• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN “SAVI” UNTUK MEMFASILITASI GAYA BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOPIK SISTEM PERTAHANAN TUBUH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN “SAVI” UNTUK MEMFASILITASI GAYA BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOPIK SISTEM PERTAHANAN TUBUH."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

PENERAPAN PENDEKATAN “SAVI” UNTUK MEMFASILITASI GAYA BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOPIK

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Deshinta Nugraheni

0905745

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN “SAVI” UNTUK MEMFASILITASI GAYA

BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOPIK SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Oleh

Deshinta Nugraheni 0905745

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

© Deshinta Nugraheni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

DESHINTA NUGRAHENI

PENERAPAN PENDEKATAN “SAVI”UNTUK MEMFASILITASI GAYA

BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOPIK

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd NIP. 195012311979032029

Pembimbing II

Dr. Widi Purwianingsih, M. Si NIP. 196209211991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

ABSTRAK

Studi tentang ‘Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa dalam Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh’ dilakukan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa yang gaya belajarnya terfasilitasi dengan pendekatan SAVI, pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh. Metode penelitian yang digunakan adalah weak eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design yang melibatkan satu kelas XI sebagai sampelnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Studi ini dilakukan di SMA Negeri 2 Cimahi tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 35 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen kuesioner VARK untuk menjaring keragaman gaya belajar siswa; tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda dan esai yang diberikan sebelum perlakuan (pretest) dan setelah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan SAVI (posttest); serta instrumen wawancara untuk menjaring respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Peningkatan hasil belajar siswa dianalisis melalui perhitungan gain ternormalisasi (N-gain) dan uji statistik parametris t-test one sample. Rata-rata skor N-gain yang didapat sebesar 0.6 yang dikategorikan sedang. Dari hasil perhitungan uji statistik t-test one sample satu pihak, diketahui bahwa thitung (2.08) > ttabel (1.69), artinya terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh (α=0.05)

(5)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

ABSTRACT

(6)

DAFTAR ISI

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Batasan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Asumsi ... 8

BAB II PENDEKATAN SAVI, GAYA BELAJAR, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TOPIK SISTEM PERTAHANAN TUBUH A. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) 1. Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Biologi ... 9

2. Prinsip Dasar dan Karakteristik Pendekatan SAVI ... 11

B. Gaya Belajar 1. Definisi Gaya Belajar VARK (Visual, Aural, Read/Write, Kinestethic) ... 16

2. Identifikasi Gaya Belajar... 17

C. Hasil Belajar Siswa 1. Hakikat Belajar... 17

2. Hasil Belajar Biologi ... 19

D. Tinjauan Materi Sistem Pertahanan Tubuh ... 20

E. Penelitian-Penelitian yang Relevan ... 31

F. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 34

B. Metode dan Desain Penelitian ... 34

C. Definisi Operasional ... 35

(7)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

2. Tes Hasil Belajar Siswa ... 37

3. Wawancara ... 37

E. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Tingkat Kesukaran ... 39

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian 1. Kuesioner Gaya Belajar VARK ... 47

2. Tes Hasil Belajar Siswa ... 49

3. Wawancara ... 54

4. Studi Dokumentasi ... 54

H. Alur Penelitian... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Tes Gaya Belajar Siswa ... 56

2. Hasil Belajar Siswa pada materi Sistem Pertahanan Tubuh ... 57

3. Hasil Pengolahan Data Indeks Gain dan Gain Ternormalisasi ... 58

4. Ketercapaian KKM ... 59

5. Hasil Perhitungan Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest-Posttest ... 60

6. Hasil Perhitungan Uji Statistik t-test ... 60

7. Hasil Wawancara ... 63

8. Hasil Studi Dokumentasi terkait Aktivitas Siswa ... 66

B. Pembahasan 1. Hasil Tes Gaya Belajar Siswa ... 70

2. Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pertahanan Tubuh ... 72

3. Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 81

B. Rekomendasi ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 87

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Kegiatan Pembelajaran Berbasis Unsur-Unsur Pendekatan SAVI ... 14

3.1. Daftar Instrumen Penelitian ... 36

3.2. Kisi-Kisi Tes Tertulis Materi Sistem Pertahanan Tubuh... 37

3.3. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ... 38

3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran ... 39

3.5. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Instrumen ... 40

3.6. Interpretasi Daya Pembeda ... 41

3.7. Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen ... 41

3.8. Interpretasi Validitas Butir Soal ... 42

3.9. Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen ... 42

3.10. Interpretasi Reliabilitas Tes ... 43

3.11. Uraian Kegiatan Pembelajaran Berbasis Pendekatan SAVI ... 45

3.12. Pedoman Penskoran Kuesioner VARK ... 48

3.13. Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi ... 50

4.1. Jumlah dan Persentase Kemunculan Gaya Belajar Siswa ... 56

4.2. Rata-Rata Hasil Pretest dan Posttest Siswa Kelas XI IPA 1 ... 57

4.3. Persentase Gain Ternormalisasi Siswa Kelas XI IPA 1 ... 58

4.4. Ketercapaian KKM Siswa Kelas XI IPA 1 ... 59

4.5. Hasil Uji Normalitas dengan Uji χ2 ... 60

4.6. Rekapitulasi Data Tipe Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa ... 62

4.7. Hasil Wawancara terkait Tingkat Kesulitan Materi Sistem Pertahanan Tubuh... 63

4.8. Hasil Wawancara terkait Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI ... 63

4.9. Hasil Wawancara terkait Respon Siswa tehadap Tes Gaya Belajar ... 65

(9)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Proses Terjadinya Respon Peradangan ... 23

