i
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN
MENGANALISIS ATAS PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN
TIMELINE
PADA MATA PELAJARAN IPS
UNTUK SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Hervina Kathrin
101134061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang selalu memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya dalam kehidupan ini.
2. Untuk belahan jiwaku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukanlah
siapa-siapa di dunia fana ini Ibundaku tersayang Wiwin Kristiyani.
3. Orang yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih
sayang yang berlimpah dengan wajah datar penuh kegelisahan ataukah
perjuangan yang tak pernah ku ketahui, namun tenang dengan penuh
kesabaran dan pengertian yang luar biasa Ayahandaku tercinta Budi
Isworo yang telah memberikan segalanya untukku.
4. Kepada adikku Herjuna Pribadhi terimakasih atas segala dukungan yang
telah diberikan selama ini dan semoga adikku tercinta dapat menggapai
keberhasilan juga dikemudian hari.
v MOTTO
“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki
-Nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu Sesungguhnya ia telah banyak
mendapat kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan
melainkan orang-orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah: 269).
“… kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak,
mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke atas,
lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja
viii ABSTRAK
PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS
ATAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIMELINE UNTUK
SISWA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN
Hervina Kathrin Universitas Sanata Dharma
2014
Peneliti melihat bahwa guru masih menerangkan materi pembelajaran IPS secara abstrak tanpa media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengaplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan kemampuan mengaplikasi atas penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan, 2) perbedaan kemampuan menganalisis atas penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan populasi adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 60 siswa. Sampel untuk kelompok eksperimen adalah kelas VA sebanyak 30 siswa dan sampel untuk kelompok kontrol adalah kelas VB sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian soal pretest dan posttest pada masing-masing kelompok, kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows melalui tiga tahap untuk masing-masing kelompok, yakni: uji homogenitas skor pretest, uji kenaikan skor pretest ke posttest pada kedua kelompok, dan uji perbandingan skor posttest.
Hasil penelitian menunjukkan 1) ada perbedaan kemampuan mengaplikasi atas penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan 2) ada perbedaan kemampuan menganalis atas penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil 0,000 atau < 0,05 untuk kemampuan mengaplikasi dan harga 0,000 atau < 0,05 untuk kemampuan menganalisis, sehingga H0 ditolak dan Hi diterima.
ix ABSTRACT
DIFFERENCE APPLICATIVE AND ANALYZE ABILITY USAGE OF
TIMELINE MEDIA ON SOCIAL FOR 5TH GRADE IN KANISIUS
SOROWAJAN ELEMENTARY SCHOOL
Hervina Kathrin Sanata Dharma University
2014
The researcher saw that teachers still explain the material of social science in abstract way of teaching and without any media of learning that can improve applicative and analyze ability. This aims of this study were 1) difference applicative ability usage of timeline media on social for 5th grade in Kanisius Sorowajan Elementary School, 2) difference analyze ability usage of timeline media on social for 5th grade in Kanisius Sorowajan Elementary School.
This study applied quasi experiment model with the population of all students of grade V in Kanisius Sorowajan Elementary School in 2013/2014 academic year consisting 60 students. The sample of control group was class V B amountiny 30 students and the sample of experiment group was class V A amountiny 30 students. The data collection technique used pretest and posttest performed in all groups, then analyzied by SPSS 16 for windows program conducted in 3 stages namely: test of normality, test of homogenity and differential of posttest.
The result of the study shows of difference applicative and analyze ability usage of timeline media on social for 5th grade in Kanisius Sorowajan Elementary School. It is shown by the finding 0,000 or < 0,05 for applicative competence and 0,000 or < 0,05 for analitical. It can be concluded that H0 is refused and Hi is
accepted.
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karna berkat limpahan Rahmat, Hidayah, serta Inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran Timeline terhadap Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis untuk Kelas V SD Kanisius Sorowajan, tepat pada waktunya.
Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, pada saat ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A., Ed.D, Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd, Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A, Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran.
6. Segenap Dosen PGSD S1 Universitas Sanata Dharma peneliti berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan selama ini.
7. Sekertariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.
8. Bapak B. Suwardi, S.Pd, Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan yang telah membantu dan memberikan ijin melakukan penelitian di SD Kanisius Sorowajan.
xi
10. Siswa kelas V A dan V B SD Kanisius Sorowajan yang telah bekerjasama dan membantu dalam penelitian ini.
11. Kedua Orang tuaku, Bapak Budi Isworo dan Ibu Wiwin Kristiyani yang tidak lelah mendukungku dalam pengerjaan skripsi ini.
12. Adikku Herjuna Pribadhi yang telah mendukung dan memberikan motivasi.
13. Nanang Bondan Wahyu Wibowo, terimakasih atas segala perhatian, kesabaran, serta motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman satu kelompok payung dan PPL (Alberta Ratna, Nia Putri, Diannita Putu, Septirinda Eka, Irene Ika, dan Septi Widiyasari) yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan serta selalu memberikan motivasi dan dukungan.
Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna sebab masih ada kekurangan dalam penulisan. Akan tetapi peneliti berharap karya ilmiah ini mempunyai manfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang nantinya akan melakukan penelitian ilmiah.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vii
ABSTRAK ...viii
ABSTRACT ...ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ...xii
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Batasan Masalah ...6
1.3 Rumusan Masalah ...6
1.4 Tujuan Penelitian ...6
1.5 Manfaat Penelitian ...7
1.6 Definisi Operasional Variabel ...8
BAB 2 LANDASAN TEORI ...10
2.1 Kajian Teori ...10
xiii
2.1.2 Media Pembelajaran...13
2.1.3 Media Pembelajaran Timeline ...16
2.1.4 Mata Pelajaran IPS SD...17
2.1.5 Tahap Perkembangan Siswa SD ...20
2.2 Penelitian yang Relevan ...22
2.3 Kerangka Berfikir ...24
2.4 Hipotesis Penelitian ...25
BAB 3 METODE PENELITIAN...26
3.1 Desain Penelitian ...26
3.2 Tempat Penelitian ...27
3.3 Waktu Penelitian ...28
3.4 Populasi dan Sampel ...29
3.5 Variabel Penelitian ...30
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...31
3.7 Validitas dan Reliabilitas ...34
3.8 Teknik Analisis Data ...39
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...43
4.1 Deskripsi Data Penelitian ...43
4.1.1 Deskripsi Data ...43
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Pretest ...44
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Posttest ...45
4.2 Deskripsi Analisis Data Penelitian ...46
4.2.1 Pretest ...46
4.2.2 Posttest ...48
xiv
4.3.1 Uji Normalitas ...50
4.3.2 Uji Homogenitas ...53
4.4 Uji Hipotesis ...55
4.4.1 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest ...55
4.4.2 Perbandingan Skor Posttest ...57
4.5 Pembahasan ...60
BAB 5 PENUTUP ...64
5.1 Kesimpulan ...64
5.2 Keterbatasan Penelitian ...64
5.3 Saran ...65
DAFTAR PUSTAKA ...67
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan Penelitian ... 28
Tabel 2. Waktu Pengambilan Data... 28
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 33
Tabel 4. Kriteria Penilaian Validitas Konstruk ... 35
Tabel 5. Hasil Validitas Media Pembelajaran Timeline ... 35
Tabel 6. Validasi Perangkat Pembelajaran... 35
Tabel 7. Hasil Uji Validitas ... 37
Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 38
Tabel 9. Hasil Reliabilitas ... 39
Tabel 10. Deskripsi data pretest kemampuan mengaplikasi kelompok Eksperimen ... 46
Tabel 11. Deskripsi data pretest kemampuan menganalisis kelompok Eksperimen ... 47
Tabel 12. Deskripsi data pretest kemampuan mengaplikasi kelompok Kontrol ... 47
Tabel 13. Deskripsi data pretest kemampuan menganalisis kelompok Kontrol ... 48
Tabel 14. Deskripsi data posttest kemampuan mengaplikasi kelompok Eksperimen ... 48
Tabel 15. Deskripsi data posttest kemampuan menganalisis kelompok Eksperimen ... 49
Tabel 16. Deskripsi data posttest kemampuan mengaplikasi kelompok Kontrol ... 49
xvi
Kontrol ... 50
Tabel 18. Hasil Uji Normalitas data pretest dan posttest Kelompok
Eksperimen dan kelompok kontrol ... 51
Tabel 19. Uji Homogenitas skor pretest ... 54
Tabel 20. Perbandingan skor pretest ke posttest kemampuan
Mengaplikasi ... 56
Tabel 21. Perbandingan skor pretest ke posttest kemampuan
Menganalisis ... 56
Tabel 22. Perbandingan Skor Posttest kemampuan mengaplikasi... 59
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline ... 17
Gambar 2. Literature Map Penelitian ... 24
Gambar 3. Desain Penelitian ... 27
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Kelas Eksperimen ...71
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ...75
Lampiran 3. Silabus Kelas Kontrol ...84
Lampiran 4. RPP Kelas Kontrol...88
Lampiran 5. LKS Kelas Eksperimen dan Kontrol ...98
Lampiran 6. Validitas Instrumen...101
Lampiran 7. Hasil Validitas Soal ...113
Lampiran 8. Hasil Reliabilitas ...115
Lampiran 9. Hasil Soal Pretest dan Posttest ...116
Lampiran 10. Hasil Pretest dan Posttest ...124
Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas ...128
Lampiran 12. Hasil Uji Homogenitas Data ...132
Lampiran 13. Hasil Uji Kenaikan Skor ...134
Lampiran 14. Gambar Media Pembelajaran Timeline ...138
Lampiran 15. Gambar Penelitian Kelas Kontrol ...139
Lampiran 16. Gambar Penelitian Kelas Eksperimen ...140
Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian ...141
Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian ...143
1 BAB 1
PENDAHULUAN
Bab 1 ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang
Kondisi dunia saat ini dapat diperhatikan bahwa sedang berada pada era
globalisasi dimana segala sesuatu berkembang sangat pesat membuat segala
sesuatu menjadi lebih modern dan masyarakat menginginkan sesuatu terjadi
dengan cepat dan efisien, tidak terkecuali dalam hal Pendidikan. Semua hal
tersebut menuntut adanya keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas, sedangkan SDM yang tidak berkualitas akan kalah bersaing dengan
SDM yang memiliki kualitas baik. SDM yang berkualitas inilah yang nantinya
akan menjadi penyalur tercapainya segala tujuan yang diharapkan.
SDM dalam dunia Pendidikan yang dimaksud adalah Tenaga Pegajar. Pendidikan
berarti salah satu usaha untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya
Manusia yang ada melalui kegiatan pengajaran (Mudyaharjo, 2006:81).
Sedangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 disebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan Bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
2
kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan”.
Seorang pendidik diharapkan berusaha untuk mengembangkan potensi yang
ada pada setiap peserta didik dengan baik yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan kognitif peserta didik. Bloom (dalam Supratiknya, 2012:71)
mengemukakan ada enam dimensi proses kognitif diantaranya mengaplikasi dan
menganalisis. Pengajaran yang memberikan pengalaman hidup akan lebih
bermakna dan memberikan pengalaman yang akan lebih lama diingat oleh siswa.
Mengaplikasi memerlukan pemahaman dari penerapan teori, prinsip,
metode,atau ringkasan berfikir, sehingga dapat dikatakan apabila seorang siswa
benar-benar memahami sesuatu, siswa akan dapat menerapkannya untuk
mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah (Kuswana, 2012:63). Soal
latihan adalah tugas yang langkah penyelesaian masalahnya telah diketahui siswa
yang biasanya telah rutin digunakan, sedangkan masalah adalah tugas yang
prosedur pnyelesaiannya belum diketahui siswa sehingga siswa harus mencari
cara untuk dapat menyelesaikannya (Anderson&Krathwohl, 2010:113).
Menganalisis merupakan proses kognitif yang melibatkan proses
memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan
antar bagian dan antar setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Tujuan
pendidikan dari proses menganalisis antara lain untuk menentukan
potongan-potongan informasi yang relevan atau penting (membedakan), menentukan cara
3
menentukan tujuan balik di informasi tersebut (mengatribusikan)
(Anderson&Krathwohl, 2010:115).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SD Kanisius Sorowajan, guru lebuh
menekankan pada kemampuan mengingat dan memahami. Guru belum
menyajikan suatu masalah yang membuat peserta didik dapat mengaplikasikan
pengetahuannya. Peserta didik tidak diajak berfikir untuk mencari penyelesaian
yang baik itu seperti apa. Tidak hanya itu, dalam proses menganalisis guru juga
tidak meminta atau menggiring peserta didik untuk mengelompokkan informasi
atau materi yang sudah didapatkan sesuai dengan yang diminta guru. Terlihat dari
kegiatan yang kurang mengaktifkan peserta didik dan kurang bervariasi. Guru
lebih banyak menjelaskan materi di depan kelas dan selanjutnya meminta peserta
didik mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang pengerjaannya tidak
mendorong peserta didik untu mencari penyelesaian yang sesuai, karena
penyelesaiannya sudah diketahui (menjadi kebiasaan) peserta didik.
Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup
berlangsung dalam berbagai bentuk, pola, dan lembaga dapat berlangsung
kapanpun dan dimanapun yang berorientasi pada peserta didik. Dalam proses
mendapatkan pengalaman belajar yang diharapkan guru, tentunya guru harus
kreatif menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menarik, serta dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Guru yang kreatif akan selalu
memperbaharui dan menyesuaikan gaya menajar dengan karakter peserta didik.
Hal yang sering dilupakan oleh sebagian besar guru yaitu penggunaan media
4
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002:6). Sedangkan menurut Smaldino
dkk (2012:17) dalam buku media pembelajaran mengatakan bahwa media adalah
suatu alat komunikasi dan sumber informasi yang berasal dari bahasa latin yang
berarti “antara” menunjuk pada segala sesuatu yang membawa Informasi antara
sumber dan penerima pesan, sehingga dapat dikatakan sebagai media
pembelajaran apabila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu
tujuan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa segala sumber belajar
selain guru yang menjadi penyalur maupun penghubung isi dari materi
pembelajaran yang telah diadakan maupun direncanakan oleh guru untuk
mencapai suatu tujuan itu yang sering di kenal dengan media pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik, apalagi pada usia Sekolah Dasar dapat dikatakan
sebagai dasar dari proses pendidikan sehingga media tersebut dapat membantu
guru dalam mencapai tujuan yang dikehendaki. Maka proses belajar mengajar
harus dilakukan dengan tepat oleh guru agar segala keterampilan dasar yang
didapat siswa dapat dilakukan dengan benar karena itu akan menjadi kebiasaan
yang akan sulit diubah oleh siswa nantinya. Pendidikan dasar ini dapat
meningkatkan kualitas diri siswa dengan catatan guru dapat membentuk pola pikir
siswa dengan tepat. Dengan bantuan media pembelajaran yang tepat, diharapkan
siswa dapat berfikir kritis terhadap suatu permaslahan yang dihadapi dalam proses
5
Akan tetapi yang peneliti temukan dilapangan tidak sesuai dengan harapan
suatu pendidikan yang ideal. Guru masih banyak menerangkan materi didepan
kelas, kemudian guru hanya memberi soal yang setiap hari peserta didik juga
mengerjakan jenis soal yang sama. Peserta didik tidak dibimbing untuk
menerapkan ilmu yang di dapat untuk menyelesaikan permasalahan dengan
mengunakan langkah tertentu yang bisa saja muncul dari ide peserta didik itu
sendiri. Permasalahan media pembelajaran dalam belajar mengajar masih menjadi
topik pembicaraan yang sering dipertanyakan, tidak terkecuali dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Padahal seharusnya dalam pelajaran IPS
guru dapat memanfaatkan lebih banyak sesuatu yang ada dilingkungan siswa
untuk dijadikan media. Akan tetapi guru beranggapan menyediakan media
pembelajaran itu menyulitkan, membuang banyak waktu, dan tentunya
memerlukan banyak biaya. Padahal banyak sekali media pembelajaran yang ada
di sekolah yang tidak pernah digunakan dan lingkungan sekitar siswa yang dapat
di manfaatkan oleh guru.
Pengamatan dan beberapa permasalahan yang ditemui peneliti saat
melakukan pengamatan pada siswa kelas V di SD Kanisius Sorowajan yakni
peneliti melihat sebagian besar guru masih menyampaikan materi hanya
menjelaskan secara abstrak saja tanpa menggunakan media pembelaran pada mata
pelajaran IPS. Cara yang abstrak ini memungkinkan siswa mengalami salah
konsep dan ini kan berpengaruh pada kelangsungan pemahaman materi
selanjutnya yang berhubungan dengan materi yang pada saat itu dijarkan. Oleh
6
Timeline terhadap kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis pada Mata
Pelajaran IPS untuk kelas V SD Kanisius Sorowajan”.
1.2 Batasan masalah
Penelitian ini khusus meneliti tentang:
1.2.1 Penggunaan media timeline dalam mata pelajaran IPS yang disesuaikan
dengan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
1.2.2 Penelitian ini dikhususkan pada materi “Persiapan Kemerdekaan”.
1.2.3 Penelitian ini hanya membatasi pada siswa kelas V di salah satu SD
Kanisius Sorowajan.
1.3 Rumusan Masalah
Dengan melihat pembatasan masalah diatas, maka dapat ditentukan Rumusan
masalah yaitu:
1.3.1 Apakah ada perbedaan kemampuan mengaplikasi atas penggunaan media
pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V SD
Kanisius Sorowajan?
1.3.2 Apakah ada perbedaan kemampuan menganalisis atas penggunaan media
pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V SD
Kanisius Sorowajan?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1.4.1 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan mengaplikasi atas
penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk
7
1.4.2 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan menganalisis atas
penggunaan media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk
siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat secara
teoritis maupun manfaat secara praktis, antara lain :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
perkembangan ilmu pendidikan, terutama dalam penggunaan media pembelajaran
timeline guna meningkatkan proses kognitif siswa pada tahap mengaplikasi dan
menganalisis dalam mata pelajaran IPS di kelas V SD Kanisius Sorowajan. Selain
itu dapat juga dijadikan bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut untuk
penelitian selanjutnya.
1.5.2 Manfaat Praktis
1.5.2.1 Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan penggunaan media
pembelajaran timeline guna mengembangkan proses kognitif pada tahap
mengaplikasi dan menganalisis
1.5.2.2 Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan mampu membantu siswa dalam meningkatkan
proses kognitif pada tahap mengaplikasi dan menganalisis dan mempermudah
memahami materi pelajaran IPS dengan menggunakan media pembelajaran
8 1.5.2.3 Bagi guru
Penelitian ini diharapkan agar guru dapat mengembangkan penggunaan
media pembelajaran timeline guna mengembangkan proses kognitif pada tahap
mengaplikasi dan menganalisis untuk mata pelajaran IPS kelas V SD
1.5.2.4 Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini memberikan pengelaman serta pengembangan
media pembelajaran dalam mata pelajaran IPS untuk kelas V SD.
1.6 Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1.6.1 Penggunaan media pembelajaran timeline dalam pembelajaran yakni dengan
menggambarkan hubungan antara peristiwa dan waktu dimana materi
pembelajarannya disajikan dalam sebuah bagan secara kronologis. Media
timeline yang digunakan peneliti dibuat semenarik mungkin agar siswa lebih
bersemangat dalam belajar. Bentuknya seperti papan tulis dalam kelas akan
tetapi lebih kecil, kemudian setiap jarak 5 cm diberi lubang untuk
mempermudah menempelkan gambar dan peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi.
