• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN KAKUJOSHI NO DAN GA SEBAGAI PENANDA SUBJEK PADA ANAK KALIMAT YANG MENERANGKAN NOMINA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN KAKUJOSHI NO DAN GA SEBAGAI PENANDA SUBJEK PADA ANAK KALIMAT YANG MENERANGKAN NOMINA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN KAKUJOSHI NO DAN GA SEBAGAI PENANDA SUBJEK PADA ANAK KALIMAT YANG

MENERANGKAN NOMINA SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikanpada Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan

Indonesia

DISUSUN OLEH : Wihartini (0906532)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat

Analisis Penggunaan Kakujoshi

No

dan

Ga

Sebagai Penanda

Subjek Pada Anak Kalimat yang

Menerangkan Nomina

Oleh: Wihartini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia

© Wihartini

Universitas Pendidikan Indonesia Desember 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Penggunaan Kakujoshi No dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat yang Menerangkan Nomina.

Nama : Wihartini

NIM : 0906532

SK Dekan No. : 2702/UN40.3.5.3/DT/201

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dianni Risda, M. Ed.

NIP. 197105261998032001

Pembimbing II

Drs.H. Sudjianto, M. Hum

NIP.195906051985021004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang ABSTRAK

Partikel merupakan unsur yang penting dalam bahasa Jepang. Ada banyak sekali jenis-jenis partikel. Hal ini merupakan salah satu faktor yang cukup menyulitkan orang asing yang mempelajari bahasa Jepang. Selain itu kurangnya buku yang membahas mengenai partikel yang di tulis dalam bahasa Indonesia yang menyebabkan pembelajar semakin kesulitan.

Penelitian ini membahas hal yang mengenai partikel. Spesifikasi jenis partikel yang di bahas adalah Kakujoshi. Berdasarkan letak dan fungsinya, partikel memiliki makna yang berbeda. Namun ada beberapa fungsi dari kakujoshi no dan ga yang masih sulit di pahami oleh pembelajar bahasa Jepang, salah satu fungsinya yakni sebagai penanda subjek anak kalimat yang menerangkan nomina.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek anak kalimat yang menerangkan nomina. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Untuk metode pengumpulan datanya menggunakan metode simak, di dalam metode simak teknik yang digunakan adalah teknik catat. Sedangkan untuk pengolahan datanya menggunakan metode distribusional dan di dalam metode distribusional teknik yang digunakan adalah teknik lesap dan teknik ganti.

Data tersebut ada yang diambil dari buku pelajaran, kamus dan literatur lain yang ada di sekolah, selain itu ada pula yang di ambil dari koran, majalah, dan internet sebagai media sosial. Setelah itu kemudian contoh-contoh kalimat yang telah dikumpulkan tadi dianalisis mana yang menggunakan kakujoshi no dan ga yang menerangkan nomina, dan terakhir adalah tahap penimpulan dari hasil analisis tersebut.

Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya hubungan antara kakujoshi no dengan objek dan kakujoshi ga dengan predikat pada struktur kalimat yang ada pada klausa yang menerangkan nomina. Selain itu ditemukannya perbedaan dari kakujoshi

no dan ga sebagai penanda subjek pada anak kalimat yang menerangkan nomina,

kemudian penggunaan dari kedua partikel tersebut dapat diindikasi berdasarkan kondisi dan pola kalimatnya.

(5)

ABSTRACT

Particles is an important element in Japanese language. There are many types of particles. This element is a factor that quite difficult for a foreigners who learn Japanese language. Moreover, the lack of book that discuss about particles which is written in indonesian language causing more difficulty for learners.

This research discuss about particles. The specification types of particles that discussed is kakujoshi. Based on the position and function, the particles have different meanings. However, there are some functions of kakujoshi no and ga that still difficult to understand by learners, one of the functions is as a marker that explains the subject noun phrase.

The purpose of this research was to determine the similarities and differences of kakujoshi no and ga as a marker that explains the subject noun phrase. In this research, the method that used is descriptive method. For data collection method is using simak, in the technique refer to the method used is the note technique. As for data processing is using distributional methods and in the distributional method techniques that used is the disappeared technique and substitute technique.

The data was taken from textbooks, dictionaries and other literature in schools, but it was also taken from newspapers, magazines, and the Internet as a social medium. After that, sentence examples that have been collected earlier analyzed which one uses kakujoshi no and ga that describe nouns, and the last stage is drawing a conclusion of the analysis.

The results of this research is the discovery of the relationship between the object with kakujoshi no and kakujoshi ga with predicate in existing sentence structure on the clauses that describe nouns. Moreover finding the differences from

kakujoshi no and ga as subject markers that describe the noun clause, then the use of

the two particles can be indicated by the condition and sentence patterns.