2.2. Perbedaan Limfosit B dan Limfosit ... 25

2.3. Jenis-Jenis Antibodi ... 25

2.4. Respon Kekebalan Seluler ... 26

2.5. Respon Kekebalan Humoral ... 27

2.6. Memori Primer dan Sekunder pada Sistem Imun ... 27

2.7. Respon Alergi ... 29

3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 34

3.2. Daerah Penerimaan Uji Hipotesis Satu Pihak Kanan ... 53

3.3. Bagan Alur Penelitian ... 55

4.1. Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest ... 57

4.2. Diagram Persentase N-Gain Siswa ... 58

4.3. Pemodelan Sel-Sel Fagosit Berbahan Dasar Clay ... 66

4.4. Diagram Persentase Kemunculan Gaya Belajar Siswa ... 70

4.5. Diagram Perbandingan Ketercapaian KKM Siswa ... 75

4.6. Persentase Kegiatan Pembelajaran SAVI yang Paling Membantu Pemahaman Siswa ... 77

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1.1. RPP Pertemuan Ke-1 ... 88

1.2. RPP Pertemuan Ke-2 ... 98

1.3. RPP Pertemuan Ke-3 ... 105

1.4. RPP Pertemuan Ke-4 ... 112

2.1. Kuesioner VARK ... 122

2.2. Soal Pretest-Posttest ... 125

2.3. Pertanyaan Wawancara ... 133

2.4. Rekapitulasi Hasil Wawancara ... 134

3.1. Tingkat Kesukaran ... 139

3.2. Daya Pembeda ... 140

3.3. Kualitas Pengecoh ... 141

3.4. Validitas ... 142

3.5. Reliabilitas ... 143

3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Prettest-Posttest ... 144

4.1. Uji Normalitas Data Pretest ... 146

4.2. Uji Normalitas Data Posttest ... 147

4.3. Uji Homogenitas ... 148

4.4. Uji t ... 149

5.1. Aktivitas Pembelajaran Somatis ... 151

5.2. Aktivitas Pembelajaran Auditori ... 152

5.3. Aktivitas Pembelajaran Visual ... 153

5.4. Aktivitas Pembelajaran Intelektual ... 154

6.1. Surat Izin Penelitian ... 156

(11)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar (BSNP, 2006: 451).

Biologi sebagai salah satu bidang IPA merupakan ilmu yang sebagian besar berasal dari keingintahuan manusia tentang dirinya, lingkungannya dan kelangsungan jenisnya. Dalam ilmu biologi, banyak dikaji tentang struktur fisik dan fungsi alat-alat tubuh manusia. Segenap alat-alat tubuh manusia bekerja masing-masing, tetapi satu sama lain saling membantu (Rustaman et al., 2005: 12). Pada tingkat SMA/MA terdapat salah satu ruang lingkup mata pelajaran Biologi yang terkait dengan alat-alat tubuh manusia yaitu struktur dan fungsi organ manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (BSNP, 2006: 452). Salah satu materi terkait struktur dan fungsi organ manusia yaitu materi sistem pertahanan tubuh yang dipelajari di kelas XI Semester ke-2.

Pada mata pelajaran Biologi sering dan banyak digunakan istilah-istilah yang pada umumnya berupa istilah latin atau kata yang dilatinkan (Rustaman et al., 2005: 12). Selain itu materi yang terdapat dalam mata pelajaran Biologi

(12)

dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwa sistem pertahanan tubuh merupakan materi yang bersifat abstrak dan sulit untuk diamati. Materi tersebut tidak dapat diamati oleh mata secara langsung karena terjadi di dalam tubuh manusia, sehingga siswa tidak dapat memahami materi secara utuh apabila proses pembelajaran hanya menggunakan satu macam metode misalnya ceramah (Sihole, 2013).

Berdasarkan tinjauan standar kompetensi pada kurikulum KTSP, diketahui bahwa materi terkait sistem-sistem organ sudah mulai dipelajari oleh siswa di tingkat Sekolah Dasar (SD), diantaranya siswa dituntut untuk mampu memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya serta penerapannya, dan siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. Pada tingkat selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP), materi terkait sistem organ dipelajari oleh siswa dengan standar kompetensi memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), tuntutan standar kompetensi lebih kompleks lagi yaitu siswa dituntut untuk mampu menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Ditinjau dari berbagai kompetensi dasar yang tercakup dalam standar kompetensi tersebut, terlihat bahwa terdapat beberapa materi terkait sistem organ yang dipelajari secara berkesinambungan dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Materi tersebut diantaranya sistem gerak, sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem peredaran darah, sistem reproduksi, dan alat indera. Tidak seperti materi-materi tersebut, materi sistem pertahanan tubuh merupakan materi yang baru bagi siswa SMA. Artinya, pada tingkat SD dan SMP materi sistem pertahanan tubuh belum pernah dipelajari oleh siswa.

(13)

3

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

bahwa banyak siswa SMA yang belum memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak. Oleh karena itu, siswa dapat mengalami berbagai hambatan maupun kesulitan dalam mempelajari dan memahami materi sistem pertahanan tubuh yang bersifat abstrak serta baru dipelajari pada tingkat SMA.

Setiap siswa pada dasarnya memiliki karakteristik yang khas terkait kebiasaan belajar mereka, yang dikenal dengan gaya belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh DePorter dan Hernacki (2004: 110) bahwa di beberapa sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika, para guru menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa beberapa siswa perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode standar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana siswa menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Sadler-Smith (Fleming dan Baume, 2006) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengolah suatu informasi. Kolb (Robertson et al., 2011) memandang gaya belajar sebagai suatu cara siswa dalam mengolah informasi baru dan strategi mereka dalam belajar. Setiap siswa memiliki gaya belajar tertentu yang mungkin berbeda dengan siswa lain.

