MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN
DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN
METODE ROLE PLAYING
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Halimatus Sa’diah
0903794
2013
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Mengatasi
kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur
instrinsik cerita anak dengan metode Role Playing” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Serang, Juni 2013
Yang Menyatakan:
ABSTRAK
Halimatus Sa’diah. 2013. Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role-Playing.Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Istilah ... 9
BAB II METODE ROLE-PLAYING, CERITA ANAK, DAN PEMBELAJARAN CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE-PLAYING A. Metode Role-Playing ... 10
B. Cerita Anak ... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian ... 25
B. Metode Penelitian ... 25
C. Teknik Penelitian ... ... 26
D. Teknik Ananlisis Data ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Latar Penelitian ... 27
BAB IV DATA TEMUAN DAN ANALISIS DATA TEMUAN A. Siklus I ... 31
B. Siklus II ... 38
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 43
B. Rekomendasi ... 44
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Basrowi (2008:25) mengemukakan penelitian tidakan kelas
merupakan “salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai
kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran dikelas.” Penelitian ini dilakukan apabila dalam sebuah
pembelajaran teridentifikasi sebuah masalah yang menjadi kesulitan bagi para
siswa. Menurut Sudjana yang dikutip oleh Anggara (2009:3) “masalah adalah inti persoalan yang tersirat dalam judul penelitian”, Anggara (2009:3) pun
mengemukakan pernyataan Arikunto bahwa “memilih masalah penelitian
adalah salah satu langkah awal suatu kegiatan.” Dari kedua pernyataan di
atas peneliti melakukan sebuah observasi partisipan sebagai upaya untuk
dapat menemukan sebuah permasalahan dalam pembelajaran.
Observasi partisipan yang peneliti lakukan terhadap pembelajaran
memahami unsur intrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang Laban yang
dilakukan pada hari Sabtu, 26 Januari 2013 menghasilkan data sebagai
2
1. Pada saat awal pembelajaran siswa masih terlihat semangat dan disiplin
mengikutinya, namun setelah menit ke 15 semangat dan kedisiplinan siswa
mulai berkurang.
2. Pada menit ke 20 guru memberikan pertanyaan tentang unsur-unsur
intrinsik cerita anak kepada 5 orang siswa, akan tetapi hanya 2 orang siswa
yang mampu menjawab dengan tepat, sedangkan 1 orang menjawab
dengan jawaban yang kurang tepat dan 2 orang siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
3. Pada menit ke 30 siswa mulai kesulitan dengan materi yang disampaikan
oleh guru, karena pada saat guru bertanya tentang unsur instrinsik dari
sebuah cerita anak yang telah dibacakan oleh guru, siswa tidak mampu
menjawab dengan tepat.
4. Pada menit ke 35 situasi kelas mulai tidak kondusif saat guru membagi
siswa kedalam beberapa kelompok dan mengalokasikan perannya
masing-masing.
5. Pada menit ke 40 saat pementasan masing-masing kelompok, terlihat
kelompok yang lain tidak memperhatikan dan mulai sibuk dengan
kegiatannya masing-masing.
6. Pada menit ke 60, guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menganalisis unsur instrinsik cerita anak yang telah diperankan oleh
masing-masing kelompok, pada saat sedang mengerjakan tugas dari guru,
3
mengantuk, dan 10 orang siswa yang merasa kebingungan sehingga
bertanya kepada teman dan guru jawaban dari tugas yang diberikan guru.
Dari hasil observasi di atas, menunjukkan bukti bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.
