• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SMP PASUNDAN SE-BANDUNG RAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SMP PASUNDAN SE-BANDUNG RAYA."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR HAK CIPTA ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II : PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS A. Kajian Teori 1. Lingkungan Pendidikan ... 11

a. Lingkungan keluarga ... 15

b. Lingkungan Sekolah ... 19

c. Lingkungan Masyarakat ... 24

2. Hasil Belajar ... 27

3. Pendidikan IPS ... 32

4. Peranan Lingkungan Pendidikan Terhadap Hasil Belajar ... 37

B. Penelitian Terdahulu ... 45

C. Kerangka Pemikiran ... 50

D. Hipotesis Penelitian ... 53

(2)

E. Variabel Penelitian ... 65

F. Instrumen Penelitian ... 67

G. Analisis Instrumen ... 67

H. Teknik Pengumpulan Data ... 71

I. Teknik Analisis Data ... 73

J. Alur Penelitian ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 76

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 83

C. Pengujian Hipotesis ... 96

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 130

(3)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Rekapitulasi Jumlah Sampel SMP Pasundan

Se-Bandung Raya Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 57

3.2 Rekapitulasi Sampel Siswa di SMP Pasundan Se-Bandung Raya Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 59

3.3 Operasional Variabel ... 65

3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen ... 69

4.1 Keadaan Sekolah Pasundan Tahun 2012 ... 81

4.2 Sebaran Wilayah Sekolah Pasundan tahun 2012 ... 82

4.3 Sampel SMP Pasundan Se-Bandung Raya Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 83

4.4 Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga ... 84

4.5 Lingkungan Keluarga ... 86

4.6 Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Sekolah ... 87

4.7 Lingkungan Sekolah ... 89

4.8 Statistik Deskriptif Variabel Lingkungan Masyarakat ... 90

4.9 Lingkungan Masyarakat ... 92

4.10 Statistik Deskriptif Variabel Hasil Belajar IPS... 93

4.11 Hasil Belajar ... 95

4.12 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Variabel Penelitian ... 96

4.13 Uji Korelasi Pearson Variabel Penelitian ... 97

4.14 Ringkasan Model Regresi Variabel Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar IPS ... 98

(4)

4.18 Uji Signifikansi Variabel Lingkungan Sekolah

Terhadap Hasil Belajar IPS ... 102 4.19 Koefisien Regresi Variabel Lingkungan Sekolah

Terhadap Hasil Belajar IPS ... 102 4.20 Ringkasan Model Regresi Variabel Lingkungan

Masyarakat Terhadap Hasil Belajar IPS ... 104 4.21 Uji Signifikansi variabel Lingkungan Masyarakat

Terhadap Hasil Belajar IPS ... 105 4.22 Koefisien Regresi Variabel Lingkungan Masyarakat

Terhadap Hasil Belajar IPS ... 105 4.23 Ringkasan Model Regresi Variabel Lingkungan

Pendidikan Terhadap Hasil Belajar IPS ... 107 4.24 Uji Signifikansi Variabel Lingkungan Pendidikan

Terhadap Hasil Belajar IPS ... 108 4.25 Koefisien Regresi Variabel Lingkungan Pendidikan

(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.4 Paradigma Penelitian ... 52 3.1 Hubungan Korelasional Antara variabel

(6)

DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Halaman

4.1 Grafik Histogram

Variabel Lingkungan Keluarga ... 85 4.2 Grafik Normal PP Plot

Variabel Lingkungan Keluarga ... 85 4.3 Grafik Histogram

Variabel Lingkungan Sekolah ... 88 4.4. Grafik Normal PP Plot

Variabel Lingkungan Sekolah ... 88 4.5 Grafik Histogram

Variabel Lingkungan Masyarakat ... 91 4.6 Grafik Normal PP Plot

Variabel Lingkungan Masyarakat ... 91 4.7 Grafik Histogram

[image:6.595.120.514.239.714.2]
(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Uji Instrumen Angket. ... 134

2. Rekap Data Penelitian ... 146

3. Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana UPI ... 152

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan suatu bangsa sangat dientukan oleh kualitas sumber daya

manusianya . Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak

bisa terlepas dari pendidikan yang dilaksanakan di negara tersebut. Pendidikan

merupakan asset utama sebagai modal dasar untuk meningkatkan kemajuan

suatu bangsa. Pendidikan merupakan parameter fundamental yang menentukan

tingkat kecerdasan suatu bangsa, kemajuan suatu peradaban dan kedudukan

sosial suatu masyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Maryani E. (2011:1)

bahwa : “Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia,

sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab”.

Maju mundurnya suatu bangsa tidak akan lepas dari hidup matinya mutu

pendidikan suatu bangsa. Salah satu permasalahan yang paling mendasar dalam

(10)

yang selama ini dirasakan masih rendah. Untuk melihat gambaran rendahnya

mutu pendidikan di Indonesia, ada baiknya kita menengok beberapa hal yang

dapat menggambarkan rendahnya pendidikan di Indonesia.

Menurut data dari Human Development Indeks (HDI) – 2010 Ranking, “Indonesia berada pada peringkat 108 di dunia dari segi Kualitas SDM dari 152

negara di dunia”. (Mahesa Bhirawa, 2011). Jauh dibawah Malaysia yang

menduduki ranking ke 57, yang konon dulu meminta guru dari Indonesia,

sungguh ironis dan menyedihkan. Selanjutnya data lain mengungkapkan

tentang rendahnya mutu pendidikan Indonesia, sebagai berikut :

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. (Wahyudi, 2012).