(6)

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN

HAK CIPTA

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

SINOPSIS DALAM BAHASA JEPANG ... vi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 2

B. Rumusan Dan Batasan Masalah ... 3

1. Rumusan Masalah ... 3

2. Batasan Masalah ... 3

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Definisi Operasional / Istilah ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. Ruang Lingkup Kajian Sintaksis dalam Bahasa Indonesia ... 16

1. Kalimat ... 16

(7)

3. Frase ... 17

B. Ruang Lingkup Kajian Sintaksis dalam Bahasa Jepang ... 18

1. Bun (kalimat) ... 18

G. Beberapa Kajian Mengenai Partikel No dan Ga Menurut Para Ahli ... 29

1. A Dictionary of Japanese Particles (Kawashima Sue) ... 29

2. Partikel Penting Bahasa Jepang (Chino Naoko) ... 39

3. Nihongo Bunkei Jiten (Andrew Beckshi) ... 55

H. Penelitian Terdahulu Mengenai Anak Kalimat yang Menerangkan Nomina ... 82

1. Otsuka Yoko ... 82

2. Abekawa Takeshi / Okumura Manabu ... 83

3. Yoneda Noboko ... 84

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 86

A. Metode Penelitian ... 86

B. Sumber Data Penelitian ... 87

C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 88

(8)

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135

A. Kesimpulan ... 135

B. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140

LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Joshi termasuk ke dalam Fuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk

menunjukkan hubungan dengan kata lain untuk menambah arti kata tersebut agar lebih jelas lagi. Joshi dibagi menjadi empat bagian yaitu, fukujoshi, kakujoshi,

Setsuzokujoshi dan Shuujoshi. Salah satu cabang dari Joshi yang akan penulis bahas

dalam penelitian ini adalah Kakujoshi, yang merupakan kata bantu yang digunakan untuk menyatakan hubungan antara subjek dengan predikatnya, seperti kata bantu (joshi) ya, no, o, ni, e, de, to, yo. Yori, kara, dan sebagaianya.

Dari beberapa kakujoshi yang penulis sebutkan diatas, yang menjadi fokus bahasan dalam skripsi ini adalah persamaan dan perbedaan antara kakujoshi no dan

ga.

Dalam bahasa Jepang, fungsi kakujoshi no dan kakujoshi ga sangat beragam. Apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara kata per kata, tidak akan menemukan padanan kata yang tepat yang dapat mewakili arti dari partikel ini secara keseluruhan, karena partikel ini memiliki banyak sekali makna sesuai fungsi dan letaknya masing-masing. (Kawashima, 1999 : 143)

Kakujoshi no dan ga memiliki letak dan fungsinya masing-masing. Namun,

ternyata ada persamaan antara kakujoshi no dan ga yang masih sulit dipahami secara langsung oleh pembelajar bahasa Jepang, yakni pada salah satu fungsi dari kakujoshi

no sebagai pengganti kakujoshi ga untuk menunjukkan subjek anak kalimat yang

(10)

2

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang Kita pasti pernah menemukan kalimat seperti di bawah ini :

(1) 父の採っ た山菜 食卓に並ん いる。(Nitta, 2007:113)

Chichi no totte kita sansai ga shokutaku ni narandeiru.

Tanaman liar yang telah ayah bawa tersusun di atas meja.

(2) 父 採っ た山菜 食卓に並ん いる。(Nita, 2007:113)

Chichi ga totte kita sansai ga shokutaku ni narandeiru.

Tanaman liar yang telah dibawa oleh ayah tersusun di atas meja.

Kedua contoh kalimat tersebut merupakan dua kalimat yang sama namun ada penggunaan partikel yang berbeda pada kedua contoh kalimat tersebut, yakni kakujoshi no dan ga. bila kita telaah kembali, kedua kalimat tersebut memiliki makna yang mirip, bahkan bisa dibilang sama, padahal apabila kita teliti mengenai kedua partikel tersebut merupakan partikel yang sama sekali berbeda.

Lantas, apa yang membuat kakujoshi no dan ga pada kalimat tersebut bisa bertemu dan saling menggantikan pada pola seperti pada contoh kalimat di atas, dan apakah dalam pemaknaannya sendiri sebenarnya ada hal yang berbeda baik itu dari segi nuansa, aspek, dsb.

Inilah yang menjadi bahasan utama objek penelitian ini. Penulis memilih tema ini karena ada hal yang mesti kita telaah mengenai persamaan dan perbedaan dari kakujoshi no dan ga dalam fungsinya sebagai penanda subjek pada anak kalimat yang menerangkan nomina, agar kita mengerti apa yang membuat keduanya dapat saling menggantikan, dan pada kalimat yang memiliki kualifikasi apakah kedua kakujoshi tersebut dapat saling menggantikan, marilah kita bahas lebih dalam lagi dengan melakukan penelitian ini.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

(11)

a. Bagaimana pemakaian kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek pada anak kalimat pembentuk nomina dilihat dari struktur, b. Apakah fungsi kakujoshi no dan ga pada anak kalimat pembentuk

nomina.

c. Apa persamaan dan perbedaan kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek pembentuk nomina.

d. Apakah kakujoshi no dan ga dapat saling menggantikan .