Menurut Fleming (Yosep, Setiawan, dan Waslaluddin, 2010) gaya belajar VARK merupakan akronim dari gaya belajar Visual, Aural, Read/write dan Kinestethic. Gaya belajar visual lebih menitikberatkan kepada aspek visual seperti

gambar, peta pikiran, memberi warna yang berbeda pada teks. Gaya belajar aural lebih menitikberatkan pada aspek pendengaran, seperti rekaman pembelajaran, mendengarkan penjelasan dari orang lain. Gaya belajar read/write lebih menitikberatkan pada aspek baca tulis seperti membuat rangkuman, handout, daftar istilah. Gaya belajar kinestethic lebih menitikberatkan pada aspek sentuhan fisik seperti praktikum dan studi lapangan.

(14)

guru tidak sesuai dengan gaya belajar siswa, maka proses untuk menyerap dan mengolah materi pelajaran akan memakan waktu yang lebih lama. Mengingat materi sistem pertahanan tubuh merupakan materi yang abstrak dan baru dipelajari di tingkat SMA, maka siswa dapat mengalami kesulitan belajar yang lebih besar jika gaya belajar siswa tidak terfasilitasi oleh kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kecendrungan gaya belajar mereka. Sebaliknya, jika cara guru mengajar disesuaikan dengan gaya belajar siswa, maka proses pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif.

Pemahaman terhadap tipe gaya belajar dapat memberikan manfaat bagi guru ataupun siswa. Pemahaman siswa mengenai gaya belajar dapat membantu siswa untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mereka. Jika siswa memahami gaya belajarnya sendiri, mereka dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu diri agar dapat belajar lebih cepat dan mudah (DePorter dan Hernacki, 2004).

Bagi guru, mengetahui gaya belajar siswa dapat membantu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kecendrungan setiap siswa, mengatasi kecendrungan untuk memperlakukan semua siswa dengan cara yang sama, dan memotivasi guru untuk berpindah dari cara mengajar yang monoton. Pengetahuan tentang gaya belajar siswa juga berguna untuk mengupayakan strategi pembelajaran terbaik yang dapat membantu siswa belajar sesuai gaya dan kecendrungan belajar mereka (Lujan dan DiCarlo, 2006).

Pada umumnya, proses belajar mengajar di kelas hanya berupa pembelajaran verbal, misalnya dengan metode ceramah. Dalam metode ceramah tersebut, siswa yang gaya belajarnya paling terfasilitasi adalah siswa aural. Padahal, tidak sedikit dari siswa yang gaya belajarnya berupa visual, read/write, atau kinestetik. Oleh sebab itu diperlukan suatu pendekatan yang dapat memfasilitasi keragaman gaya belajar siswa tersebut.

(15)

5

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera. Pendekatan ini dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran, karena selain dengan mengintegrasikan keempat unsur tersebut, pendekatan SAVI juga dapat mengakomodir gaya belajar siswa yang beragam di kelas.

Beberapa penelitian terkait pendekatan SAVI menunjukkan bahwa pendekatan SAVI memiliki pengaruh yang positif pada pembelajaran. Milawati (2011) dalam tesisnya mengemukakan bahwa bahwa pembelajaran SAVI memiliki kelebihan yaitu dapat menumbuhkan rasa keberanian anak dan pembelajaran terlihat lebih menyenangkan sehingga anak antusias dalam mengikuti pembelajaran. Putra (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa kemampuan analogi dan generalisasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan SAVI berbantuan Wingeom lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Dalam skripsi yang ditulis oleh Fujianti (2010) diketahui bahwa peningkatan hasil belajar TIK siswa yang memperoleh model pembelajaran NHT dengan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Novia (2011) dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang menggunakan pembelajaran model SAVI dengan pembelajaran konvensional. Ia menemukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan spatial sense siswa yang menggunakan multimedia interaktif pada model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran matematika pada materi geometri.

(16)

belajar siswa pada materi sistem pertahanan tubuh. Melalui pendekatan SAVI, diharapkan gaya belajar siswa yang beragam dapat difasilitasi sehingga siswa mampu menyerap dan mengolah materi pelajaran dengan lebih mudah. Dengan demikian, hasil belajar siswa dalam materi sistem pertahanan tubuh pun diharapkan dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang gaya belajarnya terfasilitasi dengan pendekatan SAVI pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh?”

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana keragaman gaya belajar siswa pada kelas penelitian?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi sistem pertahanan tubuh sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan SAVI?

3. Apakah pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran berbasis pendekatan SAVI?

D. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah dan tidak terlalu meluas, maka diperlukan adanya batasan masalah sebagai berikut.

(17)

7

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

2. Peningkatan hasil belajar siswa diukur melalui tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda dan esai. Indikator hasil belajar siswa didasarkan pada taksonomi kognitif Bloom yang dibatasi pada tingkat C1 (menghafal), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis).

3. Materi pada penelitian ini adalah sistem pertahanan tubuh manusia, yang meliputi konsep antigen dan antibodi, pertahanan tubuh non spesifik, pertahanan tubuh spesifik, jenis-jenis kekebalan tubuh, dan kelainan pada sistem kekebalan tubuh.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa yang gaya belajarnya terfasilitasi dengan pendekatan SAVI pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh. Berdasarkan tujuan umum tersebut, dapat dijabarkan beberapa tujuan khusus sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran mengenai keragaman gaya belajar siswa pada kelas penelitian.

2. Membandingkan hasil belajar siswa pada materi sistem pertahanan tubuh sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran dengan pendekatan SAVI. 3. Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa sesudah dilakukan pembelajaran

dengan pendekatan SAVI.

4. Memperoleh gambaran mengenai respon siswa terhadap pembelajaran berbasis pendekatan SAVI.

F. Manfaat Penelitian

(18)

serta menjadi rujukan terkait penerapan pendekatan SAVI dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Asumsi

1. Pengetahuan tentang gaya belajar siswa berguna bagi guru untuk mengupayakan strategi pembelajaran terbaik yang dapat membantu siswa belajar sesuai gaya dan kecendrungan belajar siswa, mengatasi kecendrungan untuk memperlakukan semua siswa dengan cara yang sama, serta memotivasi guru untuk berpindah dari cara mengajar yang monoton (Lujan dan DiCarlo, 2006).