Mengenai rendahnya sarana kualitas fisik yang ada di Indonesia sebagai berikut : “Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah yang gedungnya

rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan

tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi

informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang

tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki

(11)

Dilihat dari sisi pelaksanaan ujian nasional, banyak terjadi pelanggaran

dan kecurangan-kecurangan selama pelaksanaan ujian nasional. Di berbagai

daerah, banyak ditemukan kasus-kasus kecurangan selama ujian nasional

berlangsung seperti oknum guru yang membocorkan jawaban ujian nasional,

tersebarnya jawaban sebelum pelaksanaan ujian nasional, bahkan ada siswa

yang justru kebingungan tiba-tiba mendapatkan jawaban ujian dari beberapa

sms yang tidak jelas. Berbagai kecurangan yang terjadi di berbagai daerah ini,

menunujukkan adanya ketidak siapan dalam menghadapi ujian nasional

tersebut, dan menyentuh rasa ketidakadilan bagi pelajar-pelajar di daerah lain

yang telah berjuang agar bisa lulus ujian nasional dengan cara yang jujur.

Berbagai problematika yang mewarnai pelaksanaan ujian nasional tersebut

seharusnya menjadi bahan koreksi bagi pemerintah agar ke depan pelaksanaan

ujian nasional menjadi lebih baik.

Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial, memegang peranan penting dalam

upaya mewujudkan manusia Indonesia yang bekualitas dan dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dalam standar kompetensi mata

Pelajaran Pengetahuan Sosial Depdiknas (2003 : 5) dinyatakan : “Melalui mata

pelajaran Pengetahuan sosial, peserta didik diarahkan, dibimbing dan dibantu

untuk menjadi warga negara Indonesia dan waga dunia yang baik”. Sesuai pula

dengan Maryani E. (2011 : 2) mengemukakan bahwa “IPS mempunyai tugas

(12)

social, emosional, dan intelektual. Melalui pembelajaran IPS peserta didik

diharapkan mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Sikap dan perilaku

menunjukkan disiplin dan tanggung jawab selaku individual, warga masyarakat,

warga negara dan warga dunia”.

Menjadi warga Negara dan warga dunia yang baik merupakan tantangan

yang berat, karena masyarakat global selalu mengalami perubahan yang besar

setiap saat, untuk itulah diperlukan pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial yang

berkualitas Internasional, seperti yang dikemukakan oleh Alvin Tofler dalam

Gunawan Rudy (2011 : 22) bahwa “Kita harus berfikir global dan bertindak

lokal. Globalisasi merambah ke semua penjuru dunia, dan oleh karena itu tidak

dapat kita bendung, dan kita harus masuk di dalamnya bertarung untuk menjadi

pemenang (winner). Namun dalam kenyataannya pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial di Indonesia masih mengalami beberapa permasalahan

diantaranya sebagai berikut :

“Sebenarnya kurikulum (IPS) 2004 sudah melihat kemungkinan (mengantisifasi), setidak-tidaknya untuk waktu sepuluh tahun ke depan dalam hal fenomena yang ada baik di tingkat masyarakat lokal, nasional maupun global. Tetapi itu hanya kurikulum dalam bentuk ide dan dokumen, namun dalam bentuk kurikulum sebagai implementasi (proses), masih sangat dipengaruhi oleh beberapa masalah, yaitu :

1. Sebagian besar guru IPS belum terampil mengunakan beberapa model mengajar seperti cooperative learning, inquiry, problem solving, atau dengan menggunakan pendekatan perspektif global misalnya.

2. Ketersediaan alat dan bahan belajar di sebagaian besar sekolah, ikut mempengaruhi proses belajar mengajar IPS.

(13)

peserta didik hanya memperoleh hasil secara faktual saja, dan tidak mendapat hasil proses.

4. Dalam hal implementasi atau proses pelaksanaan kurikulum ini guru yang mendapat sosialisasi dalam bentuk penataran atau diklat sangat terbatas sekali, sehingga faktor ini juga menyebabkan mereka masih belum memahami hakikat kurikulum baru ini sebagaimana mestinya. 5. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum siap untuk mengadaptasi atau mengadopsi budaya dan peradaban asing yang mulai merambah secara global, karena berbenturan dengan nilai-nilai tradisi ataupun agama”. (Gunawan Rudy, 2011 : 65).

Somantri dalam Gunawan Rudy (2011 : 62) mengatakan bahwa : “Pembelajaran IPS di sekolah selalu disajikan dalam bentuk faktual, konsep

yang kering, guru hanya mengejar target pencapaian kurikulum, tidak

mementingkan proses, karena itu pembelajaran IPS selalu menjenuhkan dan

membosankan, dan oleh peserta didik dianggap sebagai pelajaran kelas dua”.

Selanjutnya Somantri (2001 : 112-113) mengemukakan bahwa :

(14)

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, fenomena rendahnya mutu

pendidikan diantaranya tercermin dari rendahnya hasil belajar khususnya mata

pelajaran IPS, ditemui pula di tempat penelitian yaitu di Sekolah Menengah

Pasundan. Sekolah Menengah Pasundan merupakan sekolah swasta yang

sudah terkenal dan mempunyai nama baik di masyarakat, dalam pergaulan

sehari-hari sangat terasa sekali kekerabatan antara guru dengan guru maupun

guru dengan siswa, disana selalu dipupuk rasa kebersamaan dengan melaksanakan pepatah “Silih asah, silih asih, silih asuh”. Walaupun demikian,

masih ada saja perrmasalahan khususnya pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Hasil survey pendahuluan dengan melaksanakan wawancara langsung

kepada beberapa guru Ilmu Pengetahuan Sosial dan siswa, diperoleh informasi

bahwa memang hasil belajar IPS anak didiknya dirasakan masih rendah,

sehingga rata-rata guru hanya berani menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal

dengan nilai 6,4 sampai 7,5. Untuk mencapai nilai KKM saja, guru harus

bekerja keras dengan melaksanakan remedial dan pengayaan. Guru melihat

adanya kecenderungan siswa kurang berusaha untuk mencapai nilai yang baik,

inginnya serba mudah tidak mau banyak berkorban atau berjuang, tidak gemar

membaca, jarang mengulang pelajaran di rumah. Bahkan beberapa siswa

merasa kurang perhatian dari orangtuanya, yang tidak pernah peduli atau

(15)

Mata pelajaran IPS di tingkat SMP mencakup bahan kajian ”geografi,

ekonomi, sejarah dan sosiologi”, yang dibelajarkan secara ”terpadu

(integrated)”. Dalam sistem pembelajaran IPS seperti ini, di sekolah masih ada

guru yang merasa terpaksa mengajarkan mata pelajaran IPS secara terpadu.

