.
UNTVER.SITAS
ANDALAS
.
JHUBUNGAN
AUTOANTIBODI
FUNGSIONAL
DENGAN
i
URTIKAR6
KRoNtK '
.
.' s "'J'
TESIS
,
ADRIA
RUSVITA
o42280A1
PROGRAM
PEND|
DIKAN
DOKTER
SPESIALIS'
FAKULTAS .KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
ANDALAS
fl
Ul'
UNGAN
AU'I'OAN'I'IBOI}I
FTJNGSIONAL DENGAI\I
MANITESTASI
KLIMS
URTIKARIA
KROI{IK
AdriaRusvita
Bagian
Ilmu
KesehatanKulit
dan KelarninFalultas Kedokteran universitas Andalas
/
RS drM. Djamil,
padangAbstrak
Latar
belakang:Urtikaria
kronik (UK)
adatahurtikaria
yangtimbul
hanrpirtiap hari
ataupaling sedikit dua
k{i
dalam seminggu selamaminimal
6 minggu. Pada sebagianuK
ditemukan
adanya
autoantibodi firngsional
dalam
stkdasi,
sehinggadikelompokkan sebagai
urtikaria
kronik
autoimun. Manifestasiklinis
penderitaUK
dengan atau tanpa autoantibodi firngsional adalah sama, walaupunienderita
yartg
mempunyaiautoantibodi fungsional
cenderungmempunyai gejala
klinis
yang lebih berat.
Tujuan:
Untuk
mengetahui hubunganhasil
peurerilsaan autoantibodi fungsionaldengan manifestasi
klinis
penderita unikarialaonik
di RS dr.M. Djamil
padang.Subyek dan metode:
Studi
observasi dengandisain cross sectional
pada penderitaurtikaria
kronik.
Penelitian dilakukandi PoliHinik
Ilmu
KesehatanKulit
danKelamin
RS.M.
Djantil
Padang. Junnlahtotal
sampel
21
orang, dikumpulkan
dari
bulanNovember 2011 sampai
dengan
Februari 2012.
Penderita
urtikaria kronik
dilalcukan pemeriksaan autologous
serutn
skin
test
(ASST)
dan hasilnya
diuji
secara
statistik
hubungannya
dengan manifestasi
klinis
urtikaria
kronik.
Hubungan
hasil
pemeriksaan autoantibodifungsional
dengan manifestasiklinis
diuji
denganFisher'
exact /esf. Pengolatran dan analisisdita
memakai progftrm statistik SPSSfor windowsversi
15,0.
.
HasiI:
Penderita
uK
perempuan
(7l,4vo),
lebih
banyak
daripada laki-laki.
Kelompok umur
saat
pemeriksaanterbanyak
umur
4s
-
54
iatrun
(3gJyA.
Kelompok umur
saat
awitan
terbanyak
umur
is
-
44
tahun (2s,6o6.
Hasil
pemeriksaan ASST
positif
padal0
dari 21 orang (52,4Yo). Sebagian besar pesertramempunyai
skor
keparahangatal2
(57,2yo), Sebagian besar peserta penelitiandengan hasil ASST
positif
memiliki
skorurtika
danikor
angioedema tJUihtinggi
daripada penderita dengan
ASST
negatif.
Peserta denganhasil ASST positif
memiliki
skor
keluhan sistemik yangtidak
jauh
berbeda dengan peserta ASST negatif. Peser&a dengan derajat keparahan manifestasiklinis
ringan (61,9%o;,lebih
banyak daripada derajat keparahan manifestasi
klinis
berat (38,1%o). BerdasarkanFisher'
exact testtidak
terdapat hubungan bermakna antarahasil ASST
denganderajat keparahan manifes0asi
klinis UK.
AUTOAI\ITIBODY
FTJNCTIONAL
RELATIONSHIP
WITH
CLNICAL
MAMT'ESTATIONS
OF
CIIROIVC URTICARIA
Adria Rusvita
Dermato-venereology
Departnent
Faculty of Medicine, Andalas
university
IDr M. Djamil
Hospital, padangAbstract
Background:
Cbronic urticaria
(CU) is
urticaria that arises almost every dayor
at leasttwo
times
a
week
for at
least
6
weeks.
In
most
CU
reveal
any
funclional
autoantibodies
in
the circulation, thus classified as autoimmune chronic urticaria.Clinical
manifestations
of
CU
patients
with or
without
autoantibodies
arefunctionally
similar, although patients who have functional autoantibodies tendto
have more severe
clinical
symptoms.Objectives:
To
detemrine the relationshipof
functional autoantibodywith
thectinical
manifestations of chronic urticariapatients
in
dr.M. Djamil
Hospital padang.Subjec{s and methods:
Observational study
with
cross sectional designin
patientswith
chronicurticaria. The
studywas
conductedat the Dermatology
outpatientclinic
of
M.
Djamil
Hospital Padang. Thetotal
sampleof
21 individuals, were collectedfrom
November
20ll
to
February 2A12. Patientswith
cbronic urticaria
examinationautologous seflrm
skin
test(ASST)
andthe
results were statistically testedwith
clinical
manifestations
of
chronic urticaria.
The
relationship
of
functionalautoantibody
with
the resultsof
theclinical
manifestations were testedby
Fisher'exact test.
Processingand
data analysis
using
statistical
prognun
SPSSfor
windows version 15.0.
Results:
'
Chronic
urticaria
patients womenQl.
Yo), more than men.Time
of
thelargest age group age 45-54 years (3s.19lo). Time
of
onsetof
most age groups age35-44 years (28.67o). Results
of
positive ASSTin
10of
21 people(sL.
o/o).Most
participants
had
a
scoreof
severity
of
itching
2
(s7.2%),
majority
of
studyparticipants
with
positive ASST
results havea
scoreof
urtica
and angioedemascore higher than patients
with
negativeASST.
Participantswith
positive
ASSTresults have
systemic
complaints
scor€s
are
not
much different
from
theparticipants
with
negativeASST.
Participantswith
mild
degreeof
severity
of
clinical
manifestations (61.97o),more than the
degreeof
severity
of
clinical
manifestations
of
severe (38.1%). Based on Fisher' exact test found nosignificant
relationship
betweenthe
results
of
ASST
with
the
severity
of
CU
clinical
manifestations.