2. Batasan Masalah

a. Penelitian ini hanya akan meneliti pemakaian kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek pada anak kalimat pembentuk nomina dilihat dari struktur.

b. Penelitian ini hanya akan meneliti fungsi kakujoshi no dan ga dalam kalimat yang memiliki fungsi untuk menunjukkan subjek anak kalimat yang menerangkan nomina.

c. Penelitian ini hanya akan meneliti persamaan dan perbedaan

kakujoshi ga dan no sebagai penanda subjek pembentuk nomina.

d. Penelitian ini hanya akan meneliti batasan penggunaan kakujoshi

no dan ga sehingga dapat saling menggantikan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Penelitian ini disusun untuk mengetahui pemakaian kakujoshi no dan

ga sebagai penanda subjek pada anak kalimat pembentuk nomina

dilihat dari struktur.

(12)

4

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

c. Penuyusunan penelitian ini juga untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kakujoshi ga dan no sebagai penanda subjek pembentuk nomina.

d. Selain dari yang disebutkan di atas, penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui batasan penggunaan kakujoshi no dan ga sehingga dapat saling menggantikan.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu kajian pustaka yang dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi pembaca kususnya yang meneliti tentang kakujoshi no dan ga.

Materi mengenai kesamaan kakujoshi no dan ga memang tidak tercatat secara langsung dalam buku-buku teks maupun literatur yang sejauh ini penulis telaah, oleh karena itu dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu penunjang materi, terutama yang mecakup mengenai kakujoshi no dan ga.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Pembelajar bahasa Jepang

Pembelajar bahasa Jepang yang mulai mempelajari nahasa Jepang tentu sajaakan memepelajari kalimat dalam lingkup kajian tata bahasa, dalam penelitian ini ada bagian dari tata bahasa Jepag dipelajari, dimulai dari kalimat, kelas kata, klausa, dan sebagainya, akan menjadi salah satu bahan untuk belajar.

2) Bagi peneliti bahasa Jepang

(13)

ini, karena di dalam penelitian ini ada beberapa pemaparan singkat mengenai kajian sintaksis dalam bahasa Jepang.

3) Bagi Pengajar bahasa Jepang

Bagi pengajar bahasa Jepang, penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk menambah referensi teori yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk kajian secara spesifik mengenai partikel no dan ga, jadi apabila ada siswa yang menanyakan mengenai hal tersebut, pengajar dapat terbantu dalam menjelaskan teorinya.

4) Bagi pihak yang memiliki keterkaitan dengan kajian penelitian ini secara khusus ataupun Bahasa Jepang secara umum.

Penelitian mengenai bahasa Jepang, bukan hanya diteliti oleh pembelajar bahasa Jepang saja, bahasa Jepang pun kadang diteliti oleh pihak lain yang memiliki relasi dengan bahasa Jepang. Oleh karena itu, semoga dengan adanya penelitian ini dapat menambah masukan positif bagi semua pihak yang memiliki kebutuhan ataupun ketertarikan dengan penelitian ini.

D. Definisi Operasional/Istilah

1. Kakujoshi

Kakujoshi adalah partikel yang mengikuti suatu kata sebagai sebuah

unsur pembentuk kalimat, dan menunjukkan seperti apa peranan dan hubungan kata tersebut dengan kata yang lainnya. (Tokieda, 1955: 149)

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

kakujoshi itu merupakan partikel yang disimpan setelah suatau kata yang

(14)

6

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

Pada penelitian ini penulis memusatkan pembahasan kepada

kakujoshi no dan ga yang memiliki kesamaan makna dan dapat saling

menggantikan.

2. Anak Kalimat

Anak kalimat merupakan satuan gramatika yang merupakan salah satu komponen dari kalimat, yang menerangkan pelaku dari predikat yang ada dalam sebuah kalimat.

Dalam bahasa Inggris anak kalimat lebih dikenal dengan istilah

subordinate clause atau di artikan dengan anak kalimat bawahan, disebut

bawahan karena merupakan hasil perluasan dari salah satu unsur pembentuk iduk kalimat (main clause)

Dalam bahasa jepang anak kalimat lebih dikenal dengan juuzoku setsu, kurang lebih sama seperti dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, juuzoku

setsu merupakan klausa yang terbentuk dari frase yang ada dalam induk

kalimat (shugo).

3. Nomina

Nomina merupakan kelas kata yang menyatakan nama diri seseorang, tempat atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dibagi menjadi dua, yakni konkrit dan kata benda abstrak.

Dalam bahasa Jepang lebih dikenal dengan istilah meishi, Meishi merupakan bagian dari hinshi (kelas kata) yang digunakan sebagai objek, subjek, ataupun keterangan.

Penelitian yang penulis tulis ini membahasa mengenai nomina yang mengalami perluasan, dan perluasannya itu melibatkan kakujoshi no dan ga.

Kakujoshi no dan ga dijadikan sebagai acuan, karena kedua partikel tersebut

(15)

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan setiap penggunaan partikel

no dan prtikel ga, serta untuk memaparkan persamaan dan perbedaan makna

dari kedua partikel tersebut. Adapun jenis metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena objek peneltian yang akan saya kaji merupakan bagian dari tata bahasa yang membutuhkan pemaparan secara jelas juga analisis secara mendalam.