Guru yang bersangkutan merasa berat membelajarkan materi IPS yang tidak

sesuai dengan latar belakang keilmuan (spesialisasinya). Jadi mayoritas guru

IPS di SMP Pasundan belum merasakan bagaimana lezatnya Juice IPS yang

harus dinikmati dan diberikan kepada siswa didiknya dalam pembelajaran IPS.

Lokasi Sekolah Menengah Pasundan juga mayoritas berada di daerah

industri, disana banyak berdiri pabrik . Dengan kesibukan orangtua siswa yang

bekerja di pabrik, mungkinkah mengakibatkan kurangnya kontrol orangtua

kepada anaknya sehingga kurangnya perhatian dalam pengaturan waktu belajar

dan bermain bagi anak-anaknya yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

Kemudian untuk bekerja di pabrik tidak memerlukan pendidikan dan prestasi

yang tinggi, mungkinkah menyebabkan anak kurang giat belajar sehingga hasil

belajarnya rendah. Bagi siswa yang penting mendapatkan ijazah, untuk

memenuhi salah satu syarat dapat diterima bekerja di pabrik.

Dari berbagai permasalahan tersebut, sangat menarik untuk

dilaksanakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Pendidikan

(16)

B. RUMUSAN MASALAH

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Adakah

pengaruh yang positif lingkungan pendidikan terhadap hasil belajar IPS di

Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya”. Secara operasional

rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

a. Adakah pengaruh yang positif lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya ?

b. Adakah pengaruh yang positif lingkungan sekolah terhadap hasil belajar

IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya ?

c. Adakah pengaruh yang positif lingkungan masyarakat terhadap hasil

belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya ?

d. Adakah pengaruh yang positif lingkungan pendidikan terhadap hasil

belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Lingkungan

Pendidikan terhadap Hasil Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan

Se-Bandung Raya.

(17)

a. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar IPS di Sekolah

Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya.

b. Pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar IPS di Sekolah

Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya.

c. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar IPS di Sekolah

menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya.

d. Pengaruh lingkungan pendidikan terhadap hasil belajar IPS di Sekolah

menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya.

D.MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan, khususnya bagi peneliti itu

sendiri dan umumnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan (secara akademik).

Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat teoritik

Penelitian ini diharapkan berguna dalam rangka pengembangan ilmu

pendidikan, yaitu dengan memberikan penjelasan secara sistematis dan

terukur tentang pengaruh lingkungan pendidikan terhadap hasil belajar

IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya.

(18)

a. Bagi Siswa

Memberikan informasi dan masukan tentang pengaruh lingkungan

pendidikan terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para guru

khususnya guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dalam

mencermati tingkah laku siswanya agar dapat mengetahui cara-cara

yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

 Menambah informasi dan data empiris mengenai pengaruh

lingkungan sekolah tehadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.  Memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam membuat

kebijakan sekolah dengan menciptakan iklim yang kondusif dan

kerjasama yang sinergis bagi perkembangan siswa khususnya

mengenai pengaruh lingkungan pendidikan terhadap hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial.

d. Bagi Peneliti Sejenis

Diharapkan penelitian ini bisa memberikan informasi dan sumbangan

(19)

ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan lingkungan

(20)

BAB III

METODOLOGI P ENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Pasundan

Se-Bandung Raya. Di Kota Se-Bandung sebanyak 22 sekolah, yaitu terdiri dari 11

sekolah, di Kabupaten Bandung sebanyak 7 sekolah, di Kota Cimahi sebanyak

3 Sekolah, di kabupaten Sumedang sebanyak 1 sekolah, dan di Kabupaten

Bandung barat sebanyak 1 sekolah, namun di kabupaten Bandung Barat ini

pada saat dilaksanakan penelitian belum ada siswa kelas VIII baru ada kelas

VII saja jadi tidak termasuk ke dalam populasi penelitian.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah melakukan studi awal

penelitian dan telah mendapat persetujuan dari Yayasan Pendidikan Dasar dan

Menengah (YPDM) Pasundan untuk dilaksanakannya kegiatan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Pendidikan terhadap Hasil belajar IPS di

SMP Pasundan Se-Bandung Raya”.

B. POPULASI DAN SAMPEL

a. Populasi

(21)

VIII dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Siswa kelas VIII waktu belajarnya masih terfokus pada pembelajaran

sebagaimana biasanya, tidak seperti kelas IX yang sudah dipersiapkan

untuk mengikuti ujian nasional.

2. Siswa kelas VIII masih cukup banyak waktu untuk dilaksanakan

penelitian, tidak seperti kelas IX, yang tidak boleh banyak terganggu

karena sudah dimulainya pelaksanakan pemantapan pelajaran yang

termasuk ujian nasional.

3. Apabila siswa kelas VII, biasanya anak masih dalam masa transisi dan

adaptasi dalam sikap, pergaulan maupun pembelajaran dari Sekolah

Dasar ke Sekolah Menengah Pertama, sehingga dirasakan paling tepat

mengambil populasi siswa kelas VIII dalam penelitian ini.

b. Sampel

Sampel adalah objek penelitian yang kecil atau bagian dari

populasi yang menggambarkan keadaan populasi tersebut (Bungin, 2006).

Selanjutnya Soeharto (1989 : 150) mengemukakan untuk pengambilan

sampel yang tingkat homogenitasnya tinggi untuk populasi dibawah 100

dipergunakan sebagai sampel 50% dan diatas 1000 sebesar 15%.