Setelah melakukan observasi partisipan di kelas V SD Negeri Kubang
Laban, peneliti melanjutkan dengan mengadakan wawancara dengan guru
kelas V SD Negeri Kubang Laban yaitu bapak Syair, Ama. Pd dan dua orang
siswa kelas V SD Negeri Kubang Laban yang dilaksanakan pada tanggal 23
Januari 2013. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam. Saat ditanya mengenai kesulitan siswa, guru menjawab “Ada, anak-anak susah
banget kalau disuruh menganalisis cerita anak. Padahal kan gampang banget yah neng.” Dari pernyataan guru wali kelas V tersebut, menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
dalam memahami unsur instrinsik cerita anak. Untuk lebih memperkuat fakta
di lapangan, peneliti melakukan wawancara dengan tiga orang siswa yaitu
Abu H, Bagus Sadewa, dan Dede Atikah. Wawancara dilakukan di dalam
kelas dan pada saat jam istirahat berlangsung agar tidak mengganggu waktu
belajar. Saat para siswa ditanya mengenai pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak, mereka merasa
kebingungan dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik yang terdapat pada
cerita anak yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu, ketika siswa
mendapat tugas menganalisis unsur instrinsik cerita anak, mayoritas para
4
siswa, dapat menjadi bukti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
memahami unsur instrinsik cerita anak.
Selain melakukan wawancara dengan guru kelas dan siswa, peneliti
juga melakukan analisis dokumen guna memperkuat data hasil temuan pada
penelitian ini. Dokumen-dokumen yang peneliti analisis adalah rekapan nilai
dan catatan siswa. Kedua dokumen tersebut dianalisis guna mendapatkan
gambaran permasalahan yang sedanga dialami oleh siswa. Rekapan nilai
siswa peneliti dapat dari guru kelas V SD Negeri Kubang Laban pada tanggal
26 Januari 2013, yang akan peneliti paparkan pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Rekapan Nilai Siswa
No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai
1 A.S Yadi 60 16 Hana A. Lina 60
2 Abu H 70 17 Juliawan S. A 60
3 Agus Tia. N 50 18 Lisnawati 50
4 Aini A.S 50 19 M. Asep. S 60
5 Aninda
Damayanti
50 20 M. Cahya 60
6 Annisa Putri 60 21 M. Fajri 60
7 Anton H. W 60 22 M. Hermanto 50
8 Bagus Sadewa 50 23 M. Iswal 40
9 Baharul ulum 60 24 M. Soleh 60
10 Dede Atikah 60 25 M. Sufian 50
11 Dwi T. S 50 26 Mustirawati 60
12 Eka Putra P. W 60 27 Musyaffa 50
13 Erfiyanto 40 28 Nadiatul Aini 60
14 Fathan Rizki 40 29 Nur Isnan Fitri 50
15 Fuadiyah 40 30 Nurul Aini 60
Jumlah 1630
[image:10.595.118.513.241.703.2]5
Hasil rata-rata yang didapatkan oleh siswa pada tabel 1.1 di atas
yaitu 54,3 yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami
unsur instrinsik cerita anak belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yakni 65, yang berarti nilai rata-rata siswa kelas V SD Negeri
Kubang Laban lebih kecil dibandingkan dengan KKM, yaitu 54,2 < 65.
Data di atas menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
memahami unsur instrinsik cerita anak.
Dalam pengamatannya, peneliti menemukan permasalahan pada
catatan siswa yang mayoritas saat menganalisis unsur-unsur instrinsik
cerita anak, siswa masih kurang tepat dalam menjawab. Setelah melakukan
beberapa pengamatan seperti observasi partisipan, wawancara mendalam,
dan analisis dokumen, peneliti pun melakukan diskusi dengan guru kelas
guna menemukan solusi dalam mengatasi atau memperbaiki masalah yang
terjadi.
Kemampuan ideal dalam pengajaran sastra bagi anak sekolah dasar
yaitu menyimak. Menurut Tarigan, menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1986:45)
Tarigan (dalam Djuanda, 2008) pun memaparkan menyimak adalah “suatu
proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
6
terkandung di dalamnya.” Pada proses kegiatan pembelajaran sastra siswa
tidak hanya diarahkan untuk memahami teori seperti mengenai ciri-ciri
cerita anak, unsur-unsur instrisik cerita anak tetapi pembelajaran sastra ini
diharapkan untuk bagaimana siswa mampu menemukan unsur-unsur
instrisik yang terkandung dalam cerita anak seperti tema, amanat, latar,
alur, tokoh, penokohan sudut pandang dan gaya bahasa. Maka dari itu,
dengan mendengarkan siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
unsur-unsur yang terdapat dalam cerita anak tersebut.
