• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH Analisis Faktor-Faktor Determinan Keberhasilan Pembinaan Guru SD Pascasertifikasi di Kabupaten Demak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH Analisis Faktor-Faktor Determinan Keberhasilan Pembinaan Guru SD Pascasertifikasi di Kabupaten Demak."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

ARTIKEL ILM IAH

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR DETERM INAN

KEBERHASILAN PEM BINAAN GURU SD PASCASERTIFIKASI

DI KABUPATEN DEM AK

Oleh :

SRI UTAM ININGSIH NIM : Q 100110174

PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)

3

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DETERM INAN

KEBERHASILAN PEM BINAAN GURU SD PASCASERTIFIKASI

Oleh : Sri Ut am iningsih1, Sut am a2, Suyat m ini3 1)

M ahasisw a Pascasarjana Universit as M uham adiyah Surakart a 2)

St af Pengajar Universit as M uham adiyah Surakart a 3)

St af Pengajar Universit as M uaham adiyah Surakart a

Abst ract

This research aims t o analyze t he fact ors det erminant Post cert ified t eacher ment oring in Demak. To answ er t he problem how t o influence direct ly t he w orking mot ivat ion, abilit ies and at t it udes of t eachers t ow ard success coaching supervisor t hrough t he met hod and principles of const ruct ion of the primary school t eachers Post cert ified. This research is expect ed t o benefit t he coaching w isdom of Post Cert ified t eacher primary school t eachers. The subject of research is t he primary t eachers of post cert ificat ion in Demak as much as 285 as t he sample by using t he purposive propot ional met hod sampling and quant it at ive research met hod paradigm of pat h analysis. The findings of t his research is a det erminant fact or of models are said t o be in accordance w it h t he empirical dat a in t he field, and aft er having t est ed t he hypot hesis t hat exogenous variables know n t o w ork mot ivat ion of t eachers, t eachers ' skills, and at t it ude of supervisors has direct and indirect influence t hrough t he t echniques and principles of supervise t o supervise successfull. Cont ribut ion of t he mot ivat ion of w orking w it h 0, 101, influence 10 % cont ribut ion of capabilit y of t eachers as 0 .9 w it h influence 9%, at t it udes of supervisors 9 0,122 w it h 45% influences, and t he rest is influenced by ot her fact ors. The conclusion is t hat t he model of fact ors – fact ors of det erminat ion pascasert ifikasi t eacher ment oring generally accept ed t heoret ical models as fit or in accordance w it h t he dat a in t he field. Suggest ions or recommendat ions is t he need t o incorporat e t he element of mot ivat ion in t he const ruct ion of t he t eacher w ho had been less aw are of.

Keyw ords : analysis, supervise , t eacher, post cert ified

PENDAHULUAN

Pembinaan guru pascasert ifikasi pent ing dilakukan unt uk perbaikan dan peningkat an kualit as pendidikan. Keberhasilan Pembinaan guru pascasert ifikasi dapat dipakai unt uk menut upi at au melengkapi kekurangan pelaksanaan sert ifikasi yang belum mampu mengangkat kinerja guru.

(4)

4

persen. Kemudian dilihat dari kelayakan guru mengajar, unt uk t ingkat SD baik negeri maupun sw ast a t ernyat a hanya 28,94%, guru SM P 54,12% dan sw ast a 60,99%. Hasil penelit ian Koswara dkk (2009;27) dimana sert ifikasi memiliki pengaruh yang rendah t erhadap profesionalisme dan mut u pembelajaran. M odel-model pembinaan guru pascasert ifikasi sudah banyak dikembangkan, hasil penelit ian Sant yasa (2012:7) menemukan perlunya pembelajaran dan asesmen inovat if, lesson st udy, dan penelit ian t indakan kelas. Ngabiyant o (2011: 17- 28) menganjurkan unt uk peningkat an kompet ensi paedagogik dengan menggunakan lesson st udy, case st udy, dan t eaching clinic. M enurut Haryono (2010:47) pembinaan guru harus mengident ifikasikan adanya kebut uhan guru sepert i model t eaching clinic (TC), hanya karena ket erbat asan dana model ini w alau baik belum banyak membant u keberhasilan proses pembinaan guru pascasert fikasi.