Surakhmad berpendapat bahwa apabila ukuran populasi kurang lebih 100,

(22)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Two Stage Cluster Random Sampling, sebagai berikut :

1. Sampel I (Sampel Sekolah).

Untuk mengambil sampel sekolah, menggunakan sampel dengan

prosentase sebesar 50% dari populasi sebanyak 22 sekolah, yaitu

sebanyak 11 sekolah. Sampel sekolah tersebut kemudian didistribusikan

berdasarkan cluster Se-bandung Raya yang terbagi dalam 4 cluster

dengan menggunakan teknik alokasi proporsional (Proportional

Allocation), dengan rumus sebagai berikut :

ni = �� � x n

Keterangan : Ni = Jumlah populasi kelompok

N = Jumlah populasi keseluruhan

(23)
[image:23.595.106.510.200.705.2]

Tabel 3.1

Rekapitulasi Jumlah Sampel

SMP Pasundan Se-Bandung Raya

Tahun Akademik 2011/2012

N o

Cluster Nama Sekolah Jumlah

Sampel

Sekolah yang Dipilih 1 Kotamdya

Bandung

SMP Pasundan 1 Bandung SMP Pasundan 2 Bandung SMP Pasundan 3 Bandung SMP Pasundan 4 Bandung SMP Pasundan 5 Bandung SMP Pasundan 6 Bandung SMP Pasundan 7 Bandung SMP Pasundan 8 Bandung SMP Pasundan 9 Bandung SMP Pasundan 10 Bandung SMP Pasundan 12 Bandung

11

22 x 11 =

5,5

Dibulatkan menjadi 5 sekolah

SMP Pasundan 1 SMP Pasundan 2 SMP Pasundan 4 SMP Pasundan 5 SMP Pasundan 7

2 Kabupaten Bandung

SMP Pasundan 1 Banjaran SMP Pasundan 1 Cimaung SMP Pasundan Katapang SMP Pasundan Pangalengan SMP Pasundan Majalaya SMP Pasundan Rancaekek SMP Pasundan Cangkuang

7

22 x 11 =

3,50

Dibulatkan menjadi 4 sekolah

SMP Pasundan 1 Banjaran SMP Pasundan Katapang SMP Pasundan Majalaya SMP Pasundan Rancaekek 3 Kota SMP Pasundan 1 Cimahi

Cimahi SMP Pasundan 2 Cimahi SMP Pasundan 3 Cimahi

3

22 x 11 =

1,50

Dibulatkan jadi 1 sekolah

SMP Pasundan 2 Cimahi

4 Kabupaten SMP Pasundan Tanjungsari Sumedang

1

22 x 11 =

0,50

Dibulatkan jadi 1

(24)

2. Sampel II (Sampel Responden)

Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel

yang refresentatif dan mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam

populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah “teknik Random Simple Sampling, yakni penarikan sampel didasarkan atas

pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan yang

sama untuk dijadikan sample”.(Bungin, 2006 : 106).

Dalam penentuan jumlah sampel siswa dikakukan melalui

perhitungan Slovin sebagai berikut :

n = � ��2+1

Berdasarkan rumus tersebut jumlah sampel yang akan diteliti adalah :

n =

��2+1 =

2869

2869 .0,052+1 =

2869

8,1725 = 351,05536

Berdasarkan hasil perhitungann tersebut diperoleh jumlah sampel

sebanyak 351 siswa sebagai responden.

Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel setiap kelas secara

Proposional sesuai dengan rumus :

ni = Ni x n

N

Dimana : ni : Jumlah sampel menurut stratum

(25)

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel yang disajikan

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2

Rekapitulasi Sampel Siswa

SMP Pasundan Se-Bandung Raya

Tahun Pelajaran 2011-2012

No Lokasi Sekolah

Nama Sekolah Jumlah Siswa

Jumlah Sampel

1 Kota

Bandung

SMP Pasundan 1 Bandung 294 36 SMP Pasundan 2 Bandung 341 42 SMP Pasundan 4 Bandung 322 39 SMP Pasundan 5 Bandung 267 33 SMP Pasundan 7 Bandung 273 33 2 Kabupaten

Bandung

SMP Pasundan 1 Banjaran 278 34 SMP Pasundan Katapang 182 22 SMP Pasundan Majalaya 207 25 SMP Pasundan Rancaekek 260 32 3 Kota Cimahi SMP Pasundan 2 Cimahi 381 47 4 Kabupaten

Sumedang

SMP Pasundan Tanjungsari 64 8

J u m l a h 2.869 351

Sumber : Dokumen YPDM Pasundan Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti data empiris mengenai pengaruh

lingkungan pendidikan terhadap hasil belajar IPS di Sekolah Menengah

Pertama Pasundan Se-Bandung Raya. Pendekatan yang cocok untuk untuk

(26)

hendak diteliti” (Sukardi, 2004 : 19). Dalam penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode survey. Nazir (2003 : 56) mengatakan bahwa :

“Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan sampel.”

Kemudian Sugiono (2009 : 12) mengemukakan bahwa “Metode survei

digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan

buatan), tetapi penelitian melakukan perlakuan dalam pengumpulan data,

misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.”

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

penelitian ini metode yang paling tepat adalah metode survey, dengan

menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok,

yang ditujukan untuk menjelaskan pengaruh Lingkungan Pendidikan terhadap

Hasil Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya.

D.DEFINISI KONSEP

Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini terdiri dari

Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Masyarakat.

Adapun variabel terikat (dependent variable) adalah Hasil Belajar IPS. Bila

(27)

[image:27.595.127.511.183.497.2]

Gambar 3.1

Hubungan Korelasional antara Variabel Independen

terhadap Variabel Dependen

Keterangan :

X1 : Lingkungan Keluarga

X2 : Lingkungan Sekolah Lingkungan

Sekolah

Hasil

Belajar

IPS Lingkungan

Keluarga

(28)

Untuk memahami lebuh lanjut penelitian ini, perlu mengidentifikasikan

variabel secara operasional. Adapun definisi operasional yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan Pendidikan meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Ki

Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2011 : 37) bahwa :

“Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah dan masyarakat) pasti akan mengalami perubahan dan perrkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara mengangap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tripusat Pendidikan”.

Purwanto (2004:141) yang menyatakan bahwa : “Lingkungan

pendidikan yang ada dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

a. Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama.

b. Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua.

c. Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga”.

