• Tidak ada hasil yang ditemukan

Naskah Publikasi Ilmiah Optimalisasi Kardus Bekas Sebagai Alat Peraga Untuk Peningkatan Komunikasi Dan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Smp Muhammadiyah 5 Surakarta (Ptk Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Semester Genap Smp Muham

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Naskah Publikasi Ilmiah Optimalisasi Kardus Bekas Sebagai Alat Peraga Untuk Peningkatan Komunikasi Dan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Smp Muhammadiyah 5 Surakarta (Ptk Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Semester Genap Smp Muham"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Naskah Publikasi Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

KHUSNIYATI WAHYUNI

A 410 090 052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

(2)
(3)

Oleh

Khusniyati Wahyuni1 dan Sutama2 1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,uuni_bnn@yahoo.com

2

Staf Pengajar Pendidikan Matematika UMS Surakarta, sutama_mpd@yahoo.com

Abstrak

Penelitian, ditujukan untuk mendeskripsikan peningkatan komunikasi dan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun 2012/2013 setelah dilakukan pembelajaran melalui optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga. Penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian, siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak 31 siswa. Obyek penelitian, komunikasi dan hasil belajar matematika. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, metode tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian, ada peningkatan komunikasi dan hasil belajar matematika yang dapat dilihat dari meningkatnya indikator komunikasi dan hasil belajar matematika yang meliputi : 1) berani menyampaikan pendapat sebelum tindakan 16,13% dan putaran II 70,96%, 2) menulis soal atau jawaban sebelum tindakan 29,03% dan putaran II 83,87%, 3) menggambar untuk memperjelas soal sebelum tindakan 19,35% dan putaran II 74,19%, 4) menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan pemecahan masalah sebelum tindakan 9,67% dan putaran II 54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38% dan putaran II 93,54%. Simpulan penelitian, optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga dapat meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika.

Kata kunci : komunikasi, hasil belajar, alat peraga

Pendahuluan

Komunikasi dan hasil belajar matematika itu penting. Komunikasi

matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Komunikasi

tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang

menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa

uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan

kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan

masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan

verbal suatu gagasan matematika (Ali Mahmudi, 2009 : 3).

(4)

Komunikasi matematika berdampak pada hasil belajar matematika. Hasil

belajar matematika penting. Hal ini karena dengan matematika, kita akan belajar

bernalar secara kritis, kreatif dan aktif serta sebagai alat penyelesaian

permasalahan dalam kehidupan nyata. Belajar matematika sebagai suatu wahana

yang memfasilitasi kemampuan bernalar, berkomunikasi dan peningkatan

kepercayaan diri dalam bermatematika.

Hasil observasi awal kemampuan komunikasi matematika siswa SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta kelas VIIIA yang terdiri dari 31 siswa ( laki-laki

sebanyak 17 siswa dan perempuan sebanyak 14 siswa ) belum sesuai harapan.

Siswa yang berani menyampaikan pendapat sebanyak lima siswa (16,13%), siswa

yang sering menulis soal atau jawaban sebanyak sembilan siswa (29,03%), siswa

yang mampu menggambar untuk memperjelas soal sebanyak enam siswa

(19,35%), siswa yang mampu menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan

pemecahan masalah sebanyak tiga siswa (9,67%) dan siswa yang tuntas dengan

nilai mencapai KKM sebanyak 15 siswa (48,38%). Dari data tersebut dapat

disimpulkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa kelas

VIII A masih rendah.

Akar penyebab permasalahan komunikasi dan hasil belajar matematika

diatas dapat bersumber dari banyak faktor. Salah satu diantaranya yaitu bersumber

dari guru, siswa, media pembelajaran ataupun lingkungan belajar. Faktor dominan

berasal dari media pembelajaran. Kurangnya media pembelajaran yang menarik

dikelas seperti komputer, LCD, maupun alat peraga matematika berpengaruh pada

komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran akan

menarik dan tidak membosankan jika dapat memanfaatkan media pembelajaran

yang menarik perhatian siswa.

Salah satu alternatif yang digunakan adalah media pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga matematika. Pada saat menggunakan alat peraga

hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat

peraga dapat mencapai hasil yang baik (Nana Sudjana, 2000 : 104). Dalam hal ini,

(5)

Keunggulan dari media pembelajaran dengan mengoptimalisasi kardus

bekas sebagai alat peraga yaitu 1) dapat dibuat oleh guru maupun siswa, 2) relatif

mudah pengerjaannya, 3) biaya pembuatan yang cukup murah, dan 4) mendaur

ulang kardus bekas. Selain itu, alat peraga ini merupakan alat visual tiga dimensi

sehingga siswa dapat mengamati dan memegangnya serta mampu mencegah

kebosanan siswa dalam belajar.