Keberhasilan t ent ang pembinaan guru t olok ukurnya adalah t ercapainya t ujuan pembinaan yait u unt uk peningkat an kualit as pembelajaran dan peningkat an kinerja profesionalisme, oleh karena it u merujuk pada hal t ersebut keberhasilan pembinaan paramet ernya adalah peningkat an kualit as pembelajaran dengan indikat or guru mampu membedakan karakt erist ik pesert a didik, melaksanakan pembelajaran dengan prinsip pakem dan melaksanakan evaluasi sesuai mat eri dan karakt erist ik sisw a. Kinerja profesional indikat ornya adalah ada peningkat an hasil t est KUA, Peningkat an hubungan dengan kolega dan Lebih paham t ent ang fungsi profesinya. (Hammond,2000; Brew er,1997; Heck,2007; M onk, 1994; St rauss and Saw yer,1986; Suyant o,2012; C.Houle,1980).

Penelit ian t ent ang fakt or-fakt or yang berpengaruh pada keberhasilan pembinaan guru banyak di t elit i oleh para pakar, Bafadal (2001:1) menemukan pengaruh ket eguhan prinsip pembinaan. Prinsip adalah acuan yang dipakai dalam pembinaan, dalam penelit ian ini indikat ornya yait u pembinaan dilaksanakan secara ilm iah, demokrat is, komperenship dan konst rukt if sert a memperhat ikan aspek penunjang sepert i ket ersedian narasum ber at au inst rukt ur, sarana prasarana sert a dana. (Segiovani, 1987; Glickman,1981; Gw yn, 2002)

(5)

5

pembinaan dengan Indikat or yait u t eknik perorangan, apabila guru mem int a bimbingan sendiri dapat melalui orent asi guru, kunjungan pribadi dll, dan t eknik kelompok jika banyak guru yang mengalami perm asalahan yang sama bisa melalui rapat , w orkshop, seminar, dll. Tehnik langsung misalnya menyelenggarakan rapat guru, w orksop, mengunjungi kelas, mengadakan conference. Sedangkan t idak langsung misalnya melalui bullet in board dan quist ionaire. ( Gwynn,2002 dalam Bafadal,2006:13 ; Sahaert ian dalam Sagala,2010:173).

Yung (2009:17) mengat akan supervisi at au pembinaan peningkat an kinerja guru m emerlukan sikap yang sabar dan t oleransi. Indikat or sikap supervisor dalam penelit ian ini dilihat dari posisi supervisor yait u at asan langsung at au t idak langsung guru, akt if dan hubugan manusiaw i sepert i t erbuka, humanis, menem pat kan guru sebagai obyek dan subyek. (M ant ja, 1998:8 ; Baedhow i, 2001:4). Hasil penelit ian Yung juga m enyebut kan bahw a kinerja guru dit ent ukan oleh mot ivasi guru secara pribadi unt uk meningkat kan diri dengan Indikat onya dorongan/ m ot if, t ujuan kerja dan mot ivasi berprest asi (Sant rock, 1997:132); Kennet h dkk,1977:77; M c. Cleland, 1987). Selain it u keberhasilan pembinaan guru juga dit ent ukan oleh kemampuan guru it u sendiri. Kemampuan guru dilihat dari kemampuan melakukan administ rasi, kemampuan dalam pembelajaran dan pembimbingan sisw a. (Garry Thom as,1997 ;M argaret h Thomas, 2007)

(6)

6

M etode Penelitian

Jenis penelit ian ini adalah penelit ian kuantit at if berdasarkan ex-post karena bert ujuan unt uk m erekonst ruksi at au m engkonfirm asi t eori at au fakt or-fakt oryang m em pengaruhi keberhasilan pem binaan guru SD pascasert ifikasi. (Dant es, 2012:60-62).

Penelit ian ini dilaksanakan pada guru-guru SD pascasert ifikasi di Kabupat en Demak. Populasi dari penelit ian ini adalah semua guru SD di Kabupat en Demak yang bersert ifikat pendidik mulai t ahun 2006-2011 berjumlah... Besarnya sampel n=285, dit ent ukan dengan rumus yang dikembangkan Isaac dan M ichael (Sugiono, 2006:126-128).