1.6.2 Kemampuan mengaplikasi merupakan suatu proses kemampuan berpikir
peserta didik yang tidak hanya memahami materi, namun juga penerapannya
9
1.6.3 Kemampuan menganalisis menuntut peserta didik untuk dapat
memisah-misah materi pembelajaran kemudian mencari hubungan antar materi dan
10 BAB 2
LANDASAN TEORI
Bab 2 ini peneliti membahas mengenai kajian teori, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan dugaan sementara atau hipotesis. Kajian teori
akan membahas menganai kemampuan berpikir menurut Benjamin S. Bloom,
media pembelajaran timeline, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan perkembangan
anak usia SD. Selanjutnya penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian
mengenai kemampuan berpikir dan media pembelajaran timeline. Berikutnya
kerangka berpikir akan membahas mengenai landasan pemikiran peneliti,
sedangkan Hipotesis membahas dugaan sementara mengenai jawaban dari
rumusan masalah yang telah dibuat.
2.1 Kajian Teori
Kajian teori ini peneliti akan membahas teori-teori mengenai kemampuan
berpikir menurut Benjamin S. Bloom, media pembelajaran, media pembelajaran
timeline, mata pelajaran IPS di SD, dan karakteristik siswa SD.
2.1.1 Kemampuan Berpikir menurut Benjamin S. Bloom
Proses kognitif taksonomi Bloom dalam berpikir siswa yang telah direvisi
memiliki 6 tahapan (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Namun dalam penelitian
ini hanya akan dibahas mengenai mengaplikasi dan menganalisis saja.
2.1.1.1 Mengaplikasi
Pada awalnya dalam jalan satu arah ini perbedaan yang dapat dilihat dari
11
berpikir, sehingga siswa dapat menunjukkan penggunaannya secara terperinci
ketika siswa diminta untuk melakukannya. Akan tetapi dalam konteks
mengaplikasi, siswa memerlukan lebih dari hanya sekedar paham karena siswa
dihadapkan pada situasi baru dengan menerapkan ringkasan hasil berpikir
sebelumnya secara langsung tanpa diberi tahu cara penggunaannya dalam situasi
baru tersebut, sehingga siswa akan mencari sendiri jalan keluar untuk
menyelesaikan masalah yang telah ditemukan. Selanjutnya tahapan berikutnya
dirancang suatu proses untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang digolongkan
dalam kategori mengaplikasi. Jalan keluar suatu pemecahan masalah yang
lengkap dari masalah penerapan yang terdiri dari beberapa langkah yang
ditentukan oleh guru.
Sedangkan Anderson & Krathwohl (2010:116) menegaskan bahwa proses
kognitif mengaplikasi itu melibatkan penggunaan langkah-langkah tertentu untuk
mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah sehingga ini berkaitan
dengan pengetahuan prosedural. Soal latihan merupakan tugas yang prosedur
penyelesaiannya telah diketahui oleh siswa, sehingga siswa menggunakannya
secara rutin. Sedangkan masalah adalah tugas yang prosedur penyelesaiannya
belum diketahui siswa sehingga siswa harus mencari prosedur sendiri untuk
menyelesaikan masalah tersebut. kategori ini terdiri dari dua proses kognitif:
2.1.1.1.1 Mengeksekusi, dalam proses ini siswa secara rutin menerapkan proedur
12
2.1.1.1.2 Mengimplementasikan, berlangsung saat siswa memilih dan
menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang belum
diketahui pemecahannya oleh siswa.
Dari dua pengertian mengenai kemampuan berfikir mengaplikasi yang
dikemukakan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa mengaplikasi adalah
suatu kemampuan kognitif yang tidak hanya memahami suatu materi namun
dapat menerapkannya untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan
prosedur tertentu.
2.1.1.2 Menganalisis
Anderson & Krathwohl (2010:120) menjelaskan bahwa menganalisis
melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan
menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan
struktur keseluruhannya. Kegiatan analisis ini merupakan perluasan dari tahap
memahami sebagai pembuka namun tahap sebelum mengevaluasi dan mencipta.
Tujuan pendidikan yang tercakup dalam proses menganalisis antara lain :
2.1.1.2.1 Membedakan, dalam tujuan ini siswa melibatkan proses memilah-milah
bagian-bagian yang yang dianggap penting dan tidak penting dalam
sebuah struktur dan kemudian hanya memperhatikan bagian yang
peting saja.
2.1.1.2.2 Mengorganisasi, dalam tujuan ini siswa menentukan cara-cara untuk
menata potongan-potongan informasi penting yang telah diperoleh pada
13
menstrukturkan, memadukan, menemukan koherensi, membuat garis
besar, dan mendeskripsikan peran.
2.1.1.2.3 Mengatribusikan, terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang,
pendapat, nilai, atau tujuan yang terkandung dalam sebuah informasi
yang sudah didapatkan.
2.1.2 Media Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan yang pembelajaran dengan baik dan sempurna
(Kustandi & Sutjipto, 2011: 9). Hal yang hampir sama diungkapkan oleh
Djamarah (2010: 120) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Sehingga dua pendapat tersebut
sama-sama mengungkapkan bahwa media pembelajaran digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang baik. Pengertian yang sedikit berbeda
diungkapkan oleh Munadi (2010:5) bahwa media pembelajaran adalah
sumber-sumber belajar selain guru yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan
ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau
pendidik. Pernyataan yang hampir sama diungkapkan oleh Sadiman (2009:7)
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, peasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
14
Dari beberapa teori diatas peneliti menyimpulkan bahwa media pebelajaran
itu merupakan segala sesuatu yang ada di luar diri siswa misalnya benda,
lingkungan disekitar siswa, masyarakat, dan lain-lain yang membantu siswa
mempermudah memahami suatu materi pembelajaran.
2.1.2.2 Fungsi media pembelajaran
Sadiman (2009:17) mengemukakan fungsi dari media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar, yaitu:
2.1.2.2.1 Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis atau
dapat dikatakan lebih memperjelas materi yang hanya diberikan dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan sehingga siswa akan lebih
memahami.
2.1.2.2.2 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, misalnya saja:
objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan miniatur, film, atau
gambar; objek yang terlalu kecil dapat dilihat atau disajikan dengan
mikroskop, gambar, atau film; gerak yang terlalu cepat atau terlalu
lambat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
kejadian yang terjadi di masa lalu dapat disajikan dengan gambar atau
film; objek yang terlalu luas, dan konsep yang terlalu luas.
2.1.2.2.3 Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sifat pasif siswa, sehingga berguna untuk menimbulkan
kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
siswa dengan lingkungan serta kenyataan yang ada, dan memungkinkan
15
2.1.2.2.4 Dengan sifat yang unik dari setiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum, dan
materi pendidikan telah ditentukan sama untuk semua siswa, maka guru
akan mengalami kesulitan untuk menyampaikannya bila dilakukan
sendiri. Hal yang akan menambah kesulitan guru apabila latar belakang
lingkungan siswa juga berbeda. Maka masalah ini dapat diatasi dengan
media pembelajaran yang memiliki kemampuan untuk memberikan
rangsangan yang sama, persamaan pengalaman, dan menimbulkan
pengertian yang sama pada setiap siswa.