Berdasarkan keunggulan dari media pembelajaran dengan

mengoptimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga diduga 1) dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika bagi siswa kelas VIIIA SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta, dan 2) dapat meningkatkan hasil belajar matematika

bagi siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi

dan hasil belajar matematika. Secara khusus terdapat dua tujuan dalam penelitian

ini. (1) Mendiskripsikan peningkatan komunikasi matematika bagi siswa kelas

VIIIA semester 2 SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2012/2013

melalui optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga. (2) Mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VIIIA semester 2 SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 melalui optimalisasi kardus

bekas sebagai alat peraga.

Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1)

merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya K. dan Dedi D., 2011 : 9).

Proses PTK yaitu dialog awal, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi,

dan penyimpulan. Menurut Sutama (2010 : 18) bahwa karakteristik PTK secara

garis besar, yaitu (a) mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual, (b)

adanya tindakan, (c) adanya evaluasi terhadap tindakan, (d) pengkajian terhadap

(6)

dua putaran selama 6 bulan, yaitu Oktober 2012 hingga Maret 2013. Subyek

penelitian adalah siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak

31 siswa. Sedangkan obyek penelitian adalah komunikasi dan hasil belajar

matematika.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, metode tes, catatan

lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Arikunto (2010 : 272) dalam

menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya

dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen yang berisi tentang

kejadian atau tingkah laku yang akan dilakukan. Teknik analisis data dilakukan

secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Menurut Kusnandar (2011 : 128),

data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi

gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap

suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode

belajar yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias

dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis

secara kualitatif. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Menurut

Sukmadinata (2005 : 104) keabsahan data dapat dilakukan melalui obsevasi secara

terus menerus, triangulasi sumber, metode, dan penelitian lain, pengecekan

anggot, diskusi teman sejawat, dan pengecekan referensi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Proses pembelajaran dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga

dilakukan dalam lima tahap. 1) orientasi siswa pada situasi masalah, 2)

mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Juprani

(2012), langkah-langkah pembelajaran dengan bantuan alat peraga ada tujuh

tahap. 1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dikelas,

2) melaksanakan pembelajaran menggunakan metode bervariasi, 3) siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok, 4) setiap kelompok bertanya jawab tentang

(7)

siswa dalam menentukan fungsi dari setiap rangka manusia di dalam

kelompoknya, 6) diskusi tentang rangka manusia dan kegunaannya, 7) evaluasi

dan tindak lanjut.

Proses pembelajaran pada tindakan putaran I, siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pembagian kelompok dipilih

sendiri oleh siswa. Setiap anggota kelompok diberi modul materi dan alat peraga

matematika. Pada tindakan putaran II, proses pembelajaran sama dengan putaran I

dengan menggunakan alat peraga dan bekerja secara berkelompok. Namun,

pembagian kelompok ditentukan oleh guru berdasarkan nilai yang diperoleh siswa

pada putaran I. Siswa diberi waktu untuk berdiskusi tentang materi dengan

bantuan alat peraga. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Guru memberikan penguatan dan

bersama-sama siswa membuat kesimpulan.

Pembelajaran matematika dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat

peraga dapat meningkatkan komunikasi belajar siswa. Data peningkatan

[image:7.595.115.505.486.688.2]

komunikasi belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1

Data Komunikasi Matematika Komunikasi Belajar

Matematika Kondisi Awal Siklus I Siklus II Berani menyampaikan pendapat 5 siswa (16,13%) 11 siswa (35,48%) 22 siswa (70,96%) Menulis soal atau

(8)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kondisi Awal Putaran I Putaran II

P ro se n tas e (% ) Tindakan Berani Menyampaikan Pendapat

Menulis Soal atau Jawaban

Menggambar untuk Memperjelas Soal

[image:8.595.128.502.118.294.2]

Menjelaskan Konsep yang Berkaitan dengan Pemecahan Masalah

Gambar 1 Peningkatan Komunikasi Matematika

Hasil analisis data kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

sebanyak 31 siswa, pada kondisi awal terlihat bahwa siswa yang berani

menyampaikan pendapat sebanyak 5 siswa (16,13%). Pada tindakan putaran I

menjadi 11 siswa (35,48%) dan pada tindakan putaran II menjadi 22 siswa

(70,69%).