Pengambilan sampel dilakukan secara propusive proport ional rondom sam pling dengan krit eria: t elah memperoleh pembinaan guru pascasert ifikasi, guru SD di baw ah Kement rian Pendidikan Nasional, t inggal diw ilayah t erjangkau maka dipilih 3 kecamat an yait u kecamat an Demak Kot a mew akili kot a kabupat en dan Kecamat an M ranggen mew akili kecamat an yang dekat dengan Kot a Semarang dan Kecamat an Karangnyar.

Teknik pengumpulan dat a yang digunakan meliput i: kuesioner, w aw ancara, dan dokument asi. Inst rumen penelit ian berupa angket dan pedoman w aw ancara. Angket yang dipakai unt uk mengambil dat a t elah memenuhi uji validit as dengan rumus product momet dan dan reabilit as. K-12. (Sugiyono,2006: Arikunt o,2006 :168).

(7)

7

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan analisis dat a diket ahui nilai t ert inggi dari responden unt k m ot ivasi kerja 100 dan nilai yang paling rendah 69. Hasil perhit ungan nilai rat a rat a-rat a m ot ivasi kerjasebesar 84.51, m edian sebesar 84.00 dan m odus sebesar 80.00, sert a st andart deviasinya 6.29 sert a rent ang skor 31. Deskript if variabel mot ivasi kerja guru menunjukan bahw a hanya 27% responden guru yang mempunyai mot ivasi kerja di baw ah rat a-rat a, 27% pada kelas rat a-rat a, 45% diat as rat a-rat a. Kont ribusi variabel mot ivasi kerja t erhadap t eknik pembinaan sebesar 0,101, prinsip pembinaan sebesar 0,26, keberhasilan pembinaan 0,27 dengan arah posit if, art inya semakin baik mot ivasi kerja semakin baik pula t eknik dan prinsip pembinaan akan dit erapkan dan hal t ersebut akan mempengaruhi keberhasilan pembinaan.

Hasil penelit ian t ent ang mot ivasi kerja guru pascasert ifikasi ini sejalan dengan t emuan Yung bahw a pengembangan kompet ensi guru sangat dipengaruhi oleh m ot ivasi, t eknik pembinaan dan juga kemampuan dasar guru. M ot ivasi merupakan dorongan unt uk melakukan sesuat u. Dalam pembinaan m ot ivasi kerja guru diperlukan, karena akan mendorong seorang guru kearah yang lebih baik. Seseorang dalam mengerjakan sesuat u at au mencapai t arget t ert ent u diperlukan dorongan, dorongan dari dalam (int ernal) bisa karena kebut uhan maupun dari luar (ekst ernal) karena fakt or lingkungan. (M ulyasa,2005:47; Tilar,2002:67, Robbin, 2003;187).

(8)

8

meningkat kan t eknik dalam pembinaan, jika mot ivasi kerja guru dalam mengikut i pembinaan baik, maka akan dengan mudah beradapt asi dengan t eknik pembinaan yang dipakai. Pembinaan dilakukan dengan berkelanjut an dengan mat eri bervariasi (Poerksen,2005 ;Elaw ar,Lizarraga,2007:565-592; Sergiovani,1987:47; Bafadal, 2006:45)

Secara umum aspek-aspek dalam mot ivasi kerja t ersebut dapat dibandingkan dengan pembagian m ot ivasi menurut M c. Clelland dalam W idiyant o bahw a mot ivasi dibagai dibagi 3 yait u: mot ivasi berprest asi, mot ivasi persahabat an, dan m ot ivasi berkuasa. Hal ini juga pernah digunakan unt uk mengecek mot ivasi guru di Korea ke 3 mot ivasi t ersebut pada sejumlah guru SM P di Korea, hasil t emuan t ersebut unt uk mot ivasi berprest asi meningkat kan guru dalam semangat menambah penget a-huannya, mot ive persahabat an maka meningkat kan guru dalam sharing dengan t eman-t eman sekoleganya unt uk meningkat kan pembelajaran di kelas, mereka saling berbagi dan t ukar pengalaman pada kelompok yang difasilit asi oleh dist rik, sedang mot ivasi berkuasa meningkat kan sikap kepemimpinan dan ant usias dalam usaha unt uk membimbing anak didiknya.(Widiyant o,2010:17-27; Yang,2011: 385-405)

(9)

9

at au t ujuan misalnya: prest asi, hubungan, dan kekuat an. (Hart oyo ,2009:7; Widiyant o, 2010, 17-27),