BAB
IV
METODE
PEFIELITIA}{
4.1. Jenis
penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi observasi dengan
disain
cross sectional'4.2. Populasi, sampel dan besar sampel
4.2.L. PoPulasi
populasi penelitian adalah semua pasien dengan keluhan urtikaria
kronik
yangMtaneke subbagian
Alergi
ImunologiPoliklinik
Ilmu
KesehatanKulit
dan KelaminRS dr
M
Djamil Padang.4.2.2. SamPel
Sampel
yang
dipilih
untuk
penelitianini
adalatr bagiandad
populasi yangmemenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel ditetapkan berdasarkan rumus'
Kriteria inklusi
:
t
-
Penderitaurtikaria
kronik
yangtidak
sedangminum
obat-obat antihistamin,imunosupresano kortikosteroid, simpatomimetik, AINS atau opioid'
-
Usia minimal 18 tahun.-
Bersediaikut
dalam penelitianini
dengan menandatangani surat persetujuanpenelitian setelatr diberi penjelasan (informed consent).
. .l
Kriteria
eksklusi-
Wanita hamil-PadadaeratrpemeriksaanASSTterdapatlesiurtika.
-
Menggunakanantihistamin dalam
72
jam
sebelumdilakukan
pemeriksaanASST.
-
Menggunakanobat
imunosupresan(siklosporin, azatioprin,
siklofosfamid,metotreksat) dalam 2 bulan sebelum dilakukan ASST.
-
Menggunakan kortikosteroid setara prednisonlebih
dari
l0
mg/hari
dalam 72jam
sebelum dilakukan ASST-
Menggunakan salah satu dmi obat-obat berikut: obat simpatomimetik (epinefrin,efedrin,
amfetamin,terbutalin,
salbutamol),obat
anti
inflamasi
non
steroid(aspirin,
fenilbutazon, ibuprofen, asam mefenamat,piroksikam,
ketoprofen),dan
analgesikopioid
(kodein,
morfin)
dalarn72
jam
sebelum pemeriksaanASST.
Waktu penghentian tiap obat sesuai dengan masa paruh obat sehinggatidak ada obat di sirkulasi yang mempengaruhi hasil pemeriksaan ASST.
4.2.3. Besar
sampel
,
Jumlah sampel untukpenelitian ditentukan sosuai dengan rumus berikut:
n:
Z*P
O&
Keterangan:
n
=
besar sampel yang diambilZa
=
tingkat kepercayaan:
CI,91YomakaZa=
1,96P
=
proporsi urtikaria di Padang : 0,05a
:l-:P=0,95.,
d
:
tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki:
0,1n-
1.962xP
xO
0,12
:
3"84x
0.05x
0.95 =
18,24+
lg
Dengan memperhitungkan kemungkinan ada penderita yang
droup out,
maka dalampenelitian
ini
dibutuhkan sampel19
*
l0%:21
orang.4.3. Cara penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini
adalah consecutive samplingyaitu setiap penderita yang memenuhi kriteria
inklusi
dan eksklusi dimasukan dalamsubjek penelitian sampai kurun waktu tertentu hingga jumlatr sampel tercapai. Dalam
penelitian
ini
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:a.
Pengambilan sampel penelitianPenderita dengan keluhan urtikaria kronik yang datang ke subbagian
Alergi
danImunologi
Poliklinik Ilmu
KesehatanKulit
danKelamin RS
dr.
M.
Djamil
Padang yang sesuai dengan
kriteria inklusi
dan ekslusi serta menandatanganiinformed consent.
b.
Melakukan pengisian kuisioner dan pemeriksaan pada setiap penderita.c.
Alat dan bahanpenelitian:
.
1.
Tigabuah spuitI
ccQ7G)dan
I
buah spuit 3 cc (23G).2.
Tabung reaksi ste'l
tanpaEDTA
(etlrylene diamin tetra acetic acid)3.
Alat
sentrifugasimerek.l{itiOn
Partner@4.
Penghitung waktu (stopwatch)5.
Kacapembesar
_,
6.
Penggarisbesi7.
Reagen histaminI
pglml sebagai kontrolpositif
Cara kerja:
a.
Setelah mengisiinform
consent, dilakukan anamnesis dan pemeriksaanfisik,
bila
memenuhikriteria
inklusi dan tidak
ada
kriteria
eksklusi,
dilakukanperneriksaan ASST.
b.
Daratr
diarnbil
dari
vena
superfisial
daerahantekubital
sebanyak2,5
cckemudian dimasukkan
dalam tabung
steril
tanpa
EDTA
(etlrylene diamintetraacetic acid1.
c.
Daratr vena tersebut kemudian dibiarkan pada suhu kamar selama30
menithingga mengendapo kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm selafira
15 menit.
d.
Setelatr disentrifugasi, terbentuk3
lapisan,lalu
lapisan teratas (serum) dianrbildengan menggunakan spuit
I
cc sebagai sampel serum autolog.e.
Kulit
lengan bawah bagian volar sebelumnya disterilkan dengan kapas alkohol70%.
'
f.
Sampel serum autolog, histamin0,0lyo
danNaCl
0,97o steril, masing-masingsebanyak 0,05 cc disuntikkan secara intradermal dengan menggunakan
spuit
I
co pada bagian volar lengan bawah berurutan denganjarak 3
-
5 cm dari lokasipenyuntikan sebelumnya.
g.
Setelah 30 menit, diameter akibatpenyuntikandinilai
dan diukur menggunakanpenggaris dengan pencahayaan cukup terang.
i.
Hasil
positif: bila
selisih diameterurtils
afi8ra
penyuntikkan serum autologdenggn NaCl fisiologis lebih besar atau sama de,lrgan 1,5 rnm dan warna eritem
sama dengan alcibat penyuntikan histamin'
j.
Hasil negatif: tidak t€rjadiurtile
atau selisih diameter urtika kurang dari 1,5 mm4.4.
Alur
penelitianPasien
dengan
urtikaria
Sub Bagian Alergi lmunologi PolilKKK
Anamnesis &
pemeriksaan fisik
Urtikaria kronik
Kriteria inklusi dan eksklusi
Manifestasi klinis
Deteksi autoantibodi fungsional
denganASST
Deteksi autoantibodi fungsional denganASSI
Penielasan
alur
PenelitianPasienpriadanwanitadengankeluhanurtikalebihdari6mingguyangdatang
berobatkeSubbagianAlergidanlmunologiPoliktinikltmuKesehatanKulitdan
Kelamin RS
Dr. M.