Siswa yang mampu dan sering menulis soal atau jawaban dari pertanyaan

yang diberikan oleh guru pada kondisi awal sebanyak 9 siswa (29,03%). Pada

tindakan putaran I menjadi 16 siswa (51,61%). Pada tindakan putaran II

meningkat menjadi 26 siswa (83,87%).

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

komunikasi dan hasil belajar matematika. Budhi Citra Wati (2012) yang

menyimpulkan bahwa penerapan strategi guided teaching dengan metode

generative learning dalam pembelajaran matematika telah dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa.

Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang mampu menggambar

untuk memperjelas soal mengalami peningkatan. Sebelum tindakan siswa yang

mampu menggambar untuk memperjelas soal tercatat sebanyak 6 siswa (19,35%),

pada putaran I sebanyak 13 siswa (41,93%), dan pada putaran II sebanyak 23

siswa (74,19%).

Ristanto (2012), menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif

(9)

dan komunikasi matematika. Kroll dan Halaby (dalam Kosko) mengidentifikasi

manipulasi sebagai hal yang penting dalam mengembangkan keterampilan

menulis dalam matematika. Mereka mengidentifikasi menulis dalam matematika

sebagai proses perkembangan yang panjang. Jadi manipulasi digunakan untuk

memperkenalkan siswa pada gagasan penulisan dan diskusi dalam matematika.

Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang mampu menjelaskan

konsep matematika yang berkaitan dengan pemecahan masalah mengalami

peningkatan. Sebelum tindakan siswa yang mampu menjelaskan konsep yang

berkaitan dengan pemecahan masalah tercatat sebanyak 3 siswa (9,67%), pada

putaran I sebanyak 8 siswa (25,8%), dan pada putaran II sebanyak 17 siswa

(54,83%).

Komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau

verbal. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel,

dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis

juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang

menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk

menyelesaikan masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan

dan penjelasan verbal suatu gagasan matematika (Ali Mahmudi, 2009 : 3).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

matematika mengalami peningkatan yang berdampak pada hasil belajar siswa. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ria Rustikaningrum Murti

Astuti (2013) menyimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar matematika. Artinya semakin tinggi komunikasi siswa, maka

semakin tinggi kecenderungan siswa untuk mencapai prestasi belajar matematika

yang tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan dukungan hasil penelitian oleh

Lipeikiene (2009) yang menyimpulkan bahwa komunikasi matematika digunakan

dalam berbagai aspek dan level.

Hasil belajar matematika dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas

dengan nilai mencapai lebih dari sama dengan KKM 70. Peningkatan diuraikan

(10)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kondisi Awal

Putaran I Putaran II

P ro se n tas e (% ) Tindakan

[image:10.595.116.498.119.386.2]

Nilai ≥ KKM 70 Tabel 2

Data Hasil Belajar Matematika Hasil Belajar

Matematika Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Nilai ≥ KKM 70 15 siswa

(48,38%)

25 siswa (80%)

29 siswa (93,54%)

Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia

menerima pelajaran. Hasil belajar digunakan guru untuk menentukan tercapainya

tujuan pembelajaran melalui sistem skoring hingga mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal).

Hasil penelitian Dony Farizandy (2010) mendukung penggunaan alat

peraga dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika setelah menggunakan

strategi Group Investigation yang berbantu alat peraga.

Sebelum tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak

15 siswa (48,38%). Pada putaran I siswa memperoleh nilai ≥ 70 menjadi sebanyak

25 siswa (80%), sedangkan pada putaran II siswa memperoleh nilai ≥ 70

meningkat sebanyak 29 siswa (93,54%). Hasil penelitian oleh Tella (2007) yang

menyimpulkan bahwa prestasi akademik peserta didik sekolah menengah berbeda

secara signifikan berdasarkan tingginya motivasi belajar mereka.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Fajar Sarjuningsih. Fajar

(11)

Draw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan komunikasi

matematika dalam pembelajaran matematika.

Simpulan

Proses pembelajaran dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga

dilakukan dalam lima tahap. 1) orientasi siswa pada situasi masalah, 2)

mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Proses pembelajaran

matematika dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga dapat

meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika. Peningkatan komunikasi

dan hasil belajar matematika diuraikan dibawah ini.