Fungsi media pembelajaran yang lain dikemukakan oleh Levie dan Lents
dalam Kustadi (2011:9) ada empat fungsi media pembelajaran khususnya media
visual yaitu:
2.1.2.2.1 Fungsi atensi, yaitu berguna untuk menarik serta mengarahkan
perhatian siswa agar dapat fokus dan konsentrasi pada materi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang disajikan.
2.1.2.2.2 Fungsi afektif, berguna untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa
terhadap kegiatan belajar yang sedang dilakukannya. Misal ketika siswa
menyukai belajar dengan membaca teks bergambar, gambar yang
disajikan harus dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
2.1.2.2.3 Fungsi kognitif, berguna untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang dipelajari, terlihat dari temuan-temuan
16
dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi ataupun pesan yang terkandung dalam gambar
2.1.2.2.4 Fungsi kompensatoris, mampu memberikan konteks untuk dapat
memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam kegiatan membaca
serta untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingat
kembali.
2.1.3 Media Pembelajaran Timeline
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa media pembelajaran
merupakan semua yang berada di luar diri siswa yang dapat membantu siswa
untuk mempermudah memahami informasi yang disampaikan oleh guru, sehingga
media pembelajaran akan mempermudah guru untuk menyampaikan suatu materi
pembelajaran. Begitu juga dengan media pembelajaran garis waktu atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan timeline. Sadiman (2009:37) mengemukakan
bahwa media timeline merupakan media yang menyajikan sebuah garis waktu
yang menghubungan antara sebuah peristiwa dengan waktu terjadinya peristiwa
tersebut. Materi yang disampaikan melalui media timeline ini disajikan secara
kronologi (urutan kejadian) dimana setiap peristiwa demi peristiwa disajikan
secara runtut. Obenchain (2011:186) menerngkan bahwa timeline merupakan
media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang lebih abstrak.
Timeline digunakan untuk mempermudah siswa dalam mengingat peristiwa
lampau dan dalam waktu yang panjang. Melalui timeline siswa dapat berfikir
17
Dua pernyataan di atas menjelaskan bahwa media pembelajaran timeline
merupakan media pembelajaran yang menyajikan suatu urutan kejadian secara
kronologis mulai dari peristiwa, tanggal, tahun, tempat dimasa lampau yang
membantu siswa mudah dalam memahami.
Gambar 1. Media Pembelajaran Timeline
Adapun manfaat media pembelajaran timeline menurut Obenchain
(2011:186) yaitu: 1) siswa lebih mudah memahami konsep yang abstrak, 2) siswa
lebih cepat memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan 3) mendorong
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
2.1.4 Mata Pelajaran IPS SD
2.1.4.1 Pengertian Mata Pelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang memuat
keterampilan di dalam memecahkan suatu masalah yang berawal dari diri sendiri
18
(2006:9) mengemukakan bahwa IPS merujuk pada kajian yang memusatkan
perhatian pada aktivitas kehidupan manusia, dalam berbagai dimensi kehidupan
sosial sesuai dengan karakteristik manusia yaitu sebagai makhluk sosial. Selain itu
dalam Depdikbud (2003:8) menyatakan bahwa program IPS dimaksudkan untuk
mempersiapkan siswa dalam melanjutkan IPS baik dalam bidang akademik
maupun pendidikan profesional. Sehingga dalam program ini dapat memberikan
bekal kepada siswa secara laungsung maupun tidak langsung untuk bergabung di
masyarakat. Materi yang terkandung dalam mata pelajaran IPS merupakan
gabungan (perpaduan) dari cabang-cabang ilmu sosial yang terait dengan masalah
sosial yang terjadi di lingkungan sekitar siswa dan selalu berkembang mengkuti
perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi.
Pada bidang ilmu sosial, nantinya dapat digunakan oleh siswa untuk
mempersiapkan siswa dalam bidang akademik maupun profesionalnya
dimasyarakat kelak. Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) mata pelajaran IPS memuat
materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Sehingga diharapkan melalui
mata pelajaran IPS siswa dapat dibimbing untuk menjadi warga negara Indonesia
yang baik dan bertanggung jawab.
Segala bidang pengetahuan dalam IPS di kaji dari kehidupan sehari-hari
siswa yang terjadi dilingkungan masyarakat sekitar siswa, sehingga siswa dilatih
untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara berhubungan dengan anggota
keluarga, masyarakat, memahami aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat
19
dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat.
2.1.4.2 Tujuan IPS di SD
Supardi (2011:185) mengemukakan beberapa tujuan IPS di SD antara lain:
1) memberi Pengetahuan kepada siswa untuk menjadi warga negara yang baik, 2)
sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar hak dan kewajibannya dan bersikap
demokratis serta tanggungjawab, 3) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dan inkuiri untuk memecahkan masalah-masalah sosial, 4) Melatih belajar
mandiri dan membangun kebersamaan, 5) Mengembangkan kecerdasan,
kebiasaan dan keterampilan sosial, 6) Melatih untuk menghayati nilai-nilai hidup
ang baik dan terpuji, 7) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan.
Berbeda dengan yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP, 2006:575) menyatakan bahwa tujuan Pembelajaran IPS adalah agar siswa
mampu:
2.1.4.2.1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2.1.4.2.2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
2.1.4.2.3 Memiliki kemampuan berkomuikasi, bekerjasama, dan berkomptisi
20
Kesimpulan dari kedua pendapat diatas, bahwa IPS belajar mengenai segala
sesuatu yang terjadi dilingkungan siswa dan masyarakat, serta bagaimana siswa
dapat menyesuaikan diri dilingkungan dan dapat memecahkan segala
permasalahan yang terjadi di masyarakat.
2.1.4.3 Keterampilan yang dikembangkan IPS di SD
Maryani dan Syamsudin (2009:15) mengemukakan keterampilan yang ada
dalam mata pelajaran IPS yaitu: work study skill contohnya membaca peta, group
process skils contohnya berpikir kritis, social living skills contohnya bekerjasama
dengan orang lain.
2.1.5 Tahap Perkembangan Siswa SD
Teori perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget (Crain, 2007:171)
yang dikelompokkan menurut tahapan atau periodenya adalah sebagai berikut:
2.1.5.1 Periode I: Disebut dengan kepandaian sensori-motorik dengan usia anak
dari lahir hingga berusia 2 tahun. Dalam periode ini anak dapat
melakukan tindakan fisik seperti menghisap, menggengam, dan memukul
untuk menghadapi dunia yang muncul dihadapannya.