2. Pendekatan SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera. Pendekatan ini dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran, karena selain dengan mengintegrasikan keempat unsur tersebut, pendekatan SAVI juga dapat mengatasi cara dan gaya belajar siswa yang beragam dalam suatu kelas (Meier, 2000: 42)

(19)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Lokasi sekolah tempat dilaksanakannya penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Cimahi yang beralamat di Jl. KPAD Sriwijaya IX No. 45A. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Cimahi tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 35 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (Weak Eksperimental Design), karena hanya satu kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian serta diberi perlakuan. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini, satu kelompok diberi soal pre-test kemudian diikuti dengan pemberian perlakuan dan post-test (Creswell, J.W., 2009: 160). Perlakuan yang diberikan terhadap satu kelas siswa dalam penelitian ini yaitu pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

A T1 X T2

Gambar 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design Keterangan:

T1 : Pretest pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan T2 : Posttest pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan

(20)

C. Definisi Operasional

Guna menyamakan persepsi terkait variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya definisi operasional tentang berbagai istilah berikut ini:

1. Pendekatan SAVI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera. Pendekatan SAVI merupakan gabungan dari empat unsur yang berpengaruh dalam pembelajaran yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual. Pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan anggota tubuh. Pembelajaran auditori yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar. Pembelajaran visual yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Pembelajaran intelektual yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.

2. Gaya belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya belajar VARK yang merupakan singkatan dari gaya belajar Visual, Aural, Read/Write dan Kinestethic. Kecendrungan gaya belajar siswa dijaring dengan menggunakan The VARK Questionnnaire – The Younger Version” yang dikembangkan oleh Fleming (2007). Penjelasan singkat terkait keempat gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki kecendrungan belajar menggunakan aspek visual seperti gambar, mind map, video animasi, dan lain sebagainya.

b. Siswa dengan gaya belajar aural memiliki kecendrungan belajar menggunakan aspek pendengaran, seperti rekaman pembelajaran, mendengarkan penjelasan dari orang lain.

c. Siswa dengan gaya belajar read/ write memiliki kecendrungan belajar menggunakan aspek baca tulis seperti membuat rangkuman, handout, daftar istilah.

(21)

36

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam aspek kognitif, setelah mengikuti pembelajaran topik sistem pertahanan tubuh. Hasil belajar siswa tersebut diukur dengan menggunakan soal pretest dan posttest. Soal yang diberikan kepada siswa berupa soal pilihan ganda dan esai.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. Daftar instrumen yang digunakan beserta sumber datanya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Daftar Instrumen Penelitian

No Data / variabel Sumber data Instrumen

1 Tipe gaya belajar siswa Siswa Kuesioner VARK

2 Hasil belajar siswa dalam materi sistem pertahanan tubuh

Siswa Soal pretest dan posttest

3 Persepsi siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI

Siswa Wawancara

1. Kuesioner VARK

(22)

2. Tes Hasil Belajar Siswa

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada materi sistem pertahanan tubuh, digunakan tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan esai yang berjumlah 22 soal. Tes tertulis ini diberikan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan setelah dilakukan pembelajaran berbasis pendekatan SAVI (posttest). Soal pretest-posttest yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.2.

Butir soal tes tertulis tersebut telah dijudgment oleh dosen ahli dan dilakukan uji coba pada satu kelas yang telah mendapat materi sistem pertahanan tubuh. Ranah kognitif pada butir soal meliputi jenjang C1 (menghafal) sampai C4 (menganalisis). Kisi-kisi dari tes tertulis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Tertulis Materi Sistem Pertahanan Tubuh

Konsep Ranah Kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4

(23)

38

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

Instrumen wawancara berupa tujuh pertanyaan terbuka terkait tingkat kesulitan materi sistem pertahanan tubuh, persepsi siswa terkait pembelajaran dengan pendekatan SAVI, serta kebermanfaatan tes gaya belajar. Kisi-kisi instrumen wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.3, sedangkan pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara dapat dilihat pada Lampiran 2.3.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

No Indikator Nomor

Pertanyaan

1 Tingkat kesulitan materi sistem pertahanan tubuh 1 2 Kegiatan pembelajaran yang paling membantu siswa

memahami materi sistem pertahanan tubuh

2

3 Kegiatan pembelajaran yang paling mendorong motivasi siswa

3

4 Ketertarikan terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI

4, 5

5 Kebermanfaatan tes gaya belajar 6, 7

E. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian dilakukan guna mengetahui kelayakan perangkat tes penguasaan konsep siswa. Sebelum digunakan sebagai instrumen pretest dan posttest pada kelas yang dijadikan sampel penelitian, sebanyak 35

(24)

1. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah (Arikunto, 2011: 207). Tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan rumus berikut:

P = B JS

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto, 2011: 208)

Nilai P yang diperoleh pada setiap butir soal diinterpretasikan untuk mengetahui tingkat kesukarannya. Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,29 Sukar

0,30 – 0,69 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2011: 210)

(25)

40

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

Tabel 3.5. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Instrumen

Tingkat

Kesukaran Nomor Soal

Jumlah

Soal Persentase

Sukar 2, 10, 12, 23, 24, 29, 31, 35 8 23 %

Sedang 1, 5, 6, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 32, 33, 34

18 52 %

Mudah 3, 4, 7, 8, 11, 13, 19, 27, 30 9 25 %

Jumlah 35 100 %

2. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda, seluruh siswa diranking dari nilai tertinggi hingga terendah (Arikunto, 2011: 211). Karena jumlah subjek yang dijadikan sampel penelitian kurang dari 100, maka nilai siswa dibagi menjadi dua kelompok sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Daya pembeda butir soal dihitung menggunakan rumus:

D = BA– BB

JA– JB Keterangan :

D : indeks diskriminasi

JA : banyaknya peserta tes kelompok atas, JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah

BA : banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

(Arikunto, 2011: 213)

(26)

Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Klasifikasi Daya Pembeda

negatif Jelek sekali

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2011: 218) Hasil perhitungan daya pembeda soal secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.2, sedangkan kualitas pengecoh dari tiap soal dapat dilihat pada Lampiran 3.3. Data rekapitulasi hasil uji coba instrumen terkait daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen

Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah

Soal Persentase

Jelek sekali 6, 7, 22, 31, 32, 35 6 17 %

Jelek 2, 3, 13, 17, 18, 21, 23, 24, 26, 29 10 28 % Cukup 4, 5, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 19, 20,

25, 27, 28, 33, 34 15 43 %

Baik 1, 9 2 6 %

Baik sekali 14, 30 2 6 %

Jumlah 35 100 %

3. Validitas

(27)

42

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

Keterangan :

rXY: koefsien korelasi antara variabel X dan Y

N : jumlah siswa

X : skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba

Y : skor total tiap butir soal untuk seluruh siswa uji coba

(Arikunto, 2011: 72)

Nilai

r

XY yang diperoleh diinterpretasikan tingkat validitasnya, sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Interpretasi Validitas Butir Soal

Koefisien Korelasi (rXY) Kriteria Validitas

0,80 – 1,00 Sangat tinggi Hasil perhitungan valliditas tiap butir soal secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.4. Data rekapitulasi hasil uji coba instrumen terkait kriteria validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen

Validitas Nomor Soal Jumlah

(28)

4. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2011: 86). Jadi, reliabilitas tes dapat menunjukkan bahwa suatu tes atau instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus K-R. 20 sebagai berikut:

n s2 - Σpq rii = ( ––– ) (––––––––)

n–1 s2

Keterangan :

rii : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p )

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

s : standar deviasi dari tes

(Arikunto, 2011: 100) Nilai rii yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Interpretasi Reliabilitas Tes

Nilai r11 Kriteria Reliabilitas

0,81 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,61 ≤ r ≤ 0,80 Tinggi 0,41 ≤ r ≤ 0,60 Cukup 0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah 0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat rendah

(29)

44

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh F. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai ketiga tahapan tersebut.

1. Tahap Persiapan

Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan masalah yang akan diteliti. b. Melakukan kajian pustaka.

c. Menyusun proposal penelitian yang akan dilakukan.

d. Mengikuti seminar proposal guna memperoleh informasi, saran, serta perbaikan terhadap rencana penelitian yang akan dilakukan.

e. Memperbaiki proposal penelitian sesuai dengan informasi yang telah diperoleh pada kegiatan seminar proposal.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian. RPP yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

g. Menyusun instrumen penelitian diikuti dengan judgment instrumen oleh dosen-dosen yang berkompeten di bidangnya.

h. Melakukan uji coba instrumen.

i. Mengolah dan menganalisis hasil uji coba instrumen.

j. Memperbaiki instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen.

k. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

(30)

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa kegiatan sebagaimana dipaparkan berikut ini.

a. Memberikan kuesioner VARK kepada enam kelas XI IPA di sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Penjaringan data gaya belajar di enam kelas tersebut bertujuan untuk mencari kelas yang gaya belajar siswanya beragam, artinya semua gaya belajar VARK terwakili.

b. Menganalisis hasil kuesioner VARK siswa untuk mengetahui keberagaman gaya belajar siswa pada tiap kelas.

c. Menentukan kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian. Penentuan kelas dilakukan secara random.

d. Memberikan pretest sebelum pembelajaran dengan menggunakan soal yang telah diuji coba untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

e. Memberikan perlakuan dengan pembelajaran berbasis pendekatan SAVI. Pembelajaran dilakukan selama empat kali pertemuan atau delapan jam pelajaran. Uraian singkat terkait kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tiap pertemuan dipaparkan pada Tabel 3.11. RPP yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 3.11. Uraian Kegiatan Pembelajaran Berbasis Pendekatan SAVI

Pertemuan ke-1 Unsur Pendekatan

SAVI Kegiatan Pembelajaran

Somatis

Siswa mendapat pemodelan sel-sel fagosit

(neutrofil, eosinofil, monosit) berbahan dasar clay serta ditugaskan untuk mengidentifikasi jenis-jenisnya.

Siswa mengurutkan gambar terkait proses peradangan.

Auditori Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait konsep antigen dan antibodi.

Visual Siswa mempelajari gambar dan video animasi terkait proses peradangan.

Intelektual

(31)

46

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

Tabel 3.11. Uraian Kegiatan Pembelajaran Berbasis Pendekatan SAVI (lanjutan)

Pertemuan ke-2 Unsur Pendekatan

SAVI Kegiatan Pembelajaran

Somatis

Siswa melakukan diskusi kelas terkait jawaban dari LKS dengan metode learning games tipe snowball throwing

Auditori Siswa dibimbing oleh guru untuk mendiskusikan perbedaan limfosit T dan limfosit B.

Visual Siswa mempelajari grafik terkait memori immunologis.

Intelektual Siswa mengerjakan LKS terkait memori immunologis serta jenis-jenis limfosit.

Pertemuan ke-3

Unsur Pendekatan

SAVI Kegiatan Pembelajaran

Somatis

Siswa mensimulasikan proses terjadinya respon kekebalan humoral dan seluler menggunakan media clay kemudian membuat video stop motion dari clay tersebut.

Auditori Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait perbedaan respon kekebalan humoral dan seluler. Visual Siswa mempelajari gambar dan video animasi

terkait respon kekebalan humoral dan seluler. Intelektual Siswa mengerjakan LKS terkait tahap-tahap

terjadinya respon kekebalan humoral dan seluler.