Aspek umpan balik ini bisa masuk kat egori unt uk persahabahan dalam M c Clelland, karena akan menghasilkan hubungan dengan kelomok yait u kolega, guru, sisw a dan bahkan mungkin akan memberikan umpan balik pada skala yang lebih luas. Dalam pembinaan mempunyai t ujuan jelas dan t arget jelas menunjukan aspek hasil pekerjaan opt imal (M ant ja, 1987:17; Baedhow i dan Hart oyo ,2009:7)

Ada sedikit perbedaan mot ivasi kerja guru dalam penelit ian ini dengan hasil penelit ian lain unt uk menget ahui kom pet ensi guru pascasert ifikasi, bahw a mot ivasi guru unt uk segera ikut sert ifikasi bukanlah unt uk meningkat kan profesionalisme at au kompet ensi mereka, t et api t erkesan semat a-mat a unt uk mendapat kan t ambahan penghasilan melalui t unjuangan profesi. Hal yang serupa dit emukan Direkt orat Jenderal PM PTK Depdiknas ket ika melakukan kajian serupa di Provinsi Sumat era Barat , Jaw a Timur, Jaw a Tengah, Sulaw esi Selat an, dan Nusa Tenggara Barat t ahun 2008. Kajian t ersebut menemukan bahw a alasan guru mengikut i sert ifikasi, ant ara lain, agar mendapat t unjangan profesi, segera mendapat uang unt uk memenuhi kebut uhan hidup, t unjangan unt uk biaya kuliah, biaya pendidikan anak, merenovasi rumah, dan membayar ut ang. (Baedhow i dan Hart oyo,2009:7 ;Dirjen PM PTK Depdiknas,2008 ; Suhart a,Sudiart a dan Agung,2009:17). Sedangkan dalam penelit ian ini m ot ivasi digunakan unt uk melandasi keikut sert aan guru dalam pembinaan.

Hasil pem bahasan di at as maka dapat disimpulkan jika keberhasilan pembinaan dapat didasarkan pada mot ivasi kerja guru. Semakin baik mot ivasi kerja guru maka t ehnik dan prinsip pembinaan juga lebih baik dan hal t ersebut mempengaruhi keberhasilan pembinaan guru pascasert ifiksasi.

(10)

10

bahw a ada pengaruh langsung dan t idak langsung kemampuan guru. Kont ribusi variabel kemampuan guru t erhadap t eknik pembinaan sebesar 0,69, prinsip pembinaan sebesar 0,40, keberhasilan pembinaan sebesar 0,28 dengan arah posit if, art inya semakin baik kemampuan guru semakin baik pula t eknik dan prinsip pembinaan yang dit erapkan dan hal t ersebut mempengaruhi keberhasilan pembinaan. Hasil analisis t ersebut juga menunjukkan 9 % perubahan yang t erjadi pada t eknik pembinaan, prinsip pembinaan, keberhasilan pembinaan secara langsung disebabkan perubahan pada kemampuan guru.

Ada 3 aspek yang dikembangkan dalam penelit ian ini yait u (1) Kemampuan yang t erkait melakukan administ rasi; (2) Kemampuan yang t erkait pembelajaran; dan (3) Kemampuan yang t erkait pembimbingan. Dari aspek t ersebut secara rinci sebenarnya adalah kemampuan ut amanya dalam kompet ensi paedagogik.

Aspek kemampuan yang t erkait melakukan adm inist rasi, dari hasil jaw aban maka guru yang dinyat kan cukup ke at as lebih dari 52 %, dan hanya sekit ar 11% dinyat akan kurang, dari jaw aban t ersebut maka dapat dikat akan sebenarnya kemampuan aw al guru dapat dikat akan cukup baik unt uk hal hal yang bersifat administ rasi, kemampuan merupakan daya dukung bagi guru unt uk kesuksesan dalam pendidikan, hal ini t erkait dengan masalah penilaian, absensi dan t ugas-t ugas sisw a lainnya. Kemampuan administ rasi juga sangat mendukung pada ket ert iban dan kedisiplinan guru, selanjut nya akan meningkat kan efisiensi dan efekt ivit as pelaksanaan kerja guru (M ulyasa,2005:47; Tilaar,2002:67); Sundari,2002:47).