Metode penelitian deskriptif merupakan salah satu metode penelitian yang memusatkan kegiatan penelitian pada pemaparan dan pembahasan materi, seperti yang diungkapkan oleh Sutedi, bahwa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2005 : 24)

Dari penjelasan tersebut penulis memilih metode deskriptif karena merupakan metode yang cocok dengan kajian materi penelitian yang akan penulis bahas dalam penelitian ini. Selain itu dengam metode deskriptif, penulis juga dapat menjelaskan hal yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan menggunakan grafik, table ataupun gambar.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang akan menjadi bahan acuan oleh penulis adalah sakurei dan jitsurei yag dikumpulkan dari kamus-kamus, penelitian terdahulu, Koran, novel, situs internet, dan sumber-sumber data yang relevan.

Referensi yang penulis telaah sampai saat ini baru beberapa buku, diantaranya :

(16)

8

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang a. Partikel Penting Bahasa jepang (Naoko Chino : 1992)

b. Nihongo Bunkei Jiten (Andrew Beckshi. et al. : 1998)

c. Basic Japanese Grammar. Nihongo Kihon Bunpou Jiten (Seiichi Makino & Michio Tsutsui : 1986)

d. Gendai Nihongo Bunpou (Nitta Yoshio : 2007)

Serta buku-buku lain yang dianggap sesuai dengan penelitian ini

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode dan teknik khusus agar penulis dapat mengumpulkan dan menganalisis data dengan lebih seksama.

a. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode Simak. Metode Simak merupakan salah satu metode yang digunakan oleh seorang ahli bernama Sudaryanto. Dalam buku yang Ia tulis, Ia menyatakan bahwa :

Disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Ini dapat disejajarjan dengan metode pengamatan atau observasi dalam ilmu sosial, khususnya antropologi. (Sudaryanto, 1993 : 133)

Berdasarkan penjelasan di atas penulis menggunakan metode tersebut, karena merupakan metode yang sesuai dengan data yang akan penulis ambil sebagai objek penelitian, yakni berupa contoh-contoh kalimat yang penulis kumpulkan dari beberapa sumber.

(17)

1) Teknik Sadap

Teknik sadap merupakan bentuk pengambilan data berupa penyadapan, penyadapan merupakan kegiatan dimana seseorang menyadap baik itu berupa pembicaraan maupun penggunaan bahasa, baik yang dilakukan oleh seseorang maupun banyak orang. Seperti yang diungkapkan oleh Sudaryanto “Pada praktiknya, penyimakan atau metode simak itu diwujudkan dengan penyadapan” (Sudaryanto. 1993 : 133)

Pada penelitian ini, bentuk penyadapan yang penulis lakukan ialah berupa penyadapan dalam bentuk teks, maksudnya penulis menyimak penggunaan bahasa, khususnya penggunaan kakujoshi no dan ga dalam bentuk contoh kalimat, yang kemudian data tersebut siap untuk dicatat.

2) Teknik Catat

Setelah melakukan penyimakan dengan menggunakan teknik sadap kemudian, penulis mulai melakukan dokumentasi data dengan menggunakan teknik catat. Teknik catat merupakan teknik lanjutan dari teknik sadap

Sudaryanto mengungkapakan “Di samping perekaman itu, dapat pula dilakukan pecatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi” (Sudaryanto, 1993 :135), oleh karena itu setelah penulis melakukan penyadapan yang diikuti dengan pencatatan data. Data tersebut siap untuk diolah pada tahap yang lebih lajut, yakni tahap pengolahan data.

(18)

10

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan dalam pengolahan data adalah metode agih, atau lebih kita kenal dengan istilah metode distribusional. Metode agih merupakan salah satu metode yang juga dipopulerkan oleh Sudaryanto dalam bukunya yang berjudul Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.

Menurut Sudaryanto, metode agih merupakan metode yang alat penentunya itu adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih itu, jelas, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbial, dsb.), fungsi sintaksis (subjek, objek, predikat , dsb.), klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain (Sudaryanto, 1993 : 16).

Penulis menggunakan metode agih karena metode tersebut bisa dijadikan sebagai metode yang paling cocok untuk penelitian ini. Penelitian ini nantinya merupakan penelitian di mana data yang berupa contoh-contoh kalimat terebut diolah dengan metode distribusional yang diolah secara lebih terperinci dengan menggunakan teknik dari metode tersebut, yakni teknik ganti dan teknik lesap.

Teknik pengolahan data akan dibahas dengan lebih terperinci lagi dalam penjelasan di bawah ini :

1) Teknik Lesap

(19)

Satu hal yang perlu diperhatikan: unsur mana pun yang dilesapkan, unsur yang dimaksud selalulah merupakan unsur yang justru sedang menjadi pokok perhatian dalam analisis (Sudaryanto,1993 : 41).

Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa teknik ini merupakan teknik pengolahan data yang bersifat penghilangan. Kemudian, Ia pun menambahkan bahwa :

Alat yang digunakan dalam pemanfaatan teknik lesap itu adalah satuan lingual yang justru lesap. Dalam hal ini, lalu istilah yang lebih tepat bukan lesap atau terlesapkan melainkan melesapkan diri.(Sudaryanto, 1993 : 41)

Berdasarkan pernyataan tersebut, bisa kita simpulkan bahwa teknik lesap merupakan teknik dimana pokok perhatian dalam satuan lingual dilesapkan, sehingga kita bisa mengetahui apakah satuan lingual tersebut gramatikal atau tidak.

2) Teknik Ganti

Teknik ganti merupakan teknik yang dimana objek yang sedang diteliti, yakni satuan lingual yang ada pada contoh kalimat diganti, bagian yang digantipun tentunya merupakan fokus utama dari penelitian itu sendiri.

(20)

12

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

Dari penjelasan mengenai teknik ganti di atas, penulis menyimpulkan bahwa pada teknik ganti hampir mirip dengan teknik lesap hanya saja ada hal yang berbeda yakni di mana unsur yang menjadi focus pembahasan diganti dengan bentuk lain yang dapat sepadan dengan unsur tersebut namun tetap memiliki perbedaan.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian merupakan suatau kegiatan meneliti yang harus berjalan secara terstruktur berdasarkan tahapan-tahapan yang seharusnya dilakukan, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyimpulan. Begitupun dalam tahap penulisan penelitian ini, harus tersusun dari awal sampai akhir.

Penelitian ini terdiri dari lima Bab, yakni Bab I (Pendahuluan), Bab II (Landasan Teoritis), Bab III (Metode Penelitian), Bab IV (Analisis data dan pembahasan), Bab V (Kesimpulan dan saran). Tiap Bab memiliki fungsi masing-masing sebagai satu kesatuan alur penulisan yang tersusun scara bertahap. Di dalam tiap bab terdapat penjelasan yang lebih terperinci.

Bagian yang pertama adalah Bab I (Pendahuluan). Pada bab ini penulis memaparkan bagaimana latar belakang masalah yang menjadi landasan mengapa penelitian ini dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan rumusan dan batasan masalah yang berisi cakupan penelitian ini. Selanjutnya adalah tujuan dan manfaat yang membahas target penelitian dan kegunaan dari penelitian ini. Bagian selanjutnya adalah definisi operasional/istilah yang merupakan penjabaran istilah-istilah yang menjadi kata kunci dari judul Penelitian ini, setelah itu ada bagian metodologi, penelitian. Metodologi penelitian merupakan bagian yang membahas metode dan teknik dalam pengumpulan dan pengolahan data, dan yang terakhir adalah sistematika penulisan. Sistematika penulisan merupakan urutan penulisan berdasarakan tahapannya secara teoritis.

(21)

bagaimana penulis menghubungkan teori yang sudah ada dan penelitian yang akan dilakukan. Untuk teorinya sendiri, disajikan secara umum baru dipersempit lagi pada sub pokok pembahasan. Pertama, penulis membahas mengenai Joshi, yang dilanjutkan dengan pembhasan mengenai jenis-jenis joshi. Joshi terdiri dari empat jenis, yakni kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, dan yang terakhir adalah Shuujoshi. Pada penelitian ini penulis mengambil tema kakujoshi, maka disajikan pula penjelasan mengenai kakujoshi itu sendiri. Setelah kakujoshi yang menjadi pembahasan bagian ini adalah partikel no dan ga sebelum dikerucutkan menjadi kakujoshi. Setelah pembahasan mengenai partikel no dan ga barulah kakujoshi no dan

ga dibahas.

Bagian yang ketiga adalah Bab III (Metode Penelitian). Pada bab ini, penulis membahas mengenai mengenai metode juga teknik dalam penelitian ini. Untuk pengumpulan dan pengolahan data menggunakan teknik masing-masing. Seperti yang telah penulis paparkan dalam bagian metodologi penelitian di atas, Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi deskrtiptif. Untuk pengumpulan data, metode yang digunakan adalah metode digunakan adalah metode simak dan teknik pengumpulan datanya adalah teknik sadap dan teknik catat. Untuk pengolahan data, penulis menggunakan metode distribusional dan teknik pengolahan datanya menggunakan teknik ganti, teknik lesap, dan teknik sisip.

(22)

14

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

penelitian yang berupa kesimpulan mengenai kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek anak kalimat pembentuk nomina.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, maka selanjutnya penelitian ini dilaksanakan dengan menggunkan metode penelitian analisis deskriptif.

Danasasmita (1990 : 32) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi pada saat ini yang di dalamnya terdapat suatu upaya deskripsi, pencatataan analisis yang menginterprestasikan yang terjadi saat ini. Sedang, Sutedi juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (2005 : 24)

Metode deskriptif membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan suatu masalah dengan cara:

1. Mengumpulkan data,

2. Menyusun mengklasifikasikannya, 3. Menganalisa, dan

4. Menginterprestasikannya.

Dalam penelitian ini, metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis

kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek anak kalimat yang menerangkan nomina.