Peningkatan komunikasi belajar matematika yaitu (1) siswa yang berani

menyampaikan pendapat dari sebelum tindakan hingga putaran II meningkat

sebesar 54,83%, (2) siswa yang sering dan mampu menulis soal atau jawaban

meningkat sebesar 54,84%, (3) siswa yang mampu menggambar untuk

memperjelas soal meningkat 54,84%, dan (4) siswa yang mampu menjelaskan

konsep-konsep yang berkaitan dengan pemecahan masalah dari sebelum tindakan

hingga putaran II meningkat 45,16%.

Peningkatan komunikasi belajar matematika mengakibatkan peningkatan

hasil belajar matematika. Peningkatan hasil belajar matematika yaitu yang tuntas

mencapai KKM dari sebelum tindakan sebanyak 15 siswa (48,38%), putaran I 25

siswa (80%), dan pada putaran II sebanyak 29 siswa (93,54%).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan

sejumlah saran terhadap kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti

selanjutnya. Saran terhadap kepala sekolah, hendaknya menindaklanjuti

optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran. Guru

matematika hendaknya menerapkan penggunaan alat peraga dalam proses

pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan siswa

(12)

melakukan penelitian pada hal-hal yang belum dicapai secara maksimal dalam

meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika.

Selama pembuatan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada 1) Drs.

Sofyan Anif, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian. 2) Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3) Prof. Dr. Sutama, M.Pd, selaku Dosen

Pembimbing yang selalu memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan

dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4) Sudarno, S.Pd

dan Sri Lestari, S.Pd, selaku Kepala Sekolah dan Guru Matematika SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan serta

membantu dalam pelaksanaan penelitian. 5) Siswa siswi kelas VIIIA SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta yang dengan keikhlasan bersedia menjadi subyek

penelitian, terima kasih atas kerjasamanya. 6) Semua pihak yang tidak mungkin

disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Astuti, Ria Rustikaningrum Murti. 2013. Pengaruh Komunikasi, Fasilitas Belajar, Dan Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Bilingual Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo. Skripsi. Surakarta : UMS (Tidak dipublikasikan)

Farizandy, Dony. 2011. “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika

Siswa dengan Metode Cooperative Script dengan menggunakan Alat

Peraga”. Skripsi. Surakarta : UMS (Tidak Dipublikasikan)

(13)

Kosko, Karl W & Jesse L.M.Wilkins. “Mathematical Communication and Its Relation to the Frequency of Manipulative Use. Vol. 5 No.2, http://www.iejme.com/index.html

Kusnandar, 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks

Lipeikiene, Joana. 2009. “A Wide Concept Of Mathematical Communication”. [Jurnal]

Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta [Makalah Jurnal]

Ristanto. 2012. “Peningkatan Kedisiplinan dan Kemampuan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika melalui Strategi Aktif College Ball”. Skripsi. Surakarta : UMS (Tidak Dipublikasikan)

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sutama. 2010. Penelitian Pendidikan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK. Semarang : CV. Citra Mandiri Utama

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya

Tella, Adedeji. 2007. “The Impact of Motivation on Student’s Academic

Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among Secondary

School Students in Nigeria”. 3(2). 149-156

Wati, Budhi Citra. 2012. “Penerapan Strategi Guided Teaching dengan Metode Generative Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Gambar

Tabel 1
Gambar 1 Peningkatan Komunikasi Matematika
Tabel 2 Data Hasil Belajar Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Adanya inovasi baru dalam pembuatan alat perebusan ikan pindang ini dapat memberikan nilai tambah sehingga dapat menghasilkan produk yang bersih bagi konsumen, khususnya

A self-avoiding rook walk on a chessboard (a rectangular grid of squares) is a path traced by a sequence of rook moves parallel to an edge of the board from one unit square to

Strategi think talk write yang dilakukan meliputi tiga tahap, yaitu think (berfikir), talk (berbicara/berdiskusi) dan write (menuliskan ide ide/ kesimpulan).

- field survey facilities. The Government of Indonesia shall exempt the Consultant from income tax or any other direct tax in respect of any emolument paid to

This research paper observer symbolism on Gerard Manley Hopkins’s Poems. The major aim in this study is to reveal the dominant symbol used in Gerard Manley Hopkins Poems using

comprehension of literary work especially English narration of short story. Therefore, this study will fill the absence of the study under the

[r]

The aims of the research are: (1) to know whether or not flashcards can improve the students‟ vocabulary mastery (2) to describe the imp lementation flashcards