• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN

DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN

METODE ROLE PLAYING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Halimatus Sa’diah

0903794

(2)

2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Mengatasi

kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur

instrinsik cerita anak dengan metode Role Playing” ini beserta seluruh isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim

dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Serang, Juni 2013

Yang Menyatakan:

(3)
(4)

ABSTRAK

Halimatus Sa’diah. 2013. Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role-Playing.Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

BAB II METODE ROLE-PLAYING, CERITA ANAK, DAN PEMBELAJARAN CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE-PLAYING A. Metode Role-Playing ... 10

B. Cerita Anak ... 14

(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian ... 25

B. Metode Penelitian ... 25

C. Teknik Penelitian ... ... 26

D. Teknik Ananlisis Data ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Latar Penelitian ... 27

BAB IV DATA TEMUAN DAN ANALISIS DATA TEMUAN A. Siklus I ... 31

B. Siklus II ... 38

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 43

B. Rekomendasi ... 44

DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Basrowi (2008:25) mengemukakan penelitian tidakan kelas

merupakan “salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai

kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu

pembelajaran dikelas.” Penelitian ini dilakukan apabila dalam sebuah

pembelajaran teridentifikasi sebuah masalah yang menjadi kesulitan bagi para

siswa. Menurut Sudjana yang dikutip oleh Anggara (2009:3) “masalah adalah inti persoalan yang tersirat dalam judul penelitian”, Anggara (2009:3) pun

mengemukakan pernyataan Arikunto bahwa “memilih masalah penelitian

adalah salah satu langkah awal suatu kegiatan.” Dari kedua pernyataan di

atas peneliti melakukan sebuah observasi partisipan sebagai upaya untuk

dapat menemukan sebuah permasalahan dalam pembelajaran.

Observasi partisipan yang peneliti lakukan terhadap pembelajaran

memahami unsur intrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang Laban yang

dilakukan pada hari Sabtu, 26 Januari 2013 menghasilkan data sebagai

(8)

2

1. Pada saat awal pembelajaran siswa masih terlihat semangat dan disiplin

mengikutinya, namun setelah menit ke 15 semangat dan kedisiplinan siswa

mulai berkurang.

2. Pada menit ke 20 guru memberikan pertanyaan tentang unsur-unsur

intrinsik cerita anak kepada 5 orang siswa, akan tetapi hanya 2 orang siswa

yang mampu menjawab dengan tepat, sedangkan 1 orang menjawab

dengan jawaban yang kurang tepat dan 2 orang siswa tidak mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

3. Pada menit ke 30 siswa mulai kesulitan dengan materi yang disampaikan

oleh guru, karena pada saat guru bertanya tentang unsur instrinsik dari

sebuah cerita anak yang telah dibacakan oleh guru, siswa tidak mampu

menjawab dengan tepat.

4. Pada menit ke 35 situasi kelas mulai tidak kondusif saat guru membagi

siswa kedalam beberapa kelompok dan mengalokasikan perannya

masing-masing.

5. Pada menit ke 40 saat pementasan masing-masing kelompok, terlihat

kelompok yang lain tidak memperhatikan dan mulai sibuk dengan

kegiatannya masing-masing.

6. Pada menit ke 60, guru memberikan tugas kepada siswa untuk

menganalisis unsur instrinsik cerita anak yang telah diperankan oleh

masing-masing kelompok, pada saat sedang mengerjakan tugas dari guru,

(9)

3

mengantuk, dan 10 orang siswa yang merasa kebingungan sehingga

bertanya kepada teman dan guru jawaban dari tugas yang diberikan guru.

Dari hasil observasi di atas, menunjukkan bukti bahwa siswa mengalami

kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

Setelah melakukan observasi partisipan di kelas V SD Negeri Kubang

Laban, peneliti melanjutkan dengan mengadakan wawancara dengan guru

kelas V SD Negeri Kubang Laban yaitu bapak Syair, Ama. Pd dan dua orang

siswa kelas V SD Negeri Kubang Laban yang dilaksanakan pada tanggal 23

Januari 2013. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam. Saat ditanya mengenai kesulitan siswa, guru menjawab “Ada, anak-anak susah

banget kalau disuruh menganalisis cerita anak. Padahal kan gampang banget yah neng.” Dari pernyataan guru wali kelas V tersebut, menunjukkan bahwa

siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya

dalam memahami unsur instrinsik cerita anak. Untuk lebih memperkuat fakta

di lapangan, peneliti melakukan wawancara dengan tiga orang siswa yaitu

Abu H, Bagus Sadewa, dan Dede Atikah. Wawancara dilakukan di dalam

kelas dan pada saat jam istirahat berlangsung agar tidak mengganggu waktu

belajar. Saat para siswa ditanya mengenai pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak, mereka merasa

kebingungan dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik yang terdapat pada

cerita anak yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu, ketika siswa

mendapat tugas menganalisis unsur instrinsik cerita anak, mayoritas para

(10)

4

siswa, dapat menjadi bukti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

memahami unsur instrinsik cerita anak.