Pertemuan ke-4

Unsur Pendekatan

SAVI Kegiatan Pembelajaran

Somatis

Siswa melakukan learning games tipe snowball throwing terkait kelainan-kelainan pada sistem kekebalan tubuh (alergi, autoimun dan

immunodefisiensi).

Auditori Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait jenis-jenis kekebalan tubuh beserta contohnya.

Visual

Siswa mempelajari gambar dan video animasi terkait kelainan pada sistem kekebalan tubuh (alergi).

(32)

f. Memberikan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis pendekatan SAVI.

g. Melakukan wawancara terhadap seluruh siswa yang telah mengikuti pembelajaran berbasis pendekatan SAVI untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran tersebut.

3. Tahap Akhir

Setelah tahap pelaksanaan selesai dilakukan, penelitian memasuki tahap akhir atau pasca penelitian. Tahap akhir tersebut terdiri atas beberapa kegiatan sebagai berikut.

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest. b. Merekap data hasil wawancara.

c. Melakukan analisis dan pembahasan terhadap data hasil penelitian. d. Menarik kesimpulan berdasarkan temuan penelitian.

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu keragaman gaya belajar siswa, nilai pretest dan posttest, serta data hasil wawancara. Setelah data penelitian tersebut terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data penelitian. Berikut ini teknik pengolahan data penelitian yang dilakukan.

1. Kuesioner Gaya Belajar VARK

Hasil kuesioner dihitung dengan menggunakan tabel penskoran yang

(33)

48

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

Tabel 3.12. Pedoman Penskoran Kuesioner VARK

(Fleming, 2007: 3) Pada tiap butir pertanyaan, jawaban a, b, c atau d yang dipilih oleh siswa masing-masing dilingkari. Misalnya jika pada pertanyaan nomor 1 siswa menjawab b, lingkari A di tabel penskoran nomor 1. Jika pada pertanyaan nomor 2 siswa menjawab a, lingkari V di tabel penskoran nomor 2, demikian seterusnya hingga nomor 16.

Hitung jumlah huruf VARK yang muncul. Huruf yang paling banyak

(34)

2. Tes Hasil Belajar Siswa

a. Pemberian skor tiap butir soal

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa 20 soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dan dua soal esai bertingkat. Untuk soal pilihan ganda, setiap jawaban yang benar diberi skor 1 sedangkan setiap jawaban yang salah diberi skor 0. Dengan demikian, skor total untuk soal pilihan ganda adalah 20. Pada soal berbentuk esai, soal nomor 1 memiliki dua anak soal dan esai nomor 2 memiliki tiga anak soal. Setiap anak soal diberi skor maksimum 2, dengan demikian skor total untuk soal esai adalah 10. Butir soal yang digunakan beserta kunci jawaban dan penskoran dapat dilihat pada Lampiran 2.2. Selanjutnya, skor siswa dijumlahkan dan dikonversi menjadi nilai dengan skala 0-100.

b. Menghitung skor Gain

Setelah diperoleh data nilai pretest dan posttest siswa pada materi sistem pertahanan tubuh, dilakukan penghitungan skor gain untuk mengetahui selisih antara nilai pretest dan posttest. Skor gain tersebut dihitung dengan menggunakan rumus:

Gain = nilai posttest nilai pretest

c. Menghitung skor Gain Ternormalisasi (N-gain)

Gain absolut (selisih antara skor pretest dengan posttest) kurang dapat

menjelaskan mana sebenarnya yang disebut gain tinggi dan gain yang rendah. Misalnya, siswa yang memiliki gain dari 6 ke 8 dan dari 4 ke 6 pada suatu soal dengan nilai maksimal 8. Gain absolut menyatakan bahwa kedua siswa memiliki gain yang sama yaitu 2. Secara logis seharusnya siswa yang memiliki gain dari 6

(35)

50

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam penelitian ini juga dilakukan penghitungan nilai gain ternormalisasi atau yang biasa disebut dengan N-gain. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung skor N-gain.

<g> = %<G> = %<Sf> - %<Si>

%<G>max 100 - %<Si>

Keterangan :

<g> : gain ternormalisasi

<G> : gain aktual

<G>max : gain maksimum yang mungkin terjadi

<Sf> : nilai posttest

<Si> : nilai pretest

(Hake, 1999) Tabel 3.13. Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi

Skor <g> Kategori

(<g>) > 0.7 Tinggi 0.7 > (<g>) > 0.3 Sedang (<g>) < 0.3 Rendah

(Hake, 1999)

d. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji nomalitas dilakukan dengan menggunakan uji chi-kuadrat. Uji normalitas merupakan suatu prasyarat uji statistik yang bertujuan

untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah nilai pretest dan posttest siswa.

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas: 1) Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah

(36)

5) Mencari nilai rata-rata (x) 6) Mencari nilai varians (s2) 7) Mencari nilai standar deviasi (s)

8) Membuat daftar frekuensi pengamatan (Oi) dan frekuensi yang diharapkan (Ei).

9) Mencari nilai z untuk tiap batas kelas, dengan menggunakan rumus:

z = batas kelas – ̅ s

10)Menentukan luas kelas tiap interval berdasarkan nilai z.

11)Menentukan besarnya frekuensi pengamatan (Oi) dan frekuensi yang diharapkan (Ei).

