiently, (b) teachers have to motivate smartly,(c) students are given explanation on the previous meeting,(d) learning material should be relevance to the students’ need,

(e) teachers’ role in creating the atmosphere of the class is the main factor that

should be done, (f) teachers should be able to handle the class, because classroom is an environment that needs to be organized.

(7)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Jerat Palang ... 13

1. Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi dan Pengelompokan Model Pembelajaran ... 13

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 13

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran ... 19

c. Fungsi Model Pembelajaran ... 22

d. Pengelompokan Model Pembelajaran ... 23

2. Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran Jerat Palang ... 31

a. Pengertian Model Pembelajaran Jerat Palang ... 31

b. Tujuan Model Pembelajaran Jerat Palang ... 34

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jerat Palang ... 37

(8)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan . 39

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 39

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 41

2. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan ... 46

3. Aspek-Aspek Kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan ... 48

4. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Sekolah Menengah Pertama ... 52

C. Tinjauan Tentang Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 54

1. Pengertian Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 54

2. Ciri-ciri Mengemukakan Pendapat ... 56

3. Cara Mengemukakan pendapat yang baik ... 57

4. Landasan Hukum Mengemukakan Pendapat di Indonesia ... 59

5. Tujuan Mengemukakan Pendapat ... 60

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 61

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 63

1. Lokasi Penelitian ... 63

2. Subjek Penelitian ... 63

B. Pendekatan Penelitian ... 64

C. Metode Penelitian ... 65

D. Definisi Operasional ... 67

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

1. Wawancara ... 68

2. Observasi ... 69

3. Studi Dokumentasi ... 70

4. Studi Literatur ... 71

5. Catatan Lapangan (Fieldnotes) ... 72

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 72

(9)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H.Tahap Penelitian ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 80

1. Profil SMPN 43 Bandung ... 80

2. Visi, Misi dan Motto SMPN 43 Bandung ... 81

3. Tujuan SMPN 43 Bandung ... 83

4. Tenaga Pendidik ... 84

5. Sarana dan Prasarana ... 86

6. Jenis Pengembangan Diri ... 88

B. Hasil Penelitian ... 89

1. Perencanaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 90

2. Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 101

3. Keberhasilan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 111

4. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 113

5. Upaya Mengatasi Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 115

(10)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan

Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 117

2. Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 125

3. Keberhasilan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 130

4. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 133

5. Upaya Mengatasi Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 137

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 140

A. Kesimpulan ... 140

1. Kesimpulan Umum ... 140

2. Kesimpulan Khusus ... 140

B. Saran ... 142

DAFTAR PUSTAKA ... 145

(11)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rumpun Model Pemrosesan Informasi ... 24

Tabel 2.2 Model-model Pengajaran Sosial……... 26

Tabel 2.3 Rumpun Model Interaksi Sosial... 27

Tabel 2.4 Rumpun Kelompok Model Pengajaran Personal... 29

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik SMPN 43 Bandung... 84

(12)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pola-pola Pembelajaran…...…….………... 16 Bagan 2.2 Bingkai dari Penerapan suatu Pendekatan, Metode, dan Teknik

Pembelajaran dalam Model Pembelajaran……….....

(13)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1 Pohon Materi……….. ... 96

Tabel 4.2 Pertannyaan-pertannyaan dibalik Gambar……... 97

Tabel 4.3 Papan Simulasi………... 98

Tabel 4.4 Kartu Partisipasi………... 99

Tabel 4.5Kondisi Kelas berbentuk Huruf “U”……..... 102

Tabel 4.6 Pembagaian Kelompok………... 105

Tabel 4.7 Mengisi Papan Simulasi………..……..... 107

Tabel 4.8 Merengking Kelompok………... 108

Tabel 4.9 Palang……..... 109

(14)

63

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian untuk

memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian. Nasution (2003: 43) mengemukakan bahwa “lokasi penelitian menunjukkan pada tempat atau lokasi sosial dimana penelitian dilakukan, yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu

pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Adapun tempat atau lokasi

penelitian ini dilaksanakan di SMPN 43 Bandung. Pemilihan lokasi penelitian

didasarkan atas belum adanya penelitian khusus di SMPN 43 Bandung yang

mengkaji mengenai efektivitas model pembelajaran Jerat Palang pada mata

pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.