Selain melakukan wawancara dengan guru kelas dan siswa, peneliti

juga melakukan analisis dokumen guna memperkuat data hasil temuan pada

penelitian ini. Dokumen-dokumen yang peneliti analisis adalah rekapan nilai

dan catatan siswa. Kedua dokumen tersebut dianalisis guna mendapatkan

gambaran permasalahan yang sedanga dialami oleh siswa. Rekapan nilai

siswa peneliti dapat dari guru kelas V SD Negeri Kubang Laban pada tanggal

26 Januari 2013, yang akan peneliti paparkan pada tabel berikut.

Tabel 1.1

Rekapan Nilai Siswa

No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai

1 A.S Yadi 60 16 Hana A. Lina 60

2 Abu H 70 17 Juliawan S. A 60

3 Agus Tia. N 50 18 Lisnawati 50

4 Aini A.S 50 19 M. Asep. S 60

5 Aninda

Damayanti

50 20 M. Cahya 60

6 Annisa Putri 60 21 M. Fajri 60

7 Anton H. W 60 22 M. Hermanto 50

8 Bagus Sadewa 50 23 M. Iswal 40

9 Baharul ulum 60 24 M. Soleh 60

10 Dede Atikah 60 25 M. Sufian 50

11 Dwi T. S 50 26 Mustirawati 60

12 Eka Putra P. W 60 27 Musyaffa 50

13 Erfiyanto 40 28 Nadiatul Aini 60

14 Fathan Rizki 40 29 Nur Isnan Fitri 50

15 Fuadiyah 40 30 Nurul Aini 60

Jumlah 1630

[image:10.595.118.513.241.703.2]
(11)

5

Hasil rata-rata yang didapatkan oleh siswa pada tabel 1.1 di atas

yaitu 54,3 yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami

unsur instrinsik cerita anak belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yakni 65, yang berarti nilai rata-rata siswa kelas V SD Negeri

Kubang Laban lebih kecil dibandingkan dengan KKM, yaitu 54,2 < 65.

Data di atas menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

memahami unsur instrinsik cerita anak.

Dalam pengamatannya, peneliti menemukan permasalahan pada

catatan siswa yang mayoritas saat menganalisis unsur-unsur instrinsik

cerita anak, siswa masih kurang tepat dalam menjawab. Setelah melakukan

beberapa pengamatan seperti observasi partisipan, wawancara mendalam,

dan analisis dokumen, peneliti pun melakukan diskusi dengan guru kelas

guna menemukan solusi dalam mengatasi atau memperbaiki masalah yang

terjadi.

Kemampuan ideal dalam pengajaran sastra bagi anak sekolah dasar

yaitu menyimak. Menurut Tarigan, menyimak adalah

suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1986:45)

Tarigan (dalam Djuanda, 2008) pun memaparkan menyimak adalah “suatu

proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

(12)

6

terkandung di dalamnya.” Pada proses kegiatan pembelajaran sastra siswa

tidak hanya diarahkan untuk memahami teori seperti mengenai ciri-ciri

cerita anak, unsur-unsur instrisik cerita anak tetapi pembelajaran sastra ini

diharapkan untuk bagaimana siswa mampu menemukan unsur-unsur

instrisik yang terkandung dalam cerita anak seperti tema, amanat, latar,

alur, tokoh, penokohan sudut pandang dan gaya bahasa. Maka dari itu,

dengan mendengarkan siswa diharapkan mampu mengidentifikasi

unsur-unsur yang terdapat dalam cerita anak tersebut.

Berdasarkan fakta-fakta temuan di atas, terbukti bahwa kemampuan

siswa kelas V SD Negeri Kubang Laban dalam pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak belum

mencapai KKM. Dalam pengajaran bahasa Indonesia mengenai

pemahaman unsur instrinsik cerita anak, dapat digunakan salah satu

strategi pembelajaran aktif yaitu metode Role Playing ( bermain peran ).

Menurut Djamarah (2000:199) :

Metode Role Playing ialah suatu cara penugasan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik.