Berdasarkan fakta-fakta temuan di atas, terbukti bahwa kemampuan
siswa kelas V SD Negeri Kubang Laban dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak belum
mencapai KKM. Dalam pengajaran bahasa Indonesia mengenai
pemahaman unsur instrinsik cerita anak, dapat digunakan salah satu
strategi pembelajaran aktif yaitu metode Role Playing ( bermain peran ).
Menurut Djamarah (2000:199) :
Metode Role Playing ialah suatu cara penugasan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik.
Role Palying dapat menjadi suatu media pendidikan yang ampuh, karena
dalam pembelajaran siswa dilibatkan dalam proses belajar yang
memungkinkan siswa mengeksplorasi hubungannya dengan lingkungan.
Melalui metode Role Playing siswa mendapatkan pembelajaran yang
7
Pengalaman dapat diperoleh melalui proses sosialisasi dan interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitarnya. Pada pembelajaran karya sastra di
sekolah dasar (SD), diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman yang
bermakna untuk kehidupannya kelak.
Dalam permasalahan di atas, peneliti merasa perlu menerapkan
metode Role Playing untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami
unsur instrinsik cerita anak. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian yang
berjudul “Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role Playing”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kesulitan siswa kelas V dalam memahami unsur
instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode role-playing ?
2. Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan metode role-playing
dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ?
3. Apakah metode role-playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ?
C. Tujuan Penelitian
8
1. Memperoleh gambaran mengenai kesulitan siswa kelas V dalam
memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode
role-playing.
2. Menemukan langkah-langkah penggunaan metode role-playing dalam
memahami unsur instrinsik cerita anak.
3. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik
cerita anak dengan metode role-playing.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti dapat
dimanfaatkan secara efisien. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Kelompok Kerja Guru (KKG)
a. Sebagai alternatif untuk memecahkan masalah serupa dalam mengajar
bahasa Indonesia dan dapat dijadikan model pengajaran dalam proses
belajar mengajar sastra anak khususnya dalam memahami unsur
instrisik cerita anak.
b. Sebagai referensi keilmuan mengenai pembelajaran memahami unsur
instrinsik cerita anak.
2. Bagi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)
Sebagai masukan kepada pihak pusat kurikulum atau pengawas sebagai
9
Sebagai masukan bagi orangtua siswa dalam mendidik dan mengawasi
anak dalam belajar.
4. Bagi pembaca
a. Sebagai referensi keilmuan bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan pembaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Sebagai referensi untuk penelitian dengan permasalahan serupa.
E. Definisi Istilah
Dalam penelitian yang berjudul “Mengatasi kesulitan siswa kelas V
SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan
metode Role Playing” ini, secara istilah judul tersebut dapat didefinisikan
sebagai berikut sesuai dengan sumber yang didapatkan oleh peneliti.
1. Mengatasi kesulitan
Mengatasi kesulitan dalam penelitian ini adalah upaya yang
dilakukan oleh guru dan peneliti untuk membantu siswa kelas V SDN
Kubang Laban dalam mengatasi kesulitan memahami unsur instrinsik
cerita anak.
2. Memahami unsur instrinsik cerita anak
Memahami unsur instrinsik cerita anak adalah kegiatan memahami
dan menganalisis unsur-unsur yang terdapat di dalam sebuah cerita anak
yang dibacakan oleh guru.
10
Metode Role Playing merupakan suatu cara pembelajaran yang
melibatkan siswa pada proses belajar-mengajar dalam bentuk kegiatan
bermain peran. Dalam penggunaan metode Role Playing siswa di arahkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang sedang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kubang
Laban Kec. Jombang Kota Cilegon ini merupakan penelitian kualitatif
karena data-data yang diperoleh peneliti merupakan fenomena sosial yang
terjadi di lapangan dan setting alami sebagai sumber data langsung (baca
Iskandar, 2009: 65; Wiriaatmadja, 2008: 96).
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK) karena penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri
Kubang Laban untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran
memahami unsur-unsur instrinsik cerita anak.