Selain itu, SMPN 43 Bandung merupakan sekolah yang menerapkan Model Jerat

palang. Hal ini disebabkan karena guru yang telah mendesain model Jerat Palang

adalah guru PKn yang mengajar di SMPN 43 Bandung.

2. Subjek Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif, data diperoleh

dari sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian harus dipilih secara tepat dan secara

purposive berkaitan dengan tujuan dari penelitian.

Subjek dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran

penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi. Berdasarkan hal

tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purposive

(15)

64

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subjek dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran

penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive

bertalian dengan tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah satu orang guru PKn

dan siswa-siswi kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung. siswa-siswi kelas VII-1

yaitu 35 orang siswa. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini terdiri atas:

a. Guru PKn SMPN 43 Bandung : 1 Orang

b. Siswa-siswi SMPN 43 Bandung : 6 Orang

B. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mengenai

pendekatan kualitatif, Meleong (2010: 6) menjelaskan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah.

“Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau

keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau

digambarkan melalui pendekatan kuantitaif” (Saryono, 2010: 1).

Sama halnya Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13) “penelitian

kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang

tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik

atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)”.

Selain itu, pendekatan kualitatif mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi

sehingga peneliti senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah.

Nasution (2001:40) menjelaskan bahwa:

(16)

65

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun karakteristik penelitian dengan pendekatan kualitatif menurut

Alsa (2003: 38-44) adalah sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif memiliki setting alamiah sebagai sumber data. 2. Peneliti sebagai instrumen utama penelitian.

3. Penelitian kualitatif adalah deskriptif.

4. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil penelitian.

5. Peneliti kualitatif cenderung menganalisa datanya secara induktif. 6. Pemaknaan merupakan perhatian utama dari penelitian kualitatif. 7. Kontak personal langsung dengan subyek merupakan hal utama dalam

penelitian kualitatif.

8. Penelitian kualitaif pada umumnya berorientasi pada kasus unik; dan 9. Penelitian kualitatif biasanya merupakan penelitian lapangan

(fieldwork).

Pada pendekatan kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah

maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti

dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi objek tersebut. Alasan

dipilihnya pendekatan kualitatif, karena peneliti akan meneliti aktifitas-aktifitas

kelompok manusia yang berkaitan dengan efektivitas model pembelajaran jerat

palang pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan

mengemukakan pendapat siswa. Selain itu, mengingat masalah yang akan diteliti

memerlukan pengamatan penelitian yang mendalam.

Dengan melakukan penelitian kualitatif peneliti akan memperoleh

gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata,

gambar, perilaku). Selama proses penelitian, peneliti lebih banyak berhubungan

dengan orang-orang dilingkungan lokasi penelitian, dengan demikan diharapkan

peneliti lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih

terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

C. Metode Penelitian

Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri

dari kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara, dan

(17)

66

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara yang digunakan dalam mencari sesuatu hal dengan menggunakan logika

berpikir logis, sehingga diperoleh ilmu pengetahuan yang baru. Metodologi

diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan

mempermudah individu yang melaksnakannya.

Penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat

dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yatitu re yang berarti melakukan

kembali dan research yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga

research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih

komprehensif dari suatu hal yang diteliti. Masyhuri dan Zainuddin (2008: 151),

menjelaskan mengenai pengertian metode, yaitu:

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. “Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas masyarakat tertentu” (Danial dan Wasriah, 2009:63). Sama halnya dengan Arikunto (2006: 120) yang menyatakan

bahwa:

Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam

“Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya

memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan

(18)

67

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkup wilayahnya, penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek

yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus

lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah

yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya

serta menginterpretasikannya. Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi

kasus, karena sesuai dengan sifat dari masalah, serta tujuan penelitian yang

diperoleh, dan berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berbeda.