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga adalah tempat atau segala sesuatu yang ada di

luar diri siswa yang dapat mempengaruhi pembelajarannya, dari kelompok

sosial kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan

(29)

Adapun indikator-indikator lingkungan keluarga, mengacu kepada

pendapat Slameto (2011 : 60-64) bahwa :

“Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : Cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan”. Faktor-faktor tersebut apabila dapat menjalankan sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing dengan baik, kemungkinan dapat menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar”.

3. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah tempat atau segala sesuatu yang ada di

luar diri siswa yang dapat mempengaruhi pembelajarannya, dari lembaga

pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program

pendidikan dan membantu siswa mengembangkan segala potensinya.

Adapun indikator-indikator lingkungan sekolah, merujuk pada

Slameto (2011 : 64-69) mengungkapkan yaitu : “Faktor sekolah yang

mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah”.

4. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah tempat atau segala sesuatu yang ada

(30)

lama, yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan suatu sistem hidup

bersama.

Adapun indikator-indikator lingkungan masyarakat, juga merujuk

pada Slameto (2011 : 69-72) yang mengemukakan bahwa : “Masyarakat

merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

Pada uraian berikut ini membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang

semuanya mempengaruhi masyarakat”. Kegiatan siswa dalam masyarakat

dalam penelitian ini meliputi kegiatan siswa dalam organisasi sosial

kemasyarakatan/organisasi pemuda misalnya karang taruna, remaja mesjid.

Disamping itu kegiatan siswa mengikuti kursus-kursus yang menunjang

materi pelajaran di sekolah seperti kursus bahasa Inggris, matematika dan

sebagainya. Bentuk kehidupan masyarakat dalam penelitian ini mengungkap

tentang kerukunan hidup bermasyarakat.

5. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah total skor atau nilai yang diperoleh siswa

berdasarkan penilaian guru terhadap hasil dan proses belajar mengajar mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dicantumkan dalam raport siswa

kelas VIII semester 3 Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung

Raya.

Definisi konsep ini mengacu kepada pendapat Briggs (Sappaile,

(31)

sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar”.

E. VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen atau variabel

bebas adalah Lingkungan Keluarga (X1), Lingkungan Sekolah (X2),

Lingkungan Masyarakat (X3) sedangkan variable dependen atau variable terikat

dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar IPS (Y). Untuk lebih jelasnya

[image:31.595.114.513.386.766.2]

variabel-variabel dalam penelitian ini dirinci dengan tabel berikut :

Tabel 3.3

Operasional Variable

Variabel Indikator Aspek No.

Item Lingkungan

Keluarga (X1)

1. Cara orangtua mendidik anak

1. Sikap tauladan 2. Perhatian orangtua

3. Partisipasi orangtua dalam belajar

1,2,3

2. Relasi antara anggota keluarga

4. Kasih sayang sesama anggota keluarga 5. Kenyaman dalam

berkomunikasi

6. Kerukunan sesama anggota keluarga

4,5,6,

3. Kondisi suasana rumah

7. Suasana rumah 8. Sikap toleransi 9. Pekerjaan rumah

7,8,9

(32)

kelas 6. Latar Belakang

Kebudayaan

15.Persepsi tentang sekolah

Lingkungan Sekolah

(X2)

1. Metode Mengajar

1. Cara atau metoda mengajar Guru IPS

2. Sikap Guru IPS

16,17

2. 2. Kurikulum 3. Materi Pelajaran IPS 18 3. Relasi guru

dengan siswa

4. Hubungan Guru IPS dengan siswa

5. Komunikasi Guru IPS dengan siswa

19,20,

4. Relasi siswa dengan siswa

6. Sikap tolong menolong 7. Kerjasama

21,22

5. Disiplin Sekolah

8. Disiplin waktu belajar IPS 23

6. Alat Pelajaran 9. Buku IPS di Perpustakaan 10.Alat pembelajaran

24,25

7. Waktu Sekolah 11.Waktu Pelajaran IPS 26 8. Standar

Pelajaran di atas ukuran

12.Banyaknya materi pelajaran IPS

27

9. Keadaan Gedung

13.Bangunan, kursi dan meja 28

10. Metode Belajar 14.Jadwal belajar IPS 29 11. Tugas Rumah 15.Tugas IPS 30 Lingkungan

Masyarakat (X3)

1. Kursus atau organisasi dalam masyarakat

1. Karang taruna 2. Kegiatan keagamaan 3. Kursus

4. Pemanfaatan waktu luang

31,32, 33,34

2. Mass Media 5. Internet 6. Sinetron 7. Online game. 8. Televisi 9. facebook.

35,36, 37,38, 39

3. Teman Bergaul 10.Contoh sikap yang baik 11. Pergaulan

12.Perhatian dari teman bergaul 40,41, 42 4. Bentuk kehidupan masyarakat (Kerukunan)

13.Pandangan manfaat bersekolah

14.Pekerjaan 15.Gotong Royong

(33)

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen Lingkungan Pendidikan berjumlah 45 item pernyataan yang

terdiri dari Lingkungan keluarga 15 item pernyataan, lingkungan sekolah 15

item pernyataan dan lingkungan masyarakat 15 item pernyataan sebagai

penjabaran dari indikator masing-masing variabel terikat.

Untuk mengungkap lingkungan pendidikan, dibuat dalam bentuk

pernyataan dengan memberikan ceklist (√) menggunakan skala likert yaitu

suatu skala pengukuran yang disusun dimana jawaban responden merupakan

data ordinal dengan skala jawaban 1 sampai dengan 5. Sedangkan untuk

mengungkap hasil belajar IPS sebagai variabel bebas daiambil dari nilai mata

pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial dari raport siswa semester 3 kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya. Mengukur tingkat

Lingkungan pendidikan dan hasil belajar digunakan skala interval, yaitu skala

yang mengurutkan nilai atau skor dari tingkat paling rendah ke tingkat yang

paling tinggi.