Apadapun data penelitian yang penulis ambil adalah dari contoh-contoh kalimat yang penulis kumpulkan dari berbagai sumber baik itu kamus, buku teks, majalah, novel, dsb.

Adapun alasan penggunaan metode tersebut adalah sebagai berikut :

a. Data yang dihimpun merupakan data yang berupa contoh-contoh kalimat; b. Penelitian tidak terbatas pada pengumpulan data semata-mata, tetapi juga

(24)

87

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

c. Dalam proses analisis data dilakukan pemaparan (deskripsi) dari data-data yang diolah.

Selain itu, penulis juga menggunakan metode agih dalam proses analisis dari data-data yang telah dikumpulkan. Menurut Sudaryanto, metode agih merupakan metode yang alat penentunya itu adalah bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih itu , jelas, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbial, dsb.), fungsi sintaksis (subjek, objek, predikat , dsb.), klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain (Sudaryanto, 1993 : 16).

B. Sumber Data Penelitian

Instrumen dari penelitian ini adalah penulis sendiri. Penulis menganalisis data yang berupa contoh-contoh kalimat.

Sumber data dari penelitian ini adalah :

1. Jitsurei, merupakan contoh kalimat yang didapatkan dari buku teks,

kamus, majalah novel, dll.

2. Sakurei, merupakan contoh kalimat yang dibuat sendiri.

Adapun yang menjadi rerferensi pencarian jitsurei dalam penelitian ini adalah :

a. Kodansha Dictionary. Dictionary of Japanese Particles (Sue A. Kawashima : 1999)

b. Partikel Penting Bahasa jepang (Chino Naoko)

c. Nihongo Bunkei Jiten (Andrew Beckshi. et al. : 1998 )

d. Basic Japanese Grammar. Nihongo Kihon Bunpou Jiten (Seiichi Makino & Michio Tsutsui : 1986)

Serta buku-buku lain yang dianggap sesuai dengan penelitian ini C. Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data

(25)

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis berpedoman dari metode Simak. Disebut “metode simak ” atau “penyimakan” karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Adapun teknik dasar yang merupakan bagian dari metode ini adalah teknik sadap yang kemudian dilanjutkan oleh teknik simak bebas libat cakap, dan akhirnya dilanjutkan oleh teknik catat, yakni mengawetkan data atu bahasa yang telah kita peroleh.

Teknik sadap, merupakan teknik yang pada prakteknya penulis menyadap data yang akan diambil. Karena penulis tidak terlibat dalam kegiatan yang menjadi bahan data maka teknik tersebut dinamakan teknik simak bebas libat cakap. Kemudian yang terakhir adalah

2. Teknik Pengolahan data

Teknik dasar dari metode agih ini ialah teknik bagi unsur langsung. Pada metode ini cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun alat penggerak bagi alat penentu-atau pirantinya- ialah daya bagi yang bersifat intuitif, atau secara singkat; ituisi – tentu saja intuisi kebahasaan atu intuisi lingual; sedangkan alat (penentu)nya adalah jeda, baik jeda yang silabik atau sendi maupun yang sintaktik atu ruas.

(26)

89

Wihartini, 2014

Analisis Penggunaan Kakujoshi No Dan Ga Sebagai Penanda Subjek Pada Anak Kalimat Yang

Hasil penggunaan teknik bagi unsur langsung untuk sebuah satuan lingual tidak harus hanya satu macam saja; melainkan dapat bermacam-macam. Jadi seandainya sebuah satuan lingual data itu dapat dibagi menjadi empat unsur maka ada banyak kemungkinan, yaitu:

a. Empat unsur b. Tiga unsur c. Dua unsur

Keterikatan terhadap makna unsur dan hubungan makna antar-unsurlah kiranya yang merupakan faktor yang mengendalai fleksibelitas kemungkinan itu.

Pada metode bagi unsur langsung terdapat beberapa teknik lanjutan, teknik-teknik lanjutan dari metode bagi unsur langsung ada tujuh macam teknik lanjutan, diantaranya :

a. Pelesapan, delesi atau teknik lesap;

b. Penggantian, substitusi, replasemen, atau teknik ganti c. Perluasan, ekspansi, ekstensi, atau teknik perluas; d. Penyisipan, intrupsi, atau teknik sisip;

e. Pembalikan, permutasi, atau teknik balik;

f. Pengubahan wujud, parafrasa, atau teknik ubah ujud; dan g. Pengulangan, repetisi, atau teknik ulang.

Dari ketujuh teknik tersebut, teknik yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik ganti karena dengan teknik tersebut, penulis bisa mengetahui, bagaimana hubungan kedua partikel tersebut, dan pa yag akan menjadi patokan agar penulis dapat membuat simpulan dari penelitian ini.

Agar mencapai hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penulisan, maka pada pelaksanaannya penulis membagi kegiatan penelitian menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyimpulan.