Djamit
didiagnosis menderitaurtikaria kronik
berdasarkananamnesisdanpemeriksaanfisik.Kemudianpasienyangmemenuhikriteriairrklusi
daneksHusidiberipenjelasandanmengisiinfornedconsent.Pasiendianamnesis
untukmendapatkanberbagaidatayangberkaitandenganpenyakiturtikariakronikdan
obatyangtela}rpernatrdidapatkan.Selanjutnyadilaktrkanpemeriksaandermatologi
untuk melihat adanya urtikaria/angioedema dan penitaian
skor
urtikaria'
Manifestasiklinis
dibag
atas ringan dan berat, kemudian dilakukan pemeriksaanAssr'
setelaltpemeriksaan selesai, pasien diberikan terapi'
4.5.
TemPat danwaktu
Penelitian4.5.1 TemPat Penolitian
PenelitianpemeriksaanAssTditakrrkandiPoliklinikllmuKesehatanKulit
dan Kelamin RS dr'
M'
Jamil Padang'4.5.2
rilaktu
PenelitianPengumpulandatadan.pemeriksaarrlaboratoriumsubyekpenelitiandilalrukan
4.6. Pengolahan dan analisis data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan secara komputerisasi dengan
program SPSS (Srarisrical Programme
for
Social
Sciences)for
windowsversi
15,0untuk mengetahui sebaran hasil pemeriksaan ASST menurut umur,
jenis
kelamin danlama
urtikaria
Untuk
mengetahui hubungan kepositifan pemeriksaanASST
denganmanifestasi
klinik
urtikaria
kronik
digunakanFischer's exact test
dengan derajat kemalmaan < 0,05.4.7.F;tik^
penelitianPenelitian ditakukan pada manusia dan dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Komite Etik RS dr. M. Jamil Padang.
4.8.
Yariabel
penelitianVariabel
bebas
:
autoantibodi fungsiorial yang diukur dengan ASSTVariabel
tergantung
;
manifestasiklinis
urtikariaVariabel lain yang diamati:
-
Umur-
Jenis kelamin- Pendidikan
'14.9.
Definisi
operasionalvariabel
1.
Urtikariakronik
a.
Definisi
: adalah urtikaria yang telah berlangsung sekurangnya 6minggu, dengan frekuensi serangan minimal
2kali
dalam seminggu.
b.
Alat ukur : anamnesis dan pemeriksaan dermatologis.c.
Hasil ukur :UK
autoimun /UK
idiopatikd.
Skala ukur: nominal2.
Urtikaria laonik autoimuna.
Definisi: adalah penderita urtikaria kronik dengan lamaurtika
bertahan 4
-
36 jam yang tidak ditemukan penyebab ataudugaan penye-bab dan dengan hasil pemeriksaan ASST
positif.
b.
Alatukur:
pemeriksaan ASSTc.
Hasil ukur:positif
d.
Skalaukur: nominal3.
Urtikaria kronik idiopatika.
Definisi: adalatr penderita urtikaria kronik dengan lamaurtika
bertatran 4
-36
jam yang tidak ditemukan penyebab atauJ
dugaan penyebab dan dengan hasil ASST negatif.
b.
Alatukur:
pemeriksaan ASST.c.
Hasilukur:
negatif.4.
Autoantibodi fungsionala-
Definisi:
adalatrautoantibodi
anti
FcsRla atau
anti
IgE
yangditemukan dalam
sirkulasi
penderitaurtikaria
laonik
yang
dapatmenyebabkan terjadinya degranulasi mast.
b.
Alat ukur: pemeriksaan autologous serum skin test (ASST)c.
Hasil ukur: positif dan negatif.d.
Skalaukur: nominal5.
Autologous serum skin test (ASST)a.
Definisi: adalatr pemeriksaan untuk mengetahui adanya autoantibodifungsional dalam sirkulasi darah.
b.
Alat ukur: diameter dan warna urtika setelah 30 menit penyuntikanserum
c.
llasil
ukur: positif dan negatif.d.
Skalaukur:nominal.
.
6.
Umura.
Definisi : umur seseorang yang dihitung dalam satuantatrun,berdasarkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran.
b.
Alatukrn
:kuesioner/wawancarac.
Hasil ukur.-dutu-tahun
d.
Skala ukur : rasio7. Jenis kelamin
a.
Definisi
: jenis kelamin seseorang berdasarkanfisik
c. Hasil
ukur
: pria dan wanita d.Skalaukur
: nominal8.
Tingkatpendidikan:
a.
Definisi
: strata keilmuan seseorang yang ditentukan dari jenjang pendidikanb. Alat ukur
c. Hasil
utur
d. Skala ukur
9.
Pekerjaan;a
Definisib. Alat ukur
c. Flasil ukur
d. Skalaukur
kuesioner / wawancara
l.Pendidikan rendah: sampai dengan SMTP
2. Pendidikan menengah: SMTA
3. Pendidikan tinggi: minimal D3
ordinal
sumber penghasilan utama seseofttng dalam
kehidupan sehari-hari
kuesioner / wawancara
PegawaiNegeri Sipil, pegawai swasta" buruh, RT,
mahasiswa/pelajar.
nominal
10. Manifesksi
klinis
urtikariaa. Definisi: tingkat keparahan klinis urtikaria dapat
dinilai
dengan skor.l
u*ikaria
b. Alat ukur : penjumlahan dari skor kepmatran gatal + skor jumlah lesi
urtika + skor angioedema
*
skor keluhan sistemikc. Hasil
ukur:
ringan (skor1{)
dan berat (skor 7-18). d. Skala ukur: ordinalll.
Skor keparahan gatal dinilai mulai dari 0 sampai 3 :Skor0:tidakgatal
Skor 1
Skor 2
gatal ringan, tidak mengganggu aktifitas
gatal sedang, mengganggu aktifitas
Skor 3 : sangat galal,mengganggu aktifitas dan mengganggu
tidur
12. Skor jumlah lesi urtika: jumlah dan ukuran lesi urtika
dinilai mulai
I
sampai
4
dengan rincian:Skor
1:
1-10 buah lesi urtika kecil (diameter S 3 cm)Skor
2:
10-50 urtika kecil atau <10 urtika besar (diameter > 3 cm)Skor
3:
Lebih dari 50 lesi urtika kecil ataul0
-
50 urtika besarSkor
4:
> 50 urtika besar13. Angioedema
dinilai
dengan skor angioedema berdasarkanjumlah
daerah yang. mengalami angioedema.