(11)

11

Aspek kemampuan yang t erkait pembimbingan, fungsi pembimbingan bagi guru unt uk para sisw a diperlukan hal ini ut amanya dalam kegiat an belajar mengajar dan lainnya. M enyadari pembinaan pada kemampuan maka diperlukan pemahaman t ent ang bat as kemampuan guru, hal ini karena yang menyat akan t ujuan ut ama pembinaan unt uk meningkat kan kualit as pembelajaran dan profesionalit as. Profesionalit as guru menunjuk pada produkt ivit as, oleh karena it u dapat dikat akan t ujuan pembinaan guru mencakup pada: pert umbuhan keilmuan, w aw asan berpikir, sikap t erhadap pekerjaan dan ket rampilan dalam pelaksanaan t ugasnya sehari-hari hingga produkt ivit asnya dapat dit ingkat kan. (Sundari:2002;47)

Dalam pembinaan guru pascasert ifikasi t idak didahului dengan ident ifikasi secara jelas sesuai karakt erist ik permasalahan, padahal pembinaan t anpa menget ahui kemampuan aw al guru sebet ulnya t idak berguna, dikarenakan susah diukur keberhasilan dan kegagalannya. (Agee, 2004, 747-774; Poerksen ,2005, 471-484; Danziger & Shermer 2004,147; Elaw ar, Irw in & Lizarraga ,2007, 565-592). Pengenalan dasar pada kemampuan guru dan mot ivasi unt uk pembinaan memiliki t ujuan unt uk meningkat kan t eknik dalam pembinaan, ket epat an pemilihan t eknik berlanjut pada t ingkat keberhasilan, w alaupun hal ini bukan penent u mut lak, t et api 80 % hasil penelit ian menunjukkan hal t erebut . M emanfaat kan kemampuan dasar guru unt uk keberhasilan supervise dapat dilakukan dengan mendet eksi guru secara cross sect ional yait u melalui ident ifikasi guru secara pribadi, t anggapan sisw a t erhadap kemampuan guru dalam pembelajaran, dan informasi t eman sejaw at . ( Bembenut t y,2007:165; Perry (2008;271)

Jadi jelaslah bahw a variable kemampuan guru berdasarkan t emuan penelit ian dan juga hasil penelit ian t erdahulu ada ket erkait annya dengan keberhasilan pembinaan. Unt uk it u dalam pembinaan perlu melakukan ident ifikasi kemampuan aw al guru sehingga pembinaan lebih t epat sasaran dan sesuai permasalahan yang dihadapi guru pascasert ifikasi.

(12)

12

supervisor sebesar 44,74, m edian sebesar 44.00 dan m odus sebesar 43.00, sert a sim pangan bakunya 4,23. sert a rent ang skor 55. Deskript if variabel sikap supervisor bahw a hanya 13% responden guru yang menyat akan sikap supervisor di baw ah rat a-rat a, 27% pada kelas rat a-rat a, 87% pada kelas rat a-rat a dan diat as rat a-rat a. Sikap supervisor dalam pembinaan mempunyai pengaruh langsung dan t idak langsung. Hal ini dilihat dari kont ribusi variabel sikap supervisor t erhadap t eknik pembinaan sebesar 0,122, prinsip pembinaan sebesar 0,40, keberhasilan pembinaan sebesar 0,79 dengan arah posit if, art inya semakin baik sikap supervisor semakin baik pula t eknik dan prinsip pembinaan. Hasil analisis t ersebut juga menunjukkan 45 % perubahan yang t erjadi pada t eknik pembinaan secara langsung disebabkan perubahan pada sikap supervisor.

(13)

13

mengabdikan dirinya sert a berkeinginan keras unt uk t erus memperdalam supervisi.

Selama ini masih ada hubungan supervisor dan guru pascasert ifikasi kurang maksimal diant aranya disebabkan jum lah guru pascasert fikasi banyak sedangkan supervisor t erbat as. Harapan guru t erhadap supervisor ant ara lain ingin mendapat pelayanan secara maksimal t anpa rasa t akut , maka guru menginginkan seorang supervisor yang menguasai pembelajaran, ramah dan menghargai guru. Hal ini sesuai pendapat Sagala bahw a harapan guru yang disupervisi kepada supervisor ant ara lain (1) mempunyai perhat ian yang sungguh-sungguh t erhadap pembelajaran dan manajemen sekolah; (2) bersikap simpat ik, t erbuka, percaya diri; (3) mempunyai daya humor t idak mudah t ersinggung; (4) krit is t api bersifat membangun;(5) luas penget ahuannya; (6) sehat fisik, berpakaian rapi dan sopan. (Sagala, 2010: 236)

(14)

14

melalui organisasi profesi lebih berhasil bila diperlakukan sama dan sejajar. Adanya fasilit at or dalam organisasi lebih dianggap menghargai guru karena t idak bersikap arogan, t et api benar-benar memfasilit asi. (.(Sergiovani, 1983:87;M art oyo, 2008; M ant ja, 1998:17; Kusw andi, 2000:16).