(34)

untuk hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan ketentuan 27% kelompok

rendah, 46% kelompok cukup dan 27% kelompok tinggi.

G. ANALISIS INSTRUMEN

Dalam kegiatan penelitian ini, sebelum instrumen digunakan, terlebih

dahulu dilaksanakan uji instrumen di Sekolah Menengah Pertama Karya

Pembangunan Baleendah. dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut

mempunyai karakteristik yang sama dengan Sekolah Menengah Pertama

Pasundan yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian ini.

Uji instrumen dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas dengan

bantuan program MS Excel 2007. Apabila instrumen ini sudah memenuhi

persyaratan validitas dan reliabilitas tes dapat dipergunakan dalam kegiatan

penelitian. Adapun beberapa prasyarat uji instrumen, dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono: 2006:173).

Pengujian instrumen pengumpul data dilakukan terhadap 40 orang

responden dalam satu kelas di sekolah menengah Pertama Karya

Pembangunan Baleendah.

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai thitung dan

(35)

Secara teknis operasional uji validitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian menunjukkan

bahwa instrumen tersebut valid. Dengan demikian maka layak dijadikan alat

pengumpulan data yang sah.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian instrumen validitas, maka

item - item yang tidak valid tidak dipakai. Dengan demikian item yang

valid dari seluruh instrumen tersebut disusun kembali untuk kemudian

[image:35.595.130.511.248.744.2]

disebar kepada responden anggota sampel penelitian. Lebih jelasnya pada

tabel 3. 4 di bawah ini :

Tabel 3. 4.

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen

(uji coba) � 0.05 t tabel 0,195

No.

Item rxy t hitung

t tabel (95%, 38)

keteranga n

1 0.332 2.171 1.734 valid

2 0.372 2.473 1.734 valid

3 0.394 2.643 1.734 valid

4 0.167 1.045 1.734 tdk valid

5 0.309 2.001 1.734 valid

6 0.376 2.500 1.734 valid

7 0.567 4.240 1.734 valid

8 0.447 3.077 1.734 valid

9 0.328 2.140 1.734 valid

10 0.319 2.072 1.734 valid

11 0.309 2.000 1.734 valid

(36)

17 0.348 2.287 1.734 valid

18 0.340 2.227 1.734 valid

19 0.452 3.122 1.734 valid

20 0.487 3.441 1.734 valid

21 0.255 1.625 1.734 tdk valid

22 0.296 1.911 1.734 valid

23 0.480 3.375 1.734 valid

24 0.297 1.918 1.734 valid

25 0.301 1.949 1.734 valid

26 0.285 1.833 1.734 valid

27 0.329 2.150 1.734 valid

28 0.314 2.036 1.734 valid

29 0.222 1.403 1.734 tdk valid

30 0.345 2.268 1.734 valid

31 0.299 1.935 1.734 valid

32 0.523 3.782 1.734 valid

33 0.184 1.157 1.734 tdk valid

34 0.620 4.867 1.734 valid

35 0.358 2.364 1.734 valid

36 0.363 2.400 1.734 valid

37 0.291 1.877 1.734 valid

38 0.577 4.352 1.734 valid

39 0.500 3.558 1.734 valid

40 0.289 1.861 1.734 valid

41 0.283 1.819 1.734 valid

42 0.507 3.622 1.734 valid

43 0.301 1.944 1.734 valid

44 0.397 2.666 1.734 valid

45 0.391 2.618 1.734 valid

46 0.198 1.245 1.734 tdk valid

47 0.425 2.891 1.734 valid

48 0.411 2.780 1.734 valid

49 0.472 3.301 1.734 valid

50 0.416 2.819 1.734 valid

Keterangan : X1 dipakai sebanyak 15 item soal X2 dipakai sebanyak 15 item soal X3 dipakai sebanyak 15 item soal

(37)

Instrumen yang reliabel menurut Sugiyono (2006:173) adalah “instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

sama akan menghasilkan data yang sama”. Salah satu bentuk pengujian

reliabilitas adalah dengan internal consistency dengan teknik Alpha

Cronbach. Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika rhit > rtab dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan dk(n-2) maka instrumen tersebut dikatakan

reliabel.

Secara teknis operasional uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan program Excel 2007. Dari hasil pengujian yang dilakukan,

menunjukkan bahwa instrumen memiliki nilai alpha cronbach sebesar 0,880

dan nilai tersebut dapat dikategorikan bahwa instrumen penelitian tersebut

reliable.

H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang

berkaitan dengan lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat dan hasil belajar IPS siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

Pasundan Se-Bandung Raya.

Secara ringkas teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh

dengan cara sebagai berikut :

(38)

dokumentasi diantaranya untuk mendapatkan jumlah Sekolah Menengah

Pertama Pasundan Se-Bandung Raya yang meliputi 5 wilayah yaitu Kota

Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat

dan Kabupaten Sumedang. Adapun perincian jumlah sekolah, yaitu : di

Kota Bandung berjumlah 11 sekolah, di Kabupaten Bandung berjumlah 7

sekolah, di Kota Cimahi berjumlah 3 sekolah, di Kabupaten bandung Barat

berjumlah satu sekolah namun tidak termasuk dalam penelitian ini karena

belum ada kelas VIII, dan di Kabupaten Sumedang berjumlah 1 sekolah.

Sampel sekolah dalam penelitian ini berjumlah 11 sekolah dari 22 Sekolah

Menengah pertama Pasundan Se-Bandung Raya.

2. Kuesioner atau Angket

Kuesioner berisi daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan

variabel yang diteliti. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data

tentang Lingkungan Pendidikan dan Hasil Belajar. Angket ini berisi 45

pernyataan dengan 5 option pilihan, diisi oleh siswa kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya Tahun pelajaran 2011-2012

yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 351 siswa.

3. Observasi Langsung

Metode ini digunakan untuk megetahui situasi dan kondisi siswa dan Guru

pembelajaran IPS di sekolah. Keadaan sekolah secara fisik, serta seluruh

kondisi yang ada di lingkungan SMP Pasundan Se-Bandung Raya.