Role Palying dapat menjadi suatu media pendidikan yang ampuh, karena

dalam pembelajaran siswa dilibatkan dalam proses belajar yang

memungkinkan siswa mengeksplorasi hubungannya dengan lingkungan.

Melalui metode Role Playing siswa mendapatkan pembelajaran yang

(13)

7

Pengalaman dapat diperoleh melalui proses sosialisasi dan interaksi antara

individu dengan lingkungan sekitarnya. Pada pembelajaran karya sastra di

sekolah dasar (SD), diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman yang

bermakna untuk kehidupannya kelak.

Dalam permasalahan di atas, peneliti merasa perlu menerapkan

metode Role Playing untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami

unsur instrinsik cerita anak. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian yang

berjudul Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role Playing”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kesulitan siswa kelas V dalam memahami unsur

instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode role-playing ?

2. Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan metode role-playing

dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ?

3. Apakah metode role-playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ?

C. Tujuan Penelitian

(14)

8

1. Memperoleh gambaran mengenai kesulitan siswa kelas V dalam

memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode

role-playing.

2. Menemukan langkah-langkah penggunaan metode role-playing dalam

memahami unsur instrinsik cerita anak.

3. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik

cerita anak dengan metode role-playing.

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti dapat

dimanfaatkan secara efisien. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Kelompok Kerja Guru (KKG)

a. Sebagai alternatif untuk memecahkan masalah serupa dalam mengajar

bahasa Indonesia dan dapat dijadikan model pengajaran dalam proses

belajar mengajar sastra anak khususnya dalam memahami unsur

instrisik cerita anak.

b. Sebagai referensi keilmuan mengenai pembelajaran memahami unsur

instrinsik cerita anak.

2. Bagi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)

Sebagai masukan kepada pihak pusat kurikulum atau pengawas sebagai

(15)

9

Sebagai masukan bagi orangtua siswa dalam mendidik dan mengawasi

anak dalam belajar.

4. Bagi pembaca

a. Sebagai referensi keilmuan bagi pembaca untuk menambah

pengetahuan pembaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Sebagai referensi untuk penelitian dengan permasalahan serupa.

E. Definisi Istilah

Dalam penelitian yang berjudul Mengatasi kesulitan siswa kelas V

SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan

metode Role Playingini, secara istilah judul tersebut dapat didefinisikan

sebagai berikut sesuai dengan sumber yang didapatkan oleh peneliti.

1. Mengatasi kesulitan

Mengatasi kesulitan dalam penelitian ini adalah upaya yang

dilakukan oleh guru dan peneliti untuk membantu siswa kelas V SDN

Kubang Laban dalam mengatasi kesulitan memahami unsur instrinsik

cerita anak.

2. Memahami unsur instrinsik cerita anak

Memahami unsur instrinsik cerita anak adalah kegiatan memahami

dan menganalisis unsur-unsur yang terdapat di dalam sebuah cerita anak

yang dibacakan oleh guru.

(16)

10

Metode Role Playing merupakan suatu cara pembelajaran yang

melibatkan siswa pada proses belajar-mengajar dalam bentuk kegiatan

bermain peran. Dalam penggunaan metode Role Playing siswa di arahkan

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang sedang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kubang

Laban Kec. Jombang Kota Cilegon ini merupakan penelitian kualitatif

karena data-data yang diperoleh peneliti merupakan fenomena sosial yang

terjadi di lapangan dan setting alami sebagai sumber data langsung (baca

Iskandar, 2009: 65; Wiriaatmadja, 2008: 96).

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK) karena penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri

Kubang Laban untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran

memahami unsur-unsur instrinsik cerita anak.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart. Setiap sikluas atau

putaran terdiri dari empet komponen yang meliputi perencanaan,

(planning), tindakan (action), Observasi (observasing), dan refleksi

(18)

26

C. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi

partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen.

a. Observasi Partisipan

Observasi partisipan dilaksanakan pada saat pembelajaran

memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang

Laban berlangsung.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara ini dilaksanakan setelah pembelajaran

memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang

Laban berlangsung.

c. Analisis Dokumen

Analisis Dokumen dilaksanakan setelah pembelajaran

memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang

Laban berlangsung yang menghasilkan dokumen berupa

dokumen-dokumen resmi yang dimiliki oleh SDN Kubang Laban Kecamatan

Jombang Kota Cilegon dan dokumen-dokumen dari guru mitra

peneliti. Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini berupa (1)

(19)

27

D. Teknik Analisis Data

1. Mengenali data

2. Mengelompokkan data

3. Mengidentifikasi data

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti, karena penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi

instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (baca Sugiono

2009: 222-223).