Tiap daerah memiliki penilaian skor
I
:-
Angioedema pada wajah (bibir atau palpebra))
skor:
I
-
Angioedemapadamulut (mukosapipi dar lidah))
skor: I
-
Angioedema pada tenggorok (riwayat sesak nafas/ berbunyi,rasatercekik)
)
skor: I
14. Skor keluhan sistemik dinilai berdasarkan jumlah keluhan sistemik.
Terdiri atas:
o
Keluhan gastrointestinal:r
Nausea)
skor: I
r
Diare)
skor: I
'
Nyeri abdomen)
skor:
1o
Keluhan respirasi : sesak nafas)
skor :I
o
Keluhan kardiovaskular: palpitasi)
skor:
I
o
Lainlain:
'
Nyeri sendi*
skor:
I
r
Sakit kepala)
skor:
1.
Malaise)
skor: I
Nilai masing-masing keluhan adalah
l.
BAB
V
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian
ini
didapatkan 21 pasien yang memenuhilaiteria inklusi
daneksklusi.
Setelah didapatkan sampelpenelitian,
selanjutnyadilakukan
anamnesisberupa pertanyaan yang dikumpulkan dalam formulir penelitian dan pemerikssen
fisik
yang meliputi
status generalis
dan
pemeriksaan dermatologis.Pada
anamnesisdidapatkan data dasar mengenai umur,
jenis
kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan,dan
riwayat urtikaria.
Kemudian dilakukan penilaian
skor
keparahanklinis
danpemeriksaan
ASST.
Setelahhasil ASST
diperoleh, pasien mendapat pengobatan,selanjutnya data penelitian dikumpulkan dan dimasukkan
ke
dalam komputer serta. dianalisis dengan
progam
statistik SPSSt5
sehingga didapatkan hasil penelitian.5.1.
Karakteristik
penderitaurtikaria kronik
menurut demografi
5.1.1.
Distribusi
penderitaurtikaria kronikfoenurut
jenis
kelaminI
Laki-lakiI
PerempuanPada penelitian
ini,
dari2l
orang yang diikutkan dalam penelitian, didapatkanpenderita
urtikaria kronik
denganjenis
kelaminlaki-laki
sebanyak6
orang
Q8,6Vo)dan perempuan 15 orang
(7l,4y)
menunjukkan perbandinganlaki-laki
dan perempuanmendekati 1
:2.
Pembahasan
Insidens urtikaria
kronik
pada peftmpuan duakali
lebih
sering dibandingkanlaki-laki.tstPadapenelitian
ini
didapatkan penderita urtikaria kronikperempuan lebih banyak daripadalaki-laki
dengan perbandingan mendekati2
: l.
LaporanJaporanpeneliti
lainnyajuga
menyatakan penderitaurtikaria
kronik
pada perempuan lebihbanyak
dari
pada laki-laki.ae PenelitianNopriati
dkk.
di
Palembangtahun
2008melaporkan bahwa dari 54 pasien urtikaria kronik, terdapat 35 (64,5%)perempuan dan
lg
(35,2W
laki-laki.2sKulthanan
dkk.
di
Bangkok
tahun 2006
melaporkan 59perempuan dan 16 laki-laki penderita urtikaria kronik.so
S.l.2.Distribusi
penderitaurtikaria
f."ooif...nurut
umur
saat pemeriksaanI
-i'6
4
2
0
t8-24 25-34 3544 45-54
55-64
>65tahunUmur saatpemeriksaan
Penelitian
ini
dilakukan pada pasien berumurminimal
18 tahun. Umur pesertapenelitian tertinggi adalah 69 tahun. Rerata umur saat pemeriksaan adalah 42,8*-16,1
tahun. Pada penelitian
ini
didapatkan penderita urtikariakronik
pada kelompok umur18
-
24 tahun sebanyak5
orang (23,8yA, kelompok umur 35-
44 tatrun sebanyak 3onang
(l4,3yo),
kelompok umur45
-
54 tahun sebanyak8
orang Q&,lVo), kelompokumur 55
-
64 tahun sama dengan kelompok umur)
65 tahun yaitu sebanyak2
orang(14,3W, dan kelompokumur 25 -34 tahun sebanyak 1 orang (4,8Vo).
Pembahasan
Urtikaria kronik terutama terjadi pada orang dewasa.l2l Hasil pada penelitian
ini,
kelompok umur terbanyak penderita urtikarialronik
adalatr kelompok umur 45-54 tatrun
yaitu
sebanyakI
orang (38,1%).Hasil
ini
hampir sama dengan penelitianmengenai
urtikaria
kronik
lain.
Penelitian
Nopriati
di
Palembangtahun
2008melaporkan kelompok umur terbanyak adalah kelompok usia 45-49 tahun.25 Wibowo
di
Semarang tatrun 2006 melaporkan dari 32 pasien urtikariakronih
kelompok umurterbanyak
pada3lA}tahun.u
Penelitian Sabroe di London pada tahun 1999 dan Nettisdi
Italia
tahun 2001juga
melaporkan bahwa urtikariakronik
umumnya terjadi pada5.1.3.
Distribusi
penderitaurtikaria kronik
berdasarkanumur
saatawitan
;i
1s-24th
25..34th
3s{4th
45-s4th
ss-64th
> 6sth
I
Umursaatawitan
Diagram 3. Dishibusi penderita urtikaria kronik berdasarkan umur saat awitan
Hasil
pada penelitianini
kelompokumur
awitan
menderitaurtikaria
kronik
yangterbanyak adalah pada kelompok umur 35
-
M
tahun. Umur awitan termuda adalah 16tahun dan tertua 61 tahun. Tidak ada penderita urtikaria kronik dengan umur awitan di
atas 65 tahun. Pembahasan
Penelitian
Nizarn
di
Jakarta tahun 2004 melaporkan kelompokumur
awitanterbanyak menderita
urtikaria kronik
padaumur
30-39 tahun.23 Pada penelitianini
kelompok
umur awitan
menderitaurtikaria
kronik yang
terbanyak
adalah padakelompok umur 35
-
44 tahun. Hasil penelitianini
sesuai dengan penelitian Sabroedi
London
tahun
1999dan Aspro
di
Berlin
tatrun2001 yang
menyebutkan bahwa5.1.4.