Selain itu pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan how dan why.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir, maka beberapa istilah yang perlu dijelaskan

sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini, efektivitas merupakan hubungan antara output dengan

tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian

tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. (Mahmudi,

2005:92).

2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematika mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu. (Kardi dan Nur, 2003:9).

3. Jerat Palang adalah model pembelajaran yang dapat mengekspresikan

pendapat siswa sehingga siswa lebih berani untuk mengemukakan pendapat

melalui permainan jerat palang.

4. Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan

demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan

lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat,

dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk

berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam

mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD

(19)

68

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kemampuan mengemukakan pendapat adalah kemampuan mengutarakan

pendapat mempergunakan bahasa dengan baik, tepat dan seksama dan

kemampuan mengutarakan pendapat secara analitis, logis, dan kreatif.

(Parera, 1987 : 185).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri

dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat

menyeluruh hingga ke akar permasalahan, sehingga diperoleh data yang utuh

tentang segala pernyataan yang disampaikan sumber. Adapun Untuk memperoleh

data maka diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan, dalam

penelitian ini digunakan penjaringan data melalui observasi, wawancara,

dokumentasi, dan catatan lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan

dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh.

(Danial dan Wasriah, 2009 : 71). Selain itu Wiriatmadja (2005 : 117) menegaskan bahwa wawancara merupakan “pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi penjelasan

hal-hal yang dianggap perlu”. Disini, yang akan digali dalam teknik wawancara

yaitu berkaiatan dengan guru merancang persiapan pembelajaran PKn, penerapan

model jerat palang, keberhasilan model jerat palang, hambatan dan upaya atau

solusi yang dilakukan dalam setiap kendala yang dihadapi dalam menerapkan

model Jerat Palang.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui wawancara yaitu untuk

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang kemampuan mengemukakan

(20)

69

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara

terstruktur. Menurut Widi (2010: 242):

Dalam wawancara terstruktur peneliti memberikan pertanyaan kepada responden dengan pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan, dirancang, dan ditulis oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan kalimat dan urutan sama dan tercatat dalam daftar rencana wawancara (interview schedule).

Jenis Wawancara struktur sering disebut juga dengan wawancara sistematik.

Sama halnya dengan pendapat Danial dan Wasriah (2009:72) yang menyatakan bahwa wawancara sistematik adalah “wawancara yang disusun secara sistematik masalah yang akan ditanyakan, dan ditulis pada daftar wawancara. Waktu tempat serta orang yang akan diwawancarai ditentukan sebelumnya”.

Alasan dipilihnya wawancara terstruktur karena dalam pendekatan kualitatif

wawancara ini merupakan alat yang diandalkan dan dapat dilakukan secara

berkali-kali dan mendalam, sehingga diperoleh informasi yang utuh dan lengkap.

Selain itu, peneliti mendapatkan hasil wawancara yang seragam dari setiap

responden tentang kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Sehingga dengan

didapatkannya hasil yang seragam tersebut, akan memudahkan peneliti dalam

melakukan perbandingan dari hasil wawancara.

2. Observasi

Ngalim Purwanto (dalam Baswori dan Suwandi, 2008:94) berpendapat bahwa „observasi ialah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung‟. Sedangkan menurut Arikunto (2006:129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting untuk

penelitian kualitatif. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat melihat secara

langsung kondisi di lapangan, sehingga semua kegiatan yang didengar, dilihat dan

(21)

70

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didapatkan ketika melakukan observasi dengan secara sistematik. Menurut M.Q

Patton (dalam Nasution, 2003:59) manfaat data observasi yaitu sebagai berikut:

a. Dengan berada dilapangan peneliti lebih mamapu memehami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dapat dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif.

e. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengmatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

Jadi dengan berbagai manfaat observasi yang telah dipaparkan diatas,

maka alasan dipilihnya pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan

yaitu, agar peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan

mencatat apa yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian. Selain

itu peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih akurat tentang

penerapan model Jerat Palang pada mata pelajaran PKn. Dalam penelitian ini

yang akan diobservasi yaitu:

a. Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang.

b. Penerapan model pembelajaran Jerat Palang.

c. Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang.

d. Hambatan model pembelajaran Jerat Palang.

e. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mencari data berupa catatan, buku, surat kabar,

majalah, notulen, agenda dan sebagainya, yang berhubungan dengan penelitian.