F. Latar Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan

Mei.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Kubang Laban

Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Alasan peneliti melakukan

penelitian di SDN Kubang Laban ini adalah karena antatra peneliti dan

pihak sekolah sudah saling mengenal satu sama lain dan lokasinya

terjangkau oleh peneliti sehingga mempermudah peneliti untuk mencari

informasi dan mempermudah peneliti untuk bertukar pendapat dengan

guru kelas dan kepala sekolah. Diharapkan dengan adanya penelitian ini

kemampuan peserta didik dalam memahami unsur instrinsik cerita anak

(20)

28

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas V

SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

4. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian

yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir.

1. Kegiatan Awal

a. Mencari lokasi penelitian

b. Menemukan masalah

c. Menemukan solusi

d. Mengurus surat perizinan

e. Meminta surat keputusan sesuai lokasi penelitian

2. Kegiatan Inti

a. Melakukan kolaborasi dengan guru

Peneliti dengan guru melakukan kolaborasi untuk memilih

pendekatan, model, metode, atau teknik yang tepat dalam mengatasi

permasalahan yang ada dan melaksanakan tindakan penelitian,

kolaborasi ini dilakukan selama penelitian berlangsung.

b. Melakukan siklus pembelajaran yang terdiri dari perencanaan,

(21)

29

1) Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan. Dalam tahap ini merupakan tindakan yang akan

dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan keterampilan siswa

sebagai solusi. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara

kolaborasi antara guru kelas dan peneliti. Tahap perencanaan ini

kurang lebih sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan

belajar mengajar.

2) Tindakan

Tindakan pada prinsipnya merupakan realitas dari sesuatu

yang sudah direncanakan sebelumnya atau penerapan isi rencana

tindakan di kelas yang diteliti dalam upaya mengatasi

permasalahan.

3) Observasi

Kegiatan pengamatan dapat dilakukan oleh guru sebagai

kolaborator maupun oleh peneliti sendiri. Obsevasi dilakukan untuk

mengumpulkan data yaitu untuk mengamati kemampuan siswa

dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode

Role-Playing. Observasi yang digunakan peneliti adalah observasi

berstruktur, yang mana peneliti telah mengetahui aspek apa yang

(22)

30

4) Refleksi

Pada tahap ini adalah kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat

dilakukan ketika peneliti sudah selesai melaksanakan tindakan,

apabila masih ada kekurangan, dilakukan perbaikan dengan

mendiskusikan proses pembelajaran yang telah dilakukan untuk

menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

Kegiatan ini dapat berulang kembali.

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada penelitian tindakan kelas ini adalah

(23)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data temuan pada penelitian ini yang diperoleh selama

pembelajaran pada kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II di kelas V SDN

Kubang Laban Kec. Jombang Kota Cilegon, dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Kesulitan-kesulitan siswa terlihat pada saat beberapa siswa tidak dapat

menjawab pertanyaan dari guru tentang unsur instrinsik cerita anak.

2. Langkah-langkah dalam pembelajaran memahami unsur instrinsik dengan

metode role playing yaitu:

a. Menghangatkan suasana dan memotivasi siswa.

b. Memilih peran.

c. Menyusun tahapan-tahapan peran.

d. Menyiapkan pengamat.

e. Tahapan pemeranan.

f. Diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I.

g. Pemeranan ulang.

h. Diskusi dan evaluasi tahap II.

(24)

44

3. Penggunaan metode role playing dengan tepat akan mengatasi kesulitan

siswa dalam memahami unsur intrinsik cerita anak dan meningkatkan

hasil belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan prasiklus sampai siklus

II . Pada prasiklus nilai rata siswa mencapai 54,3, siklus I nilai

rata-rata siswa mencapai 63,7 dan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata siswa

mencapai 82.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan

di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban, maka dalam kesempatan ini

peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1. Guru

Penggunaan metode role-playing dapat dijadikan alternatif dalam

pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran

sastra, karena dengan menggunakan metode role-playing pada saat kegiatan

belajar-mengajar siswa mendapat pengalaman belajar yang sesungguhnya.

Mereka terlihat aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran serta

mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah. Dengan adanya penerapan

metode role-playing dalam pembelajarn, diharapkan guru sekolah dasar

memiliki inovasi dan berkompetensi dalam meningkatkan mutu pembelajaran

di sekolah.

2.Semua Tenaga Pengajar

(25)

45

penggunaan pendekatan yang cocok dengan materi pembelajaran dan perlu

memiliki kemampuan mengajar yang berkompetensi agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan baik, terutama untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

memahami karya sastra, khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita

anak.