2.1.5.2 Periode II: Disebut dengan pikiran pra-operasional dimana anak yang
termasuk dalam periode ini memiliki usia 2 tahun sampai 7 tahun. Pada
periode II ini Crain menyatakan bahwa anak-anak belajar berpikir, cara
berpikir mereka masih mengunakan simbol-simbol dan menggunakan
batin atau perasaan. Mereka berpikir masih belum sistematis dan tidak
21
2.1.5.3 Periode III: Disebut tahap operasi-operasi berpikir konkret. Anak yang
tergolong kedalam periode ini adalah anak yang memiliki usia 7 tahun
sampai dengan 11 tahun. Anak-anak dalam periode ini mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis dan hal tersebut terjadi jika
anak-anak mengacu kepada objek-objek dan aktivitas-aktivitas secara konkret.
Sebagai contohnya adalah ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa
perlu diberikan benda – benda atau media konkrit agar memudahkan siswa dalam memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan.
2.1.5.4 Periode IV: Disebut periode operasi-operasi berpikir formal yang disebut
dengan periode ke IV, dimana anak dalam usia 11 tahun hingga dewasa
yang termauk kedalam periode ini. Pada periode ini orang-orang muda
mengembangkan kemampuan untuk berpikir sistematis menurut
rancangan yang murni abstrak dan hipotesis. Sebagai contohnya, siswa
yang sudah masuk pada periode ini tidak lagi menggunakan media – media yang konkrit dalam pembelajaran melainkan sudah belajar secara
abstrak atau benda – benda abstrak.
Dari keempat tahapan perkembangan anak diatas, peneliti memfokuskan
pada tahap Operasional Konkret karena penelitian ini akan dilakukan untuk siswa
kelas V Sekolah dasar yang berada pada usia sekitar 10-11 tahun. Dalam tahap ini
anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis dan hal
tersebut terjadi jika anak-anak mengacu kepada objek-objek dan
aktivitas-aktivitas secara konkret. Sehingga penggunaan media pembelajaran yang konkret
22 2.2 Penelitian yang Relevan
Mityasari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Media
Bagan Garis Waktu (Timeline Chart) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dalam Pembelajaran IPS kelas V SD mengemukakan tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan bagan garis waktu (timeline chart), mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran menggunakan bagan garis
waktu, dan mengetahui respon siswa selama penggunaan media bagan garis
waktu. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini pemilihan media harus
memperhatikan karakteristik dan keunggulan media yang dipergunakan. Masalah
yang dihadapi yakni hasil belajar siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 75. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media bagan garis waktu dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Eva Niko A & Mulyani. (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Tema
Keluarga pada Siswa Sekolah Dasar mengemukakan tujuan dari penelitian ini
untuk mengkaji menjelaskan tentang penggunaan media puzzle untuk
meningkatkan hasil belajar IPS dengan tema keluarga, mendeskripsikan hasil
belajar dengan menggunakan media puzzle dengan tema keluarga, dan untuk
mendeskripsikan kendala-kendala yang muncul dan cara mengatasi kendala yang
23
dengan tema keluarga. Hasilnya bahwa media puzzle dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Alwi (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Peta dan Globe
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS di Sekolah Dasar mengungkapkan
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan prestasi
belajar IPS antara siswa yang belajar menggunakan media globe dengan siswa
yang menggunakan peta dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Hasil belajar
kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media peta dan globe lebih tinggi
daripada hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media peta dan globe
dalam pembelajaran IPS di SD. Media peta dan globe sangat baik digunakan oleh
guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, membangkitkan rasa senang
terhadap pengajaran IPS.
Ketiga penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
timeline dan puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Selain itu penggunaan
media Peta dan Globe juga dapat meningkatkan Prestasi belajar IPS di Sekolah
Dasar. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti apakah penggunaan media
timeline dapat meningkatkan kemampuan berpikir mengaplikasi dan menganalisis
24
Gambar 2. Literature map penelitian
2.3 Kerangka Berpikir
Aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik sebaiknya menyenangkan dan
dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir peserta didik sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta
didik, guru hendaknya menggunakan menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik dan perkembangan siswa SD yang sedang berada pada
tahap operasional konkret. Peran media pembelajaran sebagai perantara guna
mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang pelajari, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dalam materi Proklamasi
Kemerdekaan dalam mata pelajaran IPS pada Kelas V Semester 2, salah satu
media yang dapat digunakan yaitu media timeline.
Media pembelajaran timeline merupakan media pembelajaran yang
mengubungkan antara suatu peristiwa dan waktu kejadian, dimana materi yang perlu diteliti:
Kelas V SD Kanisius Sorowajan Mityasari (2013)
Penggunaan Media Bagan Garis Waktu (TimelineChart)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS kelas V SD
Alwi (2002) Penggunaan Peta dan Globe untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS di Sekolah Dasar
Eva Niko A & Mulyani. (2013) Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS dengan Tema Keluarga pada Siswa
25
pembelajaran disajikan dalam suatu garis yang menampilkan urutan kejadian
secara logis. Diharapkan penggunaan media timeline ini dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa pada tahap mengaplikasi dan menganalisis.
Kemampuan berpikir Mengaplikasi adalah suatu kemampuan kognitif yang tidak
hanya memahami suatu materi namun dapat menerapkannya untuk
menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan prosedur tertentu. Sedangkan
kemampuan menganalisis menuntut siswa untuk dapat memisah-misah materi
pelajaran kemudian mencari hubungan antar materi. Untuk mempermudah siswa
dalam mengaplikasi dam menganalisis suatu materi dalam mata pelajaran IPS di
kelas V SD guru dapat menggunakan media, dalam penelitian ini media yang
digunakan adalah media timeline yang tentu saja itu disesuaikan dengan
perkembangan kognitif siswa SD.
2.4 Hipotesis Penelitian
Peneliti menentukan hipotesis dari penelitian ini adalah:
2.4.1 Terdapat perbedaan kemampuan mengaplikasi atas penggunaan media
pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V SD
Kanisius Sorowajan.
2.4.2 Terdapat Terdapat perbedaan kemampuan menganalisis atas penggunaan
media pembelajaran timeline pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V
26 BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab 3 ini peneliti membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari
desain penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian,instrumen penelitian,
validitas instrumen, reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan jadwal penelitian.
3.1Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain quasi eksperimental
design. Desain ini dipilih apabila kita tidak dapat mengontrol sepenuhnya sampel
yang kita ambil (Sugiyono, 2012:77), maka penggunaan desain ini tepat dengan
keadaan sampel pada saat ini untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan
kelompok kontrol dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian.