(27)

Pada tahap persiapan persiapan, penulis mulai membuat brainstorming mengenai kakujoshi no dan ga yang memiliki kesamaan fungsi, setelah itu penulis mulai mencari sumber-sumber relevan yang mendukung materi tentang kakujoshi

no dan ga tersebut. Pada tahap ini penulis juga melakukan studi literatur dengan

cara membaca buku-buku, kamus-kamus, dan bacaan lain yang sesuai sebagai bahan referensi.

2. Tahap pelaksanaan

a. Penulis mengumpulkan kalimat yang terdapat kakujoshi no dan ga di dalamnya, kemdian penulis memilih kalimat yang memiliki fungsi sebagai penanda subjek anak kalimat yang menunjukkan nomina, lalu menerjemahkannya k e dalam bahasa Indonesia.

b. Penulis meninjau arti, fungsi dan makna kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek anak kalimat yang menunjukkan nomina.

c. Penulis menadi apa saja kesamaan kedua partikel tersebut dan mencari adakah perbedaan kakujoshi no dan ga dalam fungsi tersebut.

3. Tahap penyimpulan

(28)

135

Berdasarkan strukturnya, kakujoshi no dan ga digunakan sebagai penanda bagian mana yang menjadi predikat, objek, subjek ataupun keterangan dari nomina yang mengalami proses modifikasi.

Pada klausa anak kalimat yang menerangkan nomina atau nomina hasil dari modifikasi nomina, terjadi pertemuan antara kalimat verba dengan kalimat nomina, keduanya menjadi satu dan membentuk satu kesatuan gramatikal yang memiliki makna misalkan.

Kemudian kedua kalimat tersebut dipadukan untuk menunjukkan sesuatu yang memiliki keterikatan, telah mendapat perlakuan dari subjek, dan telah terjadi sesuatu, Seperti di bawah ini

(250) 父 採 た山菜 食卓に並 いる。(Nitta, 2007:113)

Chichi no totte kita sansai ga shokutaku ni narandeiru.

Tanaman yang telah ayah ambil tersusun di atas meja.

2. Fungsi kakujoshi no dan ga pada anak kalimat pembentuk nomina

Kakujoshi no dan ga berfungsi sebagai kunci atau pembentuk dari anak

(29)

berdasarkan jenis nomina yang diterangkan diantaranya :

a. Apabila jenis nomina yang diterangkan adalah nomina yang menunjukkan orang, maka pada klausa tersebut yang menjadi bagian yang menjadi keterangan yang ditunjukkan oleh kakujoshi no dan ga adalah kapan, apa, bagaimana,siapa, yang mana merupakan pemberi perlakuan terhadap subjek atau bagaimana subjek terjadi.

b. Apabila jenis nomina yang diterangkan adalah nomina yang menunjukkan benda, pada klausa tersebut yang menjadi bagian keterangan yang ditunjukkan oleh kakujoshi no dan ga adalah siapa, kapan, bagaimana, di mana, yang mana yang merupakan pemberi perlakuan tehadap subjek atau bagaimana subjek terbentuk.

c. Klausa hasil modifikasi nomina yang menunjukkan waktu, pada klausa tersebut yang menjadi bagian yang menjadi keterangan yang ditunjukkan oleh

kakujoshi no dan ga adalah, siapa, apa, di mana, bagaimana, kapan, yang

mana yang merupakan momentum yang terjadi pada subjek.

d. Apabila jenis nomina yang diterangkan adalah nomina yang menunjukkan tempat, maka pada klausa tersebut yang bagian keterangan yang ditunjukkan oleh kakujoshi no dan ga adalah siapa, apa, bagaimana, dimana, kapan, yang mana, yang merupakan pemeberi perlakuan terhadap subjek, kejadian yang terjadi pada subjek, atu bagaimana subjek terbentuk

3. persamaan dan perbedaan kakujoshi ga dan no sebagai penanda subjek pembentuk nomina.

a. Persamaan

Persamaan kakujoshi no dan ga adalah sama-sama merupakan prtikel yang berfungsi sebagai penanda subjek anak kalimat yang menerangakan nomina, atau partikel yang memodifikasi nomina menjadi sebuah klausa.

(30)

137

Wihartini, 2014

Sedangkan perbedaannya adalah keterikatan dari kedua partikel tersebut dengan predikat dan subjek. Kakujoshi no memiliki keterikatan dengan nomina yang diterangkan atau dimodifikasi Sedangkan kakujoshi ga memiliki keterikatan terhadap perlakuan apa yang terjadi pada nomina yang diterangkan atau dimodifikasi.

Jadi apabila kita buat pemetaan tentang perbedaan kakujoshi no dan ga pada fungsinya sebagai penanda subjek pada anak kalimat yang menerangkan nomina adalah sebagai berikut.

Nomina + no /

ga

+

verba

+

Nomina

(251) 雨 降る日 うち 中 遊びましょう。

Ame no furu hi wa uchi no naka de asobimashou.

Di saat hujan turun, main di dalam rumah saja yu,

Selain itu pada pola kalimat

Nomina + no + Nomina + ni / de / o + verba + Nomina

(252) 2種類 機能 持 モバイル。(NJ, 2001/08/17)

2 shurui no kinou o motsu mobairu.