Distribusi
penderitaurtikaria kronik
menurut
tingkat
pendidikan
Tabel 1. Distribusi Penderita Urtikaria Kronik Berdasarkan Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
ot/oDasar
Menengah
Tinggi
J
9
9
14,2
42,9
42,9
100,0
Pada
penelitian
ini
didapatkan pendidikan penderitaurtikaria
kronik
lebihbanyak
pada
tingkat pendidikan tinggr dan menengah yaitu masing-masing sebanyak9 orang (42,9Vo) dan tingkat pendidikan dasar sebanyak 3 orang
(14,2W.
Pembahasan
Hasil
penelitianini
hampir
sama dengan penelitianWibowo
tahun2006 di
Semarang
yang
melaporkan sebagian besar pesertapenelitian
mempunyai tingkatpendidikan menengah dan
tinggi
(78Vo).'4 PenelitianNopriyati dkk.
di
Palembangtahun 2008
juga
melaporkan sebagian besar pasienyang
diteliti
berlatar belakangpendidikan tinggi (53,7 Yi.zs
[image:21.467.24.437.45.242.2]5.1.5'
Distribusi
penderitaurtikaria kronik
berdasarkan pekerjaanTabel 2. Distribusi Penderita
urtikmia
Kronik Berdasarkan pekerjaanPekerjaan
Jumlah
o//oIbu rumah tangga
Swasta
Pegawai Negeri
Pensiunan
Pelajar/Ivlahasiswa
6
I
5
4
5
28,6
4,9
23,8
19,0
23,9
100,0
Pada penelitian
ini
didapatkan urtikariakronik lebih
banyak ditemukan padaibu rumah tangga
yaitu
sebanyak6
orang e8,6yo\dikuti
pegawai negeri danpelajar/matrasiswa masing-masing sebanyak
5
orang
(23,tyo),
pensiunan4
orang(lg%o),dan swasta
I
orang(4,8W.
Pembahasan
Pada
penelitian
ini
urtikaria kronik
terbanyak ditemukanpada
ibu
rumahtangga Q8,6Vo). Hal
ini
sedikit berbeda dengan penelitian Wibowodi
Semarang tahun2006
yang melaporkanufiikaria kronik
banyak ditemukan pada pegawai swasta,kemudian
diikuti
oleh ibu
rumah tangga, pegawai negerio mahasiswa/pelajar danpensiunan.2a
[image:22.465.29.448.51.534.2]5,2. Prevalensi kepositifan
autoantibodi
fungsionalHasil
ASST
positif
menunjukkan adanya autoantibodi frrngsional
yangmengaktifl<an sel mast dan basofil melalui ikatan silang dengan reseptor
IgE
afinitastingg
(FceRIa) dalam sirkutasi dan
menyebabkan pelepasanhistamin.
Penderitaurtikaria kronik
yang mempunyai autoantibodi fungsionaltersebu!
disebut urtikariakronik
autoimun.Tr pada penelitianini
didapatkan hasil ASSTpositif
padal0
orangg7,6yldan
ASST negatif pada 1 1 orang(sz,
qpenderita
urtikarialaonik'
Tabel 3.
Ilasil
ASST pada Penderita UrtikariaKronik
Hasil ASST
Jumlah
l0
1l
47,6 52,4
Negatif
2t'
100,0Pembahasan
Pada penelitian
ini
didapatkanhasil
ASsT positif
padal0
(47,6Vo)dwi
2l
orang penderita
urtikaria
l"ofuk.
ASST
positif
pada 10 orang peserta penelitianini
menunjukkan adanya autoantibodi
fungsional
sehingga dikelompottcan
sebagaiTerdapat perbedaan
hasil
pemeriksaanASST
pada
berbagaipenelitian di
berbagai tempat dengan rentarrg
hasil
positif mulai dan
l4,5Vo sampai 76,5o/o.4e,stPenelitian Asero
di Berlin
tahun 2001 menemukanASST
positif
pada 67Vo pasienurtikaria 1aonik.21 Grattan dkk.
di
London tahun 2007 melaporkan ASSTpositif
pada30% pasien urtikaria kronik.lo Penelitian Bakos
di
Hongaria tahun 2003 menemukanASST
positif pada26
dari 48 pasien(54,2yi.e
Penelitian Wibowodi
Semarang tahun2006, menemukan ASST
positif
padal0
dan32
orang (31,25YA penderita urtikariakronik.2a
Nopriyati dkk.
di
Palembang tahun 2008 dalam penelitiannya melaporkanhasil ASST
positif
padaZl
dan 57(43,9W
pasien urtikaria laonik.z5 Perbedaan hasilASST
ini
dapat disebabkan perbedaanjumlah
sampel dan metode pemeriftsaan yangdigunakan. Perbedaan hasil
inijuga
diduga berhubungan dengan faktor genetik l053.
Ifubungan autoantibodi
fungsional dengan manifestasiklinis
Manifestasi
klinis
pada
metodepenelitian
ini
dinilai
menggunakan totalpenjumlalran skor dari skor derajat gatal,
sk;
jumlah lesi urtika, skor angioedema danskor keluhan sistemik.
Untuk
menilai hubungan kepositifan autoantibodi fungsionaldengan manifestasi
klinis
dilakukanuji
kemaknaan secara statistik. Masing-masingvariabel manifestasi
klinis
dinilai juga
hubungannya dengan kepositifan autoantibodi5.3,1. Skor keparahan
gatal
Tabel 4. Hubungan Skor Keparahan Gatal dengan Hasil ASST
Skor
Keparahan
Gatal
Hasil ASST
Total
Negatif
0I
2 36 Q8,6W
4 (19,0%) 0 4 (19,V/o)6 (28,60/o)
I
(4,8o/o)0
4
(t9,0%)
12
(57,1W
5 Q3,8Yo) 0
0
l0
112l
(10070)Hasil
padapenelitian
ini,
sebagian besar pesertapenelitian
memiliki
skorkeparahan gatal
2
(gatal
sedang menggangguaktivitas)
yaitu
sebanyak12
orang(57,1W
sama banyak pada pasien denganASST
positif
dan pasien dengan ASST negatif' Tak ada pasien yang tidak mengeluhkan gatal (skor keparahan gatal0).