12)Menentukan χ2 tabel dengan derajat kebebasan k–3 dan taraf signifikansi 5% atau α = 0,05

13)Menentukan χ2 hitung dengan menggunakan rumus:

χ2 = (Oi-Ei)2 Ei

(Sudjana, 2005: 273) 14)Membuat kesimpulan berdasarkan perbandingan χ2 tabel dengan χ2 hitung. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, diketahui bahwa χ2 hitung lebih kecil daripada χ2 tabel, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji pada penelitian ini memiliki distribusi yang normal.

e. Uji Homogenitas

(37)

52

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

1) Mencari nilai F hitung, dengan menggunakan rumus:

F hit = S21

S22

(Sudjana, 2005: 249) 2) Mencari nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5% atau α = 0,05

3) Membuat kesimpulan berdasarkan perbandingan F tabel dengan F hitung. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, diketahui bahwa F hitung lebih kecil daripada F tabel, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji pada penelitian ini memiliki varians yang homogen.

f. Pengujian Hipotesis

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada satu kelas eksperimen, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 35 siswa. Data yang diuji merupakan data posttest siswa pada materi sistem pertahanan tubuh. Menurut Toothaker (1986: 356) uji statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis dari satu sampel yang tidak diketahui simpangan baku populasinya adalah t-test one sample, sebagaimana dikemukakannya bahwa “…when you have one sample and are testing a hypothesis about single population mean, use if is known and the

one-sample t test if is unknown”. Berikut ini perhitungan t-test one sample yang

digunakan.

̅ √

Keterangan :

̅ : rata-rata sampel

: nilai rata-rata yang dihipotesiskan s : simpangan baku sampel

N : jumlah sampel

(38)

ini dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya peningkatan hasil belajar siswa, maka nilai rata-rata posttest dibandingkan dengan nilai rata-rata populasi. Menurut Minium (1978: 268) untuk membandingkan apakah hasil belajar siswa tersebut berada diatas atau dibawah standar nilai ketuntasan yang ditentukan, uji satu pihak lebih tepat untuk digunakan, sebagaimana dikemukakannya bahwa “…in most cases in which performance of a group is compared with a known standard, it would be of interest to discover that the

group is superior or substandard. Sometimes a one-tailed test is more

appropriate.

Dengan demikian, hipotesis statistik yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0 :

“Rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh sama dengan standar nilai KKM”

H1 :

“Rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh lebih besar dari standar nilai KKM”

Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika thitung ttabel.Dengan α = 0.05 dan dk = N-1, maka diketahui nilai t(1–α)(n-1) sebesar 1.69. Berdasarkan data tersebut, daerah penerimaan dan penolakan hipotesis yang dapat terbentuk adalah sebagai berikut.

α = 0.05

1.69

(39)

54

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh 3. Wawancara

Data hasil wawancara dari semua siswa yang dijadikan sebagai sampel ditulis dan dirangkum. Hasil wawancara dianalisis dengan cara mengelompokkan jawaban siswa dari tiap pertanyaan, kemudian dihitung persentase jawaban siswa. Data hasil wawancara tersebut disajikan dalam bentuk tabel guna mempermudah pembaca untuk menginterpretasikannya.

4. Studi Dokumentasi

(40)

H. Alur Penelitian

Alur penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Alur penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 3.3. Bagan Alur Penelitian

Studi Literatur

- Pendekatan SAVI - Gaya Belajar

Penentuan Rumusan Masalah

Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan Instrumen Penelitian

- Kuesioner VARK - Soal Pretest dan Posttest - Pertanyaan Wawancara

Penyusunan Laporan Penelitian Penarikan Kesimpulan

Analisis Data Pengolahan Data

Postest

Pretest

Wawancara Siswa

Pengambilan Data Gaya Belajar Siswa

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Judgment Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Penelitian

(41)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang gaya belajarnya terfasilitasi dengan pendekatan SAVI pada pembelajaran sistem pertahanan tubuh. Mengacu pada pertanyaan penelitian serta hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai N-gain siswa sebesar 0,6 yang termasuk kategori sedang. Selain itu, melalui perhitungan uji statistik t-test one sample diketahui bahwa hasil belajar siswa secara signifikan lebih tinggi daripada standar nilai KKM yang ditentukan dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis hasil tes gaya belajar siswa, keempat tipe gaya belajar muncul pada kelas penelitian. Tipe gaya belajar yang paling banyak muncul adalah Aural, diikuti dengan gaya belajar Read/Write, Kinestetik dan Intelektual. Melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI, berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan dapat disesuaikan dengan keragaman gaya belajar siswa dalam satu kelas. Dengan demikian, siswa dapat menyerap informasi dengan lebih mudah dan cepat sesuai dengan kecendrungan gaya belajar mereka. Sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI pun pada umumnya baik. Hal tersebut didasarkan pada hasil wawancara terhadap seluruh siswa yang dijadikan sampel penelitian. Pada umumnya siswa menganggap pembelajaran dengan pendekatan SAVI lebih menyenangkan dan lebih membantu siswa dalam memahami materi sistem pertahanan tubuh.

B. Rekomendasi

(42)

1. Melalui pendekatan SAVI, guru dapat menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan keragaman gaya belajar siswa. Dengan demikian, siswa dapat menyerap dan memahami materi pelajaran dengan lebih mudah. Oleh karena itu, pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat diterapkan pada materi lain yang karakteristiknya menyerupai materi sistem pertahanan tubuh. Materi tersebut diantaranya sistem ekskresi serta sistem reproduksi yang bersifat abstrak dan sulit diamati.

3. Bagi guru, untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan SAVI diperlukan perencanaan pembelajaran dan persiapan yang matang guna terlaksanakannya pembelajaran yang optimal.

4. Penelitian terkait pendekatan SAVI pada tingkat skripsi jurusan Pendidikan Biologi UPI sangat minim bahkan sama sekali belum ditemukan sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait penerapan pendekatan SAVI pada mata pelajaran Biologi.

(43)

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Campbell N.A, Reece J.B, dan Mitchell L.G. (2004). Biologi (Edisi Kelima – Jilid 3). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Creswell, J.W. (2009). Research Design (Third Edition). California: Sage Publication Inc.