(22)

71

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.

Arikunto (2006:236) menjelaskan bahwa “metode dokumentasi

merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa

catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Sedangkan Moleong (2010: 161) mengungkapkan “kegunaan dokumen sebagai sumber data untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui studi dokumentasi yaitu untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tentang proses pelaksanaan

pembelajaran model Jerat Palang pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Dari hasil dokumentasi, peneliti

dapat memperkuat data hasil wawancara dan observasi. Adapun dokumen yang

dipelajari dalam penelitian ini, yaitu:

a. Profil SMPN 43 Bandung.

b. RPP yang dikembangkan oleh guru PKn.

c. Catatan guru terhadap prilaku dan sikap siswa selama proses

pembelajaran.

d. Catatan Kehadiran.

4. Studi Literatur

“Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya” (Arikunto, 2006:202). Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah, liflet dan yang berkenaan dengan masalah dan

tujuan penelitian.

Semua ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat

mendukung kebenaran data yang akan diperoleh melalui penelitian. Studi literatur

(23)

72

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mengkaji buku-buku mengenai model-model pembelajaran.

b. Mengkaji buku tentang mengemukakan pendapat.

c. Mengkaji buku tentang Pendidikan Kewarganegaraan.

d. Mengkaji portofolio model Jerat Palang.

e. Mengkaji buku Paket PKn SMP kelas VII.

5. Catatan Lapangan (Fieldnotes)

Catatan lapangan merujuk pada pendapat Bodgan dan Biklen (dalam

Moleong, 2010:209) sebagai berikut:

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Disini, Peneliti mengumpulkan data berupa cacatan peneliti terhadap

fenomena yang terjadi di lapangan. Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui

catatan lapangan yaitu karena peneliti dapat mengumpulkan data yang memuat

berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk kerjasama

kelompok dan nuansa-nuansa lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam

penelitian, karena dapat memberikan hasil yang baik terhadap data yang

dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan

melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi

dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk memudahkan dalam

pembahasan hasil penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sehingga data yang

diperoleh dari wawancara, observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan

(24)

73

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk tulisan dan dianalisis”. Sependapat dengan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) yang menyatakan bahwa „metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati‟.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, penulis

menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan, dengan

tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mentetail. Data yang

diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap dan juga

didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Kemudian,

analisis data dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan

data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh. Sependapat dengan

Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2010:248) bahwa Analisis data adalah:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Seiddel (dalam Moleong,

2010:248) proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengkalsifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Selanjutnya, menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2010:336) „analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟. Berdasarkan pendapat Nasution bahwa analisis data dapat dikerjakan sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, dalam arti penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

(25)

74

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis sebelum di lapangan

Dalam penelitian kualitataif, analisis data dilakukan sebelum peneliti

memasuki lapangan. Peneliti menganalisis data hasil dari studi pendahuluan atau

data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Selain itu

peneliti juga menganalisis dokumen portofolio dan jurnal yang berkaitan dengan

penelitian. Disini, peneliti menganggap fokus penelitian masih bersifat sementara,

dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis selama di lapangan

Analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah

selesai. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban

yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa

belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Tahapan analisis data menurut

Nasution (2003:129) adalah sebagai berikut:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi

Sama halnya dengan pendapat Miles and Huberman (1992: 16) yang

menyatakan bahwa:

“Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilapangan. Pada tahap reduksi data, peneliti menganalisis data yang diperoleh

selama dilapangan melalui wawancara, studi dokumentasi, studi literatur, studi

lapangan dan observasi. Perlunya peneliti melakukan Reduksi data karena peneliti

(26)

75

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan. Oleh karena itu, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Data Display (Penyajian Data)

Pada tahap ini peneliti menganalisis data dengan menyajikan data

dilapangan yang telah direduksi dalam bentuk teks dan bersifat naratif. Dipilihnya

bentuk teks dan bersifat naratif karena untuk menjawab sejumlah permasalahan

yang menjadi fokus penelitian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan mudah untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Pada tahap ini, peneliti berusaha menganalisis hasil penyajian data.