Skorkeparahan gatal
I
(gatal ringan,tidak
menggSngguaktifitas)
ditemukan hanya padapasien dengan hasil ASST negatif
yaitu
sebanyak4
orang (19,0%). Skor keparahangatal3
(sangat gatal, mengganggu aktifitas dan mengganggutidur)
ditemukan pada 4pasien dengan hasil ASST positif dan
I
orang pasien dengan hasil ASST negatif.Pembahasan
Hasil
penelitian
ini
menuqiukkanbahwa
pesertapenelitian dengan
skor. .l
keparahan
gatal3
(sangat gatal, menggangguaktifitas
dan mengganggutidlr)
lebihbanyak pada pasien dengan hasil ASST
positif
daripada pasien denganhasil
ASSTnegatif.
Penelitian
Sabroedi
London
tahun
1999
menemukanbahwa
penderitaurtikaria
kronik
dengan autoantibodi fungsionalpositif
mengalami derajat keparahangatal
ywrg
lebih
berat dibandingkan penderitaurtikaria
kronik
tanpa autoantibodifrurgsional.T Sebaliknya, Nettis
di
Italia tahun 2001 melaporkan bahwatidak
terdapatperbedaan skor keparahan galal antara penderita dengan hasil autoantibodi fungsional
positif dan negatif.36 Penelitian Wibowo
di
Semarangtahun 2006 danNizam di Jakartatahun 2004 jngp
melaporkanbahwa
tidak
terdapat
hubungan bermakna antarakepositifan ASST dan derajat gaal?324
5.3,2, Skor
jumlah
lesiurtika
Tabel 5. Hubungan Skor Jumlah Lesi Urtika dengan Hasit ASST
Hasil ASST
Skor
jumlah
lesiurtika
Positif
Negatif
Total
1
2
3
4
0
3
(14,3W
6 Q8,6W
I
(4,8Yo)0 8 (38olo)
3 (14,3o/o)
0
0
lt
(52,3W
9
(42,9W
I
(4,8Vo)Total
2t
(t00yo)
Sebagian besar peserta penelitian
ini
memiliki
skorjumlah
lesi urtika2
(10-50 urtika
kecil
atau< l0
urtika
besar)yaitu
sebanyaklt
orang (52,4e/o).Tak
adapeserta penelitian
memiliki
skorjumlah lesi urtika 1
(l-10
buah
lesi urtika
kecil
dengan diameter S 3 cm). Peserta penelitian dengan hasil ASST
positif
sebagian besarmemiliki
skorjumlah
lesi urtika3
(ebih
dari 50 lesi urtikakecil
ataul0
-
50 urtika besar)yaitu
sebanyak6
orang
Q8,6%)dan
peserta denganhasil ASST
negatif
sebagian besar
memiliki
skor jumlah lesi urtika2
yaitu sebanyak 8 orang (38,1%o). 1l [image:26.471.26.448.229.618.2]Pembahasan
Pada penelitian
ini'
sebagian besar peserfapenelitian dengan
hasil ASST
positif
memiliki
skorjumlah
lesi urtika lebihtinggi
daripada peserta peneritiandengan hasil
ASST negatif.
Sabroedi
Londontahun
1999 melaporkan bahwaskor urtika
padapasien dengan autoantibodi ftngsionar lebih
tings
dibandingkan dengan pasien tanpa
autoantibodi.aT Aryasin
dkk.
di
han
tahun 20r1
meraporkan bahwapasien dengan
ASSTpositifmemiliki
resiurtikayang lebih besar dan banyak daripadapasien
dengan
ASST negatif,5r Har
ini
berbeda denganNettis
di
Italia tahun 2001yang meraporkan
bahwa tidak terdapat perbedaan skor
jumlah
lesi
urtika
antarapenderita dengan hasir
autoantibodi fungsional
positif
dan negatif.365.3.3. Skor angioedema
Tabel 6. Hubungan Skor Angioedema dengan Hasil
ASST
SkorAngioedema
IIasil
ASSTNegatif
0
I
2
3
(t43oa
,
8(38,tya
3 (l4,3Yo)
0
ll
(52,4%0)6
Q8,6yo)I
(4,9w
9
(42,9W
I
(4,8Vo)10
II
2t
(t00yo)
Hasil
penelitian
ini,
sebagian
besar
peserta
penelitian
memitiki
skor
angioedema
0
(tidak terdapat angioedema)yaitu sebanyak
l
r
orang(52,3w.peser[a
penelitian dengan hasil ASST
positif
sebagian besarmemiliki
skor angioedema
r
yaitusebanyak
6
orang (28'6yo), sedangkan pesertapenelitian dengan hasil
ASST negatif
sebagian besarmemiliki
skor angioedema 0 yaitu sebanyak g
orang
[image:27.451.12.425.262.629.2]Pembahasan
Pada penelitian
ini,
sebagian besar peserta penelitian dengan hasil ASSTpositif
memiliki
skor angioedema lebihtinggi
daripada peserta penelitian dengan hasit ASST negatif, PenelitianAzim
dkk.di
Mesir tahun 2008 melaporkan bahwa tidak terdapatperbedaan bermakna gejala
klinis
angioedema antara pasienurtikaria
dengan hasilASST
positif
denganASST
negatif.t0 PenelitianNizam
di
Jakarta tatrun 2004 danWibowo
di
Semarang tahun 2006 juga melaporkan tidak terdapat perbedaan bermaknagejala
klinis
angioedemantarapasien
urtikaria kronik dengan hasil ASSTpositif
danASST negatif.2!2a
5.3.4.
Skor
keluhan sistemikVariabel keluhan sistemik meliputi gejala nause4
diarg
nyeri abdomen, sesaknafas, palpitasi, nyeri sendi, sakit kepala dan malaise.
Nilai
skor menunjukkan jumlatrkeluhan sistemik yang dialami penderita dengan
nilai
skor maksimal adalah S.Tabel 7. Hubungan Skor Keluhan Sistefirik dengan Hasil ASST
Hasil ASST Skor
Keluhan
Sistemik
Negatif
6 (28,7 o/o) 9 (42,9 o/o)
3
(14,3%)
2
(9,6Vo)0
1(4,8W
0 5 4I
I
0 0 0I
5 2I
0I
'0
0I
2 3 4 5>6
[image:28.444.9.430.389.572.2]Hasil penelitian
ini,
sebagian besar peserta penelitianmemiliki
skor keluhansistemik
I
(hanyamemiliki
I
keluhan sistemik)yaitu
sebanyak9
orang(42,9yA.