3.Kepala Sekolah

Sebagai pemimpin Kepala Sekolah yang memiliki otoritas dan

pengaruhnya sangat besar di sekolah hendaknya memantau guru dan

memberikan saran yang baik untuk mewujudkan peningkatan pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan serta turut mengembangkan hasil penelitian tentang

Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban

Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerita Anak Dengan Metode Role Playing

ini melalui KKG atau KKS demi meningkatkan mutu pendidikan.

4.Peneliti Selanjutnya

Hasil studi ini dapat dijadikan rujukan maupun rujukan keilmuan untuk

mengembangkan kemampuan peneliti selanjutnya untuk meningkatkan

profesionalisme guru SD. Karena penelitian ini hanya dilaksanakan di satu

sekolah, maka peneliti menyarankan kepada guru atau pun para pembaca untuk

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ampera, T.(2010).Pengajaran Sastra Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis Aktivitas.Bandung:Widya Padjajaran

Amri, S, dan Ahmadi, I.K. (2010).Konstruksi Pengembangan Pembelajaran Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktikum Kurikulum. Jakarta: Prestasi Pustaka

Anggara, A.(2009).Penggunaan Metode Kerja Kelompok Untuk Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas

V SD Negeri Ciawi 2 Kecamatan Patiia Kabupaten

Pandeglang).Skripsi Sarjana pada FIP PGSD Serang.tidak diterbitkan. Basrowi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

DeNeve, M.K and Heppner, J. M.(1997). “Role Play Simulations: The Assessment of an Active Learning Technique and Comparisons with Traditional Lectures”.Journal Innovative Higher Education,21,(3),233.

Djaramah, S.B.(2000).Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif.Jakarta:PT Rineka Cipta

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa di SD. Bandung: Pustaka Latifah

Ertmer, P.A.(2010).“ Expressions of critical thinking in role-playing simulations: comparisons across roles”.Journal J Comput High Educ. 22,(10),75

Irzu.(2011).Kelebihan dan kekurangan metode role playing.[Online].Available at: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244214-kelebihan-dan-kekurangan-metode-role/#ixzz2Tk9NCucc[Mei 15, 2013] Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Juanda, D dan Resmini, N.(2007).Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.Bandung:Upi Press

Kosasih, E.(2003).Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa

(27)

Larsen-freeman, D. (1986). Techniques and principles in language teaching. New York: Oxford University Press.

Munandar, U.(1985).Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah petunjuk bagi guru dan orang tua.jakarta:PT.Grasindo

Nurgiantoro, B.(2005).Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia

Anak.Yogyakarta:Gajah Mada University Press

Roestiyah.(2008).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta.Rineka Cipta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryadin, A dan Rostini, T.(2011).Pengembangan Profesi Guru : Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:CV.Amalia Book

Syabani, D.(2010).Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan (Berbicara) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SD Negeri Kibin Kec. Kibin Kabupaten Serang. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada FIKP UPI Kampus Serang: tidak diterbitkan

Tarigan, H.G. (1986). Menyimak. Bandung : Angkasa.

Gambar

gambaran permasalahan yang sedanga dialami oleh siswa. Rekapan nilai

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh kualitas layanan guru dankepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di kota Cilegon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa maka pengurus takmir masjid dari aspek organisasi lokal dalam usaha memberdayakan jamaahnya di Kota Madiun dengan 7 indikator dapat dijelaskan ;

6 Apabila situasi keamanan diwilayah tempat / lokasi kampanye tidak memungkinkan diselenggarakan kampanye, Polri setempat dapat mengusulkan kepada KPU, KPU Provinsi dan KPU

 Untuk melakukan transaksi pembayaran tagihan telepon rumah, silahkan masukkan nomor Speedy pelanggan pada kolom yang telah tersedia &gt;&gt; klik Lanjut &gt;&gt; masukkan PIN

Untuk berperilaku penggunaan kondom bagi pekerja seks dibutuhkan juga fasilitas pendukung yang memadai dengan sistem pelayanan yang mudah diperoleh misalnya; pekerja seks yang

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak dan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepuasan Wajib Pajak dapat dijadikan sebagai

Partisipan pada kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan psikoedukasi seks Islami mengalami perubahan pada perilaku eksplorasi daerah genital (follow up)

a. Perusahaan menerima pelunasan piutang Rp 6.000.000,00 belum disetor ke bank. PT.MUKTI PERDANA mengeluarkan cek Rp 12.000.000,00 tetapi dicatat oleh bank dalam rekening