Ada dua bentuk desain quasi ekspermen, yaitu Time-Series Design dan
Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2012:77). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan model bentuk yang kedua yaitu Nonequivalent Control
Group Design karena desain ini sama dengan pretest dan posttest control group,
hanya dalam desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih
secara random (acak). Setelah kelompok kontrol diperoleh kemudian dua
kelompok tersebut diberi soal pretest untuk mengetahui kondisi awal sebelum
dilakukannya perlakuan. Setelah didapat hasil pretest dari kelas kontrol dan
eksperimen kemudian hasil tersebut dibandingkan. Hasil pretest dikatakan baik
27
kelas eksperimen diberikan perlakuan, kemudian diberikan postest guna
mengetahui perubahan yang terjadi. Desain penelitian jenis ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3. Desain penelitian (Taniredja,2011:56)
Keterangan:
OA : Rerata skor Pretest kelompok eksperimen
OB : Rerata skor posttest kelompok eksperimen
X : Perlakuan (treatment) penggunaan timeline OC : Rerata skor Pretest kelompok kontrol
OD : Rerata skor posttest kelompok kontrol
3.2Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di SD Kanisius Sorowajan yang beralamat di
Jl. Sorowajan No. 111, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Letak SD ini cukup
strategis karena berada diantara kota Jogja, Sleman dan Bantul. SD Kanisius
Sorowajan merupakan SD Swasta unggul di Bantul sehingga menjadi barometer
untuk sekolah disekitarnya, sehingga harus mampu menunjukkan keunggulan
dalam hal akademik maupun non akademik. Sehubungan dengan visi dan misi
sekolah ini yaitu cerdas, berkarakter, unggul, peduli lingkungan, maka guru
dituntut untuk mengembangkan segala aspek termasuk penggunaan media
pembelajaran selama proses pengajaran berlangsung.
oA X oB
---
28 3.3 Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dimulai dari bulan September 2013 hingga
bulan April 2014, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Kegiatan penelitian
No Kegiatan Bulan 6. Pengolahan data 7. Penyusunan Bab
Peneliti mengambil data penelitian dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 2. Waktu pengambilan data
Kelompok Kegiatan Alokasi Waktu Hari, Tanggal
Kontrol Pretest 2 x 40 menit Kamis, 13 Februari 2014 Kegiatan pembelajaran 2 x 40 menit Kamis, 20 Februari 2014
Kegiatan pembelajaran 2 x 40 menit Kamis, 27 Februari 2014
29
Kegiatan pembelajaran 2 x 40 menit Kamis, 13 Maret 2014
Kegiatan pembelajaran 2 x 40 menit Jumat, 14 Maret 2014
Posttest 2 x 40 menit Jumat, 4 April 2014
3.4Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah genaralisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:215). Populasi
yang dimaksud bukan hanya manusia, akan tetapi benda-benda dan objek yang
ada di alam ini. Pada penelitian ini peneliti menentukan populasinya adalah siswa
kelas V di SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 60 siswa.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:216). Apabila populasi yang dipilih terlalu
besar, peneliti tidak dapat mungkin mempelajari semua mengenai populasi yang
ada karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana, maka peneliti dapat mengambil
sampel dari populasi yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini sampel untuk
kelas eksperimen adalah kelas VA yang berjumlah 30 siswa dan sampel untuk
kelas kontrol adalah kelas VB yang berjumlah 30 siswa. Peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara non-random yaitu cara pemilihan sejumlah
30
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Kariadinata&Abdurahman,
2012:24), dalam hal ini hanya anggota-anggota tertentu dari populasi yang akan
terpilih menjadi anggota sampel, dan pemilihan anggota-anggotanya bersifat
subjektif.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut untuk kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012:38). Dalam variabel terdapat berbagai variasi data yang berbeda-beda.
Meskipun jenis data sama, akan tetapi ukuran untuk setiap orang itu berbeda-beda
atau bervariasi. Pada penelitian ini akan digunakan dua variabel, yaitu :
3.5.1 Variabel bebas ( independen variabel )
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008: 39). Pada
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan media
pembelajaran timeline.
3.5.2 Variabel terikat ( dependen variabel )
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008: 39). Pada penelitian ini
31
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 4. Pemetaan Variabel Penelitian
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti dalam penelitian ini mengumpulkan data dengan teknik tes.
Teknik ini digunakan untuk mengevaluasi, yaitu untuk membedakan antara
kondisi awal dengan kondisi sesudahnya (Sangaji, 2010:191). Tes merupakan
suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur aspek perilaku peserta didik (Arifin, 2009:118).
Tujuan tes yang paling penting adalah untuk: 1) mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik, 2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik, 3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, 4) mengetahui hasil
pengajaran, 5) mengetahui hasil belajar, 6) mengetahui pencapaian kurikulum, 7) Penggunaan media
Timeline
Kemampuan Menganalisis Kemampuan
32
mendorong peserta didik belajar, dan 8) mendorong pendidik mengajar lebih baik
(Mardapi, 2008:68).
Langkah pertama adalah dengan melakukan pretest, dilakukan dengan
sampel yang kecil. Tempat untuk pretest harus dipilih sedemikian rupa sehingga
hampir bersamaan dengan atau sama dengan lapangan yang sebenarnya (Nazir,
2005: 213). Pengambilan data melalui pretest bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat ukur dalam penelitian
(Sugiyono, 2012:222). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa soal latihan. Soal latihan adalah tugas yang langkah penyelesaian
masalahnya telah diketahui siswa yang biasanya telah rutin digunakan (Anderson
& Krathwohl, 2010:113). Sebelum menyusun soal, peneliti sebelumnya harus
menyusun kisi-kisi soal terlebuh dahulu. Kisi-kisi merupakan tabel yang
menunjukkan hubungan antara hal yang disebutkan dalam baris dengan
hal-hal yang disebutkan dalam kolom yang menunjukkan kaitan antara variabel yang
diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan,
dan instrumen yang disusun (Sangadji&Sopiah, 2010:155). Berikut adalah
33
Tabel 3. Kisi-kisi instrumen penelitian
No Variabel Aspek Indikator No
Mengimplementasikan - Menggunakan cara tertentu untuk
Mengorganisasi - peranan tokoh-tokoh dalam
Setelah melakukan pretest, peneliti melakukan analisis kesulitan
siswa untuk selanjutnya diberikan perlakuan sesuai kebutuhan yakni
memberikan meteri pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran timeline pada kelas eksperimen. Setelah perlakuan dirasa
cukup, untuk mengetahui kondisi setelah diberi perlakuan siswa akan
34 3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.7.1 Uji validitas
Azwar (2011: 173) mengungkapkan bahwa validitas menunjukkan sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Dengan melakukan uji validitas ini peneliti dapat melihat apakah alat ukur yang
dibuat dan digunakan itu sudah tepat. Bila peneliti hendak mengukur perbedaan
penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis,
maka instrumen yang digunakan harus sesuai dengan tujuan agar instrumen
tersebut dapat dikatakan valid. Penyusunan butir-butir instrumen didasarkan pada
indikator-indikator yang sudah dibuat dan diberi pula kriteria penilaian untuk
setiap item soal. Ada 4 bentuk validitas yaitu validitas isi, validitas konstruk,
validitas prediktif, dan validitas konkruen. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan validitas konstruk dan validitas isi.