Hanya
I
orangpesertapenelitian yangmemiliki
skorkeluhan sistemik 5 (4,8yo).Pembahasan
Pada penelitian
ini,
sebagian besar peserta penelitianmemiliki
skor keluhansistemik
kurang
dari
4.
Tidak
ada peserta penelitianyang
memiliki
skor
keluhansistemik
lebih dari 5.
Peserta penelitian denganhasil
ASSTpositif memiliki
skorkeluhan sistemik
yang tidak
jauh
berbeda dengan pesertapenelitian
dengan hasilASST negatif. Penelitian Nizam
di
Jakarta tatrun 2004 melaporkan terdapat perbedaanbermakna
skor
keluhan sistemik antara pasienurtikaria
denganhasil
ASSTpositif
dengan ASST negatif.23 Perbedaan hasil
ini
dapat disebabkan karena kurangnyajumlah
sampel dan perbedaan metode penelitian..
5:3.5.
Derajat
keparahan manifestasiklinis '
Derajat
keparahan
manifestasi
klinis
urtikaria
kronik dinilai
denganpenjumlahan skor jumlah lesi urtika
+
skor keparahan gatal+
skor angioedema*
skorkeluhan sistemik dengan total meksimal skor adalatr 18. Derajat keparahan manifestasi
Tabel 8. Derajat keparahan manifestasi
klinis
berdasarkan hasil ASSTDerajat Keparahan
Manifestasi
Klinis
Hasil ASST
P
Negatif
Total
Ringan (skor
t-6)
Berat (skor 7-18) 6
t3 (61,9W
8 (38,1olo) 0,08
Total
2t(100%)
Pembahasan
Pada penelitian
ini,
didapatkan peserta penelitian dengan derajat keparahanmanifestasi
klinis
ringan sebanyak 13 orang (61,90/0), tebih banyak daripada pesertapenelitian dengan derajat keparatran manifestasi
klinis
beratyaitu
8
orang (38,1%o).Berdasarkan
Fisher'
exact test, pada penelitianini
tidak terdapat hubungan bermaknaantara kepositifan autoantibodi fungsional dengan derajat keparahan manifestasi
klinis
o
> 0,05).Kulthanan dkk. di Bangkok tahun 2006 melaporkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antarakepositifan hasil
ASST
dengan keparahanklinis
urtikaria
kronik.s0Hasil
penelitianWibowo
di
Semarang tahun 2006juga
mendapatkan batrwa tidakterdapat hubungan bermakna antarakepositifan hasil ASST dengan derajat keparahan
gambaran
klinis
dan kualitashidup.z Hasil
penelitianini
berbeda dengan penelitianSabroe
di
London
tahun
19d9
yang menyatakan bahwa terdapatnya autoantibodifungsional pada penderita urtikaria kronik menimbulkan manifestasi
klinis
yang lebihberat.e
Penelitian Azim
dkk.
di
Mesir
tahun 2008juga
melaporkan bahwa pasiendengan ASST
positif memiliki
gejalaklinis
urtikmia yang lebih berat daripada pasienll
[image:30.466.24.444.54.310.2]dengan
ASST
negatif.lo Perbedaanhasil
penelitian
ini
dap*
disebabkan karenaperbedaan
jumlah
sanrpel dan pertbdaankriteria skor kepratran
manifestasiHinis
BAB
\rI
IKHTISA&
KESIMPULAN DA}[
SARAN
6.1.Ikhtisar
Etiologi urtikaria
laonik
sebagianbesar adalah
idiopatik.
Pada
sebagianurtikaria
kronik
ditemukan adanya autoantibodi frurgsionalyang menga}tifkan
selmast
dan basofil melalui ikatan silang
dengan reseptorIgE
afinitas
tinggi
dalamsirkulasi dan menyebabkan pelepasan histamin. Dengan pemeriksaan
unfuk
mendeteksiautoantibodi fungsional, banyak kasus
urtikaria
kronik
yang
sebelumnya dianggapidiopatik, sekarang dianggap karena autoimun.
Manifestasi
klinik
urtikariakronik
dapat ringan atau berat. Manifestasiklinik
penderita
urtikaria
dengan autoantibodi fungsional
(urtikaria
kronik
autoimun)cenderung mempunyai gejala
klinis
yang lebih berat dan kurang respon terhadap terapiurtikaria
rutin.
Penelitianini
bertujuan untuk mengetahui hubungan kepositifan hasilpemeriksaan autoantibodi fungsional dengan manifestasi
klinis
urtikariakronik
di
RSdr. M. Djamil Padang.
.
Penelitian
ini
adalah
studi
observasional dengandisain cross
sectional.Penderita
urtikaria
kronik
dilakukan pemeriksaan autologous serumskin test
dwt
hasilnya
diuji
secara statistik hubungannya dengan manifestasiklinis
urtikaria kronik.Penelitian dilakukan
di
Poliklinik Ilmu
KesehatanKulit
dan Kelamin RS.M.
Djamil
Padang. Sampel
diambil dari
populasi penderitaurtikaria
kronik
yang
memenuhikriteria inklusi
dan
eksklusi. Jumlahtotal
sampel penelitianini
adalah21
orang,dikumpulkan dari bulan November 2011 sampai dengarr Februari
zAn.
1. Karakteristik demografi subyek penelitian :
-
Jenis kelaminPenderita urtikaria kronik perempuan
(7l,4y\,lebih
banyak daripadalaki-laki
(28,6Yo).
-
UmurKelompok
umur
saat pemeriksaan terbanyak adalahumur
45
-
54
tahunsebanyak 38,1o/o dengan rerata 42,8+1 6,1 tahun.
Kelompok umur saat awitan terbanyak adalatr umur
35
-
44 tatrun sebanyak28,60/o dengan rerata 39,4+15,8 tahun.