(39)

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi demi kevalidan data.

Wawancara kepada Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Bidang Studi IPS.

5. Studi Kepustakaan

Di samping kajian dokumen, dilakukan telaahan pustaka mengenai:

Lingkungan Pendidikan dan hasil Belajar IPS. Hasil telaahan pustaka

digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan teori,

landasan untuk dapat menganalisa data primer, serta untuk menunjang dan

memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.

I. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Teknik analisis menggunakan pendekatan statistik parametrik jika

asumsi-asumsi statistiknya terpenuhi dan apabila asumsinya tidak terpenuhi

maka data akan dianalisis dengan teknik bebas distribusi atau non

parametrik. Untuk menentukan terpenuhi tidaknya asumsi-asumsi dilakukan

dengan uji normalitas distribusi data penelitian.

2. Statistik Deskriptif

Data yang telah diperoleh dari penelitian diringkas dalam ringkasan

statistik deskriptif melalui perhitungan rata-rata, median, modus, standar

deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, rentang, grafik histogram dan

grafik Normal PP Plot. Melalui statistik deskriptif ini diperoleh gambaran

[image:39.595.123.521.333.561.2]
(40)

Untuk mengetahui normalitas data yang akan digunakan dalam

menganalisa pengaruh lingkungan pendidikan terhadap hasil belajar IPS

menggunakan uji normalitas dengan menggunakan metoda

Kolmogorov-Smirnov yang dikerjakan dengan bantuan software SPSS versi 19. Kriteria

variabel berdistribusi normal menurut uji Kolmogorov-Smirnov ini adalah :

Jika Nilai Asymp. Sig > 0,05, maka variabel berdistribusi normal.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu langkah untuk menentukan sebuah

keputusan menolak atau menerima hipotesis. Seluruh pengolahan data

dalam pengujian hipotesis menggunakan alat bantu software statistik SPSS

19 for windows dan Microsoft excel,.

Untuk menguji hubungan pengaruh variabel �1 (lingkungan

keluarga) terhadap variabel Y (hasil belajar IPS), hubungan pengaruh

variabel�2 (lingkungan sekolah) dengan variabel Y (hasil belajar IPS),

hubungan pengaruh variabel�3 (lingkungan masyarakat) dengan variabel Y

(hasil belajar IPS) serta hubungan pengaruh variabel�1, �2 dan�3 secara

bersama-sama terhadap variabel dependent Y adalah dengan menggunakan

rumus Uji Regresi linier sederhana dan regresi ganda.

Pada uji regresi akan diperoleh beberapa nilai dan hasil perhitungan

(41)

diketahui hubungan antar variabel penelitian. Koefisien determinasi

dihitung kemudian setelah diketahui nilai korelasi untuk menentukan

besaran kontribusi atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Uji Anova dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan

regresi. Langkah selanjutnya membuat model persamaan regresi yang

menjelaskan hubungan fungsional variabel bebas penelitian dengan variabel

terikatnya dan masing-masing koefisien konstanta yang terbentuk diuji

signifikansinya menggunakan uji t.

Dari beberapa nilai statistik hasil uji regresi ini yaitu korelasi,

koefisien determinasi, uji anova, persamaan regresi, dan uji signifikansi

koefisien dengan uji-t, disimpulkan hasil akhir signifikansi pengaruh

hubungan variabel bebas penelitian terhadap variabel terikatnya.

J. ALUR PENELITIAN

Alur penelitian dapat ditujukkan dalam gambar di bawah ini :

Penentuan Tempat Penelitian

Penel

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

(42)
[image:42.595.132.466.248.576.2]
(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis statistik, hasil penelitian dengan pengolahan data

dengan menggunakan alat bantu software statistik SPSS 19 for windows dan

Microsoft excel,. penelitian yang berjudul ”Pengaruh Lingkungan Pendidikan

Terhadap Hasil Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama Pasundan

Se-Bandung Raya”, diperoleh hasil uji regresi tripusat pendidikan terhadap hasil

belajar IPS sebesar 25,10 % dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan keluarga berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan

keluaraga seperti cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

susana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk itu perlu diciptakan suasana

lingkungan keluarga yang kondusif dan mendukung kegiatan siswa dalam

belajar di rumah, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang baik.

2. Lingkungan sekolah berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan

sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

(44)

karena itu perlu diciptakan suasana yang kondusif di lingkungan sekolah

agar siswa dapat belajar dengan nyaman sehingga hasil belajarnyapun baik.

3. Lingkungan masyarakat berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan

masyarakat yang mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat semuanya berpengaruh

terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Oleh karena itu perlu

diciptakan suasana lingkungn masyarakat yang kondusif agar siswa dapat

mengisi waktu luangnya dengan hal-hal yang positif di lingkungan

masyarakatnya yang dapat mendorong kegiatan belajarnya sehingga hasil

belajarnya baik.

4. Lingkungan pendidikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar Ilmu

pengetahuan Sosial artinya ketiga variabel bebas tersebut berdasarkan

analisis bersama memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

Nilai positif menunjukan bahwa hubungan dua variabel searah, artinya

semakin baik kualitas atau kondisi dari lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat akan diikuti dengan semakin baik pula

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Sebaliknya semakin jelek lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, maka semakin

(45)

B. SARAN

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Pendidikan terhadap Hasil Belajar IPS di Sekolah

Menengah Pertama Pasundan Se-Bandung Raya”, dengan kerendahan hati

mempunyai saran sebagai berikut :

1. Orangtua dalam keluarga, sekolah dan masyarakat perlu menjalin

kerjasama yang harmonis dan sinergis untuk menciptakan suasana yang

kondusif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan umumnya mata pelajaran yang

lainnya.

2. Orangtua perlu meningkatkan perhatian untuk membantu siswa dalam

belajar, pengaturan waktu belajar dan bermain. Tidak hanya sebatas

pemenuhan kebutuhan secara finansial saja.

3. Guru IPS harus mampu memberikan pembelajaran IPS secara terpadu

atau dengan kata lain mampu membuat dan memberikan kelezatan juice

IPS kepada para siswanya.