Sugiyono (2012:125) mengemukakan bahwa pengujian validitas konstruk
dengan menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Setelah instrumen
disesuaikan dengan indikator yang akan diukur, selanjutnya akan dikonsultasikan
atau diteliti dengan para ahli. Para ahli ini diminta untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Dalam hal ini
peneliti meminta kepala sekolah dan guru kelas untuk melakukan validasi pada
media pembelajaran timeline, perangkat pembelajaran, dan kesesuaian soal
35
Berikut Kriteria Hasil Validitas yang telah ditentukan peneliti:
Tabel 4. Kriteria penilaian Validitas Konstruk
Nilai Kriteria
80-100 Sangat Baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
0-39 Kurang
Tabel 5. Hasil Validitas Media Pembelajaran Timeline
No Validitas Media Timeline Nilai
1 Kepala Sekolah 92, 86
2 Guru Kelas 89,29
Validitas Konstruk yang pertama peneliti lakukan adalah validitas pada
media pembelajaran timeline yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru kelas.
Hasil validitas yang diperoleh dari kepala sekolah adalah 92,86 sedangkan hasil
validitas yang dilakukan oleh guru kelas adalah 89,29. Kedua nilai yang
dihasilkan menunjukkan bahwa media pembelajaran timeline yang peneliti
gunakan dalam penelitian termasuk dalam kategori sangat baik, sehingga telah
36
Tabel 6. Validasi Perangkat Pembelajaran
No Aspek yang dinilai Nilai
1. Silabus 95
2. RPP 80
3. LKS 68
4. Materi Ajar 93,75
5. Soal 97,5
Rata-rata 86,85
Validasi perangkat pembelajaran yang di validasi oleh Kepala Sekolah
berisi tentang silabus, RPP, LKS, Materi Ajar, dan Soal. Dari ke lima aspek yang
divalidasi tersebut peneliti mendapatkan skor rata-rata 86,85. Hasil rata-rata
menunjukkan dalam ke lima aspek peneliti mendapatkan nilai Sangat Baik.
Validasi yang terakhir yaitu validasi kesesuaian kisi-kisi dengan soal yang
di isi oleh guru kelas sebelum soal diberikan kepada siswa untuk divalidasi.
Hasilnya peneliti mendapatkan skor 92 yang artinya sangat bagus, karena soal
yang dibuat sudah sesuai kisi-kisi dan bahasanya juga sudah mudah dipahami
siswa.
Validitas yang digunakan untuk menghitung setiap item soal yakni
validitas isi dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan (Sugiyono, 2012:129). Pengertian yang lain dikemukakan
oleh Sangadji&Sopiah (2010:160) bahwa validitas isi menunjuk pada sejauh mana
37
sama-sama mengemukakan bahwa validitas merupakan suatu kegiatan
membandingkan isi instrumen dengan materi yang telah diajarjan guna mengukur
cakupan substansi yang akan diukur. Untuk menghitung validitas isi, peneliti
menggunakan program SPSS 16 yang disesuaikan dengan kriteria instrumen yang
dikatakan valid apabila harga probabilitas yang ditunjukkan dalam sig. (2-tailed)
di bawah 0,05 (p < 0,05). Pengujian validitas yang dilakukan tidak hanya pada
setiap variabel, akan tetapi pada setiap aspek yang hendak diteliti. Hasil pengujian
validitas diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Validitas
No Variabel Person
38 5. Peranan
tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
0,555** 0,001 Valid
Lima butir soal yang telah divalidasi dan menghasilkan butir soal yang
valid untuk selanjutnya diujikan kepada siswa dalam kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebagai pretest dan posttest. Peneliti mengambil item valid
dengan korelasi 0,01 dengan tingkat kesalahan 1%, maka semua item tersebut
dinyatakan valid.
3.7.2 Uji reliabilitas
Uji validitas yang telah menghasilkan soal valid untuk selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui taraf keajegan dari suatu
instrumen. Azwar (2011:180) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Di dalam uji reliabilitas ini peneliti
dapat melihat apakah hasil dari uji validitas tersebut tepat dalam penggunaannya.
Sugiyono (2012:130) mengemukakan bahwa instrumen dikatakan reliabel apabila
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama pula. Pengujian reliabilitas dalam penelitian
ini peneliti menggunakan program SPSS 16 dengan uji Alpha Cronbach.
Nunnally mengemukakan dalam (Ghozali, 2006:42) bahwa suatu konstruk akan
disebut reliabel atau memiliki reliabilitas jika telah memenuhi harga Alpha
39
Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Koreksi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-070 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat rendah
Dari hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil sebagi berikut:
Tabel 9. Hasil Reliabilitas
SD Kanisius Sorowajan
Alpha Cronbach Kualifikasi
0,686 Cukup
Tabel 9 menunjukkan harga Alpha Cronbach untuk instrumen yang
digunakan adalah 0, 686 dengan kriteria cukup, sehingga instrumen soal yang
dibuat dapat digunakan sebab telah memenuhi syarat instrumen valid dan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data dengan menggunakan program komputer PASW (SPSS) 16 for
40 3.8.1 Uji Prasyarat Analisis
3.8.1.1Uji Normalitas Data
Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kolmogorov-Smirnov (Prayitno, 2012:136) dengan tujuan untuk menentukan jenis
statistik yang akan digunakan. Kriteria yang digunakan dalam teknik
Kolmogorov-Smirnov yakni:
1. Apabila harga sig. (2-tailed) > 0,05 distribusi data normal. Apabila
distribusi data normal, teknik statistik inferensial yang digunakan
adalah statistik parametrik uji t atau t-test.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 distribusi data tidak normal. Apabila
distribusi data tidak normal, teknik statistik yang digunakan adalah
statistik nonparametrik Mann-Withney.
Setelah semua data telah diuji normalitas, selanjutnya data dapat diuji
dengan uji statistik dengan langkah sebagai berikut:
3.8.1.2 Uji Homogenitas skor Pretest
Pengujian homogenitas yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama (Siregar, 2013:167).
Metode yang di gunakan dalam melakaukan uji homogenitas ini adalah metode
varian terbesar dibandingkan dengan varian terkecil. Prayitno (2008:31)
mengemukakan apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama. Kriteria untuk menilai