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart. Setiap sikluas atau
putaran terdiri dari empet komponen yang meliputi perencanaan,
(planning), tindakan (action), Observasi (observasing), dan refleksi
26
C. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi
partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen.
a. Observasi Partisipan
Observasi partisipan dilaksanakan pada saat pembelajaran
memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang
Laban berlangsung.
b. Wawancara Mendalam
Wawancara ini dilaksanakan setelah pembelajaran
memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang
Laban berlangsung.
c. Analisis Dokumen
Analisis Dokumen dilaksanakan setelah pembelajaran
memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang
Laban berlangsung yang menghasilkan dokumen berupa
dokumen-dokumen resmi yang dimiliki oleh SDN Kubang Laban Kecamatan
Jombang Kota Cilegon dan dokumen-dokumen dari guru mitra
peneliti. Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini berupa (1)
27
D. Teknik Analisis Data
1. Mengenali data
2. Mengelompokkan data
3. Mengidentifikasi data
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti, karena penelitian ini
termasuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (baca Sugiono
2009: 222-223).
F. Latar Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan
Mei.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Kubang Laban
Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Alasan peneliti melakukan
penelitian di SDN Kubang Laban ini adalah karena antatra peneliti dan
pihak sekolah sudah saling mengenal satu sama lain dan lokasinya
terjangkau oleh peneliti sehingga mempermudah peneliti untuk mencari
informasi dan mempermudah peneliti untuk bertukar pendapat dengan
guru kelas dan kepala sekolah. Diharapkan dengan adanya penelitian ini
kemampuan peserta didik dalam memahami unsur instrinsik cerita anak
28
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas V
SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.
4. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian
yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir.
1. Kegiatan Awal
a. Mencari lokasi penelitian
b. Menemukan masalah
c. Menemukan solusi
d. Mengurus surat perizinan
e. Meminta surat keputusan sesuai lokasi penelitian
2. Kegiatan Inti
a. Melakukan kolaborasi dengan guru
Peneliti dengan guru melakukan kolaborasi untuk memilih
pendekatan, model, metode, atau teknik yang tepat dalam mengatasi
permasalahan yang ada dan melaksanakan tindakan penelitian,
kolaborasi ini dilakukan selama penelitian berlangsung.
b. Melakukan siklus pembelajaran yang terdiri dari perencanaan,
29
1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Dalam tahap ini merupakan tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan keterampilan siswa
sebagai solusi. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara
kolaborasi antara guru kelas dan peneliti. Tahap perencanaan ini
kurang lebih sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan
belajar mengajar.
2) Tindakan
Tindakan pada prinsipnya merupakan realitas dari sesuatu
yang sudah direncanakan sebelumnya atau penerapan isi rencana
tindakan di kelas yang diteliti dalam upaya mengatasi
permasalahan.
3) Observasi
Kegiatan pengamatan dapat dilakukan oleh guru sebagai
kolaborator maupun oleh peneliti sendiri. Obsevasi dilakukan untuk
mengumpulkan data yaitu untuk mengamati kemampuan siswa
dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode
Role-Playing. Observasi yang digunakan peneliti adalah observasi
berstruktur, yang mana peneliti telah mengetahui aspek apa yang
30
4) Refleksi
Pada tahap ini adalah kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat
dilakukan ketika peneliti sudah selesai melaksanakan tindakan,
apabila masih ada kekurangan, dilakukan perbaikan dengan
mendiskusikan proses pembelajaran yang telah dilakukan untuk
menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
Kegiatan ini dapat berulang kembali.
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada penelitian tindakan kelas ini adalah
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan data temuan pada penelitian ini yang diperoleh selama
pembelajaran pada kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II di kelas V SDN
Kubang Laban Kec. Jombang Kota Cilegon, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Kesulitan-kesulitan siswa terlihat pada saat beberapa siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan dari guru tentang unsur instrinsik cerita anak.
2. Langkah-langkah dalam pembelajaran memahami unsur instrinsik dengan
metode role playing yaitu:
a. Menghangatkan suasana dan memotivasi siswa.
b. Memilih peran.
c. Menyusun tahapan-tahapan peran.
d. Menyiapkan pengamat.
e. Tahapan pemeranan.
f. Diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I.
g. Pemeranan ulang.
h. Diskusi dan evaluasi tahap II.