Dalam supervise minimalnya ada 2 sisi yang t erlibat yait u supervisor dan subyek yang disupervisi, kerja sama ant ar keduanya harus dijaga, keset araan dalam hubungan akan sangat berpengaruh pada hasil supervise. M enjaga hubungan pembinaan t ersebut maka seorang supervisor hendaknya memiliki sifat luw es (flexible) dalam art ian mau memaham i subyek yang harus dibina. Ket idak luw esan seorang Pembina (supervisor) sering kali menghalangi dalam proses pengembangan ilmu, dalam pola-pola penyampaian informsi baru, pengenalan hasil inovasi at aupun penyampaian sejumlah at uran dan kebijakan seorang komunikat or perlu bersifat t idak over act ing dan arogan, karena akan menghambat proses penerimaan. (Schofield, 2004:217, Keat ing,2003:367, M uller ,2000:316)

Hubungan keberhasilan pembinaan dengan sikap supervisor dapat dikat akan cukup kuat baik dilihat dari hasil penelit ian ini maupun sejumlah penelit ian lain cukup memberikan deskripsi besarnya pengaruh sikap supervisor dalam pembinaan. Respek t idaknya seorang pembina t erhadap subyek pembinaan akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembinaan. (Taylor, 1988: 283-295)

Berdasarkan analisis hasil penelit ian dan pendapat ahli menunjukan bahw a sikap supervisor berpengaruh t erhadap keberhasilan pembinaan guru pascasert ifikasi sehingga dalam pembinaan diharapkan sikap supervisor lebih menghargai, humanis, dinam is dan t idak memposisikan sebagai at asan.

Simpulan

(15)

15

secara langsung sebesar 0,28, t idak langsung sebesar 0,3424; kont ribusi sikap supervisor secara langsung sebesar 0,79, t idak langsung sebesar 0,886; Terbukt i bahw a keberhasilan pem binaan guru pascasert ifikasi dipengaruhi oleh variable prinsip pembinaan dan t ehnik pembinaan. Sekecil apapun pengaruh fakt or t ersebut t idak bisa diabaikan, karena hal ini mempengaruhi t ingkat keberhasilan pembinaan guru SD pascasert ifikasi di Kabupat en Demak; t erbukt i variable eksogen mot ivasi kerja, kemampuan guru, dan sikap supervisor berpengaruh t erhadap t ehnik dan prinsip pembinaan guru SD pascasert ifikasi di Kabupat en Demak, hal ini membukt ikan bahw a variable yang dipilih unt uk mendukung variable t eknik dan prinsip pem binaan memiliki signifikansi.

Berdasarkan simpulan di at as maka dapat disarankan sebagai berikut : (1) M odel ini dapat digunakan unt uk menguji hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan pembinaan, karena memiliki kepercayaan dengan t erpenuhinya Goodnes of Fit ; (2) Variabel yang sumbangannya kecil dalam pelaksanaan pembinaan sebaiknya t et ap digunakan karena memiliki peranan yang cukup pent ing;(3) Fakt or t ehnik pembinaan dan prinsip pembinaan yang baik perlu mendapat perhat ian inst ansi t erkait dalam mew ujudkan keberhasilan pem binaan; (4) Perlu dilakukan penelit ian lebih lanjut unt uk mengungkapkan fakt or-fakt or lain yang dapat memberikan kont ribudi t erhadap peningkat an keberhasilan pembinaan

Penulis mengucapkan t erimakasih kepada Rekt or Universit as M uhamadiyah Surakart a, Direkt ur Pascasarjana dan Kaprodi M anajemen Pendidikan UM S, dosen pembimbing t esis sert a guru-guru SD pascasert ifikasi di Kabupat en Demak yang t elah membant u penelit ian ini. Harapan penulis penelit ian dapat memberikan kont ribusi pemikiran dan pengembangan dalam pembinaan guru-guru SD pascasert ifikasi sehingga lebih profesional.