Setelelah menganalisis hasil penyajian data, peneliti dapat menarik kesimpulan

terhadap permasalahan yang diteliti sekaligus dapat memberikan solusi terhadap

permasalahan pembelajaran PKn di SMPN 43 Bandung.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

E. Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara penelitian

dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Hasil penelitian kualitatif

seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan

reabilitas. Oleh sebab itu, peneliti harus menggunakan cara-cara agar memperoleh

(27)

76

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(validitas internal). Sugiyono (2010: 366-378) menyatakan bahwa uji kredibilitas

data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain

dilakukan dengan:

a. Perpanjangan pengamatan

Dilakukannnya perpanjangan pengamatan dilapangan, akan mengurangi

kebiasan data. Selama dilapangan, peneliti dapat mengetahui kedaan sebenarnya,

serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti

ataupun oleh subjek penelitian. Dengan perpanjangan pengamatan, hubungan

peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin terbuka,

saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

Bila telah terbentuk rapport, maka kehadiran peneliti tidak lagi

menggangu perilaku yang dipelajari. Pada perpanjangan pengamatan, peneliti

mengecek kembali data yang telah diberikan, apabila setelah dicek sumber data

asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan

pengamatan lagi dengan lebih luas dan mendalam, sehingga diperoleh data yang

pasti kebenarannya.

b. Meningkatkan ketekunan

Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan ketekunan, dilakukan

dengan cara pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara

tersebut, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara

pasti dan sistematis. Selain itu, dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti

dapat melakukan pengecekan data yang telah ditemukan.

Dalam meningkatkan ketekunan, peneliti melakukan dengan cara membaca

berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi

yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca, maka wawasan

peneliti akan semakin luas, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang

(28)

77

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas, diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian

terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Tujuan triangulasi adalah untuk mencek kebenaran data dengan membandingkan

data-data yang diperoleh dari sumber lain.

Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan terhadap informasi yang

diterima dan diperoleh dari Guru PKn dan siswa-siswi di SMPN 43 Bandung agar

memperoleh kebenaran informasi yang diinginkan.

d. Menggunakan member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan member check ialah agar informasi yang peneliti

peroleh dalam penulisan laporan, sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi

data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data

yang diperoleh dipercaya/kredibel. Tetapi apabila data yang ditemukan peneliti

dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka perlu

melakukan diskusi dengan pemberi data.

Pelaksanaan member check dilakukan setelah pengumpulan data selesai.

Dapat juga dikatakan setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Setelah

data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani

dengan tujuan agar lebih otentik dan terikat keabsahanya. Selain itu juga sebagai

bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.

G. Tahap Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah,

menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis

menyusun proposal penelitian yang berisikan latar belakang masalah,

(29)

78

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta subjek penelitian. Tujuannya agar dalam melakukan penelitian, dapat

digambarkan secara keseluruhan dan fokus pada masalah yang telah dituangkan

dalam proposal. Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan segala hal yang

berhubungan dengan penelitian.