Mobile phone (telepon genggam) yang memilki 2 jenis fungsi.

Kakujoshi no jarang sekali digunakan bahkan nyaris tidak ada yang

(31)

nomina.

4. Kondisi di mana kakujoshi no dan ga dapat saling menggantikan .

Kakujoshi dapat saling menggantikan ketika nomina yang mengalami

proses modifikasi memiliki bentuk pola kalimat sebagai berikut

Nomina + no / ga + verba + Nomina

彼 書いた絵 す らしい。(Andrew, 1998 :462)

Kare no kaita e subarashii.

Gambar yang ia lukis begitu menakjubkan.

B. Saran

1. Saran untuk peneliti bahasa Jepang

Pada penelitian ini, penulis hanya membahas mengenai penggunaan

kakujoshi no dan ga sebagai penanda subjek pada anak kalimat yang

menerangakan nomina atau istilah lainnya disebut nomina yang telah mengalami proses modifikasi.

Penulis menyarankan kepada peneliti yang tertarik untuk membahas mengenai sintaksis, untuk meneliti hubungan antara klausa hasil modifikasi nomina dengan kalimat pasif dalam bahasa Jepang.

2. Saran untuk pembelajar bahasa Jepang

Kakujoshi no dan ga merupakan dua partikel yang termasuk ke dalam

partikel yang sering digunakan. Oleh karena itu, bagi pembelajar bahasa Jepang, perhatikanlah kembali setiap penjelasan yang diterangkan oleh pengajar, khusunya dalam pembahasan mengenai partikel, karena penting sekali untuk dipahami.

(32)

139

Wihartini, 2014

(33)

Abekawa & Okumura. (2004). Nihongo Rentai Meishi Shushoku Setsu to Hishushoku Meishi kan

no Kankei no Kaiseki. IPSJ SIG Technical Report.

Alwasilah, Chaedar. (1993). Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit Angkasa.

Andrew Becshi, et. al. (1998). Nihongono Bunkei Jiten. Tokyo : Kuroshio

Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chino, Naoko. (1992). Partikel Penting Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc

Depdiknas UPI. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Kawashima, Sue .(2004). A Dictionary of Japanese Particle. Tokyo : Kodansha

Kenji, Matsuura. (1994). Nihongo – Indoneshiago Jiten. Kyoto: Kyoto Sangyo University Press..

Nitta, Yoshio. (2010). Gendai Nihongo No Bunpou 1. Tokyo : Kuroshio

.(2011). Gendai Nihongo No Bunpou 2. Tokyo : Kuroshio

.(2009). Gendai Nihongo No Bunpou 4. Tokyo : Kuroshio

.(2011). Gendai Nihongo No Bunpou 6. Tokyo : Kuroshio

Otsuka, Yoko. (1996). Danwa ni Okeru Meishi Shushoku Setsu

Sudjianto & Ahmad Dahidi. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudjianto. (1999). Gramatika bahasa Jepang Seri B. Jakarta : Kesaint Blanc

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. : Duta Wacana Press

Sugihartono. 2001. Partikel Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press

(34)

Wihartini, 2014

___________. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar sintaksis. Bandung : Angkasa

Yoneda, Noboko. 2006. Bantu Shogo No Meishi Shushoku Setsu (Suwahiri Go to Herero Go) no

Rei. Jurnal bahasa Jepang

Situs Internet:

1. http://ejje.weblio.jp [September2013]

2. www.alc.co.jp [September 2013]

3. www.tangorin.com [Oktober 2013]

4. http://kbbi.web.id [September 2013] 5. http://id.wikipedia.org [ September 2013] 6. http://cinii.com (Desember 2013)

Gambar

Gambar yang ia lukis begitu menakjubkan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, komitmen politik akan mengalami konkretisasi di dalam praktik demokratisasi politik, di mana sosok perempuan tidak lagi hanya sebagai “objek” pemenuhan suara

HASSAN WIRAJUDA, expres6 su sincera gratitud al Canciller RUBEN RAMIREZ LEZCANO y al Gobierno de Paraguay por Ia ca lida bienvenida y hospitalidad recibida por

current ratio, quick ratio, total asset turn over dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan Food and Beverage yang

Juga sudah kita ketahui apa saja yang dilakukan Jassin untuk kesusastraan Indonesia dan bagaimana dia melakukan hal itu sampai mendapat begitu banyak julukan. Kita sudah

PEMBUATAN APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS MOBILE ANDROIDi.

Hasil karya seni visual menonjolkan aspek estetika untuk dijanakan dengan memberikan makna dalam pergerakan aktiviti secara fizikal... 115 | P a

Letnan Boyak Bangkinang sesampainya mereka ditempat pencucian mobil tersebut ARNOLD (DPO) mengambil sepeda motor tersebut dan selanjutnya sepeda motor tersebut

Latihan diberikan selama 45 menit dengan beberapa bentuk latihan yang telah disiapkan, tidak semua bentuk latihan diberikan pada anak namun telah mewakili semua bentuk