A. Daftar Pustaka

Agee, J. 2004, Negot iat ing a t eacher ident it y: An African-Am erican t eacher’s st ruggle t o t each in t est -driven cont ext s. Teachers-College Record

(16)

16

Bafadal, Ibrahim 2006. Pentingnya Peningkatan Kemampuan Profesional Guru

Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret

2006

Barnes, James G. 2003. Secret s of Cust om er Relat ionship M anagem ent (rahasia M anajem en Hubungan Pelanggan). Andi, Yogyakart a.

Bembenut t y, H. 2007. Pre-service Teachers’ M ot ivat ional Beliefs and Self-Regulat ion of Learning. Paper present ed at t he annual meet ing of t he American Educat ional Research Associat ion, Chicago.

Dant es, Nyoman, 2012. M et ode Penelit ian. Andi Offset , Yogyakart a.

Danziiger, Kurt & Shermer, P. 2004. The Variet ies of Replicat ion: A hist orical Int roduct ion. Ablex Publishing Corporat ion :Norw ood New Jersey

Elaw ar1, M aria Cardelle; Irw in, Leslie, Lizarraga, M aría Luisa Sanz de Acedo 2007. A Cross Cult ural Analysis of M ot ivat ional Fact ors That Influence Teacher Ident it y; Elect ronic Journal of Research in Educat ional Psychology, N. 13 Vol 5 (3), 2007. ISSN: 1696-2095

Gw ynn, Port er 2002. A Cross Cult ural Analysis of M ot ivat ional Fact ors That Influence Teacher Ident it y; Elect ronic Journal of Research in Educat ional Psychology, N. 13 Vol 5 (3), . ISSN: 1696-2095

Koont z , Harold, 1997. M anagem ent Nint h Rdit ion. M c. Graw Hill Book Company, New York. The manufact ured crisis: M yt hs, frauds, and t he at t ack on M aerica’s public schools. Whit e Plains: Longman

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. PT Indeks

Kelompok Gramedia: Jakarta

M oore, R. and M uller, J. 2002. The Grow t h of Know ledge and t he Discursive Gap, Brit ish Journal of Sociologyo f Educat ion.

Poerksen, Bernhard, 2005. Learning how t o learn, Kybernet es, Vol. 34 No. 3/ 4, 2005 pp. 471-484, Emerald Group Publishing Lim it ed

Robbins,St epphen P. 2003; Organizat ional Behaviour: Consept s, Cont roversies, Applicat ions. Prent ice Hall: New Jersey

(17)

17

Schofield, K. & M cDonald, R. 2004. M oving on report o f t he highl evel review o f t raining packages. Brisbane, Aust ralian Nat ional Training Aut horit y: Aust ralian

Sergiovanni, T.J, 1987. The Principalship: A Re

flective Practice Perspectives

, Allyn & Bacon,:Bost on

Sundari, Sri 2002.Upaya M eningkat kan M ut u Proses Belajar M engajar Di SD Pert iw i II Dengan Pemaham an Kurikulum Berbasis Kom pet ensi , Dinas Pendidikan Kot a Bandung Propinsi Daerah Tingkat I Jaw a Barat

Referensi

Dokumen terkait

[r]

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI. PANITIA PELAKSANA OLIMPIADE EKONOMI

Dengan  inf  diberitahukan bahwa setelah d1adakan  PeneUtfan  oleh  Pokja  Pengadaan  Barang/Pekerjaan  Konstruksi  Konsultansi  dan  Jasa  Lainnya  Dina'S 

[r]

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.) Terhadap Tikus Jantan Galur Wistar.. Medan: Falkutas

Catatan: Jumlah rupiah yang dipindah dari barang dalam proses ke barang jadi merupakan kos barang manufakturan untuk perioda bersangkuntan. Contoh Jurnal Penutupan Kos

mendukung. Ada beberapa definisi mengenai penelitian kulaitatif ini. 3) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai “Prosedur yang menhasilkan data deskriptif berupa

Model yang paling baik dalam terbentuknya mitigasi banjir adalah partisipasi masyarakat, koordinasi kelembagaan dan penggunaan lahan (PK-CUE) dengan sangat