Setelah menyusun proposal, peneliti membuat surat izin pra penelitian

untuk diberikan ke sekolah SMPN 43 Bandung. Peneliti meminta izin kepada

kepala sekolah yang diwakili oleh bagian kurikulum untuk mengadakan

penelitian. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dalam

persiapan penelitian ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua Departemen PKn

FPIPS UPI.

b. Setelah memperoleh izin dari Ketua Departemen PKn kemudian

diteruskan untuk mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.

c. Setelah mendapatkan surat izin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu

Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin penelitian

kepada Rektor UPI.

d. Berdasarkan surat izin Rektor UPI melalui Pembantu Rektor I, kemudian

peneliti meneruskan untuk mendapat izin dari Kepala SMPN 43 Bandung.

e. Kepala SMPN 43 Bandung memberikan surat izin dan surat keterangan

mengadakan penelitian di sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian

dari pihak-pihak yang bersangkutan maka peneliti mulai melakukan penelitian.

Pelaksanaan penelitian diawali dengan observasi dan kemudian dilanjutkan

dengan studi dokumentasi, studi literatur, catatan lapangan dan wawancara.

Penulis melakukan wawancara di SMPN 43 Bandung kepada subjek penelitian.

Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan

mendapatkan informasi lebih lanjut di arahkan kepada fokus penelitian dan

(30)

79

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian

disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen

lainnya. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam

bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung

sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan

(31)

140

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan

beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya,

pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang

terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Efektivitas penggunaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan keberanian dan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa dengan baik.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan

hasil penelitian, yakni:

a. Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan meliputi penyusunan silabus, dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,

Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, model

pembelajaran, media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar

dan penilaian hasil belajar.

(32)

141

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, (3) diskusi kelompok dan Tanya jawab, (4) dua orang dari

setiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengisi papan simulasi,

(5) Guru merengking kelompok yang paling cepat dan tepat dalam mengisi

papan simulasi, (6) Kelompok paling cepat dan tepat dalam mengisi papan

simulasi maju kedepan untuk melaksanakan permainan Jerat Palang, (7)

Dua orang perwakilan dari kelompok pemenang menjadi palang, (8) Satu

persatu siswa berjalan melewati palang sambil bernyanyi dan diikuti oleh

seluruh anggota kelompok, (9) Jika ada peluit berbunyi dari guru, siswa

yang sedang melewati palang dijerat oleh palang dan siswa yang terjerat

mengambil pertanyaan yang berbentuk buah atau hewan (di pohon materi),

lalu membuka kertas tersebut dan menjawab pertanyaannya, (10) Apabila

siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan yang ada di pohon materi, maka

siswa menyerahkan kartu partisipasi yang tergantung di dadanya kepada

guru dan mendapatkan poin.

c. Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya,

yakni berupa output dari hasil proses kegiatan belajar mengajar. Setelah

siswa melaksanakan model pembelajaran jerat palang, siswa mampu

menunjukan cara-cara mengemukakakan pendapat dengan baik, seperti:

(1) mengungkapkan pendapat dengan konteks yang masuk akal, dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar, (2) siswa dapat

mengungkapakan pendapat secara analitis, berarti dapat mengemukakan

pendapat secara sistematik dan teratur, (3) mengemukakan pendapat secara

logis, berarti mengemukakan pendapat secara nyata dan masuk akal, (4)

menunjukan sikap terbuka terhadap respon dari teman maupun dari guru,

dan mampu menerima pendapat orang lain tanpa menggunakan bahasa

yang kasar, dan (5) pendapat siswa mampu dipahami oleh siswa lainnya,

sehingga menimbulkan situasi tanya jawab yang menarik disaat

(33)

142

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Jerat Palang

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah (1)

keterbatasannya waktu, (2) motivasi siswa, (3) minimnya pengalaman

siswa dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) kurangnya

pemahaman siswa akan materi, (5) sarana dari sekolah yang tidak

mendukung, dan (6) ruang kelas yang tidak mendukung.

e. Upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan model

pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan adalah: (1) guru harus mampu mengefektifkan waktu

yang ada ssecara efisien, (2) guru harus memberikan motivasi, melihat

keadaan, melihat perkembangan yang terjadi ketika siswa belajar

berdasarkan sumber, metode dan media belajarnya, (3) siswa diberikan

penjelasan pada pertemuan sebelumnya untuk menyiapkan pembelajaran

yang akan mendatang dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) materi

pembelajaran hendaknya memiliki relevansi dengan kebutuhan siswa, baik

untuk dihubungkan dengan mata pelajaran berikutnya maupun untuk

kebutuhan pengambian masyarakat, karier, atau kepentingan lain, (5)

peran guru dalam menciptakan suasana kelas merupakan faktor utama

yang harus dilakukan, contohnya guru harus menciptakan suasana kelas

yang menggembirakan, (6) guru hendaknya mampu melakukan

penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu

diorganisasi.