2. Hasil pemeriksaan ASST
Hasil pemeriksaan ASST terbanyak ditemukan adalah negatif
yaitu
II
orang (52,4y4, sedangkan hasil
positif
10 orang (47,6yo).Hasil
ASSTpositif
menuqiukkan adanya autoantibodi fungsional dalam serum penderita urtikaria
laonik
sehingga dikelompokkan sebagaiir.tit
u.iu kronik autoimun.3. Manifestasi klinis penderita urtikaria kronik.
Manifestasi
klinis
dinilai
menggunakan penjumlatranskor dari
skorkeparahan gatalo skor urtika, skor angioedema dan skor keluhan sistemik
a.
SkorkeparahangatalPada
penelitian'ini
sebagian besar peserta mempunyai skor keparahanb.
Skor urtikaSebagian besar peserta penelitian dengan hasit ASST
positif memiliki
skor
urtika
lebihtinggi
daripada peserta penelitian dengan hasil ASSTnegatif.
c.
Skor angioedemaSebagian besar peserta penelitian dengan hasil ASST
positif memiliki
skor angioedema lebih
tinggi
daripada peserta penelitian dengan hasilASST negatif.
d.
Skor keluhan sistemikSebagian besar peserta
penelitian
memiliki skor
keluhan
sistemikkurang datt
4.Tidak
ada peserta penelitian yangmemiliki
skor keluhansistemik
lebih dari 5.
Peserta penelitian denganhasil ASST
positif
memiliki
skor keluhan sistemik yang tidak jauh berbeda dengan peserta penelitian dengan hasil ASST negatif.e.
Derajat keparahan manifestasiklinis
Peserta penelitian dengan derajat keparahan manifestasi
klinis
ringansebanyak 13 orang
(6l,9\,lebih
banyak daripada peserta penelitiandengan
derajat
keparahan manifestasiklinis
berat
yaitu
8
orang(38,170).
.t
4. Hubungan hasil pemerilsaan ASST dengan manifestasi
Hinis.
Hasil
pemeriksaan autologous serumskin
testyang
ditemukandiuji
secara52
exact test
tidak
terdapat hubungan bermakna antarahasil ASST
dengan derajatkeparahan manifestasi klinis ( p > 0,05).
6.2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpurkan :
l.
Hasil
pemeriksaan autologous serumskin test (ASST)
di
Poliklinik
Kulit
danKelamin
RS dr.
M.
Djamil
Padangdari
bulan November201I
sampai denganbulan Februari 2012memberikan hasil autoantibodi fungsional
positif
pada47,60/openderita urtikaria kronik.
2.
Pada penderitaurikaria
kronik
yangditeliti,
didapatkan 47,6yo penderita yangdikelompokkan sebagai urtikaria
konik
autoimun.3.
Tidak terdapat hubungan yang bermalana antara autoantibodi fungsional denganmanifestasi klinis penderita urtikaria kronik di RS dr. M.
Djamil
padang.6.3. Saran
1.
Padaurtikaria
kronik
yang
tidak
diketahuii*y"Uuunya
sebaiknya dilalcukanpemeriksaan autologous serum
skin
test untuk mengetahui adanya autoantibodifungsional dalam serum penderita.
2.
Pada penderita dengan
urtikaria
kronik
autoimun
yang
sangat
parah
danrekalsifian, dapat diberikan terapi imunosupresif seperti azatiopnn,siklofosfamid,
53
Diperlukan penelitian
lebih lanjut
denganjumlah
sampelyang lebih
besar danklinis
bervariasi untuk melihat hubungan antara autoantibodi fungsional denganDATTAR PUSTAKA
1.
KaplanAp. urticaria
and angioedema. Dalam:wolff K,
GoldsmithLA,
Katz
sI'
Gilchrest
BAe paller
As,
Leffel DJ,
editor.
FitzpatrickDermatology
in
general rnedicine.Edisi
ke-7.New
york:
McGraw
Hilr,
2008:330-43.
2-
JameswD.
Erythema and urticaria. Daram: JameswD,
Berger TG, Erston
DM
editor. Andrews disease of the skin, crinicar dermatorogy. Edisi ke-rO.Canada: Elsevier, 2006: 1 39-56.
3.
GrattancEH,
Black
K.
urticaria
and angioedema. Daram: Borognia JL,Jorizzo
JL,
RapiniRp, Hom TD,
Mascaro JIvI,Mancini JA,
Salasche JE,
editor. Dermatology. Edisi ke-1. spanyol: Mosby,
2003:2g74a2.
4.
GrattrancEH,
BlackK. urticaria
and masocytosis.Dalam: champion RH,
Burton JL, Burns
DA,
Brethnach SM, ed. Rook's textbookof
dermatology.
Edisi ke-7. Oxford: Blackwell publishing,
2010:
47.30-35.5'
PhilpottH,
Kette F, Hissaria P,Gillis D,
smith
w.
chronic
urticaria: theautoimrnune paradigm. Intemal Medicine Journar 200g; 3 g : g52_7.
6-
Kulthanan
K,
Jiamton
s,
Thumpimukvatanau,
rintaew
s.
chronic
idiopathic urticaria: prevarence and crinicar course.
ioumar
of Dermatology2007;34:294-301.
7'
sabroeRA,
GrattancEH,
FrancisD.M, Ban R.M,
Black
AK,
Greaves
M'W'
The autologous serum skin test: a screening testfor autoantibodies
in
chronic idiopathic
urticaria.British
Journar
of
Dermatolog,, 1999;
r40:
446-s2.
8'
Yasslry GA, BergmanR,
Maorc
MamorskyM,
pollack S, shahar E, Theautologous serum
skin test
in a
cohort
of
chronic idiopathic
urticaria
patients compared
to
respiratory alrergy patients ana neartrrvl"or"rl""rr.
JEADY20A7;21
35-9.9'
BakosN,
HillanderM.
Comparisonof
chronic autoimmune urticariawith
chronic idiopathic urticaria. International Joumal of Dermato logy
2003;42:
613-s.
l0' Azim
!{,
Monw.sE,
salemH.
Autorogous serumskin test
in
chronicidiopathic urticaria:
comparativestudy
ii
puti.oi,
*itr,
positive
versus
_
_ |lgative
tesr. J Egypt WomenDermatoiso,
joro;
i,
tii_zt.
ll.Mamatha G,
Balachandranc,
smitha
p.
chronic-iaiopattric
urticaria:
comparison
of
clinical
featureswith
positive ASST. Indian
J
Dermatol