44
3. Penggunaan metode role playing dengan tepat akan mengatasi kesulitan
siswa dalam memahami unsur intrinsik cerita anak dan meningkatkan
hasil belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan prasiklus sampai siklus
II . Pada prasiklus nilai rata siswa mencapai 54,3, siklus I nilai
rata-rata siswa mencapai 63,7 dan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata siswa
mencapai 82.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban, maka dalam kesempatan ini
peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.
1. Guru
Penggunaan metode role-playing dapat dijadikan alternatif dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran
sastra, karena dengan menggunakan metode role-playing pada saat kegiatan
belajar-mengajar siswa mendapat pengalaman belajar yang sesungguhnya.
Mereka terlihat aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran serta
mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah. Dengan adanya penerapan
metode role-playing dalam pembelajarn, diharapkan guru sekolah dasar
memiliki inovasi dan berkompetensi dalam meningkatkan mutu pembelajaran
di sekolah.
2.Semua Tenaga Pengajar
45
penggunaan pendekatan yang cocok dengan materi pembelajaran dan perlu
memiliki kemampuan mengajar yang berkompetensi agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik, terutama untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
memahami karya sastra, khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita
anak.
3.Kepala Sekolah
Sebagai pemimpin Kepala Sekolah yang memiliki otoritas dan
pengaruhnya sangat besar di sekolah hendaknya memantau guru dan
memberikan saran yang baik untuk mewujudkan peningkatan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan serta turut mengembangkan hasil penelitian tentang
Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban
Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerita Anak Dengan Metode Role Playing
ini melalui KKG atau KKS demi meningkatkan mutu pendidikan.
4.Peneliti Selanjutnya
Hasil studi ini dapat dijadikan rujukan maupun rujukan keilmuan untuk
mengembangkan kemampuan peneliti selanjutnya untuk meningkatkan
profesionalisme guru SD. Karena penelitian ini hanya dilaksanakan di satu
sekolah, maka peneliti menyarankan kepada guru atau pun para pembaca untuk
DAFTAR PUSTAKA
Ampera, T.(2010).Pengajaran Sastra Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis Aktivitas.Bandung:Widya Padjajaran
Amri, S, dan Ahmadi, I.K. (2010).Konstruksi Pengembangan Pembelajaran Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktikum Kurikulum. Jakarta: Prestasi Pustaka
Anggara, A.(2009).Penggunaan Metode Kerja Kelompok Untuk Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas
V SD Negeri Ciawi 2 Kecamatan Patiia Kabupaten
Pandeglang).Skripsi Sarjana pada FIP PGSD Serang.tidak diterbitkan. Basrowi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.
DeNeve, M.K and Heppner, J. M.(1997). “Role Play Simulations: The Assessment of an Active Learning Technique and Comparisons with Traditional Lectures”.Journal Innovative Higher Education,21,(3),233.
Djaramah, S.B.(2000).Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif.Jakarta:PT Rineka Cipta
Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa di SD. Bandung: Pustaka Latifah
Ertmer, P.A.(2010).“ Expressions of critical thinking in role-playing simulations: comparisons across roles”.Journal J Comput High Educ. 22,(10),75
Irzu.(2011).Kelebihan dan kekurangan metode role playing.[Online].Available at: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244214-kelebihan-dan-kekurangan-metode-role/#ixzz2Tk9NCucc[Mei 15, 2013] Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.
Juanda, D dan Resmini, N.(2007).Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.Bandung:Upi Press
Kosasih, E.(2003).Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa
Larsen-freeman, D. (1986). Techniques and principles in language teaching. New York: Oxford University Press.
Munandar, U.(1985).Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah petunjuk bagi guru dan orang tua.jakarta:PT.Grasindo
Nurgiantoro, B.(2005).Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia
Anak.Yogyakarta:Gajah Mada University Press
Roestiyah.(2008).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta.Rineka Cipta
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suryadin, A dan Rostini, T.(2011).Pengembangan Profesi Guru : Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:CV.Amalia Book
Syabani, D.(2010).Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan (Berbicara) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SD Negeri Kibin Kec. Kibin Kabupaten Serang. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada FIKP UPI Kampus Serang: tidak diterbitkan
Tarigan, H.G. (1986). Menyimak. Bandung : Angkasa.