4. Guru dapat menjelaskan kepada siswa untuk mengaktualisasikan ilmu

pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sehingga

menjadi siswa yang cerdas sosial mampu beradaptasi dengan lingkungan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Ahmad Rohani, (2004), Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Alma Buchari, (2009), Guru Profesional, Menguasai Metode dan Trampil Mengajar, Bandung : Alphabeta.

Arikunto, Suharsimi, (1993), Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Barizi Ahmad, Indrin Muhammad, (2010), Menjadi Guru Unggul, Yogyakarta :

Ar-Ruzz Media.

Bayer, Barry, K, (1979). Teaching Thinking in Social Studies : Using Inquiri in the Classromm, USA. Chales

Candra Tedie, Perjalanan Sejarah Badan Penyelenggara Pendidikan Pasundan 1913-2006.

Cartledge, G. & Milburn, J. F., (1995), Teaching Social Skill to Children and Youth. Innovative Approaches (3 ed), Massachussetts. Allyn and Bacom.

Djamariah Syaiful Bahri, (2008), Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Dwiningrum Sit Irene Astuti, (2011), Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Belajar

____,(2005), Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTS : Jakarta

Depdiknas, (2005), Undang-Undang Republik Indonesia No.19 tahun 2005. Djahri & Ma’mun, (1978), Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan.

(47)

Hartomo H., Aziz Arnicun, (2004), Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasbullah, (2011), Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Hamalik, O. ((2011), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

Hamzah, U. (2007), Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang kreatif dan Efektif, Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan, S. H. (1996), Pendidikan Ilmu Sosial, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Idrus Muhammad, (2009), Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatid dan Kuantitatif, v Jakarta : Erlangga

Maryani Enok, (2011), Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Peningkatan Keterampilan Sosial, Bandung : Alfabeta.

Mendiknas, (2006), Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, (Peraturan Mendiknas No.22, No.23 dan No.24 Tahun 2006), Jakarta : Binatama Raya.

Munir Abdullah,(2010), Super Teacher, Yogyakarta : PT. Bintang Pustaka Abadi.

Mursell, Nasution, (2008), Mengajar Dengan Sukses, Jakarta : Bumi Aksara.

M. Ngalim Purwanto, (1990), Psikologi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Ramayulis, (2002), Ilmu Sosial dalam Konsep dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta.

Supardan Dadang, (2009), Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta : Bumi Aksara.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.

(48)

Saud, Udin Saefudin, (2007), Inovasi Pendidikan, Bandung. Alfabeta.

Saripudin. (1989), Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Somantri, Numan. (2001), Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Spencer & Spencer (1993), Competence Work Models For Superior Performance, Canada. John Wiley & Sons. Inc.

Sugiyono. (2006), Statistika Untuk Penelitian., Bandung. Angkasa.

Sumaatmadja, N. (1998), Metodologi Pengajaran IPS, Bandung : Alumni. Suparman, A. & Purwanto, (1997), Menjadi Guru Profesional. Bandung : :

Remaja Rosdakarya

Usman U. (1993), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar – Mengajar, Jakarta, Bina Aksara

Wahab.A.A (2007), Metode dan Model – Model Pengajar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bandung : Alfabeta.

YPDM Pasundan, Rancangan Program YPDM Pasundan 2010-2015, Bahan Musyawarah Kerja untuk Penyususnan Program 2010-2015.

TESIS DAN SKRIPSI

Bandari, Tg Amina, (2010), Pengaruh Kebiasaan Belajar, Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran akuntansi, Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI Bandung.

(49)

Wardany, Aien. (2010), Pengaruh Pendidikan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMPN I Pangarengan Sampang Madura. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

INTERNET

Kasim Melani, (2009), Masalah Pendidikan di Indonesia,

http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia/ ( 21 Mei 2012)

Landasan teoretis-ilmiah dewan pendidikan dan komite sekolah dikdas.kemdikbud.go.id/application/media/file/content-1094.pdf (8 April 2012).

Mahesa Birawa, (2011), Kualitas SDM Indonesia di Dunia,

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/03/14/kualitas-sdm-indonesia-di-dunia/ (5 Juni 2012).

M.Anisa Kutba, (2010), Aplikasi Humanistik dalam Pengajaran,

profilaminkutbi.blogspot.com/.../aplikasi-psikologi-humanistik-dala……(22 Pebruari 2012).

Syah Ma’shum, 31 Januari 2009, Variabel yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Walrlberg, cheshuma.wordpress.com/.../variabel-yang-mempengaruhi-hasil-bela...(22 Pebruari 2012).

Wahyudi, 2012, Pendidikan Indonesia Ranking 69, Finlandia Terbaik Dunia http://viruspintar.blogspot.com/2012/05/pendidikan-indonesia-ranking-

(50)

Gambar

Grafik Histogram Variabel Lingkungan Keluarga   ..............................................
Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sampel
Gambar 3.1 Hubungan Korelasional antara Variabel Independen
Tabel 3.3 Operasional Variable
+4

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR PESERTA SOSIALISASI DAN WORKSHOP HIBAH PENELITIAN MUHAMMADIYAH.. Senin, 30 Januari 2017 Jam : 09.00 WIB Ruang : Aula

[r]

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan metode CIRC (Cooperative

Indonesia terus melakukan pengembangan perkebunan kelapa sawit dikarenakan, pertama kebutuhan minyak nabati dunia cukup besar dan akan terus meningkat, kedua kelapa sawit

[r]

praktikum cahaya berbasis inkuiri lebih tinggi secara signifikan dengan taraf.. signifikansi 95%, dan nilai gain yang dinormalisasi kelas ekseprimen

peran Saikong dalam upacara kematian masyarakat Tionghoa adalah sebagai pemimpin dalam upacara kematian, menentukan hari baik penguburan atau pembakaran jenazah

Di samping pola dasar pembelajaran kewirausahaan, skenario dan prosedur implementasi desain pembelajaran kewirausahaan hendaknya dapat dijadikan 2 pilar utama dalam