B. Saran

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya lebih berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran agar

(34)

143

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk setiap pertemuan, guru seyogyanya dapat mempersiapkan hal-hal

yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran seperti menyusun RPP

dengan mempertimbangkan karakteristik siswa.

c. Guru sebaiknya lebih menggali kemampuan siswa dalam mengemukakan

pendapat, yaitu dengan membangun suasana pembelajaran yang

demokratis dan menciptakan pembelajaran yang interaktif melalui

permainan yang santai tetapi tetap serius, dan memberikan kesempatan

siswa sharing atau tukar pikiran baik antara siswa dengan siswa maupun

siswa dengan guru.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih mempersiapkan diri sebelum memulai

pembelajaran di kelas, karena dengan melakukan persiapan seperti

membaca buku, siswa dapat mengikuti pemebalajaran dengan baik.

b. Kemampuan mengemukakan pendapat yang sudah dimiliki siswa,

diharapkan terus ditumbuhkembangkan dengan cara melatih diri untuk

aktif dalam kegiatan debat dan diskusi di kelas maupun di luar kelas.

c. Siswa sebaiknya lebih menumbuhkan motivasi diri belajar melalui

kepekaan terhadap masalah /kasus yang terjadi di masyarakat.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jerat

Palang. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana,

media yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, dan

pemberian peluang kepada guru untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuan profesi seperti pelatihan, diklat, dan sebagainya.

(35)

144

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Departemen PKn sebaiknya membantu mensosialisasikan mengenai

karakteristik model pembelajaran Jerat Palang beserta fungsinya melalui

diklat guru, seminar, atau diskusi, kepada seluruh guru mata pelajaran PKn

di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Hal ini disebabkan tidak semua

guru PKn memahami mengenai model pembelajaran Jerat Palang dan

fungsinya dalam pembelajaran PKn di kelas.

b. Departemen PKn diharapkan juga dapat memasukan model pembelajaran

Jerat Palang dalam materi perkuliahan, khususnya pada mata kuliah

simulasi pembelajaran PKn. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan model

pembelajaran Jerat Palang kepada setiap mahasiswa PKn atau calon guru

PKn, agar model pembelajaran Jerat Palang dapat menjadi salah satu

model pembelajaran pada KBM PKn di kelas.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat kemampuan

mengemukakan pendapat, sebaiknya peneliti menyiapkan alat ukur yang

relevan dan fokus terhadap kemampuan mengemukakan pendapat secara

lisan atau tulisan.

b. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji model pembelajaran jerat palang

dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis, dan hasil belajar

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada siswa.. Dalam

ini terlihat dari kemauan guru untuk menulis masih rendah. Sebagai seorang pendidik kemampuan menulis sangat diharapakan ketika guru menyampaikan materi. Salah satu syarat

Hasil penelitian Adelina Hasyim, (2009: 5) Sukses dalam melaksaanakan pembelajaran dipengaruhi bagaimana seorang guru mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik.

Maka, berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh profesionalisme guru PKn terhadap kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat pada

Peneliti melihat bahwa guru masih menerangkan materi pembelajaran IPS secara abstrak tanpa media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengaplikasi. Penelitian ini

Kriteria keberhasilan ini mencerminkan adanya guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dan RPP yang telah disusun, menyampaikan kompetensi dan tujuan

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan seorang guru untuk menyampaikan sebuah materi yang diajarkan kepada siswa-siswinya. Pembelajaran yang dilakukan harus

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga memudahkan peserta didik mencapai tujuan