DePorter, B. dan Hernacki, M. (2004). Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Dunn, R. (1984). “Learning Style: State of the Science”. Theory into Practice, Matching Teaching & Learning Styles. 23, (1), 10-19.

Fatimah, N. (2012). Pengaruh Penggunaan Blog Pembelajaran sebagai Sumber Belajar Mandiri terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak

diterbitkan.

Febriani, R. D. (2013). An Alternate Way to Teach Writing by Combining Three Different Learning Styles: SAVI Model. [Online]. Tersedia: http://fkipunja-ok.com/versi_2a/extensi/artikel_ilmiah/artikel/A1B208012 _173.pdf [13 Juli 2013]

Fitriani, D. (2011). Profil Kemampuan Berkomunikasi Siswa Berdasarkan Gaya Belajar pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Fleming, N. D. (2007). The VARK Questionnnaire The Younger Version. [Online]. Tersedia: http://www.vark-learn.com/documents/The%20VARK %20Questionnaire%20-%20Younger.pdf [5 Juni 2012]

(44)

Fujianti, R.R. (2010). Penerapan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together dengan Pendekatan SAVI dalam Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa (Studi Kasus di SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Garut). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI: tidak diterbitkan. Gagne, R. M. (1977). The Conditions of Learning (Third Edition). United States

of America: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://physics.indiana.edu/~sdi/Analyzingchange-Gain,pdf [20 Juni 2013] Karmana, O. (2007). Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas XI SMA/MA Program

IPA. Bandung: Grafindo.

Khasanah, U. (2011). Pengaruh Penggunaan Analogi terhadap Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMA pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Kusumadyani, R. H. (2010). Hubungan antara Gaya Belajar dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Subkonsep Penginderaan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Lujan, H. L dan DiCarlo, S. E. (2006). “First Year Medical Students Profer Multiple Learning Styles”. Advance in Phisiology Education. 30, 1-4.

Meier, D. (2000). The Accelerated Learning Hand Book: A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs. United States of America: The McGraw-Hill Companies.

Milawati, T. (2011). Peningkatan Kemampuan Anak Memahami Drama dan Menulis Teks Drama Melalui Model Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI). Tesis Jurusan Pendidikan Dasar UPI: tidak diterbitkan.

Minium, E. W. (1978). Statistical Reasoning in Psychology and Education (Second Edition). United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

(45)

85

Deshinta Nugraheni, 2013

Penerapan Pendekatan “Savi” Untuk Memfasilitasi Gaya Belajar Siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Topik Sistem Pertahanan Tubuh

Novia, S.S.P. (2011). Penggunaan Multimedia Interaktif pada Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dalam Materi Geometri untuk Meningkatkan Kemampuan Spatial Sense (Tilikan Ruang) Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Nurhayati, N. (2010). Biologi Bilingual untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya.

Octavia, F.P. (2012). Efektivitas Metode Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI: tidak diterbitkan.

Pallapu, P. (2007). “Effects of Visual and Verbal Learning Styles on Learning”. Institute for Learning Styles Journal. 1, 34-39.

Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Style. Bandung: Kaifa.

Putra, H.D. (2011). Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI Berbantuan Wingeom untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa SMP. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Robertson et al. (2011). “Learning styles and fieldwork education: Students’ perspectives”. New Zealand Journal of Occupational Therapy, 58, (1), 36-40.

Ruhimat, T. et al. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Rusnanto. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit UM Press.

Sapti, M. dan Suparwati. (2011). “An Experiment of Mathematics Teaching Using SAVI Approach and Conventional Approach Viewed from the Motivation of the Students of Sultan Agung Junior High School in Purworejo”. Proceeding Department of Mathematics Education Muhammadiyah University, Yogyakarta.

(46)

Sudjana. (2005). Metoda Statistika (Edisi ke-6). Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susiwi, S. (2009). “Alternative Worksheet for Enhancing Studens’ Formal Thinking in Chemistry Laboratory Activities”. Makalah pada the 2nd International Conference on Lesson Study FPMIPA UPI, Bandung.

Taner, K. dan Allen, D. (2004). “Approaches to Biology Teaching and Learning: Learning Styles and the Problem of Instructional Selection-Engaging All Students in Science Courses”. Cell Biology Education. 3, 1-4.

Takari, E. R. (2008). Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Kontekstual. Sumedang: Ganesindo.

Toothaker, L.E. (1986). Introductory Statistics for the Behavioral Sciences. United States of America: McGraw-Hill, Inc.

Widianingsih, L. (2012). Penerapan Pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Pesawat Sederhana. Skripsi Jurusan PGSD UPI: tidak diterbitkan.

Yosep, Setiawan W., dan Waslaluddin. (2010). Model Pembelajaran Gaya Belajar VARK dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Berbasis Multimedia Interaktif. [Online]. Tersedia: http://cs.upi.edu/uploads/paper_skripsi_dik/Model%20Pembelajaran%20G aya%20Belajar%20VARK%20dalam%20Mata.pdf [6 Juni 2012]

Gambar

Tabel 2.1.   Kegiatan Pembelajaran Berbasis Unsur-Unsur Pendekatan SAVI ............. 14 3.1
Gambar 2.1.
Gambar 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Tabel 3.1. Daftar Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Instrument tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal yang telah valid sedangkan instrumen non tes

Menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Membuat instrumen penelitian berupa tes pilihan

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang dilakukan pada setiap akhir siklus, kuesioner respon siswa terhadap penerapan model

Accelerated Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest dan rata- rata nilai N-Gain

Accelerated Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest dan rata- rata nilai N-Gain

Instrumen tes hasil belajar (THB) kognitif dan keterampilan proses sains menggunakan soal tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan acuan bahwa setiap item yang dijawab

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes hasil belajar bahasa Indonesia berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal yang telah di uji validitasnya dengan

siswa kelas IV yang terdiri dari 2 kelas berjumlah 40 siswa. Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes pilihan berganda